Anda di halaman 1dari 9

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN AKUNTANSI

RESUME

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah


Teori Akuntansi

Dosen:
Rendra Arief Hidayat, S.Pd., M.Sc.

Oleh:

I Made Arya Wirasena (22080694099)


Andini Dwi Agustin (22080694120)
Chatherine Erlysia Fitriane (22080694124)
Kiki Rohmatus Nursabila (22080694101)
Aditia Maulana Ihzan (22080694155)
Maszulgi Sampurna (22080694165)

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2023
1. Evolusi Pembukuan dan Pencatatan Berpasangan
1. Sejarah Awal Akuntansi
Jika kita ingin melacak ilmu yang penting ini (akuntansi) kembali ke asal
usulnya, kita secara alamiah akan menganggap penemuan pertamanya akan berasal
dari para pedagang yang pertama; dan tidak ada seorang pun yang layak mengklaim
hal tersebut pada masa itu selain orang-orang Arab. Orang-orang Mesir, yang selama
beberapa masa menunjukkan kejayaannya di dunia perdagangan, memperoleh
pemikiran melakukan perdagangan tersebut melalui interaksinya dengan bangsa
tersebut; dan, sebagai konsekuensinya, dari merekalah orang-orang Mesir harus
melakukan suatu bentuk pertama dari akuntansi, yang menurul cara perdagangan
yang umum, dikomunikasikan ke seluruh kota-kota di Timur Tengah. Ketika
kekaisaran di Barat diserbu oleh bangsa Barbar, dan seluruh negeri yang berada di
bawahnya, mengambil kesempatan untuk mengumumkan kemerdekaan mereka,
perdagangan tumbuh dengan cepat setelah kemerdekaan terjadi; dan segera pula
Italia, yang sebelumnya menjadi ruang sidang dunia, menjadi pangkal perdagangan,
di mana sisa-sisa keruntuhan dari kekaisaran Timur di dekat Turki, yang kejeniusan
atau ketahanannya tidak pernah dimasuki oleh seni perdagangan, memberikan
kontribusi yang besar. "Bisnis perdagangan, yang untuk setiap kota-kota
perdagangan di Eropa dihubungkan oleh orang-orang Lombardia, ikut pula
memperkenalkan metode mereka dalam pencatatan rekening, melalui penggunaan
pencatatan berpasangan; yang kini dikenal dengan sebutan pembukuan Italia.
Pencapaian terbesar dari para pedagang Italia, kira kira berkisar antara tahun
1250 dan 1400, adalah penggabungan dari berbagai elemen yang heterogen ini ke
dalam sebuah sistem pengklasifikasian yang terintegrasi yang disebut sebagai
rekening/perkiraan/akun (accounts) dan dikembangkan dengan berdasarkan pada
prinsip dari pencatatan ganda untuk seluruh transaksi. Nannum, kita hendaknya tidak
berasumsi bahwa mencalat pembukuan yung berimbang adalah menjadi sasaran
utama dari akuntansi abad pertengahan. Bahkan sebaliknya, setidaknya di Italia, para
pedagangnya di tahun 1400 telah mulai menggunakan akuntansi sebagai salah satu
alat pengendalian inanajemen, Pastinya, mereka tidak semaju seperti kita sekarang
dan mereka bahkan sama sekali tidak menyadari akan potensi-potensi yang dimiliki
oleh pembukuan pencatatan berpasangan. Namun bagaimanapun, mereka telah
membuat suatu awal dengan mengembangkan kerangka kerangka dasar dari
akuntansi biaya dengan memperkenalkan pencadangan dan jenis-jenis penyesuaian
lainnya, seperti akrual dan hal-hal yang ditangguhkan, dan dengan memberikan
perhatian kepada audit atas neraca. Hanya dalam analisis laporan keuangan, para
pedagang pada masa itu dapat membuat sedikit kemajuan.

2. Kontribusi Luca Pacioli


Pada tahun 1494 Luca Pacioli menerbitkan bukunya, Summa de Arithmatica
Geometrin Proportionalita yang di dalamnya terdapat dua buah bab-de Computis et
Scripturis-yang menjelaskan pembukuan pencatatan berpasangan. Oleh sebab itu, ia
bukanlah penemu dari pembukuan pencatatan berpasangan, tetapi menguraikan
mengenai apa yang dipraktikkan pada masa itu, la menyatakan bahwa tujuan
pembukuan adalah "untuk memberikan informasi yang tidak tertunda kepada para
pedagang mengenai keadaan aktiva dan utang-utangnya." Debit (adebeo) dan kredit
(credito) digunakan dalam pencatatan untuk memastikan sebuah pencatatan
berpasangan. Ia berkata, "Seluruh pencatatan.. harus berpasangan. Yaitu, jika Anda
membuat seorang kreditor, maka anda harus membuat seorang debitor. Tiga buku
digunakan di sini: sebuah memorandum, sebuah jurnal, dan sebuah buku besar.
Pacioli menyarankan agar "tidak hanya nama dari pembeli atau penjual saja yang
dicatat, begitu pula deskripsi mengenai barangnya dengan berat, ukuran atau hasil
pengukuran, dan harganya, tetapi syarat pembayaran juga harus ditampilkan" dan
"kapan saja uang diterima atau dikeluarkan, pencatatan akan menyajikan jenis mata
uang yang dipergunakan dan nilai tukarnya. Pada waktu yang bersamaan, mengingat
umur yang pendek dari perusahaan-perusahaan bisnis, Pacioli menyarankan
penghitungan dari laba suatu periode dan penutupan buku.

3. Perkembangan Pembukuan Berpasangan


a) Sekitar abad ke-16 terjadi beberapa perubahan di dalam teknik-teknik
pembukuan (diperkenalkannya jurnal-jurnal khusus).
b) Pada abad ke 16 dan 17 terjadi evolusi pada praktik laporan keuangan periodik.
Kemudian di abad ke-17 dan 18 terjadi evolusi pada personifikasi dari seluruh
akun dan transaksi.
c) Abad ke-17 juga mencatat terjadinya penggunaan akun-akun persediaan yang
terpisah untuk jenis barang yang berbeda.
d) Dimulai dari East India Company di abad ke-17 dan selanjutnya diikuti dengan
perkembangan dari perusahaan, akuntansi mendapatkan status yang lebih baik,
yang ditunjukkan dengan adanya kebutuhan akan akuntansi biaya, dan
kepercayaan yang diberikan kepada konsep-konsep mengenal kelangsungan,
periodisitas, dan akrual.
e) Sampai dengan awal abad ke-19, depresiasi untuk aktiva tetap hanya
diperhitungkan pada barang dagangan yang tidak terjual.
f) Akuntansi biaya muncul di abad ke-19 sebagai sebuah hasil dari revolusi industri.
Akuntansi biaya ini diawali oleh pabrik-pabrik tekstil abad ke-15.
g) Pada paruh waktu terakhir abad ke-19 terjadi perkembangan pada teknik-teknik
akuntansi untuk pembayaran dibayar di muka dan akrual , sebagai cara untuk
memungkinkan dilakukannya perhitungan lab periodik.
h) Akhir abad ke-19 dan ke-20 terjadi perkembangan laporan dana.
i) Di abad ke-20 terjadi perkembangan pada metode-metode akuntansi untuk isu-
isu kompleks.

2. Perkembangan Prinsip-prinsip Akuntansi di Amerika Serikat


1. Fase Kontribusi Manajemen (1900-1933)
a) Penyebaran kepemilikan saham memberi peluang bagi manajemen untuk
sepenuhnya mengendalikan bentuk dan isi ungkapan akuntansi.
b) Intervensi manajemen dicirikan oleh penyelesaian-penyelesaian yang bersifat ad
hoc terhadap masalah-masalah mendesak dan kontroversial.
c) Dikarenakan ciri pragmatik solusi yang diadopsi sebagian besar teknik akuntansi
tidak memiliki dukungan teoretis.
d) Fokusnya adalah pada penentuan income kena pajak (taxable income) dan
minimisasi pajak income.
e) Teknik yang diadopsi didorong oleh keinginan untuk meratakan earnings.
f) Masalah-masalah kompleks dihindari dan solusi berdasarkan kebijaksanaan
diadopsi.
g) Perusahaan yang berbeda mengadopsi teknik akuntansi yang berbeda untuk
masalah yang sama.
h) timbulnya ketidakpuasan pada tahun 1920, sehingga William Z. Ripley dan J.MB
Hoxley menuntut adanya peningkatan dalam standar pelaporan keuangan.
i) Menjelang akhir abad ke-19, munculnya isu akuntansi untuk bunga,
meningkatnya kompleksitas bisnis, ketergantungan pada mesin, dan kebutuhan
investasi meningkatkan jumlah overhead, sehingga biaya overhead
diperhitungkan dalam harga pokok penjualan.
j) Tidak ada kos penjualan, beban bunga atau biaya administratif yang dimasukkan
dalam kos overhead pabrik.
k) Terdapat pengaruh pajak income bisnis terhadap teori akuntansi sehingga
terbentuknya tahap awal harmonisasi antara akuntansi pajak dan akuntansi
keuangan.

2. Fase Kontribusi Institusi (1933-1959)


a. Fase ini ditandai oleh penciptaan dan peningkatan peran institusi dalam
pengembangan prinsip akuntansi.
b. Pada tahun 1934, kongres membentuk Securities and Exchange Commission
(SEC) oleh Kongres yang mengatur tentang penerbitan sekuritas di pasar
antarnegara bagian dan Securities Act 1934 yang mengatur tentang perdagangan
sekuritas.
c. Persetujuan atas "prinsip-prinsip umum" oleh American Institute of Accountants
(AIA), melalui kerja sama dengan Bursa Efek NYSE.
d. AICPA memutuskan untuk memberdayakan Committee on Accounting
Procedure (CAP) pada Tahun 1938 untuk menerbitkan pernyataan-pernyataan.

3. Fase Kontribusi Profesional (1959-1973)


a. Alvin R. Jennings, presiden AICPA, tidak puas terhadap CAP
b. Komite Khusus tentang Program Riset yang dibentuk Tahun 1957 dan 1958
mengusulkan pembubaran CAP dan departemen risetnya.
c. AICPA menerima rekomendasi tersebut dan dalam Tahun 1959 mendirikan The
Accounting Principles Board (APB) dan The Accounting Research Division
(ARD)

4. Fase Politisasi (1973-sekarang)


Keterbatasan asosiasi profesional dan manajemen dalam merumuskan teori
akuntansi mendorong diadopsinya pendekatan yang lebih deduktif dan politisasi
proses penetapan standar suatu situasi yang diciptakan oleh pandangan yang diterima
luas bahwa angka-angka akuntansi mempengaruhi perilaku ekonomi, dan
konsekuensinya aturan-aturan akuntansi harus ditetapkan dalam arena politis. Sejak
pembentukannya, FASB telah mengadopsi pendekatan deduktif dan menguasi politik
untuk merumuskan prinsip-prinsip akuntansi.

3. Akuntansi dan Kapitalisme


Akuntansi dan kapitalisme memiliki hubungan erat yang diakui oleh sejarawan
ekonomi. Akuntansi merupakan elemen kunci dalam perkembangan dan evolusi
kapitalisme. Max Weber dan Werner Sombart berpendapat bahwa organisasi modern
perusahaan kapitalis memerlukan pemisahan bisnis dari rumah tangga serta pencatatan
akuntansi yang rasional. Sombart bahkan menyatakan bahwa kapitalisme dan pencatatan
akuntansi berpasangan adalah dua fenomena yang saling terkait. Transformasi aset
menjadi nilai abstrak dan ekspresi kuantitatif dari aktivitas bisnis, bersama dengan
pencatatan akuntansi sistematis dalam bentuk pembukuan berpasangan, memungkinkan
wirausahawan kapitalis untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengukur dampak
aktivitas mereka, serta memisahkan bisnis dari pemiliknya, yang pada gilirannya
mendukung pertumbuhan perusahaan.
Berikut 4 alasan yang menjelaskan peranan dari pencatatan berpasangan di dalam
ekspansi ekonomi setelah berakhirnya Abad Pertengahan :
1. Pencatatan berpasangan mendorong perubahan sikap dalam ekonomi dengan
menggantikan sasaran substansi abad pertengahan dengan sasaran laba kapitalis,
memajukan semangat akuisisi, dan mengilhami pembukuan berdasarkan pencarian
laba yang memungkinkan konsep modal.
2. Perbaikan perhitungan ekonomis yang didorong oleh penggunaan sistem akuntansi
terintegrasi.
3. Pembukuan berpasangan yang sistematis memperkuat rasionalisme dengan
menciptakan keteraturan dalam akuntansi dan organisasi perusahaan, mengandalkan
dualisme sebagai alat untuk memeriksa akurasi, dan mekanisme pencatatan secara
teratur
4. Pencatatan berpasangan memungkinkan pemisahan kepemilikan dan manajemen,
mendorong pertumbuhan perusahaan besar dengan saham gabungan, serta
menyediakan cara komunikasi yang lebih jelas dan cepat daripada manajer-pemilik
dengan pembukuan mereka sendiri.
Tesis ini mencerminkan pandangan umum pada masa itu bahwa perdagangan
adalah hasil alamiah dari penggunaan pencatatan berpasangan, meskipun apakah
pencatatan berpasangan benar-benar esensial bagi keberhasilan perusahaan komersial
tetap menjadi pertanyaan yang belum pasti. Bukti sejarah yang disajikan oleh Yamey
menunjukkan bahwa pada abad ke-16 hingga ke-18, para pengusaha mungkin hanya
menggunakan pencatatan berpasangan untuk mencatat transaksi daripada untuk melacak
laba dan modal, sehingga hanya memberikan kerangka kerja untuk mengatur data
akuntansi tanpa mengatur pola data atau urutan tertentu. Yamey juga berpendapat bahwa
pencatatan berpasangan hanya berguna untuk masalah-masalah rutin. Namun,
pandangan yang berbeda muncul dari Sombart dan Winjum yang menekankan
pentingnya teknik awal pencatatan berpasangan dalam pertumbuhan ekonomi dengan
kemampuannya untuk mengumpulkan data tentang aktivitas operasi dan merasionalisasi
aktivitas pedagang.

4. Relevansi Sejarah Akuntansi


Sejarah akuntansi penting bagi pedagogi, kebijakan, dan praktik akuntansi.
Sejarah memungkinkan kita dapat lebih memahami masa kini dan mengendalikan masa
depan. Sejarah Akuntansi adalah studi atas evolusi yang terjadi pada pemikiran, praktik-
praktik dan institusi akuntansi sebagai respons dari perubahan-perubahan lingkungan
dan kebutuhan sosial.
Berkaitan dengan pedagogi, sejarah akuntansi dapat berguna untuk memberikan
pemahaman dan apresiasi mengenai bidang akuntansi sebagai salahsatu ilmu sosial.
Berkaitan dengan perspektif kebijakan, Sejarah akuntansi melakukan peran yang
instrumental dalam memberikan pengalaman yang lebih baik atas permasalahan-
permasalahan akuntansi dan konteks institusionalnya dan juga dalam formulasi
kebijakan umum.
Kaitannya dalam praktik akuntansi, sejarah akuntansi memberikan penilaian
yang lebih baik atas praktik-praktik yang berlaku dengan perbandingan metode-metode
yang pernah digunakan di masa lalu.
Relevansi sejarah akuntansi terhadap praktik, kebijakan, dan pedagogi mencakup
area biografi, sejarah institusional, perkembangan pemikiran, sejarah umum, sejarah
penting, taksonomi, basis data bibliografi dan historiografi.

5. Isu-isu Akuntnasi Internasional


1. Definisi Akuntansi Internasional
Pengidentifikasian tiga konsep utama dari definisi akuntansi internasional menurut
para ahli antara lain:
a. Akuntansi untuk induk perusahaan anak perusahaan di luar negeri atau untuk
anak perusahaan
b. Akuntansi komparatif atau Internasional
c. Akuntansi universal atau dunia
Tujuan dari akuntansi universal atau akuntansi Internasional adalah untuk
mendapatkan satu standarisasi lengkap atas prinsip-prinsip akuntansi secara
internasional yang merupakan sebuah sistem internasional yang dapat di terapkan
semua negara. Sasaran tertinggi akuntansi Internasional pada saat ini adalah di
berlakukannya prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (Generally accepted
accountig principles).
Konsep dari akuntansi Internasional sendiri mengarahkan kepada studi dan
pemahaman atas perbedaan-perbedaan nasional didalam akuntansi yang meliputi:
a. Kesadaran akan adanya keragaman Internasional didalam akuntansi perusahaan
dan praktik-praktik pelaporan.
b. Pemahaman akan prinsip-prinsip dan praktis praktis akuntansi dari masing-
masing negara
c. Kemampuan untuk menilai dampak dari beragamnya praktik-praktik akutansi
pada pelaporan keuangan
Konsep dari akuntansi induk perusahaan anak perusahaan di luar negeri adalah
konsep yang memperkecil akuntansi Internasional ke dalam proses pengonsolidasian
akun-akun dari induk perusahaan dan anak-anak perusahaannya serta
menetralisirkan mata uang asing kedalam mata uang lokal.
Akibat dari munculnya paradigma baru yang memperluas kerangka kerja dan
pemikiran serta ide-ide baru adalah terbitnya konsep-konsep yang dibuat oleh
Amenkhien untuk memasukkan:
a. Teori universal atau dunia dimana diakui bahwa pemecahan dari permasalahan-
permasalahan yang terjadi dalam pelaporan secara internal berada pada
keseragaman akuntansi seluruh dunia.
b. Teori multi nasional yaitu teori yang menyarankan agar mencakupkan seluruh
jenis prinsip-prinsip yang berbeda, standar, dan praktik-praktik dari seluruh
negara menjadi satu.
c. Teori kompratitif dimana pada teori ini menyarankan adanya klasifikasi
analitikal atas sistem-sistem akuntansi tiap negara.
d. Teori transaksi-transaksi internasional yaitu konsep yang dibangun di sekitar
informasi akuntansi yang dibutuhkan dalam lingkup Internasional.
e. Teori Translasi Teori ini digunakan sebagai ciri-ciri pada akuntansi untuk induk
dan anak perusahaan di luar Negeri.
Faktor lingkungan di setiap negara yang meliputi aspek sasaran, standar,
kebijakan dan teknik akuntansi yang di hasilkan memiliki perbedaan yang signifikan
ditiap-tiap negara maka dapat diperkiran pula bahwa konsep-konsep akuntansi yang
digunakan di tiap-tiap negara tersebut juga berbeda. Kondisi-kondisi lingkungan
dapat dipastikan akan memberikan dampak kepada penentuan dari standar akuntansi
yang mencakup hal-hal berikut:
a. Relativisme kultular dimana setiap negara memiliki keunikan dengan ciri-ciri
kebudayaan yang lainnya
b. Relativisme Linguistik yaitu akuntansi sebagai bahasa dan tata bahasanya akan
memengaruhi perilaku lemhuistik dan non linguistik dari para penggunanya
c. Relativisme politik dan sipil dimana konsep akuntansi bergantung pada konteks
politik dan sipil dinegara tersebut
d. Relativisme Ekonomi dan demografis yaitu konsep akuntansi yang
bergantungnpada konteks ekonomi dan demgrafis.
e. Relativisme hukum dan perpajakan yaitu konsep-konsep akuntansi bergantung
pada hukum dan perpajakan di negara tersebut
2. Harmonisasi Standar Akuntansi
a) Pengertian Harmonisasi Standar Akuntansi
Harmonisasi sebagai kebalikan dari standardisasi memiliki arti sebuah
rekonsiliasi atas berbagai sudut pandang yang berbeda. Istilah ini lebih bersifat
sebagai pendekatan praktis dan mendamaikan daripada standardisasi, terutama
jika standardisasi berarti prosedur- prosedur yang dimiliki oleh satu negara
hendaknya diterapkan oleh semua negara yang lain. Harmonisasi menjadi suatu
bagian yang penting untuk menghasilkan komunikasi yang lebih baik atas suatu
informasi agar dapat diartikan dan dipahami secara internasional.
Harmonisasi terdiri atas pemahaman atas idiosyncracies nasional dan
mencoba untuk merekonsiliasikannya dengan sasaran-sasaran negara lain
sebagai satu langkah pertama. Langkah kedua adalah untuk memperbaiki atau
mengoreksi beberapa dari halangan tersebut, agar cepat tercapai tingkat
harmonisasi yang dapat diterima.
b) Manfaat Harmonisasi
Pertama, bagi banyak negara, belum terdapat suatu standar kodifikati
akuntansi dan audit yang memadai. Standar yang diakui secara internasional
tidak hanya akan mengurangi biaya penyiapan untuk negara-negara tersebut
melainkan juga memungkinkan mereka untuk dengan seketika menjadi bagian
dari arus utama standar akuntansi yang berlaku secara internasional.
Kedua, internasionalisasi yang berkembang dari perekonomian dunia dan
meningkatnya saling ketergantungan dari negara-negara di dalam kaitannya
dengan perdagangan dan arus investasi internasional adalah argumentasi yang
utama dari adanya suatu bentuk standar akuntansi dan audit yang berlaku secara
internasional.
Ketiga, adanya kebutuhan dari perusahaan-perusahaan untuk
memperoleh modal dari luar, mengingat tidak cukupnya jumlah laba ditahan
untuk mendanai proyek-proyek dan pinjaman- pinjaman luar negeri yang
tersedia, telah meningkatkan kebutuhan akan harmonisasi akuntansi.
c) Batasan Harmonisasi
Kondisi yang sedang berlangsung saat ini tampaknya mengindikasikan
hanya terdapat sedikit kemungkinan untuk dapat mencapai harmonisasi
internasional. Harmonisasi internasional sendiri memiliki batasan-batasan yaitu
sebagai berikut:
1) Pemungutan pajak bagi semua negara adalah satu sumber permintaan yang
terbesar akan adanya jasa-jasa akuntansi. Karena sistem pemungutan pajak
berbeda-beda secara internasional, dengan mudah dapat diperkirakan bahwa
ia akan mengarah kepada perbedaan di dalam prinsip-prinsip dan sistem
akuntansi yang digunakan secara internasional.
2) Kebijakan-kebijakan akuntansi hampir selalu dibuat untuk mencapai sasaran
politik ataupun ekonomi yang kompatibel dengan sistem perekonomian atau
politik yang menyertainya di suatu negara tertentu. Karena hanya terdapat
sedikit harapan untuk memiliki satu sistem politik atau ekonomi tunggal
secara internasional, dapat diperkirakan bahwa perbedaan-perbedaan yang
terjadi di dalam sistem politik dan ekonomi akan terus menjadi halangan
bagi harmonisasi akuntansi internasional.
3) Beberapa rintangan bagi harmonisasi internasional itu diciptakan oleh para
akuntan sendiri melalui persyaratan lisensi nasional yang ketat. Para mitra,
anggota, orang-orang yang bertanggung jawab kepada manajemen,
administrasi, pengarahan atau supervisi dari perusahaan atau asosiasi yang
profesional semacam itu yang secara pribadi tidak memenuhi Perintah (yaitu
akuntan yang tidak memenuhi kualifikas EEC) tidak dapat terlibat di dalam
audit statutori yang dilaksanakan dengan bantuan perusahaan atau asoriasi
profesional yang telah disetujui.

Anda mungkin juga menyukai