Anda di halaman 1dari 5

TUGAS

KOMUNIKASI TERAPEUTIK

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 2

1. MASITA M
2. FATMAWATI
3. HASTUTI
4. NINDYA NUGRAHA R
5. SRIWANTI
6. ST. NURSYAMSIAH
7. APRIANI USMAN
8. NURIAH
9. SYAHRUN MUBARAK AKSAR
10. ANDI HERMI

PELATIHAN PALIATIF KANKER ANGKATAN KE 3

BBPK MAKASSAR
Tugas Komunikasi Terapeutik Kelompok 2
Pemeran

Dr. Syahrun sebagai Suami Ny. Muli

Andi Hermi sebagai Ny. Muli

Dr. Nindy sebagai Dokter Poli

Fatmawati sebagai Perawat Poli

Hastuti sebagai Perawat ICU

Sriwanti sebagai Perawat ruang Bedah

Nuriah sebagai Keluarga Ny. Muli

“KOMUNIKASI PADA KASUS KOMPLAIN KARENA OPERASI TERTUNDA”

Pada suatu hari, dipagi hari yang cerah, seperti biasa suasana pagi hari di RS Wahidin
Sudirohusodo. Disebuah ruangan poliklinik Bedah nampak kesibukan seorang Perawat
mempersiapkan semua kebutuhan yang diperlukan untuk pemeriksaan termasuk rekam medis
pasien.

Perawat : “ Nomor antrian 5 atas nama Ny. Muli, silahkan masuk

Ny. Muli : “Assalamualaikum”

Perawat : “ Waalaikum salam, silahkan duduk Bapak dan Ibu. Perkenalkan saya Suster Fatma

Saya yang bertugas diruangan ini”.

Ny. Muli : “Terimakasih Sus”

Perawat : “ Permisi dok, ini rekam medik atas nama Ny. Muli”

Dokter : “ Ny. Muli bagaimana kabarnya hari ini ?

Ny.Muli : “ Alhamdulillah baik Dokter “

Dokter : “ Baiklah Ny. Muli saya periksa dulu ya , silahkan naik ketempat tidur )selanjutnya
dokter melakukan pemeriksaan). Baik Ny Muli dari hasil pemeriksaan ibu tumor
nya harus diangkat bu melalui tindakan operasi, kalau ibu dan keluarga bersedia
operasinya bisa kita rencanakan besok.
Suami : “ Jadi maksud dokter harus di operasi ya ? Kalau itu jalan satu-satunya saya sebagai

suami setuju untuk dilakukan operasi”.

Dokter : “Betul pak, untuk kasus seperti ini biasanya dilakukan operasi besar didaerah
tersebut dan jika bapak dan ibu bersedia , maka rencana operasinya bisa
dijadwalkan pada tanggal 9 Mei 2023, bulan ini “

Ny. Muli : “Bagaimana ini pak, saya takut di operasi” (sambil memegang tangan suaminya)

Suami : “ Jangan khawatir bu, Insya Allah tidak akan terjadi apa-apa saya akan selalu

menemani ibu”.

Dokter : “ Jadi bagaimana bapak dan ibu, apakah bersedia dilakukan tindakan tersebut?

Ny. Muli : “ Baiklah dokter, saya dan suami setuju “

Dokter : “ Suster tolong dibuatkan pengantar untuk pemeriksaan lengkap”

Suster : “ Baik dok, mari bapak dan ibu saya buatkan surat pengantar dan jika bapak dan

ibu setuju untuk operasi maka ada yang harus ditandatangani berupa surat
persetujuan tindakan operasi dan untuk informasi tambahan nanti perawat di
ruang perawatan yang menjelaskan”.

Pada tanggal 8 Mei 2023 sehari sebelum jadwal operasi yang telah ditentukan Ny. Muli diantar oleh
suami dan seorang keluarga lain menuju ke ruangan perawatan bedah Rumah Sakit Wahidin
Sudirohusodo dan mendapatkan ruang rawat di kamar 1a.

Ny. Muli : “ Saya cemas pak, bagaimana kalau operasinya gagal”

Suami : “ Berdoa bu semoga diberi kelancaran dalam operasinya sehingga ibu bisa pulih

seperti semula

Keluarga : “ Iya, tidak usah cemas nanti tekanan darahnya naik, operasi nya bisa ditunda”

Keesokan harinya Perawat masuk keruangan Ny. Muli

Perawat : “ Pasien atas nama Ny. Muli ?

Ny.Muli : “ Saya Sus “

Perawat “ Mohon maaf ibu operasi ibu hari ini ditunda untuk sementara karena ruangan ICU

Full, sehingga akan dijadwalkan kembali jika telah tersedia ruangan ICU “

Suami Ny M : “ Apa sus ????????, Coba ulangi tadi apa yang disampaikan

Sudah jelas istri saya akan di operasi hari ini tanggal 9 Mei 2023 sesuai
penyampaian dari dokter yang menangani, kenapa sekarang harus ditunda? Saya
sudah mengajukan cuti untuk menemani istri saya untuk operasi dan itu tinggal
beberapa hari lagi. Saya keberatan. Saya tidak terima ‘

Perawat : “ Mohon maaf bapak dan ibu atas penundaan ini “


Suami Ny. Muli : “ Bagaimana sistemnya Rumah Sakit ini, tidak profesional. Kenapa sudah ada
jadwal yang ditetapkan sementara belum ditinjau kesiapannya ( sambil melotot
kearah perawat). Terus kenapa dengan ruang ICU, memangnya istri saya harus
dirawat disana???
Waktu pemeriksaan awal tidak ada dibahas tentang ICU.

Keluarga : “ Sudah capek-capek kemari, rugi waktu rugi tenaga malah ditunda. Kita pulang
saja kerumah “

Suami Ny. Muli : “ Kita ini pegawai, saya sudah minta cuti ke pimpinan agar dapat menemani istri
saya, kalau ditunda lagi, masa cutinya nanti habis istriku belum di operasi , tidak
mungkin saya mengajukan cuti lagi. Bagaimana dengan pekerjaan saya? Seenaknya
saja bilang ditunda . Manakah dokter nya???

Ny. Muli : “ Sabar pak, istigfar”

Perawat : “ Sekali lagi kami mohon maaf atas kejadian ini, saya mengerti kekecewaan bapak
dan ibu . Saya akan panggilkan dokter penanggungjawabnya untuk menjelaskan
pokok permasalahannya.

Kemudian perawat memanggil dokter untuk menyelesaikan komplain yang diajukan oleh pasien dan
keluarganya
Dokter : “ Ibu Muli dan keluarga saya mengerti kemarahan dan kekecewaan yang dialami
oleh bapak dan ibu maupun keluarga atas kejadian ini. Kami dari pihak Rumah
Sakit mohon maaf . Berdasarkan informasi dari kepala ruangan ICU sepertinya
sore nanti sudah tersedia ruangan sehingga operasi bisa dilakukan secepatnya.
Untuk tambahan informasi karena yang akan dilakukan adalah kategori operasi
besar maka setelah operasi ibu akan dirawat di ruangan ICU “

Suami Ny. M : “Nah itu yang tidak disampaikan waktu pemeriksaan awal bahwa setelah operasi
akan dirawat di ruangan ICU.

Keluarga : “ Saya juga berpikir kenapa dibawa ke ruangan ICU, bukankah itu ruangan untuk
orang-orang yang kritis ?

Dokter : “ Ruang Icu adalah ruangan khusus yang disediakan Rumah Sakit unutk merawat
pasien dengan kondisi yang membutuhkan pengawasan ketat. Ruangan ini
dilengkapi dengan peralatan medis khusus yang digunakan unutk menunjang
proses pengobatan dan pemulihan pasien.”

Suami : “Terimakasih dokter, mohon maaf Sus saya tadi emosi”.

Perawat : “Tidak apa-apa pak, kami mengerti”


Kami permisi dulu, mari Dok
SELESAI..........

Anda mungkin juga menyukai