Anda di halaman 1dari 13

Doktrina: Journal of Law, 2 (1) April 2019 ISSN 2620-7141 (Print) ISSN 2620-715X (Online)

DOI: 10.31289/doktrina.v 2i1.2381

Doktrina: Journal of Law


Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/doktrina

Peran Dinas P2KBP3 Kabupaten Asahan dalam Memberikan


Perlindungan Hukum Terhadap Perempuan dan Anak

The Role of the Asahan Regency P2KBP3 Service in Providing


Legal Protection to Women and Children
Ari Dermawan *
Prodi Manajemen Informatika, STMIK Royal Kisaran, Indonesia
*Coresponding Email: aridermawan451@gmail.com
Diterima: Maret 2019; Disetujui: April 2019; Dipublish: Mei 2018
Abstrak
Dinas pengendalian penduduk, keluarga berencana, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak
kabupaten asahan berperan andil dal am memberikan pembangunan karakter terhadap perempuan dan
anak. Adapun tujuan dari penelitian ini adal ah untuk membahas p engaturan hukum mengenai
pemberi an perlindungan terhadap anak dan perempuan di Indonesia dan hak korban dal am
perlindungan hukum terhadap perempuan korban tindak pidana perdagangan orang s erta bentuk
kebijakan dinas pengendalian penduduk, keluarga berencana, pemberdayaan perempuan dan
perlindungan anak kabupaten as ahan. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum
empiris dengan cara menganalisa data primer dan data sekunder dengan meneliti langsung ke lapangan
serta baik dari bahan pustakaan. Berdasarkan hasil penelitian ini, bahwa pengaturan hukum mengenai
perlindungan terhadap anak dan perempuan telah diatur berbagai regulasi perundang-undangan yang
telah ada. Memberikan perlindungan dan menghargai perempuan dan anak melalui pus at pelayanan
terpadu pemberdayaan perempuan dan anak (P2TP2A) kabupaten asahan. Penanganan yang diberikan
P2TP2A Kabupaten Asahan adalah pel ayanan komprehensif (multi aspek), holistik (secara meny eluruh,
terpadu) dan layanan terpadu yang terkoordinasi.
Kata Kunci: Perlindungan Hukum, Perempuan dan Anak, Asahan
Abstract
The service of population control, fami ly planning, wo men's empo werment and child protec tion in Asahan
district play a role in providing of character development for women and children. The purpose of this
study is to discuss legal arrangements regarding the protection of children and women in Indonesia and
the rights of victims in legal pro tection against women victims from awomantra fficking and forms of
service policy for population control, family planning, women's empowerment and child protec tion in
Asahan district. The research method used is empirical legal research by a nalyzing pri mary data and
secondary data by examining directly into the field as well as from library materials. Based on the results
of this study, legal arrangements regarding the protec tion of children and wo men have been regulated by
various existing laws and regulations. Providing protec tion and form of appreciatefor the women and
children through an integrated service center for wo men and children empo werment (P2TP2A) asahan
district. Handling provided by Asahan Regency P2TP2A is a comprehensive (mul ti-aspect), holistic
(comprehensive, integrated) and coordinated integrated service.
Keywords : Law Protection, woman and children, Asahan District
How to Cite: Dermawan, A. (2019). Peran Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana,
Pemberday aan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Asahan dalam M emberikan Perlindungan
Hukum terhadap Perempuan dan Anak. Doktrina: Journal of Law. 2 (1): 32-44

32
Doktrina: Journal of Law, 2 (1) April 2019: 32-44

PENDAHULUAN standar yang ditetapkan.


Dinas Pengendalian Penduduk, Mengkoordinasikan pelaksanaan,
Keluarga Berencana, Pemberdayaan pengaturan dan pengendalian
Perempuan dan Perlindungan Anak pertumbuhan penduduk melalui
Kabupaten Asahan dibentuk berdasarkan pemberdayaan program Keluarga
Peraturan Daerah Kabupaten Asahan Berencana. Mengkoordinasikan kegiatan
Nomor 34 Tahun 2016 tanggal 29 advokasi, komunikasi, informasi dan
Desember 2016. Sebelumnya Dinas edukasi serta kesehatan reprodukasi
Pengendalian Penduduk, Keluarga remaja. Mengkoordinasikan pengelolaan
Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan administrasi umum. Pengelolaan Unit
Perlindungan Anak Kabupaten Asahan Pelaksanan Teknis. Melaksanakan tugas-
bernama Badan Pemberdayaan Perempuan tugas lain yang diberikan oleh atasan
dan Keluarga Berencana Kabupaten sesuai tugas dan fungsinya.
Asahan. Pembangunan nasional yang
Adapun tugas dan fungsi utama dinas dilakukan di Indonesia dari waktu kewaktu
pengendalian penduduk, keluarga bertujuan untuk terciptanya masyarakat
berencana dan pemberdayaan perempuan, yang adil dan makmur, sehingga
perlindungan anak mempunyai fungsi: pembangunan yang dilakukan haruslah
mengkoordinasikan perumusan kebijakan berorientasi pada tercapainya manusia
umum, teknis, operasional bidang Indonesia yang sehat, mandiri, beriman
mobilisasi penduduk, keluarga berencana, dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
pemberdayaan perempuan dan Esa. (UNHCR, 2002) Dinas Pengendalian
perlindungan anak. Mengkoordinasikan Penduduk, Keluarga Berencana,
penyiapan bahan untuk penyempurnaan Pemberdayaan Perempuan dan
dan penyusunan kajian, ketentuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Asahan
standart program kerjasama dan dalam hal ini berperan andil cukup banyak
pelaksanaan kegiatan pemberdayaan dalam memberikan pembangunan karakter
perempuan dan perlindungan anak. terhadap perempuan dan anak.
Mengkoordinasikan penyelenggaraan Dinas Pengendalian Penduduk,
pembinaan penggerakan dan pelaksanaan Keluarga Berencana, Pemberdayaan
kegiatan pemberdayaan perempuan dan Perempuan dan Perlindungan Anak
perlindungana anak, sesuai ketentuan dan Kabupaten Asahan dibentuk yang namanya

33
Ari Dermawan. Peran Dinas P2KBP3 Kabupaten As ahan dalam Memberikan Perlindungan Hukum Terhadap

pusat pelayanan terpadu pemberdayaan geografis daerah Sumatera Utara yang


perempuan dan anak (P2TP2A) kabupaten strategis dan mempunyai aksesibilitas
Asahan. Ini merupakan pelayan terpadu tinggi ke jalur perhubungan dalam dan luar
yang bisa kita artikan pelayanan yang negeri serta kondisi perkembangan daerah
memberdayakan kembali secara utuh Sumatera Utara yang cukup baik di
perempuan dan anak korban kekerasan berbagai bidang. Sumatera Utara yang
melalui penanganan medis, psikososial dan teridentifikasi daerahnya rawan
hukum berdasarkan mekanisme kerja perdagangan manusia sebanyak 8
lintas disiplin dan institusi, baik dari (delapan) Kabupaten/Kota, antara lain :
lingkungan pemerintah maupun Medan, Binjai, Deli Serdang, Serdang
masyarakat yang dibangun bersama secara Bedagai, Asahan, Batu Bara, Tanjung Balai
terbuka dan terjangkau oleh masyarakat. dan Simalungun. (Emy Suryana, 2009)
Menurut Menteri Pemberdayaan Bentuk dari perdagangan orang
Perempuan Dan Perlindungan Anak Linda adalah berupa perekrutan, pengangkatan,
Amalia Sari Gumelar, jumlah persentase pemindahtanganan, penampungan atau
kasus perdagangan orang di Indonesia penerimaan orang dengan menggunakan
tidak bisa disebutkan dengan pasti karena cara-cara ancaman atau penggunaan
ini merupakan fenomena gunung es, kekerasan atau berbagai bentuk paksaan
jumlah dengan kenyataan di lapangan jauh lainnya, penculikan, pemalsuan, penipuan,
dari yang diperkirakan. (Linda Amalia Sari penyalahgunaan kekuasaan atau
Gumelar, http://www.republika.co.id). penyalahgunaan posisi kerentanan atau
Salah satu daerah yang menyimpan pemberian atau penerimaan bayaran atau
banyak permasalahan perdagangan orang keuntungan lain guna mendapat
di Indonesia adalah daerah Propinsi persetujuan dari seseorang yang
Sumatera Utara. Hal ini dikarenakan mempunyai kendali terhadap orang lain,
Propinsi Sumatera Utara dalam praktek untuk kepentingan eksploitasi. Eksploitasi
perdagangan perempuan memiliki tiga mencakup, sedikitnya eksploitasi prostitusi
fungsi strategis, yaitu sebagai daerah asal atau bentuk-bentuk eksploitasi seksual
(sending area), daerah penampungan lainnya, kerja paksa, perbudakan atau
sementara (transit) dan juga sebagai praktik-praktik sejenisnya, perhambaan
daerah tujuan perdagangan manusia. atau pengambilan organ-organ tubuh.
Disisi lain berkaitan dengan posisi Tindakan itu jelas bertentangan dengan

34
Doktrina: Journal of Law, 2 (1) April 2019: 32-44

harkat dan martabat manusia, sehingga menyeluruh dan terpadu bagi upaya
harus dihentikan. Pengoperasian pemberantasan tindak pidana perdagangan
perdagangan orang telah meluas dalam orang. Undang-undang yang mengatur
bentuk jaringan kejahatan yang mengenai perdagangan orang (human
terorganisir dan tidak terorganisir, baik trafficking) sudah ada, tetapii pada
bersifat antar negara maupun dalam prakteknya setiap tahun kasusnya terus
negeri, sehingga menjadi ancaman meningkat. Ini membuktikan masih ada
terhadap masyarakat, bangsa, dan negara, yang harus diperbaiki mengenai
serta terhadap norma kehidupan yang implementasi undang-undang tersebut.
dilandasi penghormatan terhadap hak Berdasarkan uraian tersebut diatas
asasi manusia. tentunya terdapat beberapa masalah yang
Saat ini marak yang namanya perlu dikaji dan dianalisis guna
perdagangan orang (human trafficking), memecahkan masalah hukum yang
tentunya ini telah diatur dalam Undang- berkenaan dengan peran dari dinas
undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang pengendalian penduduk, keluarga
Pemberantasan Tindak Pidana berencana, pemberdayaan perempuan dan
Perdagangan Orang. Mengingat geografis perlindungan anak kabupaten asahan
Kabupaten Asahan yang sangat rawan dalam memberikan bentuk perlindungan
terjadi perdagangan orang antar kota, hukum. Sehingga dalam tulisan ini hanya
provinsi maupun luar negeri. membatasi pengaturan hukum mengenai
Undang-Undang ini dibentuk karena pemberian perlindungan terhadap anak
adanya keinginan untuk mencegah dan dan perempuan di Indonesia dan hak
menanggulangi tindak pidana perdagangan korban dalam perlindungan hukum
orang didasarkan pada nilai-nilai luhur, terhadap perempuan korban tindak pidana
komitmen nasional, dan internasional perdagangan orang serta bentuk kebijakan
untuk melakukan upaya pencegahan sejak dinas pengendalian penduduk, keluarga
dini, penindakan terhadap pelaku, berencana, pemberdayaan perempuan dan
perlindungan korban, dan peningkatan perlindungan anak kabupaten asahan.
kerja sama. Selain itu peraturan
METODE PENELITIAN
perundang-undangan yang lain yang
Pelaksanaan peneletian dilakukan di
berkaitan dengan perdagangan orang
Kabupaten Asahan sesuai dengan judul
belum memberikan landasan hukum yang
penelitian ini, yang bertepatan di Dinas
35
Ari Dermawan. Peran Dinas P2KBP3 Kabupaten As ahan dalam Memberikan Perlindungan Hukum Terhadap

Pengendalian Penduduk, Keluarga kelengkapannya dan kejelasannya untuk


Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan diklasifikasi serta dilakukan penyusunan
Perlindungan Anak Kabupaten Asahan secara sistematis serta konsisten untuk
(P2TP2A). Jenis penelitian yang memudahkan melakukan analisis. Setelah
dipergunakan dalam penelitian ini adalah pengumpulan data dilakukan, baik dengan
berupa penelitian kualitatif dengan studi kepustakaan maupun studi lapangan
pendekatan penelitian yuridis empiris. dan wawancara, maka data tersebut
Metode penelitian yuridis empiris adalah dianalis secara kualitatif, yakni dengan
penelitian hukum yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan data-data yang
cara meneliti langsung ke lapangan tempat diperoleh dan menghubungkan tiap-tiap
objek yang diteliti pada (P2TP2A). Teknik data yang diperoleh tersebut dengan
pengumpul data terbagi menjadi dua yakni ketentuan-ketentuan yang terkait dengan
untuk data primer dengan langsung permasalahan yang diteliti dengan logika
mengambil data kepada P2TP2A Kabupaten induktif, yaitu berpikir dari hal yang khusus
Asahan. Metode pengumpulan data melalui menuju hal yang lebih umum, dengan
wawancara langsung yang dilakukan secara menggunakan perangkat normatif, yakni
mendalam kepada sumber data. Adapun interpretasi dan konstruksi hukum dan
untuk data primer dan sekunder dari telaah selanjutnya dianalisis dengan menggunakan
berbagai literatur yang relevan dengan cara metode kualitatif sehingga dapat
penelitian. ditarik kesimpulan dengan cara metode
Pengumpulan data dilakukan melalui, deduktif yang menghasilkan suatu
studi kepustakaan dan lapangan. Penelitian kesimpulan yang bersifat umum terhadap
kepustakaan (library research) yaitu masalah yang diteliti.
penelitian yang masih bersifat teoritis yang
diperoleh melalui buku-buku, modul diktat- HASIL DAN PEMBAHASAN
diktat, jurnal hukum, hasil-hasil penelitian, Pengaturan Hukum Mengenai
dokumen-dokumen peraturan perundang- Pemberian Perlindungan Terhadap
undangan, internet dan data-data yang Anak dan Perempuan di Indonesia
diperoleh relevan kaitannya dengan Perdagangan orang terhadap
penelitian. perempuan merupakan pelanggaran Hak
Analisis data terhadap yang didapat Asasi Manusia yang mana status manusia
dari lapangan terlebih dahulu diteliti secara individual, sebagai pengemban

36
Doktrina: Journal of Law, 2 (1) April 2019: 32-44

kodrat kemanusiaan, namun menurut terhadap kasus perdagangan manusia


Sudikno Mertokusumo, setiap hubungan dengan menggunakan Undang-Undang
hukum yang diciptakan oleh hukum selalu yang sudah ada.
mempunyai dua sisi yang tidak terpisahkan 2. Membuat rekomendasi untuk reformasi
yaitu hak dan kewajiban. Tidak ada hak hukum nasional, terutama KUHP agar
tanpa kewajiban, demikian juga tidak ada sejalan dengan instrumen-instrumen
kewajiban tanpa hak. (Sudikno internasional yang berlaku ada
Mertokusumo, 1999) termasuk konvensi-konvensi PBB yang
Korban perdagangan orang ditandatangani oleh negara Indonesia.
diperlakukan sebagai komoditas yang (Endang Sulistyaningsih, 1997)
diperjual-belikan, dikirim serta dijua; Defenisi perdagangan Orang
kembali. Fenomena yang berlaku di seluruh menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang
dunia ini terus berkembang dan berubah Nomor 21 Tahun 2007 tentang
dalam bentuk dan kompleksitasnya yang Pemberantasan Tindak Pidana
tetap hanyalah kondisi eksploitasi yang Perdagangan Orang, menyatakan bahwa
ditempatkannya terhadap manusia. bentuk-bentuk perdagangan orang berupa
Sebelumnya di diasosiasikan dengan perekrutan, pengangkutan, pemindahan,
prostitusi, namun kenyataannya mencakup penyembunyian atau penerimaan
banyak bentuk kerja paksa lain dan seseorang, melalui penggunaan ancaman
perbudak berkedok pernikahan. (Rahyanan, atau tekanan atau bentuk-bentuk lain dari
Salma Safitri, 2001) kekerasan, penculikan, penipuan,
Sejumlah undang-undang yang ada kecurangan, penyalahgunaan kekuasaan
mengkriminalisasikan banyak tindakan atau posisi rentan atau memberi,
yang diperbuat oleh pelaku perdagangan menerima pembayaran atau memperoleh
terhadap korban mereka. Bagian ini keuntungan kendali atas orang lain
memetakan pasal-pasal hukum nasional tersebut, untuk tujuan eksploitasi.
yang dapat diterapkan terhadap Pengaturan mengenai perlindungan
perdagangan dan tindak pidana lain yang hukum terhadap anak dan perempuan
terkait dan dapat dipergunakan untuk, dalam tindak pidana perdagangan orang di
yaitu: Indonesia telah meratifikasi peraturan-
1. Menyusun pedoman bagi mereka yang peraturan atau Konvensi Internasional
ingin mengambil tindakan hukum juga mengaturnya dalam hukum dasar

37
Ari Dermawan. Peran Dinas P2KBP3 Kabupaten As ahan dalam Memberikan Perlindungan Hukum Terhadap

negara yaitu UUD 1945, Kitab Undang- dijatuhi sanksi pidana oleh pengadilan,
Undang Hukum pidana (KUHP), dan kondisi korban tidak diperdulikan. Padahal
mengatur secara rinci dalam Undang- keadilan dan penghormatan hak asasi
undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang manusia tidak hanya berlaku terhadap
Undang-Undang No. 21 Tahun 2007 pelaku kejahatan saja, tetapi juga korban
tentang Pemberantasan Tindak Pidana kejahatan yang akibatnya dapat dirasakan
Perdagangan Orang, dan beberapa seumur hidup. Penyelesaian perkara pidana
peraturan hukum seperti : Undang-undang seringkali hukum terlalu mengedepankan
Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM, hak-hak tersangka atau terdakwa,
Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 sementara hak-hak korban diabaikan,
tentang Perlindungan Anak (jika korban sebagaimana dikemukakan oleh Andi
adalah anak perempuan), Undang-undang Hamzah bahwa “dalam membahas hukum
Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan acara pidana khususnya yang berkaitan
Luar Negeri, Undang-undang Nomor 24 dengan hak-hak asasi manusia, ada
Tahun 2000 tentang Perjanjian kecenderungan untuk mengupas hal-hal
Internasional, Keimigrasian, Undang- yang berkaitan dengan tersangka tanpa
undang Nomor 1 Tahun 1979 tentang memperhatikan pula hak-hak para korban”.
Ekstradisi, dan Keputusan Presiden (Andi Hamzah, 1986)
(Keppres) Nomor 36 Tahun 1990 tentang Bentuk atau model perlindungan
Ratifikasi Konvensi Hak Anak (jika korban terhadap perempuan korban tindak pidana
adalah anak perempuan). perdagangan orang, untuk lebih mendalami
bentuk perlindungan terhadap perempuan
Hak Korban dalam Perlindungan Hukum korban tindak pidana perdagangan orang,
terhadap Perempuan Korban Tindak maka terdapat beberapa bentuk atau model
Pidana Perdagangan Orang perlindungan yang dapat diberikan kepada
Perempuan korban perdagangan korban, yaitu sebagai berikut :
orang yang pada dasarnya merupakan 1. Pemberian Restitusi dan Kompensasi
pihak yang paling menderita dalam suatu Setiap korban tindak pidana
tindak pidana, tidak memperoleh perdagangan orang atau ahli warisnya
perlindungan sebanyak yang diberikan berhak memperoleh restitusi dari pelaku.
Undang-undanga kepada pelaku kejahatan. Restitusi ini merupakan ganti kerugian atas
Akibatnya, setelah pelaku kejahatan telah kehilangan kekayaan dan/atau penghasilan,

38
Doktrina: Journal of Law, 2 (1) April 2019: 32-44

penderitaan, biaya untuk tindakan ataupun intimidasi dari pihak-pihak


perawatan medis dan/atau psikologis tertentu yang akan lebih memburuk posisi
dan/atau kerugian lain yang diderita korban dalam penderitaan
korban sebagai akibat perdagangan orang berkepanjangan. Pada tahap ini korban
Dikdik M. Arief Mansur dan Elisatris akan menderita kerugian sebagai korban
Gultom, 2007). kejahatan dan sebagai korban struktural.
Menurut Gelaway, (Farhana, 2012) (Arif Gosita, 1987)
yang merumuskan lima tujuan dari Pengertian restitusi menurut
kewajiban mengganti kerugian, yaitu : Undang-undang Nomor 21 Tahun 2007
a. Meringankan penderitaan, tentang Pemberantasan Tindak Pidana
b. Sebagai unsur yang meringankan Perdagangan Orang adalah pembayaran
hukuman yang akan dijatuhkan, ganti kerugian yang dibebankan kepada
c. Sebagai salah satu caera merehabilitasi pelaku berdasarkan putusan pengadilan
terpidana, yang berkekuatan hukum tetap atas
d. Mempermudah proses peradilan, kerugian materiil dan/atau immateriil
e. Dapat mengurangi ancaman atau yang diderita korban atau ahli warisnya.
reaksi masyarakat dalam bentuk 2. Layanan Konseling dan Pelayanan atau
tindakan balas dendam. (Chaeruddin Bantuan Medis
dan Syarif Fadillah, 2004) Perlindungan yang diberikan kepada
Inti tujuan dari kewajiban ganti korban sebagai akibat dari tindak pidana
kerugian tidak lain untuk mengembangkan perdagangan manusia dapat bersifat fisik
keadilan dan kesejahteraan korban maupun psikis. Akibat yang bersifat psikis
sebagai anggota masyarakat dan tolak lebih lama untuk memulihkan dari pada
ukur pelaksanaannya adalah dengan akibat yang bersifat fisik. Pengaruh akibat
diberikannya kesempatan kepada korban tindak pidana perdagangan manusia dapat
untuk mengembangkan hak dan kewajiban berlangsung selama berbulan-bulan bahkan
sebagai manusia. Untuk itu diperlukan bertahun-tahun. Untuk sebagian korban
ataurabn dalam peraturan perundang- pengaruh akibat itu tidak sampai mencapai
undangan yang tegas, sederhana, dan situasi yang stabil dimana ingatan akan
mudah dimengerti, sehingga dapat kejadian dapat diterima dengan satu cara
dihindari adanya diskriminasi dalam atau cara lain.
penerapan dari penegakkan hukum 3. Bantuan Hukum

39
Ari Dermawan. Peran Dinas P2KBP3 Kabupaten As ahan dalam Memberikan Perlindungan Hukum Terhadap

Korban tindak pidana termasuk 3) Hak mendapatkan restitusi (Pasal 48).


tindak pidana perdagangan orang 4) Hak untuk memperoleh rehabilitasi
hendaknya diberikan bantuan hukum. kesehatan, rehabilitasi sosial,
Ketika korban memutuskan untuk pemulangan, dan reintegrasi sosial dari
menyelesaikan kasusnya melalui jalur pemerintah (Pasal 51).
hukum, maka negara wajib 5) Korban yang berada di luar negeri
menfasilitasinya, negara dalam hal ini berhak dilindungi dan dipulangkan ke
mewakili korban untuk melakukan Indonesia atas biaya negara (Pasal 54).
penuntutan terhadap pelaku tindak pidana. Secara umum dapat diidentifikasikan
4. Pemberian Informasi bahwa faktor-faktor yang mendorong
Pemberian informasi kepada korban terjadinya tindak pidana perdagangan
atau keluarganya berkaitan dengan proses orang terhadap anak dan perempuan
penyelidikan dan pemeriksaan tindak adalah sebagai berikut:
pidana yang dialami korban. Salah satu a. Faktor Ekonomi
upaya yang dilakukan oleh kepolisian Faktor ekonomi menjadi penyebab
dalam memberikan informasi kepada terjadinya tindak pidana perdagangan
korban atau keluarga melalui kontak person manusia yang dilatarbelakangi kemiskinan
atau web sites di beberapa kantor dan lapangan kerja yang tidak ada tau tidak
Kepolisian, baik yang bersifat kebijakan memadai dengan besarnya jumlah
maupun operasional. penduduk, sehingga kedua hal inilah yang
Perlindungan Korban dalam Undang- menyebabkan seseorang untuk melakukan
undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang sesuatu, yaitu mencari pekerjaan meskipun
Pemberantasan Tindak Pidana harus ke luar dari daerah asalnya atau ke
Perdagangan Orang antara lain sebagai luar negeri dengan risiko yang tidak sedikit.
berikut : b. Faktor Pendidikan
1) Hak kerahasiaan identitas korban Korban tindak pidana perdagangan
Tindak Pidana Perdagangan Orang dan orang pada umumnya memiliki tingkat
keluarganya sampai derajat kedua pendidikan rendah. Di antaranya
(Pasal 44). berpendidikan SD dan SMP dan
2) Hak untuk mendapat perlindungan dari selebihnya berpendidikan SL TA.
ancaman yang membahayakan diri, jiwa Sementara untuk mereka yang
dan/atau hartanya (Pasal 47). berpendidikan tinggi ketika menjadi

40
Doktrina: Journal of Law, 2 (1) April 2019: 32-44

korban perdagangan orang (trafficking) memperoleh manfaat pembangunan yang


biasanya karena penipuan. adil dan setara dengan laki-laki.
c. Faktor Ekologis e. Faktor Penegakan Hukum
Indonesia mempunyai jumlah Dapat juga dikatakan bahwa
penduduk yang sangat besar yaitu 238 Juta penegakan hukum berarti membicarakan
berdasarkan sensus penduduk pada tahun daya kerja hukum dalam mengatur dan
2010 dan secara geografis. Indonesia terdiri memaksakan masyarakat untuk taat kepada
atas 17.00 pulau dan 33 provinsi. Letak hukum. Penegakan hukum tidak terjadi
Indonesia sangat strategis sebagai negara pada masyarakat karena ketidakserasian
asal maupun transit dalam perdagangan antara nilai-nilai, kaidah-kaidah, dan pola
orang. prilaku. Oleh karena itu permasalahan
d. Ketidakadaan Gender dalam penegakan hukum terletak pada
Nilai sosial budaya patriarki yang faktor-faktor yang mempengaruhi
masih kuat menempatkan laki-laki dan penegakan hukum itu sendiri. Faktor-faktor
perempuan pada kedudukan dan peran yang mempengaruhi faktor penegakan
yang berbeda dan tidak setara. Hal ini hukum adalah faktor hukum itu sendiri,
ditandai dengan adanya pembakuan peran, faktor penegak hukum, faktor sarana dan
yaitu sebagai istri, sebagai ibu, pengelola prasarana, faktor masyarakat, dan faktor
rumah tangga, dan pendidikan anak-anak budaya.
dirumah, serta pencari nafkah tambahan
dan jenis pekerjaannya pun serupa dengan Bentuk Kebijakan Dinas Pengendalian
tugas di dalam rumah tangga dan mengasuh Penduduk, Keluarga Berencana,
anak. Selain peran perempuan tersebut, Pemberdayaan Perempuan dan
perempuan juga mempunyai peran ganda, Perlindungan Anak Kabupaten Asahan
subordinasi, marjinalisasi, dan kekerasan Dinas Pengendalian Penduduk,
terhadap perempuan, yaitu kesemuanya itu Keluarga Berencana, Pemberdayaan
berawal dari diskriminasi terhadap Perempuan dan Perlindungan Anak
perempuan yang menyebabkian mkereka Kabupaten Asahan membentuk Pusat
tidak atau kurang memiliki akses, Pelayanan Terpadu Pemberdayaan
kesempatan dan kontrol atas Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten
pembangunan, serta tidak atau kurang Asahan yang bertujuan memfasilitasi
kebutuhan perempuan dan anak korban

41
Ari Dermawan. Peran Dinas P2KBP3 Kabupaten As ahan dalam Memberikan Perlindungan Hukum Terhadap

kekerasan dalam memenuhi hak korban perempuan dan perlindungan anak


yaitu hak atas kebenaran, hak atas kabupaten asahan adalah sebagai berikut:
perlindungan, hak atas keadilan dan hak 1. Pelayanan Komprehensif (multi aspek)
atas pemulihan/pemberdayaan, dan 2. Holistik (secara menyeluruh, terpadu)
mewujudkan kesejahteraan, keadilan dan 3. Sesegera mungkin (dilakukan secara
kesetaraan gender diberbagai bidang koordinasi multi sektoral)
kehidupan perempuan dan anak secara 4. Layanan terpadu yang terkoordinasi
menyeluruh. (mudah diakses & Selalu siap dan
Adapun sasaran yang dilakukan oleh terjaga kerahasiaannya)
P2TP2A kabupaten asahan P2TP2A Kabupaten Asahan pada
pada dinas pengendalian penduduk, Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga
keluarga berencana, pemberdayaan Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan
perempuan dan perlindungan Anak Perlindungan Anak Kabupaten Asahan
Kabupaten Asahan adalah perempuan dan selalu membangun kerjasama dengan
anak korban kekerasan, masyarakat, berbagai pihak, yaitu:
pengambil kebijakan/pemerintah, serta a. Mempelajari gugus tugas sesuai amanat
lembaga pemberi layanan(organisasi peraturan perundang-undangan melalui
maupun LSM). rapat koordinasi dengan lembaga dan
Pelayanan terpadu yang diberikan instansi terkait.
dengan maksud Pelayanan yang b. Pastikan semua penanggung jawab
memberdayakan kembali secara utuh pelayanan yang dilibatkan sesuai
perempuan dan anak korban kekerasan dengan SPM yang ada.
melalui penanganan medis, psikososial dan c. Membuat sistem rujukan, dan
hukum berdasarkan mekanisme kerja lintas d. Melakukan evaluasi secara rutin.
disiplin dan institusi, baik dari lingkungan Standar pelayanan P2TP2A
pemerintah maupun masyarakat yang kabupaten asahan pada dinas pengendalian
dibangun bersama secara terbuka dan penduduk, keluarga berencana,
terjangkau oleh masyarakat. pemberdayaan perempuan dan
Penanganan yang diberikan dan perlindungan anak kabupaten asahan,
dibangun P2TP2A Kabupaten Asahan
pada dinas pengendalian penduduk,
keluarga berencana, pemberdayaan

42
Doktrina: Journal of Law, 2 (1) April 2019: 32-44

dapat dilihat dalam tabel berikut ini: 2) Kerjasama dengan organisasi


masyarakat yg punya jaringan luas
hingga akar rumput.
3) Kerjasama dgn tokoh agama, tokoh
adat/masyarakat.
4) Membuat komitmen yang diperkuat dgn
MoU, SK dan Perda.
5) Koordinasi rutin dalam bentuk rapat
evaluasi, dialog dan diskusi.
Kesepakatan dalam pembagian peran
Mekanisme pengaduan kasus di
P2TP2A kabupaten asahan pada dinas
P2TP2A Kabupaten Asahan pada Dinas
pengendalian penduduk, keluarga
Pengendalian Penduduk, Keluarga
berencana, pemberdayaan perempuan dan
Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan
perlindungan anak kabupaten asahan,
Perlindungan Anak Kabupaten Asahan,
dibuat dalam bentul tabel di bawah ini:
yaitu:

Strategi yang dilakukan P2TP2A


Kabupaten Asahan pada Dinas SIMPULAN
Pengendalian Penduduk, Keluarga Berdasarkan uraian di atas, maka
Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan penulis dapat ditarik simpulan bahwa
Perlindungan Anak Kabupaten Asahan, Perlindungan terhadap perempuan korban
yaitu : perdagangan orang masih kurang
1) Kerjasama dg instansi terkait, sesuai maksimal, terbukti dari beberapa kasus
SPM : Dinas Kesehatan (medis), tidak adanya perlindungan terhadap
Kepolisian (layanan hukum), Dinas korban hanya sebatas pada pelakunya saja
Sosial (rumah aman, pemberdayaan). dipidana. Penyebab terjadinya perempuan
43
Ari Dermawan. Peran Dinas P2KBP3 Kabupaten As ahan dalam Memberikan Perlindungan Hukum Terhadap

korban tindak pidana perdagangan orang Salma Safitri, R, (2001), Makalah Diskusi tentang
Trafficking, Jakarta, ACILS-Kementerian
adalah faktor ekonomi, faktor pendidikan, Pemberday aan Perempuan.
Sulistyaningsih, E, (1997), Pelacuran di Indonesia,
faktor ekologis, faktor ketidakadaan sejarah dan Perkembangannya, Jakarta,
Pustaka Sinar Harapan.
gender, dan faktor penegakkan hukum. UNHCR, (2002), Instrumen Poko k Hak Asasi
Manusia Bagi Aparatur Penegak Hukum,
Penanganan yang diberikan dan dibangun
Departemen Kehakiman dan HAM, Jakarta,
P2TP2A kabupaten asahan pada dinas Polri Jakarta
Linda Amalia Sari Gumelar, Perdagangan Manusia
pengendalian penduduk, keluarga di Indonesia, http://www. republika.co.id,
diakses tanggal 27 Nopember 2018.
berencana, pemberdayaan perempuan dan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang
Pemberantas an Tindak Pidana Perdagangan
perlindungan anak kabupaten asahan Orang.
adalah pelayanan komprehensif (multi Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang
Hak Asasi Manusia.
aspek), holistik (secara menyeluruh, Peraturan Daerah Kabupaten Asahan Nomor 34
Tahun 2016 tentang Kedudukan, Tugas dan
terpadu), Sesegera mungkin (dilakukan Fungsi, Susunan Organisasi, Tata Kerja,
Uraian Tugas dan Fungsi Jabatan pada Dinas
secara koordinasi multi sektoral), layanan Daerah di Lingkungan Pemerintah
Kabupaten Asahan.
terpadu yang terkoordinasi (mudah
diakses dan selalu siap dan terjaga
kerahasiaannya)

DAFTAR PUSTAKA
Arif, G, (1987), Vi ktimo logi dan KUHA P, Jakarta,
Akademika Pressindo.
Chaeruddin dan Syarif Fadillah, (2004), Korban
Kejahatan dalam Perspektif Viktimologi dan
Hukum Pidana Islam, Jakarta, Grahadika
Press.
Dikdik M. Arief Mansur dan Elisatris Gultom,
(2007), Urgensi Perlindungan Korban
Kejahatan Antara Norma dan Reali ta,
Jakarta, Raja Grafi ndo Persada.
Farhana, (2012), Aspek Hukum Perdagangan Orang
di Indonesia, Jakarta, Sinar Grafika.
Hamzah, A, (1986), Perlidungan Hak-Hak Asasi
Manusia dalam Kitab Undang -Undang
Hukum Acara Pidana, Bandung, Binacipta.
Mertokusumo, S, (1999), Mengenai Hukum Suatu
Pengantar, Yogyakarta, Liberty.
Munthe, R, Perdagangan Orang (Trafficking)
sebagai Pelanggaran Hak Asasi Manusia,
Jurnal Pendi dikan Ilmu-Ilmu Sosial, Vol. (7)
No. (2), Desember 2015.
Suryana, E, (2009), Implementas Kebijakan
Pemeritah Provinsi Sumatera Utara Dalam
Penanggulangan Trafking Perempuan dan
Anak, Jakarta, Raja Grafindo Persada.

44

Anda mungkin juga menyukai