Artha
Artha
Nim:422021231038
JAMALUDDIN AL-AFGHANI PERAN DAN PEMIKIRANNYA
Biografi
Nama asli Jamaludin al-Afghani adalah Sayyid Muhammad bin Safdar al-Husayn.
Ia adalah putra dari Sayyid Syafdar yang lahir pada 1838 dan wafat pada 1897.
Jamaluddin al-Afghani masih keturunan Rasulullah SAW, melalui Husein bin Ali bin Abi
Thalib.
Tanah kelahiran Jamaludin al-Afghani adalah Asadabad, Afghanistan, tetapi sebagian
peneliti sejarah meyakini bahwa ia lahir di Asadabad, Iran.
[12.33, 14/8/2023] Artha Akbar: Jamaluddin al-Afghani merupakan salah seorang tokoh
penting yang mendukung gagasan pan-Islamisme. Bekat perannya dalam kehidupan
politik dan keagamaan di banyak wilayah Islam (Turki, Mesir, India, Iran dan Asia
Tengah), pan-Islamisme benar-benar menemukan personifikasi dan juru bicara yang kuat
dan tepat. Ia menyadari bahwa umat muslim secara keseluruhan sedang terancam oleh
kolonialisme dan karena itu persatuan yang kuat di kalangan umat muslim harus
digalakkan.
Ekonomi
Jamaluddin Al-Afghani berpendapat bahwa umat Islam terbelakang karena kemandekan
dan ketundukan mereka pada tradisi. Dalam kondisi ini, kejayaan umat Islam hanyalah
cita-cita hampa. Dalam salah satu tulisannya, ia menegaskan bahwa tindakan manusia
bersumber dari pikiran. Tindakan ini memperkukuh dan melanggengkan pikiran yang
melandasinya. Kebekuan pikiran dan tindakan yang berlangsung terus-menerus akan
menyebabkan kemunduran dalam umat Islam.
Salah satu kemunduran umat Islam adalah situasi keuangan Mesir yang menurun dimasa
Ismail ibn Ibrahim.Masa Ismail ibn Ibrahim ini dipenuhi penyimpangan besar-besaran. Di
antara sisi negatif pemerintahan Ismail adalah pemborosan keuangan dan
penumpukanutang negara. Yaitu dalam proyek pembukaan Terusan Suez, Mesir harus
mengeluarkan uang jutaan pound sterling yang disambut antusias oleh raja-raja Eropa.
Dan Mesir berhutang kepadanya dengan bunga yang sangat tinggi dan menjual sahamnya
di Tersan Suez kepada Inggris. Maka dari itu Jamaluddin Al-Afghani memiliki konsep
ekonomi dari berbagai aspek.
1. Keadilan Sosial: Afghani mengedepankan prinsip-prinsip keadilan sosial dalam sistem
ekonomi. Dia berpendapat bahwa ekonomi harus melayani kesejahteraan umum dan
mengurangi kesenjangan sosial, sejalan dengan ajaran Islam tentang pemberian dan
keadilan.
2. Penghapusan Kemiskinan: Afghani mendorong tindakan untuk mengatasi kemiskinan
dalam masyarakat. Dia mendukung distribusi yang adil dari sumber daya dan harta
kekayaan untuk mengurangi ketidaksetaraan.
3. Pengembangan Sumber Daya: Afghani mendorong pemanfaatan sumber daya alam dan
manusia dalam upaya untuk memajukan ekonomi. Dia berpandangan positif terhadap
pengembangan teknologi dan ilmu pengetahuan untuk meningkatkan produksi dan
kesejahteraan.
4. Penghindaran Eksploitasi: Afghani menentang eksploitasi dalam bentuk apa pun, baik
oleh individu maupun entitas ekonomi. Dia berpendapat bahwa perdagangan dan
aktivitas ekonomi harus berdasarkan prinsip-prinsip etika dan keadilan.
5. Peran Negara: Afghani mengakui peran negara dalam mengatur ekonomi untuk
memastikan kesejahteraan masyarakat. Namun, dia juga berpendapat bahwa campur
tangan negara harus adil dan tidak melanggar hak individu.