Anda di halaman 1dari 17

HIMPUNAN FUZZY

Makalah
Dibuat untuk memenuhi tugas Matakuliah Logika Fuzzy
yang diampu oleh Ibu Desi Rahmadani

Disusun Oleh :
Anggitiya Ganang Rizaldi (160312604918 )
Guruh Refornando Lew (160312604929)
Nugrahayu Sania Putri (160312604835)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN MATEMATIKA
SEPTEMBER 2019
1.1 Himpunan
1.1.1 Elemen dari Himpunan

Himpunan semesta 𝑋 didefinisikan sebagai himpunan semesta dan memuat


semua elemen yang terkait dengan masalah. Jika didefinisikan himpunan 𝐴 di
himpunan semesta 𝑋, dapat dilihat hubungan berikut 𝐴 ⊆ 𝑋. Dalam kasus semacam
ini bisa katakan setiap elemen himpunan 𝐴 termasuk dalam himpunan semesta 𝑋. Jika
setiap elemen himpunan 𝐴 tidak termasuk dalam himpunan semesta 𝑋, maka hubungan
ini diwakili oleh 𝐴 ⊈ 𝑋.

Jika sebuah elemen 𝑥 termasuk dalam himpunan 𝐴, elemen ini disebut sebagai
anggota himpunan dan dengan notasi sebagai berikut 𝑥 ∈ 𝐴. Jika elemen 𝑥 tidak
termasuk dalam himpunan 𝐴, dapat digunakan notasi 𝑥 ∉ 𝐴. Secara umum dapat
digambarkan sebuah himpunan dengan menyebutkan satu demi satu elemennya.
Cotohnya 𝑎1 , 𝑎2 , 𝑎3 , … , 𝑎𝑛 adalah elemen dari himpunan 𝐴, ini bisa digambarkan
sebagai berikut 𝐴 = {𝑎1 , 𝑎2 , 𝑎3 , … , 𝑎𝑛 }. Bentuk lain dalam menggambarkan himpunan
adalah dengan menentukan kondisi setiap elemen. Contohnya, jika elemen dari
himpunan 𝐵 harus memenuhi kondisi 𝑃1 , 𝑃2 , … 𝑃𝑛 , maka himpunan 𝐵 terdefinisi
sebagai berikut 𝐵 = {𝑏 | 𝑏 𝑚𝑒𝑚𝑒𝑛𝑢ℎ𝑖 𝑃1 , 𝑃2 , … 𝑃𝑛 }. Symbol “|” dalam masalah ini
berarti “Sedemikian rupa”.
Untuk menggambarkan ukuran himpunan Euclidean N-dimensi, jumlah
elemen yang digunakan dan angka ini disebut kardinalitas. Kardinalitas dari himpunan
𝐴 dilambangkan dengan |𝐴|. Jika kardinalitas |𝐴| adalah angka berhingga, himpunan
A adalah himpunan berhingga. Jika |𝐴| tak terhingga, 𝐴 adalah himpunan tak
terhingga. Secara umum, semua titik dalam ruang vektor Euclidean N-dimensi adalah
elemen dari himpunan semesta 𝑋.
1.1.2 Hubungan antara Himpunan
Sebuah himpunan memiliki himpunan disebut sebagain keluarga himpunan.
Contohnya, sebuah keluarga himpunan memiliki himpunan 𝐴1 , 𝐴2 , … digambarkan
sebagai {𝐴𝑖 | 𝑖 ∈ 𝐼}, dengan 𝑖 adalah pengidentifikasi himpunan dan 𝐼 adalah
himpunan identifikasi.

Jika semua elemen dalam himpunan 𝐴 juga elemen himpunan 𝐵, 𝐴 adalah


himpunan bagian dari 𝐵 (𝐴 ⊆ 𝐵 (𝑖𝑓 𝑎𝑛𝑑 𝑜𝑛𝑙𝑦 𝑖𝑓) 𝑥 ∈ 𝐴 ⇒ 𝑥 ∈ 𝐵). Jika hubungan
berikut terpenuhi, 𝐴 ⊆ 𝐵 dan 𝐵 ⊆ 𝐴, A dan B memiliki elemen yang sama dan dengan
demikian mereka adalah himpunan yang sama 𝐴 = 𝐵. Jika hubungan berikut dipenuhi
antara dua himpunan 𝐴 dan 𝐵, 𝐴 ⊆ 𝐵 dan 𝐴 ≠ 𝐵, maka 𝐵 memiliki elemen yang
tidak terlibat dalam A. Dalam hal ini, A disebut proper subset 𝐵 dan hubungan ini
dilambangkan dengan set 𝐴 ⊂ 𝐵. 𝐴 yang tidak memiliki elemen disebut himpunan
kosong. Himpunan kosong dapat menjadi subset dari set apa pun.
1.1.3 Keanggotaan
Jika menggunakan fungsi keanggotaan (fungsi karakteristik atau fungsi
diskriminasi), dapat dinyatakan apakah elemen 𝑥 terlibat dalam himpunan 𝐴 atau
tidak.
Definisi (Fungsi Keanggotaan) Untuk himpunan A, didefinisikan fungsi
keanggotaan 𝜇𝐴 seperti
𝜇𝐴 (𝑥) = 1 𝑖𝑓 𝑎𝑛𝑑 𝑜𝑛𝑙𝑦 𝑖𝑓 𝑥 ∈ 𝐴
𝜇𝐴 (𝑥) = 0 𝑖𝑓 𝑎𝑛𝑑 𝑜𝑛𝑙𝑦 𝑖𝑓 𝑥 ∉ 𝐴.
Dapat dikatakan bahwa fungsi 𝜇𝐴 memetakan elemen-elemen dalam himpunan
semesta 𝑋 ke himpunan {0,1}.
𝜇𝐴 : 𝑋 → {0,1}

1.2 Operasi pada Himpunan


1.2.1 Komplemen
Himpunan komplemen relatif dari himpunan 𝐴 ke himpunan 𝐵 terdiri dari
unsur-unsur yang ada di 𝐵 tetapi tidak dalam 𝐴. Himpunan komplemen dapat
didefinisikan dengan rumus berikut 𝐵 − 𝐴 = {𝑥 | 𝑥 ∈ 𝐵, 𝑥 ∉ 𝐴}. Jika himpunan 𝐵
adalah himpunan semesta 𝑋, maka komplemen semacan ini adalah komplemen mutlak
𝑋 − 𝐴 = 𝐴̅.

1.2.2 Gabungan
Gabungan himpunan 𝐴 dan 𝐵 ditentukan oleh kumpulan seluruh elemen 𝐴 dan
𝐵.
𝐴 ∪ 𝐵 = {𝑥|𝑥 ∈ 𝐴 𝑜𝑟 𝑥 ∈ 𝐵}.
Gabungan mungkin didefinisikan di antara beberapa himpunan. Misalnya, gabungan
keluarga himpunan bisa dapat didefinisikan sebagai berikut
⋃ 𝐴 = {𝑥|𝑥 ∈ 𝐴𝑖 𝑓𝑜𝑟 𝑠𝑜𝑚𝑒 𝑖 ∈ 𝐼}
𝑖∈𝐼
dengan keluarga himpunan adalah {𝐴𝑖 |𝑖 ∈ 𝐼}.

1.2.3 Irisan
Irisan 𝐴 ∩ 𝐵 terdiri dari elemen-elemen yang termasuk dalam himpunan 𝐴 dan
𝐵.
𝐴 ∩ 𝐵 = {𝑥|𝑥 ∈ 𝐴 𝑎𝑛𝑑 𝑥 ∈ 𝐵}.
Irisan dapat digeneralisasi antara himpunan dalam keluarga himpunan
⋂ 𝐴𝑖 = {𝑥|𝑥 ∈ 𝐴𝑖 , ∀𝑖 ∈ 𝐼}
𝑖∈𝐼
dengan {𝐴𝑖 |𝑖 ∈ 𝐼} adalah keluarga himpunan.
1.2.4 Partisi dari Himpunan
Definisi (Partisi), dekomposisi himpunan 𝐴 ke himpunan bagian terpisah yang
gabungannya membangun himpunan 𝐴 disebut partisi. Misalkan partisi 𝐴 adalah 𝜋,
𝜋(𝐴) = {𝐴𝑖 |𝑖 ∈ 𝐼, 𝐴𝑖 ⊆ 𝐴}
kemudian 𝐴𝑖 memenuhi tiga syarat berikut.
1) 𝐴𝑖 ≠ ∅
2) 𝐴𝑖 ∩ 𝐴𝑗 = ∅, 𝑖 ≠ 𝑗, 𝑖, 𝑗 ∈ 𝐼
3) ⋃𝑖∈𝐼 𝐴𝑖 = 𝐴
Jika tidak ada kondisi (2), 𝜋(𝐴) menjadi cover atau covering himpunan 𝐴.

1.3 Karakteristik Himpunan Tegas (crisp)


1.3.1 Karakteristik Umum
Karakteristik operasi dari gabungan (union), irisan (intersection), dan
komplemen dapat dilihat di tabel di bawah. Sifat komutatif dari gabungan dan irisan
memenuhi sebagai berikut.

𝐴∪𝐵 =𝐵∪𝐴

𝐴 ∩ 𝐵 = 𝐵 ∩ 𝐴.

Operasi gabungan dan irisan juga memenuhi sifat asosiatif.


(𝐴 ∪ 𝐵) ∪ 𝐶 = 𝐴 ∪ (𝐵 ∪ 𝐶)

(𝐴 ∩ 𝐵) ∩ 𝐶 = 𝐴 ∩ (𝐵 ∩ 𝐶).

Gabungan atau irisan dari dirinya sendiri direduksi menjadi himpunan itu sendiri.
Karakteristik ini dinamakan ‘idempotensi’.

𝐴∪𝐴 =𝐴

𝐴∩𝐴 =𝐴

Sebagai tambahan, operasi gabungan dan irisan juga memenuhi sifat distributif.

𝐴 ∩ (𝐵 ∪ 𝐶) = (𝐴 ∩ 𝐵) ∪ (𝐴 ∩ 𝐶)

𝐴 ∪ (𝐵 ∩ 𝐶) = (𝐴 ∪ 𝐵) ∩ (𝐴 ∪ 𝐶).

Hukum De Morgan memenuhi gabungan, irisan, dan komplemen.


̅̅̅̅̅̅̅
𝐴 ∪ 𝐵 = 𝐴̅ ∩ 𝐵̅
̅̅̅̅̅̅̅
𝐴 ∩ 𝐵 = 𝐴̅ ∪ 𝐵.
̅
1. Involusi 𝐴̿ = 𝐴
2. Komutatif 𝐴∪𝐵 =𝐵∪𝐴
𝐴∩𝐵 =𝐵∩𝐴
3. Asosiatif (𝐴 ∪ 𝐵) ∪ 𝐶 = 𝐴 ∪ (𝐵 ∪ 𝐶)
(𝐴 ∩ 𝐵) ∩ 𝐶 = 𝐴 ∩ (𝐵 ∩ 𝐶)
4. Distributif 𝐴 ∩ (𝐵 ∪ 𝐶) = (𝐴 ∩ 𝐵) ∪ (𝐴 ∩ 𝐶)
𝐴 ∪ (𝐵 ∩ 𝐶) = (𝐴 ∪ 𝐵) ∩ (𝐴 ∪ 𝐶)
5. Idempotensi 𝐴∪𝐴=𝐴
𝐴∩𝐴=𝐴
6. Absorpsi 𝐴 ∪ (𝐴 ∩ 𝐵) = A
𝐴 ∩ (𝐴 ∪ 𝐵) = 𝐴
7. Absorpsi 𝑋 dan ∅ 𝐴∪𝑋 =𝑋
𝐴∩∅=∅
8. identitas 𝐴∪∅=𝐴
𝐴∩𝑋 =𝐴
9. Hukum De Morgan ̅̅̅̅̅̅̅
𝐴 ∪ 𝐵 = 𝐴̅ ∩ 𝐵̅
̅̅̅̅̅̅̅
𝐴 ∩ 𝐵 = 𝐴̅ ∪ 𝐵̅
10. Absorpsi Komplemen 𝐴 ∪ (𝐴̅ ∩ 𝐵) = A ∪ 𝐵
𝐴 ∩ (𝐴̅ ∪ 𝐵) = 𝐴 ∩ 𝐵
11. Hukum Kontadiksi 𝐴 ∩ 𝐴̅ = ∅
12. Hukum terkecuali 𝐴 ∪ 𝐴̅ = 𝑋
tengah
Tabel 1.3.1 karakteristik operasi.

1.3.2 Himpunan Koveks

Definisi istilah konveks berlaku untuk himpunan 𝐴 di 𝑅 𝑛 (ruang vector Euclid


n-dimensi) jika memenuhi pernyataan berikut.

1) Dua sebarang titik 𝑠 dan 𝑟 yang terdefinisi di 𝐴.

𝑟 = (𝑟𝑖 |𝑖 ∈ 𝑁𝑛 ), 𝑠 = (𝑠𝑖 |𝑖 ∈ 𝑁𝑛 )

(𝑁 adalah himpunan bilangan asli)

2) Untuk sebarang bilangan real 𝜆 antara 0 dan 1, titik 𝑡 berada di 𝐴, dengan 𝑡 adalah

𝑡 = (𝜆𝑟𝑖 + (1 − 𝜆)𝑠𝑖 | 𝑖 ∈ 𝑁𝑛 )

Dengan kata lain, setiap titik pada garis yang menghubungkan dua titik 𝑠 dan 𝑟 di 𝐴
juga berada di 𝐴.
Gambar 1.3.1 himpunan konveks dan non-konveks.
Pada gambar di atas, himpunan A1, A2, dan A3 adalah contoh himpunan
konveks. Sedangkan himpunan A4, A5, dan A6 bukan merupakan himpunan konveks.

1.4 Definisi Himpunan Fuzzy


1.4.1 Pernyataan untuk Himpunan Fuzzy

Fungsi keanggotaan 𝜇𝐴 di himpunan tegas (crisp set) memetakan semua


anggota himpunan semesta 𝑋 ke himpunan {0,1}.

𝜇𝐴 : 𝑋 → {0,1}.
Definisi (fungsi keanggotaan himpunan fuzzy) di himpunan fuzzy yaitu, setiap
anggota dipetakan ke [0,1] dengan fungsi keanggotaan

𝜇𝐴 : 𝑋 → [0,1]

dengan [0,1] adalah bilangan real antara 0 dan 1 (termasuk 0,1). Oleh karena itu,
hinpunan fuzzy adalah himpunan samar terbatas jika dibandinhkan dengan himpunan
tegas.
Contoh:
Misalkan himpunan fuzzy ‘dua atau lebih’. Dalam hal ini, himpunan semesta
𝑋 adalah bilangan real positif.

𝑋 = {1,2,3,4,5,6, … }
Fungsi keanggotaan untuk 𝐴 =′ 𝑑𝑢𝑎 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑙𝑒𝑏𝑖ℎ′ di himpunan 𝑋 yaitu

𝜇𝐴 (1) = 0, 𝜇𝐴 (2) = 1, 𝜇𝐴 (3) = 0.5, 𝜇𝐴 (4) = 0 …

Biasanya, jika anggotanya adalah diskrit sebagaimana di atas, maka memungkinkan


untuk mempunyai derajat keanggotaan sebabagai berikut

𝐴 = {(2, 1.0), (3, 0.5)} atau 𝐴 = 1.0⁄2 + 0.5⁄3


dengan memperhatikan bahwa simbol ‘+’ bukan merupakan simbol penjumlahan,
tetapi merupkan simbol gabungan. Secara umum, derajat keanggotaan dapat ditulis
dengan
𝑛

𝐴 = {(𝑥, 𝜇𝐴 (𝑥))} atau 𝐴 = ∑ 𝜇𝐴 (𝑥𝑖 )⁄𝑥𝑖 .


𝑖=1

Andaikan bahwa anggotanya kontinyu, maka himpunan tersebut dapat ditulis dengan

𝐴 = ∫ 𝜇𝐴 (𝑥)⁄𝑥 .

1.4.2 Contoh Himpunan Fuzzy


1) Perhatikan pernyataan “Jenny itu muda”. Istilah “muda” sendiri memiliki
ketidakjelasan. Untuk menunjukkan arti dari “muda” dengan tepat, maka diperlukan
pendefinisian fungsi keanggotaannya seperti pada gambar 1.4.1. Saat merujuk
“muda”, memungkinkan ada usia yang berada pada kisaran [0,80] dan dapat
diperhitungkan “usia muda” ini dalam ruang lingkup sebagai himpunan kontinyu.
Sumbu horizontal menunjukkan usia dan sumbu vertikal berarti nilai numerik
dari fungsi keanggotaan. Garis menunjukkan kemungkinan (nilai fungsi keanggotaan)
yang termuat dalam himpunan fuzzy "muda".
Sebagai contoh, jika mengikuti definisi “muda”, anak berusia sepuluh tahun
mungkin masih muda. Jadi kemungkinan untuk "usia sepuluh" untuk bergabung
dengan himpunan fuzzy "muda” adalah 1. Juga bahwa “usia dua puluh tujuh" adalah
0,9. Tetapi mungkin tidak mengatakan muda kepada seseorang yang berusia di atas
enam puluh tahun dan kemungkinan kasus ini adalah 0.
Gambar 1.4.1. fungsi keanggotaan muda dan sangat muda.

2) Misalkan suatu himpunan fuzzy 𝐴 = {𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑟𝑒𝑎𝑙 𝑑𝑒𝑘𝑎𝑡 𝑑𝑔 0}. Batasan


untuk himpunan “bilangan real dekat dg 0” cukup ambigu. Kemungkinan dari bilangan
real 𝑥 untuk menjadi anggota himpunan tersebut dapat ditentukan dengan fungsi
keanggotaan berikut.
1
𝜇𝐴 (𝑥) =
1 + 𝑥2
Gambar 1.4.2 menunjukkan fungsi keanggotaan dari himpunan fuzzy A. Himpunan
fuzzy tersebut juga dapat ditulis sebagai berikut.
1
𝐴 = ∫ 𝜇𝐴 (𝑥)⁄𝑥 dengan 𝜇𝐴 (𝑥) =
1 + 𝑥2

Gambar 1.4.2. fungsi keanggotaan himpunan fuzzy “bilangan real dekat 0”


1.4.3 Perluasan Himpunan Fuzzy
1) Definisi (himpunan fuzzy tipe-n), nilai dari derajat keanggotaan mungkin
termasuk suatu ketidakpastian. Jika nilai dari fungsi keanggotaan telah
diberikan oleh himpunan fuzzy, maka itu adalah himpunan fuzzy tipe-2. konsep ini
dapat diperluas menjadi himpunan fuzzy tipe-n
Contoh:
Misalkan himpunan A=“adult”. Fungsi keanggotaan dari himpunan ini
memetakan semua usia ke “youth”, “manhood”, “senior”. Misalnya, untuk setiap
orang 𝑥, 𝑦, 𝑥
𝜇𝐴 (𝑥) = "𝑦𝑜𝑢𝑡ℎ“
𝜇𝐴 (𝑦) = "𝑚𝑎𝑛ℎ𝑜𝑜𝑑“
𝜇𝐴 (𝑧) = ∅.
Nilai keanggotaan untuk “youth” dan “manhood” juga merupakan himpunan fuzzy,
maka himpunan “adult”adalah himpunan fuzzy tipe-2.
Himpunan untuk “youth” dan “manhood” merupakan himpunan fuzzy tipe-1.
Dengan cara yang sama, jika nilai fungsi keanggotaan “youth” dan “manhood” adalah
tipe-2, maka himpunan “adult” adalah tipe-3.

2) Definisi (himpunan fuzzy level-k), bentuk “himpunan level-2”


mengindikasikan himpunan fuzzy yang anggotanya adalah himpunan fuzzy (gambar
1.4.3). Sedangkan “himpunan level-1” berlaku untuk himpunan fuzzy yang
anggotanya bukan himpunan fuzzy yang berelemen biasa. Dengan cara yang
sama, dapat ditentukan himpunan fuzzy level-k

Gambar 1.4.3. Himpunan fuzzy level-2.


1.4.4 Hubungan antara Himpunan Semesta dan Himpunan Fuzzy
Jika ada suatu himpunan semesta dan himpunan tegas, maka dapat dilihat himpunan
tegas sebagai subset dari himpunan semesta. Dengan cara yang sama, dapat dianggap
himpunan fuzzy A sebagai bagian dari himpunan semesta X.
Contoh:

Misalkan 𝑋 = {𝑎, 𝑏, 𝑐} menjadi himpunan semesta.

𝐴1 = {(𝑎, 0.5), (𝑏, 1.0), (𝑐, 0.5)} dan 𝐴2 = {(𝑎, 1.0), (𝑏, 1.0), (𝑐, 0.5)}

Menjadi himpunan bagian dari X.

𝐴1 ⊆ 𝑋, 𝐴2 ⊆ 𝑋.

Kumpulan himpunan bagian tersebut dari 𝑋 (termasuk himpunan fuzzy) disebut Power
set 𝑃(𝑋).

1.5 Perluasan Konsep dari Himpunan Fuzzy


1.5.1 Contoh dari himpunan fuzzy
Misal diberikan suatu himpunan Universal X, dan didefiniskan sebagai domain
usia berikut

𝑋 = {5,15,25,35,45,55,65,75,85}.

Selanjutnya, diberikan beberapa himpunan fuzzy, yaitu infant, young, adult dan senior,
dengan derajat keanggotaan untuk tiap anggotanya tertera pada tabel 1.5.1

Usia infant young adult senior


(Elemen)
5 0 0 0 0
15 0 0.2 0.1 0
25 0 1 0.9 0
35 0 0.8 1 0
45 0 0.4 1 0.1
55 0 0.1 1 0.2
65 0 0 1 0.6
75 0 0 1 1
85 0 0 1 1
Tabel 1.5.1. Contoh himpunan fuzzy.
Himpunan Support, adalah himpunan yang disusun oleh elemen yang juga
termuat pada suatu himpunan A, dan difenisikan sebagai berikut
𝑆𝑢𝑝𝑝𝑜𝑟𝑡(𝐴) = {𝑥 ∈ 𝑋| 𝜇𝐴 (𝑥) > 0}.
Sebagai contoh, Support dari himpunan fuzzy “adult” adalah

𝑆𝑢𝑝𝑝𝑜𝑟𝑡(𝑎𝑑𝑢𝑙𝑡) = {15, 25, 35, 45, 55,65, 75, 85}


karena fungsi keanggotaan dari elemen-elemen tersebut bernilai lebih dari 0,
sebaliknya, Support dari himpunan fuzzy “infant” adalah himpunan kosong, karena
tidak ada elemen dari himpunan fuzzy “infant” yang bernilai lebih dari 0.
Berikutnya, nilai maksimum dari keanggotaan disebut sebagai “height”. Misal
“height” dari suatu himpunan fuzzy adalah 1, maka himpunan fuzzy young, adult dan
senior adalah himpunan fuzzy normal.

Gambar 1.5.1 Himpunan fuzzy tidak normal dan himpunan fuzzy normal.

1.5.2 Himpunan 𝛼 − 𝑐𝑢𝑡

Himpunan 𝜶-cut 𝐴α adalah himpunan yang disusun oleh elemen-elemen yang


keanggotaannya bernilai lebih dari sama dengan 𝛼, dan terdefinisi sebgai berikut

𝐴α = {𝑥 ∈ 𝑋|𝜇𝐴 (𝑥) ≥ 𝛼}.

Dengan 𝛼 bisa berubah-ubah. Himpunan 𝛼 − 𝑐𝑢𝑡 disini adalah himpunan crisp


(himpunan tegas), dan diilustrasikan oleh gambar 1.5.2.

Contoh dari himpunan 𝛼 − 𝑐𝑢𝑡, yang diperoleh dari himpunan fuzzy “young”,
dengan 𝛼 = 0.2 adalah 𝑌𝑜𝑢𝑛𝑔0.2 = {15, 25, 35, 45}, sedangkan jika 𝛼 = 0.4 maka
diperoleh himpunan 𝛼 − 𝑐𝑢𝑡 nya adalah 𝑌𝑜𝑢𝑛𝑔0.4 = {25, 35, 45} dan berlaku
juga untuk 𝛼 = 0.8, didapat 𝑌𝑜𝑢𝑛𝑔0.8 = {25, 35}.

Ketika dua himpunan 𝛼 − 𝑐𝑢𝑡, 𝐴α dan 𝐴α' ada, dan jika 𝛼 ≤ 𝛼′, maka

𝐴α ⊇ 𝐴α'

Seperti pada dua himpunan 𝛼 − 𝑐𝑢𝑡, 𝑌𝑜𝑢𝑛𝑔0.2 dan 𝑌𝑜𝑢𝑛𝑔0.8 , terlihat bahwa

𝑌𝑜𝑢𝑛𝑔0.2 ⊇ 𝑌𝑜𝑢𝑛𝑔0.8 .
Gambar 1.5.2 Himpunan 𝛼 − 𝑐𝑢𝑡.
Level set, adalah himpunan yang disusun oleh elemen-elemen dengan kondisi
𝛼 (atau nilai dari fungsi keanggotaan, yang berada pada interval [0,1] ), sebagai berikut

∧𝐴 = {𝛼|𝜇𝐴 (𝑥) = 𝛼, 𝛼 ≥ 0 , 𝑥 ∈ 𝑋}.

Sebagai contoh, level set dari himpunan fuzzy “infant” adalah

∧𝐴 = {0}
Sedangkan level set dari himpunan fuzzy “young” adalah

∧𝐴 = {0, 0.1, 0.2, 0.4, 0.8, 1.0}.

1.5.3 Himpunan Fuzzy Konvex


Definisi (Himpunan fuzzy Konveks) Misal himpunan Universal X terdefinisi
di ruang vektor euclid n-dimensi ℜ𝑛 . Jika semua himpunan 𝛼 − 𝑐𝑢𝑡 adalah konveks,
maka himpunan fuzzy dengan himpunan 𝛼 − 𝑐𝑢𝑡 ini adalah konveks (gambar 1.5.3)
Gambar 1.5.3 Himpunan Fuzzy Konveks.
Dengan kata lain, jika relasi berikut,

𝜇𝐴 (𝑡) ≥ 𝑀𝑖𝑛[𝜇𝐴 (𝑟), 𝜇𝐴 (𝑠)]

terpenuhi, saat 𝑡 = 𝜆𝑟 + (1 − 𝜆)𝑠 𝑟, 𝑠 ∈ ℛ 𝑛 , 𝜆 ∈ [0,1], maka himpunan fuzzy A


adalah himpunan fuzzy konveks. Gambar berikut akan mengilustrasikan himpunan
fuzzy konveks (gambar 1.5.4) dan himpunan fuzzy non-konveks (gambar 1.5.5).

Gambar 1.5.4 Himpunan Fuzzy Konveks 𝜇𝐴 (𝑡) ≥ 𝜇𝐴 (𝑟).


Gambar 1.5.5 Himpunan Fuzzy Non-Konveks 𝜇𝐴 (𝑡) ≱ 𝜇𝐴 (𝑟).

1.5.4 Bilangan Fuzzy


Bilangan fuzzy diekspresikan sebagai himpunan fuzzy yang mendefiniskan
interval fuzzy pada bilangan real ℜ. Karena batas interval ini ambigu, interval juga
merupakan himpunan fuzzy.
Bilangan fuzzy adalah suatu himpunan fuzzy yang memenuhi kondisi,
merupakan himpunan fuzzy konveks, normal, dan fungsi keanggotaannya terdefinisi
di ℜ serta merupakan fungsi piecewise kontinu.

1.5.5 Magnitude (Besaran) dari Himpunan Fuzzy


Terdapat tiga cara penghitungan kardinalitas dari himpunan fuzzy, dimana
cara-cara ini dapat digunakan untuk menunjukan magnitue (besaran) dari himpunan
fuzzy.
Pertama, adalah dengan menjumlahkan derajat keanggotaan setiap elemen
pada suatu himpunan fuzzy, atau yang selanjutnya disebut sebagai kardinalitas skalar,
dan didefinisikan sebagai berikut

|𝐴| = ∑ 𝜇𝐴 (𝑥).
𝑥∈𝑋

Sebagai contoh, pada himpunan fuzzy young, magnitudenya adalah


|𝑦𝑜𝑢𝑛𝑔| = 0.2 + 1 + 0.8 + 0.4 + 0.1 = 2.5

Cara kedua, atau ‘kardinalitas relatif” didapat dari membagi magnitude dari
himpunan fuzzy A dengan magnitude dari himpunan universal X.
|𝐴|
‖𝐴‖ =
|𝑋|
Sebagai contoh, kardinalitas relatif dari himpunan fuzzy young adalah
2.5
‖𝑦𝑜𝑢𝑛𝑔‖ = = 0.28
9
dengan |𝑦𝑜𝑢𝑛𝑔| = 2.5 dan |𝑋| = 9.
Sedangkan cara ketiga adalah kardinalitas fuzzy. Derajat keanggotaan dari
kardinalitas fuzzy |𝐴| didefinisikan sebagai berikut,

𝜇|𝐴| (|𝐴𝛼 |) = 𝛼, 𝛼 ∈∧𝐴

dengan 𝐴𝛼 adalah himpunan 𝛼 − 𝑐𝑢𝑡 dari himpunan fuzzy A, |𝐴𝛼 | adalah banyaknya
elemen dari himpunan 𝛼 − 𝑐𝑢𝑡 dan ∧𝐴 adalah level set.

Sebagai contoh, jika kita potong himpunan fuzzy young pada 𝛼 = 0.1 maka
didapat 𝑦𝑜𝑢𝑛𝑔0.1 = {15, 25, 35, 45, 55} dan himpunan 𝛼 − 𝑐𝑢𝑡 ini memiliki 5
elemen sehingga |𝑦𝑜𝑢𝑛𝑔0.1 | = 5. Hal ini berlaku juga untuk 𝛼 = 0.2, 𝛼 = 0.4, 𝛼 =
0.8 dan 𝛼 = 1, dengan himpunan 𝛼 − 𝑐𝑢𝑡 nya

𝑦𝑜𝑢𝑛𝑔0.2 = {15, 25, 35, 45} |𝑦𝑜𝑢𝑛𝑔0.2 | = 4

𝑦𝑜𝑢𝑛𝑔0.4 = {25, 35, 45} |𝑦𝑜𝑢𝑛𝑔0.2 | = 3

𝑦𝑜𝑢𝑛𝑔0.8 = {25, 35} |𝑦𝑜𝑢𝑛𝑔0.8 | = 2

𝑦𝑜𝑢𝑛𝑔1 = { 25} |𝑦𝑜𝑢𝑛𝑔1 | = 1

Sehingga diperoleh, kardinalitas fuzzy dari himpunan fuzzy “young” adalah


|𝑦𝑜𝑢𝑛𝑔| = {(5, 0.1), (4, 0.2), (3, 0.4), (2, 0.8), (1, 1)}

1.5.6 Subset dari Himpunan Fuzzy


Misal A dan B adalah dua himpunan fuzzy. Ketika derajat keanggotaan dari
kedua himpunan ini sama, kita sebut “A dan B adalah ekuivalen”, atau

𝐴=𝐵 ↔ 𝜇𝐴 (𝑥) = 𝜇𝐵 (𝑥), ∀𝑥 ∈ 𝑋

Jika derajat keanggotaan dari himpunan fuzzy A dan B tidak sama 𝜇𝐴 (𝑥) ≠
𝜇𝐵 (𝑥) untuk semua elemen, maka kedua himpunan tersebut berbeda 𝐴 ≠ 𝐵.
Sedangkan jika relasi berikut terpenuhi untuk dua himpunan fuzzy A dan B, maka A
adalah subset B, 𝐴 ⊆ 𝐵

𝜇𝐴 (𝑥) ≤ 𝜇𝐵 (𝑥), ∀𝑥 ∈ 𝑋
dan jika relasi berikut terpenuhi

𝜇𝐴 (𝑥) < 𝜇𝐵 (𝑥), ∀𝑥 ∈ 𝑋


maka A adalah proper subset dari B, 𝐴 ⊂ 𝐵. Berikut adalah ilustrasinya.

Gambar 1.5.6 Subset 𝐴 ⊂ 𝐵

1.6 Operasi Sederhana pada Himpunan Fuzzy


1.6.1 Komplemen

Kita dapat menemukan himpunan komplemen fuzzy 𝐴 demikian juga di


himpunan 𝐴. Kita menunjukkan himpunan komplemen 𝐴 sebagai 𝐴̅. Membership
degree dapat dihitung sebagai berikut.

𝜇𝐴̅ (𝑥) = 1 − 𝜇𝐴 (𝑥), ∀𝑥 ∈ 𝑋.

1.6.2 Gabungan

Nilai keanggotaan anggota 𝑥 dalam gabungan mengambil nilai keanggotaan yang


lebih besar antara 𝐴 dan 𝐵

𝜇𝐴∪𝐵 (𝑥) = 𝑀𝑎𝑥[𝜇𝐴 (𝑥), 𝜇𝐵 (𝑥)], ∀𝑥 ∈ 𝑋.

1.6.3 Irisan
Irisan himpunan fuzzy 𝐴 dan 𝐵 mengambil nilai fungsi keanggotaan yang lebih
kecil antara 𝐴 dan 𝐵
𝜇𝐴∩𝐵 (𝑥) = 𝑀𝑖𝑛[𝜇𝐴 (𝑥), 𝜇𝐵 (𝑥)], ∀𝑥 ∈ 𝑋.
Daftar Pustaka

Lee, K. H. (2005). First course on fuzzy theory and applications. Berlin ; New York:

Springer-Verlag.

Anda mungkin juga menyukai