Anda di halaman 1dari 15

BORANG No.

Dokumen FO-UGM-BI-07-13
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi 00
BIOLOGI UMUM
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 1 dari

PROPOSAL PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM


ACARA 2.1.1
Analisis Pengaruh Cahaya Matahari Terhadap
Tingkat Fotosintesis Pada Tumbuhan Hydrilla
Verticillata

Nama : Farah Alya Nabila


NIM : 21/477079/PT/08902
Gol(Hari)/Kel : Fapet 2 (Jumat)/6
Asisten : Cintia Dwiyana Nova

LABORATORIUM BIOLOGI
UMUM FAKULTAS BIOLOGI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2021
BORANG No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi 00
BIOLOGI UMUM
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 1 dari

ACARA 2.1.1
Analisis Pengaruh Cahaya Matahari Terhadap Tingkat Fotosintesis Pada
Tumbuhan Hydrilla Verticillata
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fotosintesis merupakan peristiwa penting yang terjadi pada
tumbuhan, terutama pada tumbuhan hijau yang memiliki klorofil. Pada
pristiwa fotosintesis tersebut, kloroplas bertugas menangkap energi cahaya
dari matahari dan mengubahnya menjadi energi kimia yang disimpan dalam
gula dan molekul organik. Semakin besar intensitas cahaya matahari dan
kadar CO2 di atmosfer, maka kecepatan laju fotosintesis akan semakin
meningkat (Campbell, 2010).
Pada dasarnya, rangkaian reaksi fotosintesis dapat dibagi menjadi
dua bagian utama, yaitu reaksi terang dan reaksi gelap. Reaksi terang
sendiri adalah reaksi yang menggunakan cahaya matahari sebagai sumber
energinya secara langsung. Sedangkan reaksi gelap adalah reaksi yang tidak
membutuhkan cahaya matahari sebagai sumbernya (Pertamawati, 2010).
Hydrilla verticillata merupakan salah satu tumbuhan air yang biasa
hidup di area lembab yang tergenang air seperti rawa-rawa, sawah, danau.
Tumbuhan hidrilla sendiri mengandung nitrogen 1,37% dan karbon organik
14,47%. Pertumbuhan hidrilla dalam jumlah banyak dapat menyebabkan
pencemaran dan laju aliran air bisa terhalang (Mustofa dan Izzati, 2012).
Dalam proses fotosintesis cahaya memang menjadi komponen yang
penting dalam keberlangsungan proses tersebut. Oleh karena itu, pada
praktikum ini dilakukan percobaan untuk membuktikan pengaruh sinar
matahari terhadap keberlangsungan fotosintesis.

B. Tujuan
BORANG No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi 00
BIOLOGI UMUM
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 1 dari

Praktikum ini bertujuan untuk mengukur laju fotosintesis dengan


menghitung jumlah gelembung udara yang dibentuk per satuan waktu oleh
tanaman air Hydrilla verticillata. Kemudian mempelajari faktor-faktor
yang memengaruhi tingkat fotosintesis pada tanaman air Hydrilla
verticillata.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya dan sintesis yang
berarti susunan, sehingga fotosintesis dapat diartikan sebagai susunan senyawa
kompleks yang memerlukan energi matahari. Dalam hal ini, fotosintesis merupakan
bagian dari anabolisme. Tumbuhan yang berfotosintesis merupakan organisme
autotrof. Maka tumbuhan dapat menghasilkan molekul organik dari CO2 dan bahan
anorganik lainnya yang diperoleh dari lingkungan. Lebih khusus lagi, tumbuhan
termasuk autotrof fotosintesis, yaitu organisme yang menggunakan cahaya sebagai
sumber energi untuk mensintesis zat organik. Tumbuhan dan organisme tersebut
memiliki organel yang disebut kloroplas. Terdapat kompleks molekul khusus
dalam kloroplas yang berfungsi menangkap energi sinar matahari dan
mengubahnya menjadi energi kimia yang kemudian tersimpan dalam bentuk gula
atau molekul organik lainnya. Fotosintesis tumbuhan terjadi pada lapisan sel
mesofil yang mengandung kloroplas (Campbell, 2012).
Dalam percobaan ini, reaksi fotosintesis yang akan diuji adalah reaksi
terang. Terdapat respon terang yang tentunya bergantung pada adanya cahaya
matahari yang terjadi pada fotosistem membran tilakoid. Fotosistem fotoreaktif
memiliki dua tempat, fotosistem I dan fotosistem II, keduanya memiliki pigmen
pengumpul cahaya. Proses terjadinya reaksi terang dimulai ketika sinar matahari
memasuki kloroplas dan mengaktifkan elektron berenergi tinggi di dalamnya.
Elektron ini masuk ke fotosistem II untuk menghasilkan oksigen dan H+. Energi
elektron meningkat dan menjadi diteruskan ke rantai transpor elektron. Transmisi
kemudian memasuki sistem optik I dan mendorong ion H+ membentuk gradien.
Elektron yang memasuki fotosistem mereduksi NADP+ menjadi energi dalam
bentuk NADPH. Ion H+ terus mengalir menambah gradien dan mendorong
pembentukan energi dalam bentuk ATP (Frank, 2015).
BORANG No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi 00
BIOLOGI UMUM
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 1 dari

Hydrilla verticillata merupakan angiosperma air tawar. Hydrilla ini adalah


spesies Hydrocharitaceae asli Asia dan Afrika, dan dianggap sebagai gulma serius
di Amerika Serikat dan banyak negara lain. Hydrillaverticillata termasuk tumbuhan
spermatophyta yang hidup di air. Hydrilla verticillata tumbuh sangat agresif dan
dapat tumbuh hingga satu kaki per hari. Oleh karena itu, Hydrilla verticillata
dianggap sebagai spesies invasif yang dapat merusak ekosistem lokal dalam waktu
singkat (Mustofa dan Izzati., 2012)
III. METODE
A. Alat dan Bahan
Pada percobaan praktikum ini, alat yang digunakan adalah tabung
reaksi sebagai tempat untuk mengamati gelembung udara. Gelas piala
ukuran 200 ml yang berfungsi sebagai wadah air dan hydrilla. Corong gelas
sebagai tempat dimana jumlah gelembung udara bisa dilihat. Pipet tetes
sebagai alat untuk meneteskan larutan natrium bikarbonat (NaHCO3).
Kemudian aplikasi stopwatch dari gadget sebagai penghitung waktu yang
diperlukan dalam melakukan percobaan ini.
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut,
tanaman air Hydrilla verticillata digunakan sebagai objek percobaan untuk
mengukur laju fotosintesis. Hydrilla sendiri dipilih karena gelembung yang
dihasilkan saat diletakkan di dalam air mudah untuk diamati Air digunakan
sebagai media hidup bagi tanaman Hydrilla verticillata. Kemudian fungsi
digunakannya NaHCO3 adalah sebagai katalis atau pemercepat laju
fotosintesis tumbuhan.
B. Cara Kerja
Sebanyak dua tangkai Hydrilla verticillata dimasukkan ke dalam
corong dengan poisisi pangkal tanaman terebut menghadap ke atas.
Kemudian corong tersebut dimasukkan ke dalam gelas beker dengan posisi
terbalik. Lalu, lubang corong tersebut ditutup menggunakan tabung reaksi.
Seteah itu, gelas beker diisi air sebanyak 800. Perlu dipastikan tidak ada
gelembung udara yang berada di dalam tabung reaksi karena dapat
mengganggu hasil pengamatan.
BORANG No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi 00
BIOLOGI UMUM
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 1 dari

Dua gelas beker untuk perlakuan gelap akan ditempatkan di bawah


meja, sedangkan dua gelas beker lainnya untuk perlakuan terang
ditempatkan di dekat jendela yang terpapar sinar matahari. Selanjutnya,
untuk masing-masing perlakuan diambil satu gelas beker untuk dihitung
jumlah gelembungnya pada interval 3 menit, 6 menit, 9 menit
menggunakan aplikasi stopwatch dari gadget. Sedangkan dua gelas beker
pada perlakuan gelap dan terang yang lainnya ditetesi dengan larutan
NaHCO3 sebanyak dua tetes. Setelah perlakuan tersebut, kemudian
dihitung jumlah gelembung udara yang muncul dalam interval waktu yang
sama seperti dua gelas sebelumnya.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Pada praktikum ini didapat hasil pengamatan mengenai jumlah
gelembung dari Hydrilla verticillata pada interval waktu 3 menit, 6 menit,
dan 9 menit. Berikut merupakan grafik-grafik yang memvisualisasikan hasil
observasi yang telah dilakukan.

1.2

0.8

0.6 tanpa NaHCO3/KHCO3


dengan NaHCO3/KHCO3

0.4

0.2

0
3' 6' 9'
BORANG No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi 00
BIOLOGI UMUM
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 1 dari

V. DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N. A., Reece, J. B., Uryy, M. L., Cain, Wasserman, S. A., Minorsky, P.
V. dan Jackson, R. B. 2010. Biologi Edisi 3, Jilid 1. Erlangga. Jakarta
Pertamawati. 2010. Pengaruh fotosintesis terhadap pertumbuhan tanaman kentang
(solanum tuberosum l.) dalam lingkungan fotoautotrof secara invitro.
Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia. 12 (1). 31-37.
Frank, S. B. dan Cleon, R. W. 2015. Fisiologi Tumbuhan. Jilid 1. ITB Press.
Bandung.
Mustofa, W.S., Izzati, M. dan Saptiningsih., E. 2012. Interaksi Antara Pembenah
Tanah dari Hydrilla verticillata (L.f.) Royle. Laboratorium Biologi dan
Struktur Fungsi Tumbuhan Jurusan Biologi. Fakultas MIPA Universitas
Diponegoro.
BORANG No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi 00
BIOLOGI UMUM
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 1 dari

PROPOSAL PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM


ACARA 2.1.2
Mengamati Endapan Pati Dalam Daun

Nama : Farah Alya Nabila


NIM : 21/477079/PT/08902
Gol(Hari)/Kel : FAPET-2 Reguler (Jumat)/ 6
Asisten : Cintia Dwiyana Nova

LABORATORIUM BIOLOGI
UMUM FAKULTAS
BIOLOGI
BORANG No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi 00
BIOLOGI UMUM
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 1 dari

UNIVERSITAS GADJAH MADA


YOGYAKARTA
2021
ACARA 2.1.2
Mengamati Endapan Pati Dalam Daun
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pati atau amilum ini adalah homopolimer glukosa dengan ikatan
glikosidik. Pati terdiri dari dua bagian, yang dapat dipisahkan dengan air
panas. Bagian yang larut disebut amilosa, dan bagian yang tidak larut
disebut amilopektin. Amilosa memiliki struktur rantai lurus, sedangkan
amilopektin memiliki struktur bercabang (Pramesti dan Cahyono 2015).
Proses fotosintesis akan menghasilkan karbohidrat, terutama
glukosa, diantara berbagai karbohidrat yang penting dapat dibentuk oleh
tumbuhan dari glukosa adalah selulosa, sukrosa dan pati atau amilum.
Amilum didalam tumbuhan banyak tersimpan dalam akar, umbi atau biji-
bijian, butir-butir amilum itu sebenarnya semula terdapat di dalam kloroplas
daun sebagai hasil fotosintesis. Pada kebanyakan tumbuhan dikotil juga
monokotil, pati mulai terkumpul pada daun segera setelah terjadi proses
fotosintesis yang berjalan cepat, sehingga pada tanaman dikotil mempunyai
daun pati sedangkan tanaman monokotil mempunyai daun gula
(Nurcahyani 2019).
Oleh karena itu, percobaan mengamati amilum pada daun ini
bertujuan untuk memahami proses terjadinya fotosintesis. Serta dapat
mengetahui hasil dari terjadinya fotosintesis tersebut.
B. Tujuan
Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah melihat hasil fotosintesis
dengan mengamati simpanan amilum dalam daun. Kemudian memahami
proses respirasi dan mengetahui hasil respirasi tersebut.
II. DAFTAR PUSTAKA
BORANG No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi 00
BIOLOGI UMUM
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 1 dari

Endang Nurcahyani. 2019. Analisis kandungan karbohidrat terlarut total planlet


buncis (Phaseolus Vulgaris L.) menggunakan metode fenol-sulfur secara in
vitro. Analit: Analytical and Environmental Chemistry, 4 (1) : 2540-8224.
Pramesti, H.A., K. Siadi dan E. Cahyono. 2015. Analisis Rasio Kadar Amilosa/
Amilopektin dalam Beberapa Jenis Umbi. J. Chem. Sci 4 (1): 26-30.

PROPOSAL PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM


ACARA 2.2.1
Mengamati Respirasi pada Kecambah Benih Vigna Radiata

Nama : Farah Alya Nabila


NIM : 21/477079/PT/08902
Gol(Hari)/Kel : Fapet 2 (Jumat)/6
Asisten : Cintia Dwiyana Nova
BORANG No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi 00
BIOLOGI UMUM
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 1 dari

LABORATORIUM BIOLOGI
UMUM FAKULTAS BIOLOGI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2021
ACARA 2.2.1
Mengamati Respirasi pada Kecambah Benih Vigna Radiata

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Respirasi adalah penguraian zat kompleks (seperti gula dan asam
organik) dalam sel menjadi molekul sederhana (seperti karbon dioksida
dan air), sekaligus membentuk energi dan molekul lainnya.Sel dapat
digunakan untuk reaksi sintesis, termasuk reaksi aerob dan anaerob.
Respirasi pada dasarnya memiliki dua fungsi utama, pertama adalah
proses menghasilkan senyawa reaktif atau komponen khusus yang penting
untuk pembentukan sel, kedua adalah proses pelepasan dan penggunaan
energi dengan cara ini untuk menghasilkan sel, pembentukan struktur dan
kerja (Syahidah dkk. 2020).
Proses respirasi diawali oleh adanya penangkapan O2 dari
lingkungan. Proses transport yang dalam tumbuhan secara keseluruhan
berlangsung dengan cara difusi, melalui ruang antar sel, dinding sel,
sitoplasma, dan membrane sel. Demikian juga halnya dengan CO2 yang
dihasilkan respirasi akan berdifusi keluar sel dan masuk kedalam ruang
antar sel. Kemudian dinding dalam respirasi tersebut dalam beberapa
tahapan diantaranya yaitu dekarboksilase, oksidasi, siklus asam sitrat, dan
transportasi elektron. Tumbuhan dengan kandungan substrat yang rendah
BORANG No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi 00
BIOLOGI UMUM
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 1 dari

akan melakukan respirasi dengan laju yang rendah pula. Demikian


sebaliknya bila substrat yang tersedia cukup banyak maka laju respirasi
akan meningkat (Syahidah dkk. 2020).
Oksigen merupakan senyawa yang dibutuhkan oleh hampir seluruh
makhluk hidup di bumi ini. Dalam kajian fisiologi oksigen ini digunakan
dalam proses metabolisme yaitu bahan bakar untuk mengoksidasi zat
makanan. Hanya sedikit hewan yang dapat memenuhi energinya tanpa
oksigen, yaitu dengan memanfaatkan energi kimia senyawa organik secara
anaerob tetapi hanya menghasilkan energi dalm jumlah yang sangat
(Suharsono dkk. 2018)
Dapat diketahui bahwa tumbuhan juga mengalami proses respirasi.
Oleh karena itu, percobaan ini dilakukan untuk membuktikan proses
respirasi pada tumbuhan yang menggunakan kecambah benih Vigna radiata
sebagai objek uji coba.
B. Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui laju respirasi pada biji
kecambah dan mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi
laju respirasi pada biji kecambah.

II. DAFTAR PUSTAKA


Ruhama Nuri Syahidah, Niken Agustin, Syalwa Ersadiwi Shalsabilla, Niken
Ayu

Safitri, Achmad Junaidi, Ardian Khairiah, Siti Rahmah, Dhella


Avenna D.Y,& Umriyati. 2020. Penetapan kuosien respirasi
jaringan tumbuhan. Jurnal Penetapan Kuosien
Tumbuhan, Respirasi Jaringan

1-5
Suharsono, Liah badriah, & Dani Ramdani. 2018. Perbedaan jumlah konsumsi
oksigen (O2) pada respirasi berbagi hewan invertebrata kelas
insekta. Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada:Jurnal Ilmu
Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi, 18 (2) : 212-220.
BORANG No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi 00
BIOLOGI UMUM
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 1 dari
BORANG No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi 00
BIOLOGI UMUM
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 1 dari

PROPOSAL PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM


ACARA 2.2.2
Analisis Konsumsi Oksigen Pada Gryllus sp.

Nama : Farah Alya Nabila


NIM : 21/477079/PT/08902
Gol(Hari)/Kel : Fapet 2 (Jumat)/6
Asisten : Cintia Dwiyana Nova

LABORATORIUM BIOLOGI
UMUM FAKULTAS
BIOLOGI

UNIVERSITAS GADJAH MADA


YOGYAKARTA
2021

BORANG No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13


Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi 00
BIOLOGI UMUM
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 1 dari

ACARA 2.2.2
Analisis Konsumsi Oksigen Pada Gryllus sp.

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Respirasi pertukaran gas adalah pertukaran oksigen dan karbon
dioksida antara sel-sel aktif dan lingkungan luarnya atau antara cairan tubuh
hewan dan lingkungan hidupnya. Proses respirasi berkaitan erat dengan laju
metabolisme, yang didefinisikan sebagai satuan energi yang dilepaskan per
satuan waktu. Tingkat respirasi hewan tergantung pada aktivitas
metabolisme total organisme. Fungsi utama respirasi adalah untuk
menghasilkan energi melalui metabolisme aerobik, yang berhubungan
dengan konsumsi oksigen (Lolita 2016).
Laju metabolisme sangat berkaitan dengan respirasi karena respirasi
merupakan proses ekstraksi energi dari molekul makanan yang bergantung
pada adanya oksigen. Secara sederhana, reaksi kimia yang terjadi dalam
respirasi dapat dituliskan sebagai berikut:
C6H12O6 + 6O2 → 6 CO2 + 6H2O + ATP
Laju metabolisme biasanya diperkirakan dengan mengukur
banyaknya oksigen yang dikonsumsi makhluk hidup per satuan waktu. Hal
ini memungkinkan karena oksidasi dari bahan makanan memerlukan
oksigen dalam jumlah yang diketahui untuk menghasilkan energi yang
dapat diketahui jumlahnya juga. Akan tetapi, laju metabolisme biasanya
cukup diekspresikan dalam bentuk laju konsumsi oksigen. Beberapa faktor
yang mempengaruhi laju konsumsi oksigen antara lain temperatur, spesies
hewan, ukuran badan, dan aktivitas (Putra 2015).
BORANG No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi 00
BIOLOGI UMUM
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 1 dari

Oleh karena itu, praktikum ini dilakukan untuk mengamati


konsumsi oksigen pada hewan dalam menjalani proses metabolismenya.
Jangkrik digunakan sebagai objek pada percobaan ini.
B. Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi respirasi dan mengukur kecepatan respirasi Gryllus sp.
II. DAFTAR PUSTAKA
Rose Lolita. 2016. Penggunaan oksigen pada respirasi hewan vertebrata
(Hemidactylus platyurus) dan invertebrate (Lumbricus terrestis, Valanga
sp., dan Gryllus assimilis). Jurnal Fisiologi Hewan Sistem Respirasi Hewan
Vertebrata dan Invertebrata.
Achmad Noerkhaerin Putra. 2015. Laju metabolisme pada ikan nila
berdasarkan pengukuran tingkat konsumsi oksigen. Jurnal Perikanan dan
Kelautan, 5(1) : 13-18.

Anda mungkin juga menyukai