Anda di halaman 1dari 3

Artinya: “Kekasihku (Rasulullah SAW) mewasiatkan kepadaku dengan tujuh hal, yaitu: agar

aku senantiasa melihat orang yang di bawahku dan jangan sekali-kali melihat orang yang di
atas, mencintai orang miskin dan mendekati mereka, selalu berkata benar meskipun pahit, tidak
meminta-minta kepada siapapun, menjalin tali silaturahmi sekalipun mereka berpaling, tidak
takut dicaci ketika berdakwah di jalan Allah, memperbanyak membaca laa haula walaa
quwwata illa billah (tidak ada daya dan kekuatan melainkan hanya pertolongan Allah)“.

7 Wasiat Rasulullah SAW Kepada Abu Dzar ra.


Ketujuh pesan yang disampaikan Rasul tersebut tidak hanya dikhususkan untuk Abu Dzar
semata. Namun juga berlaku untuk semua umat Muslim dan para pengikutnya. Siapapun
dianjurkan bahkan diwajibkan melaksankan apa-apa yang diperintahkannya.

Agar hidup bahagia dan selalu bersyukur, maka lihatlah orang-orang yang ada dibawah kita,
jangan melihat orang yang berada di atas kita. Tujuannya agar kita senantiasa bersyukur kepada
Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “Lihatlah kepada orang yang berada di
bawahmu dan jangan melihat orang yang berada di atasmu, karena yang demikian lebih patut,
agar kalian tidak meremehkan nikmat Allah yang telah diberikan kepadamu“. (HR. Bukhari)

Melihat ke atas diperbolehkan jika untuk memotivasi dalam meraih mimpi dan cita-cita, tapi
untuk urusan materi dan penghidupan hendaklah melihat ke bawah agar kita selalu merasa
bersyukur atas segala nikmat dan karunia Allah SWT.

Mencintai Orang-Orang Miskin


Orang-orang miskin bukan untuk dijauhi tetapi didekati bahkan Rasul memerintahkan untuk
mencintainya. Lalu seperti apakah orang-orang miskin yang dimaksud Rasulullah? “Mereka
ialah orang yang hidupnya tidak berkecukupan dan tidak memiliki kepandaian untuk itu, lalu dia
diberi shodaqoh (zakat) dan mereka tidak mau meminta-minta sesuatu pun kepada orang lain“.
(HR. Muslim, Abu Dawud dan An-Nasa’i)

Rasulullah bersabda yang artinya: “Wahai orang-orang yang miskin, aku akan memberikan
kabar gembira kepada kalian, bahwa orang mukmin yang miskin akan lebih dahulu masuk surga
daripada orang mukmin yang kaya, dengan tenggang waktu setengah hari, itu sama dengan lima
ratus tahun. Bukankah Allah berfirman: Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti
seribu tahun menurut perhitunganmu“.

Berkata Benar Meskipun Pahit


Rasulullah SAW berpesan agar selalu berkata benar meskipun pahit, artinya Rasul melarang
untuk berdusta atau berbohong dan jujur merupakan suatu kebaikan meskipun hal yang
disampaikan itu menyakitkan.
Untuk berkata benar dan selalu berkata jujur memang sangat sulit, apalagi yang harus
disampaikan atau diucapkan adalah sesuatu yang sangat pahit. Namun itulah mengapa derajat
orang-orang yang berani menyampaikan sesuatu yang benar akan diangkat oleh Allah SWT dan
diberikan kedudukan yang tinggi.

Tidak Meminta-minta Kepada Siapapun


Rasulullah memerintahkan kepada umatnya untuk tidak meminta-minta kepada siapapun. Karena
pada awalnya hukum meminta-minta kepada manusia adalah haram. Oleh karena itu, Rasulullah
menyuruh kita untuk berikhtiar semampu kita. Rasulullah bersabda:

Artinya: “Sungguh, seseorang dari kalian mengambil talinya lalu membawa seikat kayu bakar di
atas punggungnya, kemudian ia menjualnya, sehingga dengannya Allah menjaga
kehormatannya. Itu lebih baik baginya daripada ia meminta-minta kepada manusia. Mereka
memberinya atau tidak memberinya“. (HR. Bukhari)

Menjalin Tali Silaturahmi


Menyambung silaturahmi yang dimaksud adalah menyambung hubungan kekerabatan yang telah
retak dan putus dan berbuat baik kepada kerabat yang berbuat jahat kepada kita. Sebagaimana
Rasulullah bersabda:

Artinya: “Orang yang menyambung kekerabatan bukanlah orang yang membalas kebaikan,
tetapi orang yang menyambungnya adalah orang yang menyambung kekerabatannya apabila
diputus“. (HR. Bukhari, Abu Dawud dan at-Tirmidzi)

Silaturahmi yang paling utama adalah silaturahmi kepada kedua orangtua. Orangtua adalah
kerabat yang paling dekat dengan kita, yang memiliki jasa sangat besar dan merekalah yang
memberikan kasih sayangnya kepada kita sepanjang hidupnya. Maka tidak aneh jika hak-hak
mereka memiliki tingkat yang paling besar setelah beribadah kepada Allah. Birrul-walidain
(berbuat baik kepada kedua orangtua) ini adalah perbuatan baik yang paling baik setelah ibadah
sholat.

Tidak Takut Dicaci ketika Berdakwah di Jalan Allah


Sejak dulu, berdakwah itu bukanlah perkara yang mudah. Akan banyak cacian, tudingan buruk
bahkan dibenci oleh orang-orang yang tidak beriman. Rasulullah SAW dan para sahabatnya
ketika berdakwah dan menyampaikan ajaran Islam banyak sekali cobaan, hambatan, cacian
bahkan serangan yang tidak ada hentinya, namun Perjuangan beliau tak gentar sedikitpun dan
tidak lagi diragukan kehebatannya dalam menegakkan Agama Allah.
Memperbanyak Membaca “laa haula walaa quwwata illa billah”
Pada hakikatnya seorang hamba tidak ada yang memiliki daya dan upaya serta kekuatan kecuali
hanya dengan pertolongan Allah. Sudah semestinya sebagai orang yang beriman kita meyakini
bahwa segala sesuau itu terjadi atas kehendak-Nya sehingga kita harus banyak mengingat Allah
dan memohon pertolongan hanya kepada-Nya.

Dalam kehidupan ini tidak ada yang lebih Kuasa melainkan Allah, hanya kepada Allah lah kita
mohon pertolongan. Apapun yang dilakukan manusia semuanya hanya karena pertolongan dari
Allah. Jika Allah tidak menolong, maka tidak ada kemungkinan seorang hamba dapat melakukan
segala sesuatu. Artinya, dengan mengucapkan kalimat “laa haula walaa quwwata illa billah“,
berarti seorang hamba telah menunjukkan kelemahan, ketidakmampuan dirinya dan
menunjukkan bahwa ia adalah orang yang sangat membutuhkan pertolongan dari Allah SWT.

Anda mungkin juga menyukai