Anda di halaman 1dari 6

Mengapa Orang Indonesia Ketik

"Wkwk" Saat Tertawa?


KOMPAS.com - Indonesia memiliki kata yang cukup unik untuk
mengekspresikan tertawa di internet. Netizen Indonesia sering kali menggunakan kata
"wkwk" (baca: weka-weka) untuk ekspresi kala gembira, senang, dan geli tersebut.

Penggunaan kata "wkwk" di Indonesia bisa dikatakan sangat unik. Warga dunia biasanya
memilih istilah "laugh out loud", yang sering kali disingkat lol, atau "haha" untuk
menggambarkan situasi tertawa. Adapun "wkwk" hanya digunakan orang Indonesia.

Lantas, dari mana kata "wkwk" itu berasal? Pertanyaan tersebut muncul di situs tanya
jawab Quora. Para anggota Quora asal Indonesia pun berlomba-lomba menjawab
pertanyaan tersebut.

Salah satunya pengguna Quora bernama Dio Wijayanto Nugroho. Ia menuturkan bahwa
kata "wkwk" sebenarnya lahir di komunitas online game.

Awalnya, menurut Dio, para pemain lebih gemar menggunakan kata " gua" sebagai
pengganti "saya". Lambat laun, kata tersebut pun berganti menjadi "gw" karena lebih
mudah untuk diketik, pemain hanya perlu mengetikkan dua huruf.

Perubahan juga terjadi di ekspresi tertawa. Penggunaan kata "haha" dianggap sangat
formal di dunia game. Pemain lebih memilih untuk menggunakan kata
"huehue" dan "huahua" untuk ekspresi tertawa.

Nah, sama seperti "gua" menjadi "gw", huruf "u" yang ada di "huehue" dan "huahua"
diubah menjadi "w". Hasilnya, pemain memilih menggunakan kata "hwhwhw".

Kemudian, kata itu berubah lagi menjadi "wkwk" dengan alasan lebih mudah diketik
dibandingkan "haha".

Pemain online game bisa mengetikkan huruf "w" tanpa menggerakkan tangan kiri.
Sementara itu, huruf "k" bisa diketik tanpa menggerakkan tangan kanan. Itulah asal mula
kata "wkwk".

Perubahan juga terjadi di ekspresi tertawa. Penggunaan kata "haha" dianggap sangat
formal di dunia game. Pemain lebih memilih untuk menggunakan kata
"huehue" dan "huahua" untuk ekspresi tertawa.

Nah, sama seperti "gua" menjadi "gw", huruf "u" yang ada di "huehue" dan "huahua"
diubah menjadi "w". Hasilnya, pemain memilih menggunakan kata "hwhwhw".

Kemudian, kata itu berubah lagi menjadi "wkwk" dengan alasan lebih mudah diketik
dibandingkan "haha".

Pemain online game bisa mengetikkan huruf "w" tanpa menggerakkan tangan kiri.
Sementara itu, huruf "k" bisa diketik tanpa menggerakkan tangan kanan. Itulah asal mula
kata "wkwk".
Mengapa Gen Z Mudah Insecure? Ini Alasannya
Jakarta - Insecure menjadi istilah yang kerap didengar di kalangan anak muda seperti milenial dan
Gen Z. Insecure sebenarnya adalah hal yang normal. Tapi jika berlebihan ternyata tidak baik untuk
kesehatan mental.

Penelitian jangka panjang dari University College London, mengungkapkan bahwa tingkat depresi
Gen Z dua pertiga lebih tinggi daripada milenial.

Studi tersebut menemukan 14,8 persen anak usia 14 tahun yang mengatakan mereka mengalami
depresi, dibandingkan dengan 9 persen pada sepuluh tahun sebelumnya.

Sementara 14,4 persen anak muda mengatakan mereka telah melukai diri sendiri, dibandingkan
dengan 11,8 persen satu dekade lalu.

Depresi ini berdampak lebih dari sekadar lonjakan masalah kesehatan mental yang menyebabkan
defisit kepercayaan diri generasi.

Sebuah survei pada tahun 2017 oleh Universum, menunjukkan bahwa 33% Gen Z mengatakan
bahwa mereka insecure atau kurang percaya diri untuk memimpin.

Fakta ini bertentangan dengan pandangan yang dirasakan tentang Gen Z sebagai generasi yang
diberi tahu bahwa mereka dapat melakukan dan menjadi apa pun yang mereka inginkan.

Alih-alih keyakinan optimis tanpa batas, kenyataannya sikap generasi menunjukkan pesimisme
pada titik terendah sepanjang masa. Kurang dari 40% Gen Z bersikap positif tentang masa depan
menurut laporan oleh Deloitte.

Penyebab Insecure

Penyebab insecure bisa berasal dari dalam maupun luar diri sendiri. Dapat berupa terbiasa
membandingkan diri sendiri hingga pengalaman kurang menyenangkan seperti komentar negatif
dari orang lain.

Dilansir dari situs Psychology Today, berikut 3 penyebab insecurity yang paling umum:

1. Kegagalan atau Penolakan

Ternyata ketidakbahagiaan ini mempengaruhi harga diri seseorang, contohnya adalah kegagalan
dan penolakan yang dapat memberikan pukulan pada kepercayaan diri seseorang. Ternyata dari
penolakan itu dapat membuat seseorang melihat dirinya atau orang lain lebih negatif.

2. Kurangnya Kepercayaan Diri karena Penilaian Orang Lain

Banyak orang yang kurang percaya diri saat hendak menghadiri acara-acara tertentu seperti pesta,
pertemuan keluarga, wawancara, dan kencan karena merasa cemas dan minder.

Maka dari itu, beberapa orang menghindari kegiatan tersebut atau menampakkan postur tidak
nyaman dan minder. Sehingga beberapa orang memberikan penilaian negatif bahkan dapat
mengintimidasi seseorang yang kurang percaya diri ini.

3. Ingin Menjadi Sempurna (Perfeksionisme)

Beberapa orang memiliki standar yang sangat tinggi terhadap semua hal, baik penampilan,
pekerjaan, gaya hidup, dan sebagainya. Namun ini akan menjadi buruk ketika kamu selalu
menyalahkan diri sendiri karena tidak sempurna yang dapat memicu depresi, kecemasan,
gangguan makan, dan sebagainya.
KEMATIAN SELALU ADA DI SEBELAH KITA

Beberapa waktu terakhir, baik tv maupun social media kita dipenuhi dengan berita
kematian. Pada dasarnya kematian adalah takdir seluruh makhluk, manusia ataupun jin,
hewan ataupun makhluk-makhluk lain, baik lelaki atau perempuan, tua ataupun muda, baik
orang sehat ataupun sakit. Seperti dalam firman Allah Ta’ala (yang artinya), “Tiap-tiap yang
berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan
pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka
sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang
memperdayakan.” (QS. Ali Imran : 185).

Semua yang bernyawa pasti akan mati sesuai ajalnya atas izin, takdir dan ketetapan-
Nya. Siapapun yang ditakdirkan mati pasti akan mati meski tanpa sebab, dan siapapun yang
dikehendaki tetap hidup pasti akan hidup.Dan sebab apapun yang datang menghampiri
tidak akan membahayakan yang bersangkutan sebelum ajalnya tiba karena Allah Ta’ala
telah menetapkan dan menakdirkannya hingga batas waktu yang telah ditentukan. Tidak
ada satupun umat yang melampaui batas waktu yang telah ditentukan.
Ibnu Utsaimin rahimahullah berkata, “Renungkanlah wahai manusia, (sebenarnya) kamu
akan dapati dirimu dalam bahaya, karena kematian tidak ada batas waktu yang kita ketahui,
terkadang seorang manusia keluar dari rumahnya dan tidak kembali kepadanya (karena
mati), terkadang manusia duduk di atas kursi kantornya dan tidak bisa bangun lagi (karena
mati), terkadang seorang manusia tidur di atas kasurnya, akan tetapi dia malah dibawa dari
kasurnya ke tempat pemandian mayatnya (karena mati). Hal ini merupakan sebuah perkara
yang mewajibkan kita untuk menggunakan sebaiknya kesempatan umur, dengan taubat
kepada Allah Azza wa Jalla. Dan sudah sepantasnya manusia selalu merasa dirinya
bertaubat, kembali, menghadap kepada Allah, sehingga datang ajalnya dan dia dalam
sebaik-baiknya keadaan yang diinginkan.” (Lihat Majmu’ fatawa wa Rasa-il Ibnu Utsaimin,
8/474).

Berdasarkan hadits riwayat Ahmad, Rasulullah SAW bersabda, "Mati mendadak suatu
kesenangan bagi seorang mukmin dan penyesalan bagi orang durhaka." Hadist tentang
kematian bisa datang kapan saja tanpa diduga ini mengartikan seorang mukmin sudah
mempunyai bekal dan persiapan dalam menghadapi maut setiap saat, sedangkan orang
durhaka tidak.

Berbekallah dan sungguh sebaik-baik bekal taqwa, semoga kita semua menjadi
orang-orang pilihan Allah SWT untuk menginjakan kaki di surga-NYA. Perbaiki diri dan
perbanyak amalan-amalan maka kelak kita akan selaLu dijalan Allah SWT. Sebaik-baik bekal
untuk perjalanan ke akhirat adalah takwa, yang berarti “menjadikan pelindung antara diri
seorang hamba dengan siksaan dan kemurkaan Allah yang dikhawatirkan akan
menimpanya, yaitu (dengan) melakukan ketaatan dan menjauhi perbuatan maksiat kepada-
Nya.” (Ucapan Imam Ibnu Rajab dalam kitab Jaami’ul ‘Uluumi Wal Hikam (hal. 196))

Maka balasan akhir yang baik hanyalah Allah peruntukkan bagi orang-orang yang
bertakwa dan membekali dirinya dengan ketaatan kepada-Nya, serta menjauhi perbuatan
yang menyimpang dari agama-Nya. Balasan akhir yang baik (yaitu Surga) bagi orang-orang
yang bertakwa.
Abu Nawas dan Rumah Sempit
Pada suatu hari, ada seorang laki-laki datang ke rumah Abu Nawas. Lelaki itu hendak
mengeluh kepadanya mengenai masalah yang sedang dihadapinya. Dia sedih karena
rumahnya terasa sempit ditinggali banyak orang.

"Abu Nawas, aku memiliki seorang istri dan delapan anak, tapi rumahku begitu sempit.
Setiap hari, mereka mengeluh dan merasa tak nyaman tinggal di rumah. Kami ingin
pindah dari rumah tersebut, tapi tidak mempunyai uang. Tolonglah katakan padaku apa
yang harus kulakukan," kata lelaki itu.

Mendengar hal itu, Abu Nawas kemudian berpikir sejak. Tak berapa lama, sebuah ide
terlintas di kepalanya.

"Kamu mempunyai domba di rumah?" tanya Abu Nawas padanya.

"Aku tak menaiki domba, jadi aku tak memilikinya," jawabnya.

Setelah mendengar jawabannya, dia meminta lelaki tersebut untuk membeli sebuah
domba dan menyuruhnya untuk menaruh di rumah. Pria itu kemudian menuruti usul
Abu Nawas dan kemudian pergi membeli seekor domba.

Keesokan harinya, dia datang lagi ke rumah Abu Nawas. "Bagaimana ini? Setelah aku
mengikuti usulmu, nyatanya rumahku menjadi tambah sempit dan berantakan,"
keluhnya.

"Kalau begitu, cobalah beli dua ekor domba lagi dan peliharalah di dalam rumahmu,"
jawab Abu Nawas.

Kemudian, pria itu bergegas pergi ke pasar dan membeli dua ekor domba lagi. Namun,
bukannya seperti yang diharapkan, rumahnya justru semakin terasa sempit.

Dengan perasaan jengkel, dia pergi ke rumah Abu Nawas untuk mengadu yang ketiga
kalinya. Dia menceritakan semua apa yang terjadi, termasuk mengenai istrinya yang
menjadi sering marah-marah karena domba tersebut.

Akhirnya, Abu Nawas menyarankannya untuk menjual semua domba yang dimiliki.

Keesokan harinya, kedua orang tersebut bertemu kembali. Abu Nawas kemudian
bertanya, "Bagaimana keadaan rumahmu sekarang, apakah sudah lebih lega?"

"Setelah aku menjual domba-domba tersebut, rumahku menjadi nyaman untuk


ditinggali. Istriku pun tidak lagi marah-marah," jawab pria tersebut sambil tersenyum.

Akhirnya, Abu Nawas dapat menyelesaikan masalah pria dan rumah sempitnya itu.
Abu Nawas dan Botol Ajaib
Suatu hari Raja Harun al-Rasyid memanggil Abu Nawas ke istananya untuk diberi
tugas. Setelah tiba di istana, Raja menyambut Abu Nawas dengan senyuman.

"Akhir-akhir ini aku sering merasakan perutku sakit, kata tabib istana, aku terkena
serangan angin" kata Raja.

Abu Nawas sedikit keheranan, lalu bertanya, "Ampun Baginda, kiranya apa yang bisa
hamba lakukan untuk Yang Mulia?"

"Tangkap dan penjarakan angin itu untukku!" perintahnya.

Abu Nawas diam sejenak.

"Aku beri kau waktu tiga hari untuk menyelesaikan perintah ini," tambah sang Raja.

Abu Nawas kemudian pulang dengan membawa pekerjaan dari Raja Harun al-Rasyid.
Ia masih terdiam, mulutnya terkunci rapat tak mengeluarkan sepatah katapun.

Dalam kebingungan yang tidak habis-habis, ia belum bisa memikirkan bagaimana cara
menangkap dan membuktikan bahwa itu memang benar-benar angin.

Menurutnya, hanya anginlah satu-satunya benda aneh yang tidak berwarna dan tidak
bisa dilihat seperti halnya air, yang masih bisa diindera. Sudah dua hari ini, tetapi Abu
Nawas masih belum bisa mendapatkan cara untuk menangkap angin, bahkan
memenjarakannya.

Abu Nawas hampir putus asa dan tidak bisa tidur, karena waktu yang telah ditentukan
tinggal sehari lagi.

Ia mondar-mandir memikirkan cara, tiba-tiba ia tersadar dan berkata kepada dirinya


sendiri "Bukankah jin itu tidak terlihat?"

Ia berjingkrak dan menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan dan berjalan menuju istana
kemudian menyerahkan sebuah botol kepada Raja.

"Mana angin itu, Abu Nawas?" tanya Baginda.

"Ada di dalam, yang mulia," jawab Abu Nawas.

"Benarkah? Aku tidak melihat apa-apa," kata Sang Raja.

"Ampun Baginda, angin tidak bisa dilihat, tetapi jika Tuanku ingin tahu angin, tutup botol
tersebut harus dibuka terlebih dahulu," jawab Abu Nawas.

Setelah tutup botol itu dibuka, Raja mencium bau busuk. Dengan marah ia berkata
kepada Abu Nawas, "Bau apa ini, Abu Nawas?"

"Ampun Baginda, tadi hamba buang angin lalu hamba masukkan ke dalam botol
tersebut. Karena takut angin yang hamba masukkan itu keluar, maka hamba
memenjarakannya dengan menyumbat botol dan menutupnya," kata Abu Nawas
dengan sangat ketakutan.
Tapi, Raja tidak jadi marah, karena apa yang dikatakan Abu Nawas memang masuk
akal. Dan begitulah, ia selamat dan Sang Raja pun memberikannya hadiah.

Kulit durian bisa diolah jadi


krim antijerawat
Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Lima mahasiswa dari Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Brawijaya (UB) di Kota
Malang, Jawa Timur, mengolah kulit durian menjadi krim anti-jerawat.

Sebagaimana dikutip dalam siaran pers universitas yang diterima di Malang,


Jumat, anggota tim pembuat krim anti-jerawat dari Universitas Brawijaya Nur
Khasanah mengatakan bahwa kulit durian mengandung senyawa antibakteri
seperti flavonoid, saponin, tannin, terpenoid, dan alkaloid serta memiliki
kemampuan menghambat tumbuhnya jerawat.

“Krim anti-jerawat berbahan dasar limbah kulit buah durian ini lebih efektif
dengan daya hambat sebesar 18,1 mm dibandingkan produk di pasaran yang
mengandung tree tea oil dengan daya hambat 15,8 mm," katanya.

Ia mengatakan bahwa krim anti-jerawat berbahan kulit durian diolah


menggunakan teknologi nanoemulsi.

“Teknologi nanoemulsi yang terdiri dari fase minyak dan air dengan ukuran
droplet kurang dari 200 nm serta luas permukaan yang besar, ini dapat
memberikan efek hidrasi, sehingga meningkatkan permeabilitas kulit dalam
penetrasi obat dan mengurangi risiko peradangan jerawat," ia memaparkan.

Anggota tim yang lain, Putri Ayu, menambahkan bahwa teknik


mikrofluidasi dipilih untuk mendukung penggunaan teknologi nanoemulsi guna
menghasilkan krim anti-jerawat dengan kemampuan penetrasi yang lebih baik.

Ia menjelaskan, krim anti-jerawat dibuat menggunakan ekstrak kulit buah durian,


yang didapat dengan memotong dan membersihkan kulit durian,
memasukkannya ke dalam oven dengan suhu 60°C selama 2×24 jam, serta
menghaluskan, mengayak, dan mengesktraksinya.

Putri Ayu dan Nur Khasanah membuat krim anti-jerawat menggunakan kulit
durian bersama Annindea Erza N, Dzurrotin Qurrota A, dan Dita Rahmaningtyas
di bawah bimbingan dosen Zubaidah Ningsih AS, S.Si., M.Phil., Ph.D.

Anda mungkin juga menyukai