Anda di halaman 1dari 14

OPERASI GABUNGAN DAN KOMPLEMEN

DENGAN SIFAT-SIFATNYA

Kelompok AI : 1. Muhammad Seggaf (181810101047)


2. Ivan Salahhudin (181810101082)
3. Lutfi Ardining Tyas (181810101095)

ABSTRAK
Keilmuan matematika yang banyak mengalami pengaplikasian dalam kehidupan
sehari-hari adalah konsep himpunan. Himpunan dioperasikan secara umum dalam
tiga operasi yaitu operasi gabungan, irisan dan komplemen. Anggota himpunan
baru yang terbentuk akan berasal dari anggota himpunan-himpunan yang
membentuknya. Beberapa teorema mengenai operasi himpunan utamanya operasi
gabungan dan komplemen menjadi sifat-sifat dalam pengoperasian dua himpunan
yang diperoleh dari manipulasi definisi yang telah ada. Tujuan dari penulisan ini
ialah mengedukasi proses berpikir dalam membangun sebuah bentuk baru dari
operasi gabungan dua himpunan berdasarkan konsep yang sudah ada.

Kata kunci: operasi gabungan, sifat operasi, komplemen,

PENDAHULUAN
Banyak konsep matematika yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Konsep tersebut bermanfaat bagi kemudahan dan kesejahteraan kehidupan
manusia tentunya. Meskipun nyatanya konsep matematika ini dikatakan rumit,
kebanyakan orang tidak menyadari akan pentingnya belajar konsep matematika.
Salah satu konsep dasar matematika yang terkenal yaitu himpunan.Konsep
himpunan dalam matematika sangat mendasar dan meliputi seluruh cabang
keilmuan dalam matematika. Tidak hanya dari kalangan eksakta saja yang perlu
mempelajari tentang himpunan, namun kalangan sosialpun juga mempelajarinya.
Mahasiswa yang sudah berada di jenjang perguruan tinggi bukan lagi
sekedar menghafal, namun diharuskan mengenal konsep dasar dari sebuah teori.
Mahasiswa diharapkan dapat menganalisis, mengembangkan dan membuat
sebuah hal baru terkait konsep-konsep dasar yang sudah dipelajarinya. Mem-
pelajari konsep himpunan dan pengoperasiannya tentu menjadi sangat penting
utamanya bagi mahasiswa yang mengambil penjurusan matematika murni.
Konsep himpunan meliputi cara membentuk sebuah himpunan dan meng-
operasikannya. Pengoperasian himpunan diartikan sebagai pengkomposisian dua
himpunan atau lebih menggunakan sebuah operator himpunan sehingga
menghasilkan himpunan baru.Himpunan tersebut dapat dikomposisi dan
dioperasikan sebagai-mana yang telah dibuktikan dalam teorema-teorema yang
sudah ada. Tujuan dari penulisan ini adalah mengenalkan dan menjabarkan
operasi himpunan utamanya operasi gabungan dan komplemen serta sifat-sifat
berupa teorema yang berkaitan akan dibuktikan dalam tulisan ini.

SIFAT-SIFAT OPERASI GABUNGAN DAN KOMPLEMEN


1. Definisi Operasi Gabungan dan Komplemen
Himpunan adalah setiap kumpulan objek yang didefinisikan dengan jelas,
baik dalam bentuk daftar, koleksi, ataupun kelas tertentu. Makna didefiniskan
dengan baik disini adalah selama ada hal atau keadaan yang menyebabkan
pengelompokan, maka dapat dikatakan sebuah himpunan.[2] Menurut konsep
Cantor, sebuah himpunan 𝑆 didefinisikan sebagai kumpulan objek pasti dan dapat
dibedakan dari intuisi kita atau kecerdasan kita untuk dipahami secara
keseluruhan.[5] Objek-objek dari sebuah himpunan bervariasi tergantung dari
konteks himpunan tersebut. Setiap objek yang tercantum dalam sebuah himpunan
disebut elemen atau anggota.[3] Adapun sebuah himpunan dapat dibentuk dengan
beberapa cara yaitu: mendaftar anggota, menentukan properties dari himpunan
tersebut dan mengkomposisi dari himpunan yang sudah ada. Dua himpunan atau
lebih yang memiliki sifat atau syarat yang berbeda dapat dioperasikan satu sama
lain, untuk mengetahui relasi atau hubungan dari himpunan-himpunan yang
dioperasikan tersebut.[2] Operasi dasar dalam himpunan ada tiga yaitu: operasi
uner komplemen(()𝑐 ), operasi irisan(∩), dan operasi gabungan(∪). Operasi
gabungan atau gabungan dua himpunan adalah himpunan yang anggotanya
merupakan semua elemen dari salah satu atau kedua himpunan.[7] Operasi lain
pada himpunan yaitu adalah operasi komplemen (complement). Komplemen dari
suatu himpunan merupakan unsur –unsur atau elemen-elemen yang terdapat pada
himpunan universal(semesta) kecuali anggota himpunan tersebut.[6]
2. Ilustrasi Operasi Gabungan
Menurut Lipzchuts (1964), gabungan(union) dapat dinotasikan dengan tanda
" ∪ ", gabungan dari dua himpunan 𝐴 dan himpunan 𝐵 dinotasikan sebagai
berikut,
𝐴 ∪ 𝐵.
Secara lengkap berdasarkan definisi gabungan diatas, gabungan himpunan 𝐴
dan himpunan 𝐵 dapat dituliskan secara metematik sebagai berikut,
𝐴 ∪ 𝐵 = { 𝑥 |(𝑥 ∈ 𝐴 ) ∨ ( 𝑥 ∈ 𝐵)}.
Sebagai contoh, misalkan 𝐴 = {1,2,3} dan 𝐵 = {3,4,5}, jika kedua himpunan
tersebut digabungkan akan menghasilkan sebuah himpunan baru yaitu 𝐶 = 𝐴 ∪
𝐵 = {1,2,3,4,5},
{1,2,3} ∪ {3,4,5} = {1,2,3,4,5}.

3. Diagram Venn dari Operasi Gabungan


Diagram Venn adalah suatu cara menyatakan himpunan dengan
menggunakan gambar. Diagram Venn dapat diartikan sebagai sebuah diagram
yang di dalamnya terdapat seluruh kemungkinan benda ataupun objek. Dalam
diagram Venn, himpunan semesta(𝑈) dinyatakan dengan daerah persegi panjang,
dan subset 𝐴 dari himpunan semesta (𝑈) diwakili oleh interior lingkaran atau
wilayah sederhana lainnya dalam persegi panjang.[5]
Suatu operasi gabungan(union) juga dapat dinyatakan dalam bentuk diagram
Venn yaitu sebagai berikut :

Gambar 1. Diagram Venn Operasi Gabungan


Diagram Venn di atas menunjukkan himpunan 𝐴 diwakili oleh interior
lingkaran kiri dan diarsir secara horizontal, sedangkan himpunan 𝐵 diwakili oleh
interior lingkaran kanan dan diarsir secara vertikal. Himpunan gabungan 𝐴 ∪ 𝐵
diwakili oleh total wilayah yang diarsir dan juga mencakup wilayah yang diarsir
dari 2 arah yaitu arsiran vertikal dari himpunan 𝐴 dan dari arah horizontal
himpunan 𝐵.[2]
4. Sifat-Sifat Operasi Gabungan
Meurut Devlin(1992), terdapat beberapa sifat-sifat operasi gabungan oleh dua
himpunan atau lebih yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan-
permasalahan pembuktian matematika terkait himpunan, antara lain adalah
sebagai berikut:
Teorema : Misalkan diberikan sebuah himpunan 𝐴 dan himpunan 𝐵 dalam
sebuah semesta 𝑆 maka dapat ditunjukkan sifat-sifat operasi diantaranya:
a. Sifat Identitas
𝐴∪∅=𝐴
𝐴∪𝑆=𝑆
b. Sifat Komplemen
𝐴 ∪ 𝐴𝑐 = 𝑆
c. Sifat Idempoten
𝐴∪𝐴 =𝐴
d. Sifat Absorbsi
𝐴 ∪ (𝐴 ∩ 𝐵) = 𝐴
e. Sifat Komutatif
𝐴∪𝐵 =𝐵∪𝐴
f. Sifat Asosiatif
𝐴 ∪ (𝐵 ∪ 𝐶) = (𝐴 ∪ 𝐵) ∪ 𝐶
g. Sifat Distributif
𝐴 ∪ (𝐵 ∩ 𝐶) = (𝐴 ∪ 𝐵) ∩ (𝐴 ∪ 𝐶)
𝐴 ∩ (𝐵 ∪ 𝐶) = (𝐴 ∩ 𝐵) ∪ (𝐴 ∩ 𝐶)
h. Sifat De-Morgan
(𝐴 ∪ 𝐵)𝑐 = 𝐴𝑐 ∩ 𝐵 𝑐
i. Sifat Involusi
(𝐴𝑐 )𝑐 = 𝐴
5. Sifat-Sifat Operasi Gabungan Himpunan dan Komplemen
Misalkan 𝐴 merupakan himpunan yang berada pada semesta pembicaraan 𝑈,
maka komplemen dari himpunan 𝐴 dapat dinotasikan sebagai berikut :
𝐴𝑐 = {𝑥|𝑥 ∈ 𝑈 ∧ 𝑥 ∉ 𝐴} atau 𝐴𝑐 = {𝑥| 𝑥 ∉ 𝐴}
Operasi komplemen jika dinyatakan dalam bentuk diagram Venn adalah
sebagai berikut:

Gambar 2. Diagram Venn Operasi Komplemen


Diagram diatas menunjukkan bahwa yang disebut komplemen himpunan 𝐴 pada
semesta 𝑆 merupakan bagian yang berwarna abu-abu atau yang terdapat pada
eksterior lingkaran himpunan 𝐴.
Menurut Amir(2016), beberapa sifat pada operasi komplemen adalah sebagai
berikut:
a. Sifat Komplemen
𝐴 ∩ 𝐴𝑐 = ∅
𝐴 ∪ 𝐴𝑐 = 𝑆
b. Komplemen Identitas
∅𝑐 = 𝑆
𝑆𝑐 = ∅
c. Hukum De Morgan
(𝐴 ∩ 𝐵)𝑐 = 𝐴𝑐 ∪ 𝐵 𝑐
(𝐴 ∪ 𝐵)𝑐 = 𝐴𝑐 ∩ 𝐵 𝑐

6. Pembuktian Teorema Operasi Gabungan dan Komplemen


Berdasarkan teorema-teorema atau sifat pada operasi gabungan yang telah
dijabarkan diatas, maka dapat teorema diatas dapat dibuktikan dalam suatu
pembuktian matematika. Pembuktian dari teorema dapat dilakukan dengan
menggunakan diagram Venn atau menggunakan teori logika. Pembuktian sifat-
sifat operasi gabungan dan komplemen sebagai berikut.
1. Komplemen Identitas
a. ∅𝑐 = 𝑆 ↔ ∅𝑐 ⊆ 𝑆 dan 𝑆 ⊆ ∅𝑐
Bukti:
 Jika 𝑥 ∈ 𝑆 dan 𝑥 ∉ ∅, dengan kata lain 𝑥 ∈ 𝑆 dan 𝑥 ∈ ∅𝑐 , ini berarti
𝑥 ∈ 𝑆, karena itu ∅𝑐 ⊆ 𝑆.
 Ambil sebarang 𝑥 ∈ 𝑆, maka 𝑥 ∈ 𝑆 dan 𝑥 ∉ ∅. Dengan demikian
𝑆 ⊆ ∅𝑐 .
Kesimpulan yang dapat diambil dari kedua uraian di atas adalah
∅𝑐 = 𝑆. ∎
b. 𝑆 𝑐 = ∅ ↔ 𝑆 𝑐 ⊆ ∅ dan ∅ ⊆ 𝑆 𝑐
Bukti:
 Ambil sebarang 𝑥 ∈ 𝑆 ∩ 𝑆 𝑐 , berati 𝑥 ∈ 𝑆 dan 𝑥 ∈ 𝑆 𝑐 , sehingga
mengakibatkan 𝑥 ∈ ∅, karena itu 𝑆 𝑐 ⊆ ∅.
 Menurut teorema himpunan kosong, humpunan kosong merupakan
sebagian dari keseluruhan himpunan, maka ∅ ⊆ 𝑆 𝑐 .
Kesimpulan yang dapat diambil dari kedua uraian di atas adalah
𝑆 𝑐 = ∅. ∎
2. Sifat Komplemen
a. 𝐴 ∩ 𝐴𝑐 = ∅ ↔ 𝐴 ∩ 𝐴𝑐 ⊆ ∅ dan ∅ ⊆ 𝐴 ∩ 𝐴𝑐
Bukti:
 Ambil sebarang 𝑥 ∈ 𝐴 ∩ 𝐴𝑐 , berarti 𝑥 ∈ 𝐴 dan 𝑥 ∈ 𝐴𝑐 , dalam
notasi lain 𝑥 ∈ 𝐴𝑐 = 𝑥 ∉ 𝐴. Pernyataan ini bernilai salah, karena
tidak mungkin x berada di A dan x tidak berada di A sekaligus,
sehingga irisan dari keduanya adalah himpunan kosong. Ini me-
nunjukkan bahwa 𝐴 ∩ 𝐴𝑐 ⊆ ∅.
 Menurut teorema himpunan kosong, humpunan kosong merupakan
sebagian dari keseluruhan himpunan, maka ∅ ⊆ 𝐴 ∩ 𝐴𝑐 .
Kesimpulan yang dapat diambil dari kedua uraian di atas adalah
𝐴 ∩ 𝐴𝑐 = ∅. ∎
b. 𝐴 ∪ 𝐴𝑐 = 𝑆 ↔ 𝐴 ∪ 𝐴𝑐 ⊆ 𝑆 dan 𝑆 ⊆ 𝐴 ∪ 𝐴𝑐
Bukti:
 𝐴 ∪ 𝐴𝑐 ⊆ 𝑆 sudah jelas dari definisi.
 Ambil sebarang 𝑥 ∈ 𝑆, berarti 𝑥 ∈ 𝐴 atau 𝑥 ∉ 𝐴, dalam notasi lain
𝑥 ∉ 𝐴 = 𝑥 ∈ 𝐴𝑐 . Pernyataan tersebut dapat dinotasikan 𝑥 ∈ 𝐴 ∪
𝐴𝑐 , maka dapat disimpulkan bahwa 𝑆 ⊆ 𝐴 ∪ 𝐴𝑐 .
Kesimpulan yang dapat diambil dari kedua uraian di atas adalah
𝐴 ∪ 𝐴𝑐 = 𝑆. ∎
3. Sifat Idempoten
𝐴 ∪ 𝐴 = 𝐴 ↔ 𝐴 ∪ 𝐴 ⊆ 𝐴 dan 𝐴 ⊆ 𝐴 ∪ 𝐴
Bukti:
 Ambil sebarang 𝑥 ∈ 𝐴 ∪ 𝐴, berarti 𝑥 ∈ 𝐴 atau 𝑥 ∈ 𝐴, sehingga 𝐴 ∪ 𝐴 ⊆
𝐴.
 Ambil sebarang 𝑥 ∈ 𝐴, berarti 𝑥 ∈ 𝐴 atau 𝑥 ∈ 𝐴, dapat dinotasikan 𝑥 ∈
𝐴 ∪ 𝐴. Hal ini mengakibatkan 𝐴 ⊆ 𝐴 ∪ 𝐴.
Kesimpulan yang dapat diambil dari kedua uraian di atas adalah 𝐴 ∪
𝐴 = 𝐴. ∎
4. Sifat Komutatif
𝐴 ∪ 𝐵 = 𝐵 ∪ 𝐴 ↔ 𝐴 ∪ 𝐵 ⊆ 𝐵 ∪ 𝐴 dan 𝐵 ∪ 𝐴 ⊆ 𝐴 ∪ 𝐵
Bukti :
 Ambil sebarang 𝑥 ∈ 𝐴 ∪ 𝐵, berarti 𝑥 ∈ 𝐴 atau 𝑥 ∈ 𝐵. Ini pula
dinyatakan 𝑥 ∈ 𝐵 atau 𝑥 ∈ 𝐴, sehingga berakibat 𝑥 ∈ 𝐵 ∪ 𝐴. Oleh
karenanya 𝐴 ∪ 𝐵 ⊆ 𝐵 ∪ 𝐴.
 Ambil sebarang 𝑥 ∈ 𝐵 ∪ 𝐴, berarti 𝑥 ∈ 𝐵 atau 𝑥 ∈ 𝐴. Ini pula
dinyatakan 𝑥 ∈ 𝐴 atau 𝑥 ∈ 𝐵, sehingga berakibat 𝑥 ∈ 𝐴 ∪ 𝐵. Oleh
karenanya 𝐵 ∪ 𝐴 ⊆ 𝐴 ∪ 𝐵
Kesimpulan yang dapat diambil dari kedua uraian di atas adalah 𝐴 ∪
𝐵 =𝐵∪𝐴. ∎
5. Sifat Asosiatif
(𝐴 ∪ 𝐵) ∪ 𝐶 = 𝐴 ∪ (𝐵 ∪ 𝐶) ↔ (𝐴 ∪ 𝐵) ∪ 𝐶 ⊆ 𝐴 ∪ (𝐵 ∪ 𝐶) dan 𝐴 ∪
(𝐵 ∪ 𝐶) ⊆ (𝐴 ∪ 𝐵) ∪ 𝐶
Bukti :
 Ambil sebarang 𝑥 ∈ (𝐴 ∪ 𝐵) ∪ 𝐶, berarti 𝑥 ∈ (𝐴 ∪ 𝐵) atau 𝑥 ∈ 𝐶.
Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa {𝑥 ∈ 𝐴 atau 𝑥 ∈ 𝐵} atau
𝑥 ∈ 𝐶, pernyataan tersebut akan sama bila dinyatakan 𝑥 ∈ 𝐴 atau {𝑥 ∈
𝐵 atau 𝑥 ∈ 𝐶}. Sehingga 𝑥 ∈ 𝐴 atau 𝑥 ∈ (𝐵 ∪ 𝐶) dan akhirnya dapat
dituliskan 𝑥 ∈ 𝐴 ∪ (𝐵 ∪ 𝐶). Jadi kesimpulannya (𝐴 ∪ 𝐵) ∪ 𝐶 ⊆ 𝐴 ∪
(𝐵 ∪ 𝐶).
 Ambil sebarang 𝑥 ∈ 𝐴 ∪ (𝐵 ∪ 𝐶), berarti 𝑥 ∈ 𝐴 atau 𝑥 ∈ (𝐵 ∪ 𝐶).
Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa 𝑥 ∈ 𝐴 atau {𝑥 ∈ 𝐵 atau 𝑥 ∈
𝐶}, pernyataan tersebut akan sama bila dinyatakan {𝑥 ∈ 𝐴 atau𝑥 ∈ 𝐵}
atau 𝑥 ∈ 𝐶. Sehingga 𝑥 ∈ (𝐴 ∪ 𝐵) atau 𝑥 ∈ 𝐶 dan akhirnya dapat
dituliskan 𝑥 ∈ (𝐴 ∪ 𝐵) ∪ 𝐶. Jadi kesimpulannya 𝐴 ∪ (𝐵 ∪ 𝐶) ⊆ (𝐴 ∪
𝐵) ∪ 𝐶.
Kesimpulan yang dapat diambil dari kedua uraian di atas adalah (𝐴 ∪ 𝐵) ∪
𝐶 = 𝐴 ∪ (𝐵 ∪ 𝐶). ∎
6. Sifat Distributif
a. 𝐴 ∪ (𝐵 ∩ 𝐶) = (𝐴 ∪ 𝐵) ∩ (𝐴 ∪ 𝐶) ↔ 𝐴 ∪ (𝐵 ∩ 𝐶) ⊆ (𝐴 ∪ 𝐵) ∩ (𝐴 ∪
𝐶) dan (𝐴 ∪ 𝐵) ∩ (𝐴 ∪ 𝐶) ⊆ 𝐴 ∪ (𝐵 ∩ 𝐶)
Bukti :
 Ambil 𝑥 ∈ 𝐴 (𝐵 ∩ 𝐶), berarti 𝑥 ∈ 𝐴 atau 𝑥 ∈ (𝐵 ∩ 𝐶), berarti
pula 𝑥 ∈ 𝐴 atau (𝑥 ∈ 𝐵 dan 𝑥 ∈ 𝐶),. Pernyataan tersebut akan
sama dengan pernyataan (𝑥 ∈ 𝐴 atau 𝑥 ∈ 𝐵) dan (𝑥 ∈ 𝐴 atau 𝑥 ∈
𝐶), sehingga 𝑥 ∈ (𝐴 ∪ 𝐵) ∩ (𝐴 ∪ 𝐶). Oleh karenanya 𝐴 ∪ (𝐵 ∩
𝐶) ⊆ (𝐴 ∪ 𝐵) ∩ (𝐴 ∪ 𝐶).
 Ambil sebarang 𝑥 ∈ (𝐴 ∪ 𝐵) ∩ (𝐴 ∪ 𝐶), berarti (𝑥 ∈ 𝐴 atau 𝑥 ∈
𝐵) dan (𝑥 ∈ 𝐴 atau 𝑥 ∈ 𝐶). Pernyataan tersebut akan sama dengan
pernyataan pula 𝑥 ∈ 𝐴 atau ( 𝑥 ∈ 𝐵 dan 𝑥 ∈ 𝐶 ), sehingga 𝑥 ∈ 𝐴 ∪
(𝐵 ∩ 𝐶). Oleh karenanya (𝐴 ∪ 𝐵) ∩ (𝐴 ∪ 𝐶) ⊆ 𝐴 ∪ (𝐵 ∩ 𝐶).
Kesimpulan yang dapat diambil dari kedua uraian di atas adalah
(𝐴 ∪ 𝐵) ∪ 𝐶 = 𝐴 ∪ (𝐵 ∪ 𝐶). ∎
b. 𝐴 ∩ (𝐵 ∪ 𝐶) = (𝐴 ∩ 𝐵) ∪ (𝐴 ∩ 𝐶) ↔ 𝐴 ∩ (𝐵 ∪ 𝐶) ⊆ (𝐴 ∩ 𝐵) ∪ (𝐴 ∩
𝐶) dan (𝐴 ∩ 𝐵) ∪ (𝐴 ∩ 𝐶) ⊆ 𝐴 ∩ (𝐵 ∪ 𝐶)
Bukti :
 Ambil 𝑥 ∈ 𝐴 ∩ (𝐵 ∪ 𝐶), berarti 𝑥 ∈ 𝐴 dan 𝑥 ∈ (𝐵 ∪ 𝐶), berarti
pula 𝑥 ∈ 𝐴 dan ( 𝑥 ∈ 𝐵 atau 𝑥 ∈ 𝐶 ). Pernyataan tersebut akan
sama dengan pernyataan (𝑥 ∈ 𝐴 dan 𝑥 ∈ 𝐵) atau (𝑥 ∈ 𝐴 dan 𝑥 ∈
𝐶), sehingga 𝑥 ∈ (𝐴 ∩ 𝐵) ∪ (𝐴 ∩ 𝐶). Jadi 𝐴 ∩ (𝐵 ∪ 𝐶) ⊆ (𝐴 ∩
𝐵) ∪ (𝐴 ∩ 𝐶).
 Ambil 𝑥 ∈ (𝐴 ∩ 𝐵) ∪ (𝐴 ∩ 𝐶), berarti (𝑥 ∈ 𝐴 dan 𝑥 ∈ 𝐵) atau (𝑥 ∈
𝐴 dan 𝑥 ∈ 𝐶). Pernyataan tersebut akan sama dengan pernyataan
pula 𝑥 ∈ 𝐴 dan ( 𝑥 ∈ 𝐵 atau 𝑥 ∈ 𝐶 ), sehingga 𝑥 ∈ 𝐴 ∩ (𝐵 ∪ 𝐶).
Oleh karenanya (𝐴 ∩ 𝐵) ∪ (𝐴 ∩ 𝐶) ⊆ 𝐴 ∩ (𝐵 ∪ 𝐶).
Kesimpulan yang dapat diambil dari kedua uraian di atas
adalah 𝐴 ∩ (𝐵 ∪ 𝐶) = (𝐴 ∩ 𝐵) ∪ (𝐴 ∩ 𝐶). ∎
7. Sifat Involusi
(𝐴𝑐 )𝑐 = 𝐴 ↔ (𝐴𝑐 )𝑐 ⊆ 𝐴 dan 𝐴 ⊆ (𝐴𝑐 )𝑐
Bukti:
 Ambil sebarang 𝑥 ∈ (𝐴𝑐 )𝑐 , berarti 𝑥 ∈ 𝑆 dan 𝑥 ∉ 𝐴𝑐 . Jadi 𝑥 ∈
𝑆 dan 𝑥 ∈ 𝐴, karena itu 𝑥 ∈ 𝐴, sehingga (𝐴𝑐 )𝑐 ⊆ 𝐴.
 Ambil sebarang 𝑥 ∈ 𝐴, berarti 𝑥 ∈ 𝑆 dan 𝑥 ∈ 𝐴, akibatnya 𝑥 ∈
𝑆 dan 𝑥 ∉ 𝐴𝑐 . Karena 𝑥 ∈ (𝐴𝑐 )𝑐 , ini menunjukkan bahwa 𝐴 ⊆ (𝐴𝑐 )𝑐 .
Kesimpulan yang dapat diambil dari kedua uraian di atas adalah
(𝐴𝑐 )𝑐 = 𝐴. ∎
8. Sifat Identitas
a. 𝐴 ∪ ∅ = 𝐴 ↔ 𝐴 ∪ ∅ ⊆ 𝐴 dan 𝐴 ⊆ 𝐴 ∪ ∅
Bukti :
 Ambil sebarang 𝑥 ∈ 𝐴 ∪ ∅ , berarti 𝑥 ∈ 𝐴atau𝑥 ∈ ∅. Namun,
karena himpunan kosong adalah himpunan yang tidak memiliki
anggota berarti 𝑥 ∉ ∅. Jadi didapat 𝑥 ∈ 𝐴 sehingga 𝐴 ∪ ∅ ⊆ 𝐴.
 Ambil sebarang 𝑥 ∈ 𝐴 berarti 𝑥 ∈ 𝐴 atau 𝑥 ∈ ∅. Pernyataan
tersebut dapat dibenarkan karena 𝑥 ∈ 𝐴 bernilai benar maka
apapun nilai kebenaran dari 𝑥 ∈ ∅ (benar ataupun salah)
pernyataan tersebut akan selalu bernilai benar karena dihubungkan
dengan kata atau, sehingga didapat𝐴 ⊆ 𝐴 ∪ ∅.
Kesimpulan yang dapat diambil dari kedua uraian di atas adalah
𝐴 ∪ ∅ = 𝐴. ∎
b. 𝐴 ∪ 𝑆 = 𝑆 ↔ 𝐴 ∪ 𝑆 ⊆ 𝑆 dan 𝑆 ⊆ 𝐴 ∪ 𝑆
Bukti :
 Ambil sebarang 𝑥 ∈ 𝐴 ∪ 𝑆 , berarti 𝑥 ∈ 𝐴 atau 𝑥 ∈ 𝑆. Namun,
karena 𝐴 ⊂ 𝑆 berarti 𝑥 ∈ 𝑆, sehingga didapat 𝐴 ∪ 𝑆 ⊆ 𝑆.
 Ambil sebarang 𝑥 ∈ 𝑆 , karena 𝐴 ⊂ 𝑆 berarti 𝑥 ∈ 𝐴 atau 𝑥 ∈ 𝑆,
sehingga didapat 𝑆.
Kesimpulan yang dapat diambil dari kedua uraian di atas adalah
𝐴 ∪ 𝑆 = 𝑆. ∎
9. Sifat Absorbsi
𝐴 ∪ (𝐴 ∩ 𝐵) = 𝐴 ↔ 𝐴 ∪ (𝐴 ∩ 𝐵) ⊂ 𝐴 dan 𝐴 ⊂ 𝐴 ∪ (𝐴 ∩ 𝐵)
Bukti :
 Ambil 𝑥 ∈ 𝐴 ∪ (𝐴 ∩ 𝐵). Berart 𝑥 ∈ 𝐴 atau 𝑥 ∈ (𝐴 ∩ 𝐵). Jika
Berarti𝑥 ∈ 𝐴 berarti pernyataan jelas terbukti. Sebaliknya jika atau
𝑥 ∈ (𝐴 ∩ 𝐵) berarti 𝑥 ∈ 𝐴 dan 𝑥 ∈ 𝐵 dengan kata lain kita tidak
salah jika menyatakan 𝑥 ∈ 𝐴 karena memang 𝑥 berada di dalam
walaupun berada di 𝐵. Jadi 𝐴 ∪ (𝐴 ∩ 𝐵) ⊂ 𝐴.
 Ambil 𝑥 ∈ 𝐴 ∪ (𝐴 ∩ 𝐵). Berarti dapat pula dinyatakan 𝑥 ∈ 𝐴 atau
𝑥 ∈ (𝐴 ∩ 𝐵). Karena pada keduanya 𝑥 tetap berada di dalam 𝐴 ,
meskipun pada pernyataan kedua yaitu 𝑥 ∈ (𝐴 ∩ 𝐵), 𝑥 juga berada
didalam 𝐵 jadi 𝑥 ∈ 𝐴 ∪ (𝐴 ∩ 𝐵).
Kesimpulan yang dapat diambil dari kedua uraian di atas adalah 𝐴 ∪
(𝐴 ∩ 𝐵). ∎
10. Hukum De Morgan
a. (𝐴 ∩ 𝐵)𝑐 = 𝐴𝑐 ∪ 𝐵 𝑐 ↔ (𝐴 ∩ 𝐵)𝑐 ⊆ 𝐴𝑐 ∪ 𝐵 𝑐 dan 𝐴𝑐 ∪ 𝐵 𝑐 ⊆ (𝐴 ∩ 𝐵)𝑐
Bukti:
¬((𝑥 ∈ 𝐴) ∧ (𝑥 ∈ 𝐵)) Hk. Komplemen
¬(𝑥 ∈ 𝐴) ∨ ¬(𝑥 ∈ 𝐵) Hk. De Morgan
(𝑥 ∉ 𝐴) ∨ (𝑥 ∉ 𝐵) Definisi Komplemen
𝑥 ∈ 𝐴𝑐 ∨ 𝑥 ∈ 𝐵 𝑐 Notasi Komplemen
𝑥 ∈ 𝐴𝑐 ∪ 𝐵 𝑐 Definisi gabungan
𝐴𝑐 ∪ 𝐵 𝑐 Notasi gabungan

b. (𝐴 ∪ 𝐵)𝑐 = 𝐴𝑐 ∩ 𝐵 𝑐 ↔ (𝐴 ∪ 𝐵)𝑐 ⊆ 𝐴𝑐 ∩ 𝐵 𝑐 dan 𝐴𝑐 ∩ 𝐵 𝑐 ⊆ (𝐴 ∪ 𝐵)𝑐


Bukti:
¬((𝑥 ∈ 𝐴) ∨ (𝑥 ∈ 𝐵)) Hk. Komplemen
¬(𝑥 ∈ 𝐴) ∧ ¬(𝑥 ∈ 𝐵) Hk. De Morgan
(𝑥 ∉ 𝐴) ∧ (𝑥 ∉ 𝐵) Definisi Komplemen
𝑥 ∈ 𝐴𝑐 ∧ 𝑥 ∈ 𝐵 𝑐 Notasi Komplemen
𝑥 ∈ 𝐴𝑐 ∩ 𝐵 𝑐 Definisi irisan
𝐴𝑐 ∩ 𝐵 𝑐 Notasi irisan

RANGKUMAN
Sebuah himpunan dapat dibentuk dari dua himpunan yang terdefinisi yang
dioperasikan oleh satu atau lebih operator himpunan. Operasi himpunan yang ada
yaitu operasi gabungan, irisan dan komplemen. Operasi gabungan dinotasikan
dengan tanda “∪”, disebut juga union. Operasi gabungan dapat diulustrasi dengan
diagram Venn yang memuat dua lingkaran atau lebih dimana daerah anggota
operasi gabungan yang diarsir merupakan keseluruhan daerah interior lingkaran
dalam semesta 𝑈. Konsep operasi gabungan dikembangkan lebih jauh sehingga
didapat sifat-sifat operasi gabungan(teorema) yang dibuktikan menggunakan
definisi himpunan dan teori logika matematika. Terdapat 10 sifat-sifat operasi
gabungan diantaranya sifat identitas, sifat idempoten, sifat komplemen, sifat
asosiatif, sifat komutatif, sifat distributif, sifat absorbsi, sifat De Morgan, dan sifat
involusi.
SARAN
Penulisan pengembangan topik “Operasi Gabungan dan Komplemen beserta
Sifat-Sifatnya” ini tidak lepas dari kekurangan dan kesalahan. Tulisan ini masih
dapat dikembangkan lagi dan perlu dilakukan adanya perbaikan dalam segi
pembahasan materi maupun tata cara penulisan karya yang baik dan benar.
Adanya tulisan ini diharapkan pembaca dapat mengambil ilmu dan manfaat serta
menerapkan beberapa konsep di dalamnya dalam kehidupan sehari-hari.

REFERENSI
[1] Amir, Mohammad F. 2016. Matematika Dasar. Sidoarjo:Umsida Press.
[2] Devlin, Keith. 1992. Sets, Function and Logic:An Introduction to Abstract
Mathematics Second Edition. London:Chapman & Hall
[3] Lipschutz, Seymour. 1964. Set Theory and Related Topics. New York:
McGraw-Hill
[4] Rusli, Muhammad. 2018. Logika & Matematika. Yogyakarta:Andi
Publishing.
[5] Stoll, Robert R. 1963. Set Theory And Logic.New York:Dover Publications.
[6] Syaifudin, Yan W. 2017. Matematika Diskrit. Malang:Polinema Press.
[7] Tirta, I M. 2011. Pengantar Dasar Matematika:Pengantar Logika
Matematika. Jember:Universitas Jember.

GLOSARIUM

A
asosiatif Salah satu sifat hitung yaitu pertukaran posisi bilangan dan tetap
akan menghasilkan hasil yang sama.

D
diagram Suatu representasi simbolis informasi dalam bentuk geometri dua
dimensi sesuai teknik visualisasi.
diagram venn Diagram yang menunjukkan semua kemungkinan hubungan
logika dan hipotesis di antara sekelompok himpunan benda/objek.
distributif Salah satu sifat hitung penggabungan dengan cara
mengkombinasikan bilangan dari hasil operasi terhadap elemen-
elemen kombinasi tersebut.
E
eksterior Daerah luar lingkaran dalam semesta.
elemen Objek-objek matematika tertentu yang membentuk himpunan
tersebut.

H
himpunan Kumpulan objek yang memiliki sifat yg dapat didefinisikan
dengan jelas.
horizontal Terletak pada garis atau bidang yang sejajar dengan horizon atau
garis datar; mendatar.

I
idempoten Sifat dalam pengoperasian dua buah objek yg hasilnya objek itu
sendiri.
identitas Sifat operasi suatu bilangan yang hasilnya bilangan itu sendiri,
dalam himpunan dioperasikan dengan semesta himunan atau
himpunan kosong.
interior Daerah pada dalam lingkaran.
irisan Operasi dua himpunan yang bagian-bagiannya menjadi anggota
dari keduanya.

K
komplemen Operasi himpunan yang anggotanya terdiri dari anggota di luar
himpunan tersebut.
komutatif Sifat pertukaran dua bilangan pada operasi hitung penjumlahan
atau perkalian, di mana pengerjaan operasi hitung penjumlahan/
perkalian 2 bilangan yang ditukar tempatnya tersebut hasilnya
sama.

N
notasi Simbol simbol yang menyatakansuatu himpunan.

O
operasi Suatu perbuatan untuk menentukan nilai atau solusi sesuatu hal
melalui proses matematika.
operator Yang menjalankan suatu operasi.

R
relasi Menghubungkan dua buah himpunan dengan suatu hubungan
tertentu.

S
semesta Himpunan yang memuat semua anggota atau objek himpunan
yang dibicarakan.
subset Himpunan bagian dari suatu himpunan yang diketahui.

T
teorema Pernyataan matematika yang masih memerlukan pembuktian dan
pernyataanya dapat ditunjukkan nilai kebenarannya atau bernilai
benar.

U
uner Operasi komplemen yang berkenaan dengan satu himpunan.

V
vertikal Tegak lurus dari bawah ke atas atau kebalikannya.

Anda mungkin juga menyukai