Anda di halaman 1dari 24

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN INOVATIF

(RPP INOVATIF)

SEKOLAH : SMP Muhammadiyah Sokaraja


MATA PELAJARAN : PPKn
KELAS / SEMESTER : VIII / Gasal
MATERI POKOK : Memaknai Tata Urutan Peraturan Perundang-Undangan
SUB MATERI : Proses Penyusunan Peraturan Perundang-undangan
ALOKASI WAKTU : 3 x 40 menit (3JP)

A. KOMPETENSI INTI
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleran, gotong royong), santun,
dan percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan
kejadian tampak mata.
4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung,
menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang
sama dalam sudut pandang/teori.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI (IPK)

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR PENCAPAIN KOMPETENSI


1.3. Menghargai perilaku beriman dan 1.3.1. Membangun rasa syukur terhadap karunia
bertaqwa kepada Tuhan Yang dan kemurahan Tuhan yang Maha Kuasa
Maha Esa dan berakhlak mulia (A4)
dalam kehidupan di sekolah dan
masyarakat. (A3)
2.1 Menunjukkan sikap disiplin dalam 2.1.1 Berperilaku disiplin di masyarakat
menerapkan aturan sesuai dengan dengan melaksanakan konsepsi tata
nilai-nilai yang terkandung dalam urutan peraturan perundang-undangan
tata urutan peraturan perundang- sesuai dengan Undang-Undang Dasar
undangan nasional. (A3) Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
(A4)
3.1 Memahami proses pembuatan 3.1.1 Menelaah Proses Pembuatan Peraturan
peraturan perundang-undangan Perundang-undangan Indonesia
dalam sistem hukum nasional di berdasarkan Undang-Undang Dasar
Indonesia. (C4) Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
(C4)
4.1 Menyajikan hasil telaah tentang 4.1.1 Menyajikan hasil telaah sebagai
proses penyusunan peraturan penyusun proses penyusunan peraturan
perundang-undangan dalam sistem perundang-undangan dalam system
hukum nasional di Indonesia. (P3) hukum nasional di Indonesia. (P4)

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui model pembelajaran Projec Based Learning (PjBL) dengan metode pembelajaran mind
map serta pemanfaatan media video youtube serta PPT diharapkan peserta didik (audiens)
mampu:
Kompetensi Sikap Spiritual
Setelah mengamati tayangan video tentang materi dan teks powerpoint (TPACK) dan
melakukan diskusi kelompok membuat peta konsep/mind map (condition) peserta didik
(audiens) dapat menghargai (behavior) sikap syukur atas proses perundang-undangan di
Indonesia dan dapat membangun proses penyusunan peraturan perundang-undangan yang
berlaku dengan penuh kesadaran (C4-Degree)

Kompetensi Sikap Sosial


Setelah mengamati tayangan video tentang materi dan teks powerpoint (TPACK) dan
melakukan diskusi kelompok membuat peta konsep/mind map (condition) peserta didik
(audiens) dapat membangun (behavior) sikap tanggungjawab, disiplin, peduli dan percaya
diri sebagai cerminan dari proses penyusunan peraturan perundang-undangan yang berlaku
dalam masyarakat dengan sungguh-sungguh (C4-Degree)

Kompetensi Pengetahuan
Setelah menyimak tayangan video youtube dan teks powerpoint (TPACK) dan melakukan
diskusi kelompok membuat peta konsep/mind map (condition) peserta didik (audiens) dapat
menelaah (behavior) proses penyusunan Peraturan Perundang-undangan Indonesia dengan
tepat (C4-Degree).

Kompetensi Keterampilan
Setelah menyimak tayangan video youtube dan teks powerpoint (TPACK) dan melakukan
diskusi kelompok membuat peta konsep/mind map (condition) peserta didik (audiens) dapat
menyajikan (behavior) proses penyusunan Peraturan Perundang-undangan Indonesia dengan
tepat (C4-Degree).

D. MATERI PEMBELAJARAN
Proses Penyusunan Peraturan Perundang-undangan
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
b. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat
c. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
d. Peraturan Pemerintah (PP)
e. Peraturan Presiden (Perpres)
f. Peraturan Daerah Provinsi (Perda Provinsi)
g. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota (Perda Kabupaten/Kota)
E. Alat, Media, dan Sumber Bahan Ajar
1. Alat : Kertas manila atau asturo, spidol berwarna atau pensil warna, penggaris,
pensil, bolpoint, leptop, LCD
2. Media : Power point, Video
3. Sumber buku : a. Buku Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VIII
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, 2014.
b. Buku Siswa Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VIII
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, 2016.
c. Internet
Video pembelajaran:
https://www.youtube.com/watch?v=JAY06CpXuoM

F. Metode Pembelajaran
a. Model : Project Based Learning
b. Pendekatan : Student Center
c. Metode : Diskusi kelompok (membuat mind map)

G. Kegiatan pembelajaran

Tahapan Kegiatan Pembelajaran Aalokasi


Waktu
(menit)
Kegiatan Orientasi 10’
Pendahuluan 1. Guru mempersiapkan secara fisik dan psikis peserta
didik untuk mengikuti pembelajaran dengan
melakukan berdoa
2. Guru mengecek kehadiran peserta didik
3. Guru mengecek kebersihan dan kerapian kelas
4. Guru mengecek kesiapan buku tulis dan sumber
belajar

Apersepsi
1. Guru mengaitkan materi pembelajaran yang
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari pada
hari itu
2. Guru melakukan apersepsi melalui tanya jawab atau
problem solving mengenai materi Proses Penyusunan
Peraturan Perundang-undangan di Indonesia
berdasarkan UUD NRI Tahun 1945.

Motivasi
1. Guru memberikan gambaran tentang materi yang akan
dibahas
2. Apabila materi ini dikerjakan dengan baik dan
sungguh-sungguh maka peserta didik diharapkan
dapat menjelaskan tentang proses penyusunan
peraturan perundang-undangan di Indonesia
Pemberian Acuan
1. Guru menyampaikan kompetensi dasar, tujuan
pembelajaran yang akan dicapai dan mekanisme
penilaian
2. Guru menyampikan mekanisme pembelajaran yang
akan dilakukan pada pertemuan yang berlangsung
Kegiatan Inti Persiapan 100’
1. Guru menjelaskan materi ajar tentang Proses
Penyusunan Peraturan Perundang-undangan di
Indonesia berdasarkan UUD NRI Tahun 1945 dan
kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan peserta
didik melalui tayangan power point dan video
pembelajaran
2. Peserta didik dengan dibimbing oleh guru membentuk
kelompok

Pertanyaan mendasar
1. Guru menyampaikan topik/judul (membuat mind
map) dan mengajukan pertanyaan bagaimana cara
untuk mengerjakannya
2. Guru mengajukan pertanyaan mendasar apa yang
harus dilakukan peserta didik terhadap
topic/pemecahan masalah terhadap proyek tersebut
(membuat mind map)

Mendesain perencanaan produk


1. Guru menyampaikan prosedur pembuatan mind map.
2. Peserta didik mempersiapkan kertas manila atau
asturo, spidol berwarna atau pensil warna, penggaris,
pensil dan bolpoint
3. Peserta didik dengan dibimbing oleh guru mecari
materi tentang proses penyusunan peraturan
perundang-undangan di Indonesia di buku paket siswa
serta internet
4. Peserta didik menyusun rencana pembuatan mind map
meliputi pembagian tugas, persiapan alat, bahan,
media dan sumber yang dibutuhkan

Menyusun Jadwal Pembuatan


1. Peserta didik dibimbing oleh guru membuat jadwal
proyek mind map (tahapan-tahapan dan
pengumpulan)
2. Peserta didik dengan bimbingan guru menyusun
jadwal penyelesaian proyek dengan memperhatikan
batas waktu yang telah ditentukan

Memonitor keaktifan dan perkembangan proyek


1. Guru memantau keaktifan peserta didik selama
melaksanakan proyek, memantau pekerjaan hasil
proyek serta perkembangan hasil proyek
2. Peserta didik dibimbing oleh guru jika mengalami
kesulitan dalam mengerjakan proyek
Menguji Hasil
1. Guru memeriksa hasil proyek yang sudah dikerjakan
peserta didik
2. Peserta didik dibimbing oleh guru untuk
mempresentasikan hasil kerja proyek kelompok
mereka

Evaluasi pengalaman belajar


1. Guru membimbing proses pemaparan proyek,
menanggapi hasil, selanjutnya guru dan peserta didik
merefeksikan/menyimpulkan
2. Peserta didik memaparkan laporan, peserta didik
yang lain memberi tanggapan dan bersama guru
menyimpulkan hasil proyek

Kegiatan 1. Peserta didik bersama dengan guru menyimpulkan 10’


Penutup materi pembelajaran melalui tanya jawab secara
klasikal.
2. Guru memberi refleksi mengenai pembelajaran hari
ini tentang proses penyusunan peraturan perundang-
undangan di Indonesia
3. Guru memberikan umpan balik atas proses
pembelajaran yang dilakukan
4. Guru menjelaskan rencana kegiatan pertemuan
berikutnya
5. Guru memberikan salam penutup untuk mengakhiri
pembelajaran
H. PENILAIAN PROSES DAN HASIL BELAJAR
1. Teknik Penilaian

No Aspek Teknik Bentuk Instrumen


1 Sikap Observasi Lembar Pengamatan

2 Pengetahuan  Penugasan  LKPD (terlampir)


 Tes Tertulis  Soal Essay (terlampir)

3 Keterampilan Unjuk Kerja Rubrik Penskoran

2. Pembelajaran Remedial
Kegiatan pembelajaran remedial dilaksanakan dalam bentuk:

a. Remidial dapat diberikan kepada peserta didik yang belum mencapai KKM
maupun kepada peserta didik yang sudah melampui KKM. Remidial terdiri
atas dua bagian : remedial karena belum mencapai KKM dan remedial
karena belum mencapai Kompetensi Dasar.
b. Guru memberi semangat kepada peserta didik yang belum mencapai KKM
(Kriteria Ketuntasan Minimal). Guru akan memberikan tugas bagi
peserta didik yang belum mencapai KKM (Kriterian Ketuntasan Minimal).
c. Program remidial diberikan kepada peserta didik samapi mencapai nilai
KKM.

3. Pembelajaran Pengayaan
Kegiatan pembelajaran pengayaan dilaksanakan dalam bentuk:

a. Guru memberikan tugas untuk mempelajari lebih lanjut tentang materi pokok dari
berbagai sumber dan mencatat hal-hal penting. Selanjutnya menyajikan dalam bentuk
membacakan dikelas

b. Peserta didik membantu peserta didik lain yang belum tuntas dengan pembelajaran
tutor sebaya.
I. Lampiran
1. Bahan ajar
2. LKPD
3. Media
4. Penilaian

Mengetahui Sokaraja, 30 September 2022


Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Budi Wuryanto, S.E Hesti Setianingrum, S.Pd


NIP. - NIP.-
Lampiran 1

Bahan Ajar

Proses Penyusunan Peraturan Perundang-undangan


Peraturan perundang-undangan yang telah disebutkan dalam tata urutan perundang-undangan yang
diatur dalam UU Nomor 12 Tahun 2011 di atas, secara lebih jelas sebagai berikut.
1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 merupakan hukum dasar
dalam peraturan perundangan-undangan. Sebagai hukum dasar, UUD mengikat setiap warga
negara dan berisi norma dan ketentuan yang harus ditaati. Sebagai hukum dasar, UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 merupakan sumber hukum bagi peraturan perundang-
undangan, dan merupakan hukum tertinggi dalam tata urutan peraturan perundang-undangan
di Indonesia. Secara historis, UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 disusun oleh
Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan ditetapkan oleh
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus 1945.
Majelis Permusyawaratan Rakyat berwenang mengubah dan menetapkan UUD sesuai amanat
pasal 3 ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Perubahan terhadap UUD
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sudah dilakukan sebanyak 4 (empat) kali perubahan.
Perubahan ini dilakukan sebagai jawaban atas tuntutan reformasi dalam sistem pemerintahan
di Indonesia. Tata cara perubahan UUD ditegaskan dalam pasal 37 UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, secara singkat sebagai berikut:
1. Usul perubahan pasal-pasal diajukan oleh sekurang-kurangnya 1/3 dari jumlah anggota
MPR dan disampaikan secara tertulis yang memuat bagian yang diusulkan untuk diubah
beserta alasannya.
2. Sidang MPR untuk mengubah pasal-pasal dihadiri sekurang-kurangnya 2/3 anggota MPR.
3. Putusan untuk mengubah disetujui oleh sekurang-kurangnya 50% ditambah satu dari
anggota MPR.
4. Khusus mengenai bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak dapat dilakukan
perubahan.
Perlu juga kalian pahami bahwa dalam perubahan UUD Negara Republik Indonesia Tahun
1945 terdapat beberapa kesepakatan dasar, yaitu sebagai berikut:
a. Tidak mengubah Pembukaaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
b. Tetap mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
c. Mempertegas sistem pemerintahan presidensial.
d. Penjelasan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang memuat hal-hal bersifat
normatif (hukum) akan dimasukkan ke dalam pasal-pasal.
e. Melakukan perubahan dengan cara adendum, artinya menambah pasal perubahan tanpa
menghilangkan pasal sebelumnya. Tujuan perubahan bersifat adendum untuk
kepentingan bukti sejarah.

2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat


Ketika MPRS dan MPR masih berkedudukan sebagai lembaga tertinggi negara salah satu
produk hukum MPR adalah Ketetapan MPR. Ketetapan MPR adalah putusan majelis yang
memiliki kekuatan hukum mengikat ke dalam dan ke luar majelis. Mengikat ke dalam berarti
mengikat kepada seluruh anggota majelis. Mengikat ke luar berarti setiap warga negara,
lembaga masyarakat dan lembaga negara terikat oleh Ketetapan MPR.
Adapun yang dimaksud dengan ”Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat” dalam UU
Nomor 12 Tahun 2011 adalah Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara dan
Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat yang masih berlaku sebagaimana dimaksud
dalam pasal 2 dan pasal 4 Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia
Nomor: I/MPR/2003 tentang Peninjauan terhadap Materi dan Status Hukum Ketetapan Majelis
Permusyawaratan Rakyat Sementara dan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Tahun
1960 sampai dengan Tahun 2002, tanggal 7 Agustus 2003.
Pasal 2 Ketetapan MPR No. I/MPR/2003 menegaskan bahwa beberapa ketetapan MPRS dan
MPR yang masih berlaku dengan ketentuan adalah sebagai berikut:
a. Ketetapan MPRS RI Nomor XXV/MPRS/1966 tentang Pembubaran Partai Komunis
Indonesia (PKI), Pernyataan sebagai Organisasi Terlarang di Seluruh Wilayah NKRI bagi
PKI, dan Larangan Setiap Kegiatan untuk Menyebarluaskan atau Mengembangkan Paham
atau Ajaran Komunisme/Marxisme-Leninisme.
b. Ketetapan MPR RI Nomor XVI/MPR/1998 tentang Politik Ekonomi dalam rangka
Demokrasi Ekonomi.
c. Ketetapan MPR RI Nomor V/MPR/1999 tentang Penentuan Pendapat di Timor Timur.

Pasal 4 Ketetapan MPR No. I/MPR/2003 mengatur ketetapan MPRS/MPR yang dinyatakan
tetap berlaku sampai dengan terbentuknya undang-undang, yaitu sebagai berikut:
a. Ketetapan MPRS RI Nomor XXIX/MPRS/1966 tentang Pengangkatan Pahlawan Ampera.
b. Ketetapan MPR RI Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih,
Bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN).
c. Ketetapan MPR RI Nomor XV/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Otonomi Daerah;
Pengaturan; Pembagian, dan Pemanfaatan Sumber Daya Nasional yang Berkeadilan, serta
Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah dalam Kerangka Nkri.
d. Ketetapan MPR RI Nomor III/MPR/2000 tentang Sumber Hukum dan Tata Urutan
Peraturan Perundang-undangan. Ketetapan ini saat ini sudah tidak berlaku karena sudah
ditetapkan undang-undang yang mengatur tentang hal ini.
e. Ketetapan MPR RI Nomor V/MPR/2000 tentang Pemantapan Persatuan dan Kesatuan
Nasional.
f. Ketetapan MPR RI Nomor VI/MPR/2000 tentang Pemisahan TNI dan Polri.
g. Ketetapan MPR RI Nomor VII/MPR/2000 tentang Peran TNI dan Polri.
h. Ketetapan MPR RI Nomor VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa.
i. Ketetapan MPR RI Nomor VII/MPR/2001 tentang Visi Indonesia Masa Depan.
j. Ketetapan MPR RI Nomor VIII/MPR/2001 tentang Rekomendasi Arah Kebijakan
Pemberantasan dan Pencegahan KKN.
k. Ketetapan MPR RI Nomor IX/MPR/2001 tentang Pembaruan Agraria dan Pengelolaan
Sumber Daya Alam.

3. Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang


Undang-Undang adalah peraturan perundang-undangan yang dibentuk oleh DPR dengan
persetujuan bersama presiden. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang adalah
peraturan yang ditetapkan oleh presiden dalam hal ihwal kegentingan yang memaksa. Undang-
Undang dan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang memiliki kedudukan yang
sederajat. DPR merupakan lembaga negara yang memegang kekuasaan membentuk undang-
undang, berdasarkan pasal 20 ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Namun,
kekuasaan ini harus dengan persetujuan presiden.
Suatu rancangan undang-undang dapat diusulkan oleh DPR atau presiden. Dewan Perwakilan
Daerah juga dapat mengusulkan rancangan undang-undang tertentu kepada DPR. Proses
pembuatan undang-undang apabila rancangan diusulkan oleh DPR sebagai berikut:
a. DPR mengajukan rancangan undang-undang secara tertulis kepada presiden.
b. Presiden menugasi menteri terkait untuk membahas rancangan undang-undang bersama
DPR.
c. Apabila disetujui bersama oleh DPR dan presiden, selanjutnya rancangan undang-undang
disahkan oleh presiden menjadi undang-undang.
Proses pembuatan undang-undang apabila rancangan diusulkan oleh DPD sebagai berikut:
a. DPD mengajukan usul rancangan undang-undang kepada DPR secara tertulis.
b. DPR membahas rancangan undang-undang yang diusulkan oleh DPD melalui alat
kelengkapan DPR.
c. DPR mengajukan rancangan undang-undang secara tertulis kepada presiden. Presiden
menugasi menteri terkait untuk membahas rancangan undang-undang bersama DPR.
d. Apabila disetujui bersama oleh DPR dan presiden, selanjutnya rancangan undang-undang
disahkan oleh presiden menjadi undang-undang.
Di samping undang-undang, ada peraturan perundang-undangan yang setara kedudukannya
dengan undang-undang, yaitu Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang. Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) adalah peraturan perundang-undangan yang
dikeluarkan oleh presiden karena keadaan genting dan memaksa. Dengan kata lain,
diterbitkannya Perppu jika keadaan dipandang darurat dan perlu payung hukum untuk
melaksanakan suatu kebijakan pemerintah. Perppu diatur dalam UUD 1945 pasal 22 ayat (1,
2, dan 3) yang memuat ketentuan sebagai berikut:
1) Presiden berhak mengeluarkan Perppu dalam hal ihwal kegentingan yang memaksa.
2) Perppu harus mendapat persetujuan DPR dalam masa persidangan berikutnya.
3) Apabila Perppu tidak mendapat persetujuan DPR, maka Perppu harus dicabut.
4) Apabila Perppu mendapat persetujuan DPR, Perppu ditetapkan menjadi undang-undang.
Contoh Perppu yang dijadikan undang-undang, antara lain Perppu No. 1 Tahun 1999 tentang
Pengadilan Hak Asasi Manusia. Perppu tersebut kemudian ditetapkan menjadi Undang-
Undang No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia.
4. Peraturan Pemerintah (PP)
Peraturan pemerintah adalah peraturan perundangan-undangan yang ditetapkan oleh presiden
untuk melaksanakan Undang-Undang sebagaimana mestinya. Hal ini sesuai dengan UUD
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal 5 ayat (2). Peraturan pemerintah ditetapkan oleh
presiden sebagai pelaksana kepala pemerintahan. Contoh dari peraturan pemerintah adalah PP
No. 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan untuk Melaksanakan UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
Tahapan penyusunan Peraturan Pemerintah sebagai berikut:
a. Tahap perencanaan rancangan Peraturan Pemerintah (PP) disiapkan oleh kementerian
dan/atau lembaga pemerintah bukan kementerian sesuai dengan bidang tugasnya.
b. Tahap penyusunan rancangan PP, dengan membentuk panitia antarkementerian dan/atau
lembaga pemerintah bukan kementerian.
c. Tahap penetapan dan pengundangan PP ditetapkan oleh presiden (Pasal 5 ayat (2) UUD
1945) kemudian diundangkan oleh Sekretaris Negara.

5. Peraturan Presiden (Perpres)


Peraturan Presiden adalah peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh Presiden untuk
menjalankan perintah peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi atau dalam
menyelenggarakan kekuasaan pemerintahan.
Proses penyusunan Peraturan Presiden ditegaskan dalam pasal 55 UU Nomor 12 Tahun 2011,
yaitu sebagai berikut:
a. Pembentukan panitia antarkementerian dan/atau lembaga pemerintah non kementerian
oleh pengusul.
b. Pengharmonisasian, pembulatan, dan pemantapan konsepsi Rancangan Peraturan Presiden
dikoordinasikan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
hukum.
c. Pengesahan dan penetapan oleh presiden.
6. Peraturan Daerah Provinsi
Peraturan Daerah (Perda) Provinsi adalah peraturan perundang-undangan yang dibentuk oleh
DPRD provinsi dengan persetujuan bersama gubernur. Peraturan Daerah dibuat dengan untuk
melaksanakan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi. Perda juga dibuat dalam
rangka melaksanakan kebutuhan daerah. Perda tidak boleh bertentangan dengan peraturan
yang lebih tinggi. Pemerintah Pusat dapat membatalkan Perda yang nyata-nyata bertentangan
dengan peraturan yang lebih tinggi.
Proses penyusunan Peraturan Daerah Provinsi sesuai UU Nomor 12 Tahun 2011 sebagai
berikut:
a. Rancangan Perda Provinsi dapat diusulkan oleh DPRD Provinsi atau Gubernur.
b. Apabila rancangan diusulkan oleh DPRD Provinsi, proses penyusunan adalah sebagai
berikut:
1) DPRD Provinsi mengajukan rancangan perda kepada gubernur secara tertulis
2) DPRD Provinsi bersama gubernur membahas Rancangan perda Provinsi.
3) Apabila memperoleh persetujuan bersama, Rancangan Perda disahkan oleh gubernur
menjadi Perda Provinsi
c. Apabila rancangan diusulkan oleh Gubernur, proses penyusunan adalah sebagai berikut:
1) Gubernur mengajukan Rancangan Perda kepada DPRD Provinsi secara tertulis
2) DPRD Provinsi bersama gubernur membahas Rancangan Perda Provinsi
3) Apabila memperoleh persetujuan bersama, Rancangan Perda disahkan oleh gubernur
menjadi Perda Provinsi

7. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota


Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten/Kota adalah peraturan perundang-undangan yang
dibentuk oleh DPRD Kabupaten/Kota dengan persetujuan bersama bupati/walikota. Perda
dibentuk sesuai dengan kebutuhan daerah yang bersangkutan sehingga peraturan daerah dapat
berbeda-beda antara satu daerah dan daerah yang lainnya.
Proses penyusunan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota sesuai UU Nomor 12 Tahun 2011
sebagai berikut:
a. Rancangan Perda Kabupaten/Kota dapat diusulkan oleh DPRD Kabupaten/Kota atau
bupati/walikota.
b. Apabila rancangan diusulkan oleh DPRD Kabupaten/Kota, proses penyusunan adalah
sebagai berikut:
1) DPRD Kabupaten/Kota mengajukan rancangan perda kepada bupati/walikota secara
tertulis
2) DPRD Kabupaten/Kota bersama bupati/ walikota membahas Rancangan Perda
Kabupaten/Kota.
3) Apabila memperoleh persetujuan bersama, Rancangan Perda disahkan oleh bupati/
walikota menjadi Perda Kabupaten/Kota.

c. Apabila rancangan diusulkan oleh bupati/walikota, proses penyusunan adalah sebagai


berikut:
1) Bupati/Walikota mengajukan Rancangan Perda kepada DPRD Kabupaten/Kota secara
tertulis.
2) DPRD Kabupaten/Kota bersama bupati/walikota membahas Rancangan Perda
Kabupaten/Kota.
3) Apabila memperoleh persetujuan bersama, Rancangan Perda disahkan oleh
bupati/walikota menjadi Perda Kabupaten/Kota.
Lampiran 2

Media pembelajaran

1. Gambar proses penyusunan peraturan perundang-undangan

2. Video pembelajaran
https://www.youtube.com/watch?v=JAY06CpXuoM
3. Power Point
Lampiran 3

1. Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD)


Melalui link google form yaitu https://forms.gle/gmjsKTbf7i6iDe2y6

Jawablah pertanyaan berikut ini dengan benar!


1. UUD 1945 sudah pernah diamandemen sebanyak….
a. 2 kali
b. 3 kali
c. 4 kali
d. 5 kali
2. Menambah pasal perubahan tanpa menghilangkan pasal sebelumnya disebut….
a. Referendum
b. Addendum
c. Amandemen
d. Perubahan
3. Berbunyi apakah pasal 3 ayat 1 UUD 1945….
a. DPR berwenang mengubah dan menetapkan UUD 1945
b. MA berwenang mengubah dan menetapkan UUD 1945
c. MK berwenang mengubah dan menetapkan UUD 1945
d. MPR berwenang mengubah dan menetapkan UUD 1945
4. Presiden berhak mengeluarkan Perppu dalah hal ihwal….
a. Kepentingan yang memaksa
b. Kepentingan pribadi
c. Kepentingan bersama
d. Kepentingan utama
5. Proses penyusunan peraturan Presiden ditegaskan dalam pasal….
a. 55 UU Nomor 12 Tahun 2011
b. 56 UU Nomor 12 Tahun 2011
c. 55 UU Nomor 12 Tahun 2012
d. 56 UU Nomor 12 Tahun 2012
6. Siapakah yang mengesahkan dan menetapkan Perpres….
a. DPR
b. Presiden
c. Gubernur
d. Bupati
7. Rancangan Perda provinsi dapat diusulkan oleh DPRD Provinsi atau….
a. Presiden
b. Bupati
c. Gubernur
d. MPR
8. Rancangan Perda Provinsi disahkan oleh….
a. Gubernur
b. Bupati
c. Presiden
d. DPR
9. Siapakah yang berhak mengajukan rancangan Perda Kab/Kota….
a. MPR
b. DPR
c. Bupati/Walikota
d. Presiden
10. Apabila disetujui bersama rancangan Perda Kab/Kota disahkan oleh….
a. Bupati/Walikota
b. Gubernur
c. Presiden
d. DPR

2. Lembar Kerja Kelompok


Yaitu membuat peta konsep atau mind map, contoh:
Lampiran 4
1. Penilaian Sikap
Bentuk penilaian : Lembar Observasi
Mata Pelajaran : PPKn
Kelas/Semester : VIII /Ganjil
Materi : Proses penyusunan Peraturan Perundang-undangan
Indikator : Peserta didik menunjukkan perilaku Kerjasama, kreatif,
berfikir kritis dan bersyukur

NO Nama Kerjasama Kreatif Berpikir kritis Bersyukur


1.
2.
3.
4.

Kriteria penilaian untuk setiap aspek:


Skor 4 = sangat baik
Skor 3 = Baik
Skor 2 = cukup
Skor 1 = kurang

Keterangan skor:
Skor 4: Apabila peserta didik selalu sesuai dengan aspek yang di nilai
Skor 3: Apabila peserta didik selalu sering dengan aspek yang di nilai
Skor 2: Apabila peserta didik selalu kadang-kadang dengan aspek yang di nilai
Skor 1: Apabila peserta didik tidak pernah sesuai dengan aspek yang di nila
2. Penilaian Pengetahuan
a. Teknik : Tes tertulis/Pengetahuan
b. Bentuk instrument : Pilihan Ganda
c. Link soal (google form) : https://forms.gle/gmjsKTbf7i6iDe2y6
d. Kisi-kisi :
No Kompetensi Dasar Indikator Soal Materi Level No Bentuk
Soal Soal
1 Menelaah proses penyusunan Disajikan pertanyaan, peserta Penyusunan L2 1 PG
peraturan perundang- didik dapat menganalisis UUD 1945
undangan di Indonesia perubahan pada UUD 1945
Disajikan pertanyaan, peserta Penyusunan L3 2 PG
didik dapat menuliskan istilah UUD 1945
tentang cara amandemen
Disajikan pertanyaan, peserta Penyusunan L2 3 PG
didik dapat menjelaskan isi pasal UUD 1945
3 ayat 1
Disajikan pertanyaan, peserta Penyususnan L2 4 PG
didik dapat menyebutkan tata peraturan
cara penyusunan Perppu Perppu
Disajikan pertanyaan, peserta Penyusunan L2 5 PG
didik dapat menyebutkan pasal peraturan
penyusunan peraturan Presiden Presiden
Disajikan pertanyaan, peserta Penyusunan L2 6 PG
didik dapat menyebutkan tata peraturan
cara penyusunan Perpres Presiden
Disajikan pertanyaan, peserta Penyusunan L2 7 PG
didik dapat menyebutkan peraturan
penyusunan tata cara Perda Perda Provinsi
Provinsi
Disajikan pertanyaan, peserta Penyusunan L3 8 PG
didik dapat menganalisis peraturan
penyusunan tata cara Perda Perda Provinsi
Provinsi
Disajikan pernyataan, peserta Penyusunan L2 9 PG
didik dapat menyebutkan tata peraturan
cara penyusunan Perda Perda
Kab/Kota Kab/Kota
Disajikan pernyataan, peserta Penyusunan L3 10 PG
didik dapat menganalisis tata peraturan
cara penyusunan Perda Perda
Kab/Kota Kab/Kota

SOAL EVALUASI
Jawablah pertanyaan berikut ini dengan benar!
SOAL EVALUASI
1. UUD 1945 sudah pernah diamandemen sebanyak….
a. 2 kali
b. 3 kali
c. 4 kali
d. 5 kali
2. Menambah pasal perubahan tanpa menghilangkan pasal sebelumnya disebut….
a. Referendum
b. Addendum
c. Amandemen
d. Perubahan
3. Berbunyi apakah pasal 3 ayat 1 UUD 1945….
a. DPR berwenang mengubah dan menetapkan UUD 1945
b. MA berwenang mengubah dan menetapkan UUD 1945
c. MK berwenang mengubah dan menetapkan UUD 1945
d. MPR berwenang mengubah dan menetapkan UUD 1945
4. Presiden berhak mengeluarkan Perppu dalah hal ihwal….
a. Kepentingan yang memaksa
b. Kepentingan pribadi
c. Kepentingan bersama
d. Kepentingan utama
5. Proses penyusunan peraturan Presiden ditegaskan dalam pasal….
e. 55 UU Nomor 12 Tahun 2011
f. 56 UU Nomor 12 Tahun 2011
g. 55 UU Nomor 12 Tahun 2012
h. 56 UU Nomor 12 Tahun 2012
6. Siapakah yang mengesahkan dan menetapkan Perpres….
a. DPR
b. Presiden
c. Gubernur
d. Bupati
7. Rancangan Perda provinsi dapat diusulkan oleh DPRD Provinsi atau….
a. Presiden
b. Bupati
c. Gubernur
d. MPR
8. Rancangan Perda Provinsi disahkan oleh….
a. Gubernur
b. Bupati
c. Presiden
d. DPR
9. Siapakah yang berhak mengajukan rancangan Perda Kab/Kota….
a. MPR
b. DPR
c. Bupati/Walikota
d. Presiden
10. Apabila disetujui bersama rancangan Perda Kab/Kota disahkan oleh….
a. Bupati/Walikota
b. Gubernur
c. Presiden
d. DPR
Kunci Jawaban:
1. A
2. C
Pedoman Penilaian
3. B
a. Setiap soal skor 10
4. D
5. A b. Jumlah skor benar x 10 = NILAI
6. B
7. C
8. A
9. C
10. A
3. Penilaian Keterampilan
Unjuk Kerja: Membuat Mind Map
Rubrik Penskoran Unjuk Kerja

Aspek yang dinilai


Persiapan Pelaksanaan Observesi Pelaporan
Membuat
Membuat Membuat Kuantitas
pembagian Sistematika Keakuratan Analisa Penarikan
No

Nama Jadwal instrumen Sumber Performance Penugasan


tugas kegiatan informasi Data Kesimpulan
Kegiatan observasi Data
kelompok

Skor Skor Skor Skor Skor Skor Skor Skor Skor Skor
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Keterangan:
Nilai = Total skor perolehan X 100
Total skor maksimum

Anda mungkin juga menyukai