Anda di halaman 1dari 26

IDENTIFIKASI RISIKO

PENGELOLAAN RISIKO
RISK NUMBER Peringkat
RISIKO SEBAB RESIKO DAMPAK Risk Owner/PIC
Kemamp Resiko
Severity Probabi Pencegahan-Mitigasi
uan RPN 1
(S) lity (P)
Kontrol
PELAYANAN KLINIS
IGD

 Perawat dan bidan memahami


program/perencanaan
pemberian cairan/terapi
selama 24jam/selama bertugas
 Tulis labeling/etiket pada flabot
infuse tanggal dan jam pasang
serta jam habisnya
 Control tetesan infuse, posisi
 Darah naik ke selang dan lokasi pemasangan infuse
Risiko infus blong. IV catheter. 1-2jam
 Kurang pantauan petugas
Kolf infus yang  Nyeri di lokasi IV  Libatkan keluarga/pasien
 Pasien tidak
1 terpasang habis catheter 2 3 3 18 2 dalam perencanaan infus KEPALA RUANG
memeanggil/menggunakan bel
dan tidak segera  Penurunan rasa dalam jam pasang dan jam
utk memeanggil petugas
diganti yng baru. percaya dari pasien habis
ke pihak RS  Untuk mempermudah
pengontrolan pemasangan
infus agar tidak blong dipantau
pada lembar pasien yang
terpasang infus di NS
 Informasikan kepada pasien
jika posisi berpengaruh pada
kelancaran tetesan infus
 Pengawasan berjenjang

 Menambah SDM
 Menambah bed pasien
 Petugas IGD aktif memberi
informasi kepada
 SDM terbatas pasien/keluarga pasien terkait
Pasien rawat inap  Ruangan penuh  Complain keterlambatan pemindahan
lama di IGD  Rotasi pasien rawat inap yang pasien/keluarga pasien dari IGD ke ruang
2 2 3 3 18 2 KEPALA RUANG
(terlambat naik di diperbolehkan pulang lama pasien perawatan
ruang perawatan)  Ruang rawat inap yang belum  Cedera pasien  IGD dan ruang perawatan
siap berkoordinasi dengan baik
 DPJP visite sesuai jadwal
 Pihak kebersihan stand by
langsung bila ada pasien
rencana pulang
 Meningkatnya pasien dalam
penggunaan nebulizer  Complain pasien
 Penambahan nebulizer
Kekurangan  Nebulizer hanya ada 1  Cidera pasien
3 2 2 2 8 8  Pengecekan rutin terkait alat KEPALA RUANG
nebulizer  Perkiraan waktu selesei terapi  Pasien igd
nebulizer yang ada di igd
dengan nebulizer memakan menumpuk
waktu cukup lama
 Complain pasien
 Meningkatnya jumlah pasien di  Perluasan ruang igd
Bed pasien  Cidera pasien
4 igd 3 3 2 18 3  Penambahan SDM KEPALA RUANG
kurang  Pasien igd
 Ruangan terbatas  Penambahan bed
menumpuk
 Tingkat stress SDM
 Tidak dibukanya kuota
tinggi  Pembukaan lowongan terkait
karyawan baru
 Tingkat fatique tinggi SDM yang kurang berdasar
5 SDM kurang  Jumlah pasien bertambah 2 2 2 8 8 KEPALA RUANG
 Tingkat drop out BOR dan analisa kepegawaian
 Rotasi pasien cepat
tinggi  Rolling SDM
 Angka lembur tinggi
 Human error
 Meningkatnya jumlah pasien di
Kurangnya jumlah igd
 Complain pasien  Penambahan jumlah tiang infus
6 tiang infus yang  Keinginan pasien untuk 2 2 2 8 8 KEPALA RUANG
 Cidera pasien mobile/beroda
mobile/beroda BAB/BAK [pasien sudah
terpasang iv line]
 Lakukan sosialisasi SPO 7 benar
obat secara berkala,dilanjutkan
dengan simulasi
 Melakukan pengontrolan PN
dalam pemberian terapi
 Penyimpanan obat di nurse
Salah pemberian station dan seetiap
7  Kurang telitinya petugas  Cidera pasien 4 3 1 12 6 KEPALA RUANG
terapi pengoplosan dan penyiapan
dilakukan didepan pasien
 Lakukan komunikasi efektif bila
ada instruksi dokter
 Pengecekan ulang
 Pemantapan penerapan
komunikasi efektif
 Perawat setiap akan
melakukan tindakan harus
melakukan proses identifikasi
Mencegah risiko
 Tulis nama pasien minimal 2
kesalahan  Kurangnya pengawasan dari  Complain pasien
8 2 2 3 12 4 suku kata,jika hanya satu suku KEPALA RUANG
tindakan petugas RS  Cidera pasien
kata maka gunakan tanda
keperawatan
khusus
 PN harus beda
 Pengawasan berjenjang
Risiko salah ukur  Monitoring dan evaluasi terkait
9  Alat trouble  Cidera pasien 1 1 1 1 9 KEPALA RUANG
tekanan darah kondisi alat tensimeter
10 Risiko salah ukur  Alat troublr  Cidera pasien 1 1 1 1 9  Monitoring dan evaluasi terkait KEPALA RUANG
kondisi alat timbang berat
berat badan
badan
 Mengingatkan kembali jadwal
DPJP jaga/hari
 Koordinasi DPJP H-1 bila DPJP
yang bersangkutan tidak
menerima konsulan
 Penambahan DPJP
Risiko
 Koordinasi dengan DPJP bila
keterlambatan  Complain
pasien rencana rawat inap
11 pelaporan ke  DPJP sulit dihubungi pasien/keluarga 1 1 1 1 9 KEPALA RUANG
dengan kondisi stabil,dokter
DPJP melalui pasien
umum jaga dapat melakukan
telepon
konsul melalui wa/sms
 Bila pasien kondisi stabil ,DPJP
tidak dapat merespon
[berulangkalli ditelpon] maka
dokter umumjaga berhak
mengalihkan ke DPJP lainnya
 Pemahaman SPO mengenai
pemahaman pasien jatuh
 Pemasangan gelang identitas
pasien risiko jatuh yang
berwarna kuning
 Assesmen awal risiko jatuh
dilakukan dengan benar dan
sesuai dengan kelompok
 Kurangnya SPO mengenai
 Skala nyeri pasiien (anak,dewasa,geriatri)
pencegahan pasien jatuuh
bertambah  Assesmen ulang dilakkukan
 Tidak terpasangnya gelang
 Pasien/keluarga dengan benar minimal setiap
identitas pasien risiko jatuh
complain terkait shift dan bila pasien ada
yang berwarna kuning
pengawasan petugas perubahan kondisi KEPALA RUANG
 Assesmen awal risiko jatuh
Risiko pasien RS kurang  Pendidikan dan edukasi hasil PELAYANAN
12 dilakukan dengan kurang benar 3 3 3 27 1
jatuh  Perbaikan kondisi assesmen risiko jatuh dilakukan MEDIS
yang sesui dengan kelompok
rawat inap pasien baik pada pasien maupun KEPERAWATAN
(anak,dewasa,geriatri)
tertunda keluarga
 Assesmen awal kurang
 Cidera  Informasi/edukasi hasil
dilakukan dengan benar setiap
baru/bertambah assesmen risiko jatuh dan
pergantian shift terkait
pada pasien upaya pencegahan
perubahan kondisi pasien
 Fasilitas untuk pasien risiko
jatuh sesuai [alas kaki anti
slip,penerangan,lantai tidak
licin,posisi TT rendah,pagar TT
terpasang,,roda TT berfungsi
baik].
 Pemasangan tanda warna
kuning pada TT pasien.
13 Risiko terjadinya  Ketidaktelitiannya petugas  Cedera pasien 3 3 2 18 3  Simpan barcode pada status KEPALA RUANG
pasien
 Lakukan identifikasi barcode
 Complain sebelum ditempel
kesalahan  Kurangnya kerja sama antara
pasien/keluarga  Buang barcode yang tidak
identitas pasien petugas dengan pasien
pasien dipakai
 Melakukan indetifikasi setiap
akan melakukan tindakan
 Lakukan identifikasi status
dengan data pasien
 Lakukan identifikasi ulang
Mencegah
setiap akan menempelkan
kesalahan
14  Kurang telitinhya petugas RS  Cedera pasien 2 2 2 8 8 barcode baik ke formulir rawat KEPALA RUANG
penempelan
jalan, rawat inap, formulir
barcode
pemeriksaan penunjang
maupun resep
 Pengawasan berjenjang
 Hindari re-caping jarum yang
telah digunakan untuk tindakan
 Kurangnya pengawasan injeksi dan tindakan invase KEPALA RUANG
 Cedera pasien
petugas terkait jarum suntik lainnya PPI
Mencegah  Cedera petugas
15 ketika sebelum, sedang, 2 3 2 12 5  Menggunakan APD KEPERAWATAN
tertusuk jarum  Cedera keluarga
ataupun sesudah tindakan  Pastikan tempat sampah tajam PELAYANAN
pasien pengunjung
 Tidak menggunakan APD tidak penuh MEDIS
 Hati-hati dalam bekerja
 Pengawasan berjenjang
KEPALA RUANG
 Gunakan APD setiap akan
Kontak dengan PPI
 Kurang telitinya petugas melakukan tindakan
16 cairan tubuh  Cedera petugas 4 2 1 8 KEPERAWATAN
 Tidak menggunakan APD  Lakukan cuci tangan dalam 5
pasien PELAYANAN
moment
MEDIS
Risiko pasien
alergi karena PELAYANAN
 Pengkajian lengkap terkait
17 tidak dilakukan  Kurang telitinya petugas RS  Cedera pasien 5 2 1 10 7 MEDIS
anamnesis pasien
anamnesis secara KEPERAWATAN
lengkap
IDENTIFIKASI RISIKO
PENGELOLAAN RISIKO
RISK NUMBER Peringkat
RISIKO SEBAB RESIKO DAMPAK Risk Owner/PIC
Resiko
Kemamp Pencegahan-Mitigasi
Severity Probabi
uan RPN 1
(S) lity (P)
Kontrol
POLI
 Pemahaman SPO tentang
pelayanan pasien rawat jalan
 Pengamanan dengan
KEPALA RUANG
 SDM terbatas pemberian map untuk pasien
Risiko pasien lolos KEPERAWATAN
 Kerja sama dan edukasi dari  Keuangan RS turun yang akan melakukan
18 pada saat poli 4 2 2 16 5 PELAYANAN
petugas dan pasien kurang  Complain DPJP pembayaran
ramai MEDIS
 Meningkatnya pasien  Pengecekan HD detelah dokter
MARKETING
praktek
 Pencocokan dengan kasir
setiap dokter praktik
 Simpan barcode pada status
pasien
 Cedara pasien  Lakukan identifikasi barcode
Risiko terjadinya  Ketidaktelitiannya petugas
 Complain sebelum ditempel
19 kesalahan  Kurangnya kerja sama antara 3 3 2 18 4 KEPALA RUANG
pasien/keluarga  Buang barcode yang tidak
identitas pasien petugas dengan pasien
pasien dipakai
 Melakukan identifikasi setiap
akan melakukan tidakan

 Lakukan identifikasi status


dengan data pasien
Mencegah  Lakukan identifikasi ulang
kesalahan setiap akan barcode baik ke
20  Kurang telitinya petugas RS  Cedera pasien 2 2 2 8 7 KEPALA RUANG
penempatan formulir rawat jalan, rawat
barcode inap, formulir pemeriksaan
penunjang maupun resep
 Pengawasan berjenjang

 Cedera pasien
Risiko terjadi  Melakukan identifikasi ulang
 Complain
21 kesalahan status  Ketidaktelitiannya petugas 2 2 1 4 9 pada saat akan menuliskan KEPALA RUANG
pasien/keluarga
BRM asuhan pasien ke dalam status
pasien
Salah pemberian  Lakukan SPO 7 benar obat KEPALA RUANG
22  Kurang telitinya petugas RS  Cedera pasien 3 2 1 6 8
terapi secara berkala, dilanjutkan KEPERAWATAN
dengan simulasi
 Melakukan pengontrolan PN
dalam pemberian terapi
 Penyimpanan obat di nurse
station dan setiap pengoplosan
dan penyiapan dilakukan
dengan pasien PELAYANAN
 Kartu obat di tanda tangani MEDIS
oleh perawat dan pasien
 Lakukan komunikasi efektif bila
ada intruksi dokter
 Pengecekan ulang
 Pemantauan penerapan
komunikasi efektif
 Monitoring dan evaluasi secara
rutin terkait kebersihan
 Tidak adanya evaluasi ruangan dari bagian kebersihan
kebersihan ruangan secara RS
berkala dari pihak kebersihan  Cedera pasien  Monitoring dan evaluasi
KEPALA RUANG
Kebersihan  Kurangnya kerjasama antar  Cedera petugas kebersihan ruangan oleh
23 3 1 4 12 6 PENUNJANG
ruangan perawat/bidan pelaksana  Cedera keluarga perawat/bidan setiap shift
UMUM
terkait laporan kebersihan pasien/pengunjung kemudian segera dilaporkan ke
ruangan dari pasien/keluarga bagian kebersihan
pasien/pengunjung  Membuat formulir terkait
kelengkapan dan kebersihan
ruang perawatan
 Membuat SPO terkait jam poli
 Complain DPJP (MoU perjanjian mulai
pasien/keluarga poli) sehingga petugas
pasien mengetahui kepastian DPJP
 Penurunan jumlah visite terkait DPJP yang bukan
kunjungan pasien fulltimer PELAYANAN
DPJP telat datang  Sebagian besar DPJP bukan
24 kontrol 4 3 4 48 1  Menghubungi DPJP H-1 terkait MEDIS KOMITE
ke ruangan fulltimer
 Tingkat kepuasan jadwal poli MEDIK
pasien berkurang  Melakukan pendekatan kepada
 Tingkat kepercayaan DPJP terkait jadwal poli
pasien kepada pihak  Bagian manajemen mengajak
RS berkurang untuk DPJP terkait untuk
fulltimer
 Complain
 Penambahan SDM
pasien/keluarga
 Penambahan alat
pasien KEPALA RUANG
 Keterbatasan SDM  Pemugaran ruangan secara
Antrian apsien di  Complain DPJP KEPERAWATAN
25  Keterbatasan alat 3 4 3 36 2 berkala
NS  Angka lembur tinggi PELAYANAN
 Keterbatasan ruangan NS  Komunikasi efektif terhadap
 Tingkat stress dan MEDIS
pasien terkait antrian
fatigue petugas
pemeriksaan tanda vital di NS
bertambah
 Pengawasan BRM secara
 Tidak ada pengawasan khusus berkala
 Terhambatnya
Penumpukan terkait BRM  Pengadaan BRM khusus untuk KEPALA RUANG
pasien di poli
26 BRM/tercecernya  BRM penuh 3 3 3 27 3 pasien dengan riwayat PELAYANAN
 Complain pasien
berkas BRM  Keterbatasan tempat untuk penyakit lama MEDIS
 Complain DPJP
peletakan BRM  Pengadaan meja atau troli
unutk peletakan BRM
 Analisa kebutuhan
barang/peralatan oleh kepala
KEPALA RUANG
Risiko  Alat terbatas  Cidera petugas ruang
27 3 1 1 3 10 PENUNJANNG
keterbatasan alat  Petugas sterilisasi terbatas  Cidera pasien  Koordinator kepala ruang
IMUM/MEDIS
denan bagian penunjang
umum
Risiko KEPALA RUANG
 Koordinasi dari pihak RS terkait
pembatalan KEPERAWATAN
28   2 2 2 8 7 kelengkapan peralatan di ruang
pasien rawat inap PELAYANAN
rawat inap[terkait fasilitas]
terkait fasilitas MEDIS
 Cidera pasien
 Kepala ruang melakukan
 SDM terbatas  Complain
Tertundanya analisa kebutuhan alat atau KEPALA RUANG
 Peningkatan pasien pasien/keluarga
29 pemeriksaan 3 3 3 27 3 bahan di instalasi terkait PENUNJANG
 Beberapa pemeriksaan tidak pasien
penunjang  Koordinasi dengan penunjang MEDIS
ada  Complain
meddis
dokterjaga/DPJP
IDENTIFIKASI RISIKO
PENGELOLAAN RISIKO
RISK NUMBER Peringkat
RISIKO SEBAB RESIKO DAMPAK Risk Owner/PIC
Resiko
Kemamp Pencegahan-Mitigasi
Severity Probabi
uan RPN 1
(S) lity (P)
Kontrol
INTENSIVE
DC shock tidak
 Kebutuhan emergency pasien  Pasien VT/VF tidak  Pembelian alat DC shock di PENUNJANG
30 ada di ruang 5 3 3 45 1
jantung tertangani ruang Intensive MEDIS
intensive
 Kelahiran bayi di RS Hermina
Balikpapan tinggi
B-CPAP hanya ada  Penambahan B-CPAP di ruang PENUNJANG
31  Beberapa kali melakukan  Cedera pasien 5 3 3 45 1
1 intensive MEDIS
rujukan bayi terkait B-CPAP
hanya ada 1
 Tingkat stress SDM
 Tidak dibukanya kuota  Pembukaan lowongan kerja
tinggi PERSONALIA
karyawan baru terkait SDM yang kurang
 Tingkat fatigue tinggi KEPERAWATAN
32 SDM kurang  Jumlah pasien bertambah 3 2 2 12 8 berdasarkan BOR dan analisa
 Tingkat drop out PELAYANAN
 Rotasi pasien cepat kepegawaian
tinggi MEDIS
 Angka lembur tinggi  Rolling SDM
 Human error
 Bocoran air AC  Cedera pasien KEPALA RUANG
AC central ICU  Monitoring dan evaluasi terkait
33  Kurang rutinnya pengecekan  Cedera pengunjung 3 2 1 6 14 PENUNJANG
sering bocor pemeliharaan AC central
berkala  Cedera petugas UMUM
Kurangnya SDM
PERSONALIA
yang mengikuti
KEPERAWATAN
34 pelatihan  Kurangnya pengalaman SDM  Cedera pasien 5 5 1 25 3  SDM diikutkan pelatihan/diklat
PELAYANAN
resusitasi
MEDIS
neonatus
Suhu isolate  Rutin pengecekan kondisi KEPALA RUANG
 Tidak rutinnya pengecekan alat
35 transport tidak  Cedera pasien 4 5 1 20 4 isolate transport PENUNJANG
 ATEM tidak ada
sesuai tombol  Penambahan ATEM MEDIS
Oksigen transport KEPALA RUANG
 Tidak rutinnya pengecekan alat  Rutin pengecekan kondisi alat
36 tidak terdapat  Cedera pasien 4 4 1 16 5 PENUNJANG
 ATEM tidak ada  Penambahan ATEM
flowmeter MEDIS
Mencegah
 Cedera pasien  Pembelian kulkas khusus PENUNJANG
37 terkontaminasiny  Kulkas hanya 1 2 5 1 10 11
 ASI terkontaminasi penyimpanan ASI UMUM
a ASI
 Penggunaan B-CPAP dengan
Luka pada bayi KEPERAWATAN
benar
38 karena mask  Cedera pasien 2 5 1 10 11 PELAYANAN
 Monitoring terkait tata letak
B-CPAP MEDIS
masker
39 Salah pemberian  Kurang telitinya petugas RS  Cedera pasien 4 2 1 8 12  Lakukan sosialisasi SPO 7 benar KEPERAWATAN
terapi obat secara berkala, PELAYANAN
dilanjutkan dengan simulasi MEDIS
 Melakukan pengontrolan PN
dalam pemberian terapi
 Penyimpanan obat di nurse
station dan setiap pengoplosan
dan penyiapan dilakukan di
depan pasien
 Kartu ibat di tanda tangani oleh
perawat dan pasien
 Lakukan komunikasi efektif bila
ada intruksi dokter
 Pengecekan ulang
 Pemantauan penerapan
kominukasi efektif
PPI
 SPO tentang pencegahan VAP KEPERAWATAN
40 VAP/HAP  Kurangnya alat bantu nafas  Cedera pasien 3 1 2 6 15
dan HAP PELAYANAN
MEDIS
 Cedera pasien KEPALA RUANG
 Botol/pacs ASI tergabung di  Ceomplain keluarga  Pemberian tanda identifikasi KEPERAWATAN
41 ASI tertukar 3 5 1 15 6
kulkas pasien pada botol ASI PELAYANAN
 Complain DPJP MEDIS
 Edukasi pasien dan keluarga PPI
 Pasien tirah baring lama
pasien terkait mika/miki KEPERAWATAN
42 Risiko Decubitus  Tidak adanya edukasi dari  Cedera pasien 3 1 2 6 16
 Pengawasan berkala terhadap PELAYANAN
petugas terkait mika/miki
kondisi pasien MEDIS
 Edukasi dan lakukan cuci
tangan 5 moment kepada PPI
 Cedera pasien
Risiko infeksi  Kontak pasien/keluarga di pasien/keluarga pasien KEPERAWATAN
43  Cedera pengunjung 3 4 1 12 9
Nosokomial ruangan  Menjadikan 5 moment sebagai PELAYANAN
 Cedera petugas
tindakan yang rutin dan harus MEDIS
dikerjakan petugas
 Pemantauan secara berkala
 Cedera pasien untuk cairan input dan output
KEPERAWATAN
Imbalance cairan  Input dan output cairan pasien  Cedera keluarga pasien
44 4 3 1 12 7 PELAYANAN
pasien tidak terpantau dengan baik pasien  Pencatatan di formulir terkait
MEDIS
 Complain DPJP input/output cairan pasien
 KIE pemasangan catheter urine
 Monitoring dan evaluasikondisi
Kegagalan pasien secara berkala
 KU dan TTV pasien terus  Kondisi pasien tidak KEPERAWATAN
pemantauan  Penambahan SDM
45 bertambah terpantau dengan 3 5 1 15 6 PELAYANAN
kemajuan klinis  Koordinasi kepada keluarga
 SDM kurang baik MEDIS
pasien pasien terkait waktu evaluasi
pasien
46 Alat electric  Penggunaan pada 1 pasien  Keterbatasan alat 3 5 3 45 2  Penambahan ATEM PENUNJANG
medis ruang lebih dari 1 alat  Kerusakan alat  Penambahan alat sesuai yang MEDIS
intensive banyak  Cedera pasien diperlukan PENUNJANG
 Complain keluarga UMUM
pasien
 Cedera pasien PPI
Risiko infeksi
 Pasien intensive memiliki  Complain KEPERAWATAN
47 antar pasien 4 1 1 4 18  Ruang isolasi
tingkat infeksius tinggi pasien/keluarga PELAYANAN
diruang intensive
pasien MEDIS
 Sliding scale GDS KEPERAWATAN
Risiko pasien KAD  Terapi insulin/anti diabetic
48  Cedera pasien 5 1 2 10 10  Pemantauan pasien secara PELAYANAN
hipolihkemi dosis tinggi
berkala MEDIS
 Pembelian lemari khusus
terkait obat emergency
 Diadakannya obat-obatan
Risiko  Bebrrapa pasien memerlukan
emergency di ruang intensive
ketidaktersediaan obat-obatan tertentu  Cedera pasien PENUNJANG
49 5 1 1 5 17  Obat-obat emergency harus
obat emergency  Tidak ada lemari obat khusus  Complain DPJP MEDIS
terpantau dengan baik
di ruang intensive obat emergency
 Terdapat formulir terkait selisih
ketersediaan obat-obatan
emergency
PPI
Luka pada jari
 Jari terpasang lama pulse  Reposisi pulse oxymetri secara KEPERAWATAN
50 yang terpasang  Cedera pasien 2 4 1 8 13
oxymetri berkala PELAYANAN
pulse oxymetry
MEDIS
 Cedera pasien
KEPERAWATAN
Tidak adanya blue  Belum adanya pelatihan blie  Complain  Penambahan SDM
51 5 3 3 45 1 PELAYANAN
team team pasien/keluarga  Pelatihan/diklat blue team
MEDIS
pasien
IDENTIFIKASI RISIKO
PENGELOLAAN RISIKO
RISK NUMBER Peringkat
RISIKO SEBAB RESIKO DAMPAK Risk Owner/PIC
Resiko
Kemamp Pencegahan-Mitigasi
Severity Probabi
uan RPN 1
(S) lity (P)
Kontrol
OK
 Simpan barcode pada status
pasien pasien
 Cedera pasien  Lakukan identifikasi barcode
Risiko terjadinya  Ketidaktelitiannya petugas KEPERAWATAN
 Complain sebelum di tempel
52 kesalahan  Kurangnya kerja sama antara 3 3 2 18 6 PELAYANAN
pasien/keluarga  Buang barcode yang tidak
identitas pasien petugas dengan pasien MEDIS
pasien dipakai
 Melakukan identifikasi setiap
akan melakukan tindakan
 Lakukan identifikasi status
dengan data pasien
 Lakukan identifiasi ulang setiap
Mencegah
akan menempelkan barcode KEPERAWATAN
kesalahan
53  Kurang telitinya petugas RS  Cedera pasien 4 1 2 8 11 baik ke formulir rawat jalan, PELAYANAN
penempelan
rawat inap, formulir rencana MEDIS
barcode
tindakan, formulir pemeriksaan
penunjang maupun resep
 Pengawasan berjenjang
 Ketelitian dari petugas ketika
 Salah lokasi penempatan melakukan tindakan
KEPERAWATAN
Luka bakar akibat  Kurang telitinya petugas dalam  Posisikan alat cauter dalam
54  Cedera pasien 4 1 3 12 9 PELAYANAN
terkena cauter memperhatikan kabel dan kondisi aman untuk pasien
MEDIS
peletakan cauter  Maintenance alat harus rutin
 Penambahan ATEM
55 Risiko tertinggal  Kurang telitinya petugas  Complain 4 1 3 12 9  Pemahaman SPO pengelolaan KEPERAWATAN
kassa pasien/keluarga kassa di kamar operasi PELAYANAN
pasien  Gunakan formulir untuk MEDIS
 Cedera pasien pemantauan dari pencatatan
penggunaan kassa
 Perhitungan kassa dilakukan
sebelum memulai
tindakan/operasi dan
disaksikan oleh DPJP dan tim
yang lain dicatat pada papan
tulis dan form pencatatan
pemakaian kassa
 Tempat pembuangan kassa
distandarkan
 Perhitungan kassa post op
dilakukan tim operasi sebelum
melakukan penutupan pada
luka operasi
 Pemahaman SPO mengenai
pencegahan pasien jatuh
 Pemasangan gelang identitas
 Kurangnya SPO mengenai
pasien risiko jatuh yang
pencegahan pasien jatuh
berwarna kuning
 Tidak terpasangnya gelang
 Assesmen ulang dilakukan
identitas pasien risiko jatuh
dengan benar minimal setiap
yang berwarna kuning
shift dan bila pasien ada
 Assesmen awal risiko jatuh
perubahan kondisi
dilakukan dengan kurang benar
 Pendidikan dan edukasi hasill
yang sesuai dengan kelompok
assesment risiko jatuh KEPALA RUANG
[anak,dewasa geriatri  Cidera baru
Risiko pasien dilakukan baik pada pasien KEPERAWATAN
56  Assesment awal kurang bertambah pada 3 1 2 6 12
jatuh maupun keluarga PELAYANAN
dilakukan dengan benar setiap passien
 Informasi/edukasi hasil MEDIS
pergantian shift terrkait
assesmen risiko jatuh dan
perubahan kondisi pasien
upaya pencegahan
 Pendidikan dan edukasi yang
 Fasilitas untuk pasien risiko
kurang terrkait hasil assesmen
jatuh sesuai[alas kaki anti
risiko jatuh
slip,penerangan,lantai tidak
 Kurangnya informasi ,edukasi
licin,posisi TT rendah,pagar TT
hasil assesmen risiko jatuh dan
terpasang,roda TT berrfungsi
upaya pencegahan.
baik]
 Pemasangan tanda waarna
kuning pada TT pasien
 Identifikasi pasien ulang
 Lakukan site marking sesuai
KEPALA RUANG
 Cidera pasien identitas pasien sebelum
Risiko kesalahan KEPERAWATAN
57  Tidak dilakukan site marking  Complain pasien/ 4 1 3 12 9 tindakan
lokasi operasi PELAYANAN
keluarga  Sebelum di mulai operrasi,cek
MEDIS
kembali identitas paisen dan
lokasi rencana operasi
 Lakukan identifikasi jaringan
PA,di fomulir maupun ditempat
KEPALA RUANG
Mencegah  Tidak melakukan pencocokan jaringan
 Complain pasien dan KEPERAWATAN
58 tertukar jaringan kembali 3 1 3 9 10  Lihatkan jaringan kepada
keluarga PELAYANAN
PA  Kurang telitinya petugas pasien dan keluarga
MEDIS
 Pengawasan berjenjang kepada
petugas
59 Mencegah  Kurangnya pengawasan  Cidera pasien 3 1 2 6 12  Hindari re-caping jarum yang KEPALA RUANG
tertusuk jarum petugas terkait jarum suntik  Cidera petugas telah digunakan untuk tindakan PPI
ketika sebelum,sedang ataupun  Cidera keluarga injeksi dan tindakan intensive KEPERAWATAN
sesudah tindakan pasien/pengunjung lainnya PELAYANAN
 Tidak menggunakan APD  Menggunakan APD MEDIS
 Pastikan tempat sampah tajam
tidak penuh
 Hati-hati dalam bekerja
 Pengawasan berjenjang
 Tidak dibukanya kuota
karyawan baru
 Jumlh pasien bertambah
 Rotasi pasien cepat  Pembukaan lowongan kerja
 Tingkat sSDM tinggi KEPALA RUANG
 Angka lembur tinggi terkait SDM yang kurang
 Tingkat fatigue tinggi PERSONALIA
 Tidak adanya petugas stanby di berdasarkan BOR dan analisa
60 SDM kurang  Tingkat droupout 5 5 5 125 1 KEPERAWATAN
RR kepegawaian
tinggi PELAYANAN
 Tidak adanya petugas yang  Rooling SDM
 Human error MEDIS
memantau proses kegiatan di
OK
 2 petugas cuti,terkait kondisi
kesehatan dan penelatihan
 Lakukan penjadwalan
operasi,setelah pasien
diputuskan opeasi secara
Mencegah pasien KEPALA RUANG
 Alat operasi kurang  Complain pasien/ efektif
rencana operaasi KEPERAWATAN
61  SDM kurang keluarga pasien 3 2 3 18 7  Hubungi dokter dan tim lainnya
lama menunggu PELAYANAN
 DPJP tidak datang sesuai jadwal  Cidera pasien untuk penjadwalan operasi
di ruang operasi MEDDIS
 Penambahan alat untuk
operasi
 Penambahan SDM
 Lakukan sosialisasi SPO 7 benar
obat secara berkala dilanjutkan
dengan simulasi
 Melakukan pengontrolan PN
dalam pemberian terapi
 Penyimpanan obat di nurse
station dan setiap pengoplosan KEPALA RUANG
Salah pemberian dan penyiapan dilakukan di KEPERAWATAN
62  Kurang telitinya petugas RS  Cidera pasien 3 2 3 18 7
terapi depan pasien PELAYANAN
 Kartu obat ditandatangani oleh MEDIS
perawat dan pasien
 Lakukan komuniksasi efektif
bila ada instruksi dokter
 Pengecekan ulang
 Pemantauan penerapan
komunikasi efektif
63 Perbeddaan  Tidak adanya clinical pathway  Kerugian RS 5 5 5 125 1  Pembuatan minimal 5 CP per KEPERAWATAN
dalam terkait tindkan bedah  Penurunan mutu RS KSM dilihat dari PELAYANAN
pemeriksaan dan - Kasus sering ditemui MEDIS
tatalaksana dari - Kasus yang terbanyak
DPJP - Biaya tinggi
- Perjalanan penyakit dan
hasilnya dapat
diperkirakan
- Telah tersedia standart
pelayanan medis dan
standar prosedur
operasional
 Clinical Pathway dibuat
integerasi. Selain dari sisi
medis, Clinical Pathway dibuat
terintegerasi dengan sisi
keperawatan, farmasi, serta
gizi
 Hal inni membuat perencanaan
pelayanan yang dibuat kepada
passien tersusun secara holistik
 Penambahan SDM terkait
sterilisasi alat segera dan
persiapan pakaian OK
 PJ OK mengendalikan berapa
 Dana tidak segera dibayarkan
lama waktu datang permintaan
sesuai jatuh tempo oleh pihak
alat
ke-3
 Kerugian RS  Menajemen RS
 Meningkatnya permintaan PENUNJANG
Terbatasnya  Cidera pasien memprioritaskan peralatan
tindakan terkait diagnose MEDIS
64 peralatan terkait  Complain 5 5 5 125 1 yang harus segera diadakan
pasien PENUNJANG
tindakan pasien/keluarga  Mengadakan kerjasama
 Meningkatnya angka UMUM
pasien dengan RS lain terkait
kunjungan pasien
peminjaman alkes sesuai
 Proses pembelian alat yang
standar mutu RS/unit
memerlukan waktu tunggu
 Mengadakan kerjasama
dengan RS lain terkait
CSSD/sterilisasi alat sesuai
standar mutu RS/unit
Tidak adanya PENUNJANG
 Segera menindaklanjuti dengan
tempat  Tidak adanya jalur  Cedera SDM MEDIS
65 5 5 3 75 3 koordinasi pusat dan cabang
pembuangan N2O pembuangan  Cedera pasien PENUNJANG
yang terkait
(nitrous oxide) UMUM
 PJ melakukan koordinasi
dengan DPJP
 Cedera pasien
 Melakukan reminder jadwal PENUNJANG
 Complain
Keterlambatan tindakan dengan DPJP terkait MEDIS
66 pasien/keluarga 4 3 2 24 4
DPJP  Diberlakukannya sanksi bila PENUNJANG
pasien
terjadi keterlambatan UMUM
 Kerugian RS
(tergantung keputusan KSM
terkait dan komite medic)
 Cedera SDM  Melakukan perbaikan tempat PENUNJANG
Tempat cuci alat
 Peletakan tempat cuci alat yang (ancaman LBP cuci alat segera MEDIS
67 yang tidak 5 5 4 100 2
salah/tidak sesuai semestinya maupun HNP para  Koordinasi dengan bagian PENUNJANG
ergonomis
SDM) jangmen dan jangun UMUM
 Relokasi apotik/farmasi unit OK
di tempat yang mudah
terjangkau
Tempat peletakan PENUNJANG
 Apotik yang kurang terjangkau  Cedera pasien  Atau pemasangan telepon di
cairan/obat yang MEDIS
68  Cairan/obat diletakkan dalam  Cedera SDM 2 5 2 20 5 unit OK terkait permintaan
tidak sesuai PENUNJANG
OK  Kerugian RS medikamentosa ke ruang
semestinya UMUM
apotik OK (petugas farmasi
yang mengantarkan ke dalam
OK dengan kondisi steril)
Tidak adanya
PENUNJANG
tempat khusus
 Cedera pasien (risiko MEDIS
69 untuk  Belum adanya tempat khusus 2 4 2 16 8  Pengadaan tempat khusus
tertukar jaringan) PENUNJANG
penempatan
UMUM
jaringan PA

IDENTIFIKASI RISIKO PENGELOLAAN RISIKO


Peringkat
RISIKO SEBAB RESIKO DAMPAK Risk Owner/PIC
Resiko
RISK NUMBER Pencegahan-Mitigasi
Kemamp
Severity Probabi
uan RPN 1
(S) lity (P)
Kontrol
VK
 Lakukan sosoalisasi SPO 7
benar obat secara
berkala,dilanjutka dengan
simulasi
 Melakukan pengontrolan PN
dalam pemberian terapi
 Penyimpanan obat di nurse
KEPALA RUANG
station dan setiap pengoplosan
Salah pemberian KEPERAWATAN
70  Kurang telitinya petugas RR  Cidera pasie 2 1 1 2 7 dan penyiapan dilakuka
terapi PELAYANAN
didepan pasien
MEDIS
 Kartu obat ditandatangi oleh
perawat dan pasien
 Lakukan komunikasi efektif bila
ada instruksi dokter
 Pengecekan ulang
 Pemantauan penerapan
komunikasi efektif
71 Risiko pasien  Kurangnya SPO mengenai  Skala nyeri pasien 1 3 3 9 4  Pemantauan SPO mengenai KEPALA RUANG
jatuh pencegahan pasien jatuh bertambah pencegahan pasien jatuh KEPERAWATAN
 Tidak terpasangnya gelang  Pasien/keluarga  Pemasangan gelang identitas PELAYANAN
identitas pasien risiko jatuh complain terkait pasien risiko jatuh yang MEDIS
yang berwarna kuning pengawasan petugas berwarna kuning
 Assesmen awal risiko jatuh RS kurang  Assesmen awal risiko jatuh
dilakukan dengan kurang benar  Perbaikan kondisi dilakukan dengan benar
 Assesmen awal kurang rawat inap pasien  Assesmen ulang dilakukan
dilakukan dengan benar setiap tertunda dengan benar minimal setiap
pergantian shift terkait  Cidera baru shift dan bila pasien ada
perubahan kondisi pasien bertambah pada perubahan kondisi
 Pendidikan dan edukasi yang pasien  Pendidikan dan edukasi hasil
kurang terkait hasil assesmen assesmen risiko jatuh
risiko jatuh dilakuakan baik pada pasien
 Kurang informasi/edukasi hasil maupun keluarga pasien
assesmen risiko jatuh dan  Informasi/edukasi hasil
upaya pencegahan assesmen risiko jatuh dan
upaya pencegahan
 Fasilitas untuk pasien risiko
jatuh sesuai[alas kaki anti
slip,penerangan,lantai tidak
licin,posisi TT, pagar TT
terpasang,roda TT berfungsi
baik]
 Pemasangan tanda warna
kuning pada TT
 Simpan barcode pada status
pasie
 Lakukan identifikasi barcode KEPALA RUANG
Risiko terjadinya  Ketidaktelitianya petugas  Cidera pasien
sebelum ditempel KEPERAWATAN
72 kesalahan  Kurangnya kerjasma antara  Complain 1 1 1 1 9
 Buang barcode yang tidak PELAYANAN
identitas pasien petugas dengan pasien pasien/keluarga
terpakai MEDIS
 Melakukan identifikasi setiap
akan melakukan tindakan
 Lakukan identifikasi status
dengan pasien
 Lakukanidentifikasi ulang
Mencegah setiap akan enempelkan KEPALA RUANG
kesalahan barcode baik ke formulir rawat KEPEAWATAN
73  Kurang telitinya petugas RS  Cidera pasien 1 1 1 1 9
penempelan jalan,rawat inap,formulir PELAYANAN
barcode rencana tindakan,formulir MEDIS
pemeriksaan penunjang
maupun resep
 Pengawasan berjenjang

KEPALA RUANG
Risiko salah  Kurang telitinya petugas dalam  Cidera pasien  Konfirmasi ulang
KEPERAWATAN
74 instruksi DPJP via pelaporan maupun menerima  Complain 2 2 1 4 6  Monitoring dan evaluasi
PELAYANAN
telepon laporan pasien/keluarga kondisi pasien secara berkala
MEDIS

 Tingkat stres SDM


 Tidak dibukanya kuota  Pembukaan lowongan kerja KEPALA RUANG
tinggi
karyawan baru terkait SDM yang kurang PERSONALIA
 Tingkat fatigue tinggi
75 SDM kurang  Jumlah pasien bertambah 2 2 2 8 5 berdasarkan BOR dan analisa KEPERAWATAN
 Tingkat drop out
 Rotasi pasien cepat kepegawaian PELAYANAN
tinggi
 Angka lembur tingggi  Rolling SDM MEDIS
 Human error
 Segera sterilisasi alat habis
KEPALA RUANG
pakai
PENUNJANG
Risiko  Alat terbatas  Cidera petugas  Penambahan SDM
76 1 1 2 2 8 MEDIS
keterbatasan alat  Petugas sterilisasi terbatas  Cidera pasien  Penambahan alat secara
PENUNJANG
berkala
UMUM
 Maintenance peralatan
 Angka kelahiran normal
meningkat
 Pencegahan hipotermi pada KEPALA RUANG
Tidak adanya
77 bayi baru lahir  Cidera pasien 2 2 2 8 5  Pengadaan infant warmer PENUNJANG
infant warmer
 Tidak adanya infant warmer MEDIS
 Membuat terganggunya
aktifitas petugas
 Angka kelahiran normal
Tidak tersedianya meningkat KEPALA RUANG
 Cidera pasien
78 bed gyn untuk  Tidak adanya bed gyn 2 2 3 12 3  Pengadaan bed gyn PENUNJANG
 Cidera petugas
partus  Membuat terganggunya MEDIS
aktifitas kerja petugas di VK
 Lakukan penjadwalan
operasi,setelah pasien
diputuskan operasi secara
Mencegah pasien efektif KEPALA RUANG
 Alat operasi kurang  Complain
rencana operasi  Hubungi dokter dan tim lainnya KEPERAWATAN
79  SDM kurang pasien/keluarga 2 2 2 8 5
lama menunggu untuk penjadwalan operasi PELAYANAN
 DPJP tidak datang sesuai jadwal  Cidera pasien
di ruang VK  Koordinasi petugas OK dan VK MEDIS
 Penambahan alat untuk
operasi
 Penambahan SDM
 Adanya kerjasama dari pasien
 Gagal tercapainya syarat
Risiko batal atau dan petugas
sebelum dilakukan
tertunda  Catatan khusus terkait pasien KEPALA RUANG
pemeriksaan penunjang  Complain pasien/
80 dilakukannya 1 1 1 1 9 rencana pemeriksaan PENUNJANG
 Kurangnya kerjasama antara keluarga
pemeriksaan penunjang MEDIS
petugas dan pasien
darah  Koordinasi ruang perawatan
 Pengawasan rutin dari petugas
dengan ruang penunjang medis
 Perawat dan bidan memahami
program/perencanaan
pemberian cairan/terapi
selama 24 jam/selama
bertugas
 Tulis labeling/etiket pada flabot
infuse tanggal dan jam pasnag
serta jam habisnya
 Darah pasien naik ke  Kontrol tetesan infus,posisi dan
Risiko infus
selang iv kateter lokasi pemasangan infus 1-2
blong,kolf infus  Kurang pantauan petugas KEPALA RUANG
 Nyeri di lokasi iv jam
yang terpasang  Pasien tidak KEPERAWATAN
81 kateter 2 3 3 18 2  Libatkan keluarga/pasien
habis dan tidak memanggil/menggunakan bel PELAYANAN
 Penurunan rasa dalam perencaan infus dalam
segera diganti untuk memanggil petugas MEDIS
percaya dari pasien jam pasang dan jam habis
dengan yang baru
ke pihak RS  Untuk mempermudah
pengontrolan pemasangan
infus agar tidak blong dipantau
dipantau pada lembar pasien
yang terpasang infus di NS
 Informasikan kepada pasien
jika posisi berpengaruh pada
kelancaran tetesan infus
 Pengawasan berjenjang
82 Tertinggal kassa  Kurangnya pemahaman SPO  Complain 1 1 1 1 9  Pemahaman SPO terkait KEPALA RUANG
terkait pengelolaan kassa
pengelolaan kassa tampon di
tampon
ruang perawatan ibu
 Tidak ada formulir untuk KEPERAWATAN
pasien/keluarga  Gunakan formulir untuk
tampon pemantauan dan pencatatan PELAYANAN
 Cidera pasien pemantauan dan pencatatan
penggunaa kassa MEDIS
penggunaa kassa tampon
 Tidak dilakukan perhitungan
 Formulir jumlah kassa tampon
jumlah kassa tampon
 Pengawasan yang dilakukan
petugas terhadap pasien KEPALA RUANG
Peburukan
 Ketidaktelitian petugas dalam  Formulir monitoring kondisi KEPERAWATAN
83 kondisi pasien  Cidera pasien 1 1 1 1 9
melakukan observasi pasien PELAYANAN
ketika observasi
 Koordinasi dengan dokter jaga/ MEDIS
DPJP
 Pemadaman serentak dari
pusat
 Cidera pasie  Maintenance genset sehingga KEPALA RUANG
Mati listrik di  Genset tidak langsung
84  Cidera pengunjung 3 4 2 24 1 siap dipakai PENUNJANG
ruang VK digunakan
 Cidera petugas  Penambahan SDM UMUM
 Petugas di ruang listrik tidak
standby

KEPALA RUANG
Risiko salah
KEPERAWATAN
85 melakukan   Cidera pasie 1 1 1 1 9 
PELAYANAN
diagnosa
MEDIS

Tidak adanya
PELAYANAN
dokter jaga di  Dokter jaga terbatas
86  Cidera pasien 2 2 2 8 5  Penambahan dokter jaga MEDIS
kegawatan  Pasien meningkat
KOMITE MEDIK
obstetri

IDENTIFIKASI RISIKO
PENGELOLAAN RISIKO
RISK NUMBER Peringkat
RISIKO SEBAB RESIKO DAMPAK Risk Owner/PIC
Resiko
Kemamp Pencegahan-Mitigasi
Severity Probabi
uan RPN 1
(S) lity (P)
Kontrol
KBBL
 Tingkat stres SDM
 Tidak dibukanya kuota  Pembukaa lowongan kerja KEPALA RUANG
tinggi
karyawan baru terkait SDM yang kurang PERSONALIA
SDM kurang [1  Tingkat fatigue tinggi
87  Jumlah pasien bertambah 3 5 3 46 2 berdasarkan BOR dan analisa KEPERAWATAN
orang/shift]  Tingkat dropout
 Rotasi pasien cepat kepegawaian PELAYANAN
tinggi
 Angka lembur tinggi  Rolling SDM MEDIS
 Human error
 Pemasangan CCTV,door acces
dengan pin
 Penambahan SDM
 Sosialisasi SPO pencegahan
 Complain KEPALA RUANG
 SDM kurang penculikan bayi
88 Penculikan bayi pasien/keluarga 5 1 3 15 6 PENUNJANG
 Tidak ada CCTV  Pemakaian seragam dan
 Tuntutan hakim UMUM
identitas karyawan untuk
semua petugas RS [terutama
perawat,bidan,dokter
pelaksana]
 Lakukan identifikasi terhadap
bayi yang akan disimpan ke
dalam box meliputi: kecocokan
Mencegah
identitas gelang dan papan
kesalahan  Kurang telitinya petugas KEPALA RUANG
 Complain nama bayi
penyimpanan  SDM kurang KEPERAWATAN
89 pasien/keluarga 5 1 1 5 10  Lakukan identifikasi kembali
bayi di box dan  Tidak ada gelang PELAYANAN
 Cidera pasien saat bayi akan diantar ke ibu
salah mengantar  Tidak ada papan nama bayi MEDIS
dengan cara mencocokkan 6
bayi
langkah mengantar bayi ke ibu
 Pengawasan berjenjang
 Menambahkan SDM
 Lakukan maintenance seluruh
alat secara rutin
 Pastikan pintu inkubator
terkunci dengan baik dengan
cara tutup sampai terdengar
bunyi klik dan pastikan kembali
 Kurang pengaasan dari petugas dengan menarik daun pintu
KEPALA RUANG
 SDM kurang  Complain pasien dan  Laporkan segera kepada teknisi
Mencegah bayi KEPERAWATAN
90  Alat trouble keluarga 5 1 1 5 10 bila ada kerusakan
jatuh PELAYANAN
 Tidak ada pengawasan secara  Cidera pasien  Tidak meninggalkan inkubator
MEDIS
berkala dalam keadaan terbuka
 Tidak meninggalkan bayi diatas
baby table
 Tidak meninggalkan couve
dalam keadaan terbuka
 Beri penghalang
 Pengawasan secara berkala
 Suhu di KBBL dan RPI tidak  Suhu di KBBL dan RPI harus
KEPALA RUANG
Mencegah bayi sesuai  Complain sesuai
KEPERAWATAN
91 hipotermi dan  Suhu couve tidak sesuai pasien/keluarga 5 3 2 30 3  Maintenance alat secara rutin
PELAYANAN
hipertermi  Tidak ada ATEM stand by  Cidera pasien  Menambah personil ATM dan
MEDIS
 SDM kurang SDM
 Simpan barcode pada status
pasien
 Lakukan identifikasi barcode KEPALA RUANG
Resiko terjadinya  Ketidaktelitian petugas  Cidera pasien
sebelum ditempel KEPERAWATAN
92 kesalahan  Kurangnya kerjasama antara  Complain 3 3 2 18 5
 Buang barcode yang tidak PELAYANAN
identitas pasien petugas dengan pasien pasien/keluarga
dipakai MEDIS
 Melakukan identifikasi setiap
akan melakukan tindakan
 Lakukan identifikasi status
dengan data pasien
 Lakukan identifikasi ulang
Mencegah KEPALA RUANG
setiap akan menempelkan
kesalahan KEPERAWATAN
93  Kurang telitinya petugas RS  Cidera pasien 3 4 1 12 7 barcode baik ke formulir rawat
penempelan PELAYANAN
jalan,rawat inap,formulir
barcode MEDIS
pemeriksaan penunjang
maupun resep
 Pengawasan berjenjang
 Berikan edukasi kepada orang
tua bayi cara menyusui yang
 Kurangnya pengawasan ibu
benar KEPALA
Mencegah  Kurangnya pengawasan
 Berikan edukasi ke ibu bila PERAWAT
aspirasi saat ibu petugas  Cidera pasien
94 5 1 3 15 6 sedang menyusui wajib fokus KEPERAWATAN
sedang  Tidak dilakukannya observasi  Complain keluarga
pengawasan terhadap bayi PELAYANAN
menyussui bayi secara berjenjang
 Petugas RS wajib melakukan MEDIS
 SDM kurang
pengawasan
 Penambahan SDM
95 Salah pemberian  Kurang telitimya petugas RS  Cidera pasien 3 1 1 3 11  Lakukan sosialisasi SOP 7 benar KEPALA RUANG
terapi obat secara berkala dilanjutkan KEPERAWATAN
dengan simulasi PELAYANAN
 Melakukan pengontrolan PN MEDIS
dalam pemberian terapi
 Penyimpanan obat di nurse
station dan setiap pengoplosan
obat dan penyiapan dilakukan
di depan pasien
 Kartu obat ditandatangani oleh
perawat dan pasien
 Lakukan komunikasi efektif bila
ada instruksi dokter
 Pengecekan ulang
 Pemantauan peneraoan
komunikasi efektif
Perawat /bidan  Cidera pasien
KEPALA RUANG
jaga salah  Complain
 Pasien banyak KEPERAWATAN
96 mengantarkan pasien/keluarga 2 2 2 8 8  Penambahan SDM
 SDM kurang PELAYANAN
dokter jaga/DPJP  Complain dokter
MEDIS
ketika visit pasien jaga/DPJP

 Memasukkan monitoring
Salah KEPALA RUANG
 SDM kurang  Cidera pasien secara berkala
memasukkan KEPERAWATAN
97  Berkas tercecer  Complain keluarga 2 3 1 6 9  Bila nama pasien
hasil pemeriksaan PELAYANAN
 Nama bayi sama  Complain DPJP sama,gunakan tanda khusus
penunjang MEDIS
untuk membedakan
 Ibu malas menyusui
 Memberikan edukasi kepada
 Asi ibu tidak keluar/sedikit KEPALA RUANG
ibu terkait pentingnya ASI
Mencegah bayi keluar KEPERAWATAN
98  Cidera pasie 5 2 3 30 4  Penambahan SDM
hiperglikemia  Bayi besar PELAYANAN
 Monitoring pasien bayi secara
 Kurangnya edukasi terkait MEDIS
rutin
pentingnya ASI
 Bila obat dimasukkkan secara
loadin,perawat/bidan jaga
harus standby disampinh
pasien sampai obat selesei
Mencegah luka  Kurangnya pengawasan dari KEPALA RUANG
diberikan
bakar akibat petugas KEPERAWATAN
99  Cidera pasien 5 1 3 15 6  Bila obat diberikan secara
penggunaan  SDM kurang PELAYANAN
maintenance,obsevasi daerah
obat/cairan/alat  Pasien bayi banyak MEDIS
pemasangan infus
 Pengawasan berjenjang
 Maintenance alat
 Penambahan SDM

KEPALA RUANG
10  Adanya ruam pada KEPERAWATAN
Resiko bayi ruam  Air kurang bersih 5 1 3 15 6  Bayi menggunakan air galon
0 bayi PELAYANAN
MEDIS

KEPALA RUANG
 Adanya sisa air ketuban yang  Suction bayi dimiringkan
10 Resiko bayi KEPERAWATAN
tertelan  Cidera pasien 5 1 3 15 6  Pengawasan secara berkala
1 muntah PELAYANAN
 Penambahan SDM
MEDIS

10 Risiko bayi  Terkena alat tindakan  Cidera pasien 5 1 3 15 6  Pengawasan ketat terhadap KEPALA RUANG
2 terdapat luka  Terkena kuku bayi sendiri alat tindakan agar tidak KEPERAWATAN
lecet memberikan cidera pada bayi PELAYANAN
 Pemeriksaan secara teliti MEDIS
terhadap bayi PPI
 Penggunaan sarung tangan
pada bayi
 Pengawasan ketat dari petugas
 Diklat/pelatihan SDM terkait
 Aspirasi air ketuban resusitasi neonatus
KEPALA RUANG
 Perkembangan paru yang tidak  Penambahan alat terkait bayi
10 Resiko bayi henti KEPERAWATAN
baik  Cidera pada pasien 5 3 3 45 1 ancaman gagal nafas
3 nafas PELAYANAN
 Kurang bulan  Penambahan SDM
MEDIS
 Infeksi pada bayi  Edukasi terhadap orangtua bayi
terkait bayi buruknya
perkembangan bayi
 Monitoring dan evaluasi secara
rutin terkait kebersihan
 Tidak adanya evaluasi ruangan dari bagian kebersihan
kebersihan ruangan secara RS
berkala dari pihak kebersihan  Cidera pasien  Monitoring dan evaluasi
KEPALA RUANG
10 Kebersihan  Kurangnya kejasama antar  Cidera petugas kebersihan ruangan oleh
1 5 3 15 3 PENUNJANG
9 ruangan perawat/bidan pelaksana  Cidera keluarga perawat/bidan setiap shift
UMUM
terkait laporan kebersihan pasien/pengunjung kemudian segera dilaporkan ke
ruangan dari pasien/keluarga bagian kebersihan
pasien/pengunjung  Membuat formulir terkait
kelengkapan dan kebersihan
ruang keperawatan
 Hindari re-caping jarum yang
telah digunakan untuk tindakan
 Kurangnya pengawasan injeksi dan tindakan invasife
 Cidera pasien KEPALA RUANG
petugas terkait jarum suntik lainnya
11 Mencegah  Cidera petugas KEPERAWATAN
ketika sebelum,sedang ataupun 4 1 1 4 6  Menggunakan APD
0 tertusuk jarum  Cidera keluarga PELAYANAN
sesudah tindakan  Pastikan tempat sampah tajam
pasien/pengunjung MEDIS
 Tidak menggunakan APD tidak penuh
 Hati-hati dalam bekerja
 Pengawasan berjenjang
 Simpan barcode pada status
pasien
Mencegah  Cidera pasien  Lakukan identifikasi barcode KEPALA RUANG
 Ketidaktelitian petugas
11 terjadinya  Complain sebelum ditempel KEPERAWATAN
 Kurangnya kerjasma antara 3 3 2 18 2
1 kesalahan pasien/keluarga  Buang barcode yang tidak PELAYANAN
petugas dengan pasien
identitas pasien pasien dipakai MEDIS
 Melakukan identifikasi setiap
akan melakukan tindakan
11 Mencegah  Kurang telitinya petugas RS  Cidera pasien 4 1 1 4 6  Lakukan identifikasi status KEPALA RUANG
2 kesalahan dengan data pasien KEPERAWATAN
penempelan  Lakukan identifikasi ulang PELAYANAN
barcode setiap akan menempelkan MEDIS
barcode baik ke formulir
raawat jalan,rawat inap,
formulir penunjang maupun
resep
 Pengawasan berjenjang
 Lakukan sosialisasi SPO 7 benar
obat secara berkala,dilanjutkan
dengan simulasi
 Melakukan pengontrolan PN
dalam pemberian terapi
 Penyimpanan obat di nurse
station dan setiap pengoplosan KEPALA RUANG
11 Salah pemberian dan penyiapan dilakukan KEPERAWATAN
 Kurang telitinya petugas RS  Cidera pasie 4 2 1 8 4
3 terapi didepan pasien PELAYANAN
 Kartu obat ditanda tangani MEDIS
oleh perawat dan pasien
 Lakukan komuniksi efektif bila
ada instruksi dokter
 Pengecekan ulang
 Pemantapan penerapan
komunikasi efektis

 Gunakan APD setiap akan KEPALA RUANG


Kontak dengan
11  Kurang telitinya petugas melakukan tindakan KEPERAWATAN
cairan tubuh  Cidera petugas 4 1 1 4 6
4  Tidak menggunakan APD  Lakukan cuci tangan dalam 5 PELAYANAN
pasien
moment MEDIS

c
IDENTIFIKASI RISIKO
PENGELOLAAN RISIKO
RISK NUMBER Peringkat
RISIKO SEBAB RESIKO DAMPAK Risk Owner/PIC
Resiko
Kemamp Pencegahan-Mitigasi
Severity Probabi
uan RPN 1
(S) lity (P)
Kontrol
RUANG PERAWATAN ANAK
11 Risiko infus blong.  Kurang pantauan petugas  Darah pasien naik ke 2 4 1 8 4  Perawat dan bidan memahami KEPALA RUANG
5 Kolf infus yang  Pasien tidak selang iv kateter program/perencanan KEPERAWATAN
terpasang habis memanggil/menggunakan bel  Nyeri di lokasi iv pemberian cairan/terapi PELAYANAN
dan tidak segera untuk memanggil petugas kateter selama 24 jam/selama MEDIS
diganti dengan  Penurunan rasa bertugas
yang baru percaya dari pasien  Tulis labeling/etiket pada flabot
infuse tanggal dan jam pasang
serta jam habis
 Kontrol tetesan infus,posisi dan
lokasi pemasangan infus 1-2
jam
 Libatkan keluarga/pasien
dalam perencanan infus dalm
jam pasang dan jam habis
ke pihak RS  Untuk mempermudah
pengontrolan pemasangan
infus agar tidak blong dipantau
pada lembar pasien yang
terpasang infus di NS
 Informasikan kepada pasien
jika posisi berpengaruh pada
kelancaran tetesan infus
 Pengawasan berjenjang
 Pemahaman SPO mengenai
pencegahan pasien jatuh
 Pemasangan gelang identitas
pasien risiko jatuh yang
berwarna kuning
 Kurangnya SPO mengenai
 Assesmen awal risiko jatuh
pencegahan pasien jatuh
dilakukan dengan benar dan
 Tidak terpasangnya gelang
sesuai dengan kelompok
identitas pasien risiko jatuh
umur[anak,dewasa,geriatri]
yang berwarna kuning  Skala nyeri pasien
 Assesmen ulang dilakukan
 Assesmen awal risiko jatuh bertambah
dengan benar minimal setiap
dilakukan dengan kurang benar  Pasien/keluarga
shift dan bila pasien ada
yang ssuai dengan komplain terkait
perubahan kondisi KEPALA RUANG
kelopok[anak,dewasa,geriatri] pengawasan petugas
11 Risiko pasien  Pendidikan dan edukasi hasil KEPERAWATAN
 Assesmen awal kurang RS kurang 2 2 2 8 5
6 jatuh assesmen risiko jatuh dilakukan PELAYANAN
dilakukan dengan benar setiap  Perbaikan kondisi
baik pada pasien maupun MEDIS
pergantian shift terait rawat inap tertunda
keluarga
perubahan posisi pasien  Cidera baru/
 Informasi/edukasi hasil
 Pendidikan dan edukasi yang bertambah pada
assesmen risiko jatuh dan
kurang terkait hasil assesmen pasien
upaya pencegahan
risiko jatuh
 Fasilitas untuk pasien risiko
 Kurangnya informasi/edukasi
jatuh sesuai[alas kaki ant
hasil assesmen risiko jatuh dan
slip,penerangan,lantai tidak
upaya pencegahan
licin,posisi TT rendah,pagar TT
terpasang,roda TT berfungsi
baik]
 Pemasangan tanda warna
kuning pada TT pasien
 Lakukan sosialisasi SPO 7 benar
obat secara berkala dilanjutkan
dengan simulasi
 Melakukan pengontrolan PN
dalam pemberian terapi
 Penyiapan oabt di nurse station KEPALA RUANG
11 Salah pemberian dan setiap pengoplosan dan KEPERAWATAN
 Kurangtelitinya petugas RS  Cidera pasien 4 2 1 8 3
7 terapi penyiapan dilakukan didepan PELAYANAN
pasien MEDIS
 Kartu obat ditandatangani oleh
perwat dan pasien
 Lakukan komunikasi efektif bila
ada instruksi dokter
 Pengecekan ulang
 Tingkat stres SDM
 Tidak dibukanya kuota  Pembukaan lowongan kerja
tinggi KEPALA RUANG
karyawan baru terkait SDM kurang
11  Tingkat fatigue tinggi KEPERAWATAN
SDM kurang  Jumlah pasien bertambah 2 4 1 8 4 berdasarkan BOR dan analisa
8  Tingkat dropout PELAYANAN
 Rotasi pasien cepat kepegawaian
tinggi MEDIS
 Angka lembur tinggi  Rolling SDM
 Human error
 Complain
pasien/keluarga
 Penurunan jumlah  Membuat SPO terkait jam visit
 Jadwal dpjp beberapa ada yang kunjungan pasien DPJP[MoU perjanjian visit] KAINST
11 DPJP telat/tidak tidak pasti atau sore/malam kontrol  Menghubungi DPJP H-1 terkait PELAYANAN
4 5 4 80 1
9 melakukan visit  Tidak ada SPO terkait jam visit  Tingkat kepuasan jadwal visit MEDIS
pasien pasien berkurang  Melakuakn pendekatan kepada KOMITE MEDIK
 Tingkat kepercayaan DPJP terkait jadwal visit
pasien kepada pihak
RS berkurang

12
  
0

Anda mungkin juga menyukai