TCE adalah teori yang menyatakan sikap oppurtunistis pada individu atau perusahaan.
Logika yang dibangun muncul ketika pemilihan transaksi yang paling menguntungkan
dengan asumsi ketika transaksi diluar tidak lebih menguntuntungkan maka perusahaan akan
memilih untuk berinteraksi di internal organisasi.
Terdapat dua penyebab mengapa perusahaan lebih memilih beriterkasi di internalnya,
Alasan market failure: pasar tidak mampu memenuhi kebutuhan perusahaan
Governent failure: kebijakan yang dibuat pemerintah tidak dapat menjembatani
perusahaan,
Terdapat tiga jenis rent:
Monopoli rent
Schumpetarian rent
Richardian rent
Jelaskan pengertian-pengertian ini,
Causal ambiguity : pencapaian yang telah diraih tetapi tidak dapat dijelaskan dengan
rinci dikarena competence yang ada terdiri dari banyak faktor
Scarcity : resource langka
Indiosycratik: resource yang unik dan tidak dapat ditiru
Low tread abillity : resourse yang tidak dapat diperjual belikan
Why diversifikasi ?
Pada awal thn 1950-60an konsep general Management skill. Yang Dikembangkan
bedasarkan pengalaman para eksektif, contoh grow rapidly dan profitablity)
Pada thun 60an muncul isu mengenai performance problem, hal ini dikarenakan dalam
mengelola banyak perusahaan tidak cukup hanya mengunakan GMS, maka muncul
conglomerated (unrelated bisnis)
Pada tahun 70an, muncul la ilmu mengenai diversifikasi dan corporated strategy.
Aritkel kelompok 1
CORPORATE STRATEGY: THE QUEST FOR PARENTING ADVANTAGE
Andrew Campbell, Michael Goold, and Marcus Alexander (2000)
Jelaskan bagaimana stretgi perusahaan koporasi ?
Change
Command dan Change Model merupakan partner dalam siklus formulasi-
implementasi strategi.
Eksekutif tidak hanya menyerahkan strategi pada bawahannya tapi juga terlibat secara
aktif pada fase implementasi dan mungkin menunjukkan strategi secara bertahap.
(Quinn, 1977, 1978; Wrapp, 1967)
Tetap memiliki kelemahan dari model sebelumnya.
Collaborative
Model ini dapat mengatasi keterbatasan 2 model di awal: menangkap informasi
dengan membawa eksekutif pada front line operations dan menggabungkan beberapa
pemikiran kedalam satu tempat sehingga dapat mengatasi information accuracy dan
batasan kognitif dalam commander model.
Kritik : not ‘real’ collective decision making from organizational stand-point.
Cultural
Merupakan pendekatan yang dikembangkan dari Collaborative Approach yang merupakan
jawaban dari pertanyaan:
“How can I get my whole organization committed to our goals and strategies”
• CEO as a COACH, dimana CEO itu memberi instruksi yang brsifat umum lalu
encourages karyawannya untuk menentukan detail-detail dari rencana strategisnya.
• Ada 3 teknik dalam pendekatan ini yaitu mengikuti konsep ‘third-order control’
• Pendekatan ini ‘breaks down’ batasan antara thinker dan doers.
• Pendekatan ini sangat sesuai ketika organisasi tersebut memiliki resources yang
cukup untuk menyerap biaya membangun dan mempertahankan value system.
• Kritik terhadap pendekatan ini yaitu di seputar isu: homogeneity dan imbreeding
Kelebihan:
1. Merupakan teknik yang antusias
2. Breaks the barrier between the thinkers and doers
Kelemahan:
1. Karyawan diasumsikan sbg orang2 yg cerdas dan terinformasi.
2. Membutuhkan banyak waktu.
3. Ada perbedaan kemampuan diantara karyawan pada beberapa level
Crecive
Merupakan pendekatan yang menjawab pertanyaan:
“How can I encourage my managers to develop, champion and imolement sound
strategies”
• Crescive berarti ‘tumbuh’ à it moves upward from the doers and lower middle lever
manager.
• CEO as a JUDGE
• Pendekatan ini cocok untuk perusahaan atau organisasi yang besar dan tingkat
kompleksitas dan diversifikasinya tinggi.
Pemilihan pendekatan ini harus didasarkan pada beberapa aspek yaitu:
1. Ukuran perusahaan,
2. Tingkat diversifikasi yang dilakukan,
3. Tingkat dispersi geografis dimana organisasi tsb berada, stabilitas lingkungan bisnis
4. Gaya manajerial yang melekat pada budaya organisasi
Simpulan
Brodwin & Bourgeois menyarankan bahwa pendekatan Commander (1), Change (2) dan
Collaborative (3) akan efektif jika diterapkan pada organiasi yang berukuran kecil.
Sedangkan untuk Cultural (4) dan Crescive (5) bisa digunakan utk organisasi yang kompleks.
Pemilihan pendekatan ini harus didasarkan pada beberapa aspek yaitu:
1. Ukuran perusahaan,
2. Tingkat diversifikasi yang dilakukan,
3. Tingkat dispersi geografis dimana organisasi tsb berada, stabilitas lingkungan bisnis
4. Gaya manajerial yang melekat pada budaya organisasi
Strategi maps by ..
Apa yang dimaksud dengan stretgy maps ?
Dalam menentukan pasar yang akan dimasuki, manajer à perlu alat untuk
mengkomunikasikan strategi serta proses dan sistem yang membantu implementasi strategi
à STRATEGY MAPS
• Strategy maps merupakan sebuah alat yang berfungsi:
• Memberikan karyawan penglihatan yang jelas tentang bagaimana pekerjaan
mereka terhubung dengan keseluruhan tujuan organisasi
• Memberikan gambaran tentang tujuan organisasi (revenue growth, targeted
customer market, key role for innovation, etc.)
• Menunjukkan hubungan kausalitas antara perubahan spesifik dengan outcome
tertentu
• Menunjukkan bagaimana organisasi mengubah usaha dan sumber daya yang
dimiliki (termasuk intangible) menjadi tangible outcomes
Dalam membentuk Strategy maps à disusun berdasarkan balanced scorecard à
untuk memahami bagaimana organisasi menciptakan nilai dari aset yang dimiliki
(tangible maupun intangible)
• Balanced scorecard à pengukuran kinerja perusahaan berdasarkan empat perspektif,
yakni: financial, customer, internal process, learning & growth
• Melalui balanced scorecard perusahan akan tahu pengetahuan, skill, dan sistem yang
karyawan butuhkan (their learning and growth) untuk berinovasi dan membangun
efisiensi dan kapabilitas strategik (the internal process) agar dapat memberikan
specific value kepada pasar (the customers), yang akan meningkatkan shareholder
value (the financials)
• Blanced scorecard telah diaplikasikan sejak 1992 pada ratusan perusahaan lintas
industri à ditemukan certain pattern sehingga bisa jadi strategy map
• Artikel ini membahas balanced scorecard sebagai strategy map secara konseptual dan
praktikal à memberikan contoh pengimplementasian pada perusahaan Mobil North
American Marketing and Refining (anak perusahaan exxonmobil à refiner and
marketer) à strategy map secara top down!
• Strategy maps bukanlah science of strategyà formulasi strategi adalah art/seni à tapi
deskripsi strategi bukanlah art
• Manajer dapat mendeskripsikan strategi dengan cara yang lebih disciplined agar
meningkatkan peluang keberhasilan implementasi strategi
• Strategy maps membantu organisasi:
• Melihat strateginya dengan cara yang lebih kohesif, terintegrasi, dan
sistematik
• Melihat gaps dalam implementasi strategi sehingga cepat melakukan koreksi
• Pondasi sistem manajemen
5. Balance Score Card merupakan alat untuk menyelaraskan strategi dan struktur.
Manajer di setiap tingkat korporasi,
• Headquarters juga perlu mendorong setiap SBU untuk menciptakan balanced &
strategic score card yang terkait dengan corporate dan juga secara bersamaan
menangani situasi kompetitif lokal mereka sendiri. Dengan demikian, masing-masing
SBU memiliki balanced & strategic score card.
Penelitian pada bidang manajemen strategi berasal dari berbagai macam aliran penelitian
karena SM melihat masalah dari berbagai macam prespektif. Namun, dari berbagai macam
aliran penelitian yang ada belum atau masih kurangnya integrasi yang dianggap dapat
menghambat pertumbuhan dari manajemen strategi. Tujuan dari penelitian ini adalah
menggali lebih dalam mengenai integrasi dari penelitian manajemen strategik.à IO,
Marketing dan Administrative behavior (AB)
Terdapat dua kondisi yang dibutuhkan jika penghalang antara IO, M, dan AB ingin
diturunkan dan cross-fertilization pada penelitian dibidang manajemen strategic dapat terjadi:
peneliti dalam bidang ini harus menemukan kaitan antara disiplin ilmu, dan mereka harus
menemukan minat mereka untuk mengeksplorasi dan memperkuat hubungan tersebut.
Perbandingan dari ketiga paradigm dapat menghasilkan hubungan dan juga menawarkan
incentives kepada peneliti untuk memperpanjang dan memperluas temuan dari wilayah kajian
mereka dengan wilayah kajian yang lainnya.
potensi penelitian yang harus diidentifikasi adalah
Evolusi
Integrasi konten dan proses
Analisis interorganisasional
AB
Administrative Behavior adalah disiplin ilmu yang fokus pada upaya pemahaman
manajemen organisasi (adminstrasi) atau tindakan anggota organisasi (tingkah laku)
scholar from sociology, organization theory, psychology, social psychology, organizational
behavior, and politic science
kontibusi
organization seen as open system
• Bernard (1938) organisasi sebagi suatu sistem.
• Semua organisasi harus memiliki dukungan dan umpan balik dari lingkungan mereka
(Von Bertalanffy, 1950; Weiner, 1954)
• Lingkungan (uncertainty, munificience)
• Apa yang harus organisasi lakukan untuk bertahan hidup dilingkungannnya?? à next
contribution of AB Scholar à Exchange Theory
Evenrimonetal exchange
• Exchange Theory (Emerson, 1962 dan Blau, 1964)
• Setiap organisasi tergantung pada jaringan organisasi lain untuk dukungan dan
tergantung pada organisasi lain untuk beberapa output.
• 2 perspektif :
• 1. Exchange theory tradition (thompson, 1967)
• 2. Population-ecology model of organizations (Darwin, 1859)
• Apakah strategi benar-benar diperlukan atau organisasi dapat bertahan dan
berkembang dengan minimal strategic direction?
Organizatial purpose
• Tujuan organisasi mendefinisikan cara-cara yang berkaitan dengan lingkungannya.
• Tujuan organisasi akan mati bila tidak selaras dengan tuntutan konstituennya,
sebaliknya bila tujuan terpenuhi maka organisasi akan bertahan.
• Mempertahankan kompetensi à terjemahkan dalam capabilities strategy à
kelangsungan hidup organisasi
• What Managers Do
• AB telah mendeskripsikan proses strategis manajemen dari jenis keputusan
yang diambil maupun tindakan yang dilakukan eksekutif
• Barnard (1938) à fungsi eksekutif sejajar dengan kebutuhan organisasi,
memiliki anggota yang mau untuk berkontribusi.
• Koontz & O’Donnell (1967)à fungsi manager: planning, organizing, staffing,
directing, and controlling
• Chandler (1962)à keputusan melibatkan seluruh alokasi sumber daya
perusahaan
• Miles and Snow (1978) à tipe keputusan: enterpreneurial, engineering, or
administrative.
• Aktifitas manajerial merupakan penggambaran dari persepsi manajer sebagai
pembuat keputusan
a management orientation that holds that the key task of the organization is to determine
the needs, wants, and values of a target market and to adapt the organization to delivering
the desired satisfactions more effectively and efficiently than its competitors (Kotler, 1976,
p. 14).
Abell's [1977, 1980, Chap. 2] pioneering clinical work led him to conclude that businesses
may be defined along three dimensions:
(l) the type of customer groups that are targeted,
(2) the customer functions that are performed for each customer group, and
(3) the technologies that are employed to perform the functions.
Hofer argues that "the most fundamental variable in determining an appropriate
business strategy is the stage of the product life cycle" [1975, p. 798].
Our first objective is to get away from focus on a product to focus on the market for
a particular generic need (for example, the personal financial transactions market
as distinct from the automated teller machines product)
Market segmentation is defined as "the subdividing of a market into distinct subsets of
customers" [Kotler, 1976, p. 144] according to their needs and the way they buy and
use a product or service.
Swastha & Handoko (1997) mengartikan segmentasi pasar sebagai kegiatan membagi–
bagi pasar/market yang bersifat heterogen kedalam satuan–satuan pasar yang bersifat
homogen.Sedangkan definisi yang diberikan oleh Pride & Ferrel (1995) mengatakan
bahwa segmentasi pasar adalah suatu proses membagi pasar ke dalam segmen-segmen
pelanggan potensial dengan kesamaan karakteristik yang menunjukkan adanya kesamaan
perilaku pembeli.Di lain pihak Pride & Ferrel (1995) mendefinisikan segmentasi
pasar sebagai suatu proses pembagian pasar keseluruhan menjadi kelompok–kelompok pasar
yang terdiri dari orang–orang yang secara relatif memiliki kebutuhan produk yang serupa.
Pada dasarnya, segmentasi pasar adalah proses membagi pasar keseluruhan suatu
produk atau jasa ke dalam beberapa segmen. Dengan melakukan segmentasi pasar,
pemasaran akan lebih terarah dan efektif sehingga dapat memberikan kepuasan kepada
konsumen.
Ada beberapa variabel segmentasi yaitu:
1. Demografis
Segmentasi ini dilakukan dengan membagi pasar ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan
variabel demografis seperti : Usia, jenis kelamin, pendapatan, pendidikan, pekerjaan,
geografis.
2. Psikografis
Segmentasi ini dilakukan dengan membagi pasar ke dalam kelompok-kelompok yang
berlainan menurut kelas sosial, gaya hidup, kepribadian, latar belakang, dan lain-lain.
Informasi demografis sangat berguna, tetapi tidak selalu menyediakan informasi yang cukup
untuk membagi konsumen ke dalam segmen-segmen, sehingga diperlukan segmen
berdasarkan psikografis untuk lebih memahami karakteristik konsumen.
Definisi Positioning
Menurut Kotler (1997: 262): “Positioning is the act of designing the company’s offer
so that it occupies a distinct and value placed in the target customer mind”.
Maknanya, mencari ‘posisi’ di dalam pasar, langkah ini dilakukan setelah menentukan
strategi segmentasi yang dipakai. Dengan kata lain positioning adalah suatu tindakan atau
langkah-langkah dari produsen untuk mendesain citra perusahaan dan penawaran nilai
dimana konsumen didalam suatu segmen tertentu mengerti dan menghargai apa yang
dilakukan suatu segmen tertentu, mengerti dan menghargai apa yang dilakukan suatu
perusahaan, dibandingkan dengan pesaingnya.
Persepsi pelanggan terhadap produk yang dihasilkan dan bukan hanya sekedar produk fisik
adalah fokus utama Positioning. Keberhasilan positioning sangat ditentukan oleh
kemampuan sebuah perusahaan untuk mendeferensiasikan atau memberikan nilai superior
kepada pelanggan. Nilai superior sendiri dibentuk dari beberapa komponen. Sedangkan kunci
utama keberhasilan positioning terletak pada persepsi yang diciptakan dari persepsi
perusahaan terhadap dirinya sendiri, persepsi perusahaan terhadap pesaing, persepsi
perusahaan terhadap pelanggan, dll.***
Defini Differensiasi
\ kegiatan menciptakan seperangkat perbedaan yang berarti untuk membedakan tawaran
perusahaan dengan tawaran yang diberikan oleh para pesaing.
Syarat-Syarat Differensiasi
Perusahaan akan melakukan aliansi pada saat perusahaan tidak dapat mengmbangkan bahkan
menciptkan value lagi, Namun terdapat kelemahan dalam beraliansi yaitu kemerdekaan tiap-
tiap bisnis unit, hal ini sebenarnya yang tidak disukai oleh beberapa manajer, Pada saat
melakukan aliansi perusahaan akan mengabsortive kapasitas sebanyak-banyak dan lalu ketika
perusahaan tersebut telah mendapatkan knowledge yang diperlukan, maka perusahan dapat
keluar dari aliansi tersebut dan going alone
Perusahan yang melakukan (going global)
Dari perspektif ini, dipandang bahwa perusahaan dengan diversity, memiliki akses
untuk bermacam ide dan perspektif à the greater diversity of alliances maintained,
the richer would be the benefits of the firm’s portfolio (Burt, 1980; 1992; Granovetter,
1973), Diekspektasikan, efek positif dari keberagaman jaringan aliansi untuk
berkurang, namun, memiliki kemungkinan untuk reversing pada level yang lebih
tinggi ketika marginal benefits overwhelmed by the marginal cost of diversity
Majority of the firms in this research experience the actual costs without enjoying the
potential benefits of diverse alliance network
Lebih baik fokus menjadi homogen atau justru membentuk jaringan aliansi yang
sangat beragam, dibandingkan hanya menjadi ‘stuck in the middle’
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa heterohenity memiliki dampak negatif yang
jelas pada kasus IJVs.
Budaya nasional negara menjadi salah satu yang perlu diperhatikan selain budaya
organisasional.
Alasan lain dari keberagaman jaringan aliansi menimbulkan dampak negatif pada
kinerja perusahaan adalah terkait dengan fundamental differences antara proses-proses
spesifik dari transfer resouces antar perusahaan.
Item diferensiasi :
Feature product : simbol, brand
Costumer service
Customisation
Complment.
Product yang pling mudah dijual pada pasar global adalah product standar tpi dgn harga yang
mahal.
Stiap perusahaan dlam going global, akan mlakukan lokal adaptation, hal ini dikarenakan
infrasttur, taste dan preferensi,governent demand, sehingga tidak mudah untuk dapat
meloloskan produk dalam suatu daerah baru. pada dasarnya Aliansi menyeimbangkan antara
kompetisi dan kooperasi,
Kelemahan aliansi:
Dalam membentuk aliansi sangat la susah, jika berbicara aliansi maka akan muncul masalah
kordinasi dimana, perusahan A dan B memiliki struktur dan sistem sendiri, selain itu, dalam
beraliansi perusahaan seharusnya memiliki beberapa partner yang memiliki perbedaan core
competence, jika seragam, maka aliansi dapat dikatakan tidak berguna karena tidak ada nilai
tambah jika semua seragam core compentencnya
Strategic of Alliances: Managing The Dynamic of Fit Douma, Bilderbeek, Idenbung, &
Looise
• The core of alliance issue potential conflict between (Cooperation and competition)
• The alliances have become a key success factor in many industries
Dalam membangun aliansi, perusahaan harusnya miliki fit antara strategic fit dan
organizational fit ini dinamakan orgnizational fti, dimana fit cultural, human capital dan
operational menjadi pertimbangan dalam hal ini.
Dalam beralians partners harus saling shared strategic vision dalam merancang alliance
environment dengan kata lain, perusahan yang melakukau aliansi terlebih dahulu
mencocokan partnernya, dalam beraliansi perusahan harus saling percaya membagun trust,
karena tidak ada perusahan yang paling besar, paling unggul, semua anggota aliansi adala
sama- sama penting dan saling bergantungm berbagi,