Randomized controlled trial of intra-articular ketorolac on pain and
inflammation after minor arthroscopic knee surgery
Oleh : dr. Sufhi Hamdan
Pembimbing :
Dr. dr. M. Yulis Hamidy, M.Kes, M.Pd. K.ed
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU
RSUD ARIFIN ACHMAD PROVINSI RIAU
2023 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Analgesia infiltrasi local atau local infiltration analgesic (LIA) melalui injeksi peri atau intra-artikular telah muncul sebagai teknik umum untuk pengendalian nyeri akut setelah operasi ortopedi. Meskipun anestesi lokal selalu menjadi bagian dari kombinasi obat, bahan pembantu yang digunakan dalam protokol ini dapat bervariasi. Dalam meta-analisis LIA baru-baru ini selama operasi lutut, berberapa adjuvant yang bisa digunakan termasuk morfin, epinefrin, ketamin, glukokortikoid, dan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID).1 Efek farmakologis perifer dari obat ajuvan tidak cukup dipelajari, dan efek sistemik setelah infiltrasi lokal mungkin signifikan, tetapi tidak terkontrol dalam sebagian besar studi LIA. Sebagian besar protokol yang mencakup infiltrasi lokal NSAID hanya mempelajari dosis 15-60 mg ketorolac, menghasilkan konsentrasi obat lokal yang tinggi.2 Intensitas nyeri akut berkorelasi dengan konsentrasi biomarker inflamasi, seperti prostaglandin E2 (PGE2), sitokin pro-inflamasi, dan kemokin. 3 Biomarker yang relevan dengan rasa sakit CXCL1, IL-8 (CXCL8), dan MCP-1 adalah kemokin dengan efek pro-nosiseptif dan ukuran molekul rendah yang memungkinkan melewati membran mikrodialisis.4,5 Efek farmakologis NSAID terutama untuk menghambat siklooksigenase (COX) 1 dan 2, dengan berbagai spesifisitas isoenzim. Selain itu, NSAID mungkin memiliki efek relevan COX- independen untuk nyeri inflamasi.6,7 Ketorolac tidak ditandai dengan baik dalam hal ini. Dengan demikian, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari efek lokal ketorolac yang diberikan pada sendi lutut dibandingkan dengan plasebo, menganalisis perbedaan kelompok dalam penilaian berulang intensitas nyeri dan mediator inflamasi lokal menggunakan pengambilan sampel sinovial (mikrodialisis) dari situs bedah, dan mengeksplorasi efek ketorolac COX- independen pada biomarker yang relevan dalam PGE2- dan sinoviosit manusia yang dirangsang kondroitin sulfat secara in vitro. Temuan yang diharapkan adalah bahwa ketorolac intra-artikular menghasilkan penghilang rasa sakit dan efek anti- inflamasi terdeteksi in vivo dan in vitro. Hipotesis dalam uji coba terkontrol secara acak (RCT) adalah bahwa rasa sakit dan peradangan berkurang setelah injeksi intra-artikular ketorolac. BAB II Critical Appraisal
2.1 Pertanyaan apa yang diajukan dalam studi / penelitian?
Masalah penelitian dapat difokuskan dengan PICO framework. PICO
framework pada penelitian ini adalah : Populasi : Pasien dewasa yang menjalani operasi rawat jalan prosedur artroskopi lutut di Rumah Sakit Diakonal Lovisenberg 2.2 Intervensi : Injeksi intra-artikular ketorolac (5 mg, Toradol 10 lg / ml, B Roche, Basel, Swiss) dalam 5 ml saline normal atau intra- artik Comparison : Plasebo Outcome : Tingkat Nyeri (VAS) dan sitokin proinflamasi sinovial CXCL1, IL-8, dan MCP-1, 0–120 menit setelah artroskopi lutut
agaimana teknik pengambilan data pada penelitian ini?
Data pada penelitian ini merupakan data primer dari uji coba kontrol acak dengan meminta agar subjek menilai intensitas nyeri mereka pada VAS 0 - 100 mm pada awal dan setiap 20 menit setelah dimasukkan dalam penelitian. Skala analog visual 0-100 mm VAS (0 = tidak ada rasa sakit, 100 = rasa sakit yang tak tertahankan) dan juga mencatat intensitas nyeri pra operasi. Kadar biomarker inflamasi didapatkan dari analisis biomarker inflamasi terdiri dari satu mikrovial yang dikumpulkan oleh mikrodialisis berkelanjutan dari jaringan sinovial di lokasi bedah dengan interval 20 menit. 2.3 Bagaimana karakteristik kelompok studi dari penelitian ini? Data demografi dan karakteristik klinis dapat dilihat pada tabel berikut. 2.4 Bagaimana hasil analisis statistik yang didapatkan? Administrasi ketorolac intra-artikular (5 mg) tidak mengurangi rasa sakit atau sitokin pro-inflamasi sitokin sinovial CXCL1, IL-8, dan MCP-1, 0-120 menit setelah artroskopi lutut. Jenis kelamin perempuan adalah faktor risiko untuk nyeri sedang atau berat (risiko relatif 1,45, interval kepercayaan 95% 1,04-2,01). Pada penelitian ini, didapatkan ketorolac malah meningkatkan pelepasan CXCL1 dan IL-8 dalam prostaglandin E2 dan sel sinovial yang dirangsang kondroitin sulfat secara in vitro. Maka : Ketorolac yang diresepkan pada dosis rendah intra-artikular tidak menghasilkan efek analgesik yang terdeteksi setelah operasi lutut kecil. 2.5 Bagaimana implikasi klinis dari penelitian ini? Hasil penelitian ini memiliki beberapa implikasi terapetik yaitu : Ketorolac yang diberikan pada dosis rendah intra-artikular tidak menghasilkan efek analgesik yang terdeteksi setelah operasi lutut kecil. Pada penelitian ini tidak ditemukan perbedaan signidikan pada kelompok ketorolac dari waktu ke waktu dalam ekspresi sitokin pro-inflamasi dalam jaringan sinovial. Ketorolac meningkatkan kadar biomarker pro-inflamasi (yaitu CXCL1 dan IL-8) pada PGE2 dan sel sinovial yang dirangsang kondroitin sulfat. 2.6 Apakah Ketolorac dapat menurunkan nyeri dan menurunkan biomarker inflamasi lebih baik dibandingkan placebo pada pasien post operative knee athroscopy surgery? Tidak, pada penelitian ini ketolorac tidak menunjukkan menghasilkan efek analgesik yang lebih baik dibandingkan kelompok placebo. BAB III PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ketolorac dapat menurunkan
efek nyeri dan biomarker inflamasi pada pasien post-operatif knee athroscopy. Penelitian ini merupakan studi klinis berbasis RCT atau randomized controlled trial.. Jurnal ini menjelaskan tujuan, metode, analisis, hasil, pembahasan serta kesimpulan disertai analisis dan penyajian data dalam bentuk tabel dan narasi yang memperjelas hasil pembahasan. Penelitian ini merupakan penelitian RCT dengan data primer di rumah sakit Lovisenberg Diakonal. Semua pasien menerima informasi lisan dan tertulis tentang penelitian sebelum mereka menandatangani formulir persetujuan. Ini adalah kelompok paralel (ukuran kelompok 1: 1), terkontrol plasebo, studi acak.
Penelitian ini adalah uji klinis pertama yang menggunakan pengukuran
berulang biomarker sinovial melalui mikrodialisis membran dengan observasi nyeri simultan dalam kombinasi dengan analisis proteomik. Selain jumlah subjek penelitian yang terlalu sedikit untuk RCT analisis tentang efek lokal ketorolac memiliki beberapa keterbatasan, yang paling penting adalah terbatasnya jumlah biomarker yang tersedia untuk analisis. Membran mikrodialisis memungkinkan transmembrane untuk molekul kecil saja dan banyak sitokin yang relevan yang berukuran lebih besar. Dua puluh menit mikrodialisis hanya menghasilkan 20 ll per sampel. Volume membatasi metode analisis laboratorium yang tersedia dan pemetaan proteomik komprehensif tidak mungkin dilakukan. Uji Ekstensi Kedekatan memungkinkan analisis 92 biomarker dalam<10 ll, dan uji efektif ini sebagian mengkompensasi keterbatasan terkait mikrodialisis dalam ukuran molekul dan volume sampel kecil. Penurunan cepat intensitas nyeri setelah inklusi membatasi sensitivitas percobaan. Periode nyeri akut setelah operasi kecil prosedur artroskopi lutut tidak sebanding dengan prosedur penggantian sendi. Selain itu, kami tidak dapat menilai rasa sakit selama mobilisasi karena gerakan dapat mengganggu teknik mikrodialisis dan pasien tidak diizinkan untuk memobilisasi. Penelitian ini dilakukan secara internal dan hanya mendapat satu kunjungan dari Norwegian Medicines Agency.
Meskipun terdapat sedikit keterbatasan, penulis critical apprisal ini mengambil
kesimpulan bahwa artikel ini cukup baik dan dapat dijadikan rujukan bagi penelitian selanjutnya Penelitian ini juga bisa menjadi pertimbangan untuk peneliti di indonesia untuk mengkaji bagaimana kejadian ini di Indonesia. DAFTAR PUSTAKA 1. Seangleulur A, Vanasbodeekul P, Prapaitrakool S, Worathongchai S, Anothaisintawee T, McEvoy M, Vendittoli PA, Attia J, Thakkinstian A. The efficacy of local infiltration analgesia in the early postoperative period after total knee arthroplasty: a systematic review and meta-analysis. Eur J Anaesthesiol 2016; 33: 816–31. 2. Stalman A, Tsai JA, Segerdahl M, Dungner E, Arner P, Fellander-Tsai L. Ketorolac but not morphine exerts inflammatory and metabolic effects in synovial membrane after knee arthroscopy: a double-blind randomized prospective study using the microdialysis technique. Reg Anesth Pain Med 2009; 34: 557–64. 3. Sommer C, White F. Cytokines, Chemokines, and Pain. In: Beaulieu P, Lussier D, Porreca F, Dickenson AH eds. Pharmacology of Pain, 1st edn. Seattle: IASP Press, 2010: 279–302. 4. Wigerblad G, Bas DB, Fernades-Cerqueira C, Krishnamurthy A, Nandakumar KS, Rogoz K, Kato J, Sandor K, Su J, Jimenez-Andrade JM, Finn A, Bersellini Farinotti A, Amara K, Lundberg K, Holmdahl R, Jakobsson PJ, Malmstrom V, Catrina AI, Klareskog L, Svensson CI. Autoantibodies to citrullinated proteins induce joint pain independent of inflammation via a chemokine-dependent mechanism. Ann Rheum Dis 2016; 75: 730–8. 5. Geven E, Davidson EB, Vitters E, Sloetjes A, Walgreen B, Blom A, van Lent P. The role of S100A9 in pain response during experimentally induced acute synovitis. Osteoarthritis Cartilage 2017; 25: S380. 6. Tegeder I, Pfeilschifter J, Geisslinger G. Cyclooxygenase-independent actions of cyclooxygenase inhibitors. FASEB J 2001; 15: 2057–72. 7. Calatayud S, Esplugues JV. Chemistry, pharmacodynamics, and pharmacokinetics of NSAIDs. In: Lanas A. (ed). NSAIDs and Aspirin. Cham: Springer, 2016: 3–16
Pembedahan Skoliosis Lengkap Buku Panduan bagi Para Pasien: Melihat Secara Mendalam dan Tak Memihak ke dalam Apa yang Diharapkan Sebelum dan Selama Pembedahan Skoliosis