Anda di halaman 1dari 4

Revolusi Digital dan Pendidikan dapat Membangun

Kemampuan Berpikir Kritis pada Generasi Z


( Penulis Artikel : Celsea Putri Natasya )

Generasi Z yaitu kelompok usia


yang lahir antara 1995 hingga 2020,
tumbuh di tengah revolusi digital.
Mereka merupakan generasi pertama
yang benar-benar tumbuh dan hidup
dalam era digital. Generasi Z dikenal sebagai digital navies karena mereka
terbiasa dengan teknologi sejak lahir. Teknologi digital telah mengubah cara kita
hidup, bekerja, dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Namun pengunaan
teknologi digital yang berlebihan dan tidak terkontrol dapat berdampak negatif
pada kemampuan berpikir kritis generasi Z. Oleh karena itu, pendidikan yang
tepat dan efektif perlu diterapkan untuk membangun kemampuan berpikir kritis
mereka.
Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan penting yang harus
dimiliki oleh setiap individu di era digital ini. Dengan berpikir kritis
memungkinkan kita untuk memecahkan suatu permasalahan, memahami
informasi yang kita terima dengan benar, serta membuat keputusan yang baik.
Generasi Z sering kali terjebak dalam penggunaan teknologi digital yang terlalu
banyak. Seperti menghabiskan waktu terlalu lama untuk bermain game atau
berselancar di media sosial, yang dapat menghambat kemampuan berpikir kritis
mereka.
Pendidikan yang tepat dan efektif dapat membantu generasi Z dalam
membangun kemampuan berpikir kritis mereka. Pendidikan harus menyediakan
peluang untuk belajar bagaimana cara mengevaluasi informasi secara kritis,
memahami perspektif yang berbeda, dan menilai bukti atau tindakan. Selain itu,
pendidikan juga harus mengajarkan generasi Z bagaimana menggunakan
teknologi digital secara bijaksana. Seperti memilih konten yang berkualitas,
memverifikasi kebenaran informasi, dan menghindari penggunaan teknologi
digital yang berlebihan.

Dalam era digital,


pendidikan tidak hanya terbatas
pada kelas fisik tetapi juga dapat
dilakukan secara online dan mandiri.
Ada banyak sumber daya online yang dapat membantu siswa untuk
mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Seperti video pembelajaran, game
interaktif, dan platfrom diskusi online. Selain itu, ada juga penggunaan simulasi
dan permainan online yang dirancang khusus dalam membangun kemampuan
berpikir kritis generasi Z.
Contoh yang menarik adalah penggunaan game interaktif yang dapat
membantu siswa untuk memecahkan suatu masalah. Dalam game tersebut, siswa
harus menyelesaikan serangkaian tugas yang membutuhkan pemikiran analitis dan
kreatif. Dengan cara ini, siswa dapat memperoleh pengalaman praktis dalam
memecahkan masalah dan menerapkan konsep yang mereka pelajari dikelas.

Selain itu, platfom diskusi


online dapat membantu siswa
memperluas pemahaman mereka
tentang suatu topik dan
mengajukan pertanyaan secara
kritis. Diskusi online juga dapat
membantu siswa untuk belajar dari
pengalaman dan pandangan orang lain, sehingga membuka kesempatan untuk
belajar lebih dalam dan mengevaluasi pemikiran mereka sendiri.
Teknologi digital juga dapat digunakan untuk membuat lingkungan
pembelajaran yang lebih inklusif. Seperti dengan menyediakan materi dan bahan
bacaan dalam berbagai format yang dapat diakses oleh semua siswa, termasuk
mereka yang memiliki kebutuhan khusus.
Namun, pendidikan juga dapat menjadi penghalang untuk pengembangan
kemampuan berpikir kritis pada generasi Z. Beberapa pendidik masih
menggunakan metode pembelajaran yang tradisional, terkesan kuno, dan kurang
menarik bagi siswa. Seperti guru yang hanya menjelaskan materi dan memberikan
tugas secara terus-menurus. Ataupun kuliah yang mononton dengan tugas-tugas
rutin. Metode pengajaran seperti ini dapat membuat siswa merasa bosan dan
kurang termotivasi untuk belajar, sehingga sulit untuk membangun kemampuan
berpikir kritis mereka.
Oleh karena itu, para pendidik harus memperbarui metode pembelajaran
yang menarik dan memanfaatkan teknologi digital pendidikan yang tersedia.
Pendidik harus menciptakan lingkungan pembelajaran yang menarik dan
memotivasi siswa untuk belajar secara mandiri dan kritis. Dengan cara ini,
generasi Z dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis untuk menghadapi
tantangan masa depan dan sukses di dunia modern.
Secara keseluruhan, teknologi digital telah mengubah cara kita hidup,
bekerja, dan belajar. Perkembangan teknologi digital memberikan peluang besar
bagi pembangunan kemampuan berpikir kritis generasi Z. Namun, penggunaan
teknologi digital yang berlebihan dapat menghambat kemampuan berpikir kritis
generasi Z. Oleh karena itu, pendidikan yang tepat dan efektif perlu diterapkan
untuk membantu generasi Z dalam membangun kemampuan berpikir kritis
mereka. Pendidikan harus menyediakan peluang untuk belajar bagaimana
mengevaluasi informasi secara kirtis. Dan peran para pendidik sangat penting
dalam membantu generasi Z mengembangkan kemampuan berpikir kritis untuk
menghadapi tantangan masa depan dan sukses di dunia modern ini.

Anda mungkin juga menyukai