PERTEMUAN 2 :
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada pertemuan ke-2 ini akan di jelaskan mengenai strategi dalam proses manajemen stratejik
, dan anda harus mampu ;
B. URAIAN MATERI
Sekarang ini, para manajer harus melakukan lebih dari sekedar menetapkan strategi
jangka panjang dan berharap bahwa hasil yang terbaik akan diperoleh. Mereka harus
berusaha lebih dari sekedar yang dinamakan “incremental management”, yang hanya
memandang pekerjaan sebagai sejumlah perubahan kecil (minor) untuk meningkatkan
efisiensi operasi perusahaan. Hal ini nampaknya hanya berlaku bagi perusahaan yang
bersaing dalam industry yang relative stabil, sederhana, dan tidak banyak berubah. Namun,
industry dengan lingkungan persaingan semacam itu semakin langka. Oleh karena itu, para
pemimpin organisasi atau perusahaan harus pro aktif, mengantisipasi perusahaan, dan
melakukan penyempurnaan terus menerus, bahkan bila perlu membuat perubahan strategi
yang mendasar.
1. Strategi Antisipatif dan Perkembangan Teori Manajemen Srategi
Strategi Antisipatif
Dunia usaha secara sadar atau tidak kini tengah ‘bergerak’ menjadi satu pasar dunia,
suatu pasar yang efisien dan transparan, yang mencakup daerah-daerah tak terbatas. Negara
yang tdak mau ikut dalam pengefisienan dan pentanstaran tersebut akan ketinggalan karena
dinamisnya perubahan. Semua ini tentu saja tidak terlepas dari menggejalanuya revolusi
informasi dan globalisasi yang melanda dunia saat ini.
Akibat adanya revolusi dan globalisasi, persaingan kini menjadi sangat sengit karena
tidak lagi terbatas pada persaingan persaingan antara perusahaan domestic, tetapi juga
Decade 1950-an adalah decade yang memperlihatkan masa damai dan merupakan
periode pemunculan perusahaan-perusahaan baru. Banyak gagasan strategi yang di terapkan
memang di adaptasi dari strategi militer menjer-menejer masih membicarakan tentang
bagaimana menyerang pasar-pasar dan menaklukkan pesaing-pesaing. Dalam awal decade
50-an ini masih berkisar di sekitar anggaran dan pengawasan keuangan. Menejemen
perusahaan saat itu menggunakan anggaran sebagai alat perencanaan dan pengendalian
melalui sasaran keuangan yang telah di tentukan. Menjelang akhir tahun 50-an teori
menejemen strategi kemudian berkembang dengan menekankan kepada integrasi fungsional
atau berpaduan fungsi produksi, pemasaran, keuangan dan sumber daya manusia untuk
mencapai tujuan yang telah di tentukan oleh perusahaan.
Pada tahun 60-an strategi bergeser kearah Corporate Planning. Strategi perusahaan
dalam hal ini digunakan untuk menggambarkan sebuah rencana rumit yang disusun dengan
seksama berdasarkan ramalan-ramalan rinci tentang keadaan ekonomi dan pasar-pasar
khusus.
Pada decade 70-an muncul banyak sekali perusahaan konsultan. Semuanya berusaha
membantu dunia untuk mencari ide-ide baru dalam menghadapi ketidak menentuan
lingkungan eksternal. Dalam decade 70-an ini mengacu dan memacu perusahaan dalam
pencarian daya saingatau kemampuah khusus yang harus diciptakan perusahaan dalam
rangka mengatasi gejolak perubahan lingkungan.
Perkembangan konsep manajemen strategi era 80-an ditandai dengan diterbitkannya
buku competitive strategy oleh Michael porter, seorang ahli ekonomi industry dari Harvard.
Ia menjelaskan bahwa kemampuan untuk memperoleh laba sebuah perusahaan sangant
ditentukan oleh sifat-sifat industrinya dan kedudukan perusahaan tersebut didalam industriya.
Pada saat bersamaan dengan munculnya buku Michael Porter tersebut, James Quinn, seorang
professor dari darmouth College’s Amos Tuck, menerbitkan hasil penelitiannya tentang
bagaimana perusahaan-perusahaan besar sesungguhnya merumuskan strategi. Dari hasil
penelitiannya ia mendapatkan bahwa perusahaan-perusahaan itu dalam menerapkan
strateginya banyak memperoleh pengalaman-pengalaman baru. Pengalaman-pengalaman
inilah yang kemudian mereka gunakan sebagai landasan untuk melakukan formulasi strategi.
Perkembangan konsep manajemen strategi selanjutnya menunjukkan bahwa jenis
pengembangan teori dalam manajemen strategi yang paling berpengaruh pada akhir decade
80-an dan awal 90-an adalah teori yang mengaksentusikan diri pada pengembangan keahlian
internal perusahaan dengan menggunakan kompetensi inti yang dimilikinya pengembangan
produk yang cepat, pembuatan barang bermutu tinggi, penemuan teknologi bbaru dan
Yaitu peran organisasi yang ingin diberikan kepada pemilik perusahaan atau bagi
stakeholders.
Ruang lingkup bisnis atau bidang kegiatan yang digeluti oleh suatu organisasi.
d. Organisasi (orgasnizational)
2. Strategi bisnis
Merumuskan strategi bisnis melibatkan pengambilan keputusan pada tingkat unit
bisnis, bagaimana untuk bersaing dengan perusahaan laian. Meneurut Michael Porter
terdapat analisis 5 kekuatan persaingan yang mencakup:
a. Ancaman Pendatang Baru,
b. Daya Tawar Menawar Pemasok
c. Daya Tawar Menawar Pembeli,
d. Daya Tawar Produk Pengganti,
e. Persaingan Antar Pesaing,
3. Strategi fungsional
Perumusan strategi adalah memilih pola tindakan utama (strategi) untuk mewujudkan misi
organisasi, meliputi ;
a. Analisis arah, yaitu menentukan visi – misi dan tujuan jangka panjang yang ingin
dicapai organisasi
konflik tradisional yang terjadi antara karyawan dengan pihak manajemen, yang mengawali
terbentuknya serikat pekerja dan terkadang berakhir dengan negosiasi antara pihak
menajemen dan serikat pekerja.
Kedua, walaupun selalu ada beberapa masalah yang terjadi dalam organisasi yang
ditimbulkan oleh kepentingan stakeholder yang berbeda, terdapat nilai untuk mengetahui
bagaimana organisasi bisa mencapai kondisi yang saling menguntungkan lewat simbiosis
antar stakeholder. Caranya, manajer mengakui adanya saling ketergantungan antara para
karyawan, pemasok, konsumen, pemegang saham, dan masyarakat pada umumnya.6[6]
Menurut model Resource – Based View (RBV), above-average returns bagi suatu
perusahaan sangat ditentukan oleh karakteristik diddalam perusahaan. Model ini
memfokuskan kepada pengembangan atau perolehan sumberdaya (resource) dan
kapabilitas (capabilities) yang berharga, yang sulit atau tidak mungkin ditiru oleh
pesaing.
Model RBV pada intinya menekankan bagaimana mendapatkan penghasilan
diatas rata-rata dengan menempuh tahapan berikut:
Mengidentifikasi sumber daya (fisik, manusia, organisasional) perusahaan,
terutama kekuatan dan kelemahannya disbanding para pesaing.
Tentukan apa kapabilitas perusahaan yang memungkinkan untuk melakukan
hal yang lebih baik dibanding pesaing.
Tentukan bagaimana sumberdaya dan kapabilitas perusahaan dapat
menciptakan keunggulan kompetitif yang mamapu mengungguli para pesaing.
Lokasikan suatu industry dengan peluang yang dapat dieksploitasi sumber
daya dan kapabilitas yang dimiliki.
Pilih strategi yang paling baik untuk mengeksploitasi sumber daya dan
kapabilitas dalam lingkungan sendiri
Mengimplementasikan strategi yang dipilih agar mengungguli pesaing dan
memperoleh penghasilan diatas rata-rata industry
Model RBV berpendapat bahwa core competencies merupakan basis
keunggulan kompetitif perusahaan, keunggulan stratejik dan kemampuan
untuk memperoleh above-average returns.
c. Pendekatan Gerilya
Dasar pikiran dari pendekatan gerilya adalah keunggulan kompetitif perusahaan
hanyalah sementara karena lingkungan slalu diwarnai dengan perubahan yang
eerus menerus, radikal dan sering kali revolusioner. Model gerilya memandang
perlunya para pembuat kebijakan menyadari bagaimna kacaunya lingkungan
eksternal sehingga dapat mempengaruhi keunggulan kompetitif dan berapa lama
keunggula kompetitif dapat berlangsung. Melihat besarnya gangguan terhadapat
pasar dalam industry semacam ini. Dibutuhkan strategi yang bisa membuat tetap
bertahan dalam setiap gangguan. Dapat dikatakan industry berada dalam
lingkuangan bsnis yang diwarnai dengan perubahan terus menerus
(hiperkompetisi). Untuk dapat memenangkan dalam lingkungan hiperkompetisi
diperlukan :
Kesimpulan :
Kata Kunci
1. Strategic Competitiveness
2. Strategi
Jelaskan konsep – konsep dasar berikut ini (1) strategic competitiveness; (2) strategi;
(3) sustained competitive advantage; (4) above average returns
D. DAFTAR PUSTAKA