Anda di halaman 1dari 8

Nama : Fenit Aria

NPM : 2006104030014

Program Pengajar Remedial


A. Konsep dasar pengajaran remedial

Secara esensial, Proses Pengajaran Remedial (PMR) pada hakikatnya serupa dengan Proses
Belajar-Mengajar (PMB) biasa. Perbedaannya terutama terletak pada dua masalah berikut ini.
Remedial merupakan suatu treatmen atau bantuan untuk mengatasi kesulitan belajar. Berikut adalah
beberapa program asesmen yang bisa dijalankan atau dijadikan acuan dalam melakukan pengajaran
remedial. Yang antara lain dalam bidang berhitung, membaca pemahaman dan menulis.
Perbedaannya terutama terletak pada dua masalah berikut ini:
a. Tujuannya lebih diarahkan kepada peningkatan (improvement) prestasi (baik kulifikasi maupun
kuantitatif) dari prestasi yang telah atau mungkin optimal dapat dicapai kalau menggunakan PBM
biasa sehingga sekurang-kurangnya dapat memenuhi criteria keberhasilan minimal yang dapat
diterima (minimum acceptable porformence) dan atau peningkatan kemampuan penyesuain
kembali (readjustment) baik terhadap dirinya maupun lingkungannya.
b. Strategi pendekatan (termasuk pula metode/teknik, materi/program, bentuk/jenis tugas dan
sebagainya) lebih menekankan penyesuaian terhadap keragaman kondisi objektif (kapasitas
umum/khusus, motivasi/minat/n- Ach/aspirasi, penguasaan pengetahuan/keterampilan prasyarat,
sikap/kebiasaan, kematangan/kesiapan, dan sebagainya) yang dapat dipandang sebagai remodulasi
atau modifikasi (repetisi, akselerasi, pengayaan, substitusi/alternative) dari PBM yang biasa
(konvensional-klasikal).

B. Prosedur pengajaran Remedial dengan Beberapa Asumsi yang mendasarinya


1. Analisis Hasil Diagnosis
Seperti yang telah Anda ketahui, diagnosis kesulitan belajar adalah suatu proses
pemeriksaan terhadap siswa yang diduga mengalami kesulitan dalam belajar. Melalui kegiatan
diagnosis guru akan mengetahui para siswa yang perlu mendapatkan bantuan. Untuk keperluan
kegiatan remedial, tentu yang menjadi fokus perhatian adalah siswa-siswa yang mengalami
kesulitan dalam belajar yang ditunjukkan tidak tercapainya kriteria keberhasilan belajar. Apabila
kriteria keberhasilan 80 %, maka siswa yang dianggap berhasil jika mencapai tingkat penguasaan

1
80 % ke atas, sedangkan siswa yang mencapai tingkat penguasaannya di bawah 80 % dikategorikan
belum berhasil.

Mereka inilah yang perlu mendapatkan remedial. Setelah guru mengetahui siswa-siswa
mana yang harus mendapatkan remedial, informasi selanjutnya yang harus diketahui guru adalah
topik atau materi apa yang belum dikuasai oleh siswa tersebut. Dalam hal ini guru harus melihat
kesulitan belajar siswa secara individual. Hal ini dikarenakan ada kemungkinan masalah yang
dihadapi siswa satu dengan siswa yang lainnnya tidak sama. Padahal setiap siswa harus mendapat
perhatian dari guru.

2. Menemukan Penyebab Kesulitan

Sebelum Anda merancang kegiatan remedial, terlebih dahulu harus mengetahui mengapa
siswa mengalami kesulitan dalam menguasai materi pelajaran. Faktor penyebab kesuliatan ini harus
diidentifikasi terlebih dahulu, karena gejala yang sama yang ditunjukkan oleh siswa dapat
ditimbulkan sebab yang berbeda dan faktor penyebab ini akan berpengaruh terhadap pemilihan jenis
kegiatan remedial.

3. Menyusun Rencana Kegiatan Remedial

Setelah diketahui siswa-siswa yang perlu mendapatkan remedial, topik yang belum dikuasai
setiap siswa, serta faktor penyebab kesulitan, langkah selanjutnya adalah menyusun rencana
pembelajaran. Sama halnya pada pembelajaran pada umumnya, komponen-komponen yang harus
direncanakan dalam melaksanakan kegiatan remedial:
a. Merumuskan indikator hasil belajar
b. Menentukan materi yang sesuai engan indikator hasil belajar
c. Memilih strategi dan metode yang sesuai dengan karakteristik siswa
d. Merencanakan waktu yang diperlukan
e. Menentukan jenis, prosedur dan alat penilaian.

4. Melaksanakan Kegiatan Remedial

Setelah kegiatan perencanaan remedial disusun,langkah berikutnya adalah melaksanakan


kegiatanremedial. Sebaiknya pelaksanaan kegiatan remedial dilakukan sesegera mungkin, karena
semakin cepat siswa dibantu mengatasi kesulitan yang dihadapinya, semakin besar kemungkinan
siswa tersebut berhasil dalam belajarnya.

2
5. Menilai Kegiatan Remedial
Untuk mengetahui berhasil tidaknya kegiatan remedial yang telah dilaksanakan, harus
dilakukan penilaian. Penilaian ini dapat dilakukan dengan cara mengkaji kemajuan belajar
siswa.Apabila siswa mengalami kemauan belajar sesuai yang diharapkan, berarti kegiatan remedial
yang direncanakan dan dilaksanakan cukup efektif membantu siswa yang mengalami kesulitan
belajar.Tetapi, apabila siswa tidak mengalami kemajuan dalam belajarnya berarti kegiatan remedial
yang direncanakan dan dilaksanakan kurang efektif. Untuk itu guru harus menganalisis setiap
komponen pembelajaran.

C. Strategi dan teknik pendekatan pengajaran remedial


Dalam konteks konsep dasar diagnostic dan pengajaran remedial, Ross dan Stanley (dalam
Prof. Abin:357) menjelaskan bahwa tindakan strategis itu seyogyianya dapat dilakukan secara
kuratif dan preventif, Dinkmeyer & Caldwell (dalam bukunya Developmental Counseling, 1970)
menambahkan bahwa hal itu dapat dilakukan dengan upaya yang bersifat pengembangan
(developmental)
a. Strategi dan teknik pendekatan pengajaran remedial yang bersifat kuratif
Pengajaran remedial dapat dikatakan bersifat kuratif apabila dilakukan setelah
berlangsungnya program belajar mengajar sesuai dengan kriteria keberhasilan yang ditetapkan.
Program proses belajar mengajar tersebut meliputi program untuk tiap pertemuan, untuk satuan
(unit) Bahan Pelajaran atau satuan waktu tertentu (mingguan, bulanan,semester dan sebagainya).
Strategi dan pendekatan teknik ini diberikan kepada murid secara empirik yang menunjukkan
kesulitan belajar tertentu (prestasi lemah, kurang mampu melaksanakan penyesuaian) yang
diprediksikan atau diduga akan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan suatu program studi
tertentu yang akan ditempuhnya. Pendekatan kuratif tindakan remedial berpangkat dari hasil post
test diagnostic berdasarkan data-data hasil tes sumatif.

Adapun yang menjadi sasaran pokok pengajaran remedial yang bersifat kuratif adalah: ( Prof.
Abin:358) Untuk mencapai sasaran-sasaran pokok tersebut para ahli psikologi pendidikan telah
mengembangkan beberapa teknik pendekatan yaitu pendekatan pengulangan (repeatition),
pengayaan (enrichment) serta kecepatan (accelleration) yang secara visual.

3
b. Strategi dan Pendekatan Pengajaran Remedial Yang Bersifat Preventif
Sasaran pokok dari pendekatan preventif adalah berupaya sedapat mungkin agar hambatan-
hambatan dapat mencapai prestasi dapat diatasi dan mengembangkan kemampuan sesuai dengan
kriteria keberhasilan yang diterapkan, pendekatan revensit bertolak dari hasil pretest atau test of
entering behaviors. Pendekatan preventif merupakan tindak lanjut dari pre teaching diagnostic.
Berdasarkan hasil pre test teaching diagnostic ini maka secara garis besar murid dapat
diidentifikasikan kedalam tiga kategori, yaitu ( Prof. Abin: 362)
⮚ Mereka yang diperkirakan akan mampu menyelesaikan program proses belajar mengajar
utama sesuai dengan waktu yang telah disediakan kategori normal rata-rata)
⮚ Mereka yang diperkirakan akan sanggup menyelesaiakn program lebih cepat dari waktu
yang telah ditetapkan (murid yang cepat)
⮚ Mereka yang diperkirakan akan terlambat atau tidak akan menyelesaikan program sesuai
dengan batas waktu yang telah ditetapkan.

c. Strategi dan Pendekatan Pengajaran Remedial Yang Bersifat Pengembangan(Development)


Pendekatan pengembangan merupakan tindak lanjut dari during teaching diagnostic atau
berupaya diagnosis yang dilakukan guru selama berlangsung program proses belajar mengajar.
(Prof. Abin: 366) Sasaran pokok dari strategi pendekatan pengembangan ini adalah agar murid
mampu mengatasi kesulitan atau hambatan-hambatan yang mungkin dialami selama melaksanakan
kegiatan proses belajar mengajar.
Bantuan segera (intermediate treatment) dari saat ke saat selama berlangsungnya proses
belajar mengajar. Pada akhirnya murid diharapkan akan dapat menyelesaiakan program secara
tuntas sesuai dengan kriteria keberhasilan yang ditetapkan. Pelaksanaan strategi pendektan
pengembangan ini diperlukan adanya pengorganisasian program proses belajar mengajar yang
sistematis seperti dalam bentuk sistem pengajaran berprogram, sistem pengajaran modul, self
instrctional audiotutorial system dan sebagainya. Dengan demikian proses layanan diagnosis dan
remedial itu dapat secara sekuensial dari unit ke unit secara teratur. Secara visual pendekatan
pengembangan ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Evaluasi Pengajaran Remedial :
Tujuan Evaluasi Suatu pilihan rasional, mau tidak mau melibatkan suatu tindakan
penilaian(evaluasi). Setiap tindakan evaluasi memerlukan adanya suatu perangkatkriteria atau tolok
ukur sebagai pegangan, suatu cara atau teknik pengumpulandan pengolahan data informasi untuk

4
menunjukkan gambaran seberapa jauhobjek yang dievaluasi itu memadai atau tidaknya sesuai
kriteria yangditetapkan.

D. Fungsi remedial teaching


Pengajaran remedial merupakan bagian terpenting dari keseluruhan proses pembelajaran yang
memiliki banyak fungsi dalam membantu peserta didik dalam belajar, antara lain :
⮚ Fungsi Korektif, adalah usaha untuk memperbaiki atau meninjau kembali hal-hal yang
dianggap keliru.
⮚ Fungsi Pemahaman, dalam program pengajaran remedial terjadi proses pemahaman
terhadap peserta didik baik dari guru, pembimbing maupun peserta didik itu sendiri.
⮚ Fungsi Penyesuaian, dalam program pengaharan remedial peserta didik dibantu untuk
belajar sesuai dengan keadaan dan kemampuan yang dimiliki sehingga tidak merupakan
beban bagi peserta didik.
⮚ Fungsi Pengayaan, dalam pengajaran remedial guru berusaha membantu peserta didik
dalam mengatasi kesulitan belajar dengan menyediakan atau menambah berbagai materi
pengajaran yang tidak atau belum disampaikan dalam pengajaran biasa.
⮚ Fungsi Akselerasi, dalam pengajaran remedial guru berusaha mempercepat pengajaran
dengan menambah frekuensi pertemuan danmateri pengajaran.
⮚ Fungsi Tarapeutik, dalam pengajaran remedial mengandung unsur tarapeutik karena secara
langsung atau tidak langsung berusaha menyembuhkan beberapa gangguan atau hambatan
peserta didik.

E. Perangkat Kriteria Kebaikan Suatu Model Strategi dan/atau Teknik Pendekatan


Pengajaran Remedial
Menurut Prof. Abin: 369 Kriteria pilihan alternatif model pendekatan ini berorientasi kepada
tiga prinsip, yaitu: keserasian (appropriateness), keefektifan (effectiveness), dankelancaran
(efficiency). Secara tentatif dapat kita formulasikan bahwa sesuatumodel strategi dan atau teknik
pendekatan pengajaran remedial dapatdipandang baik kalau terdapat indikator yang didukung oleh
data/informasiyang memadai bahwa model itu:
a. Serasi dengan tujuan (pemecahan permasalahan), jenis/jumlahtingkat/karakteristik kasus
berikut permasalahannya, kemampuan teknisdan kepribadian guru yang bersangkutan,
serta dayadukung fasilitasinstrumental/tempat/lingkungan/waktu atau kesempatan.
b. Efektif yang ditujukan oleh adanya peningkatan prestasi belajar dan/ataukemampuan
5
penyesuaian diri pada siswa sesuai dengan kriteriakeberhasilan yang diharapkan.
c. Efisien yang didukung oleh minimalnya waktu yang digunakan untuk mencapai
peningkatan prestasi dan kemampuan penyesuaian siswatersebut

6
7
8

Anda mungkin juga menyukai