Disusun Oleh:
21089142069
2022
KARYA ILMIAH AKHIR NERS
Disusun Oleh:
21089142069
Adalah hasil karya saya sendiri dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya
nyatakan dengan benar
NIM : 21089142069
Tanda Tangan :
HALAMAN PERSETUJUAN
Telah disetujui dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diujikan pada tanggal
Pembimbing
Mengetahui
Telah berhasil dipertahankan dihadapan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan
untuk memperoleh Gelar Ners Pada Program Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Buleleng
Penguji I Penguji II
(…………………………….…..) (…………………………………..)
Ditetapkan di :
Pada Tanggal :
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan rahmat dan karunia-nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan KIA-N ini
Terapi Relaksasi Benson Terhadap Masalah Nyeri Akut Di Ruang Ibs (Instalasi
Penyusunan KIA-N ini tidak akan berjalan lancer tanpa bantuan dari berbagai
pihak, maka dari itu peneliti ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada :
1. Bapak Dr. Ns. I Made Sundayana, S.Kep.,M.Si selaku Ketua Departemen Sekolah
2. Ibu Ns. Ni Made Dwi Yunica Astari,S.Kep.,M.Kep selaku Ketua Program Studi
3. Ibu Ns. Kadek Diah Purnamayanti, S.Kep.,M.Kep selaku dosen pembimbing KIA-N
yang telah membimbing penulis dan selalu sabar untuk membimbing penulis,
memberikan inovasi, dukungan, saran dan waktu selama proses penyusunan KIA-N
ini.
4. Ibu Ns. Putu Indah Sintya Dewi, S.Kep.,M.Kes selaku Dosen penguji yang telah
menyediakan waktu untuk saya dalam melaksanakan ujian KIA-N serta berkenan
5. Serta Keluarga saya , Orang tua, kakak, dan adik-adik saya yang selama ini telah
menjadi support system terbesar dalam hidup saya dan senantiasa selalu memberikan
KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai Mahasiswa Program Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Buleleng,saya yang
NIM : 2108912069
Tinggi Ilmu Kesehatan Buleleng. Hak Bebas Royalti Noneksklusif ( Non-eklusive Royalti-
DENPASAR
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Bebas Royalti Noneksklusif ini
mengelola dalam bentuk pangkalan data, merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya selama
tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis dan pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini
Yang menyatakan
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Apendisitis akut adalah suatu peradangan akut apendiks vermiformis atau yang
biasa dikenal di masyarakat dengan peradangan usus buntu dan merupakan salah satu
tahun 2007 mencapai 7% dari keseluruhan jumlah penduduk dunia. Di Amerika, kejadian
appendiksitis dikatakan 7% dari seluruh populasi dengan insiden 1,1 kasus per 1000
penduduk pertahun. Usia 20-30 tahun adalah usia yang paling sering mengalami
appendiksitis. Insiden appendicitis pada tahun 2018 mencapai 7 dari populasi penduduk
paling sering dilakukan, dengan jumlah penderita pada tahun 2017 sebanyak 734.138
orang dan meningkat pada tahun 2018 yaitu sebanyak 739.177 orang (WHO, 2018 dalam
Hasil survey pada tahun 2018 Angka kejadian apendikitis di sebagian besar
wilayah indonesia hingga saat ini masih tinggi. Di Indonesia, jumlah pasien yang
atau sekitar 179.000 orang. Dari hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) di
indonesia, apendisitis akut merupakan salah satu penyebab dari akut abdomen dan
( Depkes,2018).
Data yang ditemukan dari buku laporan ruang IBS RSUD Wangaya Kota
laparaskopi yang merupakan tehnik pembedahan minimal infasif dengan metode terbaru
Masa pemulihan pasien post operasi membutuhkan waktu yang bervariasi. Dalam
72,45 menit. Pada umumnya pasien akan merasakan nyeri yang hebat pada 2 jam pertama
pasca operasi dikarenakan pengaruh obat anastesi mulai hilang ( Berman & Kozier,
2012).
Menurut (Wainsani & Khoiriyah, 2020) salah satu penatalaksaan non farmakologi
pada pasien post operasi yaitu dengan teknik relaksasi benson yang dapat menurunkan
skala nyeri pada pasien apendiksitis. Relaksasi benson yaitu metode yang mengkaji
beberapa manfaat doa dan meditasi bagi kesehatan dengan mengabungkan antara respon
dengan ritme yang teratur , sikap pasrah dan di juga di imbangi dengan nafas dalam .
Pada relaksasi ini merupakan menggunakan tehknik pernafasan yang biasa dilakukan di
rumah sakit pada pasien yang mengalami nyeri atau pasien yang mengalami kecemasan
Relaksasi Benson Terhadap Masalah Nyeri Akut Di Ruang IBS RSUD Wangaya Kota
Denpasar“.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada Karya Ilmiah Akhir ini adalah “Bagaimanakah gambaran
Analisa pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien Apendiksitis di ruang IBS RSUD
Wangaya Denpasar”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penulisan Karya Ilmiah Akhir ini bertujuan untuk melakukan Analisa terhadap
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Keilmuan
dalam ilmu pengetahuan tentang cara mengurangi nyeri dengan teknik non
2. Manfaat Aplikatif
a. Bagi Penulis
keperawatan dengan masalah Apendiksitis selain itu karya tulis ilmiah ini
diharapkan dapat menjadi salah satu cara penulis dalam mengaplikasikan ilmu
c. Bagi Masyarakat/Pasien
nantinya di rumah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Medis
1. Pengertian
buntu atau apendiks. Usus buntu sebenarnya adalah cecum. Infeksi ini dapat
paling umum dari perut akut. Meskipun penyakit ini menyerang pria dan wanita
dari segala usia, penyakit ini umum terjadi pada pria berusia 10-30 tahun,
apendiks Ini adalah penyebab paling umum dari peradangan akut pada kuadran
kanan bawah, paling sering pada operasi perut darurat (Kurniawati & Kadir,
2020)
adalah proses perangan akibat infeksi pada usus buntu atau apendiks, infeksi ini
resiko perforasi.
2. Etiologi
Apendisitis akut merupakan infeksi bakteria. Berbagai hal menjadi faktor
hyperplasia jaringan limfe, batu feses, tumor apendiks, dan cacing askaris dapat
NIDDK, 2012) :
c. Tumor apendiks
d. Pelekukan/terpuntirnya apendiks
3. Manifestasi Klinis
adalah nyeri perut. Apendisitis memiliki gejala kombinasi yang khas, yang terdiri
a. Nyeri
perut kuadran kanan bawah. Gejala yang pertama kali dirasakan pasien
terasa lebih tajam dan berlokasi ke kuadran kanan bawah abdomen. Nyeri
Mual dan muntah sering terjadi beberapa jam setelah muncul nyeri.
c. Anoreksia
Mual dan muntah yang muncul berakibat pada penurunan nafsu makan
d. Demam
Demam dengan derajat ringan (37,6 -38,5°C) juga sering terjadi pada
Diare dapat terjadi akibat infeksi sekunder dan iritasi pada ileum terminal
atau caecum.
Apendiksitis
Operasi
Perdarahan
Pelepasan Prostagladin
Spinal Cord
Cortex Cerebri
Nyeri dipersepsikan
Nyeri Akut
5. Penatalaksanaan
pembedahan/Apendiktomi:
a. Pengertian Apendiktomi
paling banyak digunakan pada apendisitis akut. Tindakan ini cukup dengan
terbuka adalah tindakan dengan cara membuat sayatan pada perut sisi kanan
2) Tindakan Operasi
dilakukan pembedahan
a) Observasi TTV
b) Sehari pasca operasi, posisikan pasien semi fowler, posisi ini dapat
rasa nyeri
tidur selama 2 x 30 menit. Pada hari kedua pasien dapat berdiri tegak
mentoleransi
e) Dua hari pasca operasi, diberikan makanan saring dan pada hari berikutnya
1. Pengertian
akibat kerusakan jaringan, baik aktual maupun potensial atau yang digambarkan dalam
penyebaran (superfisial atau dalam, terlokalisir atau difus) (Sedán et al., 2020)
2. Faktor Penyebab
Nyeri dapat disebabkan oleh beberapa hal yaitu trauma, mekanik, thermos,
darah dan kelainan pembuluh darah serta yang terakhir adalah trauma psikologis
3. Penatalaksanaan
1. Nyeri berdasarkan tempatnya Menurut Irman (2007) dalam (Handayani et al., 2015).
dibagi menjadi :
a) Pheriperal pain
Merupakan nyeri yang terasa pada permukaan tubuh. Nyeri ini termasuk
nyeri pada kulit dan permukaan kulit. Stimulus yang efektif untuk menimbulkan
nyeri dikulit dapat berupa rangsangan mekanis, suhu, kimiawi, atau listrik.
Apabila hanya kulit yang terlibat, nyeri sering dirasakan sebagai menyengat,
b) Deep pain
Merupakan nyeri yang terasa pada permukaan tubuh yang lebih dalam
(nyeri somatik) atau pada organ tubuh visceral. Nyeri somatis mengacu pada
nyeri yang berasal dari otot, tendon, ligament, tulang, sendi dan arteri. Struktur-
struktur ini memiliki lebih sedikit reseptor nyeri sehingga lokalisasi sering tidal
jelas.
c) Reffered pain
dalam tubuh yang ditransmisikan ke bagian tubuh di daerah yang berbeda bukan
dari daerah asalnya misalnya, nyeri pada lengan kiri atau rahang berkaitan
d) Central pain
Merupakan nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau disfungsi
primer pada sistem saraf pusat seperti spinal cord, batang otak, thalamus, dan
lain-lain.
Meliala (2007) dalam (Handayani et al., 2015).menyebutkan bahwa nyeri ini digolongkan
a) Incidental pain
b) Steady pain
Merupakan nyeri yang timbul dan menetap serta dirasakan dalam jangka
waktu yang lama. Pada distensi renal kapsul dan iskemik ginjal akut merupakan
c) Proximal pain
Nyeri tersebut biasanya menetap selama kurang lebih 10-15 menit, lalu
Nyeri ini dibagi ke dalam tiga bagian (Wartonah, 2005 dalam Handayani 2015)
sebagai berikut :
a) Nyeri ringan
b) Nyeri sedang
Merupakan nyeri yang timbul dengan intensitas berat. Nyeri berat secara
obyektif pasien terkadang tidak dapat mengikuti perintah tapi masih respon
a) Nyeri akut
nyeri. Nyeri berlangsung singkat (kurang dari 6 bulan) dan menghilang apabila
faktor internal dan eksternal yang merangsang reseptor nyeri dihilangkan. Durasi
b) Nyeri kronis
lebih. Nyeri ini berlangsung diluar waktu penyembuhan yang diperkirakan dan
sering tidak dapat dikaitkan dengan penyebab atau cedera spesifik. Nyeri kronis
ini berbeda dengan nyeri akut dan menunjukkan masalah baru, nyeri ini sering
kegalauan emosi dan mengganggu fungsi fisik dan sosial (Potter & Perry, 2005
5. Mekanisme Nyeri
Menurut Asmadi (2008) Ada beberapa teori yang menjelaskan mekanisme nyeri. Teori
tersebut diantaranya :
a) Teori Spesifik
melalui saraf sensoris. Saraf sensoris untuk setiap indra perasa bersifat spesifik,
artinya saraf sensoris dingin hanya dapat diransang oleh sensasi dingin. Menurut
serabut saraf bebas oleh perubahan mekanik, ransangan kimia atau temperature
yang berlebihan, persepsi nyeri yang dibawa serabut saraf nyeri diproyeksikan
b) Teori Intensitas
cukup kuat.
pada aktifitas saraf afferen berdiameter besar atau kecil yang dapat memengaruhi
menghambat transmisi yang artinya pintu di tutup sedangkan serat saraf yang
6. Pengukuran Nyeri
Skala ini sudah biasa di pergunakan dan tellah divalidasi. Berat dan
ringannya rasa sakit atau nyeri dibuat menjadi terukur dengan mengobyektifkan
pendapat subyektif nyeri. Skala numeric dari 0 (nol) hingga 10 (sepuluh) (Potter
Keterangan :
Skala sejenis yang merupakan garis lurus, tanpa angka. Bisa bebas
mengekspresikan nyeri, ke arah kiri menuju tidak sakit, arah kanan sakit tak
tertahankan, dengan tengah kira-kira nyeri sedang (Potter & Perry, 2005 dalam
Handayani, 2015).
Skala ini untuk menggambarkan rasa nyeri, efektif untuk menilai nyeri
akut, dianggap sederhana dan mudah dimengerti, ranking nyerinya dimulai dari
wajah bahagia hingga wajah sedih. Digunakan untuk mengekspresikan rasa nyeri
1. Definisi
melibatkan keyakinan pasien dan bisa menciptakan lingkungan internal sehingga bisa
menolong klien dalam mencapai kondisi kesehatan dan kesejahteraan yang lebih baik
memelihara pertukaran gas dan mencegah atelektasi paru, serta bisa meningkatkan
efesiensi batuk, menurnkan tingkat stress, baik stress secara fisik maupun stress
secara emosional dan menurunkan intensitas nyeri dan menurunkan kecemasan serta
menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolic (Soeharto, 2009 dalam (Sedán et al.,
2020).
Proses pernafasan pada relaksasi Benson adalah proses masuknya oksigen via
saluran nafas lalu masuk ke paru-paru dan di proses ke dalam tubuh, lalu kemudian
akan di proses dalam paru-paru tepatnya di cabang bronkus dan akan di edarkan ke
setiap bagian tubuh via pembuluh darah vena dan nadi agar dapat memenuhi
kebutuhan oksigen. Jika oksigen terpenuhi, maka manusia akan tetap dalam kodisi
yang netral. Kondisi ini akan menimbulkan keadaan rileks secara umum pada
manusia. Rileks bisa menurunkan kegiatan saraf simpatis dan menghidupkan saraf
parasimpatis, agar terjadi penurunan heart rate serta tekanan perifer yang
Manfaat terapi relaksasi benson teruji dapat memodulasi stress terkait kondisi
seperti marah, cemas, disritmia jantung, nyeri kronis, depresi, hipertensi dan
insomnia dan menimbulkan perasaan menjadi lebih tenang. (Benson, H. and Proctor,
2000)
8) Meningkatkan kreativitas.
9) Meningkatkan keyakinan.
10) Meningkatkan daya kemauan.
2) Pilih satu kata singkat yang mencerminkan keyakinan pasien. Lebih baik
3) Tutup mata, keudian jauhi menutup mata terlalu kuat. Bernafas pelan dan
wajar sembari melemaskan otot-otot, mulai dari otot kaki, otot betis, otot
paha, otot perut dan pinggang. Kemudian disusul dengan melemaskan kepala,
diyakini. Tarik nafas perlahan-lahan dari hidung dan pusatkan kesadaran pada
1. Fokus Pengkajian
a) Pengkajian
Tahap pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan yang secara
sistematik data dikumpulkan dan dievaluasi untuk menentukan status kesehatan klien.
Tahap ini merupakan dasar dalam mengidentifikasi kebutuhan keperawatan klien dengan
baik dan tepat. Pengkajian yang akurat, sistematis dan berkesinambungan akan
a. Identitas Pasien
b. Keluhan Utama
Dalam hal ini yang perlu dikaji atau di tanyakan pada klien tentang penyakit apa
saja yang pernah di derita, riwayat operasi sebelumnya pada colon serta tanyakan
Melitus, Hipertensi, Asma) dan penyakit menular. Apakah anggota keluarga ada
f. Pola sehari-hari
1) Nutrisi
Pre:
kembali normal.
Post:
2) Eliminasi
Pre:
kemih, rasa nyeri atau karena tidak biasa BAK ditempat tidur akan
Post:
haluaran urin.
3) Tidur/istirahat
4) Personal Hygiene
Upaya untuk menjaga kebersihan diri cenderung kurang.
5) Aktivitas
Pre:
Aktifitas dipengaruhi oleh keadaan dan malas bergerak karena rasa nyeri,
setelah pembedahan.
Post:
g. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum
Pre:
anemis.
Post:
2) Tanda-tanda vital
hipotensi.
3) Pemeriksaan Fisik
b) Pemeriksaan Muka
c) Pemeriksaan Mata
d) Pemeriksaan Hidung
Bersih, tidak terdapat polip, tidak ada nyeri tekan, tidak terdapat
pada mulut atau tidak, amati jumlah dan bentuk gigi, gigi
nyeri tekan atau tidak pada pipi dan mulut bagian dalam.
f) Pemeriksaan Telinga
g) Pemeriksaan Thorak
1) Paru-paru
Pre:
stridor.
Post:
2) Jantung
Pre:
>110/70mmHg; hipertermi.
Post:
sinistra.
kedua.
h) Abdomen
distensi abdomen.
Post:
i) Ekstremitas
Pre:
penyakit.
Post:
klien.
j) Integritas kulit
Pre:
Post:
k) Pemeriksaan Penunjang
Pre:
1) Ultrasonografi adalah diagnostik untuk apendistis akut.
kelainan non spesifik seperti fekalit dan pola gas dan cairan
pembedahan.
4) Pemeriksaan Laboratorium.
Post:
2. Diagnosis Keperawatan
a. Post operasi
b. Intra Operasi
lingkungan
c. Post Operasi
3. Intervensi
No Diagnosa NIC NOC Rasional
POST OPERASI
3. Postur 4. Untuk
tubuh,ekspresi mengurangi
tubuh dan
tingkat
aktivitas
menunjukkan
berkurangnya
kecemasan
INTRA OPERASI
terjadinya
perdarahan
g hipotermi mengetahu
RR pasien hipotermi.
dalam untuk 4. Untuk
n tubuh. terjadi
hipotermi.
POST OPERASI
berkurang 3. Gunakan
Tehknik
Komunikasi
Terapeutik
Untuk
Mengetahui
Pengalaman
Nyeri pasien
4. Ajarkan
Tentang
Tehknik
non
farmakologi
an cara untuk
4. Ajarkan mencegah
cara terjadinya
menghind infeksi.
ari infeksi
4. Implementasi
membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan yang
baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan. Selama tahap pelaksanaan,
perawat terus melakukan pengumpulan data dan memilih tindakan keperawatan yang
sesuai dengan kebutuhan klien. Semua tindakan keperawatan dicatat dalam format
5. Evaluasi
perbandingan yang sistematis dan terencana antara hasil akhir yang teramati dan
tujuan atau kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan. Evaluasi terbagi atas
dua jenis, yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi formatif berfokus
pada aktivitas proses keperawatan dan hasil tindakan keperawatan. Evaluasi formatif
evaluasi formatif ini meliputi empat komponen yang dikenal dengan istilah SOAP,
yakni subjektif (data berupa keluhan pasien), objektif (data hasil pemeriksaan),
BAB III
METODE
1. Jenis/ desain
Subyek studi kasus ini terdapat 2 pasien kasus kelolaan yang saya kelola di ruang IBS
(Instalasi Bedah Sentral) RSUD Wangaya Kota Denpasar dari tanggal 23 mei-18 juni 2022.
3. Lokasi dan Waktu Studi Kasus
Lokasi Studi Kasus : Ruang IBS (Instalasi Bedah Sentral) RSUD Wangaya Kota Denpasar
Waktu Studi Kasus : selama praktek stase peminatan yaitu dari tanggal 23 mei-18 juni
2022.
4. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan definisi dari variabel-variabel yang akan diteliti secara
pelaksanaan pengumpulan data dan pengelolaan serta analisis data. Dengan adanya definisi
operasional yang tepat maka batasan dalam ruang lingkup penelitian atau pengertian
variabel-variabel yang akan diteliti akan lebih fokus (Notoatmodjo, 2018 : 85).
Instrumen dalam penelitian ini adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk
mengukur nilai variabel yang akan diteliti (Sugiyono, 2018). Instrument studi kasus ini
menggunakan format pengkajian yang diberikan pada saat stase peminatan untuk
Data yang diperlukan dalam penelitian ini, dikumpulkan dalam suatu format yang diisi
oleh peneliti bersumber pada responden penelitian.Metode pengumpulan data pada studi
kasus ini yaitu dengan data primer yaitu dengan cara observasi dan melakukan wawancara
terhadap pasien langsung dengan menggunakan format pengkajian yang diberikan pada
Analisis data dengan menggunakan analisis deskriptif dan penyajian data dengan cara
Kode etik penelitian adalah suatu pedoman etika yang berlaku untuk setiap
kegiatan penelitian yang melibatkan antara pihak peneliti, pihak yang diteliti (subjek
subjek yang dipergunakan adalah manusia, maka penelitian harus memahami prinsip-
prinsip etika penelitian(Nursalam, 2017). Secara umum prinsip etika dalam
1. Informed consent
yang akan dilaksanakan. Tujuan informed consent adalah agar subjek mengerti
persetujuan yang diberikan. Jika bersedia menjadi responden, maka responden harus
2. Anonimity
mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data yang diisi responden,
dan hanya menuliskan kode lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan
3. Confidentality
yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data
4. Beneficence
Peneliti selalu berupaya agar segala tindakan yang diberikan kepada klien
mengandung prinsip kebaikan (promote good). Prinsip berbuat yang baik bagi klien
tentu saja dalam batas-batas hubungan terapeutik antara peneliti dan klien
5. Justice
Subjek harus diperlakukan secara adil baik sebelum, selama dan sesudah
dengan haknya dan mendapat perlakuan yang sama, serta tidak membeda-bedakan
responden dari segi umur, agama yang satu dengan yang lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
https://med.unhas.ac.id/fisioterapi/wp-content/uploads/2016/12/PENGUKURAN-
KUANTITAS-NYERI.pdf
Depkes, R. (2013). Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan
Kurniawati, K., & Kadir, A. (2020). Gambaran Tentang Kejadian Appendisitis Di Rs. Tk Ii
Berman, S., & Kozier. (2012). Buku ajar praktik keperawatan klinis kozier. Jakarata; EGC.
Mirantika, N., Danial, D., & Suprapto, B. (2021). Hubungan antara Usia, Lama Keluhan Nyeri
Abdomen, Nilai Leukosit, dan Rasio Neutrofil Limfosit dengan Kejadian Apendisitis Akut
Perforasi di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. Jurnal Sains Dan Kesehatan, 3(4),
576–585. https://doi.org/10.25026/jsk.v3i4.467
NANDA NIC NOC. (2015). Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan diagnosa medis. Jilid 3.
Nursalam. (2017). Metodelogi penelitian Ilmu Keperawatan (2nd ed.). Jakarta: Salemba Medika.
Pratitdya, G., Rehatta, N. M., & Susila, D. (2020). Perbandingan Interpretasi Skala Nyeri Antara
Nrs-Vas-Wbfs Oleh Pasien Pasca Operasi Elektif Orthopedi Di Rsud Dr. Soetomo. Care :
Sedán, P.-, Nasional, B. A. Z., Dana, L. P. L. D. A. N., Keuangaii, L., Beraktiir, Y., Relief, H.,
Hall, J. K., Weinberger, R., Marco, S., Steinitz, G., Moula, S., Accountants, R. P., Report,
A. A. S., Accounting, F., Keuangan, L. P., Saldo, J., Bersih, D., Li, H., Hikmah, L. L., …
Eddy, S. A. (2020). Penerapan Teknik Relaksasi Benson Untuk Menurunkan Intensitas Nyeri Pada
Septiana, A., Inayati, A., & Ludiana. (2021). Penerapan Teknik Relaksasi Benson Terhadap
Penurunan Skala Nyeri Pada Pasien Post Operasi Appendiktomi di Kota Metro. Jurnal
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif (Setiyawami (ed.); 1st ed.). Alfabeta.
Wainsani, S., & Khoiriyah, K. (2020). Penurunan Intensitas Skala Nyeri Pasien Appendiks Post
Yoko. (2019). Asuhan Keperawatan Pada Klien Post Operasi Apendisitis Dengan Masalah
Keperawatan Kerusakan Integritas Jaringan Di Ruang Mawar Rumah Sakit Umum Daerah
Jombang. 1, 105–112.
Warsinggih. (2016). Appendicitis Acute. Diakses pada tanggal 1 Oktober 2019 dari
https://med.unhas.ac.id/kedokteran/en/wp-content/uploads/2016/10/APPE DISITIS-
AKUT.pdf