Anda di halaman 1dari 67

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Alasan utama untuk memulai bisnis adalah untuk memenuhi tujuan yang
telah ditentukan sebelumnya. Tujuan perusahaan biasanya memiliki komponen
jangka panjang dan jangka pendek. Jika bisnis dikelola dengan baik dan tetap
merupakan salah satu alat yang dapat membantu organisasi mencapai tujuannya.

Aset tetap sangat penting dalam bisnis. Sebuah bisnis membutuhkan


peralatan, yang merupakan salah satu komponen aset tetap, untuk membantu
pertumbuhannya. Aset tetap memainkan peran penting dalam strategi investasi
perusahaan.

Investasi atau aset yang dikenal sebagai aset tetap sangat penting bagi
kemampuan perusahaan untuk tetap eksis. Laporan keuangan dapat disusun
dengan menggunakan periode akuntansi untuk aset tetap yang digunakan dalam
laporan keuangan. Jumlah aset tetap yang digunakan perusahaan harus
merupakan bagian yang cukup besar dari seluruh aset yang dimiliki perusahaan.
Aset tetap dapat dihentikan karena keterbatasannya dalam pemanfaatan
kepentingan perusahaan dan ketidakmampuannya untuk digunakan kembali
untuk pertumbuhan bisnis. Menjual atau menukar aset yang dapat digunakan
untuk keuntungan perusahaan dapat digunakan untuk menghentikan aset tetap.

Aset tetap adalah aset berwujud yang dibeli dalam bentuk produk jadi atau
barang yang telah diproduksi, digunakan oleh operasi bisnis dan tidak
dimaksudkan untuk dijual secara reguler. Mereka juga memiliki masa manfaat
lebih dari satu tahun.(Ismail, 2015)

1
2

Korporasi dapat menukar aktiva tetapnya dengan yang baru, baik sejenis
maupun tidak, sebelum akhir umur ekonomisnya. Ketika aset ditukar dengan aset
lain, nilai buku harus dihitung dengan menggunakan akumulasi penyusutan aset
terkait.

Penyusutan adalah metode akuntansi yang digunakan untuk mendistribusikan


pengeluaran untuk aset fisik. Menurut Pontoh (2013: 358), karena aset tetap
digunakan seiring waktu, mereka juga akan mulai kehilangan kemampuannya
untuk menghasilkan barang dan jasa atau mulai menjadi usang. Depresiasi atau
penyusutan adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan penurunan
kemampuan aktiva tetap ini.

Aset tetap adalah barang berwujud yang ditahan untuk digunakan dalam
produksi produk dan jasa, untuk disewakan kepada pihak ketiga, atau untuk alasan
administratif dan diperkirakan akan digunakan untuk jangka waktu yang lebih
lama, menurut PSAK No.16. Properti, pabrik, dan peralatan juga harus memiliki
karakteristik khusus agar dapat dibedakan dari aset tidak berwujud seperti paten
dan merek dagang, seperti kapasitas untuk digunakan dalam kegiatan bisnis
reguler, masa manfaat yang lebih lama dari rata-rata, dan substansi fisik.

Badan Usaha Milik Negara PT. Pertamina RU II Pangkalan Berandan


beroperasi di industri perminyakan. Berbagai jenis aset tetap, termasuk tanah,
bangunan, mesin, dan peralatan bergerak, dimiliki oleh PT. Pertamina RU II
Pangkalan Berandan. Menyadari bahwa aset yang ada perlu diperlakukan secara
fisik dan finansial karena fungsinya yang signifikan dalam suatu perusahaan.

Korporasi menggunakan banyak aset tetap dalam proses operasionalnya.


Kecuali tanah, semua aktiva tetap yang dimiliki korporasi harus mempunyai nilai
penyusutan. Perusahaan memiliki perlakuan akuntansi dan manajemen untuk
membantu menentukan metode penyusutan aset tetap sehingga dapat digunakan
suatu metode. Aset perusahaan disusun dalam tabel di bawah ini.
3

Tahun Jumlah Total Asset


2019 Rp. 720.122.976.000
2020 Rp. 720.800.000.000
2021 Rp. 720.122.800.000
Tabel 1.1
Gambaran aset yang dimiliki PT Pertamina RU II Pangkalan Berandan dalam 3
tahun terakhir

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis ingin mendalami bagaimana


penanganan aset tetap dalam sebuah skripsi dengan judul sebagai berikut:
“Analisis Perlakuan Akuntansi Terhadap Aktiva Tetap Pada PT. Pertamina
RU II Pangkalan Berandan”

B. Identifikasi Masalah
1. Kekeliruan dalam pencatatan aset yang dimiliki oleh PT. Pertamina RU II
Pangkalan Berandan
2. Pengakuan, pencatatan dan pelaporan aktiva tetap sesuai PSAK No.16.

C. Batasan Masalah
Penelitian ini hanya berfokus pada pengukuran, pengungkapan penyajian
aktiva tetap sesuai dengan PSAK No.16.

D. Rumusan Masalah
1. Bagaimana gambaran aktiva tetap pada PT. Pertamina RU II Pangkalan
Berandan?
2. Bagaimana kesesuaian pengakuan dan pencatatan aktiva tetap yang dimiliki oleh
PT. Pertaminan RU II Pangkalan Berandan berdasarkan PSAK No.16?

E. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui gambaran aset tanah, bangunan, mesin serta alat bergerak
yang dimiliki PT Pertamina RU II Pangkalan Berandan.
4

2. Untuk mengetahui pengakuan, pencatatan dan pelaporan aktiva tetap sudah sesuai
PSAK No.16.

F. Manfaat Penelitian
1. Peneliti melalui penelitian ini harus dapat menjelaskan bagaimana aset tetap
dijelaskan sesuai dengan PSAK No. 16.
2. Temuan penelitian ini diharapkan dapat membantu bisnis, khususnya yang
berkaitan dengan pendokumentasian aset tetap.
3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi para akademisi
serta sebagai bahan referensi atau literature review untuk melengkapi pengetahuan
yang ada.
4. Kajian ini diharapkan dapat memperjelas pencatatan dan pelaporan aset tetap bagi
masyarakat.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Landasan Teori
1. Pengertian dan Ruang Lingkup Akuntansi
a. Pengertian akuntansi
Menurut Donald Kiesso, Jery Weydgant, Terry
Warfield memiliki pemikiran yang sama bahwa Akuntansi dapat
dianggap sebagai identifikasi, evaluasi, dan penyebaran data keuangan
mengenai entitas ekonomi kepada pihak yang berkepentingan. Istilah
akuntansi untuk entitas ekonomi digunakan dalam kaitannya dengan
laporan keuangan yang secara khusus menggambarkan situasinya.
Setiap laporan keuangan merupakan badan hukum tersendiri yang
berbeda dengan laporan keuangan lainnya. (Putu, 2019, h. 2–5)
Akuntansi adalah layanan yang menawarkan data
entitas ekonomi dalam bentuk laporan keuangan yang
disajikan sebagai angkaAkuntansi adalah kegiatan jasa yang
bertujuan untuk memberikan informasi kuantitatif, khususnya
di bidang keuangan, tentang entitas ekonomi yang dituju dan
dalam membuat pertimbangan tentang pelaporan aset tetap,
menurut Dewan Prinsip Akuntansi (1970). Akuntansi juga
membantu dalam membuat keputusan ekonomi serta pilihan
antara berbagai tindakan. dan pilih opsi terbaik dari berbagai
opsi yang tersedia.(Asmuni, Muslim, & Kamilah, 2020, h.
120).
Akuntansi adalah layanan yang menyediakan informasi
tentang entitas ekonomi sebagai laporan keuangan berbasis
angka, Akuntansi adalah kegiatan jasa dengan tujuan
memberikan informasi kuantitatif, khususnya di bidang
keuangan pada entitas ekonomi yang bersangkutan dan dalam
pengambilan keputusan (1970). Membuat penilaian baik dari

5
6

segi ekonomi dan antara tindakan yang berbeda dibantu oleh


akuntansi. dan memilih dari kemungkinan yang tersedia yang
terbaik.(Agie, 2019, h. 14) .
Status keuangan perusahaan dapat ditingkatkan dengan
menggunakan akuntansi sebagai metode untuk menjaga data
keuangan yang nantinya dapat diperiksa dan digunakan
sebagai landasan pengambilan keputusan. “Akuntansi adalah
seni mencatat, mengklasifikasikan, dan meringkas dengan
cara tertentu dan dalam istilah moneter, transaksi dan kejadian
yang umumnya bersifat keuangan dan termasuk interpretasi
hasil,” American Institute of Certified Public Accountants
(AICPA) menyatakan.(Nurbaiti, h. 9).
Kata bahasa Arab untuk akuntansi adalah "Muhasabah,"
yang berasal dari kata "hasaba," "hasiba," atau "hisabah,"
yang berarti "menimbang," "menghitung," "menghitung,"
"mencatat," atau "perhitungan". ," yang berarti "menghitung
dengan cermat dan teliti setiap transaksi dalam rekening
tertentu."(Khaddafi, 2016, h. 35) . Akuntansi dalam islam
merupakan alat untuk melaksanakan perintah Allah SWT
dalam surah Al-Baqarah ayat 282:

ٌ‫َأج ٍل ُّم َس ًّمى فَٱ ْكتُبُوهُ ۚ َولْيَكْتُب بَّْينَ ُك ْم َكاتِ ۢب‬ ‫ِ ِإ‬ ‫۟ ِإ‬ ِ َّ ٓ ٰ
َ ‫ين ءَ َامنُ ٓوا َذا تَ َدايَنتُم ب َديْ ٍن ىَل ٰ ٓى‬ َ ‫يََأيُّ َها ٱلذ‬
‫ب َولْيُ ْملِ ِل ٱلَّ ِذى َعلَْي ِه ٱحْلَ ُّق‬ ْ ُ‫ب َك َما َعلَّ َمهُ ٱللَّهُ ۚ َف ْليَكْت‬َ ُ‫ب َأن يَكْت‬
ِ
ٌ ‫ب َكات‬
ِ ِ
َ ‫بٱلْ َع ْدل ۚ َواَل يَْأ‬
‫ضعِي ًفا َْأو اَل‬ ِ ِ ِ ِ ‫ولْيت َِّق ٱللَّه ربَّهۥ واَل يبخ‬
َ ‫س مْنهُ َشْيـًٔا ۚ فَِإن َكا َن ٱلَّذى َعلَْيه ٱحْلَ ُّق َسف ًيها َْأو‬ ْ َ َْ َ ُ َ َ ََ
ِ ِ َ ‫ا َش ِه‬R۟‫يستَ ِطيع َأن مُيِ َّل هو َف ْليملِل ولِيُّهۥ بِٱلْع ْد ِل ۚ وٱستَ ْش ِه ُدو‬
ْ‫يديْ ِن من ِّر َجال ُك ْم ۖ فَِإن مَّل‬ ْ َ َ ُ َ ْ ُْ َُ ُ َْ
‫ض َّل ِإ ْح َد ٰى ُه َما َفتُ َذ ِّكَر‬ ِ َ‫ضو َن ِمن ٱلشُّه َد ِٓاء َأن ت‬ ‫ِ مِم‬
َ َ ْ َ ‫يَ ُكونَا َر ُجلَنْي ِ َفَر ُج ٌل َو ْٱمَرَأتَان َّن َت ْر‬
‫صغِ ًريا َْأو‬ ۟ ۟
َ ُ‫ُّه َدٓاءُ ِإذَا َما ُدعُوا ۚ َواَل تَ ْسـَٔ ُم ٓوا َأن تَكْتُبُوه‬ َ ‫ب ٱلش‬ َ ‫ٱُأْلخَر ٰى ۚ َواَل يَْأ‬ ْ ‫ِإ ْح َد ٰى ُه َما‬
‫َّه َد ِة َو َْأدىَن ٰ ٓى َأاَّل َت ْرتَابُ ٓو ۟ا ۖ ِإٓاَّل َأن‬ ِ ِ َ ‫ط ِع‬
َٰ ‫ند ٱللَّه َوَأْق َو ُم للش‬ ُ ‫َأجلِ ِهۦ ۚ َٰذلِ ُك ْم َأقْ َس‬ ‫ِإ‬
َ ‫َكبِ ًريا ىَل ٰ ٓى‬
7

‫وها ۗ َوَأ ْش ِه ُد ٓو ۟ا ِإ َذا‬ َ ُ‫اح َأاَّل تَكْتُب‬


ٌ َ‫س َعلَْي ُك ْم ُجن‬
ِ ِ ٰ ‫جِت‬
َ ‫تَ ُكو َن ََر ًة َحاضَر ًة تُد ُيرو َن َها َبْينَ ُك ْم َفلَْي‬
ۖ َ‫ق بِ ُك ْم ۗ َو َّٱت ُقو ۟ا ٱللَّه‬
ٌ ۢ ‫ب َواَل َش ِهي ٌد ۚ َوِإن َت ْف َعلُو ۟ا فَِإنَّهۥُ فُ ُسو‬ ِ َّ ‫َتبايعتُم ۚ واَل يض‬
ٌ ‫ٓار َكات‬ َ ُ َ ْ َْ َ
‫َويُ َعلِّ ُم ُك ُم ٱللَّهُ ۗ َوٱللَّهُ بِ ُك ِّل َش ْى ٍء َعلِيم‬

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, hendaknya kamu mencatatnya jika


tidak membayar tunai dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Dan hendaklah
salah satu dari kalian yang adalah seorang penulis menuliskannya dengan baik.
Selain itu, penulis tidak perlu ragu untuk mencatat apa yang Allah ajarkan
kepadanya, jadi biarkan dia melakukannya. Debitur kemudian harus menerima
apa yang telah dicatat, bertakwa kepada Allah, dan menahan diri dari membuat
pengurangan dalam jumlah yang terutang. Jika debitur lemah jiwanya, lemah
fisiknya (karena penyakitnya), atau tidak mampu meminta sendiri, maka wali
harus benar-benar meminta pembayaran. sertakan juga dua orang saksi laki-laki
dalam kesaksianmu (di antara kamu). Jika tidak ada dua laki-laki, mungkin ada
satu laki-laki dan dua perempuan yang dipilih dari saksi yang Anda senangi,
sehingga jika yang satu lupa, yang lain akan menjadi pengingat. Jangan sampai
saksi menolak memberikan keterangan saat dipanggil, dan tetap mencatat utang
sekecil apapun hingga batas waktu pembayaran. Itu lebih bermoral di mata Allah,
memperbanyak kesaksian, dan mendekatkanmu untuk tidak ragu. Kecuali
mu'amalah adalah transaksi tunai yang Anda lakukan di antara Anda, tidak ada
salahnya bagi Anda jika Anda memilih untuk tidak mencatatnya dan janganlah
penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. Jika kamu lakukan (yang demikian),
maka sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. Dan bertakwalah
kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

Dalam ayat di atas terkandung perintah yang


mengharuskan kita untuk mengukur dan mencatat secara adil.
Perintah tersebut diperuntukkan kepada orang yang
8

bertransaksi, dalam artian jika salah seorang dari mereka


menuliskan transaksi tersebut dan salah satu dari mereka tidak
pandai baca dan tulis hendaklah mencari orang ketiga .

Perintah tersebut terulis dalam hadist:

‫وسلَّم‬ ِ ٍ
َ َّ ‫ َعن ابْ ِن َم ْسعُود رضي اللَّه عنه عن النَّيِب‬: ‫اَألو ُل‬
َ ‫صلّى اهللُ َعلَْيه‬ َّ َ‫ف‬

‫ب ِعْن َد‬
َ َ‫ليص ُد ُق َحىَّت يُكت‬ َّ ‫ َوِإ َّن‬، ‫الص ْد َق َي ْه ِدي ِإىَل الْرِب ِّ َوِإ َّن الْرِب َّ َي ْه ِدي ِإىَل اجلَن َِّة‬
ْ ‫الر ُج َل‬ َّ ‫ ِإ َّن‬: ‫قال‬
ِ َّ ‫ َوِإ َّن‬، ‫ور َي ْه ِدي ِإىَل النَّا ِر‬ ‫ِإ‬ ‫ِ ِإ‬ ِ ‫ِإ‬ ِ ِ
‫ب‬
ُ ‫الر ُج َل لَيَكْذ‬ ُ ‫الفجو ِر َو َّن‬
َ ‫الفج‬ َ ‫ و َّن الْ َكذ‬، ً‫اللَّه صدِّيقا‬
ُ ‫ب َي ْهدي ىَل‬
ِ ِ َ‫حىَّت يكت‬
ٌ ً‫ب عْن َد اللَّه َك َّذابا‬
‫متفق عليه‬ َ ُ َ

Artinya: Pertama: Dari Ibnu Mas’ud ‫ي‬R‫ عنه هلال رض‬dari Nabi ‫وسلم عليه هلال صلی‬, sabdanya:
“Seseorang yang terus-menerus bertindak jujur sehingga tercatat di sisi Allah
sebagai orang yang jujur. Sesungguhnya kejujuran itu membawa kebaikan, dan
kebaikan itu mengantarkan ke surga. Lebih jauh lagi, orang yang konsisten
berbohong dipandang sebagai pembohong di sisi Allah karena dusta selalu
mengacu pada untuk kejahatan dan buruk akhirnya mengarah ke neraka.”
(Muttafaq ‘alaih).
Sebagaimana tertuang dalam Surat Al Israa ayat 35 yang
berbunyi, “Janganlah kamu melebih-lebihkan atau
mengurangi dan menyempurnakan ukuran-ukuran yang
disajikan dalam bentuk neraca”, Al-Qur’an juga
menyampaikan perlunya mengukur dan mencatat transaksi
dengan baik:

‫ك َخْيٌر َّواَ ْح َس ُن تَْأ ِويْاًل‬ ِ ِ ِ َ‫َواَْوفُوا الْ َكْيل اِذَا كِ ْلتُ ْم َو ِزنُ ْوا بِالْ ِق ْسط‬
َ ‫اس الْ ُم ْستَقْي ۗ ِم ٰذل‬ َ
9

Artinya: Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar, dan timbanglah


dengan timbangan yang benar. Itulah yang lebih utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya.

Islam melihat akuntansi sebagai alat untuk menegakkan


prinsip-prinsip Islam sesuai dengan hukum syariah serta ilmu
yang menerapkan pelaporan dan pencatatan. Tujuan utama
akuntansi syariah yaitu sebagai berikut:
1) Pertanggungjawaban, yaitu memberikan individu yang bertanggung jawab atas
operasi unit organisasi informasi keuangan yang lengkap dan akurat dalam format
yang sesuai dan pada waktu yang tepat..
2) Manegrial, atau penyediaan data keuangan yang diperlukan untuk pengambilan
keputusan, perencanaan, penganggaran, pengawasan, regulasi, desain kebijakan,
dan mengukur efektivitas usaha organisasi.
3) Pengawasan yang efektif dan efisien, termasuk pelaksanaan pemeriksaan
fungsional. (Sitompul & Dkk, 2015, h. 16).

Sedangkan prinsip akuntansi adalah sebagai berikut:


1) Entitas (Accounting Entity)
Entitas atau organisasi tertentu yang dilaporkan adalah pusat fokunsya ke
akuntansi..
2) Continuitas Operasi (Going Concer)
Operasi masa depan entitas yang dilaporkan dipertimbangkan saat membuat
laporan keuangan. Jika akuntan menentukan bahwa bisnis tidak dapat berjalan
secara teratur, mereka harus membagikan informasi ini..
3) Pengukuran (Measurment)
Akuntansi adalah alat untuk menghitung aset dan kewajiban keuangan. Akuntansi
harus menghitung hasil dari setiap transaksi yang terjadi.
4) Periode waktu (Time Periode)
Laporan keuangan harus mencakup data dari laporan keuangan untuk waktu atau
periode tertentu. Laporan harus memiliki tanggal jatuh tempo tertentu.
10

5) Unit Moneter (Monetery Unit)


Pengukuran setiap transaksi dilakukan dalam bentuk nilai atau uang.
6) Akrual
Perhitungan pendapatan dan beban dari posisi aset dan liabilitas bergantung pada
peristiwa, apakah transaksi tersebut merupakan pembayaran tunai atau
penerimaan.
7) Harga Pertukaran
Nilai yang ditampilkan dalam laporan keuangan dihitung dengan menggunakan
kurs yang berlaku pada saat transaksi.
8) Penaksiran
Dalam akuntansi tidak dapat dihindarkan penaksiran seperti penaksiran terhadap
harga.
9) Pertimbangan
Dalam penyusunan laporan keuangan, ada banyak faktor yang harus diperhatikan
dalam menyusun laporan keuangan, termasuk pemilihan berbagai prinsip dan
metode penyajian..
10) Bertujuan umum (General Purpose)
Akuntansi keuangan menghasilkan laporan keuangan yang dimaksudkan untuk
digunakan oleh semua konsumen, bukan hanya konsumen tertentu..
11) Laporan yang sangat terkait
Laporan sumber penerimaan kas, laporan laba rugi, dan neraca semuanya
memiliki keterkaitan yang erat dan saling terkait satu sama lain. Angka dari
neraca laba rugi saling terkait.
12) Subtance Over Form
Berbeda dengan bukti formal atau legal, akuntansi menekankan realitas ekonomi
dari suatu kejadian..
13) Materialistis
Hanya informasi yang dianggap signifikan yang dimasukkan dalam laporan
keuangan. Teruslah melihat signifikansi luas dalam setiap pertimbangan. Dampak
terhadap laporan keuangan terkait dengan indikator materialitas.(Harahap, 2009,
h. 5–7).
11

b. Akuntansi Syariah

Sejak Islam menjadikan pembayaran zakat sebagai rukun


Islam ketiga pada abad ke-7 M, secara historis dikenal sebagai
akuntansi dari perspektif Islam, atau akuntansi syariah.
Muslim menghitung zakat dan menyimpan catatan pemerintah
menggunakan akuntansi. Sementara sistem akuntansi Italia
pertama kali muncul pada abad ke-15, konsep akuntansi
pertama kali didirikan dalam praktik Muslim pada abad ke-7.
Akibatnya, untuk sementara, negara-negara Islam telah
menggunakan akuntansi tradisional, namun dengan beberapa
batasan. (Siswantoro, 2015 h.156)
Persyaratan Muslim untuk pelaporan keuangan terlihat
paling dipengaruhi oleh larangan bunga dan persyaratan untuk
membayar zakat. Oleh karena itu, beberapa pakar akuntansi
menyarankan untuk mengganti tujuan akuntansi konvensional
yang berkonsentrasi pada kelompok tertentu dengan tujuan
akuntansi syariah yang berorientasi pada zakat.
Akuntansi syariah dipahami sebagai praktik pencatatan
transaksi sesuai dengan pedoman yang ditetapkan oleh Allah
SWT. Pengguna laporan yang lebih luas dapat mengakses
informasi yang disediakan dalam akuntansi syariah, yang
tidak hanya mencakup data keuangan tetapi juga informasi
untuk bisnis yang mengikuti hukum syariah.
Akuntansi syariah merupakan salah satu upaya untuk
mentransformasikan akuntansi kontemporer menjadi praktik
yang baik dan lurus secara moral. Tujuan penerapan akuntansi
syariah adalah mewujudkan peradaban korporasi yang cerdas,
humanistik, emansipatoris, transendental, dan teologis. Maka,
dimulai dari tauhid dan ketundukan pada jaringan kekuasaan
12

Ilahiah, yang semuanya dilaksanakan sesuai dengan


khalifatullah fil ardh, realitas sosial akan dibangun melalui
penerapan akuntansi syariah..
Persyaratan sosial Islam, seperti pembayaran zakat, juga
termasuk dalam tujuan sosial akuntansi syariah. Akuntansi
yang berorientasi sosial dikenal dengan akuntansi syariah.
Akuntansi Islam memperhitungkan hal-hal yang tidak dapat
dilakukan oleh akuntansi konvensional, seperti perilaku
manusia yang akan dievaluasi pada hari kiamat. Akuntansi
dianggap sebagai bentuk perhitungan, yang mensyaratkan
mendukung apa yang mengagumkan dan melarang apa yang
tidak..
Dengan menerapkan akuntabilitas, ketundukan, dan
kreativitas terhadap transaksi ekonomi, peristiwa, dan proses
produksi yang menyampaikan informasi dalam bentuk
material, spiritual, dan spiritual sesuai dengan nilai-nilai Islam
dan sebagai tujuan syariah, akuntansi syariah bertujuan untuk
mewujudkan cinta yang hakiki kepada Allah SWT..
Tujuan akuntansi syariah umumnya termasuk
mempromosikan keadilan sosial-ekonomi (Al-Falah) dan
mengakui kewajiban kepada Allah, individu, dan masyarakat
berkaitan dengan mereka yang terlibat dalam kegiatan
ekonomi.
Menurut Prof.Dr.Umar Abdullah Zaid,akuntansi yang dipahami secara luas hanya
menangani masalah yang berkaitan dengan
bisnis,keuangan,manajemen,pertanian,pemerintahan,dan bidang terkait lainnya.
Refleksi pencapaian posisi adalah salah satu komponen kunci dari teori akuntansi
syariah. Salah satu bagian penting dalam falsafah akuntansi syariah adalah
refleksi atas hasil yang telah dicapai oleh peran manusia dalam kekhalifahan
dimuka bumi (Hendra, Anggriyani, & Rasidah, 2019, h. 6).
Studi akuntansi Islam telah berkembang sebagai akibat
13

dari munculnya lembaga keuangan Islam dan menyebarnya


keyakinan bahwa asumsi dasar sistem akuntansi keuangan
Barat tidak sesuai dengan prinsip dan nilai Islam. Laporan
keuangan yang saat ini digunakan dikenal sebagai laporan
akuntansi keuangan Barat, menurut akuntansi syariah, yang
menganjurkan penciptaan standar akuntansi Islam. Organisasi
Akuntansi dan Audit untuk Lembaga Keuangan Islam
(AAAOIFI) didirikan pada tahun 1991 untuk melayani fungsi
ini..
Selain itu, beberapa ahli juga menyarankan gaya yang
berbeda untuk laporan keuangan karena mereka percaya
bahwa akuntansi tradisional tidak sesuai dengan tujuan
masyarakat dalam akuntansi Islam. Gagasan yang diadopsi
secara luas dari pernyataan nilai tambah sebagai pengganti
laporan laba rugi untuk pelaporan keuangan Islam awalnya
dikemukakan oleh Baydoun dan Willet pada tahun 1994 dan
umumnya diadopsi oleh otoritas akuntansi Islam lainnya.
Organisasi Akuntansi dan Audit Lembaga Keuangan
Syariah kini merintis akuntansi syariah internasional
(AAAOIFI). Untuk organisasi keuangan Islam, organisasi ini
menyediakan standar akuntansi dan audit umum serta tata
kelola. Profesional akuntansi di negara-negara dengan
transaksi keuangan Islam dapat menggunakan pedoman
AAOIFI sebagai referensi untuk mengarahkan pekerjaan
mereka. Namun, berdasarkan kualitas uniknya masing-
masing, setiap negara dapat mengubah kriteria ini. (Maali,
2017 h.134)
Awalnya, hanya lembaga keuangan Islam yang mendaftar
ke Organisasi Akuntansi dan Audit untuk Lembaga Keuangan
Islam. Penerapan standar akuntansi syariah ini dinilai dapat
dipraktikkan di sejumlah sektor ekonomi. Saat
14

mengembangkan standar AAAIOFI, penting untuk merangkul


prinsip dan prosedur akuntansi tradisional yang tidak
bertentangan dengan syariah dan menolak yang bertentangan.
(Umar, Kurawa, 2019 h.178)
Kajian akuntansi syariah dan norma-normanya mulai
terbentuk saat ini. Banyak studi awal menekankan persyaratan
akuntansi Islam dan norma-norma tertentu. Diskusi kemudian
beralih ke perbedaan antara akuntansi Islam dan akuntansi
Barat. Munculnya Standar Pelaporan Keuangan Internasional
(IFRS) terpadu menghadirkan tantangan baru untuk studi
akuntansi Islam. Ketika perbankan syariah harus
menggunakan IFRS atau standar akuntansi syariah (Nor,
Fadzlina, 2018 h.267)
Penggunaan istilah "akuntansi syariah" dalam operasi
lembaga keuangan tidak benar-benar menandakan konsep
yang koheren atau seperangkat keyakinan dan perilaku
tertentu. Ini sebagian besar berkaitan dengan pengembangan
literatur akademis tentang akuntansi Islam. Teori pendahuluan
secara khusus terkait dengan metode akuntansi bank syariah,
yang telah menjadi kekuatan pendorong utama akuntansi
Islam secara umum.
Pada awalnya, konsep akuntabilitas yang secara eksplisit
dinyatakan dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah dapat digunakan
untuk memahami akuntansi syariah. Ini menekankan
akuntabilitas yang lebih luas yang ada di masyarakat dengan
menyiratkan ketaatan yang ketat terhadap aturan agama di
semua bidang kehidupan. Akuntansi syariah, bagaimanapun,
tidak hanya mengacu pada standar universal; karena masing-
masing otoritas memiliki interpretasi hukum Islam yang unik,
setiap transaksi keuangan syariah akan mendapat perlakuan
akuntansi tersendiri. Secara global, standar akuntansi syariah
15

menghadapi tantangan yang signifikan karena perbedaan


interpretasi dan opini syariah..
Menurut akuntansi syariah, akuntabilitas Tuhan adalah
premis akuntansi Islam yang paling penting. Oleh karena itu,
organisasi keuangan Islam harus mendapatkan kepercayaan
dan kepercayaan publik dengan mengungkapkan secara akurat
setiap transaksi keuangan yang sebenarnya. Substansi dan
persyaratan formal kontrak syariah yang mengatur transaksi
atau peristiwa harus diikuti ketika melaporkan transaksi
berdasarkan akuntansi syariah. (Nor, Fadzlina, 2018 h.230)
Tidak ada yang dilarang mendefinisikan istilah di bawah
akuntansi syariah. Akuntansi syariah dipandang sebagai
metode yang memberikan informasi yang akurat dan tidak
membatasi informasi keuangan kepada pemangku
kepentingan lembaga, tetapi juga berfungsi untuk memastikan
bahwa entitas berjalan sesuai dengan pedoman Islam dan
mencapai tujuan sosial ekonominya..
Akuntansi syariah dengan akuntansi konvensional
memiliki perbedaan dari berbagai sudut pandang. Mengingat
bahwa budaya telah terbukti berdampak pada akuntansi, hal
itu telah diakui sebagai penentu potensial akuntansi. Islam
menunjukkan pandangan dunia tertentu di mana agama
membentuk norma-norma budaya yang sehat, terutama
mengingat fakta bahwa Islam tidak memandang perbedaan
antara bidang kehidupan yang sakral dan sekuler.
Landasan penciptaan manusia sebagai khalifah di muka
bumi meliputi gagasan pertanggungjawaban. Pada
kenyataannya, perbedaan pandangan dunia berdampak pada
nilai sosial dan ekonomi, yang berdampak pada sistem
akuntansi. Tidak seperti akuntansi konvensional yang sangat
bergantung pada akuntabilitas dan nilai-nilai syariah,
16

akuntansi syariah didasarkan pada penggunaan kerangka


pengambilan keputusan.
Akuntansi syariah menilai hak dan kewajiban semua
pihak yang berkepentingan sejalan dengan prinsip syariah
Islam, termasuk hak dan kewajiban yang berasal dari transaksi
yang belum selesai dan peristiwa lainnya. Pemikiran
fundamentalnya akhirnya berkembang untuk memasukkan
gagasannya tentang keadilan, kasih sayang, dan komitmen
terhadap prinsip-prinsip bisnis Islam. Menurut gagasan ini,
interaksi akuntan dengan masyarakat akan menumbuhkan
kualitas seperti integritas, keadilan, dan toleransi..
Selain itu, ada perbedaan filosofis antara akuntansi
syariah dan akuntansi konvensional, yang menimbulkan
argumen yang mendukung berbagai lembaga dan sistem
akuntansi. Menurut beberapa orang, akuntansi tradisional
didasarkan pada interpretasi filosofis rasionalisme ekonomi
yang menggabungkan konsep individualisme, kepentingan
pribadi, dan maksimalisasi keuntungan. Sedangkan landasan
filosofis akuntansi syariah yang menggabungkan konsep
kepentingan publik, pemerataan, dan kewajaran keuntungan
sebagai ukuran keberhasilan kinerja adalah keesaan Tuhan.
Perspektif akuntansi syariah pada isu-isu bisnis
dipengaruhi oleh keyakinan agama dan menghasilkan
penekanan pada kepentingan masyarakat dalam pilihan dan
tindakan perusahaan. Akuntansi syariah, di sisi lain, melarang
pengambilan keuntungan dan eksploitasi yang berlebihan
yang bertentangan dengan gagasan kesetaraan manusia serta
fokus tunggal pada keuntungan. (Abdullah 2018 h.246)
17

2. Pengertian dan Penggolongan Aktiva Tetap


a. Pengertian Aktiva Tetap
Dalam bisnis, aset tetap memainkan peran penting.
Peralatan, salah satu komponen aktiva tetap, diperlukan untuk
membantu suatu usaha dalam perkembangan perusahaan. Aset
tetap, yang merupakan investasi atau aset perusahaan dan
sangat penting untuk kelangsungan hidupnya, memainkan
peran yang sangat penting.
Menurut PSAK No.16 (Revisi 2011), aset tetap adalah
barang-barang milik perusahaan dan digunakan baik untuk
tujuan administratif maupun operasional. Aset berwujud
dengan masa manfaat lebih dari satu tahun juga disebut
sebagai aset tetap. Aset tetap termasuk real estat, mesin, tanah,
dan bangunan atau struktur. (Ikatan Akuntansi Indonesia,
2011).
Menurut IAI ( Ikatan Akuntansi Indonesia) pencatatan
aktiva tetap dalam PSAK No.16 bahwa pengelolaan aktiva
meliputi pengakuan, pengukuran, pengeluaran, penghentian,
dan pengungkapan. Aktiva tetap adalah aktiv aberwujud yang
yang dimiliki oleh perusahaan dan digunakan dalam proses
produksi maupun penyediaan barang dan jasa, untuk
disewakan ke pihak lain atau untuk administratif, dan
diharapkan untukk digunakan selama satu periode
Dalam hal ini, perusahaan aset tetap memiliki pilihan
untuk menggunakan model biaya atau model revaluasi untuk
memastikan bahwa nilai aset tetap ditentukan secara konsisten
dan adil dalam pelaporan akhir, sesuai PSAK No. 16
amandemen (2015). Semua aset tetap dalam kelompok yang
sama harus dinilai secara rutin berdasarkan nilai volatilitas
dalam nilai aset wajar jika organisasi memilih model
revaluasi. Penumpukan tambahan pendapatan komprehensif
18

atau surplus juga akan meningkat jika revaluasi meningkatkan


nilai wajar aset tetap. (Retno, Giana 2018, h.428)
Aset tetap hanya dapat digunakan sampai batas tertentu
untuk kepentingan bisnis; mereka tidak dapat digunakan lagi
untuk memajukan bisnis dan karena itu dapat ditinggalkan.
Aset tetap dapat diakhiri dengan dijual atau ditukar dengan
aset perusahaan. (Bakri, Adriani 2020 h.28)
Terdapat periode atau periode akuntansi yang cocok
untuk aset tetap yang digunakan dalam laporan keuangan
untuk rekapitulasi pelaporan keuangan. Perusahaan harus
secara efektif menggunakan aset tetap dalam sebagian besar
dari keseluruhan aset mereka untuk memaksimalkan aset yang
ada. Selain itu, ada pembatasan bagaimana aset tetap dapat
digunakan untuk keuntungan perusahaan; mereka tidak dapat
digunakan kembali untuk memajukan perusahaan, oleh karena
itu dapat ditinggalkan. Aset tetap dapat diakhiri dengan
menjual aset yang ada atau menukarnya dengan yang baru
yang akan menguntungkan bisnis.(Mardiyanto, h. 98).
Karakteristik aktiva tetap yang dituliskan dalam buku
panduan praktis Standart Akuntansi Keuangan berbasis IFRS,
Aset harus memiliki kualitas seperti digunakan dalam operasi
bisnis, memiliki masa manfaat yang panjang, dan memiliki
substansi fisik (Hery, h. 98).
TM Books (2019:169) menyatakan bahwa aset tetap
memiliki tiga karakteristik utama yaitu: dibeli atau digunakan
dalam operasi pada perusahaan, digunakan lebih dari satu
periode dan dibiasanya didepresiasi serta memiliki bentuk
fisik.
Sedangkan Kartika hadi, dkk (2020:38) menyatakan
Aset tetap dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau
pengiriman barang dan jasa daripada untuk dijual kembali,
19

dan juga digunakan untuk jangka waktu yang lama. Mereka


adalah aset fisik yang dapat dilihat dan ditangani. (Sabri,
Ratna, Puspa 2022 h.42)

b. Penggolongan aktiva tetap

1) Aset tetap dibagi ke dalam kategori berikut sesuai dengan kegunaannya dalam
operasi bisnis:
a) Aktiva tetap dengan umur tak terbatas dibebaskan dari kebutuhan penyusutan
biaya perolehan. terutama karena, meskipun sudah tua, nilai aset tetap ini
tidak akan meningkat..
b) Aktiva tetap dengan umur terbatas dibagi menjadi aktiva yang dapat diganti
dengan aktiva serupa setelah masa manfaatnya berakhir dan aset yang tidak
dapat diganti. Contoh yang pertama termasuk mesin dan aset yang tidak dapat
diganti dengan aset serupa setelah masa manfaatnya berakhir termasuk hutan
kayu. Kategori terakhir mencakup aset tetap dengan umur terbatas yang tidak
dapat diganti dengan aset serupa setelah masa manfaatnya berakhir..
2) Penggolongan aktiva tetap berdasarkan penyusutannya
a) Aset tetap yang terdepresiasi, Depresiasi mengurangi nilai aset selama masa
manfaatnya dengan memperhitungkan biaya hal-hal seperti mesin, kendaraan,
dll.
b) Aktiva tetap yang tidak dapat disusutkan; karena aset tersebut tidak
mengalami penurunan nilai, aset tersebut tidak dapat dihapuskan seluruhnya
pada saat perolehan, misalnya tanah.

3) Penggolongan aktiva tetap berdasarkan jenisnya


a) Lahan
Itu adalah area tanah yang tersebar dan terdiri dari bangunan atau tanah kosong.
Jika ada tanah dengan bangunan di atasnya, maka pencatatan antara tanah dan
bangunan itu harus dipisahkan dalam pembukuan.
b) Gedung
20

bangunan yang telah berdiri di atas tanah. Berbeda dengan tanah yang tidak
pernah terdepresiasi, bangunan terdepresiasi seiring berjalannya waktu,
menyebabkan nilainya menurun seiring berjalannya waktu
c) Mesin
Itu adalah peralatan mekanis di bawah kendali perusahaan yang digunakan baik
dalam kegiatan perdagangan maupun yang berhubungan dengan jasa.
Dengan menaikkan nilai alat mesin, daftar selesai.
d) Kendaraan
terdiri dari truk, mobil dinas, dan jenis kendaraan lainnya yang dapat digunakan
untuk transportasi dan dimiliki oleh dunia usaha untuk mendukung tugas
operasionalnya.
e) Inventaris
Apakah peralatan terkait kantor, seperti peralatan pabrik, peralatan kantor, atau
peralatan besar, digunakan dalam bisnis? (Putra, 2013, h. 190).

3. Pengakuan, Pencatatan, Pelaporan Penyusutan Aktiva Tetap Berdasarkan


PSAK No.16

a. Pengakuan aktiva tetap

Bisnis harus mengklasifikasikan aset sebagai properti,


pabrik, dan peralatan, menurut Kieso (2011), jika biaya aset
dapat ditentukan secara tepat dan jika kesuksesan finansial di
masa depan dapat diantisipasi.
Transaksi aktiva tetap termasuk dalam salah satu dari tiga
jenis dalam sistem akuntansi mulayadi, yaitu: banyaknya jenis
kegiatan akuisisi (pembelian, pembangunan, sumbangan),
belanja modal, perbaikan, penukaran, pensiun, dan penjualan
yang mempengaruhi nilai rekening aktiva tetap. . Penyusutan,
pensiun, penjualan, dan pertukaran adalah jenis transaksi
khusus yang memengaruhi jumlah total penyusutan aset tetap.
Konsumsi sumber daya seperti bahan baku dan suku
21

cadang, tenaga kerja, peralatan energi, dan sumber daya


lainnya untuk operasi perbaikan dan pemeliharaan aset yang
langgeng adalah contoh transaksi yang mengubah akun biaya
penyusutan dan pemeliharaan aset tetap.(Suherman, 2011, h.
57).
Menurut PSAK, biaya perolehan aset tetap harus dipertimbangkan sebagai
aset jika kemungkinan besar organisasi akan menerima keuntungan ekonomi yang
meningkat di masa depan dari aset tersebut dan biaya perolehan aset dapat
ditentukan secara wajar secara akurat. Jika:
1) Kemungkinan besar entitas akan menerima keuntungan keuangan masa depan
dari aset tersebut, maka biaya perolehan aset juga harus diakui sebagai aset.
2) Dimungkinkan untuk menghitung biaya aset dengan akurat. Aset tersebut
dicatat sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan
akumulasi rugi penurunan nilai setelah diakui sebagai aset tetap.
Jumlah yang dibayarkan atau nilai pasar wajar dari
pembayaran lain yang diterima pada saat akuisisi sampai aset
tersebut dalam keadaan dan lokasi yang sesuai untuk
digunakan adalah biaya perolehan aset.(Yustisia, 2007, h.
173).

(Diana 2017) menyatakan bahwa Biaya mengacu


pada jumlah uang yang dibayarkan atau, jika berlaku, nilai
wajar imbalan lain yang diterima pada saat konstruksi atau
akuisisi aset, serta jumlah yang dapat diatribusikan ke aset
pada saat aset tersebut pertama kali diakui.
Setelah pengurangan atau potongan lainnya, tarif
impor dan pajak pembelian termasuk dalam harga
perolehan aktiva tetap dan tidak dapat diminta kembali.
Estimasi pertama dari biaya yang terkait dengan
dekomisioning dan pemindahan aset tetap, serta kompensasi
lokasi aset tetap, adalah semua biaya yang terkait langsung
22

dengan relokasi aset ke lokasi yang baik sesuai dengan


preferensi manajemen.. ( Nutrftriani, Neng, Astuty 2019
h.60)
Biaya perolehan terdiri dari:
1) Biaya perolehan aset yang terdiri dari:
a) Setelah memperhitungkan diskon atau potongan lainnya, harga perolehan
sudah termasuk bea masuk dan pajak pembelian yang tidak dapat
dikembalikan..
b) Setiap biaya yang terkait langsung dengan pemindahan aset ke lokasi dan
keadaan yang diperlukan agar dapat digunakan untuk kebutuhan operasional
bisnis.
c) Perkiraan kasar biaya yang terkait dengan pembongkaran, pemindahan, dan
relokasi aset tetap.
2) Biaya yang dapat diatribusikan secara langsung:
a) Biaya imbalan kerja
b) Biaya penyiapan lahan
c) Biaya penangan dan penyerahan awal
d) Perakitan dan instalasi
e) Biaya pengujian aset (Megawati & Enti, h. 17)

Perusahaan membutuhkan biaya aktiva tetap untuk


menyelesaikan operasi perusahaan selama periode operasional.
Komponen belanja modal dan belanja pendapatan dapat
mencakup biaya berkelanjutan. Pengeluaran untuk properti dan
peralatan pabrik setelah akuisisi pertama hanya dihitung
sebagai aset jika meningkatkan kondisi aset di atas dan di atas
persyaratan kinerja awalnya.
Suatu beban biasanya diakui pada saat terjadinya untuk
meningkatkan kriteria kinerja awal suatu aset. Misalnya, biaya
pemeliharaan dan perbaikan untuk mesin dan peralatan pabrik
biasanya dianggap sebagai beban karena mencakup biaya
23

pemeliharaan rutin yang meningkatkan efisiensi operasional


bisnis. Pendapatan Pengeluaran adalah nama yang diberikan
untuk pengeluaran yang sesuai untuk periode saat ini.
Pengeluaran modal, di sisi lain, adalah pembelian yang
meningkatkan nilai aset atau memperpanjang umur
manfaatnya.
Pemeliharaan merupakan kegiatan industri yang bertujuan
untuk menjaga agar sistem permesinan tetap berfungsi dengan
baik sehingga menghasilkan operasi manufaktur yang efisien.
Agar mesin dan peralatan dapat melakukan tugasnya seperti
yang diminta, perawatan harus dilakukan padanya.
Pemeliharaan biasanya bersifat rutin dan berulang, memiliki
pengaruh yang kecil dalam memperpanjang usia ekonomis,
dan tidak memperluas kapasitas aset tetap yang sudah
terpasang.
(Daryus 2007) Menyatakan, tujuan pemeliharaan adalah
untuk memperpanjang masa manfaat aset untuk
mempertahankan pasokan peralatan perusahaan saat ini dan
untuk memaksimalkan proses produksinya, yang akan
meningkatkan keuntungan perusahaan. Selain itu, tujuan biaya
pemeliharaan adalah untuk menjamin agar semua peralatan
produksi selalu siap untuk kegiatan operasional perusahaan,
meskipun dalam keadaan darurat, serta untuk menjamin
keselamatan pekerja bagi seluruh personel..
Biaya yang terkait dengan pemeliharaan aset agar tetap
berfungsi dan dalam kondisi prima dikenal sebagai biaya
pemeliharaan. Menurut anggapan bahwa biaya didistribusikan
secara merata sepanjang tahun dalam jumlah yang relatif
kecil, maka akuntansi perawatan dan pemeliharaan diperlukan
sebagai periode biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan.
Pengeluaran aset tetap dapat dikategorikan sebagai
24

belanja modal apabila dapat meningkatkan kapasitas dan


kualitas produksi, memberikan masa manfaat lebih dari satu
periode, dan/atau relatif besar dan jarang
Prosedur untuk mencatat pengeluaran pendapatan
memerlukan pelacakan biaya yang dikeluarkan secara teratur
oleh bisnis. Kategori berikut berlaku untuk biaya yang
dikeluarkan saat aset tetap digunakan:
a) Pemeliharaan dan perbaikan
Pemeliharaan adalah biaya yang dibutuhkan untuk menjaga aset yang ada
dalam kondisi prima dan tersedia untuk digunakan dalam aktivitas
operasi bisnis.
b) Mengganti
Aset lama biasanya tidak dapat digunakan lagi dalam aktivitas operasi
bisnis, sehingga penggantian seringkali diperlukan. Di sini, mengganti
aset mengacu pada mengganti aset tetap dari jenis yang sama..
c) Memperbaiki
Perbaikan adalah penggantian suatu aset yang mengakibatkan modifikasi
bentuk dan kerangka aset tersebut agar dapat digunakan secara lebih
luas dan dalam kegiatan operasional usaha. Untuk perbaikan yang
cukup murah, bisnis seperti biasa sudah sesuai. Untuk mengganti aset
lama dengan yang baru dan menghapus akumulasi penyusutan dari
akun, perbaikan yang mahal akan dicatat sebagai aset baru untuk
sementara.
d) Penambahan
Dengan "penambahan", kami bermaksud memperluas atau meningkatkan
sumber daya yang ada.

b. Pencatatan Aktiva Tetap

Sesuai dengan PSAK No. 16, setelah aset siap


digunakan, penyusutan akan dimulai. Ketika suatu aset,
misalnya, berada pada lokasi dan kondisi yang sesuai serta
25

sesuai dengan tujuan dan kepentingan yang ditetapkan oleh


manajemen perusahaan, maka dikatakan siap untuk
digunakan. Penyusutan aset tetap tidak dihentikan pada saat
pensiun atau pensiun.
Tanah dan bangunan merupakan aset yang dapat
dipisahkan dan dicatat secara terpisah meskipun dibeli secara
bersama-sama. Tanah pada umumnya memiliki masa manfaat
tak terbatas dan tidak disusutkan, kecuali entitas berkeyakinan
bahwa masa manfaatnya terbatas. Bangunan, di sisi lain,
adalah aset yang dapat disusutkan karena memiliki masa
manfaat yang terbatas. (Hermain et al., 2019, h. 87).
Ada beberapa cara untuk mendapatkan aset tetap.
Sebagian besar waktu, organisasi menilai aset tetapnya
menggunakan biaya perolehannya. Nilai tercatat adalah
jumlah yang tersisa di neraca setelah dikurangi penyusutan
kumulatif dan kerugian penurunan nilai.
Jika berlaku, jumlah yang terkait dengan aset tersebut
pada awalnya diakui sesuai dengan aturan yang ditentukan
dalam PSAK lain. Biaya perolehan adalah jumlah kas atau
setara kas yang diserahkan untuk memperoleh aset pada saat
perolehan atau konstruksi. (Putra & Firmansyah, 2021, h.
277).
1) Harga perolehan, yang meliputi biaya impor dan pajak pembelian yang tidak
dapat dikreditkan setelah memperhitungkan diskon pembelian dan potongan
lainnya
2) Biaya langsung yang dapat dialokasikan untuk memindahkan aset ke lokasi
dan keadaan yang diinginkan, sehingga layak digunakan sesuai dengan
maksud dan keinginan manajemen; dan
3) Estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap serta
pemindahan aset. Ketika aset diperoleh atau karena entitas menggunakan aset
tersebut untuk jangka waktu tertentu selain untuk membuat persediaan,
26

tanggung jawab untuk membayar beban tersebut muncul. (Hery, 2014, h. 49).

Mengingat bahwa berinvestasi dalam aset tetap


merupakan pengeluaran terbesar untuk bisnis, penting bagi
manajemen untuk memahami pendorong di balik pembelian
ini sehingga pembelian aset tetap di masa mendatang dapat
direncanakan sesuai dengan kebutuhan bisnis. pembelian
melalui penggunaan, pemeliharaan, dan akhir periode aset
tetap. Berikut adalah prosedur untuk memperoleh aset tetap
yang digunakan dalam operasi bisnis:

1) Pembelian tunai
Bisnis dapat menggunakan uang tunai untuk membeli aset tetap.
Transaksi tersebut dikategorikan sebagai pembelian tunai jika pembeli dan
penjual barang masih setuju untuk membayar dalam satu transaksi yang
juga disertai dengan penyerahan barang tetap dan surat kepemilikan lain
yang menyertainya. Seluruh biaya perolehan, yang meliputi harga tagihan
aktiva tetap, bea pengalihan, ongkos pengapalan, biaya pemasangan, dan
pengeluaran lainnya, harus dicatat dalam pembukuan untuk aktiva tetap
yang diperoleh dengan uang tunai.. (Rudianto, 2018 h.154).
Menurut Baridwan (2014), Uang tunai diperlukan untuk akuisisi
tunai, termasuk harga faktur untuk aset tetap serta biaya yang dikeluarkan
hingga saat itu, seperti biaya pemasangan dan uji coba. Setiap biaya yang
telah dibahas dikapitalisasi sebagai biaya aktiva tetap. Jika diskon moneter
ditawarkan saat membeli aset tetap, itu dikurangkan dari harga faktur.
Harga perolehan harus ditetapkan untuk setiap jenis aset tetap jika
pembelian aset tetap dilakukan sekaligus. Basis alokasi didasarkan, sejauh
mungkin, pada nilai pasar dari setiap aset. Jika harga pasar tidak diketahui,
dimungkinkan untuk mengalokasikan harga akuisisi berdasarkan harga
penilaian yang ditentukan oleh perusahaan penilai yang tidak memihak.
27

(Baridwan 2014, h. 204).


Saat bisnis membeli aset tetap dengan uang tunai, semua biaya yang
terkait hingga saat aset tersebut siap digunakan termasuk dalam jumlah
yang dikeluarkan, yang mencakup harga faktur, biaya pengiriman, dan
pengeluaran lainnya. Setiap biaya yang dibayarkan dicatat sebagai
pembelian aset tetap. Jika perolehan aset memenuhi syarat untuk
mendapatkan diskon, diskon tersebut dikurangkan dari harga faktur.
2) Pembelian secara kredit
Pembelian aset tetap dapat dilakukan secara kredit. Dalam situasi
ini, RUU akan sering ditandatangani, menguraikan syarat-syarat untuk
memenuhi komitmen. Perjanjian jual beli kredit ini menetapkan bahwa
pembayaran harus dilakukan pada hari tertentu atau secara seri dengan
selang waktu yang telah ditentukan. Ini akan dilaporkan dan dikenal
sebagai beban bunga ketika bunga dibebankan pada saldo kredit
tunggakan. (Hery, 2014 h.304)
3) Ditukarkan dengan aktiva lain
Pembelian aset tetap dapat dilakukan melalui pertukaran, ketika aset
yang ada digunakan untuk menutupi biaya aset baru. Dalam situasi ini,
masih perlu menerapkan harga pada konsep perolehan aset, yang
mengharuskan kapitalisasi aset pada harga pasar aset.
4) Diperoleh dari hadiah atau hibah
Jika aset tetap diperoleh melalui kontribusi, maka aset tersebut akan
diakui sebagai modal sumbangan dan dicatat sebesar nilai pasar. Sampai
kepastian diperoleh bahwa perusahaan akan mematuhi syarat atau
ketentuan hibah dan hibah akan diperoleh, aset tetap yang diperoleh
melalui hibah pemerintah tidak boleh diakui. (Ikatan Akuntan Indonesia,
2009, h. 166).
5) Aktiva tetap yang dibuat sendiri
Harga perolehan aset akan dicatat sebesar biaya yang dikeluarkan selama
pembuatannya sampai siap digunakan untuk kegiatan operasional bisnis.
Semua biaya yang dapat dibebankan secara langsung, termasuk bahan
28

baku, tenaga kerja langsung, dan pengeluaran overhead langsung, dapat


diterima untuk memperkirakan biaya aset organisasi. Perusahaan biasanya
memproduksi produk mereka sendiri karena alasan berikut:
1) untuk menghemat biaya
2) untuk memastikan kualitas
3) memanfaatkan fasilitas yang tidak digunakan
Semua aset tetap, kecuali properti, akan kehilangan
sebagian atau seluruh potensinya untuk melayani bisnis
seiring bertambahnya usia, dan beberapa bahkan mungkin
berhenti digunakan untuk operasi bisnis. Akibatnya, bisnis
harus mengalokasikan biaya aset tetap selama masa manfaat
yang ditentukan. Depresiasi adalah proses mengalokasikan
pengeluaran ini.
Dalam PSAK No.16 paragraf 62 menyatakan bahwa,
berbagai metode penyusutan dapat digunakan dalam
mengalokasikan jumlah tersusutkan dari aset secara sistematis
selama umur manfaatnya (Ikatan Akuntan Indonesia, 2009, h.
166).
Aset tetap siap digunakan, yaitu ketika berada di lokasi dan
kondisi yang diinginkan dan dapat digunakan dengan cara yang
dimaksudkan oleh manajemen, penyusutan aset tersebut dimulai.
Penyusutan adalah pengalokasian harga perolehan
secara periodic dan sistematis menjadi beban kedalam periode
akuntansi yang diukur menggunakan metode yang diterapkan
secara terus menurus dan tidak berubah-ubah. Menurut PSAK
16 membebaskan pihak perusahaan untuk memilih metode
penyusutan yang akan diterapkan. Umumnya metode
penyusutan dibagi menjadi tiga yaitu: metode garis lurus,
metode jumlah angka tahunan, dan metode saldo menurun
ganda ( Merlin, Viola 2020 h.659)
Penyusutan ketika aset :
29

1) dikategorikan sebagai dimiliki untuk dijual atau


2) termasuk dalam kategori aset yang tidak dapat digunakan lagi dan
diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual, penyusutan aset dihentikan lebih
awal.

Berikut adalah tiga hal yang harus diperhitungkan saat


menghitung biaya penyusutan untuk setiap periode:
1) Biaya akuisisi adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli aset agar bisnis
dapat menggunakannya dalam operasi sehari-hari.
2) Masa hidup yang diproyeksikan
masa manfaat aset yang diproyeksikan. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia, masa
manfaat adalah jumlah unit produksi atau unit sebanding yang diharapkan
diperoleh entitas dari aset tetap selama perkiraan penggunaan aset oleh bisnis..
3) Nilai sisa yang diantisipasi mengacu pada nilai aset tetap setelah masa manfaatnya
berlalu. Karena fakta bahwa tanah merupakan aset tetap tanpa masa manfaat dan
tidak dapat didiskontokan, tanah biasanya tidak dianggap sebagai aset yang dapat
disusutkan. Tidak ada umur yang dapat digunakan untuk tanah, oleh karena itu
tidak dapat disusutkan.
Dalam akuntansi, sejumlah metode penyusutan tersedia,
dan masing-masing harus diterapkan secara konsisten dari
satu periode ke periode berikutnya. Metode penyusutan yang
berbeda dapat digunakan untuk mendepresiasi item selama
masa manfaatnya dengan cara metodis. Saldo jatuh, hitungan
unit, dan prosedur garis lurus adalah beberapa dari metode ini.
(Ikatan Akuntan Indonesia, 2009, h. 165)
Dibawah ini ialah cara menghitung penyusutan menurut
mardiamso:
1) Metode garis lurus ( straight line method)
selama masa manfaat aset, menciptakan biaya penyusutan tahunan dalam jumlah
yang sama. Setelah dikurangi perkiraan wajar dari nilai sisa, biaya penyusutan
dibagi secara merata selama masa manfaat aset terkait. Rumus perhitungan
30

penyusutan metode garis lurus adalah:

Metode Garis Lurus = Harga Perolehan – Nilai Sisa

Masa Manfaat

2) Metode saldo menurun ganda


Penyusutan ditampilkan dengan menggunakan pendekatan penyusutan saldo
menurun dengan jumlah yang terus menurun dari tahun ke tahun. Nilai buku sisa
fiskal berfungsi sebagai dasar penyusutan dengan metode saldo menurun.
Depresiasi dengan penurunan adalah proses penyusutan aset dengan menerapkan
tarif penyusutan ke nilai buku yang tersisa dalam porsi yang semakin berkurang.
Metodologi penanganan aset tetap pada akhir masa manfaatnya disusutkan dengan
menggunakan metode saldo menurun, dan yang harus disusutkan sekaligus. Nilai
buku sisa aset disusutkan dengan menggunakan metode ini. (Idarni, Hartati 2022
hal.149)
Rumus untuk menghitung penyusutan dengan metode saldo menurun adalah:

Metode Saldo Menurun = % Tarif Penyusutan x Nilai Sisa buku

Sedangkan dalam dalam metode saldo menurun ganda ini mengahsilkan beban
periodic yang semakin menurun selama estimasi umur manfaat aktiva. Metode
saldo menurun ganda diaplikasikan dalam tiga tahap yaitu:

a) Presentase garis lurus = x% (xxx% / x)


b) Tarif saldo menurun ganda = x% (xxx% x x)
c) Beban penyusutan xxx = (xxx x x%)

3) Metode unit produksi (Unit of Production Method)


31

Menghasilkan jumlah beban pada penyusutan yang sama untuk setiap unit yang
produksi maupun unit kapasitas yang digunakan oleh aset. Tergantung dengan
aset, metode unit produksi dapat dinyatakan dalam mil, jam, maupun kuantitas
produksi. Dalam perusahaan manufaktur, metode unit produksi dinyatakan dalam
jumlah produk ( Jayana 2020, h.2). Kapasitas produksi yang dihasilkan termasuk
keuntungan yang diproyeksikan. Rasio produksi aktual terhadap kapasitas
produksi digunakan untuk menentukan tingkat penyusutan. Menurut produksi
aktual yang dicapai pada tahun itu, tarif dan biaya penyusutan kemudian akan
berfluktuasi.(Mardiasmo, 2018, h. 97). Rumus untuk menghitung penyusutan
dengan metode unit produksi adalah:

Metode Unit Produksi = Harga Perolehan – Taksiran Nilai Residu


Taksiran Total Produksi

c. Pengakuan
Penyajian aktivat tetap dilaporkan keuangan sebagai berikut:
1) Neraca harus mencakup metodologi yang digunakan untuk menilai aset tetap.
2) Penting untuk menggambarkan aset tetap yang digadaikan.
3) Rekening keuangan harus mencakup jumlah akrual penyusutan dan biaya
penyusutan untuk tahun berjalan.
4) Laporan keuangan harus mengungkapkan teknik yang digunakan untuk
menghitung penyusutan untuk jenis aset tetap utama.
5) Jika jumlah yang terlibat signifikan, aset tetap harus dibagi menjadi beberapa
jenis.
6) Aset tetap yang telah mencapai penyusutan penuh namun tetap digunakan bila
diperlukan (Mardiasmo, 2016, h. 160–161).

B. Penelitian Terdahulu
32

No Nama Judul Penelitian Metode Hasil Persamaan Perbedaan


Peneliti Penelitian

1 Dzulfitri Perlakuan Deskriptif Perlakuan Melakukan Jenis aktiva


tetap yang
(2018) Akuntansi Atas kuantitatif akuntansi atas metode
diteliti
Aktiva Tetap aktiva tetap penelitian
Berwujud Terhadap berwujud pada secara
Perubahan Laporan pada PT. PLN deskriptif
Keuangan pada Wilayah
PT. PLN (Persero) SULSES,
Wilayah SULSEL, SULTRA dan
SULTRA dan SULBAR telah
SULBAR
sesuai dengan
PSAK No.16

2 Elly Syuroya Analisis Pengakuan, Kualitatif Pengakuan aset Menggunak Jenis aktiva
Fahimsah Pengukuran, deskriptif tetap pada pabrik an metode tetap yang akan
(2019) Penyajian, dan gula lestari kualitatif diteliti serta
Pengungkapan kertasono sudah deskriptif tempat
Akuntansi Aset sesuai dengan penelitian
Tetap Berdasarkan PSAK No.16
PSAK 16 sedangkan untuk
pengukuran dan
penyajian aset
tetap pada
pabrik gula
33

lestari kertasono
belum
sepenuhnya
sesuai dengan
PSAK NO.16

3 Leny Analisis Perlakuan Analisis Penerapan PSAK Jenis aktiva


tetap yang
Susilawati Akuntansi Terhadap deskriptif No. 16
akan diteliti
dan Desti Aktiva pada perusahaan
serta tempat
Lastari Tetap Berwujud telah sesuai
penelitian
(2016) pada PT. dengan PSAK
Transkon Jaya No. 16.

4 Trio Analisis Penerapan Analisis Penerapan Menggunak Jenis aktiva


tetap yang
Mandala Akuntansi Aset deskriptif akuntansi aset an analisis
akan diteliti
Putra Tetap pada CV. tetap pada CV. deskriptif
serta tempat
Kombos Manado Kombos Manado
penelitian
belum
sepenuhnya
menerapkan
PSAK No. 16
secara
menyeluruh

5 Calvin Analisis Perlakuan Analisis Perusahaan Jenis aktiva


Menggunak
tetap yang
Caliawan, Akuntansi Aktiva kualitatif belum an analisis
akan diteliti
Markus Tetap Berdasarkan melaksanakan kualitatif
serta tempat
Muda, dan PSAK NO.16 peraturan dalam sebagai
penelitian
Theressia Pada PT. Papua Pernyataan metode
Maissy Standart penelitian
Mahira
34

(2020) INDO Mustika Akuntansi


Sorong Keuangan
khusus untuk
aktiva tetap
no.16
6 Putu Tirta Analisis Pengakuan, Deskriptif Pengakuan Menggunak Tempat
Sari Ningsih Pengukuran, kualitatif aktiva peralatan an metode penelitiain yang
(2021) Menurut PSAK pada PT. Indah penelitian berbeda
No.16 pada PT. Nugraha Bakti yang sama
Indah Nugraha sudah sesuai yaitu metode
Bakti dengan PSAK deskriptif
No.26 kualitatif
sedangkan untuk
pengukuran
peralatan belum
sesuai
dengan PSAK
No.16

7 Muslimin Analisis Penerapan Komparati f Dalam Meneliti Menggunakan


(2020) Akuntansi Aset pembagian dan salah satu metode
Tetap Berdasarkakn pengelompoka n jenis aktiva penelitian yang
PSAK No.16 pada aktiva tetap pada yang sama berbeda
BPJS BPJS yaitu tanah
Ketenagakerjaan Ketenagakerja an dan bangunan
Cabang Brau
Pada Cabang Berau
sudah sesuai
dengan PSAK
No.16
35

8 Endang Dwi Perlakuan Deskripti PT. PMS Menggunak Tempat


dalam
Retnani Akuntansi Aset kualitatif an metode penelitian yang
menentukan
(2021)ana Fisik Berdasarkan penelitian berbeda
karakterisik asset
PSAK No.16 yang sama
tetap
(STUDI PADA PT yaitu
sudah sesuai
PELINDO kualitatif
dengan PSAK
MARINE deskripti
No.16.
SERVICE)
pengukuran dan
pengakuan aset
tetap
sudah sesuai
dengan PSAK
No.16

9 Indrayani Accounting Deskriptif Aset tetap pada Meneliti Tempat


Setia Putri Treatment and dengan studi DITZIAD telah subjek yang penelitian yang
(2020) Reporting For kasus memenuhi sama berbeda dan
Fixed Asset In kriteria metode
Military pengendalian penelitian
Institution(A Case aset yang
Study In berlaku dan
Directorate of sesuai dengan
Army Enginners) stardart dan
peraturan

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu


36

C. Kerangka Penelitian

Penelitian ini diarahkan agar mengetahui penyajian


laporan dalam hal ini aset yang disajikan oleh PT. Pertamina
RU II Unit Pangkalan Berandan dan menyesuaikan dengan
ketentuan akuntansi yaitu PSAK No.16. Peneliti membuat
kerangka sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Penelitian

Aktiva Tetap PT.Pertaminan RU II


Pangkalan Berandan

PSAK NO.16

Pengakuan Pelaporan Pencatatan

Sesuai Tidak Sesuai

Berdasarkan skema pada gambar 2.1 dapat dijelaskan


bahwa penerapan perlakuan akuntansi pada aktiva tetap
menurut PSAK No.16 dalam hal ini adalah pencatatan,
pelaporan dan pengakuan pada aktiva tetap. Penelitian ini
digunakan untuk mengetahui perlakuan akuntansi terhadap
aktiva tetap pada laporan yang dibuat oleh PT. Pertamina
sudah sesuai dengan PSAK No.16 atau belum.
37
BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan metodologi
deskriptif kualitatif. Penelitian yang menggunakan metodologi
untuk menggambarkan temuan penelitian disebut sebagai
penelitian kualitatif deskriptif. Tujuan dari penelitian
deskriptif adalah untuk menggambarkan, menjelaskan, dan
memvalidasi fenomena yang sedang diteliti (Ramdhan, 2021,
h. 35).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian


1. Lokasi Penelitian
Lokasi pada penelitian ini dilakukan pada PT. Pertamina RU II Pangkalan
Beranda

2. Waktu Penelitian

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian


Tahun
No Kegiatan 2021 2022
11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Pengajuan
Penelitian
dan
Proposal
Penelitian

2 Seminar
Proposal
3 Pengump
ulan Data
4 Analisis
Data
5 Verifikasi
Data

35
36

7 Ujian
Munaqasa
8 Revisi

C. Subjek Penelitian

Karyawan PT Pertamina RU II Pangkalan Berandan


bagian keuangan dijadikan sebagai subjek penelitian, dan
tujuan penelitian adalah penerapan perlakuan akuntansi
terhadap aktiva tetap.

D. Jenis dan Sumber data


1. Jenis Data
Tabel dan gambar digunakan untuk menggambarkan data kualitatif, yang
merupakan jenis data yang digunakan dalam penelitian ini. Peneliti menggunakan
observasi dan wawancara untuk mengumpulkan data (Bungin, 2013, h. 35).

2. Sumber Data
a. Data primer
Data primer berasal dari pihak pertama atau sumber langsung dan berdasarkan
komentar yang dibuat oleh karyawan PT Pertamina RU II Pangkalan
Berandan yang bekerja di bidang keuangan.
b. Data sekunder
Data sekunder adalah informasi yang diperoleh dari sumber sekunder seperti
wawancara.

E. Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti melalui
wawancara dan teknik dokumentasi. Studi dokumentasi
adalah pengumpulan data sekunder yang terdiri dari informasi
yang dikumpulkan dari buku, artikel, catatan, surat kabar,
majalah, dan sumber lainnya. Personil dan karyawan bagian
37

keuangan di PT Pertamina RU II Unit Pangkalan Berandan


akan diwawancarai dengan format tanya jawab langsung.
Laporan keuangan perusahaan, khususnya jurnal umum,
neraca, dan laporan laba rugi, akan diperiksa informasinya.

F. Analisis Data
Analisis data penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif,
yaitu suatu kegiatan yang melibatkan analisis dan penyajian fakta secara
sistematis untuk memberikan gambaran yang luas tentang permasalahan yang
dihadapi. Ini memiliki arti penting dalam penelitian kualitatif karena mengacu
pada sistem yang berusaha memahami tantangan yang dihadapi hubungan
interpersonal.
Tujuan penelitian kualitatif ini adalah untuk
mendeskripsikan pengalaman para partisipan penelitian. Studi
deskriptif ini menunjukkan bahwa penelitian tidak bersifat
spekulatif, meniadakan perlunya asumsi yang dibuat selama
proses penelitian. (Ikhsan, 2014, h. 33). Adapun cara
menganalisinya iaitu:
a. Proses pengumpulan data
Organisasi dan pemilihan data selama fase pengumpulan data dapat dilihat sebagai
proses dokumentasi yang bertujuan untuk memberikan temuan yang mudah
dipahami baik oleh peneliti maupun audiens. (Rukajat, 2018, h. 12).
b. Reduksi
Reduksi dapat dianggap sebagai metode untuk mengumpulkan, mensintesis, dan
mengabstraksi dari data tekstual, modifikasi data besar-besaran yang
menghasilkan data substansial dan memfasilitasi pengambilan kesimpulan..
Reduksi dalam penelitian ini adalah sebagai studi dokumentasi dalam penulisan
(Umrati & Hengki, 2020, h. 45).
c. Penyajian data
Penyajian data adalah untuk menawarkan berbagai jenis informasi terstruktur
38

yang memungkinkan tindakan dan pengambilan kesimpulan. Dan tampilan ini


sering berupa grafik, jaringan, bagan, dan matriks.(Munandar, 2022, h. 150).
d. Penarikan kesimpulan dan verifikasi
Menyusun temuan penelitian dan menjawab pertanyaan “Bagaimana perlakuan
akuntansi aktiva tetap dalam hal ini PSAK No. 16” merupakan langkah terakhir
dalam penelitian ini.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian


1. Sejarah Umum
Pertamina didirikan pada tahun 1950-an ketika Angkatan Darat diberikan
izin oleh Pemerintah Republik Indonesia untuk menggunakan Tambang
Minyak Sumatera Utara untuk pemuatan minyak di wilayah Sumatera Utara.
PT. Eksploitasi Tambang Minyak Sumatera Utara kemudian didirikan oleh
Angkatan Darat. Pada tanggal 10 Desember 1957, usaha tersebut berganti
nama menjadi PT. Perusahaan Minyak Nasional (PERMINA), dan sejak saat
itu, hari ini diperingati sebagai hari lahir Pertamina.
Menjadi Badan Usaha Milik Negara (PN) Permina pada tahun 1960,
mengubah status hukumnya. PN Pertambangan Migas Negara dibentuk setelah
penggabungan PN Permina dan PN Pertamin. UU No.8 Tahun 1971 telah
meningkatkan sifat strategis peran Pertamina. Peraturan tersebut mencakup
kewajiban bagi perusahaan untuk mengolah hasil ladang minyak, mengirimkan
bahan bakar, dan gas.
Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Negara yang bergerak di
bidang hulu dan hilir industri minyak dan gas berubah nama menjadi PT.
Pertamina sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 31 Tahun 2003. (Persero).
Pada tanggal 17 September 2003, PT. Pertamina Persero didirikan sesuai Akta
Notaris No. 20 Tahun 2003. Pertamina mengganti kuda laut dengan anak panah
pada 10 Desember 2005, menggunakan warna primer hijau, biru, dan merah,
yang terkait dengan gerakan dan kepedulian lingkungan.
Pada tanggal 20 Juli 2006, PT. Pertamina (Persero) melakukan
perombakan korporasi secara signifikan dengan mengubah visi menjadi
“menjadi perusahaan minyak nasional kelas dunia”. Selain itu, Pertaminan
International EP mengumumkan pada tanggal 10 Desember 2007 telah
membeli 72,65% saham.
Melalui RUPSLB tanggal 19 Juli 2012, Pertamina memperluas operasi

39
40

bisnis Perusahaan sekaligus meningkatkan modal ditempatkan/disetor. Pada


tanggal 14 Desember 2015, Menteri BUMN selaku RUPS menyetujui
perubahan anggaran dasar Pertamina yang memungkinkan peningkatan modal
ditempatkan dan disetor negara serta tindakan Direksi yang memerlukan
persetujuan tertulis dari Dewan Komisaris. Perubahan ini tercantum dalam
Akta No. 10, tanggal 11 Januari 2016..
Pada tahun, 2017, Dengan mengakuisisi Maurel et Prom, perusahaan
minyak dan gas asal Prancis, Pertamina berhasil mencapai cita-citanya menjadi
perusahaan energi nasional kelas dunia. Dengan berhasil diselesaikannya
akuisisi saham mayoritas tersebut, Pertamina menjadi pemegang saham
mayoritas M&P sebesar 72,65% saham pada 1 Februari 2017, melalui anak
usahanya PT. EP Internasional Pertamina. Pertamina memiliki akses operasi di
12 negara di 4 benua berkat 75% sahamnya di M&P.
Sejarah mencatat, pada 24 Mei 1958, Jepang menerima pengiriman
minyak mentah pertama dari Indonesia melalui Kapal Shozui Maru. Dari
Pangkalan Susu, kapal ini mengantarkan 1.700 ton minyak mentah senilai
$30.000. Karena menandakan kebangkitan Pertamina, termasuk pembelian
kapal dan pesawat untuk mengangkut minyak, keberhasilan ini merupakan titik
balik yang signifikan dalam sejarah perusahaan. Sejak saat itu, Pertamina
menjadi roda penggerak yang krusial dalam pembangunan Indonesia.
Pangkalan Brandan adalah awal dari semuanya.
Sebelum Indonesia menasionalisasikannya pada tahun 1950-an, minyak
bumi di Pangkalan Brandan memiliki sejarah yang panjang. Kenyataannya,
perusahaan besar dunia Shell sudah membangun operasi minyaknya di
Sumatera Timur (Sumatera Utara). Sebelum Indonesia merdeka, tiga
perusahaan besar—Caltex, Shell, dan Stanvac—mengelola sumber daya
minyak negara. Jepang menguasai semua sumber minyak selama era Jepang.
Semua sumber daya minyak diberikan kembali kepada mantan pemegang
konsesi setelah perang, yaitu Tiga Perusahaan Besar Eropa dan Amerika
(Caltex, Shell dan Stanvac).
Penemuan cadangan minyak di daerah Pangkalan Brandan yang
41

ditemukan secara tidak sengaja oleh Aeliko Jans Zijlker pada tahun 1883 di
daerah Telaga Said seiring berjalannya waktu merubah wajah kota Pangkalan
Brandan. Kemajuan industri migas ini pun menjadikan kota Pangkalan
Brandan menjadikan cikal bakal sejarah industri migas di Indonesia
setelah penemuan minyak itu kota Pangkalan Brandan membangun kilang
minyak pada tahun 1891 oleh De Koninklijke (Hindia Belanda).
Kemudian Kilang Minyak Pangkalan Brandan pada tahun 1940 setelah
kurang lebih 5 dekade dikuasai oleh Belanda kini Kilang Minyak Pangkalan
Brandan digantikan oleh pemerintahan Jepang pada tahun 1941 karena dampak
pecahnya perang pasifik membuat Belanda harus meninggalkan Indonesia.
Hanya sumber minyak di Sumut yang ditolak masyarakat untuk dikembalikan
ke BPM, perusahaan yang sahamnya dimiliki Shell 40% dan Royal Dutch
Petroleum 60%, tidak dikembalikan dari sekian banyak ladang minyak.
Keputusan pemerintah pusat untuk menguasai Tambang Minyak Sumut juga
memperkuat penolakan tersebut (TMSU). Oleh karena itu, tidak heran jika
kepentingan asing terus tertarik untuk menguasai sumber minyak Sumut.
Minyak ditemukan pada tahun 1891, dan kota Pangkalan Brandan menugaskan
De Koninklijke untuk membangun kilang minyak (Hindia Belanda). Setelah
berada di bawah pemerintahan Belanda selama hampir 50 tahun, Kilang
Minyak Pangkalan Brandan diambil alih oleh pemerintah Jepang pada tahun
1941 akibat Belanda terpaksa meninggalkan Indonesia akibat dampak
mulainya Perang Pasifik.
Belanda berusaha merebut kembali Kilang Minyak Pangkalan Brandan
pada tahun 1947 karena telah memenangkan perang dengan sekutu, tetapi tidak
berhasil karena pemberontak lokal berhasil membakar Kilang Minyak
Pangkalan Brandan untuk mempertahankannya.
Peristiwa tersebut dikenal sebagai "Bumi Hangus Brandan". Kilang
Minyak Pangkalan Brandan dijalankan oleh PT.Pertamina hingga berhenti
beroperasi pada tahun 2007 setelah pemerintah Republik Indonesia mulai
membuatnya pada tahun 1957.
Hanya saja, saat Indonesia dinasionalisasi, kilang minyak Pangkalan
42

Brandan hanya menyisakan serpihan logam bekas. Pasalnya, kilang ini


beberapa kali mengalami aksi vandalisme, seperti yang terjadi di Plaju dan
Sungai Gerong, Palembang. Kilang Pangkalan Brandan pertama kali
dihancurkan oleh Belanda saat mengalami kekalahan dari Jepang. Namun
Jepang belum benar-benar memperbaikinya, kilang ini kembali hancur akibat
kekalahan Jepang dari sekutu.
Meski sudah diambil alih oleh Indonesia, masih ada sejumlah kelompok
kepentingan yang ingin mempengaruhi kilang minyak ini, sehingga persoalan
di sana tidak selalu sederhana. Selain itu, perlu diingat bahwa ketidakstabilan
PRRI dan DI/TII sedang terjadi di Sumatera pada saat itu, sehingga sangat sulit
bagi siapa pun untuk mengelola situasi tersebut. Sebagai satu-satunya Direktur
Permina yang berdomisili di Pangkalan Brandan, JM Pattiasina diharuskan
melewati semua itu. Akibatnya, banyak inisiatif pemeliharaan kilang tidak
pernah dilaksanakan dengan baik. Namun kehadiran ahli tentara dari Zeni
Pioner secara bertahap memulihkan jaringan pipa dan kilang yang sempat
rusak.
Awal tahun 1884 diketahui produksi minyak Pangkalan Brandan sebanyak
540 barel. Pendapatan minyak dari kilang minyak Pangkalan Brandan dimulai
dari 1.701 barel pada tahun 1920 dan terus meningkat hingga mencapai 5.716
barel pada tahun 1939. Pendapatan produksi minyak menurun drastis, dan
kilang minyak Pangkalan Brandan City secara resmi ditutup pada tahun 2007
setelah 120 tahun beroperasi.

2. Visi, Misi, Tujuan dan Tata Nilai


a. Visi perusahaan
Menjadi perusahaan energi nasional kelas dunia.
b. Misi Perusahaan
Menjalankan usaha minyak, gas, serta energi baru dan terbarukan secara
terintegrasi, berdasarkan prinsip-prinsip komersil yang kuat.
43

c. Tujuan dan tata nilai


1) Damai, peduli sesama, dan menghargai perbedaan
2) Mampu, gigih dalam belajar dan mengembangkan kemampuan
3) Amanah, menjunjung tinggi kepercayaan yang diberikan
4) Setia, berkomitmen, dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara
5) Beradaptasi, inovatif, dan antusias merangkul atau menjalani perubahan
6) Bekerja sama untuk menciptakan kerjasama yang sinergis

3. Makna Logo
Logo Pertamina melambangkan ketergantungan, tanggung jawab, dan dapat
dipercaya. Warna hijau menunjukkan sumber energi yang ramah lingkungan.
Warna merah melambangkan keuletan, tekad, dan keberanian dalam
menghadapi berbagai tantangan. Representasi visual anak panah
merepresentasikan tujuan organisasi Pertamina untuk terus maju secara
konsisten dan mantap. Huruf "P" yang merupakan huruf pertama Pertamina
juga tersirat dari simbol ini. Pulau-pulau dengan ukuran berbeda yang
membentuk garis besar negara Indonesia diwakili oleh tiga komponen warna.

Gambar 4.1 Logo Perusahaan


44

4. Struktur Organisasi
Struktur organisasi organisasi adalah bagaimana setiap bagian dan posisi dalam
organisasi atau bisnis diatur dan dihubungkan satu sama lain untuk
menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai suatu tujuan. Efektivitas dan
efisiensi kerja dapat dicapai di dalam perusahaan melalui kerja sama dan
koordinasi pekerja yang baik, dan hal ini dapat dicapai melalui penerapan
struktur organisasi yang mengatur pelaksanaan pekerja.
45

Gambar 4.2
Struktu Organisasi Perusahaan
46

5. Tugas dan Tanggung Jawab

a. Manager Operation & Manufacturing


Tugas dari manager operation & manufacturing adalah membantu direktur operasi
dalam menjamin produksi dapat dilakukan secara optimal dan efisien dengan
program kerja yang efektif untuk menghasilkan daya saing yang tinggi. Seorang
manajer operasi dan manufaktur memelihara hubungan dengan orang-orang baik
di dalam maupun di luar perusahaan, termasuk hubungan internal dengan semua
departemen dan hubungan eksternal dengan pemasok bahan baku atau peralatan,
organisasi standar, dan pihak lain.

b. Superintendent
Pengawas, yang memegang kekuasaan direktur untuk perusahaan, dibebankan
dengan tugas dan tanggung jawab membuat jadwal, mengambil tanggung jawab
penuh untuk melaksanakan semua kegiatan sesuai dengan ketentuan dokumen
kontrak, melakukan kontrol keseluruhan atas tanggung jawab dan kewajiban
bawahannya dalam menjalankan kegiatan operasional, dan mengantisipasi
tantangan yang mungkin timbul. ada di lapangan, memutuskan bagaimana
mendekati masalah di sana, melaporkan hasil pekerjaannya, dan mengambil
bagian dalam mengawasi pekerjaan struktural yang signifikan.

c. Production
Komponen yang bertanggung jawab atas perencanaan, pengorganisasian, dan
pengendalian proses adalah departemen produksi. Salah satu dari sekian
banyak komponen tambahan organisasi bisnis adalah divisi produksi.
Tanggung jawab utama divisi produksi antara lain mengelola proses produksi,
menjalankan peralatan produksi, dan mengelola persiapan produksi
berdasarkan target produksi dan pencapaian produksi.
47

d. Refinery Planning & Support


Tugasnya iaitu:
1.) Bertanggung jawab atas penyiapan bahan baku minyak mentah, gas bumi,
dan bahan antara (LOMC/HOMC) menjadi produk BBM/BBK/NBM, serta
perencanaan, pengolahan, dan produksi kilang.
2.) Mengelola operasi rantai pasokan untuk produksi kilang, mulai dari
mengatur pengiriman minyak mentah, gas bumi, dan bahan setengah jadi
hingga mengubahnya menjadi produk BBM/BBK/NBM.
3.) Bekerja sama dengan pihak terkait untuk mengatasi keluhan pelanggan dan
meningkatkan kinerja untuk memenuhi kebutuhan konsumen
4.) Inisiatif pengoptimalan perencanaan prospek berdasarkan fraksi
hidrokarbon bahan baku dan kapasitas unit produksi untuk menerapkan alat
linier produksi.
5.) Mengelola data operasi kilang, aktivitas pelaporan kinerja, dan inisiatif
peningkatan kinerja yang melibatkan pemasangan sistem mutu (ISO 9001,
PQA, dll.), serta pembandingan dengan kilang top lainnya.
6.) Diminta atau tidak, menawarkan saran dan proposal unit produksi dan
kilang dalam bentuk pandangan ekonomi kilang sehingga dapat mengacu pada
produktivitas dan efisiensi.

e. Maintenance Planning & Support


Sektor ini bertanggung jawab untuk mengelola mesin dan peralatan produksi
yang dimiliki pabrik dengan produktivitas dan efisiensi tinggi. Divisi
perencanaan dan dukungan pemeliharaan terlibat dalam kalibrasi ulang mesin,
pengujian penerimaan, pemeliharaan preventif, kerusakan, perbaikan, dan
layanan di samping area lain tersebut.
48

f. Maintenance Execution

1). Maintenance Area 1 (MA-1)


Merencanakan, mengkoordinasikan, dan mengawasi pemeliharaan, perbaikan,
dan modifikasi semua peralatan di wilayah HOC dan sebagian dari OM adalah
tugas dari bagian ini..
2). Maintenance Area 2 (MA-2)
Merencanakan, mengkoordinasikan, dan mengawasi pelaksanaan
pemeliharaan, perbaikan, dan modifikasi semua peralatan di area HSC dan
HCC menjadi tugas bagian ini..
3). Maintenance Area 3 (MA-3)
Bagian ini bertugas menyediakan kilang air bersih dari Sungai Rokan dan
merawat mesin-mesin produksi dari unit-unit pengolahan di Utilities Area
HDC, Existing Utilities, Bagian OM.
g. Supervisor
Tanggung jawab utama supervisor adalah menjaga output atau produksi
berjalan dengan lancar dan dalam batas-batas. Supervisor harus bertugas
memantau produksi, mengawasi bawahan, menjalankan instruksi pekerjaan,
dan bertanggung jawab atas keamanan, keselamatan, dan kesehatan karyawan
untuk memastikan semua proses produksi berjalan dengan lancar.
h. Utilities
Utilities adalah komponen sistem yang menghasilkan dan mendistribusikan
bahan bakar, listrik, air, udara bertekanan, uap, dan udara bertekanan yang
diperlukan untuk mengoperasikan sistem. Fungsi unit utilities di PT. Pertamina
RU II Pangkalan Berandan adalah:
1) Mengelola WTP (Water Treatment Plant)
2) Pengoperasian boiler (penghasilan steam)
3) Pengoperasian WDcP ( Water Decolorozing Plant) dan RO ( Reverse
Osmosis)
4) Pengoperasian pembangkit listrik
5) Pengoperasian udara bertekanan
49

i. Logistic & General Facility


Bagian ini mengurus pengiriman yang melingkupi pengangkutan dan
penyimpanan. Divisi operasi logistik berkontribusi terhadap perhitungan biaya
yang dikeluarkan. Merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan
efektivitas dan efisiensi penyimpanan dan arus barang, jasa, dan informasi
merupakan tugas penting yang dilakukan oleh sektor operasi logistik.. Peran
dan tanggung jawab logistic & general facility adalah sebagai berikut:
1) Menentukan sistem logistik manajemen yang dipakai
2) Menetukan moda transportasi yang akan dipakai untuk proses
pengiriman
3) Membuat rancangan organisasi logistic
4) Menentukan lokasi pergudangan pada lokasi terbaik

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan

1. Klasifikasi pengakuan aktiva tetap pada PT. Pertamina RU II Pangkalan


Berandan
Setiap bisnis yang memiliki aset tetap dapat menggunakan aset tersebut
untuk membantu operasi internal dan memberikan keuntungan. Menurut A.I.
Haryono, aset tetap adalah harta fisik yang dimiliki untuk digunakan dalam
prosedur operasional perusahaan dan tidak dimaksudkan untuk dijual sebagai
bagian dari operasi bisnis.
Aset semacam itu diharapkan memberi manfaat bagi organisasi selama
bertahun-tahun karena masa kerjanya yang panjang. Di perusahaan ini, definisi
aktiva tetap sama dengan yang ada di Standar Akuntansi Keuangan, secara
teori. (Annisa, Kamilah 2021, h.8220).
Manajemen aset tetap dalam bisnis, termasuk yang terlibat dalam
perdagangan, manufaktur, dan jasa, memerlukan pengetahuan khusus. Ini tidak
lain adalah tujuan utama bisnis, yaitu menghasilkan keuntungan. Tujuan
50

perusahaan meliputi ekspansi jangka panjang, kelangsungan hidup, dan


memberikan kontribusi kepada masyarakat. (Risna, Ruhadi, Riski 2019 h.115).
Dalam pelaksanaan usaha kegiatan opersional perusahaan memiliki beberapa
jenis perusahaan yaitu:
a. Tanah
Lahan yang digunakan oleh bisnis untuk mengembangkan kantor, tempat
parkir, dan struktur terkait bisnis lainnya. Tanah digunakan untuk
keperluan usaha di masa yang akan datang dan tidak mempunyai umur
terbatas atau mengalami keausan atau kerusakan, sehingga tidak
memerlukan penyusutan karena umur manfaatnya tidak terbatas. Tanah
juga menurun secara normal dalam kondisi normal.
b. Bangunan
Bangunan yang didirikan untuk kegiatan operasional perusahaan maupun
kegiatan perusahaan lainnya. Meliputi bangunan kantor, perumahan
karyawan, rumah sakit, masjid, golf centre.
c. Aset bergerak
Kendaraan yang digunakan sebagai alat trasportasi serta untuk menunjang
kegiatan operasional perusahaan maupun sosial. Meliputi bus, truck, mobil
komando, mobil rescue, crane, boat dan mobil pemadam kebakaran.
d. Mesin dan instalasi
Berupa alat-alat yang digunakan dalam kegiatan produksi dan pengolahan
dan kegiatan operasional perusahaan yang lain yang membantu dalam
kelancaran usaha. Meliputi LPG, turbin, dan 102 mesin lainnya.
e. Tanaman
Tanaman yang ditempatkan di area perkantoran dan bangunan lainnya
untuk menambah kesan asri. Meliputi tanaman yang ada di kantor, rumah
sakit dan masjid
f. Aset lain-lain
Meliputi aset yang tidak dapat secara layak digolongkan dalam kelompok
pos aset yang ada dan tidak secara material untuk disajikan tersendiri.
Berikut adalah pengelompokan aset tetap yang ada pada PT. Pertamina RU
51

II Pangkalan Berandan:
Tabel 4.1 Kelas Aset Tetap
Kelas aset Deskripsi
1420 Inv. Property land
5155 Inv. Property building
1420 Land
5145 Building
7148 Moveable asset
4130 Installation
4132 Procedur install
3113 Plant
9000 Other asset

2. Perolehan aktiva tetap


Aktiva tetap adalah aset berwujud disimpan untuk produksi atau
pengiriman barang dan jasa, disewakan kepada pihak ketiga untuk kebutuhan
manajemen, dan direncanakan untuk digunakan selama jangka waktu yang
telah ditentukan sebelumnya..(Nurfitiani, 2020, h. 58–67).
Ada banyak cara untuk memperoleh aset tetap, dan masing-masing dapat
berdampak pada harga dan penilaiannya. Menurut PSAK No.16, setiap
komponen aset tetap harus disusutkan secara terpisah jika biayanya signifikan
dibandingkan dengan total biaya perolehan aset tersebut. Pada umumnya
perolehan aset tetap pada perusahaan ini dilakukan dengan cara sebagai
berikut:
a. Pembelian secara tunai
Aset tetap dinilai sebesar jumlah yang sebenarnya dikeluarkan untuk
membelinya saat dibayar tunai. Biaya keseluruhan aset tetap ini, yang
mencakup semua piutang dan biaya pembelian sampai pada titik di mana
mereka dapat diterapkan pada operasi komersial.
Pembelian tunai atas aset tetap seringkali dilakukan setelah mendapat
persetujuan dewan direksi perusahaan. Manajemen melakukan pembelian
52

dengan menggunakan uang tunai karena mereka yakin akan lebih efektif untuk
membeli aset dengan uang tunai.
Contoh I :
Tanggal 15 desember 2017, PT Pertamina membeli speed boat yang akan
digunakan untuk patroli di dermaga seharga Rp. 48.000.000.
Jurnal untuk transaksi diatas adalah:
15 desember 2017
Speed boat Rp. 48.000.000
Kas Rp48.000.000.

Contoh II:
Tanggal 22 agustus 2018, PT Pertamina RU II Pangkalan Berandan membeli
fortclip seharag Rp. 120.000.000
Jurnal untuk transaksi diatas adalah:
22 agustus 2018
Fortclip Rp. 120.000.000
Kas Rp.120.000.000

b. Pembelian secara kredit


Bisnis juga menggunakan pinjaman untuk melakukan akuisisi aset tetap.
Manajemen perseroan melakukan pembelian secara kredit dengan tetap
memperhitungkan kas yang diperoleh jika aset tersebut dibeli karena memiliki
nilai yang tinggi, seperti perolehan mesin berat dan alat pengolahan.
Aset tetap yang diperoleh dengan kredit dilaporkan sebesar nilai buku saja,
tidak termasuk bunga kredit yang harus dibayarkan untuk mendaftarkan
perolehan kredit.
Jurnal pembelian:

Aset tetap xxx


Hutang xxx
53

Jurnal pembayaran kredit:


Hutang xxx
Beban bunga xxx
Kas xxx

c. Membangun sendiri
Aset tetap yang diperoleh perseroan melalui pengembangan diri dinilai
sebesar nilai kontrak sampai digunakan untuk mendukung kegiatan operasional
perseroan, dan pada saat itu dicatat harga perolehannya. Untuk memastikan
bahwa praktik perusahaan dalam pengakuan dan perolehan aset tetap telah
sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No.16)
Biaya perolehan aset tetap hanya boleh diakui jika dan sesuai dengan
PSAK No. 16 Tahun 2017:
1. Harga dapat dihitung secara akurat
2. Kemungkinan entitas akan mendapat untung secara finansial di masa
depan berkat aset tersebut.
Untuk aset tetap yang dibangun sendiri, tahap penyelesaian (belum selesai)
di dalam perusahaan akan dijurnal sebagai berikut, khusus melalui sistem
kontrak kepada pihak ketiga di luar perusahaan dengan klasifikasi biaya:
Proyek dalam penyelesaian xxx
Kas/Bank xxx
Dan setelah kontrak selesai akan dijurnal sebagai berikut:
Aset tetap xxx
Proyek dalam penyelesaian xxx

Biasanya, perusahaan memperoleh aset tetap melalui pengembangan diri,


manufaktur, atau melalui kontrak dengan pihak luar untuk membeli jenis aset
tetap tertentu, seperti infrastruktur dan bangunan.
54

3. Pengakuan Aktiva Tetap


a. Biaya-biaya selama penggunaan aktiva tetap
Untuk memastikan kegiatan aktivasi perusahaan berjalan dengan baik,
pemeliharaan tetap diperlukan. Pemeriksaan fisik tahunan sering berfungsi
sebagai pemeliharaan ini. Bisnis dalam situasi ini, tentu saja,
mengeluarkan biaya aktivasi yang cukup besar. Agar produktivitas tetap
berada dalam usia yang diantisipasi yang ditetapkan oleh perusahaan,
biaya ini tidak dapat dihindari.
Perkiraan usia perusahaan dihitung dengan mempertimbangkan fakta
bahwa aset tetap membutuhkan pemeliharaan seiring bertambahnya usia..
Untuk tujuan akuntansi, perlu untuk menilai apakah pengeluaran
selama penggunaan aset tetap yang diterbitkan dapat disajikan sebagai
biaya selama periode pengeluaran atau jika kapitalisasi aset tetap ini
diperlukan..
Saat mencatat pengeluaran modal, aset tetap didebit dan uang tunai atau
perdagangan dikreditkan. Biaya ini muncul ketika aset tetap dibeli untuk
mendukung aktivitas produksi, sedangkan pengeluaran pendapatan didebit
dan hutang dagang dikredit. Biaya ini muncul ketika biaya tambahan
dikeluarkan untuk mempertahankan produktivitas maksimum aset tetap
yang dimiliki perusahaan.. (Devi, Abdul, 2019 h.56)

b. Penghentian dan pelepasan aktiva tetap


Aset tetap dalam perusahaan dihentikan atau dilepaskan pada saat
tidak dapat digunakan lagi, masa manfaatnya telah berakhir, dan masa
ekonomisnya telah berakhir. Karena korporasi tidak dapat lagi
menggunakan aset tetap ini untuk tujuan operasional, tidak ada
keuntungan ekonomi masa depan yang dapat diantisipasi. Dalam hal ini
biasanya perusahaan akan membuang, menghibahkan ataupun menjual
aktiva tersebut. Kas yang diperoleh dari hasil penjualan akan dicatat
sebagai laba atas penjualan aktiva tetap tersebut.
PT. Kebijakan penghentian dan pelepasan aset tetap Pertamina RU II
55

Pangkalan Berandan menyatakan bahwa nilai tercatat aset tetap


dihentikan pengakuannya jika pada saat pelepasan tidak ada lagi
manfaat ekonomis yang diharapkan dan aset tersebut tidak dapat
diperbaiki tanpa menimbulkan biaya yang cukup besar.
Dalam hal penghentian dan pelepasan aktiva tetap PT. Pertamina
RU II Pangkalan Berandan melakukan pengkajian teknis sebelum
melakukan pelepasan aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan.
Perlakuan PT. Pertamian RU II Pangkalan Berandan dalam melakukan
penghentian dan pelepasan yaitu dengan cara ditelantarkan tapi tetap
dipelihara apabila nilainya kurang dari 25 juta, apabila nilainya lebih
dari 25 juta aktiva tetap tersebut akan dikapitalisasi. Aktiva tetap yang
sudah tidak berfungsi dan tidak memiliki manfaat juga akan dijual
seperti besi rongsokan.
PT. Pertamina juga melakukan kanibalisasi terhadap aktiva tetap
yang dimilikinya contoh aktiva tetap yang dimiliki oleh PT. Pertamina
RU II Pangkalan Berandan yang pernah dikanibalisasi adalah pompa
air. Apabila aktiva tetap yang sudah dihentikan atau dilepas akan
dihapus dari daftar aktiva tetap melalui proses pengisian form FUPP
yang sudah ditandatangani oleh direksi.
56

Gambar 4.2
Form Penghapusan dan Pelepasan Asset
57

4. Pengungkapan dan Penyajian Aktiva Tetap


Bagian keuangan merupakan salah satu bagian yang wajib ada dalam
setiap bisnis, baik itu bisnis manufaktur maupun jasa. Ini diperlukan untuk
mengevaluasi manajemen operasi bisnis selama periode waktu tertentu.
Korporasi menampilkan akun aset tetap yang berbeda, seperti akun tanah, dan
menulisnya secara terpisah dari struktur, mesin, kendaraan, dan aset tetap
lainnya saat menyajikan aset tetap dalam laporan kondisi keuangan. Hal itu
dibuat guna mempermudah pengguna laporan keuangan untuk menilai aktiva
tetap. Setelah melakukan wawancara dengan pegawai bagian keuangan, PT.
Pertamina RU II Pangkalan Berandan dalam melakukan pencatatan aktiva tetap
masih belum sesuai. Adanya kekeliruan dalam penulisan aktiva tetap hingga
membuat aktiva tersebut tidak tercatat.
58

Tabel 4.2
Perlakuan Akuntansi Aktiva Tetap Menurut Perusahaan dan PSAK
No.16

No Akun Menurut PSAK Menurut Sesuai/Tidak


No.16 Perusahaan Sesuai
1 Pengakuan: Biaya dapat Perusahaan Pemanfaatan
biaya-biaya dibagi menjadi tidak cukup biaya yang
selama dua jenis menjelaskan dikeluarkan
menggunakan pengeluaran: pengeluaran pada saat
aktiva pengeluaran modal dan pemanfaatan
modal dan pendapatan aset tetap usaha
pengeluaran saat sesuai dengan
pendapatan memperlakuk PSAK No.16
an biaya
penggunaan
aset tetap.

2 Pengakuan: Ada tiga cara Perusahaan Sesuai dengan


penghentian untuk menggunakan PSAK No. 16,
dan pelepasan menghentikan metode penghentian
aktiva tetap dan menghapus berikut untuk dan pelepasan
aset tetap: membuang aset tetap
penjualan, aset tetap: ditangani
pelepasan, dan kanibalisasi,
penonaktifan penonaktifan,
aset tetap dan penjualan
aset tetap
59

3 Pengukuran:p Menurut kriteria Korporasi Perolehan aset


erol ehan yang berlaku membagi tetap yang
aktiva tetap umum, pembelian dilakukan
pembelian aktiva aset tetap perseroan telah
tetap dapat menjadi tiga memenuhi
diklasifikasikan kategori: seluruh
menjadi pembelian ketentuan yang
pembelian tunai, tunai, berlaku
pembelian kredit, pembelian
transaksi leasing, kredit, dan
pertukaran pembelian
penerbitan surat konstruksi
berharga, saja
pembelian yang
dilakukan
sendiri, dan
hibah

4 Pengukuran: Berdasarkan Untuk semua Teknik


metode waktu, jenis aktivitas, penyusutan
pencatatan penggunaan, dan korporasi perusahaan
kriteria lainnya, menggunakan sudah memadai
aset tetap garis lurus sesuai dengan
diklasifikasikan untuk PSAK No.16
menggunakan pendekatan
sistem PSAK penyusutan
No.16. aset tetapnya

5 Pengungkapa Neraca dalam Neraca Neraca


PSAK No. 16 perusahaan perusahaan
n: penyajian
dapat dibuat dibuat disusun sesuai
laporan dalam format menggunakan dengan PSAK
langsung dan tabel dan No. 16
keuangan
tidak langsung skonro
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
1. Aktiva tetap pada PT. Pertamina RU II Pangkalan Berandan disajikan
sebesar nilai bukunya, yaitu harga perolehan dikurangin dengan akumulasi
penyusutan.
2. PT. Pertamina RU II Pangkalan Berandan memperoleh aset tetapnya
melalui pembelian tunai, pembelian kredit, dan aset tetap yang dibangun
sendiri
3. Aktiva tetap pada PT. Pertamina RU II Pangkalan Berandan digolongkan
berdasarkan jenis dan wujudnya
4. Pengeluaran yang dilakukan saat aktiva tetap yang dimiliki oleh PT.
Pertamina RU II Pangkalan Berandan adalah biaya pemeliharaan dan
kapitalisasi
5. Penghentian penggunaan aktiva tetap pada PT. Pertamina RU II Pangkalan
Berandan dilakukan jika aktiva tetap tersebut tidak memiliki masa manfaat
di masa yang akan datang.
6. Pencatatan aktiva tetap pada PT. Pertamina RU II Pangkalan Berandan
masih terdapat kekeliuran yang diakibatkan kurang telitinya pegawai saat
menuliskan daftar aktiva tetap yang ada sehingga terjadi ketidak sesuaian
pada saat pelaporan
7. Penerapan akuntansi aktiva tetap pada PT. Pertamina RU II Pangkalan
Berandan sudah cukup baik dan sesuai dengan Pernyataan Standart
Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16.

B. Saran
Berdasarkan temuan penelitian, disarankan agar PT. Pertamina RU II
Pangkalan Berandan tetap memperlakukan aset tetap sesuai dengan PSAK No.16
tentang Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan sehingga setiap tahun PT.
Pertamina RU II Pangkalan Berandan dapat menyajikan aset tetap dalam laporan
keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan dan memberikan manfaat

60
61

terbaik bagi pengguna laporan keuangan. Selain itu, disarankan untuk lebih teliti
dalam memasukan aktiva tetap lancar untuk menghindari kesalahan dalam
pencatatan aktiva tetap milik perusahaan.
62

DAFTAR PUSTAKA

Aji & Ari . (2018). Toward Islamic Accounting Antropology: How Seculer Anthropolgy
Reshaped Accounting in Indonesia. Journal of Islamic Accounting and Business Research
Annisa, Kamilah. (2021). Analisis Penggunaan Aset Tetap terhadap Kinerja Pegawai di
Kantor Jasa Akuntan PT. Eriadi Fatkhur Rokhman Medan
Agie, H. (2019). Pengantar Akuntansi. Surabaya: CV. Jakad Publishing.
Asmuni, Muslim, & Kamilah. (2020). Perspecvtive Of Internal Process Based On
Multidimensional Performences Models In Development Of Zakat Management
Accounting. European Journal of Management and Marketing Studies, 3.
Bakri, Adriani (2020). Analisis Penerapan Akuntansi Aktiva Tetap pada PT. PLN
(PERSERO) Wilayah SULSEL, SULTRA, dan SULBAR Area Makassar Selatan. Journal
of Applied Managerial Accounting
Bungin, B. (2013). Metode Penelitian Social dan Ekonomi. Jakarta: Kencana Perdana
Media Grup.
Devi, Abdul (2019). Pengaruh Biaya Pemeliharaan Aktiva Teatp terhadap Laba
Operasional PT. Tri Tunggal Makmur Pamekasan.Jurnal Manajemen METHONOMIX
Halim (2017). Understanding and Awareness of Islamic Accounting. The Case of
Malaysian Accounting Undergraduates. Internasional Journal of Academic Research in
Accounting , Finance, and Management Sciences.
Harahap, S. S. (2009). Katalog dalam Terbitan (KDT). Jakarta: Rajawali Press.
Hendra, Anggriyani, & Rasidah. (2019). Akuntansi Syariah. Medan: Madenatera.
Hermain, H., Nurlaila, Syafrida, L., Sufritayati, Alfurkarniati, Ermawati, Y., & Ikhsan, A.
(2019). Pengantar Akuntansi Edisi 3. Medan: Madenatera.
Hery. (2014). Pengantar Akuntansi 2. Jakarta: Universitas Indonesia.
Hery. (n.d.). Akuntansi Keuangan Menengah sesuai dengan PSAK dan IFRS. Jakarta: PT.
Grasindo.
Ikhsan, A. (2014). Metode Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen. Bandung:
Cipta Pustaka Media.
Indonesia, I. A. (2009). Standart Akuntansi Keuangan,PSAK No.16. Jakarta: Salemba
Empat.
Indonesia, I. A. (2011). Pernyataan Standart Akuntansi Keuangan Aset Tetap 16 (Revisi).
Ismail. (2015). Akuntansi Bank: Teori dan Aplikasi dalam Rupiah. Jakarta: Prenada Media
Grup.
Kamarudin & Saparudin. (2022). Akuntansi Syariah dan Akuntansi Konvensional :
Komparasi Nyata dari Tinjauan Literature. Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam.
Kamilah, Ahmad, Yafiz .(2022). Jula-Jula: Economic and Accounting Practices in The
Muslim Community of North Sumatra. Jurnal Ekonomi dan Keuangan Islam
Khaddafi, M. (2016). Akuntansi Syariah. Medan: Madenatera.
Mardiasmo. (2016). Akuntansi Keuangan Dasar: Edisi Kedua. Yogyakarta: BPFE.
Mardiasmo. (2018). Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: ANDI.
Mardiyanto, H. (n.d.). Inti Sari Manajemen Keuangan. Jakarta: PT. Grasindo.
Megawati, & Enti. (n.d.). Perlakuan Akuntansi atas Aktiv Tetap Berwujud dan
Penyajiannya pada Laporan Keuangan. Jurnal Administrasi bisnis, 17.
Munandar, A. (2022). Metodelogi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Media
Sains Indonesia dan Penulis.
63

Nor & Fadzlina. (2018) The Need for Islamic Accounting Standart: The Malaysian
Islamic Financial Institution Experience. Journal of Islamic Accounting and Bussines
Research
Nurbaiti. (n.d.). Penelitian Sistem Akuntansi Electronic Data Processing pada PT.Saudara
Buana Samudera III (Divisi Tanjung Balai).
Nurfitiani, N. (2020). Analisis Penerapan PSAK N0.16 dalam Akuntansi Aktiva Tetap
pada PT. Bumi Sarana Beton Makassar, 1.
Putra, & Firmansyah. (2021). Evaluasi Kebijakan Akuntansi Biaya Pinjaman Atas Aset
Tetap di Indonesia. Jurnal Akuntansi, 11.
Putra, T. M. (2013). ,Analisis Penerapan Akuntansi Aset Tetap pada CV.Kombos Manado.
Jurnal EMBA.
Putu, D. (2019). Akuntansi Manajemen. Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia.
Ramadhani, Kamilah (2021). Analisis Penggunaan Aset Tetap terhadap Kinerja Pegawai
di Kantor Jasa Akuntan PT. Eriadi Fakhtur Rokhman Medan. Jurnal Pendidikan Tambusai
Ramdhan, M. (2021). Metode Peneltian. Surabaya: Cipta Media Nusantara.
Retno, Dwi (2018) Analysis of Impact of Implementation of Fixed Assets Revaluation
Model in Property, Real Estate, Construction, and Bank Companies Listed in Capital
Market in 2015. Journal Advances in Economics, Bussines and Management Research.
Risna, Ruhadi, Rizky (2019), Efektivitas Penerapan Sistem dan Prosedur Akuntansi
Aktiva Tetap berdasarkan PSAK 16 Tahun 2011 dalam Ekonomi Syariah. Jurnal Ekonomi
Syariah.
Rukajat, A. (2018). Pendekatan Penelitian Kualitatif. Sleman: Deepublish.
Sabri, Ratna, Puspa (2022), Analisis Penerapan Akuntansi Aktiva Tetap Implementasi
Pernyataan Standart Akuntansi Keuangan Nomor 16 pada Perusahaan Daerah Air Minum
Kota Balik Papan. Jurnal Akuntansi Keuangan dan Perbankan.
Sitompul, M. S., & Dkk. (2015). Akuntansi Masjid. Medan: FEBI UINSU Press.
Suherman, A. (2011). Analisis Struktur Pengendalian Intern Aktiva Tetap pada PDAM
Tirta Anom Banjar. Journal CAKRAWALA GALUH, 1.
Umar & Kurawa (2019). Bussines Successioin from an Islamic Accounting Perspective.
ISRA International Journal of Islamic Finance.
Umrati, & Hengki. (2020). Analisis Data Kualitatif. Makasar: Sekolah Tinggi Theologia
Jaffray.
Yustisia, R. P. (2007). Standart Akuntansi Pemerintah (PP RI No.24 Tahun 2005).
Yogyakarta: Pustaka Yustisia.
64

Anda mungkin juga menyukai