Anda di halaman 1dari 5

ABID CANEZART

(202180005)

ANISAMSA YOGA
(202180212)

ADI FATHAN
(202080170)

TUGAS DISKUSI 2
JAWABAN NO 1
Melakukan kegiatan ekonomis artinya melakukan pekerjaan yang
menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Melakukan pekerjaan
dapat melalui atau di perusahaan di bawah perintah orang lain, manajemen atau pengusaha
dapat pula dilakukan secara mandiri tanpa perintah atau pengawasan orang lain atau dengan
cara membantu usaha keluarga atau sebagai pekerja keluarga.
Pekerja mandiri dan pekerja keluarga tidak menerima upah atau gaji akan tetapi memperoleh
seluruh hasil kerjanya. Hasil pekerja mandiri dan pekeria keluarga, sebagian atau seluruhnya,
dapat dikonsumsi sendiri atau dijual. Nilainya sama dengan nilai penjualan seluruh hasil
dimaksud.
Para pekerja di perusahaan dahulu digolongkan dalam dua kelompok:
Kelompok pertama adalah pekeria operasional atau kadang-kadang disebut pekeria kasar.
Mereka dahulu pada umumnya bekerja dengan mesin-mesin sehingga pakaiannya cepat kotor.
Supaya tidak cepat kotor, pakaian pekerja kasar tersebut biasanya diberi warna biru dan
kemudian dinamakan blue-collar workers atau pekerja. kerah biru. Di negara Barat mereka juga
disebut labourers dan di Indonesia sering disebut buruh.
Kelompok kedua adalah pekerja yang melakukan kegiatan di kantor. Mereka biasanya memakai
baju kerah putih atau white collar. Karena. sifat pekerjaannya, pakaian putih tersebut tidak
cepat kotor. Mereka kadang-kadang disebut employees atau karyawan.

Pengertian "pekerja" mencakup seluruh penduduk yang terlibat dalam kegiatan ekonomis,
termasuk pekerja di perusahaan, pekerja mandiri, pekerja keluarga, dan pekerja di sektor
informal. Ini adalah definisi yang lebih luas daripada istilah "buruh," yang cenderung merujuk
secara khusus pada pekerja yang bekerja dalam hubungan kerja formal di perusahaan. Oleh
karena itu, penggunaan istilah "pekerja" dan "serikat pekerja" lebih tepat daripada "buruh" dan
"serikat buruh" ketika ingin menggambarkan dan mewakili seluruh kelompok yang terlibat
dalam kegiatan ekonomi, termasuk yang bekerja di sektor informal dan sebagai pekerja mandiri.
Hal ini mencerminkan keragaman yang lebih besar dalam dunia kerja modern.

JAWABAN NO 2
Dilihat dari perkembangannya, kondisi serikat pekerja Pasca Reformasi ini nampaknya mundur
kembali ke kondisi sebelum Deklarasi Buruh tahun 1973. Pertama, beberapa Serikat Pekerja
yang telah meleburkan diri pada FBSI tahun 1973, memunculkan diri kembali, bahkan sebagian
oleh pengurus lama, seperti SARBUMUSI, KBM, KBKI, dan GASBIINDO.

Kedua, beberapa Serikat Pekerja baru secara jelas atau tersamar mempunyai orientasi sektarian
dan atau keterkaitan dengan partai politik atau agama.

Ketiga, beberapa Serikat Pekerja baru justru cenderung mengutamakan pembentukan


organisasinya di perusahaan-perusahaan yang telah terbentuk FSPSI atau SPSI Reformasi atau
SPTP. Dengan demikian di beberapa perusahaan sudah terbentuk lebih dari satu serikat pekerja.

JAWABAN NO 3
Masalah dalam membangun persatuan serikat pekerja di Indonesia sejak zaman kolonial
Belanda hingga saat ini bisa dikaitkan dengan sejumlah faktor yang mempengaruhi dinamika
gerakan serikat pekerja. Di bawah ini adalah beberapa faktor utama yang berkontribusi pada
tantangan dalam membangun persatuan serikat pekerja di Indonesia:

1. Sejarah Kolonial:
- Selama masa penjajahan Belanda, gerakan serikat pekerja sudah mulai muncul, tetapi
pemerintah kolonial cenderung menekan dan melarang kegiatan serikat pekerja yang
meresahkan.
- Kebijakan kolonial ini menciptakan ketidakpercayaan dan ketegangan dalam gerakan serikat
pekerja awal.

2. Politik Represif Orde Baru:


- Di bawah rezim Orde Baru yang dipimpin oleh Soeharto, serikat pekerja seringkali
dipersepsikan sebagai ancaman terhadap stabilitas politik.
- Pemerintah Orde Baru secara aktif mengendalikan dan mengawasi serikat pekerja, serta
menciptakan serikat pekerja yang lebih terkendali seperti Serikat Pekerja Seluruh Indonesia
(SPSI).
- SPSI yang terkontrol pemerintah memungkinkan pemerintah untuk membatasi kebebasan
serikat pekerja dan mempertahankan kendali mereka atas dunia kerja.

3. Diversitas Sosial dan Budaya:


- Indonesia adalah negara yang sangat beragam dari segi budaya, bahasa, agama, dan etnis.
- Perbedaan ini dapat menciptakan kendala dalam membangun persatuan serikat pekerja,
karena perbedaan budaya dan kepentingan dapat memecah belah gerakan serikat pekerja.

4. Tekanan Ekonomi:
- Kondisi ekonomi yang sulit dan tingkat pengangguran yang tinggi dapat membuat pekerja
lebih rentan terhadap pemecahan serikat pekerja dan ketergantungan pada pekerjaan yang
tersedia, bahkan jika kondisinya buruk.

5. Peraturan dan Hambatan Hukum:


- Beberapa hambatan hukum dan regulasi yang kompleks dapat menghambat kemampuan
serikat pekerja untuk melaksanakan tugas mereka dengan efektif.
- Terdapat juga kendala dalam proses pendirian dan pengakuan serikat pekerja.

Meskipun serikat pekerja di Indonesia telah menghadapi berbagai tantangan dalam


membangun persatuan, mereka juga telah mencapai sejumlah kesuksesan dalam mengatasi
beberapa masalah tersebut. Pasca Reformasi pada tahun 1998, perubahan politik dan hukum
telah memberikan lebih banyak kebebasan kepada serikat pekerja di Indonesia, dan sejumlah
serikat pekerja independen telah muncul. Meskipun demikian, upaya untuk membangun
persatuan yang kuat dan berkelanjutan terus menjadi pekerjaan yang tidak mudah mengingat
kompleksitas tantangan yang dihadapi.

JAWABAN NO 4
pandangan dan strategi perjuangan serikat pekerja yang didasarkan pada perbedaan dan
pertentangan kepentingan, akan merugikan masyarakat pekerja sendiri. Pengalaman Amerika
Serikat dan negara-negara Eropa menunjukkan bahwa dalam mengantisipasi dan mengatasi
tuntutan-tuntutan serikat pekerja yang dianggap melampaui kewajaran, para pengusaha secara
terus menerus dan sistematis mengupayakan memperkecil peranan serikat pekerja. Hal itu
dilakukan antara lain dengan cara-cara berikut ini:

a. Pengusaha mengupayakan memperkecil jumlah penggunaan tenagakerja yaitu dengan


menciptakan teknologi hemat tenaga (labour-saving technology) termasuk mesin-mesin
otomatis (vending machines) dan robot.

b. Pengusaha menciptakan unit-unit usaha yang otonom dengan jumlah karyawan yang relatif
kecil, sehingga kurang semangat membentuk serikat pekerja.

c. Pengusaha men-sub-kontrakkan sebanyak mungkin kegiatan ke perusahaan lain yang juga


relatif kecil atau yang juga sering disebut out-sourcing, sehingga karyawan tidak terdorong
membentuk serikat pekerja.

d. Pengusaha merelokasi industrinya ke negara-negara lain yang lebih kondusif.

e. Terutama perusahaan multinasional lebih menitik beratkan investasi produksi di negara lain,
dan di negara sendiri hanya pemasaran dan mungkin perakitan.

Strategi pengusaha di Amerika Serikat, Eropa dan negara-negara maju lainnya sejak awal tahun
1970-an ternyata telah berhasil menurunkan tingkat kepesertaan pekerja dalam serikat pekerja..

Oleh sebab itu, strategi perjuangan serikat pekerja di Indonesia harus didasarkan pada
persamaan kepentingan pengusaha dan pekerja, kemitraan dan komitmen bersama
menciptakan hubungan industrial yang aman dan harmonis, Untuk itu diperlukan pemimpin-
pemimpin serikat pekerja, mulai dari tingkat nasional hingga tingkat perusahaan, yang
profesional bukan saja di bidang tugas kerjanya, akan tetapi juga dalam organisasi serikat
pekerja termasuk dalam bernegosiasi dengan pengusaha.

Anda mungkin juga menyukai