Anda di halaman 1dari 17

DOSEN PENGAMPUH : drg. Hj. Dian Handayani S.KG, M.

Kes

MATA KULIAH DENTAL MATERIAL

WELDING DAN SOLDERING

DISUSUN OLEH :

1. Dede Marsssy (173145124027)


2. Ainun Dala Rivat ( BIGI21002 )
3. Devy Triana Nande ( B1G121006)
4. Nuril Huda Mukadaar ( B1G121014)
5. Sri Irmayana ( B1G121016)
6. Sukmawati ( B1G121025)
7. Dessy Exsanti (B1G121028)

UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR

FAKULTAS TEKNOLOGI KESEHATAN

PRODI DIII TEKNIK GIGI

2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah yang maha esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas makalah yang berjudul “Welding dan Soldering” ini tepat pada
waktunya.

Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi


tugas dari dosen pada mata kuliah Dental Material. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang “Welding dan Soldering ”
bagi para pembaca dan juga penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu drg. Hj, Dian Handayani
S. KG, M. Kes selaku dosen mata kuliah Dental Material yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktu.

Kami menyadari bahwa makalah yang kami tulis ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun
akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 10 Juni 2022

Kelompok III
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seringkali diperlukan untuk membuat peralatan gigi sebagai bagian
yang terpisah dan kemudian menggabungkannya Bersama-sama baik dengan
proses penyolderan atau pengelasan. Karena tidak selalu mungkin untuk
membuat perangkat logam dalam satu bagian, seperti dengan casting, maka
perlu untuk merakitnya dari bagian yang s
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Pembelajaran
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Pengelasan (Welding)
Welding digunakan jika dua buah logam yang sejenis disambung atau
disatukan tanpa penambahan logam lain yaitu, potongan-potongan logam
tersebut dipanaskan sampai suhu yang cukup tinggi sehingga menyatu dengan
cara mengalir.
Pengelasan (welding) adalah penyambungan dua benda yang
bersentuhan dengan hampir semua cara selain menyolder. Misalnya dua
permukaan emas yang sangat bersih (atau memang, banyak logam lain)
ditempatkan dalam ruang hampa dimana gas dan air teradsorpsi dapat
menguap (dibantu dengan pemanasan) dan kemudian ditempatkan dalam
kotak akan langsung menyatu. Kekuatan pendorong untuk itu, tentu saja
pengurangan energi permukaan total dengan pengurangan luas permukaan
bebas tetapi dipengaruhi oleh difusi atom pada antar muka. Fenomena ini
digunakan dengan bantuan tekanan, dalam kondensasi restorasi emas
langsung. Ketika vakum tidak diperlukan tetapi masih bergantung pada
kurangnya kontaminasi pada permukaan emas. Istilah pengelasan biasanya
diambil untuk diterapkan pada logam, tetapi juga dapat digunakan dalam
konteks beberapa polimer (kantong polietilen memiliki setidaknya satu jahitan
yang dilas) dan bahkan beberapa keramik. Selain itu, yang disebut pengelasan
pelarut dapat diterapkan pada beberapa polimeer : permukaan yang akan
dikawinkan dilunakkan dengan pelarut dan ditekan bersama. Ketika pelarut
telah menguap, rantai terjerat menahan benda kerja Bersama-sama. Namun,
apa yang berikut ini akan dibatasi pada konteks logam.
B. Aplikasi Welding
1. Dalam ortodontik, untuk menyambung struktur datar seperti pita
bracket
2. Dalam pedodontik, untuk mengelas pita dan peralatan lainnya
3. Dalam prostodontik, untuk menyaambung penjepit kawat tempa dan
memperbaiki gigi tiruan sebagian logam yang rusak.
C. Jenis Welding
1. Pengelasan titik (Resistance spot welding)
a) Dua permukaan logam bersih yang akan dilas ditempatkan
dibawah tekanan
b) Dua ujung kawat atau pita yang akan dilas ditempatkan
diantara dua elektroda tembaga tukang las dan ditekan
Bersama
c) Ketika sakelar ditekan, arus besar melewati kabel atau pita
pada elektroda tembaga.
d) Gabungan panas dan tekanan menyatukan potongan-potongan
logam pada titik itu
2. Pengelasan laser (Laser welding)
a) LASER (Light Application by Simulated Emission of
Radiation) aplikasi ringan dengan emisi radiasi terstimulasi
b) Pengelasan laser lebih kuat daripada sambungan solder dengan
ukuran yang sebanding
3. Laser micro welding
a) Las mikro laser adalah laser industry berdaya tinggi yang
mampu memberikan 20 J atau pulsa selama maksimum 6 ml
detik pada Panjang kawat 1,06 mikron
b) Pengelasan mikro dapat dilakukan pada peralatan ortodontik
intra-oral sepertikawat lengkung normal, simulasi bidai ortho-
bedah, space maintainer, perangkat retensi dan lain-lain.
4. Pengelasan tekanan (Pressure welding)
a) Juga disebut pengelasan dingin dan tidak memerlukan aplikasi
panas
b) Foil emas dilas dengan tekanan atau pengeasan dingin
c) Dua lapisan foil emas bergabung dengan penerapan tekanan
pada suhu kamar
D. Pengertian Solder (Soldering)
Soldering didefinisikan sebagai penyambungan logam dengan
peleburan logam pengisi, pada suhu dibawah solidus logam yang bergabung
dan dibawah 450°C. Solder adalah penyatuan dua item logam dengan paduan
yang meleleh sepenuhna yaitu memiliki liquidus pada suhu yang lebih yang
rendah daripada solidus dari salah satu potongan yang akan disambung. Ini
adalah kondisi yang diperlukan ketika diperlukan integritas potongan yang
akan disambung dipertahankan. Solder dengan demikian menetapkan untuk
mencapai efek mekanis yang sama seperti pengelasan yaitu penyatuan dua
benda (yang tidak dari paduan yang sama)
E. Brazing dan Soldering
Kata menyolder dan mematri digunakan jika dua buah logam
disambung dengan menggunakan logam ketiga yang disebut sebagai pengisi.
F. Brazing
Selama penyolderan, bagian-bagian logam disatukan dengan
melelehkan logam pengisi atau suhu dibawah suhu solidus dari logam yang
disambung dan berada dalam kedokteran gigi, penyambungan bagian-bagian
logam dilakukan pada suhu diatas 450°C, semua operasi idealnya harus
disebut mematri atau brazing. Ini juga istilah yang digunakan oleh IS
kebanyakan dokter gigi masih lebih suka menggunakan kata solder. Istilah
bahan mematri (brazing) berganti dengan istilah solder.
G. Logam Substrat (Substrat Logam)
Logam substrata atau logam induk mengacu pada bagian logam yang
akan disambung. Yang dapat disolder atau dilas termasuk paduan emas,
perak, palladium, titanium dan lain-lain.
H. Persyaratan Bahan Brazing (Solder)
1. Harus meleleh pada suhu dibawah suhu solidus dari induk
2. Ketika meleleh, harus basah dan mengalir bebas diatas logam induk
3. Warnanya harus sesuai dengan warna logam yang disambung
4. Harus tahan terhadap noda dan korosi
5. Harus menahan pitting selama selama pemanasan dan aplikasi
I. Jenis Bahan Brazing (Bahan Solder)
1. Soft Solders
Soft solder (solder lunak) memiliki kisaran leleh yang rendah
sekitar 260°C. Dapat digunakan dengan cara sederhana seperti besi
solder panas, kurang tahan korosi oleh karena itu tidak cocok untuk
pengunaan pada gigi. Seperti paduan timah-timah (tukang ledeng
solder).
2. Hard Solders
Hard solder (solder keras) memiliki suhu leleh yang lebih
tinggi dan kekuatan kekuatan yang lebih besar. Melebur dengan
bantuan obor gas atau kadang-kadang dalam tungku listrik yang biasa
digunakan dalam kedokteran gigi. Juga digunakan untuk keperluan
industry dan dalam perdagangan perhiasan, seperti solder emas dan
solder perak.

J. Presoldering dan postsoldering

Presoldering (prebrazing) mengaacu pada operasi penyolderan yang


dilakukan pada panduan logam keramik sebelum pembakaran keramik.
Postsoldering (postsbrazing) mengacu pada penyolderan yang dilakukan pada
paduan setelah pembakaran keramik. Jelas sifat yang dibutuhkan dari kedua
solder akan berbeda. Solder yang digunakan dalam prasolder akan diperlukan
untuk memungkinkan ikatan keramik serta menahan suhu pembakaran
porselen yang tinggi.

K. Aplikasi Soldering
1. Untuk menyolder berbagai jenis kabal dalam ortodontik
2. Dalam pedodontik, untuk membangun bebagai jenis space maintainer
3. Dalam prostodontik cekat
a) untuk menyambungkan berbagai komponen protesa sebagian cekat
b) perbaikan perforasi pada mahkota dan jembatan
c) untuk mengembangkan titik kontak di mahkota
d) untuk memotong dan menyambung kembali jembatan yang
terdistorsi yang tidak pas
4. Dalam prostodontik sebagian lepasan untuk menyolder jepitan.
L. Komposisi
1. Gold Solders
Dimasa lalu solder disebut dengan nomor karat. Angka-angka
tersebut tidak menggambarkan kandungan emas dari solder, melainkan
karat dari panduan emas yang akan digunakan oleh solder tersebut.
Dalam beberapa tahun terakhir istilah kehalusan telah diganti dengan
karat. Komposisi solder emas sangat bervariasi tergatung pada
karatnya.

Kompoen Persen
Gold 45 to 81%
Silver 8 to 30 %
Copper 7 to 20 %
Tin 2 to 4 %
Zinc 2 to 4 %
a) Komposisi : emas, perak, tembaga, sedikit zinc, dan timah.
b) Suhu penyambungan : 750-900°C
c) Aplikasi : aloi gigi berbasis emas
d) Emas tahan terhadap korosi
e) Seng dan timah menurunkan titik leleh

2. Silver Solders
Kurang umum digunakan, digunakan Ketika solder sakering
rendah diperlukan untuk operasi penyolderan pada baja tahan karat
atau panduan logam dasar lainnya.

Komponen Persen
Silver 10 to 80 %
Copper 15 to 50 %
Zinc 4 to 35 %
Cadmium or phosphorous Ada dalam jumlah yang kecil
a) Komposisi : aloi perak-tembaga, zinc cadmium
b) Suhu penyambungan 600-750°C
c) Aplikasi : baja tahan karat
d) Zinc dan cadmium menurunkan suhu fusi
M. Sifat-Sifat Material Gigi Brazing
1. Suhu Fusi (Fusion Temperature)
Suhu fusi solder setidaknya harus 50°C lebih rendah dari
logam induk
a) Gold solders – 690 to 870°C
b) Silver solders – 620 to 700°C
2. Aliran (Flow)
Aliran dan pembahasan yang baik (sudut pembahasan rendah)
dari logam induk oleh solder sangat penting untuk menghasilkan
ikatan yang baik.
Faktor-faktor yang mempengaruhi :
a) Rentang leleh solder dengan rentang leleh pendek
memiliki aliran yang lebih baik
b) Komposisi logam induk panduan berbasis emas dan
perak memiliki aliran yang lebih baik daripada panduan
berbasis nikel
c) Oksida adanya lapisan oksida pada logam induk
mengurangi aliran
d) Tegangan permukaaan solder.
3. Warna (Color)
Warna solder emas bervariasi dari kuning tua ke kekuning
muda ke putih. Dalam praktiknya, sebagian mampu menghasilkan
sambungan yang tidak mencolok.
4. Tahan dan Tahan Korosi (Tarnish and Corrosion Resistance)
Ketahanan noda meningkat seiring dengan meningkatnya
kandungan emas. Namun, panduan emas dengan tingkat kehalusan
lebih rendah juga bekerja dengan baik secara klinis tanpa
kecenderungan serius untuk berubah warna. Solder perak telah
mengurangi ketahanan noda jika dibandingkan dengan solder paduan
emas.
5. Peralatan Mekanis (Mechanical Properties)
Solder emas memiliki kekuatan dan kekerasan yang memadai
dan sebanding dengan panduan emas tulang gigi yang memiliki
kandungan emas serupa. Solder perak juga memiliki kekuatan yang
memadai dan mirip dengan solder emas
Kekuatan Tarik sambungan brazing
Menurut ISO 9333:2006, kekuatan tarik sambungan brazing harus
melebihi 250 MPa. Jika kekuataan pembuktian 0,2 % dari salah satu
atau kedua bahan logam yang akan disambung dengan bahan mematri
dibawah 250 MPa, kekuatan Tarik harus melebihi yang lebih rendah
dari keduanya.
6. Struktur Mikro Sendi Solder (Microstructure Of Soldered Joints)
Pemeriksaan mikroskopis dari sambungan solder yang
terbentuk dengan baik menunjukkan bahwa panduan solder tidak
bergabung secara berlebihan dengan bagian-bagian yang disolder. Ada
batas yang didefinisikan dengan baik dengan :
a) Serbuk (Powder)
b) Menyatu pada solder (fused onto the solder)
c) Solder awal dalam bentuk tabung (prefluxed solder in tube
form)
N. Antiflux
Ada kalanya operator menginginkan agar solder tidak mengalir keluar
dari area tertentu. Aliran dapat dikontrol dengan menggunakan bahan
antifluks. Solder tidak akan mengalir ke area dimana antiflux telah diterapkan.
Ini diterapkan sebelum flux atau solder diterapkan. Contohnya antiflux adalah
grafit (pensil timah lunak), pemerah pipi (oksida besi) atau kapur sirih
karbonat dalam alkohol dan suspense air.
O. Pertimbangan Teknis (Technical Considerations)
1. Sumber panas (heat source)
Sumber panas adalah bagian yang sangat penting dari brazing.
Dalam kedokteran gigi, ada dua sumber panas yang dapat digunakan
yaitu :
a) Api (flame)
b) Oven
2. Flame brazing atau soldering
Sumber panas yang paling umum digunakan obor gas-udara
atau gas-oksigen. Nyala api harus menyediakan panas yang cukup,
tidak hanya untuk melelehkan logam pengisi tetapi juga untuk
mengkompensasi kehilangan panas ke lingkungan. Dengan demikian,
nyala api seharusnya tidak hanya memiliki suhu yang tinggi tetapi juga
kandungan panas yang tinggi. Kandungan panas yang rendah dari
bahan bakar menyebabkan waktu penyolderan lebih lama dan lebih
banyak bahaya oksidasi. Kandungan panas diukur dalam Btu per cubic
gas.
Jenis bahan bakar gas (types of gas fuel)
a) hidrogen (hydrogen) ini memiliki kandungan panas terendah
(275 Btu) dan oleh karena itu pemanasan akan lambat dan
tidak diindikasikan untuk menyolder FDP besar.
b) Gas alam (natural gas) ini memiliki suhu 2.680°C dan
kandungan panas empat kali lipat hidrogen (1000 Btu). Namun
biasanya gas yang tersisa tidak seraagam dalam komposisi dan
sering mengandung uap air.
c) Asetilena (acetylene) ini memiliki suhu nyala yang tinggi
(3140°C) dan kandungan panas yang lebih tinggi dari H atau
gas alam. Namun, ia memiliki masalah tertentu. Suhu dari satu
bagian nyala api kebagian lain dapat bervariasi lebih dari
100°C. oleh karena itu, posisi obor sangat penting dan bagian
api yang tepat harus digunakan. Secara kimiawi tidak stabil
dan mudah terurai menjadi karbon dan hidrogen. Karbon dapat
dimasukkan kedalam paduan Ni dan Pd
d) Propane (propane) ini adalah pilihan terbaik. Ini memiliki
kandungan panas tertinggi (2385 Btu) dan suhu nyala yang
baik (2850°C)
e) Butana (butane) lebih mudah tersedia dibeberapa bagian dunia
dan mirip dengan propana. Baik propana maupun butana
memiliki kualitas yang seragam dan bebas air.
3. Oven brazing (furnace brazing)
Tungku listrik dengan gulungan-gulungan dapat digunakan
untuk mematri atau brazing. Tungku juga menyediakan
lingkungan yang dipanaskan, sehingga lebih sedikit panas yang
hilang kebagian lain dari gigi tiruan sebagian cekat dan
atmosfer.
P. Teknik Solder

Dua teknik penyolderan gigi digunakan untuk merakit peralatan gigi


yaitu penyolderan tangan bebas (free hand soldering) dan penyolderan
investment (investment soldering. Dalam penyolderan Free hand soldering
bagian-bagian dirakit dan dipegang secara manual saat melakukaan
penyolderan. Sedangkan dalam penyolderan investment soldering bagian-
baagian yang akan disambung dipasang jenis penyolderan investment.
Investment yang mengeras manahanya pada posisinya sementara panas pada
saat melakukan penyolderan.

1. Prosedur soldering
a) Pemilihan solder
b) Pembersihan dan pemolesan komponen
c) Perakitan prosthesis dalam penyolderan investment
d) Pengaplikasian fluks
e) Pemanasan awal rakitan jembatan
f) Penempatan solder
g) Pengaplikasian nyala gas panas pada sambungan dan solder
h) Pendinginan rakitan diikuti dengan pendinginan dalam air.
2. Pertimbangan teknis untuk kesuksesan penyolderan
a) Kebersihan, logam harus bebas dari oksida
b) Celah antar bagian
c) Pemilihan solder, warna, suhu dan aliran fusi yang tepat
d) Fluks, jenis dan jumlahnya
e) Api, netral atau bersifat mereduksi
f) Suhu
g) Waktu
3. Celah (gap)
solder cair ditarik ke dalam sambungan melalui aksi
kapiler. Oleh karena itu, celah yang optimal diperlukan untuk
aliran yang tepat, kekuatan sambungan dan untuk menghindari
distorsi perakitan. Lebar celah berkisar antara 0,13 hingga 0,3
telah disarankan.
Jika celahnya terlalu sempit, kekuatanya terbatas karena :
a) porositas yang disebabkan oleh aliran yang tidak lengkap
b) inklusi fluks

jika celahnya terlalu besar :

c) kekuatan sambungan akan menjadi kekuatan solder.


d) ada kecenderungan bagian bagian tersebut menyatu saat
solder mengeras
4. Api (Flame)
Nyala api memiliki beberapa zona. Porsi nyala api yang
digunakan harus netral atau sedikit berkurang. Nyala api yang
tidak diatur atau diposisikan dengan benar dapat menyebabkan
oksidasi dan/ atau inklusi karbon. Setelah nyala api telah
diterapkan ke area sambungan, itu tidak boleh dihilangkan. Sampai
pematrian selesai. Karena sifatnya yang mereduksi, nyala api
memberikan perlindungan dari oksidasi.
5. Suhu (Temperature)

Suhu yang digunakan harus minimum yang diperlukan


untuk menyelesaikan operasi mematri. Sebelum penempatan
solder, logam induk dipanaskan sampai cukup panas untuk
melelehkan logam pengisi segera setelah bersentuhan. Suhu yang
lebih rendah tidak akan memungkinkan bahan pegisi membasahi
logam induk. Temperature yang lebih tinggi meningkatkan
kemungkinan difusi antara logam induk dan logam pengisi.

6. Waktu (time)
Nyala api ditahan sampai logam pengisi mengalir
sepenuhnya kedalam sambungan dan beberapa saat lagi untuk
memungkinkan fluks atau oksida terpisah dari cairan solder.
Waktu yang tidak cukup meningkatkan kemungkinan tidak
lengkapnya pengisian sambungan dan kemungkinan masuknya
fluks kedalam sambungan. Waktu yang berlebihan meningkatkan
kemungkinan difusi. Kedua kondisi tersebut menyebabkan sendi
menjadi lebih lemah

Q. Keuntungan dan Kekurangan


1. Keuntungan
a) Biaya rendah
b) Efektivitas relatif
2. Kekurangan
a) Masalah seperti oksidasi bagian-bagian yang disambung
dengan las
b) Porositas sambungan dan panas berlebih dari penyatuan
selama proses pengelasan dapat menyebabkan cacat
structural kecil dan kegagalan perawatan rehabilitasi.

R.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran

Anda mungkin juga menyukai