Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Minyak bumi dan gas alam merupakan senyawa hidrokarbon. Rantai
karbon yang menyusun minyak bumi dan gas alam memiliki jenis yang beragam
dan tentunya dengan sifat dan karakteristik masing-masing. Sifat dan
karakteristik dasar minyak bumi inilah yang menentukan perlakuan selanjutnya
bagi minyak bumi itu sendiri pada pengolahannya. Hal ini juga akan
mempengaruhi produk yang dihasilkan dari pengolahan minyak
tersebut.Sumber energi yang banyak digunakan untuk memasak, kendaraan
bermotor dan industri berasal dari minyak bumi, gas alam, dan batubara. Ketiga
jenis bahan bakar tersebut berasal dari pelapukan sisa-sisa organisme sehingga
disebut bahan bakar fosil. Minyak bumi dan gas alam berasal dari jasad renik,
tumbuhan dan hewan yang mati.
Sisa-sisa organisme itu mengendap di dasar bumi kemudian ditutupi
lumpur. Lumpur tersebut lambat laun berubah menjadi batuan karena pengaruh
tekanan lapisan di atasnya. Sementara itu dengan meningkatnya tekanan dan
suhu, bakteri anaerob menguraikan sisa-sisa jasad renik itu menjadi minyak dan
gas. Pengetahuan tentang minyak bumi dan gas alam sangat penting untuk kita
ketahui, mengingat minyak bumi dan gas alam adalah suatu sumber eneri yang
tidak dapat diperbaharui, sedangkan penggunaan sumber energi ini dalam
kehidupan kita sehari-hari cakupannya sangat luas dan cukup memegang
peranan penting atau menguasai hajat hidup orang banyak. Sebagai contoh
minyak bumi dan gas alam digunakan sebagai sumber energi yang banyak
digunakan untuk memasak, kendaraan bermotor, dan industri, kedua bahan
bakar tersebut berasal dari pelapukan sisa-sisa organisme sehingga disebut
bahan bakar fosil. Oleh karena itu sebagai generasi penerus bangsa.
Membahas mengenai minyak dan gas bumi identik dengan pemboran
eksplorasi dan eksploitasi yang dimana sebuah cara untuk membuat koneksi dari
permukaan menembus formasi produktif dibawah permukaan dengan tujuan
membuat lubang secara cepat, ekonomis, aman hingga dapat menembus formasi
produktif. Maka dari itu harus dapat memahami proses-proses apa saja yang
digunakan dalam operasi pemboran.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan pada praktikum kali ini yaitu:
1. Mempelajari tentang operasi pemboran.
2. Memahami komponen alat pada operasi pemboran.
3. Mengetahui perhitungan yang digunakan untuk operasi pengeboran.
1.3 Alat dan Bahan
1.3.1 Alat
1. Alat tulis.
2. Kertas
1.3.2 Bahan
1. Data soal perhitungan
2. Materi
BAB II
DASAR TEORI
Geologi minyak Bumi adalah salah satu cabang ilmu geologi untuk
mengetahui keberadaan minyak bumi di bawah tanah, kemudian mengeksplorasi
dan memproduksinya. Secara umum ada dua jenis geologi minyak Bumi, yaitu
geologi eksplorasi minyak bumi yang mencakup pencarian minyak Bumi dan
geologi produksi minyak bumi. Produksi minyak Bumi dalam bidang
perminyakan bukan diartikan untuk membuat minyak Bumi, tetapi hanyalah
membuat fasilitas untuk mengalirkan minyak Bumi dari bawah tanah ke atas
permukaan tanah, dengan menggunakan pemboran dan pompa-pompa
(Koesoemadinata, 1978).
Sistem tenaga dalam suatu operasi pemboran terdiri dari dua
subkomponen utama, yaitu: Power Supply Equipment yaitu tenaga yang
dibutuhkan pada suatu operasi pemboran dihasilkan oleh mesin-mesin besar, yang
dikenal dengan "prime mover" (penggerak utama). Tenaga yang dihasilkan
tersebut digunakan untuk keperluan-keperluan sebagai berikut : sirkulasi lumpur,
hoisting, dan rotary drill string. Kedua yaitu Distribution (Transmission)
Equipment berfungsi untuk meneruskan atau menyalurkan tenaga dari penggerak
utama, yang diperlukan untuk suatu operasi pemboran. Sistem distribusi
(transmisi) yang biasa digunakan ada dua macam, yaitu sistem transmisi mekanis
dan sistem transmisi listrik (electric transmission). Rig tidak akan berfungsi
dengan baik bila distribusi tenaga yang diperoleh tidak mencukupi. Oleh sebab itu
diusahakan tenaga yang hilang karena adanya transmisi atau tersebut dikurangi
sekecil mungkin, sehingga kerja mesin akan lebih efisien (Komang, 1999).
Hampir semua operasi pemboran menggunakan prime mover jenis internal
combution unit. Penentuan jenis mesin yang akan digunakan didasarkan pada
besarnya jumlah tenaga yang diperlukan yang dapat diketahui dari casing program
yang telah disusun dan kedalaman sumur. Tenaga yang dihasilkan prime mover
berkisar antara 500 - 5000 HP. Salah satu spesifikasi prime mover. Peletakan
prime mover tergantung dari berbagai faktor, antara lain Sistem transmisi
(distribusi) yang digunakan, dan ruang yang tersedia. Sistem pengangkatan dalam
pemboran memegang peranan yang sangat penting. (Koesoemadinata, 1995).
Drilling line sangat penting dalam operasi pemboran karena berfungsi
untuk menahan atau menarik beban yang diderita oleh hook. Drilling line terbuat
dari baja dan merupakan kumpulan dari kawat yang kecil, diatur sedemikian rupa
sehingga merupakan suatu lilitan. Lilitan dari kabel pemboran terdiri dari 6
kumpulan dan satu bagian yang disebut core. Faktor-faktor yang mempengaruhi
keawetan kabel: Kerusakan dari kawat, rapuhnya lilitan kawat akibat panas, dan
kelelahan. Beban berat yang diderita drilling cable terjadi pada saat: Running
casing (pemasangan casing), Operasi pemancingan (fishing job), dan yang
terakhir merupakan pencabutan dan pemasukan pada drill string (Mudhofir, 1999).
Kelly merupakan rangkaian pipa bor paling atas, irisan luar berbentu segi
tiga, empat, segi enam. Kelly dimasukkan kedalam kelly bushing, yang berfungsi
untuk meneruskan gaya putar (torsi) dari rotary table ke kelly dan kemudian
diteruslan ke seluruh rangkaian pipa bor. Pada kelly terdapat dua sub-alat pokok,
yaitu Upper Kelly Cock merupakan suatu valve (katup) yang dipasang diantara
swivel dan kelly. Fungsi dari upper kelly cock adalah untuk menutup kelly pada
saat sirkulasi dihentikan sehingga dapat menahan tekanan balik dari lubang bor
yang bertekanan tinggi. Lower Kelly Cock merupakan suatu valve yang bekerja
secara otomatis dapat sebagai penahan cairan pemboran dalam kelly pada saat
melakukan penyambungan (Mudhofir, 1985).
Mata bor merupakan ujung paling bawah dari rangkaian pipa bor yang
secara langsung bersentuhan dengan lapisan formasi. Mata bor berfungsi untuk
menghancurkan batuan dan menembus formasi sampai pada kedalaman yang
diinginkan. Bagian-bagian dari mata bor adalah sebagai berikut: Shank,
merupakan suatu alur ulir untuk menghubungkan mata bor dengan bit sub atau
box connection pada bagian bawah drill collar. Bit Lugs, bagian dari mata bor
yang berfungsi untuk dudukan poros dan cone. Cone, merupakan suatu roda-roda
bergerigi (gerinda) yang berputar pada bagian bawah mata bor. Fluid Passage
Way (jets), adalah suatu nozzle yang terdapat pada bagian bawah mata bor dan
berfungsi untuk menyemprotkan fluida pemboran (lumpur bor) ke formasi.
Berdasarkan fungsinya mata bor diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu Drag
bit, Roller – cone, Diamond bit (Smith., 2001).

3.2 Pembahasan
Pada praktikum pertama geologi minyak dan gas bumi ini membahas
materi mengenai operasi pemboran atau teknik dari pengeboran itu sendiri yang
dimana pemboran eksplorasi dan eksploitasi adalah sebuah cara untuk membuat
koneksi dari permukaan menembus formasi produktif dibawah permukaan dengan
tujuan membuat lubang secara cepat, ekonomis, aman hingga dapat menembus
formasi produktif. Maka dari itu harus dapat memahami proses-proses apa saja
yang digunakan dalam operasi pemboran. Lubang hasil pengeboran itu sendiri
disebut dengan well bor atau lubang sumur.
Materi yang dibahas mengenai Drilling system atau Drilling Rig dimana
membahas tentang peralatan untuk melakukan pengeboran ke dalam reservoir
bawah tanah untuk memperoleh air, minyak, atau gas bumi, atau deposit mineral
bawah tanah. Rig pengeboran bisa berada di atas tanah (on shore) atau di atas
laut/lepas pantai (off shore) tergantung kebutuhan pemakaianya, Rig pengeboran
minyak dan gas bumi dapat digunakan tidak hanya untuk mengidentifikasi sifat
geologis dari reservoir tetapi juga untuk membuat lubang yang memungkinkan
pengambilan kandungan minyak atau gas bumi dari reservoir tersebut. Rig
pengeboran itu sendiri terdiri dari beberapa komponen alat-alat meliputi Power
system, Hoisting system, Rotating system, Circulation system dan Blowout
Prevention system.
Komponen pertama adalah power system yang dimana suatu perangkat
instalasi pemboran mendapatkan supply daya untuk menggerakan system-sytem
yang lain. Selanjutnya ada Hoisting system yang berfungsi untuk membantu
sistem alat-alat pemutar di dalam mengebor sumur dengan menyediakan alat-alat
yang sesuai serta ruang kerja yang dibutuhkan untuk mengangkat dan
menurunkan drill string, casing string dan peralatan subsurface (bawah tanah)
lainnya dari dan ke lubang sumur. Ada juga komponen Rotating system dengan
tugas utamanya adalah memutar mata bor, memberi beban mata bor dan memberi
saluran lumpur bertekanan tinggi ke mata bor untuk mengebor membuat lubang
sumur. Sedangkan circulation system yang difungsikan untuk mengalirkan lumpur
pemboran, turun melewati rangkaian pipa pemboran dan naik ke annulus
membawa serbuk bor ke permukaan.Aliran lumpur bor pada saat sirkulasi akan
melewati bagian-bagian penting. Dan yang terakhir adalah Blowout Prevention
system  berfungsi dalam Menutup lubang sumur pd keadaan ada pipa atau tidak
ada pipa dlm lubang serta utk pekerjaan stripping in atau stripping out lalu
Menahan tekanan sumur yg timbul dan dapat dilalui semua peralatan yang dipakai
utk operasi pemboran / kerja ulang - Mengendalikan tekanan sumur dan dapat
dipakai untuk pekerjaan sirkulasi mematikan kick dan Menggantung (hanging off)
dan memotong pipa bor pd keadaan darurat. Serta Memiliki system peralatan
cadangan apabila salah satu rusak, khusus utk sumur bertekanan tinggi. peralatan
untuk mencegah blowout (meledaknya sumur di permukaan akibat tekanan tinggi
dari dalam sumur). 
Sedangkan untuk perhitungannya, menghitung volume serta waktu yang
dibutuhkan dicari terlebih dahulu volume total sebelum diperdalam untuk
mengetahui volume total secara keseluruhan yang dimana menggunakan rumus
volume sebelum diperdalam ditambah dengan volume setelah diperdalam.
Berbeda dengan perhitungan untuk mencari waktu yang dibutuhkan atau lang
time yang dimana volume sebelum diperdalam dikurang dengan volume setelah
diperdalam dengan begitu diperoleh waktu yang dibutuhkan untuk mengambil
cutting nya. Dalam perhitungan ini haruslah sangat rinci dalam menghitung
volume total hingga waktu yang dibutuhkan selain itu untuk nilai-nilai yang
diketahui seperti L1, L2, L3 bahkan diameter-diameter juga harus diperhatikan
karena sering terjadi kekeliruan saat perhitungan.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada praktikum kali ini yaitu:
1. Operasi pemboran adalah cara untuk membuat koneksi dari permukaan
menembus formasi produktif dibawah permukaan dengan tujuan membuat
lubang secara cepat, ekonomis, aman hingga dapat menembus formasi
produktif.
2. Komponen utama alat-alat pemboran meliputi Power system, Hoisting
system, Rotating system, Circulation system dan Blowout Prevention
system.
3. Perhitungan-perhitungan yang digunakan sangat banyak mulai dari
sebelum dilakukan pemboran hingga dilakukan perdalam lagi. Menghitung
nilai L1, L2, dan L3 hingga Nilai volume satu persatu dari belum
diperdalam sampai yang sudah diperdalam, Lalu dihitung total volume
sebelum diperdalam dan setelah diperdalam.
4.2 Saran
Pada Praktikum kali ini diharapkan untuk praktikum selanjutnya lebih
dipersiapkan lagi materi dan bahan-bahan untuk praktikum sehingga
praktikum dapat berjalan dengan lancer.
DAFTAR PUSTAKA
Koesoemadinata, R. P. 1978, Geologi Minyak dan Gas Bumi. Institut Teknologi
Bandung, Bandung.
Anggyana, Komang. 1999. Pemboran Eksplorasi dan Penampang Lubang Bor.
Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Mineral, ITB,
Bandung.
Koesoemadinata. 1995. Geologi Eksplorasi. Departemen Teknik Geologi. ITB. Bandung.
Mudhofir, H.A. 1985. Perencanaan dan Operasi Pipa Pemboran. Pusdiklat migas Cepu. Jawa
Tengah
Mudhofir, H.A. 1999. Cyrculation System. Pusdiklat migas Cepu. Jawa Tengah.
Smith. 2001. Drilling Assembly Handbook. Houston. Texas

Anda mungkin juga menyukai