Anda di halaman 1dari 16

NAMA : MARIYATUL QIBTIYAH

NPM : 2274201001665

MATKUL : ILMU PERUNDANG – UNDANGAN

PROSES / TATA CARA PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH:

1.Perencanaan

Perencanaan penyusunan peraturan daerah Kabupaten Pasuruan dilakukan dalam


Program Legislasi Daerah (“prolegda”) Kabupaten Pasuruan. Prolegda Kabupaten Pasuruan

memuat program pembentukan peraturan daerah Kabupaten Pasuruan dengan judul rancangan

peraturan daerah Kabupaten Pasuruan, materi yang diatur, dan keterkaitannya dengan peraturan

perundang-undangan lainnya.

Materi yang diatur merupakan keterangan mengenai rencana rancangan peraturan daerah

Kabupaten Pasuruan yang meliputi:

a. latar belakang dan tujuan penyusunan;

b. sasaran yang ingin diwujudkan;

c. pokok pikiran, ruang lingkup, atau objek yang akan diatur; dan

d. jangkauan dan arah pengaturan.

Materi yang telah melalui pengkajian dan penyelarasan dituangkan dalam naskah akademik.

Dalam penyusunan prolegda Kabupaten Pasuruan, penyusunan daftar rancangan yakni :

a. Perintah peraturan perundang-undangan lebih tinggi;

b. Rencana pembangunan daerah;

c. Penyelenggaraan otonomi daerah dan tugas pembantuan; dan

d. Aspirasi masyarakat daerah.

Hasil penyusunan prolegda Kabupaten Pasuruanuruan antara DPRD Kabupaten


Pasuruan dan pemerintah Kabupaten Pasuruan disepakati menjadi prolegda Kabupaten Pasuruan
dan ditetapkan dalam rapat paripurna DPRD Kabupaten Pasuruan. Prolegda Kabupaten Pasuruan
ditetapkan dengan Keputusan DPRD Kabupaten Pasuruan.

2.Penyusunan

Rancangan perda Kabupaten Pasuruan dapat berasal dari DPRD Kabupaten Pasuruan atau

Bupati. Selain itu, rancangan perda Kabupaten Pasuruan dapat diajukan oleh anggota, komisi,

gabungan komisi, atau alat kelengkapan DPRD yang khusus menangani

bidang legislasi.

Tahap penyusunan rancangan perda Kabupaten Pasuruan ialah sebagai berikut:

a. Penyusunan penjelasan atau keterangan dan/atau naskah akademik yang memuat paling

sedikit pokok pikiran dan materi muatan yang akan diatur di dalam perda

Kabupaten Pasuruan yang disiapkan oleh pemrakarsa;

b. Biro hukum pemerintah daerah Kabupaten Pasuruan melakukan penyelarasan naskah

akademik yang diterima satuan kerja perangkat daerah provinsi yang dilaksanakan dalam

rapat penyelarasan dengan melibatkan pemangku kepentingan;

c. Bupati memerintahkan pemrakarsa untuk menyusun rancangan perda Kabupaten Pasuruan

berdasarkan prolegda Kabupaten dengan membentuk tim penyusun yang terdiri dari

Bupati, sekda, pemrakarsa, biro hukum, satuan kerja perangkat daerah terkait dan

perancang peraturan perundang-undangan;

d. Dalam penyusunan rancangan perda Kabupaten Pasuruan, tim penyusun dapat

mengundang peneliti dan/atau tenaga ahli dari perguruan tinggi atau organisasi

kemasyarakatan sesuai kebutuhan;

e. Rancangan perda Kabupaten Pasuruan yang telah disusun diberi paraf koordinasi oleh tim

penyusun dan pemrakarsa;

f. Pengharmonisasaian, pembulatan dan pemantapan konsepsi yang dikoordinasikan oleh

kepala biro hukum dan dapat melibatkan instansi vertikal dari kementerian bidang hukum;

g. Rancangan perda dibubuhi paraf persetujuan dari pemrakarsa dan pimpinan satuan kerja

perangkat daerah Kabupaten Pasuruan dan disampaikan sekda kepada


Bupati.

3.Pembahasan

Pembahasan rancangan peraturan daerah Kabupaten Pasuruan dilakukan oleh DPRD Kabupaten

Pasuruan bersama Bupati. Pembahasan bersama dilakukan melalui tingkattingkat pembicaraan.

Tingkat-tingkat pembicaraan dilakukan dalam rapat komisi/panitia/badan/alat kelengkapan DPRD

Kabupaten Pasuruan yang khusus

menangani bidang legislasi dan rapat paripurna.

Secara lebih rinci, berikut tahapan pembahasan rancangan peraturan daerah Kabupaten:

a. Rancangan perda Kabupaten Pasuruan yang berasal dari Bupati disampaikan dengan surat

pengantar kepada pimpinan DPRD Kabupaten Pasuruan yang memuat latar belakang,

tujuan penyusunan, sasaran dan materi pokok yang diatur yang menggambarkan substansi

rancangan perda.

b. Rancangan perda Kabupaten Pasuruan dari DPRD Kabubpaten disampaikan dengan surat

pengantar pimpinan DPRD Kabupaten Pasuruan kepada Bupati untuk dilakukan

pembahasan yang memuat latar belakang, tujuan penyusunan, sasaran dan materi pokok

yang diatur serta menggambarkan substansi rancangan perda.

c. Pembicaraan tingkat II yang meliputi:


Rancangan Perda Kabupaten dari Rancangan Perda Kabupaten dari DPRD

Bupati Kabupaten
Penjelasan Bupati dalam rapat paripurna Penjelasan pimpinan komisi, pimpinan gabungan
mengenai rancangan perda komisi, pimpinan Balegda, atau pimpinan panitia
khusus dalam rapat paripurna mengenai
rancangan perda

Pandangan umum fraksi terhadap Pendapat Bupati terhadap rancangan perda

rancangan perda

Tanggapan dan/atau jawaban Bupati Tanggapan dan/atau jawaban fraksi terhadap


terhadap pemandangan umum pendapat Bupati

d. Pembicaraan tingkat II terdiri dari keputusan rapat paripurna yang didahului dengan laporan

pimpinan komisi/gabungan komisi/panitia khusus yang berisi pendapat fraksi serta hasil

pembahasan dan permintaan persetujuan dari anggota secara lisan oleh pimpinan rapat

paripurna dan diakhiri dengan pendapat akhir Bupati.

Jika dalam pembicaraan tingkat II rancangan perda Kabupaten Pasuruan tidak dapat dicapai

persetujuan melalui musyawarah, maka keputusan didasarkan pada suara

terbanyak.

Adapun jika rancangan perda Kabupaten Pasuruan tidak mendapat persetujuan bersama antara

DPRD Kabupaten dan Bupati, maka rancangan perda tersebut tidak boleh diajukan lagi dalam

persidangan DPRD Kabupaten pada masa sidang itu.

4.Penetapan/Pengesahan

Rancangan perda provinsi yang telah disetujui bersama oleh DPRD Kabupaten dan Bupati

disampaikan oleh pimpinan DPRD Kabupaten kepada Bupati untuk ditetapkan menjadi peraturan

daerah kabupateni. Penyampaian rancangan perda Kabupaten dilakukan dalam jangka waktu

paling lama 7 hari terhitung sejak tanggal persetujuan bersama.


Rancangan perda Kabupaten ditetapkan oleh Bupati dengan membubuhkan tanda tangan dalam

jangka waktu paling lama 30 hari sejak rancangan perda Kabupaten disetujui bersama oleh DPRD

Kabupaten dan Bupati.

Dalam hal rancangan perda Kabupaten tidak ditandatangani oleh Bupati dalam waktu paling lama

30 hari sejak rancangan perda Kabupaten tersebut disetujui bersama, rancangan perda Kabupaten

tersebut sah menjadi peraturan daerah Kabupaten Pasuruan dan wajib diundangkan.

Naskah yang telah ditandatangani Bupati dibubuhi nomor dan tahun oleh sekda Kabupaten.

Adapun jika lebih dari 30 hari naskah tidak ditandatangani Bupati maka ditulis kalimat pengesahan

oleh sekda kabupaten yang berbunyi “Peraturan Daerah ini dinyatakan sah” di halaman terakhir

naskah perda, yang kemudian dibubuhi nomor dan tahun oleh sekda Kabupaten.

5.Pengundangan

Peraturan daerah Kabupaten diundangkan dalam Lembaran Daerah oleh sekda. Adapun

penjelasan perda kabupaten diundangkan dalam Tambahan Lembaran Daerah. Peraturan

perundang-undangan mulai berlaku dan mempunyai kekuatan mengikat pada tanggal

diundangkan, kecuali ditentukan lain di dalam peraturan perundang-undangan yang bersangkutan.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN

PASURUAN NOMOR 22 TAHUN 2012


TENTANG

SISTEM PENYELENGGARAAN

KETENAGAKERJAAN DI KABUPATEN

PASURUAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PASURUAN,

Menimbang : a.

bahwa tenaga kerja sebagai mitra pengusaha merupakan salah satu

pendukung dan pelaksana perekonomian yang sangat penting bagi

peningkatan kesejahteraan masyarakat khususnya di Kabupaten

Pasuruan;

b. bahwa sesuai dengan peranan dan kedudukan tenaga


kerja diperlukan upaya-upaya yang dapat mendorong percepatan

peningkatan kualitas tenaga kerja dan peran sertanya dalam

pembangunan Kabupaten

Pasuruan;

c. bahwa penyelenggaraan ketenagakerjaan perlu

didukung dengan pelayanan, pembinaan dan pengawasan dari

intansi terkait baik Pemerintah, DPRD maupun pemangku

kepentingan (Stake Holder) yang ada;

d. bahwa untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja perlu

pengaturan ketenagakerjaan yang menyeluruh dan komprehensif

yang mencakup pembangunan

sumberdaya manusia peningkatan produktifitas dan daya saing

tenaga kerja, upaya perluasan kesempatan kerja, pelayanan

penempatan tenaga kerja dan pembinaan hubungan industrial serta

perlindungan tenaga kerja;


e. bahwa perlindungan tenaga kerja sebagaimana

dimaksud pada huruf d adalah untuk menjamin hak- hak dasar

tenaga kerja/buruh dan kesamaan

kesempatan serta perlakukan tanpa diskriminasi atas dasar apapun

untuk mewujudkan kesejahteraan pekerja dan keluarganya dengan

tetap memperhatikan nilai-nilai kemanusiaan;

f. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

dimaksud huruf a, huruf b, huruf c, huruf d dan huruf e, perlu

menetapkan Peraturan Daerah tentang Sistem Penyelenggaraan

Ketenagakerjaan di

Kabupaten Pasuruan.
Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945;


2.
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang

Pembentukan Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Jawa

Timur (Berita Negara Tahun 1950) sebagaimana telah diubah

dengan Undang-Undang

Nomor 2 Tahun 1965;

3.
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang

Keselamatan Kerja (Lambaran Negara Tahun 1970

Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2918);

4.
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1981 tentang Wajib

Lapor Ketenagakerjaan di Perusahaan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 39,

Tambahan Lembaran Negara Nomor 320);

5.
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984 tentang

Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Tehadap

Perempuan (Lembaran Negara Tahun 1984 Nomor 29;

Tambahan Lembaran Negara Nomor 3277);

6. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang


Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Lembaran Negara tahun 1992 nomor

14, tambahan Lembaran Negara nomor 3468)

7. Undang-UndangNomor 1 Tahun 2000

Pengesahan Konvensi ILO Nomor 182 tentang


Pelarangan dan Tindakan serta Penghapusan Bentuk
Bentuk Pekerjaan Terburuk untuk Anak (Lembaran
tentang

Negara Tahun 2000 Nomor 30, Tambahan Lembaran

Negara 3941);

8. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2000 tentang

Serikat Pekerja/Serikat Buruh (Lembaran Negara


Tahun 2000 Nomor 131, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3989);

9. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Tahun 2003


Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4279);

10. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2003 tentang

Pengesahan Konvensi ILO Nomor 81 Tahun 1947 mengenai

Pengawasan Ketenagakerjaan di Industri dan Perdagangan

(Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 91, Tambahan Lembaran

Negara 4039);

11. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang

Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial (Lembaran Negara

Tahun 2004 Nomor 6, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 4356);


12. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik indonesia tahun

2004 nomor 125 , tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir

dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008

(Lembaran Negara tahun 2008 Nomor 59, tambahan


Lembaran Negara Nomor
4438);
tentang

13. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang

Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja


Indonesia di Luar Negeri (Lembaran Negara Tahun
2004 Nomor 133, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4445);

14. Undang-Undang No. 40 tahun 2004 tentang sistem

Jaminan Sosial Nasional (Lembaran Negara Republik


Indonesia tahun 2004 Nomor. 150, tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor. 4456);

15. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan

Peraturan Perundangundangan (Lembaran Negara Republik

Indonesia tahun 2012 Nomor 82, tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor. 5234);


16. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1981

Perlindungan Upah (Lembaran Negara Tahun 1981


Nomor 8, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

3190);

17. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 1991 tentang

Latihan Kerja (Lembaran Negara Tahun 1991 Nomor 92, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 3457);

18. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2006 tentang sistem

Pelatihan Kerja Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2003 Nomor 67, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 4637);

19. Peraturan Presiden No. 21 tahun 2010 tentang

Pengawasan Ketenagakerjaan;
tentang

20. Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 2002 tentang

Pengesahan ILO Convention Nomor 88 Concerning The

Organization Of The Employment Service

(Konyensi ILO Nomor 88 mengenai Lembaga


Pelayanan Penempatan Tenaga Kerja);

21. Peraturan Menteri Dalam Negari Nomor 53 tahun 2011 tentang

Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara RI Tahun 2011

Nomor 694);

22. Peraturan Daerah Kabupaten Pasuruan Nomor 7

Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang


Menjadi Kewenangan Kabupaten pasuruan;
tentang

23. Peraturan Daerah Kabupaten Pasuruan Nomor 8

Tahun 2008 tentang Prosedur Penyusunan Produk

Hukum Daerah.

Dengan Persetujuan Bersama


tentang

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

KABUPATEN PASURUAN
dan

BUPATI PASURUAN

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG SISTEM

PENYELENGGARAAN KETENAGAKERJAAN DI

KABUPATEN PASURUAN

BAB I

KETENTUAN UMUM
Pasal 1

BAB II

ASAS, TUJUAN DAN SASARAN


Pasal 2

BAB III

KESEMPATAN DAN PERLAKUAN YANG SAMA


Pasal 5

BAB IV
ANALISIS PROYEKSI DAN INFORMASI KETENAGAKERJAAN

Pasal 6

BAB V
tentang

PELATIHAN DAN PEMAGANGAN KERJA


Bagian Kesatu Pelatihan

Paragraf 1 Peserta Pelatihan

Pasal 7

Paragraf 2 Lembaga Pelatihan Kerja

BAB VI
PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN PERLUASAN KESEMPATAN KERJA

Bagian Kesatu Paragraf 1

Penempatan Tenaga Kerja

Pasal 18

BAB VII

TENAGA KERJA ASING


Pasal 28

HUBUNGAN KERJA
Pasal 29

BAB IX

PERUSAHAAN PENYEDIA JASA PEKERJA


Pasal 32

BAB X
tentang

PERLINDUNGAN, PENGUPAHAN DAN FASILITAS


Pasal 33

BAB XI
PEMBINAAN DAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

Bagian Kesatu Paragraf 1

BAB XII

PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA


Pasal 52

BAB XIII

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

BAB XIV

PENYIDIKAN
Pasal 60

BAB XV
KETENTUAN PIDANA

Pasal 61

BAB XVI
SANKSI ADMINISTRATIF

Pasal 62

BAB XVII
ATURAN PERALIHAN

Pasal 63
tentang

BAB XVIII

PENUTUP
Pasal 64

Ditetapkan di Pasuruan pada

tanggal 26 Juni 2012

BUPATI PASURUAN,

ttd,

AHMAD YANI

Diundangkan di Pasuruan pada

tanggal 26 Juni 2012

SEKRETARIS DAERAH,

ttd,

MOCHAMMAD MALIK

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN


PASURUAN TAHUN 2012 NOMOR 22

Anda mungkin juga menyukai