Anda di halaman 1dari 17

Standarisasi Permangomatri

 Permangonometri adalah penetapan kadar zat


berdasarkan hasil oksidasi dengan KMnO4
 Permanganometri adalah proses titrasi dimana
garam kalium permanganat (KMnO4) digunakan
sebagai zat standar karena kalium permanganat
(KMnO4) tidak murni, banyak mengandung
oksida (MnO dan Mn2O3), maka zat tersebut
bukan merupakan standar primer.

Oleh : Surati, ST, M.Si.Med


 Titrasi ini berdasarkan reaksi reduksi oksidasi antara
reduktor dan oksidator
 oksidator adalah Permanganat
 reduktor, seperti : As2O3, Fe, Na2C2O4, H2C2O4.2H2O,
KHC2O4, K4{Fe(CN)6}, Fe(NH4)2(SO4)2.
 Pada proses titrasi permanganometri tidak perlu
di+kan indikator untuk mengatahui terjadinya titik
ekivalen, karena MnO4 - yang berwarna ungu dapat
berfungsi sebagai indikator sendiri (auto indikator ).
Sifat permangometri
 Permangometri termasuk titrasi oksidimetri yang
melibatkan KMnO4
 Oksidimetri merupakan analisis kuantitatif yang
didasarkan pada sifat oksidasi dari larutan standartnya
 Permangometri adalah penetapan kadar zat
berdasarkan hasil oksidasi dengan KMnO4
 oksidasi berlangsung dalam suasana asam, netral dan
alkalis tetapi pada umumnya titrasi dilakukan dalam
suasana asam karena lebih mudah dioksidasi
KMnO4 bereaksi

 Dalam suasana asam


MnO- + 8H+ + 5e- Mn2+ + 4H2O

 Dalam suasana netral


MnO- + 2H2O + 3e- MnO + 4OH-

 Dalam suasana basa


MnO- + e- MnO2-
Reagen Permangometri
 Asam oxalat 0,1 N
= Bm x N x Volume
Valensi

= 126 x 0,1 x 1 = 6,3 gram / liter


2

 Pembuatan :
a. Menimbang 6,3 gram asam oxalat
b. Dilarutkan dengan aquadest
c. Gunakan labu seukuran 1000 ml, tambahkan
aquadest sampai tanda batas garis kalibrasi
 H2SO4 4 N / 250 ml
= V1 x N1 = V2 x N2
= 36 V1 = 4 x 250 ml
= 1000 = 27,77 ml
36

Pembuatan :
Mengambil 27,77 ml H2SO4 pekat kemudian
tambahkan aquadest hingga menjadi 250 ml
 KMnO4 0,1 N
= Bm x N x volume
Valensi

= 158,04 x 0,1 x 1 liter = 3,16 gram


5

 Pembuatan :
a. Menimbang KMnO4 sebanyak 3,16 gram
b. Larutan dgn aquadest kemudian dimasukkan dalam
labu seukuran 1000 ml tambahkan aquadest sampai
tanda garis kalibrasi
Permangometri Oksidimetri

 KMnO4 sebagai oksidator


 Reaksi : MnO4- + 8H+ Mn++ + 4H2O
Mn+7 + 5 e- Mn++

 BE = 1/5 BM
 1 grek = 1/5 mole 1 mole = 5 grek

 Gr = Bm x Normalitas x Volume
Valensi

158
= 5
x 0,1 x 1 liter = 3,16 / liter
Kelebihan dan kekurangan Permangomatri

1. kelebihan
mudah dilakukan dan efektif, tidak memerlukan indikator
2. Kekurangan
 larutan kalium permanganat jika terkena cahaya atau dititrasi cukup lama
maka mudah terurai menjadi MnO2 , sehingga pada titik akhir titrasi akan
diperoleh pembentukan presipitat coklat. Oleh karena itu penggunaan
buret yang berwarna gelap itu lebih baik.
 Penambahan KMnO4 yang terlalu cepat pada larutan seperti H2C2O4
Pemberian KMnO4 yang terlalu cepat pada larutan H2C2O4 yang telah
ditambahkan H2SO4 dan telah dipanaskan cenderung menyebabkan reaksi
antara MnO4- dengan Mn2+. Dengan reaksi :
 MnO4- + 3Mn2+ + 2H2O ↔ 5MnO2 + 4H+
Standarisasi Permangonemetri (Oksidimetri)

 Tujuan :
untuk menentukan kadar KMnO4 yang distandarisasi
dengan asam oksalat

 Prinsip :
Permangometri termasuk titrasi oksidimetri yang
melibatkan KMnO4 dalam suasana asam yang
bertindak sebagai oksidator.
 Larutan baku primer : Asam oxalat
 Larutan baku sekunder : KMnO4
 Reaksi :
2KMnO4 + 2H2SO4 + 6H2C2O4

K2SO4 + Mn2SO4 + 8H2O + 12CO2


 Ditambahan asam sulfat (H2SO4) agar reaksi berada
dalam suasana asam sehingga MnO4- tereduksi
menjadi Mn 2+
 pH netral atau sedikit basa maka KMnO4 tereduksi
menjadi MnO2 coklat yang akan mengganggu TAT
 Dipanaskan pada suhu 8o C agar KMnO4
mengoksidasi asam oksalat.
Proses titrasi
Sebelum dititrasi Titik akhir titrasi
Titik akhir titrasi Titrasi yang ekses
Aplikasi Kompleksometri
 Penetapan kadar ZnSO4 7H2O
(Vogel F1 Edisi 1979 hal 433-434)
 Penetapan kadar MgSO4 7H2O
(Vogel F1 Edisi 1979 hal 433-434)

Anda mungkin juga menyukai