Anda di halaman 1dari 10

MODEL PEMBELAJARAN INDEX CARD MATCH Asyhariyah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INDEX CARD MATCH (ICM)


UNTUK MENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MATA
PELAJARAN IPS TERPADU KELAS IX MTS NEGERI GEMOLONG

Siti Asyhariyah H.F


Madrasah Tsanawiyah Negeri Gemolong
sitiasyhariyah79@gmail.com

Informasi artikel ABSTRACT

Sejarah artikel: The teaching and learning process is important in learning effective
Diterima and efficient learning outcomes with the activities of students who
Revisi are actively involved in learning. This study aims to improve student
Dipublikasikan √ learning activeness in the Integrated Social Sciences learning process
Keywords: and improve students' understanding through Index Card Match
Learning Activity, learning in Class IX MTS Gemolong State. The method used in the
Learning Model, study is Class room Action Research, the implementation of which is
Learning Outcomes carried out in two cycles. Data collection uses Observation. The
results of the study at MTS Gemolong State showed that student
activity increased pre cycle 61.56%. In the first cycle the speed
became 70.22%, and the second cycle became 96.57%. Increased
learning outcomes of students who have fulfilled the completeness
value that is pre cycle is 8.33%. Then in the first cycle increases, which
is to 72.22% and increases again in the second cycle to 75%.
ABSTRAK

Kata kunci: Proses belajar mengajar merupakan hal penting dalam


Keaktifan Belajar, memperoleh hasil belajar yang efektif dan efisien salah satunya
Model dengan kegiatan siswa terlibat aktif dalam pembelajaran.
Pembelajaran, Hasil Penelitian ini bertjuan untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa
Belajar dalam proses pembelajaran IPS Terpadu dan meningkatkan
pemahaman siswa melalui pembelajaran Index Card Match di Kelas
IX MTS Negeri Gemolong. Metode yang digunakan dalam penelitian
yaitu Penelitian Tindakan Kelas, pelaksanaannya dilakukan dalam
dua siklus. Pengumpulan data mengunakan lembar observasi. Hasil
penelitian di MTS Negeri Gemolong menujukkan keaktifan siswa
meningkat pra siklus 61,56%. Pada siklus I mengalami peningkatan
menjadi 70,22%,, dan siklus II mengalami peningkatan lagi menjadi
88,57%. Peningkatan hasil belajar siswa yang sudah memenuhi
nilai ketuntasan yaitu pra siklus sebesar 8,33%. Kemudian pada
siklus I mengalami peningkatan, yaitu menjadi 72,22% dan
meningkat lagi pada siklus II menjadi 75%.

Jurnal IJTIMAIYA _ Vol. 2 No. 2 Juli-Desember 2018 101


MODEL PEMBELAJARAN INDEX CARD MATCH Asyhariyah

PENDAHULUAN pendidikan. Usaha meningkatkan mutu


pendidikan sebagai titik tolak
Pendidikan merupakan kegiatan yang
pembangunan pendidikan menghendaki
sangat penting bagi manusia karena
perlunya penilaian terhadap semua
pendidikan menyangkut tentang cita-cita
komponen pendidikan yang ada dan
hidup manusia. Pendidikan juga akan
selanjutnya mengadakan langkah-langkah
memberikan arahan pada terwujudnya
perbaikan dan penyempurnaan.
suatu cita-cita hidup manusia itu.
Pendidikan dapat mengarahkan Peningkatan kemampuan guru dalam
perkembangan kerja atau melaksanakan proses belajar mengajar
mempertahankan perkembangan manusia merupakan bagian dari usaha peningkatan
yang berlangsung sejak pertumbuhan kualitas pendidikan, dimana guru
sampai akhir hidupnya. Salah satu masalah mempunyai peranan yang sangat penting,
yang mendasar dalam dunia pendidikan yaitu sebagai dinamisator kurikulum dan
adalah bagaimana usaha untuk penyampaian bahan ajaran atau materi
meningkatkan proses belajar mengajar yang dilaksanakan sesuai dengan tingkat
sehingga memperoleh hasil yang efektif dan dan perkembangan peserta didik melalui
efisien. penguasaan didaktik dan metodik.
Kemampuan dan kualitas guru dalam
Pendidikan tidak lagi hanya dilihat dari
proses belajar mengajar (PBM) dapat
dimensi rutinitas, melainkan harus diberi
dilihat dari dua aspek yaitu aspek hasil dan
makna mendalam dan bernilai bagi
aspek proses. Aspek hasil dapat diketahui
perbaikan kinerja pendidikan sebagai salah
dari nilai ulangan, baik berupa ulangan
satu instrumen utama pengembangan
harian maupun ulangan umum semester
sumber daya manusia dengan multi
atau nilai raport yang diperoleh siswa,
kemampuan kognitif, afektif dan
sedang dari aspek proses dengan melihat
psikomotorik. Oleh karena itu,
tingkat partisipasi siswa dalam proses
penyelenggaraan pendidikan menghendaki
belajar mengajar, dalam hal ini siswa aktif
perencanaan dan pelaksanaan yang matang
dan tidak merasa bosan dalam mengikuti
agar hasil yang diharapkan tercapai dengan
pelajaran.
maksimal. Seiring kemajuan ilmu dan
teknologi serta memasuki era globalisasi Guru sebagai pengajar lebih
sekarang ini menuntut peningkatan mutu menekankan pada pelaksanaan tugas

Jurnal IJTIMAIYA _ Vol. 2 No. 2 Juli-Desember 2018 102


MODEL PEMBELAJARAN INDEX CARD MATCH Asyhariyah

merencanakan, melaksanakan proses membimbing siswa untuk mencapai


belajar mengajar, dan menilai hasilnya. keberhasilan dalam meraih cita-cita
Untuk melaksanakan tugas ini, di samping
Dalam proses pembelajaran, guru
harus menguasai materi atau bahan yang
haruslah mampu mengembangkan potensi
akan diajarkan juga dituntut untuk
yang dimiliki oleh siswa secara maksimal,
memiliki seperangkat pengetahuan dan
baik dari ranah kognitif (pengetahuan),
keterampilan teknis mengajar. Sehubungan
ranah afektif (sikap dan nilai), serta ranah
dengan tanggung jawab profesional dalam
psikomotorik (keterampilan). Dengan
melaksanakan tugas mengajar ini, guru
keterpaduan semua aspek tersenut
dituntut untuk selalu mencari gagasan-
diharapkan siswa menjadi warga negara
gagasan baru (inovasi), berusaha
yang mempunyai nilai sosial, kritis serta
menyempurnakan pelaksanaan tugas
kreatif dalam menyikapi berbagai
mengajar, mencoba bermacam-macam
permasalahan dalam kehidupan
metode dalam mengajar dan
bermasyarakat. Untuk mengatasi hal
mengupayakan pembuatan serta
tersebut hendaknya guru IPS Terpadu
penggunaan alat peraga dalam mengajar
harus mampu mengembangkan materi
(Daryanto, 2010:181).
pelajaran IPS Terpadu yang ada dengan
Menurut Sanjaya (2006) peran guru cara menggunakan strategi pembelajaran
menjadi kunci keberhasilan dalam aktif atau menciptakan suatu inovasi
pendidikan dan pembelajaran di sekolah. pembelajaran yang mampu membuat siswa
Selain mengajar, guru juga bertanggung tertarik terhadap mata pelajaran IPS
jawab mengatur, mengarahkan, Terpadu
menciptakan kondisi pelajaran yang
Salah satu strategi pembelajaran aktif
kondusif di kelas. Berdasarkan pendapat
yang ada yakni pemanfaatan strategi
para pakar bahwa para guru sangat penting
pembelajaran dalam proses belajar
perannya dalam keberhasialan proses
mengajar, strategi pembelajaran sebagai
pembelajaran, guru juga sebagai fasilitator
sarana yang efektif dalam menyampaikan
serta motivator siswa. Jadi peran guru tidak
pelajaran. Walaupun hanya menggunakan
hanya memberikan pengetahuan
strategi pembelajaran yang sederhana,
melainkan lebih dari itu. Guru juga
tetapi sangat membantu komunikasi
berperan penting dalam mengawal dan
menjadi efektif. Salah satu cara yang paling

Jurnal IJTIMAIYA _ Vol. 2 No. 2 Juli-Desember 2018 103


MODEL PEMBELAJARAN INDEX CARD MATCH Asyhariyah

meyakinkan untuk menjadikan belajar match dapat dijadikan satu strategi yang
tepat adalah menyertakan waktu untuk efektif dan bermanfaat serta berpengaruh
meninjau apa yang telah dipelajari. Materi untuk meningkatkan keaktifan siswa pada
yang telah ditinjau (review) oleh peserta mata pelajaran IPS Terpadu, sehingga
didik mungkin disimpan lima kali lebih kuat penulis tertarik untuk mengadakan
dari materi yang telah ditinjau. Hal itu penelitian dengan menggunakan strategi
karena peninjauan memudahkan peserta pembelajaran aktif index card match
didik untuk mengembangkan informasi dan dengan judul: Penerapan Model
menemukan cara-cara untuk menyimpan Pembelajaran Index Card Match (ICM)
dalam otaknya (Silberman, 2009:239). Untuk Meningkatan Keaktifan Belajar Siswa
Mata Pelajaran IPS IPS Terpadu Kelas IX
Penggunaan strategi pembelajaran
MTS Negeri Gemolong.
aktif index card match dipilih karena dapat
merangsang daya tarik, keaktifan dan Mengacu pada paparan latar belakang
pemahaman siswa terhadap pelajaran IPS masalah di atas, maka dapat dirumuskan
Terpadu . Dengan demikian siswa lebih masalah penelitian sebagai berikut:
semangat dan senang, mengikuti pelajaran “Apakah dengan menggunakan strategi
dan minat belajar IPS Terpadu siswa pembelajaran index card match (ICM) dapat
meningkat. meningkatkan keaktifan siswa kelas IX E
MTs Negeri Gemolong tahun ajaran
Index card match merupakan sebuah
2016/2017?
strategi pembelajaran yang membantu
siswa untuk mendapat pengetahuan,
keterampilan, dan sikap secara aktif serta METODE
menjadikan belajar tidak terlupakan
Metode penelitian ini adalah metode
(Silberman, 2009 : 121 dan 265).
penelitian tindakan kelas (PTK) dengan
Strategi pembelajaran aktif index card menggunakan model pembelajaran Index
match bisa digunakan sebagai metode Card Match di kelas IX E MTs Negeri
alternatif yang dirasa lebih bisa memahami Gemolong tahun ajaran 2016/2017. Dalam
karakteristik belajar peserta didik yang penelitian ini terdapat dua variabel
berbeda-beda. Berdasarkan uraian di atas penelitian yaitu variabel bebas dan variabel
dapat disimpulkan bahwa penggunaan terikat. Adapun variabel bebasnya adalah
strategi pembelajaran aktif index card model pembelajaran Index Card Match dan

Jurnal IJTIMAIYA _ Vol. 2 No. 2 Juli-Desember 2018 104


MODEL PEMBELAJARAN INDEX CARD MATCH Asyhariyah

variabel terikatnya adalah keaktifan dan keaktifan siswa dianalisis menggunakan


hasil belajar IPS Terpadu siswa. Penelitian deskriptif presentase. Hasil tersebut
ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ditafsirkan dengan rentang kualitatif
ajaran 2016/2017. di kelas kelas IX E MTs sebagai berikut:
Negeri Gemolong dengan jumlah siswa 36 Aktivitas Skor
orang. Penelitian tindakan kelas ini Aktivitas bila 84% < % skor ≤
dilaksanakan dalam 2 siklus.secara garis sangat baik 100%
besar terdapat 4 tahapan yang lazim untuk Aktivitas baik bila 68% < % skor ≤
diketahui, yaitu: 1) Perencanaan, 2) 84%
Pelaksanaan, 3) Pengamatan, 4) Refleksi. Aktivitas bila 52% < % skor ≤ 68
Adapun model disajikan pada gambar 1. sedang
Model Penelitian Tindakan Kelas sebagai Aktivitas bila 36% < % skor ≤
berikut: rendah 52%
Aktivitas bila 20% < % skor ≤
sangat rendah 36%
Sumber: Sudjana, 2007
Data aktivitas siswa diperoleh dari hasil
observasi terhadap indikator aktivitas
belajar yang telah melalui validasi. Masing-
masing indikator memiliki rentang skor 1-
4. Skor tinggi bila siswa melakukan

Gambar Model penelitian tindakan kelas berbagai aktivitas yang tertera pada

Teknik analisis data adalah proses indikator. Tingginya skor yang diperoleh

mencari dan menyusun secara sistematis dan diklasifikasikan menjadi 5 kriteria yaitu

data yang diperoleh dari hasil wawancara, sangat baik, baik, sedang, rendah, dan

catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sangat rendah.

sehingga dapat mudah dipahami, dan 1. Presentase Keaktifan Siswa

temuannya diinformasikan kepada orang Presentase skor tingkat aktivitas siswa

lain. yang diperoleh dihitung dengan rumus

Lembar observasi keaktifan siswa sebagai berikut;


𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
digunakan untuk mengetahui keaktifan % skor= 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
x 100%
siswa selama proses pembelajaran. data
Jurnal IJTIMAIYA _ Vol. 2 No. 2 Juli-Desember 2018 105
MODEL PEMBELAJARAN INDEX CARD MATCH Asyhariyah

2. Rata-rata kelas masih rendah. Banyak siswa yang masih


Untuk mengetahui rata-rata kelas pada belum mencapai ketuntasan hasil belajar.
setiap siklus digunakan rumus: Berdasarkan data yang diperoleh dari

X =
∑𝑥 observasi awal dan pengamatan peneliti,
𝑁
keaktifan siswa di kelas IXE menunjukkan
x = nilai rerata
hanya 52,85%. Untuk hasil belajar siswa
∑:= Jumlah nilai seluruh siswa
menunjukkan hanya 8,33% atau 3 siswa
N:= banyaknya siswa yang ikut test
yang tuntas belajar, artinya bahwa
Ketuntasan Belajar Individu sebanyak 91,16% atau 33 siswa yang belum
memenuhi kriteria ketuntasan minimal
Untuk menghitung ketuntasan belajar
(KKM) mata pelajaran IPS Terpadu yang
secara individu digunakan rumus :
telah ditentukan yaitu 75. Nilai rata-rata
3. Ketuntasan belajar = kelas untuk kelas IXE hanya 61,56 dengan
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑠𝑜𝑎𝑙 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟
x 100% nilai tertinggi 84 dan nilai terendah 44.
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑜𝑎𝑙

Nilai evaluasi diperoleh setelah Penelitian tindakan kelas yang telah

dilakukan tindakan kelas, kemudian dilaksanakan ini terdiri dari dua siklus,

dianalisis untuk mengetahui ketuntasan dalam setiap siklusnya terdiri dari empat

hasil belajar. Ketuntasan hasil belajar tahapan yaitu perencanaan (planning),

secara klasikal dihitung menggunakan pelaksanaan (acting), pengamatan

rumus : (observing), dan refleksi. Siklus I


dilaksanakan pada tanggal 9 dan 10 Maret
Ketuntasan Klasikal =
2017 dengan alokasi masing-masing
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠
x 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑖𝑘𝑢𝑡𝑖 pertemuan waktu 2 × 40 menit.
Perbandingan nilai hasil belajar siswa pra
Sumber: Mulyasa, 2003.
siklus dan siklus I dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel Nilai hasil belajar siswa pra siklus
PEMBAHASAN dan siklus I
Berdasarkan data yang diperoleh dari No Keterangan Pra Siklus I
hasil observasi awal dan pengamatan Hasil Tes Siklus
peneliti mengenai kondisi pembelajaran IPS
1 Jumlah siswa 36 36
Terpadu di MTs Negeri Gemolong diketahui
IXE
bahwa aktivitas dan hasil belajar siswa

Jurnal IJTIMAIYA _ Vol. 2 No. 2 Juli-Desember 2018 106


MODEL PEMBELAJARAN INDEX CARD MATCH Asyhariyah

2 Nilai Tertinggi 84 86 5 Jumlah siswa 8 27


yang tuntas
3 Nilai Terendah 44 54
6 Jumlah siswa 26 9
4 Nilai Rata-rata 61,56 70,22
yang tidak
5 Jumlah siswa 3 8 tuntas
yang tuntas
7 Persentase 72,22% 75%
6 Jumlah siswa 33 26 ketuntasan
yang tidak
8 Persentase 27,77% 25%
tuntas
ketidaktuntasan
7 Persentase 8,33% 72,22%
Sumber: Data Hasil Penelitian 2017
ketuntasan

8 Persentase 91,6% 27,77% Hasil penelitian terjadi peningkatan,


ketidaktuntasan hal ini dapat terlihat dalam langkah-
langkah strategi pembelajaran aktif index
Sumber: Data Penelitian 2017
card match yang tercermin selama proses
Kemudian dilakukan penelitian pada
pembelajaran yang didominasi oleh
siklus ke II. Perbandingan nilai hasil belajar
aktifitas siswa. Pembelajaran dilakukan
siswa siklus I dan siklus II dapat dilihat pada
oleh siswa dengan cara mencocokan kartu
tabel 2.
yang berisi soal dan jawaban yang dibagi
Tabel 2. Nilai hasil belajar siswa siklus I
kepada teman sekelas yang berbeda beda
dan siklus II
(Index Card Match) selanjutnya siswa
No Keterangan Siklus I Siklus
mencari pasangan masing-masing untuk
Hasil Tes II
mencocokan jawaban mencari pasangan.
1 Jumlah siswa 36 36 Penggunakan strategi pembelajaran aktif
IXE index card match dapat meningkatkan

2 Nilai Tertinggi 86 90 kerjasama siswa dalam memecahkan


masalah dan memahami materi. Melalui
3 Nilai Terendah 54 62
permainan index card match (kartu index),
4 Nilai Rata-rata 70,22 78,17 diharapkan siswa dapat memahami materi
Perdagangan Internasional.

Jurnal IJTIMAIYA _ Vol. 2 No. 2 Juli-Desember 2018 107


MODEL PEMBELAJARAN INDEX CARD MATCH Asyhariyah

Strategi pembelajaran aktif index card siswa merasa senang dan semangat
match juga mengajarkan ketrampilan sosial mengikuti pembelajaran ini.
dan demokrasi. Dengan adanya Aktifitas belajar yang kurang maksimal
penghargaan terhadap pasangan dengan disebabkan karena siswa belum terbiasa
kinerja terbaik, juga merupakan salah satu dengan strategi pembelajaran aktif index
motivasi bagi siswa untuk meningkatkan card match yang baru pertama baru
aktivitas selama proses pembelajaran. pertama kali diterapkan pada pembelajaran
Setiap pasangan bersaing untuk IPS Terpadu dikelas IXE MTs Negeri
mendapatkan poin tertinggi dalam kelas, Gemolong. Dari latar belakang tersebut
hal ini memotivasi siswa untuk berinteraksi kemudian peneliti melanjutkan
dengan guru ataupun siswa lain dalam pembelajaran siklus II. Dari hasil aktifitas
permainan index card match (kartu index) siswa siklus II diperoleh presentase tingkat
sehingga siswa juga termotivasi untuk keaktifan siswa meningkat menjadi
mempelajari dan memahami materi dengan 88,57%. Berdasarkan pengamatan pada
baik. siklus II siswa lebih aktif mengikuti proses
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembelajaran dikelas, tidak malu lagi
refleksi pada siklus 1 dapat diketahui bertanya maupun menjawab pertanyaan
bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan dari guru atau siswa lain. Siswa telah
strategi pembelajaran tersebut keterlibatan mampu berdiskusi secara tertib dan baik.
aktif siswa belum dapat berlangsung secara Siswa juga banyak berani menyampaikan
optimal dari hasil observasi pengamatan maupun menanggapi hasil diskusi. Masing-
aktifitas siswa baru mencapai 70,22%, masing pasangan ingin terlihat lebih
Siswa masih merasa malu untuk bertanya menonjol dan mendapatkan nilai lebih baik.
dan takut dalam menjawab pertanyaan dari Pembelajaran yang dikombinasikan
guru atau siswa lain sehingga lebih banyak dengan permainan ini menciptakan
siswa yang diam. Siswa juga belum bisa suasana yang menyenangkan, siswa terlibat
bekerjasama secara maksimal dalam langsung dalam pembelajaran. Adanya
diskusi dengan pasangannya serta belum pembelajaran ini menjadikan siswa merasa
memahami tata cara permainan index card senang dan semangat dalam mengikuti
match (kartu index) pada saat pelaksanaan proses pembelajaran. Melalui permainan ini
permainan meskipun secara keseluruhan siswa berusaha dengan bersungguh-
sungguh untuk menemukan pasangan kartu

Jurnal IJTIMAIYA _ Vol. 2 No. 2 Juli-Desember 2018 108


MODEL PEMBELAJARAN INDEX CARD MATCH Asyhariyah

yang mereka peroleh. Hal ini memotivasi Arikunto, Suharsimi. 2009. Penelitian
siswa untuk berperan aktif dalam Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Darsono. 2000. Belajar dan Pembelajaran.
pembelajaran agar dapat memberikan hasil Semarang: IKIP Semarang Press
yang terbaik. Daryanto. 2010. Belajar dan Mengajar.
Bandung: Yrama Widya.
Depdiknas. 2006. Model Penilaian Kelas
SIMPULAN
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian dan SMP/Mts. Jakarta: Pusat Kurikulum
pembahasan, dapat diambil kesimpulan Badan Penelitian dan Pengembangan
Dimyati, Mudjiono. 2010. Belajar dan
bahwa:
Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
1. Pembelajaran IPS Terpadu melalui Engeance, Nico. 2012. Keaktifan Siswa.
strategi pembelajaran aktif index card http://elnicovengeance.wordpress.co
match dapat meningkatkan keaktifan m /2012/10/14/keaktifan-siswa/. (5
Februari 2017)
belajar siswa kelas IXE MTs Negeri Fattahu Sarah, Roro. 2013. Peningkatan
Gemolong. Keaktifan Belajar IPS Sejarah Siswa
2. Hasil penelitian di MTS Negeri Gemolong Melalui Model Pembelajaran Index
Card Match (ICM) Kelas VIII D SMP
menujukkan keaktifan siswa meningkat
Negeri 4 Semarang Tahun Ajaran
pra siklus 61,56%. Pada siklus I 2012/2013.
mengalami peningkatan menjadi Fajarwati, Ari. 2009. Upaya Peningkatan
Keaktifan dan Minat Siswa dalam
70,22%,, dan siklus II mengalami
Pembelajaran Matematika melalui
peningkatan lagi menjadi 88,57%. model Index Card Match (Mencari
Peingkatan hasil belajar siswa yang Pasangan). Skripsi (tidak diterbitkan).
Surakarta: Universitas
sudah memenuhi nilai ketuntasan yaitu
Muhammadiyah Surakarta.
pra siklus sebesar 8,33%. Kemudian Hartanto, Supri. 2011. Keaktifan Belajar.
pada siklus I mengalami peningkatan, http://makalahmu.wordpress.com/2
yaitu menjadi 72,22% dan meningkat 011 /08/24/keaktifa-belajar/. (5
Februari 2017).
lagi pada siklus II menjadi 75%.
Hamalik, Oemar 2009. Kurikulum dan
Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
DAFTAR PUSTAKA Hisyam, Zaini. 2008. Strategi Pembelajaran
Arikunto, Suharsimi. 2009. Penelitian Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan
Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Madani.
Annurahman. 2009. Belajar dan Silberman, Melvin L. 2009. Active Learning:
Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. 101 Cara Belajar Siswa Aktif (Alih

Jurnal IJTIMAIYA _ Vol. 2 No. 2 Juli-Desember 2018 109


MODEL PEMBELAJARAN INDEX CARD MATCH Asyhariyah

bahasa: Raisul Muttaqien). rev.ed. Moleong. 2011. Metodologi Penelitian


Bandung: Nusamedia. Kualitatif. Bandung: Remaja
Slavin, R.E. 2005. Cooperative Learning Rosdakarya.
Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Mulyasa, H.E. 2009. Praktik Penelitian
Nusa Media. Tindakan Kelas. Bandung: Remaja
Slameto. 2010. Belajar Dan Faktor-Faktor Roesdakarya.Prastowo, Andi. 2011.
Yang Mempengaruhinya (edisi revisi). Metode Penelitian Kualitatif dalam
Jakarta: Rineka Cipta. Perspektif Rancangan Penelitian.
Sudjana, N. 2009. Dasar-Dasar Proses Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Riyanto, Yatim. 2009. Paradigma Baru
Baru Algensindo. Pembelajaran. Jakarta: Kencana
Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Prenada Media Grup.
Learning, Teori dan Aplikasi PAIKEM.
Yogjakarta: Pustaka Pelajar.

Jurnal IJTIMAIYA _ Vol. 2 No. 2 Juli-Desember 2018 110

Anda mungkin juga menyukai