Anda di halaman 1dari 32

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An.

O DENGAN DIAGNOSA KEPERAWATAN DENGAN


HEMORAGIC FEVER DI PUSKESMAS SUKARAME JAWA BARAT

MUHAMMAD RUSTAM
SYAHRIL TIAKOLIY
NUR NAENA
GRACIA SAIRLAY
MARSYENDA NUNUMETE
SELSA LAKURANGA
MIEN AUDINA DAHLAN

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


STIKES RS PROF.DR.J.A.LATUMETEN
2023
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Dengue Hemoragic Fever (DHF) atau yang biasa disebut dengan Demam Berdarah Dengue
(DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan
nyamuk aedes aegypti (Kristina, Isminah, W Leny, 2005).
Penyakit DHF cenderung meningkat dan meluas ke seluruh wilayah nusantara. Di beberapa
negara penularan virus dengue dipengaruhi oleh adanya musim, jumlah kasus biasanya
meningkat bersamaan dengan peningkatan curah hujan. Di Indonesia pengaruh musim
terhadap DBD tidak begitu jelas, tetapi secara garis besar dapat dikemukakan bahwa jumlah
penderita meningkat antara bulan September sampai bulan Februari dan mencapai puncaknya
pada bulan Januari (Rezeki S. Hadinegoro. Hindra Irawan Satari, 2004). Berdasarkan jumlah
kasus DHF, Indonesia merupakan urutan yang kedua setelah Thailand (Rezeki S. Hadinegoro.
Hindra Irawan Satari, 2004).
            Di Indonesia kejadian luar biasa (KLB) demam berdarah dengue terbesar terjadi pada
tahun 1998 dengan incidence rate (IR)   35,19 per 100.000 penduduk. Pada tahun 1999 IR
menurun tajam sebesar 10,17 %, namun tahun – tahun berikutnya IR cenderung meningkat
yaitu 15,99 (tahun 2000), 21,66 (tahun 2001), 19,24(tahun 2002), dan 23,87 (tahun 2003)
(Rezeki S. Hadinegoro. Hindra Irawan Satari, 2004).
Cara menanggulangi demam berdarah adalah dengan memberantas sarang nyamuk (PSN)
dan program menguras, menutup dan mengubur atau sering di sebut dengan 3 M. Upaya lain
yang dapat dilakukan adalah pengasapan (fogging), di beberapa daerah dikategorikan rawan
demam berdarah. Dapat pula dilakukan pengendalian secara kimiawi seperti memberikan
bubuk abate, serta pengendalian secara biologis seperti menggunakan ikan untuk memakan
jentik nyamuk. Untuk lebih efektif dapat dilakukan dengan 3 M Plus yaitu menutup, menguras
dan mengubur selain itu juga melakukan beberapa plus seperti memelihara ikan pemakan
jentik, menggunakan bubuk abate (Kristina, Isminah, W Leny, 2005).
Dari beberapa data yang muncul diatas tersebut, penulis dalam pengambilan judul
laporan uji komprehensif ini ingin memahami dan mampu melakukan pengelolaan asuhan
keperawatan pada anak dengan DHF.

B.     Tujuan Penulisan
1.      Tujuan Umum
Memahami asuhan keperawatan pada anak dengan Dengue Hemoragic Fever dengan benar.
2.      Tujuan Khusus
a.       Mampu melakukan pengkajian terhadap pasien dengan DHF.
b.      Dapat merumuskan masalah yang muncul dari pasien dengan DHF.
c.       Dapat menyusun rencana asuhan keperawatan sesuai masalah yang ada.
d.      Dapat melaksanakan asuhan keperawatan sesuai dengan rencana.
e.       Mampu mengevaluasi perkembangan klien

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.     Pengertian
            Hipertermia(demam) adalah peningkatan titik patokan (set point) suhu di hipotalamus
(Corwin, Elizabeth J, 2000).Dikatakan demam jika suhu orang menjadi lebih dari 37,5 ºC
(Oswari, E, 2006). Demam terjadi karena pelepasan pirogen dari dalam leukosit yang
sebelumnya telah terangsang oleh pirogen eksogen yang dapat berasal dari mikroorganisme
atau merupakan suatu hasil reaksi imunologik yang tidak berdasarkan suatu infeksi (Noer,
Sjaifoellah,2004).Pengaruh pengaturan autonom akan mengakibatkan terjadinya vasokonstriksi
perifer sehingga pengeluaran (dissipation) panas menurun dan pasien merasa demam. Suhu
badan dapat bertambah tinggi lagi karena meningkatnya aktivitas metabolisme yang juga
mengakibatkan penambahan produksi panas dan karena kurang adekuat penyalurannya ke
permukaan maka rasa demam bertambah pada pasien.
Dengue Hemoragic Fever (DHF) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus
dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan dapat penyerang semua
orang terutama anak – anak dan dapat menyebabkan kematian (Departemen Kesehatan RI,
2000). Lebih lanjut (Smeltzer, 2001) merumuskan Dengue Hemoragic Fever (DHF) adalah
penyakit yang disebabkan oleh vektor virus yang dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypti.
Sedangkan menurut (Nelson, 2000) Dengue Hemoragic Fever (DHF) adalah Demam dengue
yang disebabkan oleh beberapa virus yang dibawa arthropoda, ditandai dengan demam. Selain
itu DHF dapat didefinidikan sebagai suatu penyakit demam akut disebabkan oleh virus yang
masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti yang menyerang pada anak,
remaja dan orang dewasa yang ditandai dengan demam, nyeri otot dan sendi, manifestasi
perdarahan dan cenderung terjadi syok yang dapat menimbulkan kematian (Hendaranto,
1997).
            Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa Dengue Hemoragic
Fever (DHF) adalah penyakit yang dapat ditularkan melalui nyamuk Aedes Aegypti yang ditandai
dengan demam tinggi, nyeri otot dan sendi, syok serta dapat menimbulkan kematian.

B.     Etiologi
Pada umumnya maysarakat kita mengetahui penyebab dari DHF adalah melalui gigitan
nyamuk Aedes Aegypti. Virus dengan serotive 1, 2, 3 dan 4 yang ditularkan melalui nyamuk
Aedes Aegypti. Nyamuk ini biasanya hidup di kawasan tropis dan berkembangbiak pada sumber
air yang tergenang (Smeltzer, 2001).
C.    Pathofisiologi
Hal pertama yang terjadi setelah virus masuk kedalam tubuh penderita adalah viremia yang
mengakibatkan penderita mengalami demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal – pegal
seluruh tubuh dan hal lain yang dapat terjadi adalah pembesaran hati (hepatomegali).
Peningkatan permeabilitas dinding kapiler mengakibatkan terjadinya perembesan plasma ke
ruang ekstra seluler akibatnya terjadi pengurangan volume plasma, penurunan tekanan darah.
Plasma merembes sejak permulaan demam dan mencapai puncaknya saat terjadi renjatan
(syok). Hemokonsentrasi (peningkatn hematokrit lebih dari 20%) menunjukkan atau
menggambarkan adanya kebocoran sehingga nilai hematokrit menjadi penting untuk patokan
pemberian cairan intravena. Setelah pemberian cairan intravena, peningkatan jumlah trombosit
menunjukkan kebocoran plasma teratasi sehingga pemberian cairan intravena dikurangi
kecepatandan jumlahnya untuk mencegah terjadinya udem paru, sebaliknya jika tidak
mendapatkan cairan yang cukup penderita akan mengalami renjatan (Pice. Sylvia A dan
Lartainne M Wilson. 1995).             

D.    Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis yang mincul bervariasi berdasarkan derajat DHF dengan masa inkubasi antara
13 – 15 hari. Penderita biasanya mengalami demam akut sering disertai tubuh menggigil.
Gejala klinis lain yang timbul dan sangat menonjol adalah terjadinya perdarahan, perdarahan
yang terjadi dapat berupa perdarahan pada kulit, perdarahan lainseperti melena. Selain demam
dan perdarahan yang merupakan ciri khas DHF gambaran klinis lain yang tidak khas dan biasa
dijumpai pada penderita DHF adalah
1.      Keluhan pada pernafasan seperti batuk, pilek dan sakit waktu menelan.
2.      Keluhan pada saluran pencernaan seperti mual, muntah, tidak nafsu makan, diare dan
konstipasi.
3.      Keluhan sistem tubuh yang lain diantaranya sakit kepala, nyeri pada otot dan sendi, nyeri
ulu hati, pegal – pegal di seluruh tubuh.
Klasifikasi DHF
DHF dapat diklasifikasikan berdasarkan derajat beratnya penyakit, WHO (1986) membagi
menjadi empat kategori (Soegeng Soegijanto, 2002)
1.      Derajat I
Adanya demam tanpa perdarahan spontan, manifestasi perdarahan hanya berupa torniket tes
yang positif.
2.      Derajat II
Gejala demam yang diikuti perdarahan spontan, biasanya berupa perdarahan di bawah kulit.
3.      Derajat III
Ditemukan kegagalan sirkulasi yaitu nadi cepat dan lemah, tekanan darah rendah, gelisah,
cianosis sekitar mulut, hidung dan ujung jari (tanda – tanda awal renjatan).
4.      Derajat IV
Renjatan berat (DSS) dengan nadi tak teraba dan tekanan darah tidak dapat diukur.

E.        Pemeriksaan Penunjang


Untuk menegakkan diagnosa DHF perlu dilakukan berbagai pemeriksaan lab antara lain
pemeriksaan darah dan urine. Pada pemeriksaan darah akan dijumpai :
·         Trombositopenia
·         Hemoglobin meningkat
·         Hemokonsentrasi (hematokrit meningkat)
·         Hasil kimia darah menunjukkan hipoproteinemia, hiponatremia.

F.     Tipe-tipe Demam
1.      Demam Septik
Pada demam septik, suhu badan berangsur naik ke tingkat yang tinggi sekali pada mlam hari
dan turun kembali ketingkat yang diatas normal pada pagi hari. Sering disertai keluhan
menggigil dan berkeringat. Bila demam yang tinggi tersebut turun ke tingkat yang normal
dinamakan juga demam hektik. 

2.      Demam Remiten


Pada tipe demam remiten, suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai
suhu badan normal. Perbedaan suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai dua derajat dan
tidak sebesar perbedaan suhuyang dicatat pad demam septic. 

3.      Demam Intermiten


Pada tipe demam intermiten, suhu badan turun ketingkat yang normal selama beberapa jam
dalam satu hari. Bila demam seperti ini terjadi setiap dua hari sekali, disebut tersiana dan bila
terjadi duahari bebas demam diantara dua serangan demam disebut kuartana. 

4.      Demam Kontinyu


 Pada tipe demam kontinyu variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat.
Pada tingkat demam yang terus menrus tinggi sekali disebut hiperpireksia. 

5.      Demam Siklik


Pada tipe demam siklik terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari ayng diikuti oleh
periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti
semula.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A.      KASUS
Anak O berumur 5 tahun di antar oleh ibunya ke puskesmas sukorame karena sudah demam
selama 2 hari dan sering kejang-kejang. Menurut ibunya demam An.O naik turun dan kejang.
Setelah hari ke dua mulai timbul bintik-bintik merah pada kulit dan An.O jalannya sempoyongan
karena badannya lemas. An. O.  kemudian  An. O mengatakan  mengeluh pusing dan badannya
merasa lemas. Ibu An. O mengatakan sulit kalau makan sehingga badannya kurus .
Dari analisa perawat K didapatkan An. O datang ke pukesmas dengan bantuan ibunya . An. O
tampak lemas , bibir pecah-pecah dan kulit kering. Kemudian perawat K melakukan pengkajian
didapat hasil :Hasil Vital Sign :
TD : 90/60 mmHg
Nadi : 65 x/ menit
Rr : 26 x/menit
BB : 17 Kg
TB : 100 cm
SUHU: 39 0C
Hasil check darah :
Hb : 12 gram/de
Hematrosit :  31 %
Leokosit : 4300/mm3
Trombosit : 110.00 sel/mm3
LED : 8 mm
Eritrosit : 3,3 juta sel/mm3

A.    PENGKAJIAN PADA PASIEN 


Nama   perawat           : kafi pangki                            Tanggal           : 19 Maret
2013                                                                                                          Pengkajian                  
                                                                                    Jam pengkajian: 09.00 WIB
Tempat Praktik            : -

Biodata Pasien                        :                                               Penanggung Jawab     :


Nama                           : An.O                                     Nama               : Ny. S
Umur                           : 5 tahun                                  Umur               : 38
Agama                         : Islam                                     Agama             : Islam
Pendidikan                  : Tk Guna Bangsa                   Pendidikan      :S-1farmasi
Pekerjaan                     : -                                             Pekerjaan         : Swasta
Status Pernikahan       : Belum Menikah                     Status pernikahan: Sudah Menikah
Alamat                                    : Perum cepoko griya indah    Alamat            : Perum cepoko griya
                                      Piyungan ,Bantul                                indah,piyungan bantul
Diagnosa Medis          : Demam Berdarah                  Hubungan       : Ibu
                        klien dengan
No. RM                       :-                                                                      klien
Tanggal Masuk            :-

1.      Status kesehatan saat ini


a.       Keluhan Utama     : demam dan kejang
b.      Lama keluhan        : 2 hari
c.       Kualitas keluhan   : Sedang
d.      Faktor pencetus     : gigitan nyamuk Aides Aigepty
e.       Faktor pemberat    : lingkungan panas
f.       Upaya yang telah Dilakukan : minum parasetamol

2.      Riwayat Kesehatan     :
a.       Riwayat Kesehatan Saat ini          :  Anak O berumur 5 tahun karena sudah demam selama
2 hari dan sering kejang-kejang. Setelah hari ke dua mulai timbul bintik-bintik merah pada kulit
dan An.O jalannya sempoyongan karena badannya lemas. An. O. kemudian  An. O
mengatakan  mengeluh pusing dan badannya merasa lemas. Ibu An. O mengatakan sulit kalau
makan sehingga badannya kurus
b.      Riwayat Kesehatan Terdahulu      : types
1)      Penyakit yang pernah dialami :
a.       Kecelakaan (Jenis&waktu) : -
b.      Perna dirawat                      : Pernah,usia 1 tahun karena types
c.       Operasi (Jenis&waktu)        :
d.      Penyakit:
-Kronis      : -
-Akut         :  types
                        e.   Terakhir masuk RS : 2003
                  2)   Alergi  :
                  3)   Imunisasi :
                        (  ) BCG                      ( * ) Hepatitis
                        ( * ) Polio                    ( * ) Campak
                        (  )  DPT
                 4)   Kebiasaan :
                                            Jumlah/Lamanya                          Jenis                     Frekuensi
Merokok            :       -                                            -                                   -
Kopi                  :       -                                            -                                   -
Alkohol             :       -                                             -                                   -
5)  Obat-obatan
Jenis                                  lamanya                                   Frekuensi
  -                                           -                                                -
c.       Riwayat Penyakit Keluarga          : tidak ada

D. Genogram

3.      Basic Promoting physiology of Health


1.      Aktifitas dan latihan         :
Kemampuan ambulasi dan ADL
                                                      Rumah                                    Rumah Sakit
Makan/Minum                               0                                             -          
Mandi                                            2                                              -
Berpakaian/berdandan                  2                                              -
Toileting                                        2                                              -
Mobilitas di tempat tidur              0                                              -
Berpindah                                     0                                              -
Berjalan                                         2                                              -
Naik tangga                                   0                                              -
Pemberian skor;0 = mandiri , 1=alat bantu , 2=dibantu orang lain , 3=dibantu orang lain ,
4=tidak mampu

                                                      Rumah                                    Rumah Sakit
Pekerjaan                                       0                                              -
Olah raga rutin                              2                                              -
Alat bantu jalan                             0                                              -
Kemampuan melakukan ROM     0                                              -

2.      Tidur dan Istirahat


a.       Lama tidur      : Tidur malam = 7 jam (jam 21.00-04.00)
                          Tidur Siang = 1 jam
b.      Kesulitan tidur di RS : -
c.       Alasan             :           -
d.      Kesulitan tidur            : -
3.      Kenyamanan dan nyeri
Nyeri         : Palliative
Quality      : hilang timbul
Region       : kepala
Scala          : sedang : 5
Time          : pagi
4.      Nutrisi
a.       Frekuensi makan : 3x sehari
b.      Berat badan / tinggi badan : 17 kg /100 cm
c.       IMT/BBR        :
d.      BB dalam 1 bulan terakhir : turun, 0,5 kg , alasan: sulit makan karena mulutnya terasa
pahit.
e.       Jenis makanan : nasi rames (nasi + telur + sayur)
f.       Makanan yang disukai : sop ayam
g.      Makanan pantang :
h.      Nafsu makan : kurang
i.        Masalah pencernaan : -
j.        Riwayat operasi/trauma gastrointestinal : -
k.      Diit RS : -
l.        Kebutuhan pemenuhan ADL makan : mandiri
5.      Cairan , elektrolit dan asam basah
a.       Frekuensi minum : sering , konsumsi air/hari : 2 liter/hari
b.      Turgor kulit : -
c.       Support IV line : -
6.      Oksigenasi
a.       Sesak nafas : tidak
b.      Batuk : tidak
c.       Sputum : tidak
d.      Nyeri dada : tidak
e.       Hal yang dilakukan untuk meringankan  nyeri dada : -
f.       Riwayat penyakit : tidak ada
g.      Riwayat merokok : pasif

7.      Eliminasi fekal/bowel :
a.       Frekuensi : 3x/hari  , penggunaan pencahar : -
b.      Waktu : Pagi,siang ,malam
c.       Warna : Kuning , pucat
d.      Gangguan Eliminasi Bowel : -
e.       Kebutuhan pemenuhan ADL bowel : dibantu orang tua
8.      Eliminasi Urin :
a.       Frekuensi :5x/hari  , penggunaan pencahar : -
b.      Warna : kuning bening
c.       Gangguan Eliminasi bladder : tidak ada
d.      Riwayat terdahulu : tidak ada
e.       Penggunaan kateter : tidak
f.       Kebutuhan pemenuhan bladder : Mandiri
g.      Warna : Normal
h.      Keluhan : tidak ada
9.      Sensori,Persepsi dan Kognitif :
a.       Gangguan Penglihatan : tidak
b.      Gangguan Pendengaran : tidak
c.       Gangguan Penciuman : tidak
d.      Gangguan sensasi taktil : tidak
e.       Gangguan Pengecapan : tidak
f.       Riwayat Penyakit : tidak ada

4.      Pemeriksaan fisik :
a.       Keadaan umum :
Kesadaran : CM
GCS : -
Vital Sign : TD :  90/60 mmHg
Nadi : Frekuensi : 65x/menit
     Irama : Reguler
     Kekuatan : sedang
Respirasi : Frekuensi : 26 x/menit
                  Irama : Reguler
Suhu : 39 ͦ C
b.      Kepala :
Kulit : bintik-bintik merah
Rambut : Normal
Muka : Normal

Mata : Konjungtiva : anemis


           Sclera : Normal
      Pupil : Isokor
      Palpebra : Normal
      Lensa : Normal
      Visus : Normal Ka/Ki
Hidung : Normal ,tidak ada gangguan indra penghidu/secret
Mulut : Gigi : Normal , tidak ada caries gigi maupun gigi palsu
Bibir : Normal , tidak ada stomatitis/sianosis
Telinga : Simetris , bersih , dan tidak ada gangguan pendengaran
c.       Leher : Normal , tidak ada pembesaran thyroid
d.      Tenggorokan : Normal , tidak ada keluhan nyeri telan
e.       Dada : Bentuk : Normal
      Pulmo : Inspeksi :normal
                   Palpasi : Fremitus taktil Ka/Ki :normal
                   Perkusi : Ka/Ki :normal
                  Auskultasi : Bunyi Jantung I (SI) :normal
                                      Bunyi Jantung II (SII) :normal
                                      Bunyi Jantung III (SIII) :-
                                      Murmur :
f.       Abdomen : Inspeksi : Normal
Palpasi : Normal
Perkusi : Normal , timpani
Auskultasi : Peristaltik:  20  x/menit
g.      Genelatia : Pria : Normal
Perempuan : -
h.      Rectum: -
i.        Ektermitas : atas : kekuatan otot Ka/Ki : -
  ROM ka/ki : -
              Capilary refile : -
              Bawah : Kekuatan otot Ka/Ki : -
  ROM ka/ki : -
              Capilary refile : -
5.      Psiko sosio budaya dan spiritual :
Psikologi :
Perasaan klien setelah mengalami masalah ini adalah :
An.O merasa badanya demam dan pusing kepala dan terganggu dalam sekolahnya dan klien
merasa cemas .

Cara Mengatasi Perasaan Tersebut :


Tn.O meminum obat parasetamol yang beli di apotik dan istirahat.
Rencana Klien setelah masalah terselesaikan adalah :
An.O akan menghindari tempat lembab

Jika rencana Klien tidak dapat diselesaikan maka :


An.O akan pergi ke rumah sakit untuk di tindak lanjuti.

Pengetahuan Klien tentang masalah / penyakit yang ada :


An.O kurang mengetahui tentang penyakitnya dan cara mencegah serta mengobatinya.

Social :
Aktivitas atau peran di masyarakat adalah :
Sebagai bagian dari masyarakat An.O merasa terganggu aktivitasnya.

Kebiasaan lingkungan yang tidak disukai adalah :


Linkungan berisik

Cara mengatasinya : mencari tempat yang sepi


Pandangan klien tentang aktifitas social di lingkungannya :
An.O mengatakan di lingkungan tempat tinggalnya banyak sekali aktifitas social dan
masyarakatnya baik.

Budaya :
Budaya yang diikuti klien adalah budaya : jawa

Kebudayaan yang dianut merugikan kesehatannya : tidak merugikan

Spiritual :
Aktifitas ibadah sehari-hari : An.O mengatakan masih jarang untuk melakukan ibadah

Kegiatan keagamaan yang biasa dilakukan : Pergi ke masjid pada saat tarawih di bulan puasa
Keyakinan klien terhadap peristiwa / masalah kesehatan yang sekarang sedang
dialami : An.O mengatakan ini semua karena akibat dari makanan.

6.      Pemeriksaan penunjang : Check Darah


7.      Terapi Medis : -

1)      Aktivitas Latihan
An.O beraktivitas berkurang karena merasa lemas dan demam.

2)      Tidur dan istirahat


Klien tidur malam dengan frekuensi 7 jam setiap hari dan tidur siang 1 jam .

3)      Kenyamanan dan nyeri


P  : Klien mengatakan nyeri pada kepala seperti diremas-remas.
Q : Klien mengatakan nyeri sekali dan  bisa beraktivitas tapi dikurangi.
R : Nyeri klien berada dikepala.
S  : Skala nyeri antara 1-10 klien mengatakan skala nyerinya diangka 7
T  : Klien merasa nyeri saat pagi.

      
4)      Nutrisi
Klien makan 3x sehari dengan nutrisi yang cukup dan porsi yang di berikan tiadak selalu habis.
.
5)      Cairan Elektrolit dan Asam Basa
 Klien  minum 8 gelas standar 250 cc , sebelum sakit klien minum 8 gelas standar 250cc perhari.
6)      Oksigenasi
Klien tidak mengalami gangguan pada pernafasan dan klien tidak terpasang alat bantu
pernafasan
7)      Eliminasi bowel
Klien BAB normal yaitu 3 kali sehari.
8)      Eliminasi urin
Setelah sakit klien bisa BAK 6x sehari dengan konsistensi warna urin kuning pekat.klien juga
tidak terpasang kateter.
9)      Sensori persepsi dan kognitif
Setelah melakukan pengkajian klien tidak mengalami gangguan pada Sensori, persepsi dan
kognitif.

B.ANALISA DATA
Nama Klien    : An.O                                                No. Register : 092341
Umur               : 5 tahun                                              Dx. Medis    : DHF
Ruang Rawat  : Ruang Anggrek                                 Alamat                      :Perum cepoko griya
indah ,piyuingan ,bantul.

NO TANGGAL DATA FOKUS ETIOLOGI PROBLEM

1 13 MEI 2013 DO: Penyakit Hipertermia


Hasil Vital Sign :
TD : 100/60 mmHg
Nadi : 90 x/ menit
Rr : 26 x/menit
BB : 17 Kg
TB : 100 cm
SUHU: 390C
DS: Menurut ibunya
demam An.O naik
turun. Setelah hari ke
dua mulai timbul
bintik-bintik merah
pada kulit An. O.  

2 13 MEI 2013 DO:- Agen cidera Nyeri akut


biologis
DS: kemudian An. O
mengatakan mengelu
h pusing dan
badannya merasa
lemas.

3 13 MEI 2013 DO: Hasil Vital Sign : Factor biologis Ketidakseimbangan


nutrisi: Kurang dari
TD : 100/60 mmHg
kebutuhan tubuh
Nadi : 90 x/ menit
Rr : 26 x/menit
BB : 17 Kg
TB : 100 cm
SUHU: 390C
DS: Ibu An. O
mengatakan sulit
kalau makan sehingga
badannya kurus .

4 13 MEI 2013 DO: Dari analisa Factor yang Resiko kekurangan


perawat K didapatkan mempengaruhi volume cairan
An. O datang ke kebutuhan cairan
pukesmas dengan (missal : status
bantuan ibunya . An. O hipermetabolik)
tampak lemas dan
bibir pecah-pecah.
DS:-

C.DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan adalah penentuan sifat penyakit atau membedakan suatu penyakit
dengan yang lainnya, bersifat mengidentifikasi atau mengenali suatu penyakit.
Dibawah ini beberapa diagnosa yang ditemukan pada klien antara lain:
1.      Hipertermia berhubungan dengan penyakit
2.      Nyeri akut berhubungan dengan  agen cidera biologis
3.      Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan factor
biologis
4.      Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan hipermetabolik.

D.PRIORITAS DIAGNOSA
Dibawah ini beberapa diagnosa yang ditemukan pada klien antara lain:
1.      Hipertermia berhubungan dengan penyakit
2.      Nyeri akut berhubungan dengan  agen cidera biologis
3.      Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan hipermetabolik.
4.      Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan factor
biologis

E.RENCANA TINDAKAN

Nama klien      : An.O             No.Register                 : 01377


Umur               : 5 tahun          Diagnosa Medis          : DHF
Ruang Rawat  : Anggrek        Alamat                                    :Perum cepoko griya,bantul.

N DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI


O HASIL

1 Hipertemia Setelah dilakukan tindakan Fever Treatment


berhubungan perawatan selama 3 X 24
1.      Mengontrol panas
dengan proses jam, pasien mengalami
penyakit. keseimbangan suhu tubuh 2.      Monitor suhu minimal tiap 2 jam
dengan kriteria hasil :
3.      Monitor suhu basal secara
    Suhu tubuh dalam kontinyu sesuai dengan kebutuhan.
rentang normal 35,9 C –
4.      Monitor TD, Nadi, dan RR
37,5 C
5.      Monitor warna dan suhu kulit
    Nadi dan RR dalam
rentang normal 6.      Monitor penurunan tingkat
kesadaran
    Tidak ada perubahan
warna kulit 7.      Monitor WBC,Hb, Hct
    Tidak ada pusing 8.      Monitor intake dan output
9.      Berikan anti piretik
10.  Berikan pengobatan untuk
mengatasi penyebab demam
11.  Selimuti pasien
12.  Lakukan Tapid sponge
13.  Berikan cairan intra vena
14.  Kompres pasien pada lipat paha,
aksila dan leher
15.  Tingkatkan sirkulasi udara
16.  Berikan pengobatan untuk
mencegah terjadinya menggigil

2 Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan Pain Management


berhubungan keperawatan selama  3x24
1.    Lakukan pengkajian nyeri secara
dengan Agen jam maka Nyeri akut yang
komprehensif termasuk
cedera biologis dialami olehTn.B teratasi
lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi,kual
dengan kriteria hasil:
itas dan factor presipitasi
1. Mampu mengontrol 2.    Observasi reaksi non verbal dari
nyeri(tahu penyebab ketidak nyamanan
nyeri,mampu
3.    Kontol cairan klien
menggunakan teknik
nonfarmakologi untuk 4.    Gunakan teknik komunikasi
mengurangi nyeri,mencari terapeutik untuk mengetahui
pantuan) pengalaman nyeri pasien
a.                   2. Mampu 5.    Kaji kultur yang mempengaruhi
mengenal nyeri respon nyeri
(skala,intensitas,frekuensi,
6.    Evaluasi pengalamn nyeri masa
dan tanda nyeri)
lampau
b.                   3.Melaporkan
7.    Evaluasi bersama pasien dan tim
bahwa nyeri berkurang
kesehatan lain tentang ketidak efektifan
denganmengunakan
control nyeri masa lampau
manajemen nyeri)
8.    Kontrol lingkungan yang dapat
c.                   4.  Vital sign:
mempengaruhui nyeri seperti suhu
d.                  TD:100/70 ruangan,pencahayaan dan kebisingan
e.                   Nadi:60-99 9.    Kurangi factor presipitasi nyeri
x/mnt
10.  Pilih dan lakukan penanganan nyeri
f.                    Respirasi : 16- (farmakologi,non farmakologi dan
24x/menit interpersonal)
Suhu:36,5-37,50c 11.  Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
menentukan intervensi
12.  Ajarkan tentang teknik non
farmakologi
13.  Beri ananlgetik untuk mengurangi
nyeri
14.  Evaluasi keefektifan control nyeri
15.  Tingkatkan istirahat
16.  Monitor penerimaan pasien
tentang managemen nyeri

3 Resiko Setelah dilakukan tindakan Fluid management


kekurangan keperawatan selama 3x 24
   Pertahankan cairan catatan intake
volume cairan jam, resiko kekurangan
berhubungan volume cairan dapat dan output yang akurat
dengan teratasi dengan criteria
   Monitor status hidrasi (kelembaban
hipermetabolik hasil :
membrane mukosa,nadi
1.      Mempertahankan adekuat,tekanan darah ),
urine output sesuai dengan
   Monitor vital sign
usia dan BB,BJ
urinenormal,HT normal    Monitor masukan makanan/cairan
dan hitung intake kalori harian
2.      Tidak ada tanda
dehidrasi, elastisitas turgor    Kolaborasikan pemberian cairan IV
kulit baik, membrane
   Dorong keluarga untuk membantu
mukosa lembab, tidak ada
pasien makan
rasa haus yang berlebihan
   Tawarkan snack (jusbuah,buah
segar)
3.      Tekanan
darah,nadi,Suhu tubuh
normal : TD: 100/80 mmhg
NADI: 60-99 x menit
Suhu : 36,50C-37,50C

4. Ketidakseimbang Setelah dilakukan tindakan Nutrition menegement


an nutrisi kurang keperawatan selama 3x 24
   Kaji adanya alergi makanan
dari kebutuhan jam,ketidakseimbangan
tubuh nutrisi kurang dari    Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
berhubungan kebutuhan tubuh menentukan jumlah kalori
dengan factor berhubungan dengan
   dan nutrisi yang dibutuhkan pasien
biologis factor bilogis dapat teratasi
dengan criteria hasil :    Yakinkan diet yang dimakan
mengandung tinggi serat untuk
1.      Nutrisi pasien dapat
mencegah konstipasi
teratasi
   Ajarkan pasien bagaimana membuat
2.      Berat badan pasien
catatan makanan harian.
kembali normal dengan
criteria hasil 20-25 kg    Monitor adanya penurunan BB dan
gula darah
3.      Nafsu makan pasien
kembali normal 3x sehari    Monitor lingkungan selama makan
   Jadwalkan pengobatan dan tindakan
tidak selama jam makan
   Monitor turgor kulit
   Monitor kekeringan, rambut kusam,
total protein, Hb dan kadar Ht
   Monitor mual dan muntah
   Monitor pucat, kemerahan, dan
kekeringan jaringan konjungtiva
   Monitor intake nuntrisi
   Informasikan pada klien dan
keluarga tentang manfaat nutrisi
   Kolaborasi dengan dokter tentang
kebutuhan suplemen
   adekuat dapat dipertahankan.
   Atur posisi semi fowler atau fowler
tinggi selama makan
   Kelola pemberan anti emetik:.....
   Anjurkan banyak minum
   Pertahankan terapi IV line
   Catat adanya edema, hiperemik,
hipertonik papila lidah

F.Implementasi dan Evaluasi


Nama klien           : An.O              No.Register                : 01377
Umur                    : 5 tahun          Diagnosa Medis          : DHF
Ruang Rawat       : Anggrek        Alamat                                    : Perum cepoko griya indah,bantul

No. Tgl/Jam Implementasi Evaluasi


Dx

1 13 Mei 2013 Pukul 17.00


08.00 1.   memonitor vital sign
TD: 90/60 mmHg S : An.O mengatakan
badannya masih panas
N : 65 x/menit
dan bintik-bintik di
RR: 26 x/mnt badannya agak
menghilang
S : 39 0C
O : Memeriksa vital sign:
2.   monitor warna dan suhu
kulit: TD : 90/70 mmHg

warnakulit timbul bintik-bintik N : 70 x/mnt


merah banyak
RR: 24x/mnt
08.30
1.      memberikan cairan intra
S : 380C
vena
Memonitor warnakulit
2.      memonitor intake dan
dan suhu kulit: bintik-
output
09.00 bintik merah pada kulit
1.      memberikan obat anti mulai sedikit
10.00
piretik
A : suhu tubuh  pasien
1.      memeriksa vital sign: mengalami penurunan
(sedikit teratasi)
TD : 90/70 mmHg
P : Intervensi
N : 68 x/mnt
dilanjutkan :  3,5,6,7,8,11,
RR: 26x/mnt 12,13,14,16
11.00
S : 38,50C
1.      memberikan kompres
12.30 pada pasien
1.      memeriksa vital sign:
TD : 90/70 mmHg
N : 70 x/mnt
RR: 25x/mnt
S : 380C
2.      memonitor warnakulit
dan suhu kulit: bintik-bintik
merah pada kulit mulai sedikit
1.      memeriksa vital sign:
15.00
TD : 90/70 mmHg
N : 70 x/mnt
RR: 24x/mnt
S : 380C
2.      memberikan obat anti
piretik

2 13 Mei 2013 Pukul 15.00


08.00 1.      Melakukan pengkajian S: An.O mengatakan
nyeri: lokasi: kepala bahwa nyeri di kepalanya
tidak terasa lagi
Kualitas  : sedang 5
O: mengkaji nyeri pasien:
2.      mengobservasi reaksi
non verbal dari ketidak lokasi: kepala
nyamanan
kualitas : tidak ada
1.      melakukan dan
A: pasien tidak lagi
mengajarkan teknik relaksasi
09.00 merasakan nyeri di
2.      mengontrol lingkungan kepalanya (teratasi)
yang dapat mempengaruhi
P : intervensi dihentikan
nyeri
1.      memberikan obat
analgesic
10.00
2.      menyuruh pasien
istirahat
12.30
1.      mengkaji nyeri pasien:
lokasi: kepala
kualitas : tidak ada

3 13 Mei 2013 Pukul 16.00


08.00 1.      memonitor status S: An.O mengatakan
hidrasi        ( kelembaban tubuhnya sudah mampu
membrane mukosa : kering,) beraktivitas lagi dan tidak
merasa haus terus
2.      memeriksa vital sign :
nadi :65x/mnt,suhu : 390C O: memonitor status
hidrasi (kelembaban
tekanan darah:90/60
membrane mukosa :
mmHg,RR : 26 x/mnt
lembab)
1.      memberikan cairan intra
memeriksa vital sign :
vena
08.30 TD : 90/70 mmHg
1.      memonitor masukan
makanan/cairan N : 70 x/mnt

10.00 1.      menawarkan pasien RR: 24x/mnt


snack     ( jus buah)
S : 380C
2.      mendorong pasien
12.30 A : pasien tidak ada
untuk minum di tingkatkan
tanda-tanda dehidrasi     (
1.      memonitor status teratasi)
hidrasi (kelembaban
P : intervensi dihenti
membrane mukosa : lembab)
2.      memeriksa vital sign :
15.00
TD : 90/70 mmHg
N : 70 x/mnt
RR: 24x/mnt
S : 380C
4 13 Mei 2013 Pukul 18.00
08.00 1.   mengkaji berat badan S : An.O mengatakan
pasien: 17 kgdan adanya badannya sudah mulai
alergi makanan bisa beraktivitas kembali
2.   mengajukan pasien untuk O: mengkaji berat
makan yang bergizi badan :17,3 kg
1.   kolaborasi dengan ahli gizi A: kekurangan nutrisi
pasien sedikit teratasi
08.30 2.   memberikan makanan
yang terpilih (sudah P: intervensi dilanjutkan ;
dikonsultasikan dengan ahli 2,3,4,5,6,7,8,
gizi)
1.      mengajarkan pasien dan
keluarga bagaimana
membuat catatan makanan
10.00 harian
1.      memberikan informasi
pada pasien dan keluarga
tentang kebutuhan nutrisi
2.      memonitor jumlah
11.00 nutrisi dan kandungan kalori
1.      mengkaji berat badan :
     17,3 kg

         17.00
BAB IV
PENUTUP

Hipertermia(demam) adalah peningkatan titik patokan (set point) suhu di hipotalamus (Corwin,
Elizabeth J, 2000).Dikatakan demam jika suhu orang menjadi lebih dari 37,5 ºC (Oswari, E,
2006). Dengue Hemoragic Fever (DHF) adalah penyakit yang dapat ditularkan melalui nyamuk
Aedes Aegypti yang ditandai dengan demam tinggi, nyeri otot dan sendi, syok serta dapat
menimbulkan kematian. Cara menanggulangi demam berdarah adalah dengan memberantas
sarang nyamuk (PSN) dan program menguras, menutup dan mengubur atau sering di sebut
dengan 3 M. Upaya lain yang dapat dilakukan adalah pengasapan (fogging), di beberapa daerah
dikategorikan rawan demam berdarah.
Dibawah ini beberapa diagnosa yang ditemukan pada klien antara lain:
1.      Hipertermia berhubungan dengan penyakit
2.      Nyeri akut berhubungan dengan  agen cidera biologis
3.      Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan factor
biologis
4.      Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan hipermetabolik

Saran
Pemberian asuhan keperawatan harus dissesuaikan dengan respon dan kondisi pasien, begitu pula
dengan pasien Hipertermim Maka diharapkan bagi perawat untuk lebih memahami serta menambah
pengetahuan lebih dalam lagi akan perkembanagan Hipertermia sehingga dapat memberikan asuhan
keperawatan yang sesuai dengan tahap perkembangan pasien serta kebutuhan pasien yang belum
terpenuhi.

DAFTAR PUSTAKA
         Kartika, Dela. 2009.Hipotermia dan
Hipertermia(online)http://kartikadela89.blogspot.com/2009/01/hipotermia-dan-
hipertermia.html, diaksestanggal 13 MEI 2013.Anonym. 2005.
         Penyakit
Hipotermia.(online)djuni.wordpress.com/2005/03/28/penyakit- hipotermia /,diakses tanggal 13
MEI 2013.
Pedoman pengobatan dasar di PusKesMas berdasarkan gejala, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia 2001
http://www.google.co.id/search?hl=id&client=firefoxa&channel=s&rls=org.mozilla%3Aid
%3Aofficial&hs=Wny&q=demam+berdarah+dengue&btnG=Telusuri&meta=
http://medisiana.com/viewtopic.php?p=433#433
http://www.mediaindo.co.id/cetak/berita.asp?id=200402260145405

Anda mungkin juga menyukai