Disusun Oleh :
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ners dengan
Judul Laporan :
ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN CHRONIC KIDNEY
DISEASE (CKD) DENGAN INTERVENSI TERAPI RELAKSASI NAFAS
DALAM TERHADAP MASALAH NYERI AKUT DI RUANG
HEMODIALISA RSUD KARANGASEM
Disusun Oleh :
Putu Ita Wijayanti, S.Kep
21089142067
Adalah hasil karya saya sendiri dan semua sumber baik yang dikutip maupun
dirujuk telah saya nyatakan dengan benar
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Telah disetujui dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diujikan pada
tanggal ……
Pembimbing
Mengetahui
Kepala Program Studi Pendidikan Profesi Ners
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Buleleng
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Penguji II
Penguji 1
Ditetapkan di ( Ns.
: Kadek Diah Purnamayanti, S.Kep.,M.Kep)
( Ns. Putu Indah Sintya Dewi, S.Kep.,M.Kes)
Pada Tanggal :
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan KIA-N
ini dengan judul “Analisis Asuhan Keperawatan Pasien Chronic Kidney
Disease (Ckd) Dengan Intervensi Terapi Relaksasi Nafas Dalam Terhadap
Masalah Nyeri Akut Di Ruang Hemodialisa Rsud Karangasem”.
Penyusunan KIA-N ini tidak akan berjalan dengan lancar tanpa bantuan dari
berbagai pihak, maka dari itu peneliti ingin menyampaikan ucapan terimakasih
kepada:
1. Orang tua dan adik-adik saya yang selama ini telah menjadi motivasi
terbesar saya, yang senantiasa selalu memberikan dukungan dan doa
sampai terselesaikannya skripsi ini.
2. Bapak Dr. Ns. I Made Sundayana, S.Kep., M.Si selaku Ketua Departemen
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Buleleng.
3. Ibu Ns. Ni Made Dwi Yunica Astari, S.Kep.,M.Kep selaku Ketua
Program Studi Profesi Ners di STIKes Buleleng.
4. Ibuk Ns. Kadek Diah Purnamayanti, S.Kep.,M.Kep selaku Dosen
Pembimbing I KIA-N yang telah sabar membimbing, memberikan
motivasi, dukungan, saran, waktu dan arahan selama proses penyusunan
KIA-N.
5. Serta Ibuk Ns. Putu Indah Sintya Dewi, S.Kep.,M.Kes selaku Dosen
Penguji yang telah menyediakan waktu untuk saya dalam melaksanakan
ujian KIA-N serta berkenan memberikan kritik dan saran yang sifatnya
membangun.
Penulis menyadari bahwa penyusunan KIA-N ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karna itu, penulis membuka diri untuk segala saran dan
kritik yang dapat menyempurnakan skripsi ini.
Singaraja, 04 Juni 2022
(Putu Ita Wijayanti)
v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS
AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai Mahasiswa Program Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Buleleng,saya yang bertanda tangan dibawah ini
Nama : Putu Ita Wijayanti,S.Kep
NIM : 2108912067
Jenis Karya : Karya Ilmiah Akhir Ners
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan
kepada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Buleleng. Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ( Non-eklusive Royalti-Rfee Right) atas karya ilmiah saya yang
berjudul :
ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN CHRONIC KIDNEY
DISEASE (CKD) DENGAN INTERVENSI TERAPI RELAKSASI NAFAS
DALAM TERHADAP MASALAH NYERI AKUT DI RUANG
HEMODIALISA RSUD KARANGASEM
Beserta perangkat yang ada ( jika diperlukan). Dengan Bebas Royalti
Noneksklusif ini Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Buleleng berhak menyimpan,
mengalih media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data ( database),
merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan
nama saya sebagai penulis dan pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
vi
ANALISIS ASUHANN KEPERAWATAN PASIEN CHRONIC KIDNEY
DISEASE (CKD) DENGAN INTERVENSI TERAPI RELAKSASI NAFAS
DALAM TERHADAP MASALAH NYERI AKUT DI RUANG
HEMODIALISA RSUD KARANGASEM
PUTU ITA WIJAYANTI,S.KEP
Wijayantiita06@gmail.com
ABSTRAK
Gagal ginjal kronik (GGK) adalah fungsi ginjal yang bersifat peristen dan
irreversible. Sedangkan gangguan fungsi ginjal yaitu penurunan laju filtrasi
glomerulus yang dapat digolongkan dalam kategori ringan,sedang, dan berat.
Nyeri adalah suatu mekanisme pertahanan tubuh yang timbul bila mana jaringan
sedang dirusak yang menyebabkan individu tersebut bereaksi dengan cara
memindahkan stimulus nyeri. Tujuan dari penulis dapat memahami asuhan
keperawatan pada pasien dengan nyeri pada proses hemodialisis dengan
melaporkan tindakan terapi relaksasi nafas dalam terhadap penurunan nyeri.
Metode yang digunakan penulis adalah metode deskriptif dengan pemaparan studi
kasus melalui pendekatan asuhankeperawatan yakni pengkajian,penegakkan
diagnosa,perencanaan, implementasi, dan evaluasi keperawatan. Tindakan
keperawatan dilakukan 1x4 jam yang dilakukan pada klien dengan CKD yang
menjalani hemodialisa adalah mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam untuk
menurunkan nyeri. Masalah nyeri akut teratasi pada klien teratasi dan dibutuhakn
kerjasama antara petugas medis, klien dan keluarga agar asuhan keperawatan
dapat berhasil secara maksimal.
Kata Kunci : Gagal Ginjal Kronik (GGK), Nyeri, Terapi Relaksasi Nafas Dalam.
vii
NURSING CARE ANALYSIS OF CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD)
PATIENTS WITH INTERVENTION OF DEEP RELAXATION THERAPY
ON ACUTE PAIN PROBLEMS IN THE HEMODIALIZATION ROOM OF
RSUD Karangasem
PUTU ITA WIJAYANTI, S. KEP
Wijayantiita06@gmail.com
ABSTRACT
Chronic renal failure (CKD) is a kidney function that is persistent and irreversible.
Meanwhile, impaired kidney function is a decrease in the glomerular filtration rate
which can be classified into mild, moderate, and severe categories. Pain is a
defense mechanism of the body that arises when the tissue is being damaged
which causes the individual to react by moving the painful stimulus. The purpose
of the author is to understand nursing care in patients with pain in the
hemodialysis process by reporting the action of deep breathing relaxation therapy
to reduce pain. The method used by the author is a descriptive method with case
study exposure through a nursing care approach, namely assessment, diagnosis
enforcement, planning, implementation, and nursing evaluation. Nursing actions
carried out 1x4 hours carried out on clients with CKD undergoing hemodialysis
are teaching deep breathing relaxation techniques to reduce pain. The problem of
acute pain is resolved in the client and it requires cooperation between medical
staff, clients and families so that nursing care can be maximally successful.
Keywords: Chronic Renal Failure (CKD), Pain, Deep Breathing Relaxation
Therapy.
viii
DAFTAR ISI
COVER
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................................... ii
B. Tujuan ......................................................................................................................... 4
C. Manfaat ....................................................................................................................... 5
ix
E. ASUHAN KEPERAWATAN BERDASARKAN TEORI ....................................... 37
4. Definisi Operasional.................................................................................................. 47
4. Pembahasan ............................................................................................................... 60
A. Kesimpulan ............................................................................................................... 65
B. Saran .......................................................................................................................... 67
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Penatalaksanaan dari CKD berdasarkan derajat LFG ..................................... 21
DAFTAR SKEMA
Skema 2. 1 Web og Caution CKD ....................................................................................... 11
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Klasifikasi gagal ginjal kronis berdasarkan derajat (stage) LFG (Laju
Filtration Glomerulus) ......................................................................................... 11
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pada usia lebih dari 70 tahun. Penelitian di Amerika Serikat risiko 2,3 kali
mengalami PGK bagi orang yang mengonsumsi cola dua gelas atau lebih
per hari.
1
2
Terapi yang dapat diberikan pada pasien dengan gagal ginjal yaitu
ginjal buatan atau dialyzer dan dibantu pelaksanaannya oleh mesin. Terapi
usia harapan hidup pasien denga gagalginjal kronik. Namun, terapi ini juga
bereaksi dengan cara memindahkan stimulus nyeri (Guyton & Hall, 2008
atau menderita.
tercetusnya nyeri. Impuls yang diterima oleh ujung saraf bebas atau saraf
(Mack, 2019) .
Salah satu terapi non farmakologi yaitu terapi relaksasi nafas dalam
angkaian kontraksi serta relaksasi otot (P. A. Potter & Perry, 2019).
terapi relaksasi napas dalam untuk mengurangi pasien dari rasa nyeri yang
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
C. Manfaat
1. Manfaat Keilmuan
2. Manfaat Aplikatif
a. Bagi Penulis
c. Bagi Masyarakat/Pasien
nantinya di rumah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
CKD atau gagal ginjal kronis (GGK) didefinisikan sebagai kondisi dimana
2. Epidemiologi
ginjal kronikdiperkirakan 100 kasus perjuta penduduk pertahun, dan angka ini
7
8
yang beragam, faktor seperti distribusi penyakit gagal ginjal yang mendasari dan
kualitas pelayanan medis yang bersedia untuk pasien. CKD preterminal memili
pengaruh signifikasi terhadap hasil ahkir pasien. Tingkat insidensi dan prevalensi
CKD secara umum lebih besar pad anak laki-laki dibanding anak perempuan,
untuk ras tingkat insidensi ESRD pada anak-anak berkulit hitam di America Utara
adalah dua sampai tiga kali lebih besar dibandingkan angka berkulit putih tampak
3. Etiologi
Penyebab GGK menurut Price, 2006 ; 817, dibagi menjadi delapan kelas,
antara lain :
4. Patofisiologi
hipertroti struktural dan fungsional nefron yang masih tersisa yang di perantarai
oleh molekul rasoaktif seperti sitokin dan growth factor. Akibatnya terjadi
hiperfiltrasi yang diikuti peningkatan tekanan kapiler dan aliran darah glomerulus.
Pada adaptasi ini berlangsung singkat, sehingga akibatnya terjadi suatu proses
maladaptasi berupa sklerosis nefron yng masih tersisa. Sklerosis nefron ini diikuti
kerena gangguan pruksi sel darah merah penurunan rentang hidup sel darah
WOC
Penurunan GFR
Hipertofi nefron
GFR< 5%
CKD
HEMODIALISA
Proses HD
Adanya akses vascular
Metabolisme
Aliran darah
ke ginjal
Difusi Adanya Adanya
HCL Area
ultrafiltrasi kanulasi aneurisma >
pemasangan
2 mm
akses vaskular
Iritasi Kerja ginjal
lambung Keluarnya Luka fungsi
cairan tubuh
Nyeri
Retensi Masuknya
Ketidakseim Intoleran
bangan Na+H2O kuman
aktivitas
nutrisi
kurang dari Defisien
kebutuhan volume
tubuh cairan
11
6. Gejala Klinis
b. Stomayitis uremia
mulut.
3. Kelainan mata
5. Kelainan kulit
meningkat.
60-89 mL/menit/1,73 m2
ginjal terminal.
creatini serum )
7. Pemeriksaan fisik
b. Sistem pernapasan
14
c. Sitem hematologi
akral dingin, CRT > 3 detik, palpitasi, nyeri dada dan sesak napas,
d. Sistem neuromuskuler
e. Sistem kardiovaskuler
15
f. Sistem Endokrin
insulin. Pada gagal ginjal yang lanjut (klirens kreatinin < 15 ml/menit)
g. Sistem Perkemihan
Penurunan urine output < 400 ml/ hari sampai anuri, terjadi penurunan
libido berat
h. Sistem pencernaan
dari bau mulut ammonia, peradangan mukosa mulut, dan ulkus saluran
16
kebutuhan.
i. Sistem Muskuloskeletal
Di dapatkan adanya nyeri panggul, sakit kepala, kram otot, nyeri kaki
fraktur tulang, deposit fosfat kalsium pada kulit jaringan lunak dan
secara umum sekunder dari anemia dan penurunan perfusi perifer dari
hipertensi.
danstruktur organ
dansaat kosong. Hal ini bertujuan untuk melihat ukuran kandung kemih
9. Diagnosis
menilai fungsi ginjal dan mendeteksi kerusakan ginjal. Tes tersebut meliputi:
• Tes darah. Tes ini untuk mengetahui kerja ginjal dengan melihat kadar
mengetahui fungsi ginjal yang masih tersisa dan stadium gagal ginjal yang
oleh ginjal berdasarkan kadar kreatinin dalam darah, usia ukuran tubuh, dan jenis
kelamin. Tes LFG ini dibutuhkan guna menentukan langkah pengobatan yang
sesuai. Berdasarkan pemeriksaan LFG, maka stadium gagal ginjal dapat terbagi
menjadi:
Pada orang dewasa, nilai LFG normal berada di atas 90, meski seiring
penambahan usia, nilai tesebut dapat berkurang walaupun tanpa penyakit ginjal.
Selain nilai rata-rata LFG, tes untuk melihat kadar albumin dalam darah
maupun urine juga akan dilakukan guna menentukan tingkat keparahan penyakit
GGK. Seseorang dinyatakan mengalami gagal ginjal kronis jika selama 3 bulan,
nillai rata-rata LFG di bawah 60 dengan ditandai kadar protein (albumin) yang
Hasil LFG dari waktu ke waktu dapat naik atau turun. Perubahan nilai
LFG yang begitu besar dapat membuat stadium penderita bertambah atau
menurun. Namun yang terpenting, nilai rata-rata LFG tidak menunjukkan hasil
namun dapat memperlambat progres dari penyakit ini karena yang dibutuhkan
adalah terapi penggantian ginjal baik dengan dialisis atau transplantasi ginjal.
protein, menjaga intake protein sehari-hari dengan nilai biologik tinggi <
20
Hawks, 2005).
dialisi tetap atau transplantasi. Pada tahap ini biasanya GFR sekitar 5-10
e. Efusi perikardial
yaitu:
➢ Terapi pengganti
yaitu pada LFG kurang dari 15ml/menit. Terapi tersebut dapat berupa
▪ Hemodialisa
ginjalnya pulih.
a. Hiperkalemia>17mg/lt
22
c. Kelebihan cairan
11. Komplikasi
3. Hipertensi akibat retensi cairan dan natrium serta malfungsi sistem renin
angiotensin aldosteron.
anorganik.
1. Pengertian
dalam keadaan sakit akut dan memerlukan terapi dialisis jangka pendek
(beberapa hari hingga beberapa minggu) atau pasien dengan penyakit ginjal
stadium akhir atau end stage renal disease (ESRD) yang memerlukan terapi
gagal ginjal atau pasien berpenyakit akut yang membutuhkan dialisis waktu
endokrin yang dilaksanakan ginjal dan dampak dari gagal ginjal serta
Nursalam, 2006).
2. Tujuan
bikarbonat dari dialisat ke dalam darah. Konsentrasi zat terlarut dan berat
molekul merupakan penentu utama laju difusi. Molekul kecil, seperti urea,
molekul besar, seperti fosfat, β2- microglobulin, dan albumin, dan zat
perubahan dalam konsentrasi zat terlarut; tujuan utama dari ultrafiltrasi ini
adalah untuk membuang kelebihan cairan tubuh total. Sesi tiap dialisis,
25
sel ataupun organ tertentu merupakan penyebab dari akumulasi zat terlarut
3. Prinsip
yang penuh dengan toksin dan limbah nitrogen dialihkan dari tubuh pasien
atau ginjal serat artificial berongga yang berisi ribuan tubulus selofan yang
osmosis, ultrafiltrasi.
femoralis, fistula, dan tandur. Akses ke dalam sirkulasi darah pasien pada
vena secara side to side (dihubungkan antara ujung dan sisi pembuluh
cukup agar tetap dalam gizi yang baik. Gizi kurang merupakan prediktor
1. Definisi
27
Nyeri adalah suatu mekanisme pertahanan bagi tubuh yang timbul bila
dengan cara memindahkan stimulus nyeri (Guyton & Hall, 2008 dalam
menurut Kozier & Erb dalam Nurrahman (2009) mengatakan bahwa nyeri
adalah sensasi yang tidak menyenangkan dan sangat individual yang tidak
2. Etiologi
gangguan sirkulasi darah dan kelainan pembuluh darah serta yang terakhir
3. Klasifikasi
a) Pheriperal pain
ini termasuk nyeri pada kulit dan permukaan kulit. Stimulus yang
b) Deep pain
lebih dalam (nyeri somatik) atau pada organ tubuh visceral. Nyeri
c) Reffered pain
d) Central pain
atau disfungsi primer pada sistem saraf pusat seperti spinal cord,
a) Incidental pain
b) Steady pain
dalam jangka waktu yang lama. Pada distensi renal kapsul dan
c) Proximal pain
a) Nyeri ringan
dengan baik.
b) Nyeri sedang
30
c) Nyeri berat
a) Nyeri akut
b) Nyeri kronis
fisik dan sosial (Potter & Perry, 2005 dalam Handayani, 2015).
5. Mekanisme Nyeri
a) Teori Spesifik
di thalamus.
b) Teori Intensitas
dibuka.
6. Pengukuran Nyeri
Berat dan ringannya rasa sakit atau nyeri dibuat menjadi terukur
Handayani, 2015).
ranking nyerinya dimulai dari tidak nyeri sampai nyeri yang tidak
angkaian kontraksi serta relaksasi otot (P. A. Potter & Perry, 2005).
metabolik
f) Mengatasi insomnia
nyeri pada leher dan punggung, menurunkan tekanan darah tinggi, fobia
ringan serta meningkatkan konsentrasi. Target yang tepat dan jelas dalam
ketegangan otot yang cukup tinggi dan membuat tidak nyaman sehingga
2010) .
6. Persiapan
b) Musik lembut
7. Pelaksanaan
36
kearah dada
pergi”
10) Menarik nafas dalam dan mengencangkan otot-otot dada dan tahan
lantai, kencangkan otot kaki dibawah lutut, tekuk jari kaki kebawah
8. Evaluasi
1. PENGKAJIAN
1. Data umum
38
2. Riwayat kesehatan
kecelakaan)
- Pola eliminasi
- Pola kognitif/perseptual
- Pola keyakinan/nilai
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Pre hemodialisa
cairan
Intra hemodialisa
kurang
Post hemodialisa
Pre Hemodialisa
diet yang kurang. nutrisi pasien pasien dan keluarga 4. diet yang tepat
rentang normal
3. Tidak
menunjukkan
muntah
paru baik
Intra hemodialisa
3. Intoleran
normal meningkatkan
pengobatan
43
pengobatan
Post Hemodialisa
44
merokok sekitarnya
dengan agens tindakan asuhan 1.Kaji tingkat nyeri 2.agar pasien merasa
respon psikologis
tambahan
4. Implementasi
5. Evaluasi
F. Kerangka Konsep
CKD
1. Pengertian
2. Etiologi
3. Klasifikasi
4. Manifestasi Klinis
6. Penatalaksanaan
Nyeri Akut
7. Komplikasi
1. Pengertian
2. Faktor penyebab
3. Penatalaksanaan
46
Nyeri Akut.
BAB III
METODE
1. Jenis/ desain
Subyek studi kasus ini terdapat 2 pasien kasus kelolaan yang saya kelola di
Waktu Studi Kasus : selama praktek stase peminatan yaitu dari tanggal 23
4. Definisi Operasional
analisis data. Dengan adanya definisi operasional yang tepat maka batasan
Instrumen dalam penelitian ini adalah suatu alat yang dapat digunakan
47
48
kelolaan
pengumpulan data pada studi kasus ini yaitu dengan data primer yaitu
yaitu :
2. Confidentiality (Kerahasiaan)
3. Beneficence (Manfaat)
di tingkat populasi.
4. Justice (Keadilan)
50
dikenal dengan nama RSU Amlapura didirikan pada tanggal 20 Juli 1966.
1998 Tentang Organisasi dan Tata Kerja RSUD Kab. Dati II Karangasem.
Kemudian pada tahun 2008 dengan terbitnya PP No. 41 Tahun 2007, maka
51
52
Rumah Sakit yang bersifat sosial juga dapat bersifat profit (mencari
mata.
membuka ruang isolasi dan ICU isolasi Covid-19 berikut dengan sarana-
konsisten.
hemodialisa atau cuci darah adalah terapi untuk menggantikan kerja dari
tubuh serta menjaga tekanan darah. Ruangan ini melayani pasien dengan
berbagai macam cara pembayaran baik itu pasien dengan cara bayaran
54
umum (sendiri), BPJS atau asuransi Swasta lainnya tetapi pelayanan yang
Karangasem sudah semakin maju dan semakin kritis dalam berbagai hal
Sebagai Kepala unit 1 orang, Ketua tim 2 orang sementara sisanya yang
untuk perawatan pasien resiko tinggi dengan kapasitas 1 Bed pasien, dan
Ruangan Water Treatmen dan Ruangan spool hock. Inventaris alat secara
umum terlampir.
pasien. Pasien dengan asuhan keperawatan Total Care ada 88 pasien, Parsial
Care 4 pasien. Angka Infeksi di ruang HD tahun 2021 tidak pernah ada
kejadian infeksi. Angka Pasien Jatuh di ruang HD pada tahun 2021 tidak ada .
ruang HD tahun 2021 di lihat dari buku kesan dan pesan pasien dan keluarga
ruang HD tahun 2021 pegawai ruang HD 90% merasa cukup puas,dan 10%
yang merasa kurang puas karena mereka belum diangkat sebagai pegawai
PNS.
a) Pengkajian pasien
tanggal 06 juni 2022 pada pukul 10.00 wita, didapatkan biodata klien yaitu
nama : Tn. D, umur : 62 tahun, jenis kelamin: laki-laki, agama hindu, suku
penanggung jawab yaitu nama Tn. W, umur 35 tahun, jenis kelamin laki-laki,
tanggal 06 juni 202, diagnose medis CKD, tanggal pengkajian tanggal 06 juni
2022. Riwayat kesehatan klien, klien mengeluh nyeri saat kencing, kencing,
BAK sulit keluar dan sempat keluar darah, dan agak keruh, pada pengkajian.
nutrisi sebelum sakit klien tidak ada pantangan makanan, makan porsi biasa
tiga kali sehari dengan menu nasi, lauk dengan sedikit sayur, klien jarang
minum air putih lebih suka dan sering minum minuman dingin dan bersoda,
minum air putih kira kira ± 5 gelas ( 1000 cc) dan selama sakit klien makan
habis dengan menu nasi, lauk dengan sedikit sayur, minum 2 -3 gelas/hari
atau 400-600 cc / hari. Kebutuhan protein pasien yang harus dipenuhi adalah
BAK sulit keluar dan urine berwarna merah darah, dan agak keruh, BAK
dalam sehari sekitar 2-3 kali/hari kurang lebih sebanyak 200 cc/ hari. Pada
pola aktifitas dan latihan sebelum sakit, melakukan aktifitas secara mandiri di
rumah, setelah sakit klien mengurangi kegiatan aktivitas berat di rumah. Pada
skala nyeri 3. Hasil keadaan umum lemah, kesadaran compos metis medis :
Td:150/100 N: 108 N: 22, S= 37,5 berat badan 50 kg tinggi badan 165 cm.
57
hasil Lab darah lengkap menunjukkan hasil Hb : 10,2, Asam urat : 7,5,
Dari pengkajian diatas di peroleh data subjektif dan data objektif, data
subjektif pasien mengeluh nyeri pada bagian belakang kepala , skala nyeri 3.
2000.
b) Diagnosa Keperawatan
keperawatan (Potter & Perry, 2009). Berikut adalah analisa data dari hasil
pengkajian kepada klien mengeluh nyeri pada bagian belakang kepala dengan
diagnosa keperawatan yaitu nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik
(NANDA, 2015).
c) Intervensi keperawatan
diharapkan dari tindakan keperawatan 1x4 jam yang dilakukan yaitu nyeri
mengobati pasien; Cek obat meliputi jenis, dosis, dan frekuensi pemberian
dan tingkat nyeri; Tentukan Analgetik yang tepat, cara pemberian dan
dosisnya secara tepat; Monitor tanda – tanda vital sebelum dan setelah
pemberian analgetik.
d) Implementasi keperawatan
akan sama namun aplikasi yang dilakukan pada klien akan berbeda
disesuaikan dengan kebutuhan yang paling dirasakan oleh klien dan kondisi
nafas dalam, berfungsi menurunkan nyeri akut derajat sedang hingga berat.
e) Evaluasi keperawatan
tindakan yang dilakukan dengan kriteria hasil yang sudah ditetapkan dalam
keperawatan 1x4 jam yang telah dilakukan oleh penulis, dilakukan evaluasi
skala nyeri dari pertama skala nyeri 3 menjadi 2. Dari hasil evaluasi diatas
dengan berat badan kering 51,8 kg, berat badan pra HD 53,8 kg, pasien ini
pasien tidak mengeluh ada bengkak di ekstremitas. pada saat pengkajian dan
60
pada ekstremiktas atas ataupun bawah dan berat badan post HD pasien 52,5
kg.
CKD.
kulkas agar kadar air dalam buah tersebut berkurang, dan pada saat dirumah
jika pasien haus akali dengan berkumur menggunakan air dingin agar terasa
pasien dalam rentang normal. Skala nyeri pasien sudah berkurang dari 3
menjadi 2.
4. Pembahasan
61
secara hilang timbul dengan skala nyeri 3 (0-10). Data objektif : pasien
yang nyaman atau atur posisi tidur pasien berikan kesempatan waktu
pukul 11.00 Wita pada diagnosa keperawatan nyeri akut diperoleh data
yaitu kaji nyeri klien (PQRST), berikan posisi yang nyaman, anjurkan
dan sebagainya.
Dalam pelaksanaan studi kasus ini tidak lepas dari keterbatasan dan
tersebut diantaranya:
studi kasus ini dikarenakan pada saat penulisan studi kasus ini
BAB V
A. Kesimpulan
dan gelisah.
pemberian analgetik
1 gr).
B. Saran
1. Bagi pendidikan
pasien.
asuhan keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Ar-Ruzz Medika
Bare, S. &. (2013). Buku Ajar Keperawtan Medikal Bedah (13th ed.).
Brunner & Suddarth. (2010). Keperawatan Medical Bedah Edisi 8 Vol 2. EGC.
Datak, G. (2012). Efektifitas Relaksasi Benson Terhadap Nyeri Pasca Bedah pada
Dwisang. (2014). Anatomi dan Fisiologi untuk Perawat dan Bidan (Binapura).
Modeling.
69
70
: Nuha Medika.
Journal, Volume 7.
Mahalli, A. Q. (2018). Asuhan Keperawatan Pada Tn. M & Sdr. M Post Operasi
Aesculapius.
Muskuloskeletal.EGC. Jakarta
Info Medika
KEPERAWATAN.
https://med.uth.edu/anesthesiology/files/2015/Chapter-5-
ShockClassification-Pathophysiological-Characteristics-
andManagement.pdf.
72
Warsono, W., Fahmi, F. Y., & Iriantono, G. (2019). Pengaruh Pemberian Teknik
Dewasa).
Organization.
Classification.Yogyakarya: Mocamedia
Classification.Yogyakarya:Mocamedia
https://www.academia.edu/28066546/LAPORAN_PENDAHULUAN_CKD_CH