Disusun Oleh:
Nim: 2048201009
TAHUN
2023
I. Nomor Praktikum :5
II. Nama Praktikum : Praktikum pembuatan infus normal salin
III. Tujuan Praktikum : Mahasiswa Mengetahui cara pembuatan infus normal
salin sesuai standar CPOB
IV. Dasar Teori
Infus merupakan larutan dalam jumlah besar terhitung mulai dari 10 mL yang
diberikan melalui intravena tetes demi tetes dengan bantuan peralatan yang cocok.
Asupan air dan elektrolit dapat terjadi melalui makanan dan minuman dan dikeluarkan
dalam jumlah yang relatif sama. Rasio air dalam tubuh 57%, lemak 20,8%, protein
17% serta mineral dan glikogen sebesar 6%. Ketika terjadi gangguan hemostatis
(keseimbangan cairan tubuh), maka harus segera mendapatkan terapi untuk
mengembalikan keseimbangan air dan elektrolit (Lukas, 2006).
Infus intravenous adalah sediaan steril berupa larutan atau emulsi, bebas
pirogen dan sedapat mungkin dibuat isotonis terhadap darah, disuntikkan langsung
ke dalam vena dalam volume relatif banyak. (McEvoy, 2002). Pemasangan infus
melalui jalur pembuluh darah vena (peripheral venous cannulation) biasanya
dilakukan pada :
• Pemberian cairan intravena (intravenous fluids).
• besar dengan risiko perdarahan, dipasang jalur infus intravena untuk persiapan
jika terjadi syok, juga untuk memudahkan pemberian obat)
Upaya profilaksis pada pasien-pasien yang tidak stabil, misalnya risiko
dehidrasi (kekurangan cairan) dan syok (mengancam nyawa), sebelum pembuluh
darah kolaps (tidak teraba), sehingga tidak dapat dipasang jalur infus.
Infus normal saline merupakan suatu larutan injeksi steril sodium chloride
dalam air, tidakmengandung agen antimikrobial. Kandungan NaCl tidak kurang dari
95%-105%. Natrium merupakan kation utama dalam cairan ekstraseluler dan
memegang peranan penting pada regulasi tekanan osmotisnya, juga pada
pembentukan perbedaan potensial (listrik) yang perlu bagi kontraksi otot dan
penerusan impuls di syaraf. I nf us normal saline tergolong cairan isotonik yaitu
cairan yang osmolaritas (tingkat kepekatan) cairannya mendekati serum (bagian cair
dari komponen darah), sehingga terus berada di dalam pembuluh darah. Infus ini
bermanfaat pada pasien yang mengalami hipovolemi (kekurangan cairan tubuh,
sehingga tekanan darah terus menurun). Memiliki risiko terjadinya overload
(kelebihan cairan), khususnya pada penyakit gagal jantung kongestif dan hipertensi
(Anonim, 2007).
Defisiensi natrium dapat terjadi akibat kerja fisik yang terlampau berat dengan
banyaknya pengeluaran keringat dan banyak minum air tanpa tambahan garam ekstra.
Gejalanya berupa mual, muntah, sangat lelah, nyeri kepala, kejang otot betis,
kemudian juga kejang otot lengan dan perut. Selain pada defisiensi Na, natrium juga
digunakan dalam bilasan 0,9 % (larutan garam fisiologis) dan dalam infus dengan
elektrolit lain. Konsentrasi NaCl yang isoosmotik dengan plasma darah sebesar 0,9%
(Lukas, 2006).
a. Farmakokinetika
• Daerah lengan bawah pada pasien gagal ginjal, karena lokasi ini akan
digunakan untuk pemasangan fistula arteri-vena (A-V shunt) pada
tindakan hemodialisis (cuci darah).
a. Mekanisme aksi
• Sinonim
Sodium Klorida
• Bobot molekul
58, 44
• Struktur Molekul
• Kegunaan
• Deskripsi
Sodium klorida berupa serbuk kristal putih, kristal tak bewarna, dan
mempunyai rasa asin. Struktur kristal kubik. Sodium klorida padat tidak
mengandung air dari kristalisasi. Pada suhu dibawah 00 C garam dapat
mengalami kristalisasi membentuk dihidrat.
• pH
6,7 – 7,3
•Titik didih
14390 C.
• Titik Lebur
8010 C
• Stabilitas
Fase air dari larutan NaCl adalah stabil tetapi dapat terjadi
pemisahan apabila digunakan wadah glass tipe tertentu. Larutan NaCl
dapat disterilisasi dengan autoklaf atau filtrasi. NaCl padat stabil dan
harus dismpan dalam wadah tertutup baik pada tempat yang dingin dan
kering.
- Stabilitas terhadap cahaya
• Inkompatibilitas
Fase air dari larutan NaCl bersifat korosif terhadap logam. Dapat
bereaksi membentuk endapan perak dan garam merkuri. Agen
pengoksidasi yang kuat dapat membebaskan klorin dari larutan asam
pada natrium klorida. Kelarutan pengawet metil paraben akan menurun
dalam larutan NaCl aquaeus, dan viskositas dari gel karbomer dan
larutan dari hidroksi metil selulosa atau hdroksi propil hidroksida akan
mengalami penurunan jika ditambahkan NaCl. Serta inkompatibilitas
terhadap logam Ag, Hg, Fe. (Kibbe, 2000).
• Kelarutan
Larut dalam 2,8 bagian air, dalam 2,7 bagian air mendidih, dan dalam 10
bagian gliserol P, sukar larut dalam etanol (95%) P (DepKes RI, 1979)
B. Attapulgite (Karbon Aktif)
1. Sinonim
Attaclay
2. Kegunaan
Adsorben
6. Stabilitas
7. Kegunaan
8. Konsentrasi Penggunaan
0,1-0,3%
9. Alasan pemilihan
Norit inert sehingga tidak bereaksi dengan zat aktif. (Depkes RI, 1995)
10. Stabilitas
1. Definisi
Air steril untuk injeksi adalah air untuk injeksi yang disterilkan dan dikemas
dengan cara yang sesuai. Tidak mengandung bahan antimikroba atau bahan
tambahan lainnya (Depkes RI, 1995).
2. Pemerian
3. Sterilisasi
4. Kegunaan
Pembawa dan melarutkan
5. Alasan pemilihan
6. Cara pembuatan
Air suling segar disuling kembali dengan alat kaca netral atau wadah logam
yang cocok yang diperlengkapi dengan labu percik. Hasil sulingan pertama
dibuang, sulingan selanjutnya ditampung dalam wadah yang cocok, dan
segera digunakan. Jika dimaksudkan sebagai pelarut serbuk untuk injeksi,
harus disterilkan dengan cara sterilisasi A atau C, segera setelah diwadahkan.
Alat
Bahan
• NaCl 0,9%
gram
BMNaCl
0,9gr
0,1L
= x1000 x2
58,44gr / mol
= 308 M.osmol
Sediaan yang diberikan secara intravena akan langsung menuju cairan tubuh
tanpa melewati sawar membran, maka sediaan infus harus dibuat harus steril dan
terbebas dari partikel serta pirogen (Ansel, 2008). Maka dari itu, sebelum membuat
sediaan alat-alat yang akan digunakan untuk praktikum disterilisasi dengan cara
yang sesuai. Untuk menghindari adanya kontaminasi pada sediaan oleh
mikroorganisme maupun partikulat, seluruh kegiatan dalam praktikum dilakukan
dengan teknik aseptis. Teknik aseptis merupakan teknik dalam pembuatan sediaan
steril agar mikroorganisme dan bahan partikulat lain tidak masuk ke dalam sediaan
sehingga dapat terjamin sterilitasnya selama persiapan, proses dan uji sediaan steril.