Tugas Kelompok 11 - Pertemuan 3
Tugas Kelompok 11 - Pertemuan 3
(202180005)
ANISAMSA YOGA
(202180212)
ADI FATHAN
(202080170)
TUGAS DISKUSI 2
JAWABAN NO 1
Melakukan kegiatan ekonomis artinya melakukan pekerjaan yang
menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Melakukan pekerjaan
dapat melalui atau di perusahaan di bawah perintah orang lain, manajemen atau pengusaha
dapat pula dilakukan secara mandiri tanpa perintah atau pengawasan orang lain atau dengan
cara membantu usaha keluarga atau sebagai pekerja keluarga.
Pekerja mandiri dan pekerja keluarga tidak menerima upah atau gaji akan tetapi memperoleh
seluruh hasil kerjanya. Hasil pekerja mandiri dan pekeria keluarga, sebagian atau seluruhnya,
dapat dikonsumsi sendiri atau dijual. Nilainya sama dengan nilai penjualan seluruh hasil
dimaksud.
Para pekerja di perusahaan dahulu digolongkan dalam dua kelompok:
Kelompok pertama adalah pekeria operasional atau kadang-kadang disebut pekeria kasar.
Mereka dahulu pada umumnya bekerja dengan mesin-mesin sehingga pakaiannya cepat kotor.
Supaya tidak cepat kotor, pakaian pekerja kasar tersebut biasanya diberi warna biru dan
kemudian dinamakan blue-collar workers atau pekerja. kerah biru. Di negara Barat mereka juga
disebut labourers dan di Indonesia sering disebut buruh.
Kelompok kedua adalah pekerja yang melakukan kegiatan di kantor. Mereka biasanya memakai
baju kerah putih atau white collar. Karena. sifat pekerjaannya, pakaian putih tersebut tidak
cepat kotor. Mereka kadang-kadang disebut employees atau karyawan.
Pengertian "pekerja" mencakup seluruh penduduk yang terlibat dalam kegiatan ekonomis,
termasuk pekerja di perusahaan, pekerja mandiri, pekerja keluarga, dan pekerja di sektor
informal. Ini adalah definisi yang lebih luas daripada istilah "buruh," yang cenderung merujuk
secara khusus pada pekerja yang bekerja dalam hubungan kerja formal di perusahaan. Oleh
karena itu, penggunaan istilah "pekerja" dan "serikat pekerja" lebih tepat daripada "buruh" dan
"serikat buruh" ketika ingin menggambarkan dan mewakili seluruh kelompok yang terlibat
dalam kegiatan ekonomi, termasuk yang bekerja di sektor informal dan sebagai pekerja mandiri.
Hal ini mencerminkan keragaman yang lebih besar dalam dunia kerja modern.
JAWABAN NO 2
Dilihat dari perkembangannya, kondisi serikat pekerja Pasca Reformasi ini nampaknya mundur
kembali ke kondisi sebelum Deklarasi Buruh tahun 1973. Pertama, beberapa Serikat Pekerja
yang telah meleburkan diri pada FBSI tahun 1973, memunculkan diri kembali, bahkan sebagian
oleh pengurus lama, seperti SARBUMUSI, KBM, KBKI, dan GASBIINDO.
Kedua, beberapa Serikat Pekerja baru secara jelas atau tersamar mempunyai orientasi sektarian
dan atau keterkaitan dengan partai politik atau agama.
JAWABAN NO 3
Masalah dalam membangun persatuan serikat pekerja di Indonesia sejak zaman kolonial
Belanda hingga saat ini bisa dikaitkan dengan sejumlah faktor yang mempengaruhi dinamika
gerakan serikat pekerja. Di bawah ini adalah beberapa faktor utama yang berkontribusi pada
tantangan dalam membangun persatuan serikat pekerja di Indonesia:
1. Sejarah Kolonial:
- Selama masa penjajahan Belanda, gerakan serikat pekerja sudah mulai muncul, tetapi
pemerintah kolonial cenderung menekan dan melarang kegiatan serikat pekerja yang
meresahkan.
- Kebijakan kolonial ini menciptakan ketidakpercayaan dan ketegangan dalam gerakan serikat
pekerja awal.
4. Tekanan Ekonomi:
- Kondisi ekonomi yang sulit dan tingkat pengangguran yang tinggi dapat membuat pekerja
lebih rentan terhadap pemecahan serikat pekerja dan ketergantungan pada pekerjaan yang
tersedia, bahkan jika kondisinya buruk.
JAWABAN NO 4
pandangan dan strategi perjuangan serikat pekerja yang didasarkan pada perbedaan dan
pertentangan kepentingan, akan merugikan masyarakat pekerja sendiri. Pengalaman Amerika
Serikat dan negara-negara Eropa menunjukkan bahwa dalam mengantisipasi dan mengatasi
tuntutan-tuntutan serikat pekerja yang dianggap melampaui kewajaran, para pengusaha secara
terus menerus dan sistematis mengupayakan memperkecil peranan serikat pekerja. Hal itu
dilakukan antara lain dengan cara-cara berikut ini:
b. Pengusaha menciptakan unit-unit usaha yang otonom dengan jumlah karyawan yang relatif
kecil, sehingga kurang semangat membentuk serikat pekerja.
e. Terutama perusahaan multinasional lebih menitik beratkan investasi produksi di negara lain,
dan di negara sendiri hanya pemasaran dan mungkin perakitan.
Strategi pengusaha di Amerika Serikat, Eropa dan negara-negara maju lainnya sejak awal tahun
1970-an ternyata telah berhasil menurunkan tingkat kepesertaan pekerja dalam serikat pekerja..
Oleh sebab itu, strategi perjuangan serikat pekerja di Indonesia harus didasarkan pada
persamaan kepentingan pengusaha dan pekerja, kemitraan dan komitmen bersama
menciptakan hubungan industrial yang aman dan harmonis, Untuk itu diperlukan pemimpin-
pemimpin serikat pekerja, mulai dari tingkat nasional hingga tingkat perusahaan, yang
profesional bukan saja di bidang tugas kerjanya, akan tetapi juga dalam organisasi serikat
pekerja termasuk dalam bernegosiasi dengan pengusaha.