Anda di halaman 1dari 14

MATEMATIKA ELEKTRO

Part 2 (Operasi Terhadap Himpunan)


1. IRISAN (INTERSECTION)
 Irisan (Intersection)  himpunan yang setiap
elemennya merupakan elemen dari himpunan-
himpunan A dan himpunan B.
 Notasi : A ∩ B = { x | x ϵ A dan x ϵ B

 Contoh Diagram Venn

U A B

 Jika A // B, maka A ∩ B = ?
 Latihan :
Jika A = { (x,y) | x + y = 7, x,y ϵ R}
B = { (x,y) | x – y = 3, x,y ϵ R}
Maka A ∩ B = ?

Jika A = { 3, 5, 9} dan B = { -2, 6}


Maka A ∩ B = ?

Jika U = {1, 2, …, 8, 9}, A = { 1, 2, 3, 4}, B = {2, 4, 6, 8}, dan


C = {3, 4, 5, 6}
Maka
- (A ∩ B) ∩ C = ?
- A ∩ (B ∩ C) = ?
2. GABUNGAN (UNION)
 Gabungan (union) dari himpunan A dan B adalah
himpunan yang setiap anggotanya merupakan anggota
himpunan A atau himpunan B
 Notasi : A ∪ B = { x | x ∈ A atau x ∈ B}
 Bentuk diagram venn
U A B

 A∪∅=?
 Latihan :
Jika U = {1, 2, …, 8, 9}, A = { 1, 2, 3, 4}, B = {2, 4, 6, 8}, dan
C = {3, 4, 5, 6}
Maka
- (A ∪ B) ∪ C = ?

- A ∪ (B ∪ C) = ?

- A ∩ (B ∪ C) = ?

- (A ∩ B) ∪ (A ∩ C) = ?
3. KOMPLEMEN
 Komplemen dari suatu himpunan A terhadap suatu himpunan
semesta U adalah suatu himpunan yang elemennya merupakan
elemen U yang bukan elemen A.
 Notasi : 𝐴 = { x | x ∈ U dan x ∉ A}
 Diagram Venn :
U

 Jika U = {1, 2, …, 8, 9}, A = {2, 4, 6, 8}, maka 𝐴 = ?


 Jika A = { x | x/2 ∈ P, x < 9 }, maka 𝐴 = ?
RELATIVE COMPLEMENT
 Relative Complement B terhadap A (selisih dari A dan B),
dinyatakan dengan A\B, adalah himpunan dari elemen-
elemen yang merupakan anggota dari A tetapi bukan anggota
dari B
 Notasi : A\B = {x | x ∈ A, x ∉ B}
 Diagram Venn

A B

Jika U = {1, 2, …, 8, 9}, A = { 1, 2, 3, 4}, B = {2, 4, 6, 8}, dan


C = {3, 4, 5, 6}
Tentukan : a. A\B, b. C\A, c. B\C, d. B\A, e. B\B
 Latihan :
Jika U = {1, 2, …, 8, 9}, A = { 1, 2, 3, 4}, B = {2, 4, 6, 8}, dan
C = {3, 4, 5, 6}
 Tentukan
𝑐
- (A ∪ B) = ?
𝑐
- A ∩ B𝑐 = ?
- (𝐴 ∩ 𝐵)\C = ?
- ( A\B)c = ?
4. BEDA SETANGKUP (SYMETRIC DIFFERENCE
 Beda setangkup dari himpunan A dan B adalah suatu himpunan yang
elemennya ada pada himpunan A atau B, tetapi tidak pada keduanya.
 Notasi : 𝐴 𝐵 = 𝐴 ∪ 𝐵 − 𝐴 ∩ 𝐵 = (𝐴 − 𝐵) ∪ (𝐵 − 𝐴)
 Diagram Venn 𝐴 𝐵 untuk yang diarsir

 Contoh A = {2, 4, 6} dan B = {2, 3, 5}, maka 𝐴 𝐵=?


Jika U = Himpunan mahasiswa
P = himpunana mahasiswa yang nilai UTS di atas 80
Q = himpunan mahasiswa yang nilai UAS di atas 80
Seorang mahasiswa mendapat nilai A jika nilai UTS dan nilai UAS
keduanya di atas 80, mendapat nilai B jika salah satu ujian di atas 80, dan
mendapat nilai C jika kedua ujian di bawah 80, maka notasi himpunan
a. Pernyataan “semua mahasiswa yang mendapat nilai A” = ?
b. Pernyataan “semua mahasiswa yang mendapat nilai B” = ?
c. Pernyataan “semua mahasiswa yang mendapat nilai C” = ?

Teorema :
Beda setangkup memenuhi hukum sebagai berikut :
a. 𝐴 𝐵=𝐵 𝐴 (hukum komutatif)
b. 𝐴 𝐵 𝐶=𝐴 (𝐵 𝐶) (hukum assosiatif)
5. PERKALIAN KARTESIAN
 Perkalian kartesian dari himpunan A dan B adalah himpunan yang
elemennya semua pasangan berurutan (ordered pair) yang dibentuk dari
komponen pertama dari himpunan A dan komponen kedua dari
himpunan B
 Notasi : A x B = {{a, b} | a ∈ A dan b ∈ B}
 Contoh :
misalkan O = {1, 2, 3} dan P = {a, b}, maka perkalian kartesian O dan P
adalah O x P = {(1, a), (1, b), (2, a), (2, b), (3, a), (3, b)}

Perhatikan
1. Jika A dan B merupakan himpunan berhingga, maka |A x B| = |A||B|
2. Pasangan berurutan (a, b) berbeda dengan (b, a), dengan kata lain (a, b)
≠ (b, a)
3. Perkalian kartesian tidak komutatif, yaitu A x B ≠ B x A dengan syarat
A atau B tidak kosong.
4. Jika A = ∅ atau B = ∅, maka A x B = B x A = ∅
HUKUM-HUKUM ALJABAR HIMPUNAN
 Bila dua himpunan atau lebih dioperasikan, maka hukum-hukum yang
mengatur operasi tersebut berlaku.
 Hukum-hukum Aljabar himpunan

1. Hukum Identitas 2. Hukum null / dominasi


(i) 𝐴 ∪ ∅ = 𝐴 (i) 𝐴 ∩ ∅ = ∅
(ii) 𝐴 ∩ 𝑈 = 𝐴 (ii) 𝐴 ∪ 𝑈 = 𝑈
3. Hukum Komplemen 4. Hukum Idempoten
(i) 𝐴 ∪ 𝐴 = 𝑈 (i) 𝐴 ∪ 𝐴 = 𝐴
(ii) 𝐴 ∩ 𝐴 = ∅ (ii) 𝐴 ∩ 𝐴 = 𝐴
5. Hukum Involusi 6. Hukum Penyerapan (Absorpsi)
𝐴=𝐴 (i) 𝐴 ∪ 𝐴 ∩ 𝐵 = 𝐴
(ii) 𝐴 ∩ 𝐴 ∪ 𝐵 = 𝐴
7. Hukum Komutatif 8. Hukum asosiatif
(i) 𝐴 ∪ 𝐵 = 𝐵 ∪ 𝐴 (i) 𝐴 ∪ 𝐵 ∪ 𝐶 = 𝐴 ∪ 𝐵 ∪ 𝐶
(ii) 𝐴 ∩ 𝐵 = 𝐵 ∩ 𝐴 (ii) 𝐴 ∩ 𝐵 ∩ 𝐶 = 𝐴 ∩ 𝐵 ∩ 𝐶
9. Hukum Distributif 10. Hukum De Morgan
(i) 𝐴 ∪ 𝐵 ∩ 𝐶 = 𝐴 ∪ 𝐵 ∩ 𝐴 ∪ 𝐶 (i) 𝐴 ∩ 𝐵 = 𝐴 ∪ 𝐵
(ii) 𝐴 ∩ 𝐵 ∪ 𝐶 = 𝐴 ∩ 𝐵 ∪ 𝐴 ∩ 𝐶 (ii) 𝐴 ∪ 𝐵 = 𝐴 ∩ 𝐵
11. Hukum 0/1 (hukum komplemen 1)
(i) ∅ = 𝑈
(ii) 𝑈 = ∅
PRINSIP DUALITAS
 Prinsip yang menyatakan bahwa dua konsep yang berbeda dapat
dipertukarkan namun tetap memberikan jawaban yang benar.
 Prinsip dualitas pada himpunan. Misalkan S adalah suatu kesamaan
yang melibatkan himpunan (set identity) dan operasi-operasi seperti ∪,∩
, dan komplemen. Jika 𝑆 ∗ diperoleh dari S dengan mengganti ∪ menjadi ∩,
∩ menjadi ∪, ∪ menjadi ∅, dan ∅ menjadi ∪, sedangkan komplemen
dibiarkan seperti semula, maka kesamaan 𝑆 ∗ juga benar dan disebut dual
dari kesamaan S.
 Contoh :
Dual dari 𝐴 ∩ 𝐵 ∪ 𝐴 ∩ 𝐵 = A adalah 𝐴 ∪ 𝐵 ∩ 𝐴 ∪ 𝐵 = 𝐴. Dualitas ini
berarti bahwa 𝐴 ∩ 𝐵 ∪ 𝐴 ∩ 𝐵 = 𝐴 adalah kesamaan yang benar, dan
dualnya 𝐴 ∪ 𝐵 ∩ 𝐴 ∪ 𝐵 = 𝐴, juga benar.
DUALITAS DARI HUKUM-HUKUM ALJABAR
HIMPUNAN
1. Hukum Identitas Dualnya
𝐴∪∅=𝐴 𝐴∩𝑈 =𝐴
2. Hukum null / dominasi Dualnya
𝐴∩∅=∅ 𝐴∪𝑈 =𝑈
3. Hukum Komplemen Dualnya
𝐴∪𝐴 =𝑈 𝐴∩𝐴 =∅
4. Hukum Idempoten Dualnya
𝐴∪𝐴 =𝐴 𝐴∩𝐴 =𝐴
5. Hukum penyerapan Dualnya
𝐴∪ 𝐴∩𝐵 =𝐴 𝐴∩ 𝐴∪𝐵 =𝐴
6. Hukum Komutatif Dualnya
𝐴∪𝐵 =𝐵∪𝐴 𝐴∩𝐵 =𝐵∩𝐴
7. Hukum asosiatif Dualnya
𝐴∪ 𝐵∪𝐶 = 𝐴∪𝐵 ∪𝐶 𝐴∩ 𝐵∩𝐶 = 𝐴∩𝐵 ∩𝐶
8. Hukum distributif Dualnya
𝐴∪ 𝐵∩𝐶 = 𝐴∪𝐵 ∩ 𝐴∪𝐶 𝐴∩ 𝐵∪𝐶 = 𝐴∩𝐵 ∪ 𝐴∩𝐶
9. Hukum De Morgan Dualnya
𝐴∪𝐵 =𝐴∩𝐵 𝐴∩𝐵 =𝐴∪𝐵
10. Hukum 0/1 Dualnya
∅=𝑈 𝑈=∅

Anda mungkin juga menyukai