Anda di halaman 1dari 54

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pendidikan Diploma III Analis Kesehatan merupakan


salah satu pendidikan tinggi Analis yang mempunyai
tujuan menghasilkan tenaga analis yang profesional pemula
dengan sebutan Ahli Madya Analis Kesehatan. Untuk
proses pendidikan sangat diperlukan kurikulum pendidikan
sebagai pedoman dan arah dalam interaksi mahasiswa
dengan seluruh sumber-sumber belajar sehinggan dapat
dicapai kualitas lulusan yang handal.
Lulusan Ahli Madya Analis Kesehatan harus memiliki
pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam bidang analis
kesehatan yang diperoleh melalui penerapan Kurikulum
pendidikan ini dirancang dengan berbagai pengalaman
belajar yang meliputi pengalaman belajar teori (T),
pengalaman belajar diskusi (D), pengalaman belajar
praktek (P), pengalaman belajar klinik (K) dan pengalaman
belajar lapangan (L).
Pengalaman belajar lapangan diperlukan oleh mahasiswa
untuk meningkatkan pemahaman terhadap mata kuliah
yang diberikan di kampus. Belajar lapangan dimasukkan
kedalam struktur program dalam bentuk mata kuliah
Praktek Kerja Lapangan (PKL). PKL pada semester 4
selama 20 hari di Puskesmas dengan jumlah mahasiswa
yang akan melakukan kerja praktek lapangan sesuai daya
tampung laboratorium yang bersangkutan.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah :


1. Mengimplementasikan praktikum pemeriksaan klinik

1
2

dan kimia yang telah didapatkan saat proses


perkuliahan dalam dunia kerja.
2. Menambah keterampilan mahasiswa dalam
pemeriksaan yang biasa diuji di tempat kerja.
3. Mengetahui sistem pengelolaan laboratorium medis di tempat
kerja.

1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari Praktek Kerja Lapanga (PKL) adalah :
1. Bagi instansi pendidikan
Dapat mempererat kerjasama dengan pihak instansi
tempat PKL dan sebagai bahan evaluasi kualitas
mahasiswa dalam menerapkan ilmu pengetahuan yang
telah dipelajari.
2. Bagi instansi tempat Praktek Kerja Lapangan (PKL)
Dapat memperat kerjasama dengan instansi
pendidikan dan membantu pekerjaan analis di
laboratorium yang bersangkutan.
3. Bagi Mahasiswa
Dapat mengetahui pengelolaan laboratorium medis
dan berbagai pemeriksaan yang dilakukan dalam dunia
kerja.
BAB II

TINJAUAN UMUM

2.1 Profil Puskesmas Tarogong

2.1.1 Profil Singkat UPT Puskesmas Tarogong

UPT Puskesmas Tarogong berdiri sejak tahun


1975 yang pada awalnya merupakan balai pengobatan
yang memberikan pelayanan Kesehatan dasar bagi
masyarakat kec. Tarogong. Terletak di jln. Suherman
no.3 Tarogong Kec. Tarogong kaler. Wilayah
kerjanya mencakup10 desa sampai dengan tahun
1996, sejak tahun 1977 UPTD Puskesmas Tarogong
menjadi Puskesmas dengan tempat perawatan dengan
memiliki 5 tempat tidur.
Ditahun 1990 jumlah tempat tidur meningkat
menjadi 7 tempat tidur kemudian tahun 1998 menjadi
10 tempat tidur dan bertambah lagi menjadi 18
tempat tidur ditahun 2004. Terakhir menjadi
40tempat tidur dengan adanya pembangunan Gedung
baru perawatan 2 lantai pada tahun 2011 dan
pembangunann Gedung poned pada tahun 2012.
Perubahan – perubahan wilayah kerja juga ternjadi
pada tahun 1996 karena adanya peningkatan status
Hustu Mekar Wangi menjadi Puskesmas Induk
sehingga wilayah kerja Puskesmas Tarogong DTP
menjadi 8 Desa. Setelah berdirinya Puskesmas
Mekarwangi disusul dengan berdirinya Puskesmas
Cipanas. Perubahan jumlah desa binaan terakhir pada
tahun 2018 yang sebelumnya 5 desa menjadi 4 desa.
Desa tarogong yang secara administrasi berada di

3
4

wilayah kerja kecamatan Tarogong Kidul


dikembalikan puskesmas binaannya ke Puskesmas
yang berada di wilayah kecamatan Tarogong Kidul.

Sedangkan untuk kepemimpinan kepala


Puskesmas yang pernah menjabat di UPT
Puskesmas Tarogong yaitu:
 1974 – 1975 Dr. Nugroho
 1975 – 1977 Dr . Haikin Rahmat
 1977 (7 bulan) Dr. Sofiati
 1979 – 1992 Dr. Indrariani
 1994 – 1995 Dr. Silvi
 1995 (5 bulan) Dr. Eko
 1996 – 1997 Dr. R.Abu Bakar
 1998 – 2006 Dr. H. Tenni S
 2006 – Oktober 2019 Dr. H Edi Kusmayadi
 Oktober 2019 – Juni 2021 Dr. H Asep Maryaman
 Juni 2021 – Sekarang Dr. Hj. Nurhayati

2.1.2 Gambaran Umum Puskesmas Tarogong

UPT Puskesmas Tarogong merupakan salah satu


puskesmas dari 3 puskesmas yang berada di wilayah
kerja kecamatan Tarogong Kaler. Kondisi fisik
geografis wilayah kerja UPT Puskesmas Tarogong
terletak pada 070,11,25” Lintas Selatan dan
107°53’25 Bujur Timmur, dengan luas wilayah kerja
20km² yang terdiri dari 25% pegunungan, 75%
Dataran, dan ketinggian 715m dari permukaan laut.
Batas wilayah kerja UPT Puskesmas Tarogong:
1. Sebelah Utara : Kec. Leles/ Kec. Banyuresmi
2. Sebelah selatan : Kec. Tarogong Kaler
3. Sebelah Timur : Kec. Banyuresmi
5

4. Sebelah Barat : Wilayah kerja UPT Puskermas


Cipanas/Wilayah kerja UPT
Puskesmas Mekarwangi

Peta Wilayah Kerja UPT Puskesmas


Tarogong
Gambar 2.1.2 Peta Wilayah Kerja UPT
Puskesmas Tarogong

Sejak tahun 2018 secara administrative wilayah


kerja terdiri dari 4 desa yaitu:
1. Desa cimanganten
2. Desa Jati
3. Desa Tanjung Kamuning
4. Desa Pasawahan
Desa tersebut membawahi 47 Rw dan 172 Rt serta
telah terbentuk Posyandu sebanyak 47 Posyandu.
Jalur transportasi ke Puskesmas dan antar Desa dapat
dilalui dengan kendaraan roda 2 dan 4. Dalam rangka
pemenuhan pelayanan Kesehatan yang di dasarkan
pada kebtuhan dan kondisi masyarakat, Puskesmas
6

arogong dapet dikategorikan sebagai Puskesmas


perkotaan dengan empat perawatan.

2.1.3 Struktur Organisasi Umum Puskesmas Tarogong


7

2.1.4 Tugas Pokok dan Fungsi


a. Tugas Pokok :
1. Melaksanakan kebijakan kesehatan untuk
mencapai tujuan pembangunan kesehatan di
wilayah kerjanya.
2. Puskesmas mengintegrasikan program yang
dilaksanakannya dengan pendekatan keluarga.
3. Pendekatan keluarga merupakan salah satu cara
Puskesmas mengintegrasikan program untuk
meningkatkan jangkauan sasaran dan
mendekatkan akses pelayanan kesehatan di
wilayah kerjanya dengan mendatangi keluarga.
b. Fungsi :

1. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat


(UKM) tingkat pertama di wilayah kerjanya.
2. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perorangan
(UKP) tingkat pertama di wilayah kerjanya.

2.1.5 Visi, Misi, dan Motto

a. Visi
Terwujudnya UPT Puskesmas Tarogong
sebagai pusat pelayanan kesehatan yang bermutu
dan professional guna mendukung terwujudnya
pembangunan kesehatan masyarakat yang
bermartabat.
b. Misi
a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar
yang berkualitas dengan sumber data yang
professional.
b. Menggerakan masyarakat untuk berperilaku
hidup bersih dan sehat.
8

c. Mengembangkan manajemen pelatihan


kesehatan yang inovatif dan tepat guna.
d. Meningkatkan kerjasama lintas program dan lintas
sector.

e. Meningkatkan kemudahan akses pelayanan


kesehatan kepada masyarakat.

c. Motto

SIAP “ Sehat Inovatif Amanah Profesional ”

2.1.6 Sarana dan Prasarana

Puskesmas Tarogong terletak di Jalan Suherman


No. 3 Desa Cimanganten Kecamatan Tarogong Kaler,
Kabupaten Garut. Di dirikan pada lokasi yang tidak
rawan banjir, tidak longsor, dan tidak tsunami.
Puskesmas Tarogong memiliki luas tanah 558𝑚3.
Puskesmas Tarogong juga memiliki satu buah
Puskesmas Pembantu yang terletak di desa Tanjung
Kamuning Kecamatan Tarogong Kaler Kabupaten
Garut.
Aksesibilitas untuk jalur transportasi mudah di
jangkau oleh masyarakat dan dapat di akses dengan
mudah oleh transportasi umum. Di UPT Puskesmas
Tarogong juga tersedia jalur untuk pejalan kaki dan
jalur-jalur aksesibel untuk penyandang disabilitas.
Selain untuk akses difabel, Puskesmas Tarogong juga
menyediakan fasilitas khusus untuk lansia dan anak-
anak seperti jalur antrian khusus lansia, ruang
bermain anak, kursi prioritas untuk lansia.
Tersedia juga fasilitas khusus untuk pengelolaan
kesehatan lingkungan antara lain. Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang di dirikan pada
9

tahun 2017. Jumlah dan jenis ruangan di puskesmas


di tentukan melalui analisis kebutuhan ruangan
berdasarkan pelayanan yang di selenggarakan dan
ketersediaan sumber daya.

2.2 Profil Laboratorium Puskesmas

2.2.1 Gambaran Umum

Laboratorium UPT Puskesmas Tarogong berdiri


sejak tahun 1975 bersamaan dengan didirikannya
puskesmas. Pada tahun 2012 gedung laboratorium di
renovasi dan di resmikan oleh Bupati Garut H.
Aceng H.M Fikri, S.Ag pada tahun 2012.

Pada mulanya, laboratorium di puskesmas ini


merupakan laboratorium sederhana dengan jenis
pemeriksaan yang masih sedikit dan menggunakan
alat-alat yang masih manual. Kini, seiring dengan
berjalannya waktu, laboratorium UPT Puskesmas
Tarongong sudah mulai berkembang dengan alat-alat
dan jenis-jenis pemeriksaan yang lebih lengkap
dengan alat-alat yang sudah lebih baik lagi.
10

2.2.2 Struktur Unit Pelayanan Fungsional

Tabel 2.2.2 Struktur Unit Pelayanan Fungsional

Dokter Penanggung Jawab

dr. Hj. Nurhayati

Kepala Laboratorium

Suci Indah M, A.Md.,Ak

Staf Laboratorium Staf Laboratorium

Eva Hermawati, Amd.,Ak Nur Purnama, Amd.,Ak

Staf Laboratorium

Dayamas Putri Anggiani,


A.Md.,Ak
11

2.2.3 Tugas Pokok dan Fungsi

Tugas dan fungsi peranan Laboratorium


Kesehatan dalam PERMENPAN No
PER/08/M.PAN/3/2006 adalah sebagai
berikut:
1. Menyusun rencana kegiatan
2. Mempersiapkan pasien secara sederhana
3. Mempersiapkan peralatan dan bahan penunjang untuk
pengambilan specimen / sampel
4. Menerima specimen / sampel
5. Mengambil specimen/sampel dengan tindakan
sederhana
6. Mengambil specimen/sampel di lapangan secara
sederhana
7. Mempersiapkan pengiriman specimen / sampel
rujukan
8. Mempersiapkan peralatan untuk pemeriksaan
specimen / sampel secara sederhana
9. Mempersiapkan bahan penunjang untuk
pemeriksaan specimen / sampel secara khusus
10. Membuat sediaan
11. Mewarnai sediaan
12. Mempersiapkan specimen/sampel secara sederhana
13. Melakukan penanganan dan pengolahan
specimen/sampel secara khusus
14. Melakukan ekstraksi untuk pemeriksaan
toksikologi dan kimia lingkungan secara manual
15. Melakukan ekstraksi untuk pemeriksaan
toksikologi dan kimia lingkungan secara elektrik
16. Melakukan pemurnian untuk pemeriksaan
toksikologi dan kimia lingkungan
17. Melakukan pemeriksaan secara makroskopik atau
12

organolepik
18. Melakukan pemeriksaan secara elektrometri/setara
19. Melakukan pemeriksaan sediaan sederhana secara
mikroskopik
20. Melakukan pemeriksaan specimen/sampel dengan
metode cepat
21. Melakukan pemeriksaan secara titrasi/setara
22. Melakukan pemeriksaan secara aglutinasi
kualitatif/setara
23. Melakukan pemeriksaan secara gravimetri/setara
24. Melakukan pemeriksaan dengan
fotometri/setara secara
manual
25. Menghitung hasil pemeriksaan manual
26. Melakukan pencatatan hasil pemeriksaan umum
27. Melakukan perbaikan peralatan laboratorium
sederhana
28. Memusnahkan sisa specimen/sampel dan bahan
penunjang
29. Membuat reagen/bahan biologis secara sederhana
30. Membuat media untuk pembiakan kuman secara
sederhana
31. Memelihara organisme untuk penolahan air limbah

2.2.4 Sarana dan Prasarana Laboratorium


Sarana dan prasarana yang meliputi:

1. Penggunaan alat di laboratorium Puskesmas


Tarogong sudah hampir menggunakan alat-alat
canggih, sehingga untuk beberapa pemeriksaan
kami hanya input sampel dan pemeriksaan
dilakukan oleh alat

2. Beberapa prasarana yang sudah dimiliki oleh


13

laboratorium puskesmas tarogong diantaranya


yaitu hematologi analyzer, fotometer,
centrifuge, mikroskop, TCM ( Tes Cepat
Molekuler ) untuk pemeriksaan TB, dan juga
masih banyak lagi prasarana yang berada di
laboratorium puskesmas tarogong yang
tentunya sangat mendukung guna menunjang
kualitas pemeriksaan dari laboratorium itu
sendiri.

3. Dengan disertai alat alat yang sangat memadai


tentunya pemeriksaan pun akan lebih banyak
bisa dilakukan diantaranya :
a. Bidang Hematologi
 Pemeriksaan darah lengkap
b. Bidang kimia klinik
 Pemeriksaan GLUK, CHOLES,
UA, dan TG
 Pemeriksaan Ureum dan
kreatinin
 Pemeriksaan SGOT/SGPT dan
 Pemeriksaan Urine Lengkap
c. Bidang imunoserologi
 Pemeriksaan golongsn darah
 Pemeriksaan Widal
 Pemeriksaan HbsAg, HIV, dan
sipilis
d. Bidang Toksikologi klinik
 Pemeriksaan Narkoba
e. Bidang Mikrobiologi
 Pemeriksaan gene experet
( TCM )
14

4. Standar prosedur kerja telah secara nyata


dijadikan sebagai sarana control dalam
melakukan kerja sehari-hari sehingga dapat
melakukan control sejak dini untuk
menghindari kesalahan
5. SDM yang dimilki laboratorium telah memadai
dan sesuai dengan standar ketenagakerjaan, dari
mulai dokter ahli maupun tenaga analis.
6. Kondisi ruangan dirasakan sudah memadai,
antara lain ada tempat pemeriksaan berdasarkan
jenis pemeriksaan, sehingga distribusi sampel
tertata dengan rapi sesuai dengan kelompok
pemeriksaan.
7. Masih terdapat parameter pemeriksaan yang
dirujuk ke laboratorium luar, karena tidak
tersediaan alat dan bahan.

8. Saat pengambilan sampel dan pemeriksaan


laboratorium, alat pelindung diri (APD) kurang
diperhatikan

2.2.5 Mekanisme Pelayanan Laboratorium

Instalasi laboratorium UPT Puskesmas Tarogong


menyediakan 2 macam pelayan kesehatan yaitu
untuk rawat jalan dan rawat inap, Berikut adalah
mekanismenya:
15

Tabel 2.2.5 Alur Pelayanan Laboratorium

PASIEN

ADMINISTRASI

DOKTER

KASIR

LABORATORIUM

PEMERIKSAAN

HASIL

DOKTER TATA USAHA


16
BAB III
HASIL PENGAMATAN

3.1 Waktu dan Tempat PKL

Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan dimulai dari


tanggal 19 Juni 2023 sampai dengan tanggal 8 Juli 2023,
Praktek Kerja Lapangan ini dilaksanakan di Puskesmas
Tarogong, yang berada di Jl. Suherman N0. 3, Kecamatan
Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

3.2 Ketercapaian Target Kompetensi Praktek Kerja Lapangan

Tabel 3.2 Hasil Ketercapaian Kompetensi Praktek Kerja


Lapangan

KETERAMPIAN
TAHAP TARGET HASIL KET.
KOMPETENSI
Mampu melakukan
komunikasi dengan pasien Terca
tentang persiapan pai
10 Setiap
pemeriksaan penyem
plingan

Mampu melakukan Terca


Setiap
Pre Analitik pengambilan spesimen 10 pemerik pai
darah pada pasien normal saan

Mampu melakukan Setiap Terca


pemerik
penanganan dan 10 pai
saan
pendistribusian specimen
Mampu melakukan, Setiap Tidak
pemeriks
pengambilan, pengolahan 3 Terca
aan
spesimen dengan pai
18

penyulit(anak dan orang


tua)
Melakukan Pemeriksaan Setiap Terca
laboratorium rutin bidang : 10 Pemeri pai
Hematologi Ksaan
Kimia Klinik (Urin, dan Setiap Terca
cairan tubuh, selain 10 Pemeri pai
pemeriksaan enzim) Ksaan
Imunoserologi Terca
Analitik 10 Setiap
Peme Pai
riksaa
n
Mikrobiologi (bakteri dan Tidak
parasite) 10 5 tercap
ai
Toksikologi Klinik 38 Tidak
(Narkoba) 10 tercap
ai
Membuat laporan hasil Setiap Terca
pemri
pemeriksaan yang pai
10 ksaan
Pasca Analitik dihubungkan dengan
Normal
Melakukan Melaksanakan K3 Setiap Setiap Terca
pemeri
keamanan Pemeriksa pai
ksaan
kerja dan an
patien safety Melaksanakan penanganan Setiap Setiap Terca
pemeri
limbah Pemeriksa pai
ksaan
an

Catatan: Target yang belum tercapai dikarenakan sampel sedikit, tidak


ada pemeriksaan dilaboratorium dan tidak fokus disatu tempat
pemeriksaan tersebut.
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Instrumentasi Pemeriksaan

4.1.1 Hematologi Analyzer

Hematologi Analyzer merupakan alat yang di


gunakan untuk memeriksa darah lengkap dengan
cara menghitung dan mengukur sel darah secara
otomatis berdasarkan impedansi aliran listrik atau
berkas cahaya terhadap sel-sel yang di lewatkan.
Pemeriksaan dengan menggunakan alat
"Hematologi Analyzer Mindray BC-3000plus.
Analyzer Mindray BC-3000plus adalah merk alat
hematologi analyzer yang dipergunakan di
laboratorium Puskesmas Tarogong. Dengan
menggunakan alat tersebut, sekali melakukan
pemeriksaan hasil yang keluar secara otomatis ada
20 parameter, yaitu:
1). Whole Blood Cell (Leukosit)
2). Limposit ( Lymph# )
3). Monosit (Mid# )
4). Granula ( Gran# )
5). Presentase Limposit ( Lymph% )
6). Presentase Monosit ( Mid% )
7). Presentase Granula (Gran%)
20

8). Red Blood Cell (Eritrosit)


9). HGB (Hemoglobin)
10). HCT (Hematokrit)
11). Mean Corpuscular Volume ( MCV )
12). Mean Corpuscular Hemoglobin ( MCH )
13). Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration
( MCHC )
14). Red cell Distribution Width Cv ( RDW-Cv )
15). Red cell Distribution Width SD ( RDW-SD )
16). Platelet/PLT (Trombosit)
17). Mean Platelet Volume ( MPV )
18). Platelet Distribution Width ( PDW )
19). Procalcitonin (PCT )

4.1.2 Centrifuge

Centrifuge merupakan alat yang digunakan untuk


memisahkan organel berdasarkan massa jenisnya
melalui proses pengendapan. Dalam prosesnya,
centrifuge menggunakan prinsip rotasi atau
perputaran tabung yang berisi larutan agar dapat
dipisahkan berdasarkan massa jenisnya. Larutan
akan terbagi menjadi dua fase yaitu supernatant
yang berupa cairan dan padatan atau organel yang
mengendap.
21

4.1.3 Fotometer 5010 V5+

Seiring dengan perkembangan kemajuan


teknologi canggih, Laboratorium puskesmas
tarogong menggunakan alat Fotometer 5010 V5+
yang digunakan untuk pemeriksaan parameter
pemeriksaan kimia klinik. Alat ini mampu
menganalisa beberapa jenis pemeriksaan kimia
darah dalam waktu kurang lebih 10 menit, sehingga
alat ini digolongkan kedalam alat canggih.

4.1.4 Mikroskop

Mikroskop alat yang sering digunakan peneliti


untuk melihat benda yang berukuran kecil atau
struktur dari material. Cara kerja dari mikroskop
optic adalah dari cahaya lampu yang dibiaskan oleh
lensa condenser, setelah melewati lensa kondenser
sinar mengenai spesimen dan diteruskan oleh lensa
22

objektif.
Lensa objektif ini merupakan bagian yang paling
penting dari mikroskop karena dari lensa ini dapat
diketahui perbesaran yang dilakukan mikroskop.
Sinar yang diteruskan oleh lensa objektif ditangkap
oleh lensa okuler dan diteruskan pada mata atau
kamera.Pada mikroskop ini mempunyai batasan
perbesaran yaitu dari 400x sampai 1400x.

4.1.5 Mikropipet

Mikropipet adalah salah satu alat laboratorium


yang juga sering disebut banyak orang dengan
istilah pipet otomatis Keakuratannya yang bisa
mengukur cairan hingga satuan mikroliter, membuat
alat ini lebih banyak digunakan dalam penelitian di
laboratorium biologi atau kedokteran. Fungsi
mikropipet, yaitu sebagai alat untuk mengambil atau
memindahkan cairan dari satu alat ke alat lain,
namun mikropipet adalah jenis pipet yang
mempunyai keakuratan paling tinggi.
Berikut ini bagian-bagian penting dalam mikropipet:

1. Tombol penekan (plunger button), berfungsi


untuk memompa cairan dengan cara ditekan.
2. Tombol ejek (tips ejector button), berfungsi
23

untuk melepaskan tips saat sudah selesai


digunakan.
3. Skala volume (volume scale), berfungsi
sebagai penunjuk angka pengambilan cairan.
4. Batang ujung mikropipet (shaft), berfungsi
sebagai penghubung antara tips dengan
mikropipet.
5. Tips (pipette tips), berfungsi sebagai penampung
cairan yang ada di dalam pipet.

4.1.6 TCM (GeneXpert)

Selain pemeriksaan BTA, di puskesmas Tarogong


sudah menggunakan alat Tes Cepat Molekuler (TCM)
GeneXpert yang digunakan untuk mendiagnosis TB paru.
Pemeriksaan TCM merupakan metode deteksi molekule
berbasis neted real time PCR. Penggunaan TCM menjadi
prioritas pemeriksaan TB karena mempunyai beberapa
kelebihan, yaitu:
1. Sensitivitas tinggi
2. Cepat : hasil dapat diketahui dalam waktu kurang
lebih 2 jam.
3. Dapat mendeteki secara simultan/bersamaan adanya
bakteri MTB dan resistensi terhadap rifampisin, yang
merupakan salah satu obat anti tuberkulosis yang
paling sering digunakan
24

4.1.7 POCT

4.2 Teknik Pemeriksaan

4.2.1 Bidang Hematologi


1. Darah Rutin
1. Metode : Hematologi Analyzer
2. Prinsip : Hematology analyzer menggunakan
campuran hamburan cahaya, impedansi listrik,
fluoresensi, penyerapan cahaya, dan metode
konduktivitas listrik untuk analisis sel darah
merah lengkap, trombosit, dan leukosit.
3. Pre Analitik
a. Pada pemeriksaan darah rutin menggunakan
hematologi analyzer pasien tidak ada persiapan
khusus.
b. Penerimaan formulir pasien dan disesuaikan
identitas dan pemeriksaan pasien.
c. Siapkan alat dan bahan:
 Torniquet
 Spuit berisi EDTA
 Alkohol swab
4. Analitik
 Ambil darah vena sebanyak ±1 ml.
25

 Masukan ke dalam tabung


 Cara Kerja
a. Sambungkan kabel ke arus listrik dan tekan
tombol ON.
b. Kemudian log in dengan memasukkan
password.
c. Tunggu beberapa menit hingga alat siap di
gunakan.
d. Masukkan sampel darah dalam tabung ke alat
Hematologi Analyzer, kemudian tekan
tombol. Maka secara otomatis alat akan
bekerja.
e. Tunggu beberapa menit hingga di dapatkan
hasil pada alat.
5. Pasca Analitik
Setelah melakukan pemeriksaan darah rutin
catat hasil pada form pasien dan sampel yang
telah digunakan buang ke wastafel, sedangkan
untuk tabung reaksi rendam menggunakan
baiyclin.
Untuk nilai rujukannya :
1) Leukosit : 4.000-10.000 /mm
2) Eritrosit
 Laki-laki : 5,0-6,0 juta /mm
 Perempuan : 4,0-5,5 juta /mm
3) Trombosit : 150.000- 450.000 /mm
4) Hematokrit : 35-52%
5) Hemoglobin
 Laki-laki : 14-18 gr/dl
 Perempuan : 12-16 gr /dl
6) Hitung jenis
 Neutrofil segmen : 50-70 %
26

 Limfosit :20-40 %
 Monosit :2-3 %
Kesalahan kesalahan pada pemeriksaan Hematology
Analyzer:
 Proses pre analitik
1) Sampel yang dibutuhkan dalam  pemeriksaan
hematologi rutin adalah darah utuh dengan
antikoagulan Na EDTA. Salah cara sampling
dan pemilihan specimen
2) Salah penyimpanan spesimen dan waktu
pemeriksaan ditunda terlalu lama sehingga
terjadi perubahan morfologi sel darah.
3) Kesalahan tidak mengocok sampel secara
homogen, terutama bila tidak memiliki alat
pengocok otomatis (nutator) maka
dikhawatirkan tidak sehomogen saat sampel
darah diambil dari tubuh pasien.
 Proses analitik
 Proses analitik pada pemeriksaan
hematologi rutin sudah dilakukan dengan
menggunakan alat canggih seperti hematology
analyzer ini. Karena alat sudah canggih, maka
hasil pemeriksaan hematologi rutin akan
semakin mendekati nilai sebenarnya dan juga
lebih cepat daripada melakukan pemeriksaannya
secara manual. 
Sumber kesalahan pada proses analitik :
1) Kehabisan reagent lyse sehingga seluruh sel
tidak dihancurkan saat pengukuran sel
tertentu.
2) Kalibrasi dan kontrol tidak benar . Tidak
melakukan kalibrasi secara berkala dan darah
27

kontrol yang digunakan sudah mengalami


expired date tapi tetap dipakai karena
menghemat biaya operasional.
3) Carry over, homogenisasi, volume kurang.
Untuk alat jenis open tube maka,
penyebabnya salah saat pada memasukkan
sampel pada jarum sampling alat, misal
jarum tidak masuk penuh ujungnya pada
darah atau darah terlalu sedikit dalam tabung
atau botol lebar sehingga saat dimasukkan
jarum tidak terendam seluruhnya. Untuk
jenis close tube kesalahan hampir sama juga,
yaitu tidak memenuhi volume minimum yang
diminta oleh alat. Untuk tipe close tube
menggunakan cara predilute, perlu dikocok
dahulu saat pengenceran darah dengan
diluent.
4) Alat atau reagen rusak. Alat dapat saja rusak
bila suhu yang tidak sesuai (warning :
temperature ambient abnormal) dan kondisi
meja yang tidak baik. Reagensia yang
digunakan jelek dan mungkin terkontaminasi
oleh udara luar karena packing yang jelek.
5) Memang sampel tersebut ada kelainan
khusus.
 Proses pasca analitik
Proses yang terakhir adalah proses post
analitik. Proses ini meliputi validasi hasil
pemeriksaan hematologi rutin. Ketika hasil
sudah ,di validasi tetap lakukan lagi kroscek
seperti nomor medical record, nama pasien,
umur dan juga alamat pasien untuk memastikan
28

bahwa sampel yang diperiksa adalah benar hasil


dari spesimen milik pasien tersebut.

2. Pemeriksaan LED ( Laju Endap Darah )


1. Metode : Westergren
2. Prinsip : Prinsip metode Westergren adalah darah
dengan antikoagulan dibiarkan di dalam pipet
dengan ukuran tertentu dengan posisi tegak lurus
dan kecepatan eritrosit mengendap diukur dalam
jangka waktu tertentu.
3. Pre Analitik
1) Persiapan pasien
2) Persiapan alat dan bahan
3) Spuit
4) Alkohol swab
5) Tourniquet
6) Tabung Westergreen
7) Plester
8) Natrium sitrat 3,8 %
9) Darah
Kesalahan pada tahap pre analitik :
1) pemberian identitas pada spesimen salah atau
tertukar, kesalahan alamat pasien dan dokter
yang meminta pemeriksaan,
2) kesalahan pebgambilan dan persiapan sampel.
Pengambilan sampel darah vena yang sulit atau
tidak langsung dapat diketahui venanya, dan
ikatan pembendung terlalu kuat dan lama
menyebabkan hemokonsentrasi.
3) ATLM lambat dalam bekerja menyebabkan
terjadi bekuan dalam spuit, bekuan dalam botol
karena darah tidak tercampur tepat dengan
antikoagulan.
29

4) Volume sampel yang tidak cukup menyebabkan


perbandingan sampel darah dan antikoagulan
tidak seimbang.
5) Pemakaian tabung vakum EDTA, tabung belum
berhenti mengisap namun sudah dilakukan
pencabutan jarum vacutainer menyebabkan
perbandingan takaran antikoagulan EDTA dan
volume darah menjadi tidak tepat.
6) Pencampuran darah EDTA dengan NaCl 0,9%
tidak sesuai disebabkan pemipetan yang tidak
tepat.
4. Analitik
 Cara kerja
1) Lakukan pengambilan darah vena disposable
syinge hisaplah darah sampai 1,2 ml
2) Kemudian hisap kembali natrium sitrat 3,6%
sebanyak 0.3 ml hitung total campuran
menjadi 1,2 ml.
3) Campur hati hati dengan bolak balik
disposable syringe.
4) Masukan kedalam tabung watergen sampai
garis bertanda 0 mm.
5) Kemudian pasasang tabung pada rak, lalu
miringkan. Pembacaan pertama dibaca pada 7
menit kemudian pembacaan kedua dibaca pada
3 menit, jadi total waktu pembacaan LED
semua 10 menit
Kesalahan pada tahap analitik :
1) pengisapan campuran darah EDTA atau
darah sitras ke dalam tabung Westergren
melebihi atau kurang dari angka 0.
2) Tabung Westergren yang digunakan tidak
30

bersih dan tidak kering

Posisi tabung Westergren di rak Westergren tidak


dalam posisi tegak lurus. Tempat rak westergren
beresiko bergetar atau tidak stabil

5. Pasca Analitik
Setelah melakukan pemeriksaan LED catat hasil
pada form pasien dan sampel yang telah digunakan
buang ke wastafel, sedangkan untuk tabung sahli
rendam menggunakan baiyclin.
Nilai Rujukan : Perempuan : < 20 mm/jam
Laki-laki : < 15 mm/jam
Kesalahan pada tahap pasca analitik :
Kesalahan dalam tahap pasca analitik antara
lain pembacaan nilai LED pada tabung Westergren
tidak sesuai waktu, dan pembacaan yang salah pada
lapisan plasma tabung Westergren. Kesalahan
dapat terjadi pada pencatatan pelaporan hasil.

4.2.1

4.2.2 Bidang Kimia Klinik

1. Glukosa

1) Metode : GOD – PAP


2) Prinsip : Glukosa + O2 + H2O dengan bantuan
enzim glukosa oksidase (GOD) membentuk asam
glukonat dan hidrogen peroksida Hirogen
peroksida yang terbentuk bereaksi dengan phenol
dan 4-aminophenazone dengan bantuan enzim
peroksidase menghasilkan quinoneimaine yang
bewarna merah muda.
31

3) Pre analitik
Sebelum melakukan pemeriksaan kepada
pasien harus mengkonfirmasi terlebih dahulu
apakah pasien puasa atau tidak. Jika puasa
pemeriksaan dilakukan menggunakan
fotometer sedangkan apabila pasien tidak
puasa pemeriksaan menggunakan POCT.
4) Analitik
 Cara Kerja dengan Fotometer
a. Siapkan alat dan bahan yang akan di gunakan
b. Isi tabung reaksi dengan reagen
glukosa sebanyak 1000µl.
c. Lalu tambahkan 10µl serum ke dalam
tabung.
d. Homogenkan dan inkubasi selama 10 menit.
e. Baca hasilnya dengan
menggunakan fotometer.
2. Glukosa
1) Metode : POCT
2) Prinsip : Enzim glucose dehydrogenase pada
strip uji menkonversi glukosa di dalam sampel
darah ke gluconolactone reaksi ini menciptakan
arus listrik yang terdeteksi oleh glukometer.
Intensitas elektron yang terbentuk dalam strip
setara dengan konsentrasi glukosa dalam darah.
3) Pre Analitik
a. Pada pemeriksaan darah rutin
menggunakan hematologi analyzer
pasien tidak ada persiapan khusus.
b. Penerimaan formulir pasien dan
disesuaikan identitas dan
pemeriksaan pasien.
32

c. Siapkan alat dan bahan

4) Analitik
 Cara Kerja
a. Siapkan alat dan bahan yang akan
digunakan.
b. Usap ujung jari menggunakan alcohol
swab, tunggu hingga kering.
c. Masukan strip glukosa ke POCT.
d. Tusuk jari menggunakan autoclick,
darah yang pertama keluar diusap
menggunakan tisu.
e. Darah yang keluar selanjutnya diisap
menggunakan POC.
f. Tunggu 5 detik sampai hasil muncul.
• Sumber kesalahan pada tahap analitik :
a. Masalah dikertas strip
b. Suhu terlalu ekstrem
c. Kontaminasi alkohol dan kulit
terhalang kotoran
d. Kode yang tidak benar
e. Anemia atau kurang minum
5) Pasca Analitik
Setelah melakukan pemeriksaan
glukosa catat hasil pada form pasien
dan sampel yang telah digunakan buang
ke wastafel, sedangkan untuk tabung
reaksi rendam menggunakan baiyclin.
Untuk pemeriksaan menggunakan
POCT, strip dibuang ke tempat sampah
medis.
33

Nilai Rujukan :
 Glukosa Puasa : 70-100 mg/dl
 Glukosa sewaktu: <150 mg/dl

3.

3. Cholesterol
1) Metode : CHOD-PAP
2) Prinsip : Ester kolestrol ditambah H2O dengan
bantuan enzım kolestrol esterase diubah menjadi
kolestrol dan asam lemak bebas. Kolestrol yang
terbentuk dioksidase dengan bantuan enzım
kolestrol oksidase membentuk kolestenon dan
H2O2.
3) Pre Analitik
Pada pemeriksaan darah rutin menggunakan
cholesterol pasien tidak di haruskan puasa.
4) Analitik
 Cara Kerja
a. Siapkan alat dan bahan yang akan di
gunakan
b. Isi tabung reaksi dengan reagen
cholesterol sebanyak 1000µl.
c. Lalu tambahkan 10µl serum ke dalam
tabung.
d. Homogenkan dan inkubasi selama 10
menit.
e. Baca hasilnya dengan menggunakan
fotometer.
 Sumber kesalahan pada tahap analitik
Sampel darah yang dicentrifuge
dengan waktu yang tidak tepat akan
merusak enzim lipoprotein pada
34

kolesterol. Waktu centrifuge yang terlalu


singkat akan menyebabkan serum dan
zat-zat yang terkandung didalamnya
tidak terpisah sempurna dari sel-sel
darah sehingga akan menyebabkan hasil
rendah palsu, sementara itu waktu
centrifuge yang terlalu lama selain dapat
merusak senyawa lipoprotein juga akan
menyebabkan sampel hemolisis.
5) Pasca Analitik

Setelah melakukan pemeriksaan


cholesterol catat hasil pada form pasien dan
sampel yang telah digunakan buang ke
wastafel, sedangkan untuk tabung reaksi
rendam menggunakan baiyclin.
Nilai Rujukan :

Cholesterol : 150 - 200 mg/dl

4. Asam Urat
1) Metode :
Fotometer
2) Prinsip : Acorbate oxidase
Ascorbic acid +O2---dehydro - ascorbic acid +
H2O
Uricase
Uric acid + 2H2O + O2---Alantoin + CO2 +
H2O2
POD
TOOS +4AAP + 2H2O + H Quinoncimine +
4
H2O
3) Pre Analitik
Pada pemeriksaan darah rutin menggunakan
35

asam urat pasien tidak di haruskan puasa.


4) Analitik
 Cara Kerja
a. Siapkan alat dan bahan yang akan di
gunakan
b. Isi tabung reaksi dengan reagen urea acid
sebanyak 1000µl.
c. Lalu tambahkan 20µl serum ke dalam
tabung.
d. Homogenkan dan inkubasi selama 10
menit. 5). Baca hasilnya dengan
menggunakan fotometer.
5) Pasca analitik
Setelah melakukan pemeriksaan cholesterol
catat hasil pada form pasien dan sampel yang telah
digunakan buang ke wastafel, sedangkan untuk
tabung reaksi rendam menggunakan baiyclin.
Nilai Rujukan :Laki-laki : 3,4-7,0 mg/dl
Perempuan : 2,4-5,7 mg/dl 5.
5. Trigliserida
1) Metode : Fotometer
2) Prinsip : Trigliserida + H2O dengan adanya
enzim lipoprotein lipase diubah menjadi
gliserot dan asam amino bebas. Gliserol yang
terbentuk bereaksi dengan ATP dan bantuan
enzim gliserol kinase membentuk gliserol 3
phosphat dan ADP. Gliserol 3 phosphat
dengan bantuan czim gliserol phosphate
oksidase menjadi dihidroksi aseton. Hidrogen
peroksida yang fosfat dan H;O. terbentuk akan
mengoksidasi klorophenol dan 4-
aminoantipinin dengan bantuan enzim
36

peroksidase menghasilkan quinoneimaine


yang bewarna merah muda (pink). Intensitas
warna yang terbentuk sebanding dengan
konsentrasi trigliserida pada sampel.
3) Pre Analitik
Pada pemeriksaan darah rutin
menggunakan trigliserida pasien tidak di
haruskan puasa.
4) Analitik
 Cara Kerja
a. Siapkan alat dan bahan yang akan di gunakan
b. Isi tabung reaksi dengan reagen
trigliserida sebanyak 1000µl.
c. Lalu tambahkan 10µl serum ke dalam
tabung
d. Homogenkan dan inkubasi selama 10
menit.
e. Baca hasilnya dengan menggunakan
fotometer.
5) Pasca Analitik
Setelah melakukan pemeriksaan
trigliserida catat hasil pada form pasien dan
sampel yang telah digunakan buang ke
wastafel, sedangkan untuk tabung reaksi
rendam menggunakan baiyclin
Nilai Rujukan : Trigliserida : < 200 mg/dl

6. Urin Lengkap
1) Metode : Carik Celup
2) Prinsip : Sampel akan bereaksi dengan
antibodi sehingga membentuk senyawa
berwarna.
3) Pre Analitik
37

Sebelum pemeriksaan, pasien diberikan pot


urin dan urin diberikan untuk pemeriksaan.
4) Analitik
 Cara Kerja
a. Celupkan strip urin kedalam urin secara vertical
b. Tunggu selama 10 detik
c. Angkat strip urine lalu keringkan pinggir strip
urine menggunakan tissue
d. Baca hasilnya
5) Pasca Analitik
Setelah pemeriksaan catat hasil, sampel
dibuang ke pembuangan dan alat alat dirapihkan
kembali.
Interpretasi hasil:

4.2.3 Bidang Imunoserologi

1. Widal
38

1) Metode : Slide
2) Prinsip : Reaksi antigen dan antibodi yang sesuai
akan terjadi aglutinasi.
3) Pre Analitik
Sebelum pemeriksaan, analis kesehatan
harus mengabil darah vena terlebih dahulu
4) Analitik
 Cara kerja
a. Siapkan alat dan bahan yang akan
digunakan
b. Sentrifuge terlebih dahulu sampel darah
c. Ambil serum menggunakan pipet tetes
d. Teteskan masing-masing 1 tetes
serum pada dua lingkaran papan
aglutinasi
e. Kemudian teteskan reagen
widal O dan H di masing-
masing 1 tetes pada papan
aglutinasi
f. Campurkan reagen dan sampel
menggunakan ujung pipet dan
goyangkan selama 2 menit

5) Pasca Analitik
Setelah pemeriksaan widal catat hasil,
sampel dibuang ke pembuangan, dan alat-alat
dirapihkan kembali.
Interpretasi hasil:
 Positif : Terjadi aglutinasi

 Negative : Tidak terjadi aglutinasi

2. HbsAg
39

1) Metode : Immunokromatografi

2) Prinsip : Jika dalam sampel mengandung


HbsAg, maka akan berikatan dengan anti
HbsAg yang dilabel colloidal gold (konjugat)
membentuk kompleks. Kemudian ikatan
kompleks tersebut akan berikatan dengan anti-
HbsAg antibody pada daerah tes membentuk
garis berwarna merah.
3) Pre Analitik
Sebelum pemeriksaan analis kesehatan harus
mengambil darah vena terlebih dahulu.
4) Analitik
 Cara kerja
a. Disiapkan tes strip
b. Dicelupkan tes strip ke dalam
serum sampai tanda batas kurang
lebih 10 detik
c. Diangkat strip dan disimpan
ditempatyang datar dan kering
d. Ditunggu reaksi yang terjadi, hasil
dibaca tidak bolch lebih dari 15
menit.

5) Pasca Analitik

Setelah pemeriksaan HbsAg catat hasil,


sampel dibuang ke pembuangan, dan alat-alat
dirapihkan kembali.
Interpretasi hasil:

 Negatif (-) : Jika terdapat garis pada bagian


kontrol saja

 Positif (+) : Jika terdapat garis pada bagian


kontrol dan tes
40

 Invalid Jika tidak terdapat garis pada


bagian kontrol dan tes Jika hanya terdapat
garis pada bagian tes.

2. HIV

1) Metode : Immunokromatografi

2) Prinsip : Spesimen yang diteteskan pada ruang


membrane bereaksi dengan partikel yang telah
dilapisi dengan protein A yang terdapat pada
bantalan specimen, selanjutnya akan bergerak
secara kromatografi dan bereaksi dengan
antigen HIV rekombinan yang terdapat pada
garis test. Jika specimen mengandung
antibody HIV maka akan timbul garis warna
3) Pre Analitik

Sebelum pemeriksaan, analis kesehatan


harus mengabil darah vena terlebih dahulu.
4) Analitik

 Cara kerja

a. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

b. Dimasukan 1 tetes darah pada sumur sampel.

c. Ditambahkan 3 tetes larutan buffer.

d. Inkubasi selama 15 menit

e. Baca hasil.
5) Pasca Analitik

Setelah pemeriksaan HbsAg catat hasil,


41

sampel dibuang ke pembuangan, dan alat-alat


dirapihkan kembali.
Interpretasi hasil:
 Negatif (-) : Tendapat garis pada kontrol (C).
 Positif (+) : Terdapat garis pada kontrol (C)
dan (T).
 Invalid: Tidak terbentuk garis pada C dan T
Hanya terbentuk garis pada T

3. Sifilis

1) Metode : Imunokromatografi

2) Prinsip : Rapid test strip immunoassay untuk


mendeteksi antibody Triponema Pallidum
dalam serum, plasma, whole blood. Antigen
sifilis rekombinan terdapat pada daerah garis
test, kemudian bereaksi dengan antigen sifilis
yang melapisi partikel pada daerah test.
Campuran ini akan bergerak secara
kromatografik sepanjang garis test dan akan
bereaksi dengan antigen sifilis pada test strip.
3) Pre Analitik

Sebelum pemeriksaan, analis kesehatan


harus mengabil darah vena terlebih dahulu.
4) Analitik

 Cara kerja

a. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

b. Dimasukan 1 tetes darah pada sumur sampel.

c. Ditambahkan 3 tetes larutan buffer.

d. Inkubasi selama 15 menit

e. Baca hasil.
42

5) Pasca Analitik

Setelah pemeriksaan catat hasil,


sampel dibuang ke
pembuangan, dan alat-alat dirapihkan
kembali.
Interpretasi hasil:

 Negatif (-) : Tendapat garis pada kontrol (C).

 Positif (+) : Terdapat garis pada kontrol (C)


dan (T).

 Invalid :

1. Tidak terbentuk garis pada C


dan T

2. Hanya terbentuk garis pada T

4. HCG

1) Metode : Immunokromatografi Strip

2) Prinsip : Adanya HCG berupa timbulnya 2


tanda merah. Satu bagian (T) dan satu bagian
pada (C) yang bergerak secara kromatografi
sepanjang garis tes.
3) Pre Analitik

Sebelum pemeriksaan, analis kesehatan


harus mengabil darah vena maupun darah
kapiler terlebih dahulu.
4) Analitik

 Cara kerja

1) Disiapkan tes strip

2) Celupkan tes strip kedalam urin sampai


tanda batas kurang lebih 10 detik
43

3) Diangkat strip dan disimpan ditempat yang datar


dan kering

4) Ditunggu reaksi yang terjadi, hasil dibaca


tidak boleh lebih dari 15 menit
5) Pasca Analitik

Setelah pemeriksaan catat hasil, sampel


dibuang ke pembuangan, dan alat-alat
dirapihkan kembali.
Interpretasi hasil :

 Negatif (-) : Tendapat garis pada kontrol (C).

 Positif (+) : Terdapat garis pada kontrol (C) dan


(T).

 Invalid :

 Tidak terbentuk garis pada C dan T

 Hanya terbentuk garis pada T

5. Golongan Darah

1) Metode : Aglutinasi

2) Prinsip : Sel darah menah berikatan


dengan antisera tertentu Schingga terjadi
aglutinasi
3) Pre Analitik

Sebelum pemeriksaan, analis kesehatan


harus memberikan pot urin ke pasien.
4) Analitik

 Cara kerja
a. Bersihkan jari pasien 2 atau 3 usapan
dengan kapas alkohol 70%kemudian
tusuk
44

b. Teteskan darah pada slide Golongan darah :


a. 1 tetes anti sera A
b. 1 tetes anti sera B
c. Campurkan sampai homogen dengan batang
pengaduk
d. Goyang slide dengan membuat gerakan
melingkar selama kurang lebih 3 menit,
dan baca hasilnya.
5) Pasca Analitik
Setelah pemeriksaan catat hasil sampel dibuang ke
pembuangan, dan alat-alat dirapihkan kembali.
Interpretasi hasil :
 Golongan darah A : Terjadi gumpalan pada
reagen A
 Golongan darah B : Terjadi gumpalan pada
reagen B
 Golongan darah O : Tidak terjadi
gumpalan pada
reagen A dan B
 Golongan darah AB : Terjadi gumpalan
pada reagen A
dan B

4.2.4 Bidang Mikrobiologi


1. Pemeriksaan BTA
1) Metode : Pewarnaan Ziehl neelsen
2) Prinsip : pemanasan akan menyebabkan lapisan
lemak pada bakteri terbuka sehingga pewarnaa
carbol fuchsin akan terserap. Pada pencucian,
lapisan lemak yang terbuka pada waktu dipanaskan
akan merapat kembali karena terjadi pendinginan.
Sewaktu dituangi asam alkohol, warna merah dari
45

carbol fuchsin pada bakteri tahan asam akan


melepaskan warna merah itu sehingga menjadi
pucat. Akhinya saat pewarnaan dengan methylen
blue bakteri yang tidak tahan asam mengambil
warna biru.
3) Pre Analitik
 Persiapan pasien
 Pemberian identitas
 Pengambilan dan penampungan sampel
 Siapkan alat dan bahan :
a. Objek glass
b. Bunsen
c. Penjepit
d. Sampel
e. Carbol fuchsi
f. Asam alkohol
g. Methylen blue
4) Analitik
a. Pemeriksaan specimen secara makroskopis
pembuatan preparat dengan membuat ukiran di
objek glass ukuran 2x3 berbentuk oval atau
sesuai cetakan. Dilakukan secara aseptis (dekat
dengan api)
b. Nyalakan api spirtus
c. Ambil dahak yang purulent menggunakan tusuk
gigi atau lidi diletakkan di tengah objek glass.
d. Ukir membentuk oval dengan ukuran 2x3
dengan rata jangan sampai ada yang
menggumpal sebagian
46

e. Fiksasi diatas api spirtus 3x


f. Letakkan di atas bak pewarnaan
g. Teteskan carbol fuchsin lalu panaskan hingga
berasap namun jangan sampai mendidih lalu
diamkan selama 5 menit
h. Cuci dengan air mengalir
i. Teteskan asam alkohol sampai warna carbol
fuchsin menghilang
j. Cuci dengan air mengalir
k. Teteskan methylen blue lalu diamkan selama 30
detik
l. Keringkan diatas tissue kering
m. Periksa diatas mikroskop menggunakan imesi
oil pembesaran 100x
5) Pasca Analitik
 Penulisan hasil
 Interpretasi hasil :
Trace : 1-9 BTA/100 lp
1+ : 10-99/100 lp
2+ : 1-10/1 lp
3+ : > 10 BTA/1 lp
 Pelaporan hasil

2. Pemeriksaan Gene Expert

1) Metode : TCM ( Teas Cepat Molekuler )

2) Prinsip : Tuberkulosis atau sering dikenal dengan


penyakit TB, khususnya TB Paru, merupakan salah
satu masalah kesehatan yang mengkhawatirkan saat
ini, termasuk di Indonesia. Metode yang selama ini
digunakan untuk mendeteksi TB dengan cepat
47

adalah dengan pemeriksaan mikroskopis


menggunakan pewarna Ziehl Nelson. Namun
metode tersebut memiliki sensitivitas yang rendah
dan tidak dapat mengetahui kepekaan terhadap Obat
Anti Tuberkulosis (OAT). Sementara itu, metode
kultur / biakan dan uji kepekaan obat digunakan
untuk mengetahui kepekaan terhadap OAT, namun
metode ini membutuhkan waktu yang lama. Untuk
mengatasi masalah tersebut, digunakan metode
pemeriksaan yang disebut Test Cepat Molekular
(TCM). Fungsi TCM adalah untuk mendeteksi
adanya Mycobacterium tuberculosis (MTB), yang
merupakan penyebab penyakit TB, dan secara
simultan mendeteksi adanya resistensi terhadap
rifampisin yang merupakan salah satu OAT.

3) Pre Analitik
Pemeriksaan TB dilakukan pada pemeriksaan pasien
yang baru pertamakali melakukan pemeriksaan TB.
Sebelum pemeriksaan, hari pertama pasien di
berikan pot dahak sebanyak 2 pot untuk dahak
shubuh d dan dahak pagi hari ke 2 sampel dahak
diperiksa. Penamaan pada pot dahak juga harus
diperhatikan guna mengantisipasi kekeliruan pada
saat pemeriksaan beberapa hal yang harus
diperhatikan diantaranya yaitu, nama, waktu
pengeluaran dahak misalnya dahak subuh atau pagi.
Untuk pemeriksaan dahak pertama biasanya juga
diberikan kode untuk dahak subuh sesudah bangun
tidur itu kodenya “A” dan dahak subuh sebelum
berangkat ke puskesmas diberikan kode “B”.
4) Analitik
 Cara Kerja
48

a. Alat dan bahan yang akan digunakan


disiapkan secara lengkap
b. Selanjutnya sampel sputum
ditambahkan buffer dengan
perbandingan 2 : 1 antara buffer
dengan sampel
c. Lalu inkubasi sampel selama 10 menit
d. Pindahkan sampel kedalam alat test
menggunakan alat steril hingga batas
garis yang ada pada pipet steril
e. Scan barcode yang ada pada alat test
dan yang ada pada formulir rujukan
f. Masukan data pasien ( nama, umur ,
alamat, dll ) kedalam komputer
g. Masukan alat test kedalam GeneXpert
h. Tekan running lalu tunggu hasil
selama 1 jam 45 menit
5) Pasca Analitik
 Cara kerja :
a. Input hasil data pasien ( nama, umur,
alamat, jenis kelamin, nomor rujukan dan
nama puskesmas rujukan)
b. Lalu dicetak data hasil tersebut
c. Diserahkan ke pasien

4.2.5 Bidang Toksikologi

1. Pemeriksaan Narkoba

1) Metode : Imunokromatografi

2) Prinsip : Jika dijenuhi oleh narkoba dalam


sampel (sampel positif narkoba), maka IgG
anti narkobasubstrat tidak akan berikatan
denganPp narkoba-enzimnya, sehingga tidak
49

terjadi reaksi enzim-subtrat yang berwarna.


3) Pre Analitik
Sebelum pemeriksaan, pasien diberikan pot urin
dan diberikan untuk pemeriksaan.
4) Analitik
 Cara Kerja
1) Diambil sampel urine yang akan diperiksa
2) Dimasukan kedalam tube secukupnya.
3) Dibuka alat strip test yang telah
disedialkan
4) Diletakan diatas meja datar
5) Ditulis label sampel.
6) Dicelupkan secara vertikal strip
pada specimen urine selama 10-15
detik
7) Ditunggu hingga terbentuk garis C dan T
pada alat strip test.
8) Dibaca alat strip test.

5) Pasca Analitik
Setelah pemeriksaan catat hasil, sampel dibuang
ke pembuangan dan alat-alat dirapihkan kembali.
Interpretasi hasil:
• Negatif (-) : Tendapat garis pada kontrol (C)
dan (T).
• Positif (+) : Terdapat garis pada kontrol (C).
• Invalid :
- Tidak terbentuk garis pada C dan T
- Hanya terbentuk garis pada T

4.3 Pengelolaan Limbah Padat dan Cair Laboratorium

Proses pengolahan limbah yang terdapat di puskesmas


tarogong terbagi menjadi dua jenis pengolahan yaitu medis dan
50

non medis. Pada limbah non medis sampah padat akan di


akumulasi pada tempat sampah yang sudah di sediakan di setiap
sudut puskesmas tarogong. Kemudian setelah jam kerja selesai
sampah di kumpulkan dan di angkut menuju pembuangan akhir.
Untuk limbah medis di bagi menjadi dua, yaitu limbah
medis cair dan limbah medis padat. Limbah medis cair
pembuangannya melalui wastafel yang ada di laboratorium
dengan jalur pembuangan khusus yang langsung di proses oleh
mesin Ipal. Sedangkan untuk limbah medis padat, seperti limbah
spuit di buang ke box kuning, dan limbah medis lainnya di
buang ke plastik warna kuning. Sampah di kumpulkan dan akan
di angkut 2 minggu sekali oleh truk khusus menuju Jakarta.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Praktik kerja lapangan merupakan bentuk implementasi


dari ilmu-ilmu atau materi yang dipelajari di kampus. Lalu
diaplikasikan secara sistematis dan sinkronis antara
program pendidikan di kampus dengan program
penguasaan keahlian yang dieperoleh melalui kegiatan kerja
secara langsung didunia kerja untuk mencapai tingkat
keahlian tertentu. PKL ini dilakukan selama 3 minggu dari
19 Juni hingga 8 Juli 2023 di UPT Puskesmas Teogong.
Dari Praktek Kerja Lapangan ini juga, kami dapat
pengalaman melakukan pemeriksaan pada pasien secara
langsung dan mengetahui sistem pengolahan laboratorium
medis di Puskesmas Tarogong.

5.2 Saran
5.2.1 Saran Bagi Puskesmas

1. Diharapkan untuk dapat menambah parameter


pemeriksaan yang dilakukan guna menunjang
diagnosis pemeriksaan yang lebih terpercaya.
2. Untuk petugas kesehatan di Puskesmas harus
meningkatkan pelayanan yang ramah dan teliti,
sehingga kepercayaan masyarakat terhadap
puskesmas ini dapat terjaga.
3. Melakukan evaluasi alat dan bahan yang digunakan.

4. Dapat membimbing mahasiswa saat sedang


menjalankan PKL di Puskesmas Tarogong.
52

5.2.2 Saran Bagi Institusi

1. Menyediakan APD yang lengkap seperti untuk


membantu menunjang praktikum.
2. Pemantauan terhadap mahasiswa yang sedang
PKL agar lebih di tingkatkan lagi.
53

DAFTAR PUSTAKA

Isma Sari, Julianti. 2020. Pemeriksaan Kadar Darah Rutin


Mengunakan Hematologi Analyzer.
https://www.researchgate.net/publication/341725433_
Pemeriksaan_Kadar_Darah_Rutin_Menggunakan_Hematol
ogi_Analyzer.

Diakses pada tanggal 31 Agustus 2021.


Mamay, S.Pd.,M.Si. Ai Erlinawati, N. M.Pd. Nafsa, Gina
Mutmaina. SST. 2018. Panduan Praktikum Bakteriologi.
Bandung: Manggu Makmur Tanjung Lestari.

Respati, S.M. 2008. Macam-macam Mikroskop dan Cara


Penggunaan. Macam- macam Mikroskop Dan Cara
Penggunaan - Neliti. Diakses pada tanggal 31 Agustus
2021.

Supriatin, Titin. M.PKim. Ai Erlinawati, N. M.Pd. Nafsa, Gina


Mutmaina. SST. Panduan Praktikum Hematologi.
Bandung: Manggu Makmur Tanjung Lestari.
Triarjo, dkk. 2016. Analisis Kerusakan Centrifuge (Xd-301)
Pada Proses Pemisahan Uranil Nitrat Seksi 300 Instalasi
Pcp. 3061-7220-1-SM.pdf. diakses pada tanggal 31
Agustus 2021.
54

Anda mungkin juga menyukai