KEADAAN LAPANGAN
Sebelum pekerjaan di lapangan dimulai, lokasi tempat pekerjaan harus ditinjau lebih dahulu oleh direksi pekerjaan
bersama-sama dengan Kontraktor Pelaksana.
Apabila tidak ada kesamaan antara keadaan lapangan dengan keadaan seperti yang ditunjukkan dalam gambar,
maka Kontraktor segera menyampaikan secara tertulis kepada Direksi untuk mendapatkan penyelesaian lebih lanjut.
PENGUKURAN SITUASI
1. PEKERJAAN 1.1. Pengukuran
PENDAHULUAN 1.1.1. Untuk pekerjaan pengukuran situasi ini, perlu diperhatikan rencana gambar
dan bestek.
1.1.2. Semua pekerjaan yang berhubungan dengan pengukuran situasi ini, harus
diketahui dan disetujui Unsur Bagian Proyek, Pengelola Teknis Proyek dan
Konsultan Pengawas
1.2. Pembersihan Lokasi
1.2.1. Untuk pembersihan lokasi ini perlu diperhatikan gambar rencana
1.2.2. Pembersihan Lokasi dinyatakan selesai, bila telah mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas
1.3. Mobilisasi dan demobilisasi
1.3.1. Kontraktor wajib mendatangkan kelokasi (mobilisasi) dan alat-alat yang akan
dipergunakan untuk pekerjaan ini dan mengembalikan (demobilisasi) alat
tersebut setelah pekerjaan selesai
1.3.2. Sebelum dilakukan mobilisasi, kontraktor harus memberitahukan dan meminta
persetujuan terhadap jenis/kapasitas alat yang akan digunakan kepada
Konsultan Pengawas Lapangan maupun Dinas terkait. Apabila alat yang
didatangkan tidak sesuai dengan spesifikasi dan tidak ada persetujuan
pengawas, pengawas dapat memerintahkan Kontraktor untuk mengembalikan
dan mengganti alat tersebut yang sesuai dengan spesifikasi
1.3.3. Segala resiko yang diakibatkan oleh pekerjaan mobilisasi dan demobilisasi
menjadi tanggung jawab Kontraktor
1.4. Penyelenggaraan SMK3
1.4.1. Kontraktor wajib melaksanakan sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja
1.5. Papan Nama Proyek
1.5.1. Kontraktor diwajibkan membuat papan nama proyek.
1.5.2. Papan nama proyek diletakkan pada tempat yang mudah dilihat umum.
1.5.3. Papan nama proyek memuat :
- Nama proyek
- Pemilik proyek
- Lokasi proyek
- Jumlah biaya (kontrak)
- Nama Konsultan Perencana
- Nama Konsultan Pengawas
- Nama Pelaksana (Kontraktor)
- Proyek dimulai tanggal, bulan, tahun
3. PENYELENGARAAN 3.1. Kontraktor pelaksana wajib menyelenggarakan system manajemen keselamatan dan
KESELAMATAN DAN kesehatan kerja (SMK3) dilingkungan pekerjaan
KESEHATAN KERJA 3.2. Alat Pelindung Diri (APD)
(K3) APD merupakan perlengkapan wajib yang digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan
resiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja dan orang disekitarnya. Alat pelindung
diri meliputi:
3.2.1. Alat Pelindung Kepala
3.2.1.1. Safety Helmet atau helm pelindung untuk melindungi kepala dari
benda-benda yang dapat melukai kepala.
3.2.1.2. Safety Goggles atau kacamata pengamanan untuk melindungi
mata dari paparan partikel yang melayang di udara, percikan
benda kecil, benda panas ataupun uap panas.
3.2.1.3. Hearing Protection atau penutup telinga untuk melindungi dari
kebisingan ataupun tekanan.
3.2.1.4. Safety Mask atau masker yang berfungsi sebagai alat pelindung
pernafasan saat berada di area yang kualitas udaranya tidak baik.
3.2.1.5. Face Shield atau pelindung wajah untuk melindungi wajah dari
paparan bahan kimia, percikan benda kecil, benda panas ataupun
uap panas, benturan atau pukulan benda keras dan tajam.
3.2.2. Alat Pelindung Tubuh
3.2.2.1. Apron atau celemek untuk melindungi tubuh dari percikan bahan
kimia dan suhu panas.
3.2.2.2. Safety Vest atau rompi keselamatan kerja yang bertujuan untuk
mencegah terjadinya kontak atau kecelakaan.
3.2.2.3. Safety Clothing atau alat pelindung tubuh untuk melindungi dari
hal-hal yang membahayakan saat bekerja, mengurangi resiko terluka
dan juga digunakan sebagai identitas pekerja.
3.2.3.1. Safety Gloves atau sarung tangan yang berfungsi melindungi jari-
jari dan tangan dari api, suhu panas, suhu dingin, radiasi, bahan
kimia, arus listrik, bahan kimia, benturan, pukulan, dan goresan
benda tajam.
3.2.3.2. Safety Belt atau sabuk pengaman yang dipakai saat menggunakan
alat transportasi serta untuk membatasi ruang gerak pekerja agar
tidak terjatuh.
3.2.3.3. Safety Boot/Shoes adalah sepatu boot atau sepatu pelindung
untuk melindungi kaki dari benturan, tertimpa benda berat, tertusuk
benda tajam, terkena cairan panas atau dingin, uap panas, bahan
kimia berbahaya ataupun permukaan licin.
3.3. Indentifikasi bahaya yang bisa terjadi dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
4. LAIN - LAIN 4.1. Setelah rapat PCM dilaksanakan kontraktor diwajibkan membuat shop drawing dan
jadwal pelaksanaan pekerjaan (time schedule / time sheet) yang ditandatangani oleh
konsultan pengawas dan direksi pekerjaan
4.2. Membuat back up volume terpasang di setiap selesai melaksanakan satu item
pekerjaan
4.3. Membuat as built drawing setelah pekerjaan selesai secara keseluruhan
4.4. Membuat / menyerahkan laporan harian kepada pengawas lapangan konsultan disetiap
akhir minggu pekerjaan agar konsultan pengawas dapat membuat rekap mingguan dan
melakukan perbandingan terhadap laporan mingguan yang dibuat olehnya
4.5. Biaya yang ditimbulkan oleh item-item tersebut diatas menjadi tanggung jawab
kontraktor
5 .PENUTUP 5.1. Apabila tidak ada kesamaan antara keadaan lapangan dengan keadaan seperti yang
ditunjukkan dalam gambar, maka Kontraktor segera menyampaikan secara tertulis
kepada Direksi untuk mendapatkan penyelesaian lebih lanjut menuju kepenyerahan
yang lengkap dan sempurna menurut pertimbangan direksi
5.2. Sebelum penyerahan pertama, Pelaksana Konstruksi wajib meneliti semua bagian
pekerjaan yang belum sempurna dan harus diperbaiki, semua ruangan harus bersih dipel,
halaman harus ditata rapi dan semua barang yang tidak berguna harus disingkirkan dari
lokasi pekerjaan.
5.3. Hal-hal yang timbul pada pelaksanaan yang memerlukan penyelesaian di lapangan
akan dibicarakan dan diatur oleh Konsultan Pengawas/Direksi dan Pelaksana
Konstnrksi.
5.4. Bila diperlukan akan dibicarakan bersama Konsultan perencana.
5.5. Selama pemeliharaan, Pelaksana Konstruksi wajib merawa! mengamankan dan
memperbaiki segala cacat yang timbul, sehingga sebelum penyerahan kedua
dilaksanakan pekerjaan benar-benar telah sempurna