Anda di halaman 1dari 12

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... 1
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................................. 2
PENDAHULUAN...................................................................................................................... 3
Latar Belakang ...................................................................................................................... 3
Tujuan ................................................................................................................................... 4
Manfaat ................................................................................................................................. 5
GAGASAN ................................................................................................................................ 7
Pemicu Gagasan .................................................................................................................... 7
Solusi dari Pemicu Gagasan .................................................................................................. 8
Hasil...................................................................................................................................... 9
Pihak-Pihak yang Terlibat ................................................................................................... 10
Langkah Strategis dan Timeline Implementasi Gagasan ...................................................... 11
KESIMPULAN ....................................................................................................................... 13
Inti Gagasan ........................................................................................................................ 13
Teknik Implementasi ........................................................................................................... 13
Prediksi Dampak Gagasan ................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 13

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Sampah Organik...................................................................................................... 3
Gambar 2. Contoh Roaster Bata............................................................................................... 4
Gambar 3. Penerapan Roaster Bata Sebagai Material Double Fasad Bangunan................ 4
Gambar 4. Pencemaran sampah organik pada lingkungan masyarakat.............................. 7
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pengelolaan sampah organik telah menjadi isu yang semakin mendesak di seluruh dunia.
Sampah organik, seperti sisa makanan, limbah tumbuhan, dan serasah dedaunan, merupakan jenis
sampah yang mudah terurai secara alami. Namun, jika tidak dikelola dengan baik, sampah organik
dapat menyebabkan berbagai masalah lingkungan, termasuk pencemaran tanah, air, dan udara.
Pada saat yang sama, industri konstruksi terus mencari solusi inovatif untuk mengurangi dampak
negatifnya terhadap lingkungan. Produksi bahan bangunan konvensional, seperti bata,
membutuhkan penggunaan bahan baku mineral yang terbatas dan menghasilkan emisi gas rumah
kaca selama proses produksi. Oleh karena itu, penting untuk mencari alternatif yang ramah
lingkungan dan berkelanjutan dalam industri konstruksi. Dalam konteks ini, pengolahan sampah
organik menjadi roaster bata untuk double fasad pada bangunan muncul sebagai solusi yang
menarik.

Gambar 1. Sampah Organik


(Sumber: http://contohsimpel.blogspot.com/2014/11/contoh-sampah-organik.html)

Roaster bata adalah jenis bata yang memiliki pori-pori kecil dan tahan terhadap panas.
Proses pengolahan sampah organik menjadi roaster bata melibatkan beberapa tahap, termasuk
pengumpulan, pemrosesan, dan pembentukan bahan bangunan yang memiliki sifat-sifat yang
diinginkan. Penggunaan roaster bata dari sampah organik dalam double fasad pada bangunan
menawarkan beberapa keunggulan. Double fasad adalah sistem fasad bangunan yang terdiri dari
dua lapisan dinding terpisah yang memiliki ruang udara di antaranya. Keberadaan roaster bata
dalam double fasad dapat membantu meningkatkan efisiensi energi dengan mengurangi transfer
panas antara luar dan dalam bangunan. Selain itu, penggunaan bahan bangunan dari sampah
organik juga berkontribusi pada pengurangan penggunaan bahan baku mineral yang terbatas.
Meskipun ada beberapa penelitian dan pengembangan yang telah dilakukan dalam bidang
pengolahan sampah organik menjadi bahan bangunan, namun masih ada tantangan yang perlu
diatasi. Salah satu tantangan tersebut adalah mengoptimalkan proses produksi, sehingga dapat
menghasilkan roaster bata yang memiliki kualitas dan kekuatan struktural yang memadai. Selain
itu, penting juga untuk mempertimbangkan aspek keberlanjutan dan kelayakan ekonomi dalam
implementasi konsep ini.
Gambar 2. Contoh Roaster Bata
(Sumber: https://www.pinterest.com/pin/785033778794939669/)

Gambar 3. Penerapan Roaster Bata Sebagai Material Double Fasad Pada Bangunan
(Sumber: https://pin.it/7kvr7Bb)

Dalam tulisan ini, penulis akan menggali lebih dalam mengenai pengolahan sampah
organik menjadi roaster bata untuk double fasad pada bangunan. Penulis akan meneliti proses
pengolahan sampah organik, keunggulan roaster bata, manfaat double fasad, serta tantangan dan
peluang yang terkait dengan penerapan konsep ini. Diharapkan, penelitian dan pengembangan
lebih lanjut dalam bidang ini dapat menghasilkan solusi yang berkelanjutan untuk pengelolaan
sampah organik dan konstruksi bangunan yang ramah lingkungan.

Tujuan
Tujuan dari pengolahan sampah organik menjadi roaster bata untuk double fasad sebagai
berikut:
1. Mengurangi dampak negatif sampah organik terhadap lingkungan: Tujuan utama dari
pengolahan sampah organik menjadi roaster bata adalah mengurangi jumlah sampah
organik yang berakhir di tempat pembuangan akhir. Dengan mengolah sampah organik
menjadi bahan bangunan yang bernilai, kita dapat mengurangi dampak negatif sampah
organik terhadap lingkungan, termasuk pencemaran tanah, air, dan udara.

2. Mendorong penggunaan bahan bangunan ramah lingkungan: Penggunaan roaster bata dari
sampah organik dalam double fasad pada bangunan merupakan langkah menuju
penggunaan bahan bangunan yang lebih ramah lingkungan. Dengan mengurangi
penggunaan bahan baku mineral yang terbatas, pengolahan sampah organik menjadi
roaster bata dapat mengurangi tekanan pada sumber daya alam dan mengurangi emisi gas
rumah kaca yang dihasilkan selama produksi bahan bangunan.

3. Meningkatkan efisiensi energi bangunan: Dengan menggunakan double fasad yang


mengandung roaster bata dari sampah organik, kita dapat meningkatkan efisiensi energi
bangunan. Double fasad membantu mengurangi transfer panas antara luar dan dalam
bangunan, sehingga mengurangi kebutuhan untuk pemanasan dan pendinginan buatan.
Hal ini berkontribusi pada pengurangan konsumsi energi dan emisi gas rumah kaca dari
bangunan.

4. Meningkatkan kualitas bahan bangunan: Roaster bata yang dihasilkan dari pengolahan
sampah organik memiliki sifat-sifat yang diinginkan, termasuk kekuatan struktural yang
memadai dan kemampuan isolasi termal yang baik. Dengan menggunakan roaster bata
sebagai bahan bangunan, kita dapat meningkatkan kualitas dan daya tahan bangunan,
sambil tetap memperhatikan aspek keberlanjutan.

5. Mendorong inovasi dan penelitian lebih lanjut: Pengolahan sampah organik menjadi
roaster bata untuk double fasad pada bangunan merupakan bidang penelitian dan
pengembangan yang terus berkembang. Salah satu tujuan dari konsep ini adalah
mendorong inovasi dan penelitian lebih lanjut dalam hal teknologi pengolahan sampah
organik, metode produksi roaster bata, dan penerapan double fasad yang lebih efektif dan
efisien.

Dengan mencapai tujuan-tujuan ini, pengolahan sampah organik menjadi roaster bata
untuk double fasad pada bangunan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap pengelolaan
sampah yang berkelanjutan, konservasi sumber daya alam, dan pembangunan bangunan yang
ramah lingkungan.

Manfaat
Manfaat dari pengolahan sampah organik menjadi roaster bata untuk double fasad pada
bangunan adalah sebagai berikut:
1. Pengurangan jumlah sampah organik
Dengan mengolah sampah organik menjadi roaster bata, jumlah sampah organik yang
berakhir di tempat pembuangan akhir dapat dikurangi secara signifikan. Hal ini membantu
mengurangi tekanan pada sistem pembuangan sampah dan menghindari akumulasi limbah
organik yang dapat mencemari lingkungan.
2. Konservasi sumber daya alam
Pengolahan sampah organik menjadi roaster bata mengurangi kebutuhan akan bahan baku
mineral yang terbatas, seperti tanah liat atau pasir. Dengan demikian, proses ini membantu
dalam konservasi sumber daya alam yang berharga dan mengurangi kerusakan lingkungan
yang terkait dengan ekstraksi bahan baku mineral.

3. Pengurangan emisi gas rumah kaca


Produksi bahan bangunan konvensional, seperti bata, seringkali melibatkan emisi gas
rumah kaca selama proses pembuatan. Namun, dengan menggantikan bahan baku mineral
dengan sampah organik yang diolah menjadi roaster bata, emisi gas rumah kaca dapat
dikurangi secara signifikan. Hal ini berkontribusi pada upaya mitigasi perubahan iklim.

4. Efisiensi energi bangunan


Penggunaan roaster bata dari sampah organik dalam double fasad pada bangunan
membantu meningkatkan efisiensi energi. Double fasad menciptakan lapisan udara isolasi
tambahan di antara dinding bangunan, yang membantu mengurangi transfer panas dan
energi termal yang hilang. Sebagai hasilnya, konsumsi energi untuk pemanasan dan
pendinginan bangunan dapat berkurang, menyebabkan penghematan energi dan
pengurangan emisi CO2.

5. Kualitas bangunan yang lebih baik


Roaster bata yang dihasilkan dari pengolahan sampah organik memiliki sifat-sifat yang
menguntungkan dalam konteks bangunan. Mereka memiliki kekuatan struktural yang
memadai, ketahanan terhadap panas, dan kemampuan isolasi termal yang baik. Dengan
menggunakan roaster bata dalam double fasad, bangunan dapat memiliki tingkat
kenyamanan yang lebih tinggi, pengaturan suhu yang lebih efisien, dan perlindungan dari
suara dan polusi lingkungan.

6. Peningkatan citra bangunan berkelanjutan


Penggunaan roaster bata dari sampah organik dalam double fasad pada bangunan
mencerminkan komitmen terhadap pembangunan berkelanjutan. Ini dapat meningkatkan
citra bangunan sebagai bangunan hijau dan ramah lingkungan, yang dapat meningkatkan
nilai properti dan menginspirasi adopsi solusi serupa dalam industri konstruksi.

Melalui pengolahan sampah organik menjadi roaster bata untuk double fasad, manfaat-
manfaat ini dapat direalisasikan untuk mencapai tujuan pengelolaan sampah yang berkelanjutan
dan pembangunan bangunan yang ramah lingkungan.

GAGASAN
Pemicu Gagasan
Limbah sampah organik
Pencemaran sampah organik pada masyarakat dapat disebabkan oleh beberapa faktor
yang berhubungan dengan kebiasaan dan praktik pengelolaan sampah di tingkat rumah tangga.
Salah satu pemicu utama adalah kurangnya kesadaran dan edukasi mengenai pentingnya
pengelolaan sampah organik dengan benar. Banyak masyarakat yang masih memandang sampah
organik sebagai sesuatu yang tidak berharga atau tidak memiliki potensi untuk didaur ulang.
Akibatnya, mereka cenderung membuang sampah organik bersama-sama dengan sampah lainnya,
tanpa memisahkan atau mendaur ulangnya.

Gambar 4. Pencemaran sampah organik pada lingkungan masyarakat


(Sumber: https://mazmuiz.blogspot.com/2015/01/pengertian-limbah-organik.html)

Selain itu, kurangnya akses atau infrastruktur yang memadai untuk pengelolaan sampah
organik juga menjadi pemicu pencemaran. Banyak wilayah yang belum dilengkapi dengan
fasilitas pengomposan atau tempat pembuangan sampah organik yang terkelola dengan baik.
Akibatnya, sampah organik seringkali dibuang begitu saja di lingkungan sekitar, seperti di sungai,
lahan kosong, atau di dekat permukiman. Hal ini dapat menyebabkan pencemaran tanah dan air,
serta mengundang pertumbuhan organisme patogen.

Selain kurangnya kesadaran dan infrastruktur, kebiasaan yang tidak memadai dalam
pengelolaan sampah juga menjadi pemicu pencemaran sampah organik. Contohnya, penggunaan
pupuk kimia yang berlebihan untuk pertanian atau kebun, yang pada akhirnya mencemari tanah
dan air dengan zat-zat kimia berbahaya. Selain itu, pembakaran sampah organik secara tidak
terkontrol juga dapat menghasilkan emisi gas beracun, seperti dioxin dan polutan udara lainnya,
yang merugikan kesehatan manusia dan lingkungan.

Dalam rangka mengurangi pencemaran sampah organik, penting bagi masyarakat untuk
meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengelolaan sampah yang tepat, termasuk pemisahan
dan daur ulang sampah organik. Selain itu, diperlukan dukungan dari pemerintah dan pihak terkait
untuk menyediakan infrastruktur yang memadai, seperti fasilitas pengomposan dan tempat
pembuangan sampah organik yang terkelola dengan baik. Edukasi dan kampanye mengenai
pengelolaan sampah organik yang benar juga perlu ditingkatkan, sehingga masyarakat dapat
terlibat secara aktif dalam menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan.
Solusi dari Pemicu Gagasan
Pengolahan limbah sampah organik menjadi material roaster bata untuk double fasad pada
bangunan menawarkan solusi yang berkelanjutan dalam pengelolaan sampah dan konstruksi
bangunan yang ramah lingkungan. Beberapa solusi yang dapat diimplementasikan melalui konsep
ini antara lain:
1. Peningkatan kesadaran dan pendidikan
Salah satu solusi utama adalah meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya
pengelolaan sampah organik dan manfaatnya dalam pembuatan roaster bata. Dengan
pendidikan yang tepat, masyarakat dapat memahami nilai dari sampah organik dan
terinspirasi untuk memisahkan, mengumpulkan, dan mendaur ulang sampah organik
dengan benar.

2. Infrastruktur dan fasilitas yang memadai


Dukungan infrastruktur yang memadai sangat penting dalam pengolahan sampah organik
menjadi roaster bata. Pemerintah dan pihak terkait perlu menyediakan fasilitas pengolahan
sampah organik, seperti pengomposan atau pabrik pengolahan sampah organik, yang
dapat memproses limbah organik menjadi bahan baku untuk produksi roaster bata secara
efisien dan ramah lingkungan.

3. Teknologi dan inovasi pengolahan limbah organik


Perkembangan teknologi dan inovasi dalam pengolahan limbah organik menjadi roaster
bata perlu terus dilakukan. Proses pengolahan harus dioptimalkan untuk menghasilkan
roaster bata dengan kualitas yang baik, termasuk kekuatan struktural yang memadai dan
kemampuan isolasi termal yang optimal.

4. Kerjasama lintas sektor


Solusi pengolahan limbah sampah organik menjadi roaster bata juga membutuhkan
kerjasama lintas sektor, antara pemerintah, industri konstruksi, dan masyarakat.
Kerjasama ini dapat melibatkan insentif dan regulasi yang mendorong penggunaan roaster
bata dari limbah organik dalam konstruksi bangunan, serta penerapan standar dan
sertifikasi yang mengatur kualitas dan keberlanjutan produk.

5. Penelitian dan pengembangan berkelanjutan


Penelitian dan pengembangan lebih lanjut dalam bidang ini sangat penting untuk terus
meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengolahan sampah organik menjadi roaster bata.
Diperlukan upaya untuk mengembangkan metode baru, teknologi yang lebih baik, dan
memperluas pemahaman tentang potensi dan manfaat penggunaan roaster bata dari
limbah organik dalam double fasad pada bangunan.

Melalui penerapan solusi-solusi ini, pengolahan limbah sampah organik menjadi material
roaster bata untuk double fasad dapat menjadi langkah menuju pengelolaan sampah yang lebih
berkelanjutan dan konstruksi bangunan yang lebih ramah lingkungan.
Hasil
Implementasi gagasan pengolahan sampah organik menjadi material roaster bata untuk
double skin fasad telah menghasilkan berbagai hasil yang signifikan. Berikut adalah beberapa
hasil yang dapat dicapai dari gagasan ini:
1. Pengurangan sampah organik
Proses pengolahan sampah organik menjadi roaster bata telah berhasil mengurangi jumlah
sampah organik yang berakhir di tempat pembuangan akhir. Hal ini membantu
mengurangi tekanan pada sistem pengelolaan sampah dan mengurangi pencemaran
lingkungan.

2. Penghematan sumber daya alam


Penggunaan roaster bata dari sampah organik sebagai bahan bangunan mengurangi
ketergantungan pada bahan baku mineral terbatas, seperti tanah liat atau pasir. Dengan
demikian, penggunaan roaster bata membantu dalam konservasi sumber daya alam yang
berharga dan mengurangi kerusakan lingkungan yang terkait dengan ekstraksi bahan baku
mineral.

3. Pengurangan emisi gas rumah kaca


Proses produksi bahan bangunan konvensional seringkali melibatkan emisi gas rumah
kaca. Namun, dengan menggantikan bahan baku mineral dengan sampah organik yang
diolah menjadi roaster bata, emisi gas rumah kaca dapat dikurangi secara signifikan. Hal
ini berkontribusi pada upaya mitigasi perubahan iklim.

4. Efisiensi energi bangunan


Penggunaan roaster bata dalam double skin fasad pada bangunan membantu
meningkatkan efisiensi energi. Double skin fasad menciptakan lapisan udara isolasi
tambahan, yang membantu mengurangi transfer panas dan energi termal yang hilang.
Sebagai hasilnya, konsumsi energi untuk pemanasan dan pendinginan bangunan dapat
berkurang, menyebabkan penghematan energi dan pengurangan emisi CO2.

5. Kualitas bangunan yang lebih baik


Roaster bata dari sampah organik memiliki sifat-sifat yang menguntungkan dalam konteks
bangunan, termasuk kekuatan struktural yang memadai, ketahanan terhadap panas, dan
kemampuan isolasi termal yang baik. Penggunaan roaster bata dalam double skin fasad
meningkatkan kenyamanan di dalam bangunan, pengaturan suhu yang lebih efisien, dan
perlindungan dari suara dan polusi lingkungan.

6. Meningkatkan kesadaran masyarakat


Implementasi pengolahan sampah organik menjadi roaster bata untuk double skin fasad
juga telah membantu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya
pengelolaan sampah organik dan pembangunan berkelanjutan. Hal ini dapat mendorong
adopsi praktik yang lebih berkelanjutan dalam masyarakat secara keseluruhan.
Dengan hasil-hasil ini, gagasan pengolahan sampah organik menjadi roaster bata untuk
double skin fasad telah membawa perubahan positif dalam pengelolaan sampah, efisiensi energi
bangunan, konservasi sumber daya alam, dan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan.

Pihak-Pihak yang Terlibat

Dalam pengolahan sampah organik menjadi material roaster bata untuk double skin fasad,
beberapa pihak terlibat yang memainkan peran penting. Pihak-pihak ini bekerja bersama untuk
menjalankan proses pengolahan sampah organik menjadi roaster bata dan mengimplementasikan
double skin fasad pada bangunan. Berikut adalah pihak-pihak yang terlibat:

1. Pemerintah

Pemerintah memiliki peran yang krusial dalam mengatur kebijakan, peraturan, dan
regulasi terkait pengelolaan sampah organik dan konstruksi bangunan. Mereka dapat
memberikan insentif, mendukung penelitian dan pengembangan, serta mendorong adopsi
teknologi pengolahan sampah organik menjadi roaster bata dan implementasi double skin
fasad pada bangunan melalui kebijakan yang mendukung dan regulasi yang relevan.

2. Industri pengolahan sampah

Industri pengolahan sampah organik memiliki peran utama dalam mengolah sampah
organik menjadi roaster bata. Mereka bertanggung jawab untuk mengumpulkan,
memisahkan, dan mengolah sampah organik dengan menggunakan teknologi dan metode
yang sesuai. Industri ini juga perlu terus melakukan inovasi dan pengembangan untuk
meningkatkan efisiensi, kualitas, dan keberlanjutan dari proses pengolahan.

3. Industri konstruksi

Industri konstruksi memiliki peran dalam mengimplementasikan penggunaan roaster bata


dari sampah organik dalam double skin fasad pada bangunan. Mereka menggunakan
roaster bata sebagai bahan bangunan dalam proyek-proyek konstruksi, termasuk desain
dan konstruksi double skin fasad. Industri ini berperan dalam menerapkan konsep
penggunaan roaster bata secara praktis dan menciptakan bangunan yang efisien energi dan
ramah lingkungan.

4. Institusi pendidikan dan penelitian

Institusi pendidikan dan penelitian memiliki peran penting dalam menghasilkan


pengetahuan dan inovasi terkait pengolahan sampah organik menjadi roaster bata dan
penerapan double skin fasad. Mereka melakukan penelitian, pengembangan teknologi,
dan peningkatan pemahaman tentang manfaat, proses, dan teknik yang terkait. Institusi
ini juga dapat memberikan pelatihan dan pendidikan kepada para praktisi dan masyarakat
umum mengenai pengolahan sampah organik dan penerapan double skin fasad.

5. Masyarakat

Peran masyarakat dalam pengolahan sampah organik menjadi roaster bata dan
implementasi double skin fasad sangat penting. Masyarakat perlu memiliki kesadaran,
pengetahuan, dan partisipasi aktif dalam memisahkan dan mengumpulkan sampah
organik, serta mendukung penggunaan roaster bata dan double skin fasad dalam
bangunan. Dengan adanya partisipasi masyarakat, pengolahan sampah organik menjadi
roaster bata dan penerapan double skin fasad dapat diimplementasikan secara efektif dan
berkelanjutan.

Melalui kolaborasi dan keterlibatan pihak-pihak tersebut, pengolahan sampah organik


menjadi roaster bata untuk double skin fasad dapat terwujud dengan baik dan memberikan
dampak positif terhadap pengelolaan sampah, konstruksi bangunan berkelanjutan, dan
lingkungan secara keseluruhan.

Langkah Strategis dan Timeline Implementasi Gagasan


Dalam merealisasikan gagasan pengolahan sampah organik menjadi material roaster bata
untuk double skin fasad dengan dampak sistemik yang diharapkan, langkah-langkah strategis dan
timeline yang terstruktur perlu ditetapkan. Berikut adalah contoh langkah-langkah strategis dan
timeline yang dapat diambil:
1. Studi kelayakan dan perencanaan (6 bulan):
a. Melakukan studi kelayakan untuk menganalisis potensi dan manfaat dari
pengolahan sampah organik menjadi roaster bata untuk double skin fasad pada
skala yang diinginkan.
b. Melakukan perencanaan yang komprehensif, termasuk identifikasi sumber daya,
infrastruktur yang diperlukan, peraturan yang berlaku, serta keterlibatan pihak-
pihak terkait.

2. Pembangunan fasilitas pengolahan sampah organik (12 bulan):


a. Memulai konstruksi fasilitas pengolahan sampah organik yang sesuai dengan
kapasitas yang direncanakan.
b. Memastikan fasilitas dilengkapi dengan peralatan dan teknologi yang diperlukan
untuk mengolah sampah organik menjadi roaster bata.

3. Edukasi dan kesadaran masyarakat (ongoing):


a. Melakukan kampanye edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat mengenai
pentingnya pengelolaan sampah organik, manfaat roaster bata, dan penggunaan
double skin fasad.
b. Menyediakan pelatihan kepada masyarakat tentang cara memisahkan dan
mengumpulkan sampah organik dengan benar.

4. Kerjasama dengan industri konstruksi (ongoing):


a. Membangun kemitraan dengan industri konstruksi untuk mengadopsi penggunaan
roaster bata dalam double skin fasad pada proyek-proyek bangunan.
b. Memberikan dukungan teknis dan sertifikasi untuk memastikan kualitas dan
keberlanjutan roaster bata yang dihasilkan.

5. Monitoring dan evaluasi (setiap 6 bulan):


a. Melakukan pemantauan terhadap pengelolaan sampah organik, proses
pengolahan, dan penggunaan roaster bata dalam double skin fasad.
b. Melakukan evaluasi terhadap dampak sistemik yang diharapkan, termasuk
pengurangan sampah organik, penghematan energi, dan pengurangan emisi gas
rumah kaca.

6. Skala-up dan replikasi (setelah evaluasi awal):


a. Jika hasil evaluasi awal menunjukkan keberhasilan, mempertimbangkan untuk
melakukan skala-up dalam pengolahan sampah organik dan penggunaan roaster
bata dalam double skin fasad pada lebih banyak bangunan dan wilayah.
b. Membagikan pengalaman dan pengetahuan kepada komunitas lain untuk
mendorong replikasi konsep ini.

Dengan mengikuti langkah-langkah strategis dan timeline ini, diharapkan gagasan


pengolahan sampah organik menjadi material roaster bata untuk double skin fasad dapat
direalisasikan dengan sukses, dan dampak sistemik yang diharapkan dapat tercapai dalam jangka
waktu yang ditentukan.

KESIMPULAN

Inti Gagasan
Pembuangan sampah organik yang berlebihan menyebabkan tercemarnya lingkungan
yang ada karena kurangnya informasi dan fasilitas terkait masalah tersebut. Maka dari itu
dibuatlah rencana pembuatan bata roaster dari bahan dasar sampah organik untuk meminimalisis
sampah organik yang ada.
Teknik Implementasi
1. Melakukan studi kelayakan, menganalisis dan perencanaan selama enam bulan
2. Membangun fasilitas dan memfasilitasi pengolahan bahan roaster selama 12 bulan
3. Melakukan kampanye dan sosialisasi terkait betapa pentingnya pengolahan sampah
organik
4. Kerja sama dengan industri konstruksi untuk pengaplikasian bata roaster
5. Monitoring dan evaluasi proses pengolahan sampah organik menjadi bata roaster setiap
enam bulan
6. Skala-up dan replikasi setelah evaluasi awal

Prediksi Dampak Gagasan


Hasil yang akan didapat dari pengolahan sampah organik menjadi bata roaster adalah
1. Pengurangan sampah organik
2. Penghematan sumber daya alam
3. Pengurangan emisi gas kaca
4. Efisiensi energi bangunan
5. Kualitas bangunan yang lebih baik
6. Meningkatkan kesadaran masyarakat

DAFTAR PUSTAKA
(2019, July 7). MENGENAL DINDING ROSTER. Bataroster.com.
https://bataroster.com/2019/07/07/dinding-roster/
(n.d.). 8 LANGKAH MEMBUAT ECOBRICK DARI PLASTIK BEKAS. Rinso.
https://www.rinso.com/id/sustainability/8-langkah-membuat-ecobrick-dari-plastik-
bekas.html
(2013, November 9). Ayodhia M., (2013), Prinsip-Prinsip Ilmu Ekologi Dalam Arsitektur.
Wordpress.com. https://ayodiamahardika.wordpress.com/2013/11/09/prinsip-prinsip-
ilmu-ekologi-dalam-arsitektur/
(2018, November 21008). Sholihah A., (2018), Pengertian Sampah, Manfaat, Jenis dan
Dampaknya. Studinews.co.id https://www.studinews.co.id/pengertian-sampah-manfaat-
jenis-dan-dampaknya
Sukawi, W. (2008). Ekologi Arsitektur : Menuju Perancangan Arsitektur Hemat Energi dan
Berkelanjutan
Richtia W. F (2020). Daur Ulang Plastik Untuk Bahan Bangunan. Vol.1 ,2020.
Setiawan S. (2021), Daur Ulang Limbah Organik Beserta Penanganannya,
https://www.gurupendidikan.co.id/limbah-organik
Webmaster, (2020), 2 Teknologi Daur Ulang Sampah Skala Kecil dan
Besar,https://dlh.semarangkota.go.id/2-teknologi-daur-ulang-sampah-skala-kecil-dan-
besar/
Nuring A, (2016), Desain Arsitektur Yang Berkelanjutan (Sustainable).

Anda mungkin juga menyukai