radikal berasal dari bahasa Latin, radix, yang Radikalisme dalam “Gerakan Keagamaan” berarti “akar”
Secara istilah, antara lain: al-tatharruf, al-
Takfiri ‘unf, al-guluww, al-irhab3, dan tasyaddud
Akar Sejarah Radikalisme Agama Islam
Al-Walâ’ dan Barâ’
Gerakan radikalisme Islam dimulai pada masa
Khalifah Ali bin Abi Thalib, yakni munculnya kaum Khawarij.
Pada masa pra-modern, gerakan
fundamentalisme radikal muncul pada abad 12 H di Semenanjung Arabia di bawah pimpinan Muhammad bin ‘Abd al-Wahhab NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN A. Pengertian Radikalisme Secara etimologi, radikalisme dengan kata dasar radikal berasal dari bahasa Latin, radix, yang berarti “akar”. Radikalisme merupakan respons terhadap kondisi yang sedang berlangsung yang muncul dalam bentuk evaluasi, penolakan, atau bahkan perlawanan terhadap ide, asumsi, kelembagaan, atau nilai. Dalam perkembangan bahasa arab kontemporer, radikalisme pada akhirnya disamakan arti dengan beberapa istilah, antara lain: al-tatharruf, al-‘unf, al- guluww, al-irhab3, dan tasyaddud B. Akar Sejarah Radikalisme Agama Islam Gerakan radikalisme Islam dimulai pada masa Khalifah Ali bin Abi Thalib, yakni munculnya kaum Khawarij. Berakar pada sejarah Islam masa lampau, gerakan kaum Khawarij yang muncul pada masa akhir pemerintahan Ali bin Abi Thalib dengan prinsip- prinsip radikal dan ekstrim dapat dilihat sebagai gerakan fundamentalisme klasik dalam sejarah Islam. Langkah radikal mereka diabsahkan dengan semboyan laa hukma illā li Allah (tidak ada hukum kecuali milik Konsep (Beberapa istilah Allah) dan la hukama illa Allah (tidak ada hakim selain 1 dan definisi) di KB Allah) yang dielaborasi berdasar Q.S. al-Ma’idah [5]: 44 Pada masa pra-modern, gerakan fundamentalisme radikal muncul pada abad 12 H di Semenanjung Arabia di bawah pimpinan Muhammad bin ‘Abd al- Wahhab (1703-1792) yang kemudian dikenal sebagai gerakan Wahabi. Inilah yang kemudian membentuk salafisme awal yang bersifat takfiri. C. Radikalisme dalam “Gerakan Keagamaan” 1. Indikator Islam Radikal a) Takfiri : sebutan bagi seorang Muslim yang menuduh Muslim lainya (atau kadang juga mencakup penganut ajaran Agama Samawi lain) sebagai kafir dan murtad. Tuduhan itu sendiri disebut takfir, berasal dari kata kafir (kaum tidak beriman), dan disebutkan sebagai “orang yang mengaku seorang Muslim tetapi dinyatakan tidak murni Islamnya dan diragukan keimanannya”. b) Al-Walâ’ dan Barâ’ : Walâ’ wal barâ’ merupakan salah satu di antara tuntutan syahadat yang diikrarkan oleh seorang mukmin. Ia adalah bagian dari makna kalimat tauhid, yaitu berlepas diri dari setiap sesuatu yang diibadahi selain Allah. Bagi seorang mukmin, ikatan walâ’ wal barâ’ merupakan ikatan iman yang paling kokoh yang dimiliki oleh dirinya
Daftar materi pada KB
2 Al-wala wal Bara’ yang sulit dipahami
Daftar materi yang sering
3 mengalami miskonsepsi Jihad memerangi orang Kafir dalam pembelajaran