Anda di halaman 1dari 41

MODUL AJAR

PENDIDIKAN PANCASILA

Disusun Oleh:
BUDI HERLAMBANG
FASE D KELAS VIII

PENDIDIKAN PROFESI GURU


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
NOPEMBER 2024

MODUL AJAR
PENDIDIKAN PANCASILA
1. Nama Penulis : BUDI HERLAMBANG
2. Instansi : SMPN 2 SUMBERGEMPOL
3. Tahun : 2024
4. Jenjang Sekolah : SMP
5. Kelas : VIII
6. Alokasi Waktu : 2 x Pertemuan @(2 X 40 Menit)
TUJUAN PEMBELAJARAN
 Fase D
 Elemen : Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
 Capaian Pembelajaran
Peserta didik memahami periodisasi pemberlakuan dan perubahan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; memahami Undang- Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai sumber hukum tertinggi. Peserta didik
memahami bentuk pemerintahan yang berlaku dalam kerangka Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Peserta didik memahami peraturan perundang undangan dan tata
urutannya; mematuhi pentingnya norma dan aturan, menyeimbangkan hak dan
kewajiban warga negara.
 Tujuan Pembelajaran:
Peserta didik memahami peraturan perundang undangan dan tata urutannya;
mematuhi pentingnya norma dan aturan, menyeimbangkan hak dan kewajiban warga
negara.
 Indikator Pencapaian Tujuan Pembelajaran:
1. Peserta didik mampu memahami peraturan perundang undangan dan tata
urutannya
2. Peserta didik mampu mengimplementasikan peraturan perundang undangan dan
tata urutannya
3. Peserta didik mampu mematuhi pentingnya norma dan aturan,
4. Peserta didik mampu menyeimbangkan hak dan kewajiban warga negara.
 Konsep Utama: peraturan perundang undangan dan tata urutannya, norma dan
aturan,
hak dan kewajiban warga negara
KOMPETENSI AWAL
Peserta didik belum sepenuhnya memahami peraturan perundang undangan dan tata
urutannya; mematuhi pentingnya norma dan aturan, menyeimbangkan hak dan kewajiban
warga negara, setelah mendapatkan pembelajaran peserta didik dapat sepenuhnya
memahami peraturan perundang undangan dan tata urutannya; mematuhi pentingnya norma
dan aturan, menyeimbangkan hak dan kewajiban warga negara.
PROFIL PELAJAR PANCASILA
1. Gotong royong
2. Kreatif
SARANA DAN PRASARANA
1. Gawai / Laptop/HP
2. Jaringan Internet
3. Papan tulis,spidol
TARGET PESERTA DIDIK
Peserta didik Regular (Jumlah Peserta didik 30 Peserta didik/Kelas)pada umumnya tidak ada
kesulitan di dalam proses pembelajaran
MODEL PEMBELAJARAN:
Project Based Learning ( PJBL )
METODE PEMBELAJARAN:
Ceramah, Diskusi Kelompok, Perancangan dan Demontrasi
MODA PEMBELAJARAN :
Tatap muka(luring)
KOMPONEN INTI
PEMAHAMAN BERMAKNA
Peraturan perundang undangan dan tata urutannya, norma dan aturan,
hak dan kewajiban warga negara
PERTANYAAN PEMANTIK
1. Apakah kamu mengetahui tentang peraturan perundang undangan ?
2. Apakah yang kalian ketahui tentang aturan yang ada disekolah?
3. Apakah ada kaitannya antara peraturan perundang undangan dengan peraturan
disekolah?

URUTAN KEGIATAN PEMBELAJARAN


Kegiatan pembelajaran Element Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945
di bagi kedalam beberapa tahap sebagai berikut :
Pertemuan 1 (Menyelesaikan Fase 1-4) , pertemuan 2 (fase 5-6)
Kegiatan Awal
1. Guru mengucap salam dan menyapa peserta Didik dengan menanyakan kabar.
2. Guru meminta seorang peserta didik memimpin doa .
3. Guru mengecek kehadiran peserta didik.
4. Guru memberi motivasi kepada peserta didik agar semangat dalam mengikuti
pembelajaran yang akan dilaksanakan.
5. Guru meminta salah satu peserta didik untuk menjelaskan materi pelajaran yang
sebelumnya dipelajari.
6. Guru menjelaskan kegiatan yang akan mereka lakukan hari ini dan apa tujuan yang
akan dicapai dari kegiatan tersebut.
7. Guru dan peserta didik menyanyikan salah satu lagu nasional: Indonesia Raya
Kegiatan inti
Pertemuan Pertama
1. Menentukan pertanyaan atau masalah utama
a. Guru mengekplorasi pengetahuan awal peserta didik melalui pertanyaan. Misalnya:
1. Apakah yang dimaksud peraturan perundang undangan menurut Undang-
undang No. 12 Tahun 2011?
2. Apakah yang kalian ketahui tentang tata urutan peraturan perundang undangan?
3. Apakah yang kalian ketahui tentang proses penyusunan peraturan perundang
undangan?
4. Apakah yang kalian ketahui tentang ketaatan terhadap Peraturan perundang
undangan?
b. Peserta didik meliht video pembelajaran di youtube tata urutan peraturan
perundang- undangan di Indonesia https://youtu.be/e0-
AAFLoeVo?feature=shared
c. Peserta didik dapat membaca bahan ajar yang telah dibagikan
sebelumnya.
d. Peserta didik mencari jawaban untuk menjawab pertanyaan diatas

2. Merencanakan proyek
a. Guru meminta peserta didik membentuk 5 kelompok dengan masing-masing
beranggotakan 4 orang.
b. Guru membimbing peserta didik untuk membuat projek dalam pembuatan aturan
sekolah yang akan dituangkan dalam bentuk power point via gamaa app,video
pendek(tik tok), poster ,infografis tentang peraturan sekolah
c. Peserta didik malakukan diskusi dengan kelompoknya untuk menentukan projek
yang dihasilkan

3. Membuat jadwal penyelesaian proyek


a. Guru menginformasikan kepada peserta didik rentang waktu penyelesaian proyek
yaitu proyek harus sudah selesai pada pertemuan berikutnya
b. Guru membimbing peserta didik untuk membangun sikap kerjasama antar peserta
didik.
c. Peserta didik melakukan diskusi untuk membuat jadwal penyelesaian rencana
proyek.
d. Peserta didik menuangkan hasil diskusi pembuatan jadwal penyelesaian rencana
proyek dalam bentuk tertulis.
4. Memonitor kemajuan penyelesaian proyek.
Guru memonitoring dan membimbing peserta didik dalam kemajuan penyelesaian
proyek
Pertemuan kedua
5. Mempresentasikan dan menguji hasil penyelesaian proyek
a. Peserta didik mempresentasikan hasil proyek yang telah di selesaikan melalui media
pembelajaran dalam bentuk PPT dengan aplikasi gamma.
b. Peserta didik dan guru menguji hasil penyelesaian proyek dengan memberikan
pertanyaan yang berhubungan dengan hasil proyek yang di presentasikan.
c. Guru mendokumentasikan hasil penyelesaian proyek peserta didik untuk bahan
evaluasi dan refleksi hasli proyek.

6. Mengevaluasi dan refleksi proses dari hasil proyek.


a. Guru bersama peserta didik yang lain untuk mengevaluasi dan merefleksi kelebihan
dan kekurangan dari produk yang telah dihasilkan.
b. Guru melakukan diskusi ringan dengan peserta didik terkait pengalaman selama
mengerjakan proyek.

Kegiatan Akhir
1. Pendidik bersama peserta didik membuat kesimpulan tentang materi pembelajaran
melalui tanya jawab secara klasikal.
2. Guru memberikan tes formatif untuk mengukur keberhasilan pembelajaran hari ini.
3. Guru menjelaskan rencana pembelajaran untuk pertemuan selanjutnya dan menugaskan
peserta didik membaca materi selanjutnya.
4. Guru mempersilahkan peserta didik untuk berdoa
5. Salam penutup
REFLEKSI PENDIDIK
1. Hal-hal yang perlu menjadi perhatian, misalnya: ketepatan pemilihan media
pembelajaran, ketercukupan alat dan bahan yang digunakan, ketepatan sumber belajar,
alat yang digunakan dapat bekerja dengan optimal, dsb.
2. Peserta didik yang perlu mendapat perhatian khusus Dalam menilai sikap Peserta didik
dalam berdiskusi dan keterampilan peserta didik dalam kegiatan presentasi maka guru
akan memperhatikan dengan cermat setiap Peserta didik dan akan memberikan
perhatian khusus pada beberapa Peserta didik yang perlu bantuan.
3. Hal-hal yang menjadi catatan keberhasilan
4. Hal-hal yang harus diperbaiki dan ditingkatkan
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Bahan ajar – Terlampir
2. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) - Terlampir
3. Media pembelajaran – Terlampir.
4. Alat evaluasi (beserta kisi-kisinya) – Terlampir
PENGAYAAN DAN REMEDIAL
PENGAYAAN
1. Peserta didik yang telah tuntas dalam materi pembelajaran membantu peserta didik
lain yang belum tuntas dengan pembelajaran tutor sebaya
2. Guru memberikan masalah sederhana
REMEDIAL
1. Mengulang materi kunci di luar jam tatap muka bagi peserta didik yang belum tuntas
2. Memberikan penugasan kepada peserta didik yang belum tuntas. Memberikan
kesempatan untuk tes perbaikan
BAHAN BACAAN PENDIDIK
Lukman Surya Saputra, Ida Rohayani dan Salikun 2016 Buku Guru: Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan SMP Kelas VII, Penerbit Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang
Kemendikbud
Lukman Surya Saputra, Ida Rohayani dan Salikun 2016 Buku Siswa: Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan SMP Kelas VII, Penerbit Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang
Kemendikbud
BAHAN BACAAN PESERTA DIDIK
Lukman Surya Saputra, Ida Rohayani dan Salikun 2016 Buku Siswa: Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan SMP Kelas VII, Penerbit Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang
Kemendikbud
DAFTAR PUSTAKA
Lukman Surya Saputra, Ida Rohayani dan Salikun 2016 Buku Guru: Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan SMP Kelas VII, Penerbit Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang
Kemendikbud
Lukman Surya Saputra, Ida Rohayani dan Salikun 2016 Buku Siswa: Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan SMP Kelas VII, Penerbit Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang
Kemendikbud

Lampiran : Bahan Ajar


BAHAN AJAR
SMPN 2 SUMBERGEMPOL

Peraturan Perundang Undangan dan Tata Urutannya,


Norma dan Aturan,
Hak dan Kewajiban Warga Negara

KELAS VIII

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

Tujuan Pembelajaran
Peserta didik memahami peraturan perundang undangan dan tata urutannya;
mematuhi pentingnya norma dan aturan, menyeimbangkan hak dan kewajiban warga
negara.

Capaian Pembelajaran
Peserta didik memahami periodisasi pemberlakuan dan perubahan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; memahami Undang- Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai sumber hukum tertinggi. Peserta didik
memahami bentuk pemerintahan yang berlaku dalamkerangka Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Peserta didik memahami peraturan perundang undangan
dan tata urutannya; mematuhi pentingnya norma dan aturan, menyeimbangkan hak dan
kewajiban warga negara.

Indikator Pencapaian Tujuan Pembelajaran


1. Peserta didik memahami peraturan perundang undangan dan tata urutannya
2. Peserta didik mematuhi pentingnya norma dan aturan,
3. Peserta didik menyeimbangkan hak dan kewajiban warga negara.

TATA URUTAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA


Tata perundang-undangan diatur dalam :
Tap MPRS NO. XX/MPRS/1996 tentang Memorandum DPR-GR mengenai sumber
tertib hukum Republik Indonesia dan tata urutan perundang-undangan Republik
Indonesia.
Urutannya yaitu :
1) UUD 1945;
2) Ketetapan MPR;
3) UU;
4) Peraturan Pemerintah;
5) Keputusan Presiden;
6) Peraturan Pelaksana yang terdiri dari : Peraturan Menteri dan Instruksi
Menteri.
Ketentuan dalam Tap MPR ini sudah tidak berlaku.
Tap MPR No. III/MPR/2000 tentang Sumber Hukum dan Tata Urutan Peraturan
Undang-Undang.
Berdasarkan ketetapan MPR tersebut, tata urutan peraturan perundang-undangan
RI yaitu :
1) UUD 1945;
2) Tap MPR;
3) UU;
4) Peraturan pemerintah pengganti UU;
5) PP;
6) Keppres;
7) Peraturan Daerah;
Ketentuan dalam Tap MPR ini sudah tidak berlaku.
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan.
Berdasarkan ketentuan ini, jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan
Republik Indonesia adalah sebagai berikut :
1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2) UU/Perppu;
3) Peraturan Pemerintah;
4) Peraturan Presiden;
5) Peraturan Daerah.
Ketentuan dalam Undang-Undang ini sudah tidak berlaku.
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan.
Berdasarkan ketentuan dalam Undang-Undang ini, jenis dan hierarki peraturan
perundang-undangan Republik Indonesia adalah sebagai berikut :
1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2) Ketetapan MPR;
3) UU/Perppu;
4) Peraturan Pemerintah
5) Peraturan Presiden;
6) Peraturan Daerah Provinsi;
7) Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.
Definisi :

1. Peraturan Perundang-undangan adalah peraturan tertulis yang memuat


norma hukum yang mengikat secara umum dan dibentuk atau ditetapkan
oleh lembaga negara atau pejabat yang berwenang melalui prosedur yang
ditetapkan dalam Peraturan Perundang-undangan.
2. UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah hukum dasar
(konstitusi) yang tertulis yang merupakan peraturan negara tertinggi dalam
tata urutan Peraturan Perundang-undangan nasional.
3. Ketetapan MPR merupakan putusan MPR yang ditetapkan dalam sidang
MPR, yang terdiri dari 2 (dua) macam yaitu : Ketetapan yaitu putusan MPR
yang mengikat baik ke dalam atau keluar majelis, Keputusan yaitu putusan
MPR yang mengikat ke dalam majelis saja.
4. Undang-Undang (UU) adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk
oleh Dewan Perwakilan Rakyat dengan Persetujuan bersama Presiden.
5. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) adalah Peraturan
Perundang-undangan yang ditetapkan oleh Presiden dalam hal ihwal
kegentingan yang memaksa, dengan ketentuan : Perppu diajukan ke DPR
dalam persidangan berikut; DPR dapat menerima/menolak Perppu tanpa
melakukan perubahan; Bila disetujui oleh DPR, Perrpu ditetapkan menjadi
Undang-Undang; Bila ditolak oleh DPR, Perppu harus dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.
6. Peraturan Pemerintah (PP) adalah Peraturan Perundang-undangan yang
ditetapkan oleh Presiden untuk menjalankan Undang-Undang sebagaimana
mestinya.
7. Peraturan Presiden (Perpres) adalah Peraturan Perundang-undangan yang
ditetapkan oleh Presiden untuk menjalankan perintah Peraturan
Perundang-undangan yang lebih tinggi atau dalam menyelenggarakan
kekuasaan pemerintahan.
8. Peraturan Daerah (Perda) Provinsi adalah Peraturan Perundang-undangan
yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi dengan
persetujuan Gubernur.
9. Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten/Kota adalah Peraturan Perundang-
undangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Kabupaten/Kota dengan persetujuan Bupati/Walikota.

Asas-asas dalam pembentukan peraturan perundang-undangan ditegaskan dalam


pasal 5 dan penjelasannya, yaitu sebagai berikut.
a. Kejelasan tujuan adalah bahwa setiap pembentukan peraturan
perundangundanganharus mempunyai tujuan yang jelas yang hendak dicapai.
b. Kelembagaan atau organ pembentuk yang tepat adalah setiap jenis peraturan
perundang-undangan harus dibuat oleh lembaga negara atau pejabat
pembentuk peraturan perundang-undangan yang berwenang. Peraturan
perundang-undangan tersebut dapat dibatalkan atau batal demi hukum apabila
dibuat oleh lembagayang tidak berwenang.
c. Kesesuaian antara jenis, hierarki, dan materi muatan adalah bahwa dalam
pembentukan peraturan perundang-undangan, pembuat harus benar-benar
memperhatikan materi muatan yang tepat sesuai dengan jenis dan hierarki
peraturan perundang-undangan.
d. Dapat dilaksanakan adalah bahwa setiap pembentukan peraturan
perundangundangan harus memperhitungkan efektivitas peraturan
perundang-undangan tersebut di dalam masyarakat, baik secara filosofis,
sosiologis, maupun yuridis.
e. Kedayagunaan dan kehasilgunaan adalah bahwa setiap peraturan perundang
undangan dibuat karena memang benar-benar dibutuhkan dan bermanfaat
dalam mengatur kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
f. Kejelasan rumusan adalah bahwa setiap peraturan perundang-undangan harus
memenuhi persyaratan teknis penyusunan peraturan perundang-undangan,
istematika, pilihan kata atau istilah, serta bahasa hukum yang jelas dan mudah
dimengerti sehingga tidak menimbulkan berbagai macam interpretasi dalam
pelaksanaannya.
g. Keterbukaan adalah bahwa dalam pembentukan peraturan perundang-
undangan mulai dari perencanaan, penyusunan, pembahasan,
pengesahan/penetapan, dan pengundangan bersifat transparan dan terbuka.
Dengan demikian, seluruh lapisan masyarakat mempunyai kesempatan yang
seluas-luasnya untuk memberikan masukan dalam pembentukan.
Selanjutnya, ditegaskan dalam Ppasal 6 bahwa materi muatan peraturan
perundang-
undangan harus mencerminkan asas sebagai berikut.
a. Pengayoman adalah bahwa setiap materi muatan peraturan perundang-
undangan harus berfungsi memberikan perlindungan untuk menciptakan
ketenteraman masyarakat.
b. Kemanusiaan adalah bahwa setiap materi muatan peraturan perundang-
undangan harus mencerminkan perlindungan dan penghormatan hak asasi
manusia serta harkat dan martabat setiap warga negara dan penduduk
Indonesia secara proporsional.
c. Kebangsaan adalah bahwa setiap materi muatan peraturan perundang-
undangan harus mencerminkan sifat dan watak bangsa Indonesia yang
majemuk dengan tetap menjaga prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia.
d. Kekeluargaan adalah bahwa setiap materi muatan peraturan
perundangundangan harus mencerminkan musyawarah untuk mencapai
mufakat dalam setiap pengambilan keputusan.
e. Kenusantaraan adalah bahwa setiap materi muatan peraturan
perundangundangan senantiasa memperhatikan kepentingan seluruh wilayah
Indonesia dan materi muatan peraturan perundang-undangan yang dibuat di
daerah merupakan bagian dari sistem hukum nasional yang berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
f. Bhinneka Tunggal Ika adalah bahwa materi muatan peraturan
perundangundangan harus memperhatikan keragaman penduduk, agama,
suku, dan golongan, kondisi khusus daerah serta budaya dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
g. Keadilan adalah bahwa setiap materi muatan peraturan perundang-undangan
harus mencerminkan keadilan secara proporsional bagi setiap warga negara.
h. Kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan adalah bahwa setiap
materi muatan peraturan perundang-undangan tidak boleh memuat hal yang
bersifat membedakan berdasarkan latar belakang, antara lain: agama, suku, ras,
golongan, gender, atau status sosial.
i. Ketertiban dan kepastian hukum adalah bahwa setiap materi muatan peraturan
perundang-undangan harus dapat mewujudkan ketertiban dalam masyarakat
melalui jaminan kepastian hukum.
j. Keseimbangan, keserasian, dan keselarasan adalah bahwa setiap materi muatan
peraturan perundang-undangan harus mencerminkan keseimbangan,
keserasian, dan keselarasan antara kepentingan individu, masyarakat, serta
kepentingan bangsa dan negara.
B. Proses Penyusunan Peraturan Perundang-undangan
Peraturan perundang-undangan yang telah disebutkan dalam tata urutan
perundangundangan
yang diatur dalam UU Nomor 12 Tahun 2011 di atas, secara lebih jelas sebagai
berikut.
1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 merupakan hukum
dasar dalam peraturan perundangan-undangan. Sebagai hukum dasar, UUD
mengikat setiap warga negara dan berisi norma dan ketentuan yang harus ditaati.
Sebagai hukum dasar, UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 merupakan
sumber hukum bagi peraturan perundang-undangan, dan merupakan hukum
tertinggi dalam tata urutan peraturan perundang-undangan di Indonesia. Secara
historis, UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 disusun oleh Badan Penyelidik
Usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan ditetapkan oleh Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus 1945.
Majelis Permusyawaratan Rakyat berwenang mengubah dan menetapkan UUD
sesuai amanat pasal 3 ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Perubahan terhadap UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sudah dilakukan
sebanyak 4 (empat) kali perubahan. Perubahan ini dilakukan sebagai jawaban atas
tuntutan reformasi dalam sistem pemerintahan di Indonesia. Tata cara perubahan
UUD ditegaskan dalam pasal 37 UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, secara
singkat sebagai berikut.
a. Usul perubahan pasal-pasal diajukan oleh sekurang-kurangnya 1/3 dari
jumlah anggota MPR dan disampaikan secara tertulis yang memuat bagian
yang diusulkan untuk diubah beserta alasannya.
b. Sidang MPR untuk mengubah pasal-pasal dihadiri sekurang-kurangnya 2/3
anggota MPR.
c. Putusan untuk mengubah disetujui oleh sekurang-kurangnya 50%
ditambah satu dari anggota MPR.
d. Khusus mengenai bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak dapat
dilakukan perubahan.
Perlu juga kalian pahami bahwa dalam perubahan UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 terdapat beberapa kesepakatan dasar, yaitu sebagai berikut.
a. Tidak mengubah Pembukaaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
b. Tetap mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
c. Mempertegas sistem pemerintahan presidensial.
d. Penjelasan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang memuat hal-
hal bersifat normatif (hukum) akan dimasukkan ke dalam pasal-pasal.
e. Melakukan perubahan dengan cara adendum, artinya menambah pasal
perubahan tanpa menghilangkan pasal sebelumnya. Tujuan perubahan
bersifat adendum untuk kepentingan bukti sejarah.
Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat
Ketika MPRS dan MPR masih berkedudukan sebagai lembaga tertinggi negara salah
satu produk hukum MPR adalah Ketetapan MPR. Ketetapan MPR adalah putusan
majelis yang memiliki kekuatan hukum mengikat ke dalam dan ke luar majelis.
Mengikat ke dalam berarti mengikat kepada seluruh anggota majelis. Sedangkan
mengikat ke luar berarti setiap warga negara, lembaga masyarakat dan lembaga
negara terikat oleh Ketetapan MPR.
Yang dimaksud dengan “Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat” dalam UU
Nomor 12 Tahun 2011 adalah Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat
Sementara dan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat yang masih berlaku
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dan Pasal 4 Ketetapan Majelis
Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor: I/MPR/2003 tentang
Peninjauan terhadap Materi dan Sumber: www.perpustakaan.depkeu.go.id
Status Hukum Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara dan
Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Tahun 1960 sampai dengan Tahun
2002, tanggal 7 Agustus 2003.
Pasal 2 Ketetapan MPR ini menegaskan bahwa beberapa ketetapan MPRS dan MPR
yang masih berlaku dengan ketentuan, adalah :
a. Ketetapan MPRS RI Nomor XXV/MPRS/1966 tentang Pembubaran Partai
Komunis Indonesia (PKI), Pernyataan sebagai Organisasi Terlarang di Seluruh
Wilayah NKRI bagi PKI dan Larangan setiap kegiatan untuk menyebarluaskan atau
mengembangkan paham atau ajaran komunisme/Marxisme-Leninisme. b.
Ketetapan MPR RI Nomor XVI/MPR/1998 tentang Politik Ekonomi dalam rangka
Demokrasi Ekonomi.
c. Ketetapan MPR RI Nomor V/MPR/1999 tentang Penentuan Pendapat di Timor
Timur.
Sedangkan Pasal 4 ketetapan MPR ini mengatur ketetapan MPRS/MPR yang
dinyatakan tetap berlaku sampai dengan terbentuknya undang-undang, yaitu :
a. Ketetapan MPRS RI Nomor XXIX/MPRS/1966 tentang Pengangkatan Pahlawan
Ampera.
b. Ketetapan MPR RI Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan negara yang
bersih dan bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).
c. Ketetapan MPR RI Nomor XV/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan otonomi
daerah, pengaturan, pembagian, dan pemanfaatan sumber daya nasional yang
berkeadilan, serta perimbangan keuangan pusat dan daerah dalam kerangka NKRI.
d. Ketetapan MPR RI Nomor III/MPR/2000 tentang sumber hukum dan tata urutan
peraturan perundang-undangan. Ketetapan ini saat ini sudah tidak berlaku, karena
sudah ditetapkan undang-undang yang mengatur tentang hal ini.
e. Ketetapan MPR RI Nomor V/MPR/2000 tentang Pemantapan persatuan dan
kesatuan nasional.
f. Ketetapan MPR RI Nomor VI/MPR/2000 tentang Pemisahan TNI dan Polri g.
Ketetapan MPR RI Nomor VII/MPR/2000 tentang Peran TNI dan Polri h. Ketetapan
MPR RI Nomor VI/MPR/2001 tentang Etika kehidupan berbangsa i. Ketetapan MPR
RI Nomor VII/MPR/2001 tentang Visi Indonesia Masa Depan j. Ketetapan MPR RI
Nomor VIII/MPR/2001 tentang Rekomendasi arah kebijakan
pemberantasan dan pencegahan KKN
k. Ketetapan MPR RI Nomor IX/MPR/2001 tentang Pembaruan Agraria dan
Pengelolaan Sumber Daya Alam.
3. Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
Undang-Undang adalah peraturan perundang-undangan yang dibentuk oleh DPR
dengan persetujuan bersama Presiden. Sedangkan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang adalah peraturan yang ditetapkan oleh Presiden dalam hal ikhwal
kegentingan yang memaksa. Kedua bentuk peraturan perundangan ini memiliki
kedudukan yang sederajat. DPR merupakan lembaga negara yang memegang
kekuasaan membentuk undang-undang, berdasarkan pasal 20 ayat (1) UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. Namun kekuasaan ini harus dengan persetujuan
Presiden.
Suatu rancangan undang-undang dapat diusulkan oleh DPR atau Presiden. Dewan
Perwakilan Daerah juga dapat mengusulkan rancangan undang-undang tertentu
kepada DPR. Proses pembuatan undang-undang apabila rancangan diusulkan oleh
DPR sebagai berikut :
a. DPR mengajukan rancangan undang-undang secara tertulis kepada Presiden. b.
Presiden menugasi menteri terkait untuk membahas rancangan undang-undang
bersama DPR.
c. Apabila rancangan undang-undang disetujui bersama DPR dan Presiden,
selanjutnya disahkan oleh Presiden menjadi undang-undang.
Sumber: Dok. Kemendikbud
Proses pembuatan undang-undang apabila rancangan diusulkan oleh Presiden
sebagai berikut:
a. Presiden mengajukan rancangan undang-undang secara tertulis kepada Pimpinan
DPR, berikut memuat menteri yang ditugaskan untuk membahas bersama DPR. b.
DPR bersama Pemerintah membahas rancangan undang-undang dari Presiden c.
Apabila rancangan undang-undang disetujui bersama DPR dan Presiden,
selanjutnya disahkan oleh Presiden menjadi undang-undang.
Proses pembuatan undang-undang apabila rancangan diusulkan oleh DPD sebagai
berikut :
a. DPD mengajukan usul rancangan undang-undang kepada DPR secara tertulis.
b. DPR membahas rancangan undang-undang yang diusulkan oleh DPD melalui alat
kelengkapan DPR.
c. DPR mengajukan rancangan undang-undang secara tertulis kepada Presiden.
d. Presiden menugasi menteri terkait untuk membahas rancangan undang-undang
bersama DPR.
e. Apabila rancangan undang-undang disetujui bersama DPR dan Presiden,
selanjutnya disahkan oleh Presiden menjadi undang-undang.
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) adalah peraturan
perundangan yang dikeluarkan oleh Presiden karena keadaan genting dan
memaksa. Dengan kata lain, diterbitkannya Perppu bila keadaan dipandang darurat
dan perlu payung hukum untuk melaksanakan suatu kebijakan pemerintah. Perppu
diatur dalam UUD 1945 pasal 22 ayat 1, 2, dan 3,yang memuat ketentuan sebagai
berikut : a. Presiden berhak mengeluarkan Perppu dalam hal ikhwal kegentingan
yang
memaksa.
b. Perppu harus mendapat persetujuan DPR dalam masa persidangan berikutnya. c.
Apabila Perppu tidak mendapat persetujuan DPR, maka Perppu harus dicabut.
Sedangkan apabila Perppu mendapat persetujuan DPR maka Perppu ditetapkan
menjadi undang-undang.
Contoh Perppu antara lain Perpepu No. 1 Tahun 1999 tentang Pengadilan Hak Asasi
Manusia. Perpepu tersebut kemudian ditetapkan menjadi Undang-Undang No. 26
Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia. Coba kamu pelajari adakah
Perppu lainnya yang telah dijadikan undang-undang.
Pelajari Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Perudang-
undangan. Catat hal-hal yang berkaitan dengan materi di bab ini. Sampaikan
pengetahuan yang kalian peroleh ke teman di kelas.
4. Peraturan Pemerintah (PP)
Peraturan Pemerintah adalah peraturan perundangan-undangan yang ditetapkan
oleh Presiden untuk melaksanakan Undang-Undang sebagaimana mestinya. Hal ini
sesuai dengan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal 5 ayat (2).
Peraturan pemerintah ditetapkan oleh Presiden sebagai pelaksana kepala
Pemerintahan. Contoh dari Peraturan Pemerintah adalah PP No. 32 Tahun 2013
tentang Perubahan Atas PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
untuk melaksanakan UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Tahapan penyusunan Peraturan Pemerintah sebagai berikut :
a. Tahap perencanaan rancangan Peraturan Pemerintah (PP) disiapkan oleh
kementerian dan/atau lembaga pemerintah bukan kementerian sesuai dengan
bidang tugasnya
b. Tahap penyusunan rancangan PP, dengan membentuk panitia antarkementerian
dan/atau lembaga pemerintah bukan kementerian.
c. Tahap penetapan dan pengundangan, PP ditetapkan Presiden (Pasal 5 ayat (2)
UUD 1945) kemudian diundangkan oleh Sekretaris Negara.
5. Peraturan Presiden (Perpres)
Peraturan Presiden adalah peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh
untuk menjalankan perintah peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi atau
dalam menyelenggarakan kekuasaan pemerintahan.
Proses penyusunan Peraturan Presiden ditegaskan dalam pasal 55 UU Nomor 12
Tahun 2011, yaitu :
a. Pembentukan panitia antar kementerian dan/atau lembaga pemerintah
nonkementerian oleh pengusul.
b. Pengharmonisasian, pembulatan, dan pemantapan konsepsi Rancangan
Peraturan Presiden dikoordinasikan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang hukum
c. Pengesahan dan penetapan oleh Presiden.
6. Peraturan Daerah Provinsi
Peraturan Daerah (Perda Provinsi) adalah peraturan perundang-undangan yang
dibentuk oleh DPRD provinsi dengan persetujuan bersama gubernur. Peraturan
Daerah dibuat dengan untuk melaksanakan peraturan perundangan yang lebih
tinggi. Perda juga dibuat dalam rangka melaksanakan kebutuhan daerah. Perda
tidak boleh bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi. Pemerintah pusat
dapat membatalkan Perda yang nyata-nyata bertentangan dengan peraturan yang
lebih tinggi.
Proses penyusunan Peraturan Daerah Provinsi sesuai UU Nomor 12 Tahun 2011,
sebagai berikut:
a. Rancangan perda provinsi dapat diusulkan oleh DPRD Provinsi atau Gubernur. b.
Apabila rancangan diusulkan oleh DPRD Provinsi maka proses penyusunan
adalah :
1) DPRD Provinsi mengajukan rancangan perda kepada Gubernur secara tertulis 2)
DPRD Provinsi bersama Gubernur membahas rancangan perda Provinsi. 3) Apabila
rancangan perda memperoleh persetujuan bersama, maka disahkan
oleh Gubernur menjadi Perda Provinsi
c. Apabila rancangan diusulkan oleh Gubernur maka proses penyusunan adalah : 1)
Gubernur mengajukan rancangan Perda kepada DPRD Provinsi secara tertulis 2)
DPRD Provinsi bersama Gubernur membahas rancangan Perda Provinsi. 3) Apabila
rancangan Perda memperoleh persetujuan bersama, maka disahkan
oleh Gubernur menjadi Perda Provinsi
7. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota
Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten/Kota adalah peraturan perundang- undangan
yang dibentuk oleh DPRD Kabupaten/Kota dengan persetujuan bersama
Bupati/Walikota. Perda dibentuk sesuai dengan kebutuhan daerah yang
bersangkutan, sehingga peraturan daerah dapat berbeda-beda antara satu daerah
dengan daerah yang lainnya.
Proses penyusunan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota sesuai UU Nomor 12 Tahun
2011, sebagai berikut :
a. Rancangan Perda kabupaten/kota dapat diusulkan oleh DPRD Kabupaten/Kota
atau Bupati/Walikota Gubernur.
b. Apabila rancangan diusulkan oleh DPRD Kabupaten/Kota maka proses
penyusunan adalah :
1) DPRD Kabupaten/Kota mengajukan rancangan perda kepada Bupati/Walikota
secara tertulis
2) DPRD Kabupaten/Kota bersama Bupati/Walikota membahas rancangan perda
Kabupaten/Kota.
3) Apabila rancangan perda memperoleh persetujuan bersama, maka disahkan oleh
Bupati/Walikota menjadi Perda Kabupaten/Kota.
c. Apabila rancangan diusulkan oleh Bupati/ Walikota maka proses penyusunan
adalah : 1) Bupati/Walikota mengajukan rancangan
perda kepada DPRD Kabupaten/Kota secara tertulis
2) DPRD Kabupaten/Kota bersama Bupati/ Walikota membahas rancangan perda
Kabupaten/Kota.
3) Apabila rancangan perda memperoleh persetujuan bersama, maka disahkan oleh
Bupati/Walikota menjadi Perda Kabupaten/ Kota.
Norma dan Aturan
1. Pengertian Norma
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) norma adalah aturan atau
ketentuan yang mengikat warga kelompok dalam masyarakat. Norma itu bersifat
mengikat maka barangsiapa yang melanggar akan dikenakan sanksi di kehidupan
masyarakat.
Norma bisa berupa aturan yang tertulis maupun tidak tertulis, setiap daerah
memiliki aturan masing-masing dengan sanksi yang berbeda pula.
Nilai penting norma menurut ahli ilmu sosial Soerjono Soekanto, tujuan pembuatan
norma adalah agar hubungan di dalam suatu masyarakat dapat berjalan seperti yang
diharapkan.
Ada beberapa nilai penting dari norma yaitu:
- menciptakan ketertiban dan keamanan bersama
- mencegah benturan kepentingan antar warga
- membentuk akhlak atau karakter manusia
- menjadi petunjuk bagi setiap individu dalam menjalani kehidupan di masyarakat
- mewujudkan keadilan dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara

Dengan norma setiap orang akan mendapatkan manfaat yang sama atas pengaturan
tersebut, sejalan dengan sila kelima Pancasila yaitu keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.
Jenis norma, secara umum norma itu dikelompokkan menjadi 4 jenis yaitu norma
agama, norma susila, norma sosial dan norma hukum.
- norma agama adalah kaidah atau aturan yang bersumber pada hukum agama atau
kitab suci yang berasal dari Tuhan Yang Maha Esa.
- norma susila adalah norma yang berasal dari hati nurani manusia
- norma sosial atau kesopanan itu bersumber dari tata krama atau kebiasaan
masyarakat
- norma hukum merupakan aturan yang mengatur tingkah laku manusia dalam
kehidupan bernegara.

Selanjutnya, norma dan nilai-nilai Pancasila. Di Indonesia norma terkait dengan


nilai-nilai Pancasila yaitu nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai
kerakyatan serta nilai keadilan sosial.
Hak dan kewajiban pada norma. Setiap norma itu pasti selalu mengandung hak dan
kewajiban, norma selalu mengandung hal-hal yang harus didapatkan oleh semua
orang yang terikat. Norma itu juga selalu mengandung hal-hal yang harus dilakukan
setiap orang tersebut sesuai dengan ketentuan masing-masing dari norma.
Pengertian Hak, menurut KBBI hak itu artinya milik atau punya. Selain itu, hak juga
berarti wewenang atau kekuasaan yang diakui kelompok atau masyarakat. Dengan
demikian, milik atau punya atau pun berwenang itulah yang disebut dengan hak.
Pengertian Kewajiban, dalam KBBI disebutkan bahwa kewajiban adalah sesuatu
yang harus dilaksanakan. Bila dikaitkan dengan norma, maka kewajiban adalah hal
yang harus dilaksanakan sesuai ketentuan dalam norma itu.
Kewajiban sendiri itu dapat dikelompokkan menjadi tiga, kewajiban pada Tuhan
Yang Maha Esa, kewajiban kepada sesama manusia dan kewajiban pada alam.
Penerapan Hak dan Kewajiban, pemenuhan hak dan kewajiban tersebut itu saling
terikat dan tidak dapat dipisahkan. Untuk melaksanakan pemenuhan hak dan
kewajiban secara baik, setiap orang perlu lebih dahulu memperhatikan hak orang
lain, selanjutnya adalah memenuhi hak orang tersebut sebaik-baiknya sesuai
dengan tanggung jawab atau kewajiban diri sendiri atas orang lain itu.
Dengan memenuhi hak orang lain dengan sebaik-baiknya maka kewajiban diri
sendiri otomatis sudah tertunaikan. Setelah itu kita dapat meminta hak diri sendiri
agar dipenuhi oleh orang yang memiliki kewajiban terkait hal tersebut.
Kalau kita harus Gambarkan dalam bagan akan seperti ini penuhi hak orang lain dulu
jalankan semua kewajiban kita baru kita bisa minta hak diri sendiri
2. Undang-Undang NRI Tahun 1945 Sebagai Dasar Hukum Tertulis Negara
Agar hukum tidak bertentangan, maka perlu adanya dasar hukum tertulis. Tanpa
dasar hukum tertulis, undang-undang serta ketentuan-ketentuan itu dapat
bertentangan antara yang satu dengan yang lainnya.
Itulah mengapa perlunya dasar hukum tertulis, dasar hukum tertulis itu perlu
dibangun di atas dasar negara kita yang telah ditetapkan. Di Indonesia dasar
negaranya adalah Pancasila, maka dasar hukum tertulis yang disusun adalah berupa
Undang-Undang Dasar (UUD) yang kemudian dinamai Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 atau disingkat menjadi UUD NRI Tahun
1945.
UUD NRI Tahun 1945 inilah dasar hukum tertulis dan menjadi dasar hukum tertulis
dari semua hukum di Indonesia.
Perumusan UUD NRI tahun 1945. Sidang pertama BPUPK kala itu berhasil
melahirkan Pancasila sebagai dasar negara pada tanggal 1 Juni 1945. BPUPK lalu
menugasi Panitia Sembilan untuk menyusun sila-sila Pancasila. Kemudian tugas itu
selesai tanggal 22 Juni 1945. Pancasila siap dijadikan pondasi untuk merumuskan
dasar hukum tertulis, lalu dalam sidang kedua BPUPK tanggal 10 sampai 17 Juli
1945 semua setuju bahwa pembukaan undang-undang dasar itu, maka BPUPK
membentuk panitia dasar hukum tertulis.
Untuk menyusun isi UUD pada masa itu, bagian isi UUD disebut batang tubuh UUD.
Panitia dasar hukum tertulis tersebut beranggotakan 19 orang yang diketuai oleh Ir
Soekarno sendiri. BPUPK juga membentuk panitia keuangan dan perekonomian
yang dipimpin oleh Muhammad Hatta dan panitia Pembela Tanah Air (PETA) yang
diketuai Abikusno Cokrosuyoso.
Panitia dasar hukum tertulis bermusyawarah pada tanggal 11 Juli 1945 yang
akhirnya menghasilkan 3 hal yaitu membentuk panitia perancang UUD, bentuk
negara kesatuan atau unitaris, kepala negara berada di tangan satu orang yaitu
presiden.
Panitia perancang UUD bekerja di mana anggotanya yaitu Ahmad Subarjo, Sukiman,
dan Parada Harahap. Mereka bertiga menyepakati tiga hal yaitu: lambang negara,
negara kesatuan serta sebutan Lembaga Majelis Permusyawaratan Rakyat.
BPUPK bersidang untuk menetapkan tiga hal yang pertama pernyataan tentang
Indonesia merdeka, kedua, pembukaan dasar hukum tertulis, ketiga, batang tubuh
dasar hukum tertulis yang kemudian dinamakan sebagai UUD.
Rancangan undang-undang tersebut berisi antara lain wilayah negara Indonesia
yang mencakup seluruh bekas wilayah Hindia Belanda dan pulau-pulau di
sekitarnya. Bentuk negara Indonesia adalah negara kesatuan, bentuk pemerintahan
Indonesia adalah Republik, bendera nasional adalah Sang Saka Merah Putih, serta
bahasa nasional Indonesia adalah Bahasa Indonesia. Pada tanggal 16 Juli 1945,
naskah rancangan UUD itu diterima dalam sidang BPUPKI dengan suara yang bulat.
Proses Pengesahan UUD NRI 1945. Tanggal 16 Agustus 1945, PPKI melakukan
sidang yang pertama, sehari kemudian tanggal 17 Agustus 1945 bertepatan dengan
hari Jumat tanggal 9 Romadhon 1364 Hijriyah, Indonesia pun Merdeka, tanggal 18
Agustus 1945 PPKI melanjutkan sidangnya yang menghasilkan menetapkan
Soekarno dan Muhammad Hatta sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik
Indonesia.
Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) untuk menyusun kelengkapan
pemerintahan serta mengesahkan pembukaan UUD. Pembukaan inilah yang
menjadi pokok dari UUD yang disahkan PPKI dan dikukuhkan oleh KNIP tanggal 19
Agustus 1945, UUD disebut dengan UUD NRI tahun 1945.
Sistematika UUD NRI tahun 1945. Sistematika UUD NRI Tahun 1945 setelah
dirumuskan mencakup tiga hal yaitu bagian pembukaan, bagian batang tubuh, serta
bagian penjelasan.
Namun setelah dilakukan perubahan atau amandemen, sistematikanya hanya
menjadi pembukaan dan pasal-pasal pembukaan. UUD NRI tahun 1945 itu memuat
prinsip-prinsip pokok kenegaraan yang terdiri dari empat alinea yang isinya
mengenai bentuk negara, tujuan negara, serta rumusan dasar negara Pancasila.
Batang tubuh UUD NRI tahun 1945 terdiri dari 16 bab dan 37 pasal, 4 pasal aturan
peralihan serta dua ayat aturan tambahan. Untuk memperjelas isi batang tubuh UUD
NRI tahun 1945, maka selanjutnya ada bagian penjelasan yang dilampirkan.
Lampiran penjelasan itu terdapat di dalam berita Republik Indonesia Tahun 2
Nomor 7 tanggal 15 Februari 1946.
Amandemen UUD NRI tahun 1945. Perubahan undang-undang bisa disebut juga
sebagai amandemen, perubahan tersebut dilakukan dari tahun 1999 hingga tahun
2002. Beberapa pasal dari UUD itu pun diubah secara bertahap melalui sidang-
sidang MPR.
Amandemen UUD NRI tahun 1945 dilakukan 4 kali yaitu:
1. Perubahan pertama dilakukan melalui Sidang MPR pada tanggal 14 sampai 19
Oktober 1999 ada 9 pasal yang diubah dalam amandemen ini.
2. Perubahan kedua adalah melalui sidang pada tanggal 1 sampai 18 Agustus tahun
2000 untuk mengubah 25 pasal pada 5 bab.
3. Perubahan ketiga dilakukan melalui Sidang MPR pada tanggal 1 sampai 9
November 2001 untuk mengubah 22 pasal perubahan.
4. Perubahan keempat adalah melalui Sidang MPR pada tanggal 1 sampai 10 Agustus
2002 dengan mengubah 13 pasal.
Pada amandemen pertama yang membatasi masa jabatan presiden dan wakil
presiden menjadi maksimal dua kali masa jabatan atau paling lama selama 10 tahun.
Jadi, setelah 10 tahun menjabat presiden dan wakil presiden tidak dapat dipilih lagi.
Pada amandemen kedua ditegaskan bahwa masyarakat memilih secara langsung
para wakilnya di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Pada amandemen ketiga rakyat juga bisa memilih Presiden dan wakil presiden
secara langsung, di mana sebelumnya dipilih rakyat secara tidak langsung melalui
MPR.
Pada amandemen keempat menyangkut masalah pendidikan, dalam amandemen ini
pemerintah diwajibkan untuk menyediakan anggaran pendidikan paling sedikit
harus 20% dari anggaran negara.
Hak dan Kewajiban Warga Negara Berdasarkan Pancasila dan Konstitusi
Hak dan Kewajiban Warga Negara – Grameds, sebagai warga negara yang baik,
sudah seharusnya kita mengetahui serta memahami hak dan kewajibannya. Dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara, ada hal-hal yang harus dilakukan atau
kewajiban, dan ada juga hal-hal yang harus didapatkan, yaitu hak.
Hak warga negara bisa diartikan sebagai semua hal yang diperoleh atau didapatkan
seorang warga negara, baik dalam bentuk kewenangan maupun kekuasaan. Hak
pada dasarnya adalah sesuatu yang harusnya bisa diterima atau dinikmati. Hal itu
berarti kita berhak menerima hal-hal yang menjadi hak kita dan kita tidak boleh
melanggar hak orang lain.
Sementara itu, kewajiban adalah hal-hal yang wajib dilakukan sebagai anggota
masyarakat. Umumnya, kewajiban merupakan hal yang harus dilakukan agar bisa
mendapatkan hak kita.
Hak dan Kewajiban Warga Negara Berdasarkan Pancasila
Setiap masyarakat mempunyai hak dan kewajiban sebagai warga negara
berdasarkan Pancasila, mulai dari sila pertama hingga sila kelima. Berikut ini
contoh-contoh hak dan kewajiban sebagai warga negara berdasarkan Pancasila,
Hak dan Kewajiban Warga Negara Berdasarkan Sila Pertama
Sila pertama Pancasila berbunyi, “ketuhanan yang Maha Esa”. Dalam sila ini, kita
memiliki hak dan kewajiban sebagai warga negara, sebagai berikut:
Berhak memeluk agama dan kepercayaan sesuai pilihan dan keyakinan masing-
masing.
Berhak beribadah sesuai agama dan kepercayaan yang dipilih.
Wajib memberikan orang lain kebebasan dalam memilih agama dan
kepercayaannya.
Wajib memberikan kebebasan orang lain untuk beribadah.
Wajib menghormati kepercayaan agama lain.
Hak dan Kewajiban Warga Negara Berdasarkan Sila Kedua
Sila kedua Pancasila berbunyi, “kemanusiaan yang adil dan beradab”. Dalam sila ini,
kita memiliki hak dan kewajiban sebagai warga negara, sebagai berikut:
Berhak mendapatkan keadilan di mata hukum.
Berhak mendapatkan kehidupan yang layak dan diperlakukan secara adil di
masyarakat.
Wajib bersikap adil dan membela kebenaran.
Wajib menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan tenggang rasa.
Hak dan Kewajiban Warga Negara Berdasarkan Sila Ketiga
Sila ketiga Pancasila berbunyi, “persatuan Indonesia”. Dalam sila ini, kita memiliki
hak dan kewajiban sebagai warga negara, sebagai berikut:
Berhak ikut serta dalam bela negara.
Berhak untuk menjadi abdi negara.
Wajib memupuk persatuan berdasarkan Bhinneka Tunggal Ika.
Wajib menghargai dan menghormati segala perbedaan yang ada di Indonesia.
Hak dan Kewajiban Warga Negara Berdasarkan Sila Keempat
Sila keempat berbunyi, “kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan perwakilan”. Dalam sila ini, kita memiliki hak dan
kewajiban sebagai warga negara, sebagai berikut:
Berhak mengeluarkan pendapat.
Berhak mengikuti pemilihan umum jika sudah memenuhi syarat.
Wajib menghargai pendapat dan masukan dari orang lain.
Wajib menghormati hasil keputusan yang sudah diambil dalam musyawarah.
Hak dan Kewajiban Warga Negara Berdasarkan Sila Kelima
Sila kelima berbunyi, “keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. Dalam sila ini,
kita memiliki hak dan kewajiban sebagai warga negara, sebagai berikut:
Berhak mendapatkan pengayoman dari orang lain dan pemerintah.
Berhak mendapatkan kesejahteraan di berbagai hal.
Wajib mengikuti kegiatan gotong royong di masyarakat.
Wajib mengikuti kegiatan negara dalam rangka mewujudkan keadilan sosial.
Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia Berdasarkan Konstitusi
Setiap warga negara memiliki hak, bahkan semenjak lahir. Hak yang dimiliki oleh
warga negara semenjak lahir disebut dengan hak dasar atau hak asasi manusia
(HAM). Hak ini bersifat universal dan tidak dapat diambil atau diusik oleh pihak
manapun.
Pasal 1 UU No. 19 Tahun 1999 mengartikan HAM sebagai seperangkat hak yang
melekat dalam hakikat keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa
dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan
dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan
serta perlindungan harkat dan martabat manusia.
Hak asasi diseimbangkan dengan adanya kewajiban asasi. Kewajiban asasi
maksudnya adalah seperangkat kewajiban yang apabila tidak dilaksanakan, HAM
tidak mungkin terlaksana dan ditegakkan.
Secara umum, hak warga negara Indonesia dalam konstitusi adalah sebagai berikut:

• Hak untuk hidup.


• Hak untuk kemerdekaan dan keamanan fisik.
• Hak menghargai kepribadiannya.
• Hak untuk mendapatkan yang sama dalam hukum.
• Hak untuk masuk dan keluar wilayah suatu negara.
• Hak mendapatkan kebangsaan atau kewarganegaraan.
• Hak memiliki benda dengan cara yang sah.
• Hak untuk mengeluarkan pikiran dan perasaan.
• Hak untuk memilih dan memeluk agama.
• Hak untuk bebas mengeluarkan pendapat.
• Hak untuk mengadakan rapat dan rapat.
• Hak untuk mendapatkan jaminan sosial.
• Hak untuk mendapatkan pekerjaan yang layak.
• Hak untuk berdagang.
• Hak untuk turut serta dalam gerakan kolaborasi dalam masyarakatnya
masing-masing.
• Hak untuk menikmati kesenian.
• Hak untuk turut serta memajukan keilmuan.
Adapun kewajiban warga negara Indonesia secara umum adalah sebagai berikut:

 Menaati hukum dan pemerintahan.


 Menghormati HAM orang lain.
 Tunduk kepada undang-undang.

Hak Warga Negara dalam Undang-Undang Dasar (UUD) 1945


Hak dan kewajiban warga negara di Indonesia diatur dalam konstitusi. Dalam UUD
1945, hak warga negara terkandung dalam pasal 27 sampai dengan pasal 34.

1. Pasal 27

Hak warga negara Indonesia dalam pasal 27 ayat (2) berbunyi “tiap warga
negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”.

2. Pasal 28 A
Hak warga negara Indonesia dalam pasal 28 A berbunyi “setiap orang berhak
untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya”.
3. Pasal 28 B
Hak warga negara dalam pasal 28 B termuat dalam dua ayat. Ayat (1) berbunyi
“warga negara berhak untuk membentuk keluarga melalui perkawinan yang
sah”. Adapun dalam ayat (2) berisi hak kelangsungan hidup, yang berbunyi
“setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang”.
4. Pasal 28 C
Hak warga negara dalam pasal 28 C termuat dalam dua ayat. Ayat (1) berbunyi,
“setiap orang berhak mengembangkan diri dan melalui pemenuhan kebutuhan
dasarnya dan berhak mendapat pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi,
seni dan budaya demi meningkatkan kualitas hidupnya demi kesejahteraan
hidup manusia”.

Adapun ayat (2) berbunyi, “setiap orang berhak memajukan dirinya dalam
memperjuangkan haknya secara kolektif untuk membangun masyarakat,
bangsa, dan negaranya”.

5. Pasal 28 D
Hak warga negara dalam pasal 28 D termuat dalam empat ayat. Ayat (1)
berbunyi, “setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan
kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di depan hukum”. Ayat
(2) berbunyi, “setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan
perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja”.
Adapun ayat (3) menjamin hak yang sama dalam ikut serta dalam
pemerintahan, sedangkan ayat (4) menjamin hak atas status
kewarganegaraan.
6. Pasal 28 E
Hak warga negara dalam pasal 28 E termuat dalam tiga ayat. Ayat (1)
membahas tentang hak setiap orang untuk memilih dan memeluk agamanya
masing-masing tanpa paksaan, memilih pekerjaan, memilih
kewarganegaraan, serta memilih tempat tinggal di wilayah negaranya dan
berhak untuk kembali.
Selanjutnya, dalam ayat (2) disebutkan jika setiap orang bebas untuk
meyakini kepercayaan, menyatakan sikap dan pikiran yang sesuai dengan hati
nuraninya. Adapun dalam ayat (3) disebutkan bahwa setiap orang untuk
bebas berbicara, berserikat, berkumpul, dan menyatakan pendapat.
7. Pasal 28 F
Pasal ini berisi tentang hak teknologi dan informasi. Pasal ini berbunyi, “setiap
orang berhak untuk berkomunikasi dan mendapatkan informasi untuk
mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya serta berhak untuk
mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan
informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia”.
8. Pasal 28 G
Pasal 28 F memuat perlindungan pemerintah dan negara atas hak setiap orang
untuk mendapatkan izinnya dan keluarga atas harta yang ada di bawahnya,
berhak atas keamanan dan kebebasan dari ancaman. Selain itu, warga negara
juga berhak mendapatkan suaka politik dari negara lain.
9. Pasal 28 H
Pasal 28 H terdiri atas empat ayat, yang masing-masing berisi tentang hak
setiap orang untuk menerima kelahiran dan batin, mendapatkan tempat
tinggal yang layak, hak untuk perawatan kesehatan yang layak; hak untuk
mendapatkan persetujuan dan bantuan khusus untuk mendapat
kesempatan dan manfaat yang sama untuk mencapai persetujuan dan
keadilan; hak setiap orang untuk jaminan sosial; serta hak kepemilikan
pribadi yang tidak boleh diambil secara sewenang-wenang.
10. Pasal 28 I
Hak warga negara dalam pasal 28 I termuat dalam dua ayat. Ayat (1) berisi
hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum dan hak untuk tidak
dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang
tidak dapat dikurangi dalam keadaan apa pun. Adapun ayat (2) memberikan
hak untuk bebas dari diskriminasi serta mendapat perlindungan dari
tindakan diskriminatif.
11. Pasal 29
Pasal 29 menjelaskan bahwa setiap warga negara berhak beribadah sesuai
dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
12. Pasal 31
Hak warga dalam pasal ini adalah mendapatkan pendidikan, sedangkan
penyelenggaraan pendidikan dasar dijamin dan dibiayai oleh negara.
13. Pasal 33
Pasal 33 terdiri atas tiga ayat yang berisi ketentuan perekonomian disusun
sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan; cabang-cabang
produksi yang penting dan disetujui hajat hidup orang banyak dikuasai oleh
negara; dan penggunaan seluruh sumber daya alam yang ada di bumi, udara,
dan tanah untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat; serta
penyelenggaraan ekonomi nasional yang demokratis, berwawasan
lingkungan, berkeadilan, dan berkelanjutan.
14. Pasal 34
Dalam pasal ini, negara menjamin semua fakir miskin dan anak-anak
terlantar. Warga negara juga berhak mendapat pelayanan kesehatan yang
layak yang diselenggarakan oleh pemerintah. Selain itu, warga negara juga
berhak untuk mendapat jaminan sosial, khususnya masyarakat lemah dan
tidak mampu. Jaminan sosial ini diselenggarakan oleh pemerintah.

Lampiran: Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)


LEMBAR KEGIATAN PESERTA
DIDIK (LKPD)
SMPN 2 SUMBERGEMPOL

Peraturan Perundang Undangan dan Tata


Urutannya, Norma dan Aturan,
Hak dan Kewajiban Warga Negara

KELAS VIII
SEMESTER II

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU DALA JABATAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

Tujuan Pembelajaran
Peserta didik memahami peraturan perundang undangan dan tata urutannya;
mematuhi pentingnya norma dan aturan, menyeimbangkan hak dan kewajiban
warga negara.

Capaian Pembelajaran
Peserta didik memahami periodisasi pemberlakuan dan perubahan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; memahami Undang- Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai sumber hukum tertinggi. Peserta
didik
memahami bentuk pemerintahan yang berlaku dalamkerangka Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Peserta didik memahami peraturan perundang undangan
dan tata urutannya; mematuhi pentingnya norma dan aturan, menyeimbangkan hak
dan kewajiban warga negara.

Indikator Pencapaian Tujuan Pembelajaran


1. Peserta didik mampu memahami peraturan perundang undangan dan tata
urutannya

2. Peserta didik mampu mematuhi pentingnya norma dan aturan,


3. Peserta didik mampu menyeimbangkan hak dan kewajiban warga negara.
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
Sekolah : SMPN 2 SUMBERGEMPOL
Mata : Pendidikan Pancasila dan
Pelajaran Kewagganegaraan
Fase : D

Kelas : VIII

Elemen : Undang-Undang Dasar Negara


Republik Indonesia Tahun 1945

Tahun : 2023/2024
Pelajaran
Materi :
Peraturan Perundang Undangan
Pokok dan Tata Urutannya; Mematuhi
Pentingnya Norma dan Aturan,
Menyeimbangkan Hak dan
Kewajiban Warga Negara.

A KEGIATAN DISKUSI
Nama Anggota Kelompok :
1. ……………………………….
2. ……………………………….
3. ……………………………….
4. ……………………………….
5. ……………………………….
6. ……………………………….

Kelas : VIIIA
Materi :Peraturan Perundang Undangan dan Tata Urutannya.
Petunjuk Pengerjaan
1. Silakan baca secara cermat bahan ajar sebelum mengerjakan Lembar
Kerja Peserta Didik (LKPD).
2. Buatlah kelompok yang beranggotakan 5 orang
3. Bacala tata tertib yang ada di sekolah!
4. Apakah tata tertib yang ada disekolah sudah sesuai dengan keinginan
kalian atau sudah mengakomodir kebutuhan kalian, jika belum sesuai
buatlah tata tertib menurut keinginan kalian!
5. Tuangkan tata tertib yang kalian buat dalam bentuk video, poster atau
tiktok.

Rubrik Penilaian Pengerjaan, presentasi dan Hasil Proyek

Penskoran
1 2 3 4
Aspek yang
Dinilai
No. Indikator
A. Perencaan 1. Pemilihan Proyek yang Proyek yang Proyek yang Proyek yang
Proyek proyek dan jadwal direncanakan direncanakan direncanakan direncanakan
pengerjaan tidak sesuai sesuai sesuai sesuai
proyek. instruksi LKPD instruksi LKPD instruksi LKPD instruksi LKPD
dan tidak dan disertai dan disertai dan disertai
disertai dengan dengan jadwal dengan jadwal dengan jadwal
jadwal pelaksanaan pelaksanaan pelaksanaan
pelaksanaan. seadanya. tetapi tidak yang rinci.
rinci.
B. Pelaksanaan 2. Kerjasama Hanya satu Beberapa saja Semua Semua
Proyek dalam anggota anggota anggota anggota
mengerjakan kelompok kelompok kelompok kelompok
proyek. terlibat dalam terlibat dalam terlibat dalam terlibat dalam
mengerjakan mengerjakan mengerjakan mengerjakan
proyek dan proyek dan proyek dan proyek dan
tidak sesuai tidak sesuai tidak sesuai sesuai dengan
dengan tapan- dengan tapan- dengan tapan- tapan-
tahapannya. tahapannya. tahapannya. tahapannya.
C Presentasi 3. Kejelasan Materi yang Materi yang Materi yang Materi yang
Materi. disampaikan disampaikan disampaikan disampaikan
tidak runtut tidak runtut runtut namun runtut dan
dan tidak fokus dan fokus tidak fokus fokus pada
pada topik pada topik pada topik topik
presentasi presentasi presentasi presentasi

4. Kerjasama Pembagian Pembagian Pembagian Pembagian


Kelompok dalam tugas tiap tugas tiap tugas tiap tugas tiap
Presentasi. anggota tidak anggota tidak anggota anggota
merata dan merata namun merata namun merata dan
tidak kompak kompak kurang kompak
kompak
5. Penampilan Suara tidak Suara tidak Suara jelas dan Suara jelas dan
Presentasi. jelas dan tidak jelas dan lancar, lancar,
lancar, intonasi lancar, intonasi intonasi tepat,
kurang tepat, intonasi kurang tepat, percaya diri
kurang diri kurang tepat, cukup percaya tinggi
tinggi cukup percaya diri
diri
D Hasil Proyek 6. Hasil proyek. Hasil proyek Hasil proyek Hasil proyek Hasil proyek
tidak menarik tidak menarik menarik dan menarik dan
dan tidak dan sesuai tidak sesuai sesuai dengan
sesuai dengan dengan tema dengan tema tema yang
tema yang yang dierikan. yang dierikan. dierikan.
dierikan.

Lampiran: Media Pembelajaran


MEDIA PEMBELAJARAN
SMPN 2 SUMBERGEMPOL

Peraturan Perundang Undangan dan Tata


Urutannya, Norma dan Aturan,
Hak dan Kewajiban Warga Negara

KELAS VIII
SEMESTER II

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU DALA JABATAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

Tujuan Pembelajaran
Peserta didik memahami peraturan perundang undangan dan tata
urutannya; mematuhi pentingnya norma dan aturan, menyeimbangkan hak
dan kewajiban warga negara.

Capaian Pembelajaran
Peserta didik memahami periodisasi pemberlakuan dan perubahan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; memahami Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai sumber
hukum tertinggi. Peserta didik
memahami bentuk pemerintahan yang berlaku dalamkerangka Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Peserta didik memahami peraturan perundang
undangan
dan tata urutannya; mematuhi pentingnya norma dan aturan,
menyeimbangkan hak dan kewajiban warga negara.

Indikator Pencapaian Tujuan Pembelajaran


1. Peserta didik mampu memahami peraturan perundang undangan dan
tata urutannya

2. Peserta didik mampu mematuhi pentingnya norma dan aturan,


3. Peserta didik mampu menyeimbangkan hak dan kewajiban warga
negara.

Media Pembelajaran
Media pembelajaran yang digunakan dalam mencapai tujuan pembelaran ini antara lain:

NO Nama Media Keterangan/Gambar


Pembelajaran
1. Video
pembelajaran
2. Aplikasi
Whatsapp

3. PPT GAMAA
APP
Lampiran: Alat Evaluasi

INSTRUMEN PENILAIAN
BERBASIS HOTS
SMPN 2 SUMBERGEMPOL

Peraturan Perundang Undangan dan Tata


Urutannya, Norma dan Aturan,
Hak dan Kewajiban Warga Negara

KELAS VIII
SEMESTER II

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM


JABATAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
Tujuan Pembelajaran
Peserta didik memahami peraturan perundang undangan dan tata urutannya;
mematuhi pentingnya norma dan aturan, menyeimbangkan hak dan kewajiban
warga negara.

Capaian Pembelajaran
Peserta didik memahami periodisasi pemberlakuan dan perubahan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; memahami Undang- Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai sumber hukum tertinggi. Peserta
didik
memahami bentuk pemerintahan yang berlaku dalamkerangka Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Peserta didik memahami peraturan perundang undangan
dan tata urutannya; mematuhi pentingnya norma dan aturan, menyeimbangkan hak
dan kewajiban warga negara.
Indikator Pencapaian Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik mampu memahami peraturan perundang undangan dan tata urutannya

2. Peserta didik mampu mematuhi pentingnya norma dan aturan,


3. Peserta didik mampu menyeimbangkan hak dan kewajiban warga negara.

Alat Evaluasi
1. Metode Evaluasi/Penilaian
Teknik Penilaian Jenis Penilaian Bentuk Penilaian Alat Penilaian
Teknik Penilaian Teknik Penilaian Teknik Penilaian Teknik Penilaian
Non Tes Non Tes Non Tes Non Tes

2. Kisi-kisi
Elemen/ Capaian Tujuan Pembelajaran/ Bentuk Indikator Soal Nomor
Pembelajaran Indikator Pencapaian Penilaian Instrumen
Tujuan Pembelajaran
Undang-Undang Peserta didik Pilihan Disajikan sebuah
Dasar Negara memahami peraturan Ganda pernyataan,
Republik perundang undangan peserta
Indonesia Tahun dan tata urutannya; didik memahami
6
1945/ Peserta mematuhi pentingnya perundang
didik memahami norma dan aturan, undangan dan tata
periodisasi menyeimbangkan hak urutannya.
pemberlakuan dan dan kewajiban warga
perubahan negara. Disajikan sebuah
Undang-Undang pernyataan, 8
Dasar Negara 1. Peserta didik peserta
Republik mampu didik memahami
Indonesia Tahun memahami perundang
1945; memahami peraturan undangan dan tata
Undang- Undang perundang urutannya.
Dasar Negara undangan dan
Republik tata urutannya Disajikan sebuah
Indonesia Tahun pernyataan,
1945 sebagai peserta
sumber hukum didik memahami
tertinggi. Peserta perundang
didik undangan dan tata 10
memahami bentuk urutannya.
pemerintahan
yang berlaku
dalamkerangka
Negara Kesatuan
Republik
Indonesia. Peserta 2. Peserta didik Disajikan sebuah 1
didik memahami mampu mematuhi pernyataan,
peraturan pentingnya norma dan peserta
perundang aturan, didik memahami
undangan sumber nilai dari
dan tata norma agama
urutannya;
mematuhi Disajikan sebuah 2
pentingnya norma pernyataan,
dan aturan, peserta
menyeimbangkan didik memahami
hak dan kewajiban sumber nilai dari
warga negara.
Disajikan sebuah 3
pernyataan,
peserta
didik memahami
sumber nilai dari
norma sosial
Disajikan sebuah 5
pernyataan,
peserta
didik memahami
sumber nilai dari
norma hukum

Disajikan sebuah 9
pernyataan,
peserta
didik memahami
sumber nilai dari
norma hukum
3. Peserta didik Disajikan berbagai 4
mampu pernyataan,
menyeimbangkan hak menyeimbangkan
dan kewajiban warga hak dan kewajiban
negara. dengan benar

Disajikan berbagai 7
pernyataan,
menyeimbangkan
hak dan kewajiban
dengan benar

3. Instrumen Evaluasi
a. Pilihan Ganda
- Naskah Soal
1. Setiap hari rabu anak-anak kelas 8B mendapat giliran pembiasaan
menjalankan sholat dhuha. Anak-anak berjalan ke mushola dengan
tertip. Sebelum menjalankan sholat anak-anak mengambil air wudu
kemudian masuk mushola. Salah satu siswa maju untuk menjadi imam
kemudian mereka menjalankan sholat dhuha dengan khusuk.
Menjalankan sholat adalah contoh pelaksanaan norma….
a. norma hukum
b. norma sisial
c. norma susila
d. norma agama

2. Hari ini keluarga andi kedatangan tamu dari Surabaya. Tamu tersebut adalah
paman Andi adik dari ayahnya. Ayah ibu andi berbincang-bincang diruang
tamu. Tiba-tiba adik andi yang kelas 5 Sekolah Dasar masuk kerumah tanpa
mengucapkan salam dan langsung berlari masuk kekamar. Sikap adik andi
tersebut adalah contoh …..
a. norma hukum
b. kebiasaan (folkways)
c. cara (usage)
d. norma agama

3. Anton adalah siswa kelas 7. Anton ke sekolah mengendarai sepda motor.


Anton tidak memakai pelindung kepala atau helm dan juga tidak mempunyai
SIM. Perbuatan anton tersebut melanggar norma….
a. norma hukum
b. norma sosial
c. norma susila
d. norma agama

4. Dapat kita lihat diperkotaan banyak sekali pemulung. Walaupun seorang


anak pemulung, setiap orang berhak untuk mendapatkan pendidikan sampai
ke jenjang yang tertinggi, hal ini sesuai dengan UUD 1945 pasal
a. pasal 29
b. pasal 31
c. pasal 33
d. pasal 34
5. Liburan semester telah tiba. Ridwan dan keluarganya pergi liburan ke
tempat wisata kebun binatang Surabaya. Ridwan Sekeluarga naik Bus dan
turun diterminal bungurasih. Diterminal Bungurasih Ridwan melihat ada
kejadian penjambretan dan pelaku penjambretan tertangkap. Tentunya
perbuatan pencuri tersebut adalah melanggar norma hukum dan norma
agama, sanksi bagi pelanggar norma hukum adalah….
a. disiksa
b. diasingkan
c. dipidana
d. dimasukkan keneraka
6. Peraturan daerah DKI Jakarta No 77 tahun 2020 tentang pengolahan
sampah. Peraturan daerah tersebut dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat
daerah propinsi dengan persetujuan …
a. Bupati
b. Walikota
c. Gubernur
d. Presiden

7. Marla punya hak untuk memilih salah satu presiden tetapi dia suaranya
untuk memilih salah satu presiden mau diberikan uang atau manipolitik. Hak
kita sebagai warga negara yang baik tertuang dalam pasal …
a. pasal 28
b. pasal 29
c. pasal 33
d. pasal 27

8. Perhatikan pernyataan berikut!


1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2) Ketetapan MPR;
3) UU/Perppu;
4) Peraturan Pemerintah
5) Peraturan Presiden;
6) Peraturan Daerah Provinsi;
7) Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.
Tata urutan peraturan perundang undangan Di Indonesia berdasatkan
ketentuan UU No 12 Tahun 2011 yang paling tepat adalah…
a. 1, 2, 3, 4, 5, 6. 7
b. 1, 4, 2, 3, 5, 6, 7
c. 1, 2, 3, 5, 4. 6. 7
d. 1, 2, 4, 5, 3. 6. 7

9. Disuatu daerah dilaksanakan upacara adat setiap warga daerah tersebut


diwajibkan mengikuti upacara adat. Jika ada orang yang tidak memenuhi
kewajibannya, ia akan dikucilkan oleh masyarakat lingkungannya
merupakannya contoh norma….
a. hukum
b. agama
c. kesusilaan
d. kesopanan

10. Semua peraturan perundang-undangan yang telah ditetapkan di bawah UUD 1945, tidak
diperbolehkan bertentangan dengan UUD 1945. Hal ini karena UUD 1945 ..
a. dibuat oleh para pendiri negara
b. merupakan hukum dasar
c. memuat hal-hal yang prinsip
d. merupakan hukum tertulis
- Kunci Jawaban
1. D 6. C
2. B 7. A
3. A 8. A
4. B 9. D
5. C 10. B

- Pedoman Penskoran Pilihan Ganda

NilaiPG = Jumlah jawaban benar x 10

a. Lembar Observasi Pengerjaan, presentasi dan Hasil Proyek


Penilaian ini dilaksanakan selama proses pengerjaan dan presentasi melalui
lembarobservasi sebagai berikut:

Aspek /Indikator yang dinilai


Skor
No. Nama Siswa A B C D Perolehan
1* 2 3 4 5 6*
Kelompok 1
1
2
3
4
Kelompok 2
5
6
7
8
Kelompok 3
9
10
11
12
Kelompok 4
13
14
15
16
*) Skor perolehan sama untuk setiap siswa dalam kelompok yang sama.

Tulungagung, 2022
Guru Mapel,

NIP.
Rubrik Penilaian Observasi Pengerjaan, presentasi dan Hasil Proyek
Penskoran
Aspek yang
No. Indikator
Dinilai
1 2 3 4

A. Perencaan Proyek 1. Pemilihan proyek Proyek yang Proyek yang Proyek yang Proyek yang
dan jadwal direncanakan direncanakan direncanakan direncanakan
pengerjaan tidak sesuai sesuai instruksi sesuai instruksi sesuai instruksi
proyek. instruksi LKPD LKPD dan LKPD dan LKPD dan
dan tidak disertai dengan disertai dengan disertai dengan
disertai dengan jadwal jadwal jadwal
jadwal pelaksanaan pelaksanaan pelaksanaan
pelaksanaan. seadanya. tetapi tidak yang rinci.
rinci.
B. Pelaksanaan 2. Kerjasama dalam Hanya satu Beberapa saja Semua anggota Semua anggota
Proyek mengerjakan anggota anggota kelompok kelompok
proyek. kelompok kelompok terlibat dalam terlibat dalam
terlibat dalam terlibat dalam mengerjakan mengerjakan
mengerjakan mengerjakan proyek dan proyek dan
proyek dan tidak proyek dan tidak sesuai sesuai dengan
sesuai dengan tidak sesuai dengan tapan- tapan-
tapan- dengan tapan- tahapannya. tahapannya.
tahapannya. tahapannya.
C Presentasi 3. Kejelasan Materi. Materi yang Materi yang Materi yang Materi yang
disampaikan disampaikan disampaikan disampaikan
tidak runtut dan tidak runtut runtut namun runtut dan
tidak fokus pada dan fokus pada tidak fokus fokus pada
topik presentasi topik pada topik topik
presentasi presentasi presentasi

4. Kerjasama Pembagian tugas Pembagian Pembagian Pembagian


Kelompok dalam tiap anggota tugas tiap tugas tiap tugas tiap
Presentasi. tidak merata dan anggota tidak anggota merata anggota merata
tidak kompak merata namun namun kurang dan kompak
kompak kompak

5. Penampilan Suara tidak jelas Suara tidak Suara jelas dan Suara jelas dan
Presentasi. dan tidak lancar, jelas dan lancar, intonasi lancar, intonasi
intonasi kurang lancar, intonasi kurang tepat, tepat, percaya
tepat, kurang kurang tepat, cukup percaya diri tinggi
diri tinggi cukup percaya diri
diri

D Hasil Proyek 6. Hasil proyek. Hasil proyek Hasil proyek Hasil proyek Hasil proyek
tidak menarik tidak menarik menarik dan menarik dan
dan tidak sesuai dan sesuai tidak sesuai sesuai dengan
dengan tema dengan tema dengan tema tema yang
yang dierikan. yang dierikan. yang dierikan. dierikan.
Pedoman Penskoran Observasi Pengerjaan, presentasi dan Hasil Proyek
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
NilaiObservasi = X 100%
24

- Pedoman Penilaian Akhir Tujuan Pembelajaran (TP)


Nilai Akhir TP = {(40%xNilaiPG )+(60%x NilaiProyek)}

Anda mungkin juga menyukai