Anda di halaman 1dari 21

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

DINAS PENDIDIKAN
CABANG DINAS PENDIDIKAN WILAYAH IV
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 SUBANG
Jl. Arief Rahman Hakim No. 35 Telepon : (0260) 411410
NPSN : 20233680 website : www.smkn1subang.sch.id e-mail : info@smkn1subang.sch.id
SUBANG - 41213

MODUL AJAR
KURIKULUM MERDEKA

Nama Sekolah : SMKN 1 SUBANG


Nama penyusun : Fajar Dwi Ramadhani, S.Pd.
NIP : 19960203 202221 1 006
Mata pelajaran : Teknik Pemesinan Gerinda
Fase E, Kelas / Semester : XII (Dua Belas) / 1 (Ganjil)

MODUL AJAR
Persiapan Pekerjaan Gerinda

INFORMASI UMUM

I. IDENTITAS MODUL
Satuan Pendidikan : SMKN 1 Subang
Fase / Kelas : F – XII (Dua Belas)
Mata Pelajaran : Teknik Pemesinan Gerinda
Prediksi Alokasi Waktu : 4 JP
Tahun Penyusunan : 2023
Elemen : Teknik Pemesinan Gerinda
Capaian Pembelajaran : Peserta didik mampu memahami persiapan pekerjaan
gerinda; menganalisis perhitungan waktu pemesinan
gerinda datar; memahami penggerindaan profil,
penggerindaan dan pembentukan serta pengasahan pahat
dan alat potong, pengerjaan gerinda benda sederhana,
pengerjaan gerinda benda kompleks; mengevaluasi hasil
penggerindaan.
II. KOMPETENSI AWAL
Peserta didik diajak untuk memahami arti Kesehatan dan keselamatan kerja (K3), memahami
arti symbol dan tanda K3 pada lingkungan kerja, memahami alat pelindung diri (APD) yang
digunakan dalam pekerjaan gerinda, serta menerapkan penggunaan APD.

III. PROFIL PELAJAR PANCASILA


Beriman, bertakwa kepada Tuhan yag maha Esa, bergotong royong, bernalar kritis, kreatif,
inovatif, mandiri, berkebhinekaan global

IV. SARANA DAN PRASARANA


 Modul ajar
 Spidol/kapur tulis
 Tayangan presentasi
 Bahan diskusi
 Area kerja teknik pemesinan

V. TARGET PESERTA DIDIK


Peserta didik reguler/tipikal: umum, tidak ada kesulitan dalam mencerna dan memahami materi
ajar.

VI. MODEL PEMBELAJARAN


Blended learning melalui model pembelajaran dengan menggunakan Problem Based Learning
(PBL) terintegrasi pembelajaran berdiferensiasi berbasis Dicovery Learning.

KOMPONEN INTI

I. TUJUAN PEMBELAJARAN
Alur Tujuan Pembelajaran :
Peserta didik mengidentifikasi dan memahami apa saja persiapan yang harus dipersiapkan
ketika akan memulai pekerjaan gerinda.

II. PEMAHAMAN BERMAKNA


Berpikir kritis dan sesuai fakta dapat dimanfaatkan dalam memecahkan masalah yang muncul
dikemudian hari, Mengidentifikasi komponen persiapan pekerjaan gerinda dapat dimanfaatkan
saat peserta didik berada di tempat praktik dan dunia kerja.

III. PERTANYAAN PEMANTIK


 Apa yang kalian ketahui tentang Kesehatan dan keselamatan kerja (K3)?
 Apa yang kalian ketahui tentang alat pelindung diri (APD)?
 Mengapa kita harus selalu menggunakan APD dalam setiap praktik dibengkel?
IV. RENCANA ASESMEN
a. Indikator
- Peserta didik mampu memahami persiapan pekerjaan gerinda
- Peserta didik mampu menganalisis perhitungan waktu pemesinan gerinda
datar
- peserta didik mampu memahami penggerindaan profil, penggerindaan dan
pembentukan serta pengasahan pahat dan alat potong.
b. Asesmen awal pembelajaran
c. Asesmen formatif
d. Asesmen sumatif
Instrumen Asesmen
No Indikator
Awal Proses Akhir/Sumatif
1. Peserta didik mampu Tes Tulis/Tes Cheklist Tugas
memahami persiapan Lisan/Daftar Observasi
pekerjaan gerinda Pertanyaan
2. Peserta didik mampu Tes Tulis/Tes Cheklist Tugas
menganalisis Lisan/Daftar Observasi
perhitungan waktu Pertanyaan
pemesinan gerinda
datar
3. peserta didik mampu Tes Tulis/Tes Cheklist Tugas
memahami Lisan/Daftar Observasi
penggerindaan profil, Pertanyaan
penggerindaan dan
pembentukan serta
pengasahan pahat dan
alat potong.

V. KEGIATAN PEMBELAJARAN
PERTEMUAN KE-1
Kegiatan Pendahuluan
 Doa; absensi; menyampaikan tujuan pembelajaran; dan menyampaikan penilaian hasil
pembelajaran
 Memotivasi siswa untuk tercapainya kompetensi dan karakter yang sesuai dengan Profil
Pelajar Pancasila; yaitu 1) beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan
berakhlak mulia, 2) mandiri, 3) bernalar kritis, 4) kreatif, 5) bergotong royong, dan 6)
berkebinekaan global, yang merupakan salah satu kriteria standar kelulusan dalam satuan
pendidikan.
 Ice Breaking
 Memberi pertanyaan pematik kepada peserta didik sesuai tujuan pembelajaran
 Sebagai asesmen awal, peserta didik diminta untuk mejelaskan apa yang ada di benak
peserta didik ketika guru menayangkan gambar berikut :

Selanjutnya peserta didik diminta untuk, menjelaskan pengertian K3 dan mendeskripsikan


Alat Pelindung Diri yang digunakan selama proses pengoperasian mesin gerinda

Kegiatan Inti
Guru:
 Menayangkan gambar/video tayangan orang melakukan pekerjaan penggerindaan.
 Meminta peserta didik untuk brosing materi tentang symbol dan tanda K3, jenis-jenis Alat
Pelindung Diri, cara penggunaan APD dengan menggunakan HP masing-masing.
 Meminta peserta didik untuk membuat kelompok dan memberikan lembar kerja untuk
mengudentifikasi symbol K3, tanda K3, dan APD sebagaimana tercantum pada LKPD 1
 Meminta peserta didik untuk hasil diskusi kelompok dituangkan dalam bentuk gambar
menggunakan kertas plano dan spidol kemudian ditempel di tempat yang telah disepakati
 Meminta peserta didik membuat laporan hasil diskusi dan mempresentasikan.
 Memberikan penguatan terkait hasil penyampaian presentasinya.
Peserta Didik:
 Peserta didik memperhatikan tayangan-tayangan singkat di layar menggunakan laptop dan
infocus lanjutan dari tayangan orang melakukan pekerjaan penggerindaan sambil sesekali
memberikan tanggapan.
 Peserta didik browsing materi tentang simbol dan tanda K3, Jenis-jenis Alat Pelindung Diri,
Cara penggunaan APD dengan menggunakan HP masing-masing.
 Membuat kelompok dan melakukan identifikasi bersama kelompok yang dibuat sesuai
dengan LKPD.
 Hasil diskusi kelompok dituangkan dalam bentuk gambar menggunakan kertas plano dan
spidol kemudian ditempel di tempat yang telah disepakati untuk keperluan pameran di mana
peserta didik mengunjungi semua hasil karya kelompok lain dengan menyampaikan
tanggapan dalam bentuk pertanyaan, masukan ataupun sanggahan.
 Membuat laporan hasil diskusi dan pameran dengan menyertakan gambar di kertas plano
hasil diskusi dalam bentuk deskripsi kemudian dipresentasikan di depan kelas secara
bergiliran sementara kelompok lain memberikan tanggapan.
 Menyimak penguatan dari guru terkait hasil penyampaian presentasinya.

Kegiatan Penutup
 Peserta didik mendengarkan pertanyaan reflektif yang diajukan oleh guru, antara lain:
Bagian mana dari materi yang telah dipelajari paling menarik?
Bagian mana dari materi yang telah dipelajari yang belum dipahami?
 Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran hari ini.
 Menginformasikan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan pada pertemuan berikutnya,
yaitu materi tentang perhitungan waktu pemesinan gerinda
 Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan dan motivasi tetap semangat
belajar dan diakhiri dengan berdoa.

VI. ASESMEN / PENILAIAN


Di akhir unit, guru memberikan asesmen kepada peserta didik untuk menguji
kemampuan mereka, dengan cara:
a. Membuat presentasi hasil observasi, seperti yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya.
b. Menjawab pertanyaan terbuka dari hasil tanya jawab antar kelompok.

Aspek Penilaian
Penilaian Kognitif Penilaian Sikap Penilaian Keterampilan
• Partisipasi diskusi • Observasi guru • Performa kerja
• Pengetahuan teoritis • Penilaian diri sendiri • Keterampilan
• Pemahaman materi (esai) • Penilaian teman sebaya penggunaan APD
• Budaya kerja

Observasi Guru
Dalam melakukan penilaian sikap, guru dapat melakukan observasi. Observasi dilakukan
dengan mencatat hal-hal yang tampak dan terlihat dari aktivitas peserta didik di kelas.
Observasi dapat meliputi, namun tidak terbatas kepada:
a. Kemampuan kolaborasi, bekerja sama, atau membantu teman dalam kegiatan kelompok.
b. Dapat menyimak penjelasan guru dengan seksama dan ketika temannya berbicara.
c. Menunjukkan antusiasme dalam pembelajaran.
d. Berani menyampaikan pendapat disertai dengan argumentasi yang jelas, rasional dan
sistematis, serta disampaikan secara santun.
e. Menunjukkan sikap menghargai terhadap teman yang berbeda, misalnya berbeda
pendapat, ras, suku, agama dan kepercayaan, dan lain sebagainya.
f. Menunjukkan sikap tanggung jawab ketika diberi tugas dan peran yang harus dilakukan.

Catatan Observasi: Guru dapat mengembangkan komponen penting lainnya terkait hal-hal
yang perlu diobservasi. Guru dapat menggunakan lembar observasi berikut, atau
mengembangkannya sesuai dengan kebutuhan guru.

Lembar Observasi
Nama peserta didik: .................................................... Tanggal: .............................................
Berdasarkan observasi saya, sikap positif peserta didik yang bernama: __________
Sebagai berikut
Berdasarkan observasi saya, hal-hal yang perlu ditingkatkan dari sikap peserta didik yang
bernama: __________________,
sebagai berikut

Penilaian Diri Sendiri dan Sebaya


Guru juga dapat meminta peserta didik untuk melakukan penilaian diri sendiri terkait
dengan ketercapaian Capaian/Tujuan Pembelajaran, ataupun meminta teman sebayanya
untuk melakukan penilaian tersebut. Penilaian diri sendiri dapat berupa kualitatif ataupun
kuantitatif. Jika dilakukan secara kuantiatif, guru meminta peserta didik untuk memberikan
angka ketercapaian Capaian Pembelajaran, misalnya menggunakan skala 1-10. Sementara
jika dilakukan secara kualitatif, guru meminta peserta didik mencatat hal-hal yang telah
dicapai dan yang belum dicapai.
Dengan melakukan penilaian diri sendiri (self-assessment), guru memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk melakukan releksi terhadap dirinya tentang hal-hal yang sudah
dan belum dicapai terkait pembelajaran. Pertanyaan-pertanyaan kunci yang dapat diberikan
kepada peserta didik dalam melakukan penilaian diri ataupun sebaya, di antaranya:
a. Apakah kalian atau rekan kalian telah mencapai Capaian/Tujuan Pembelajaran?
b. Jika iya, hal apa yang membuat kalian atau teman kalian mencapainya?
c. Jika tidak, apa yang bisa kalian atau teman kalian lakukan untuk mencapainya?

VII.REFLEKSI GURU DAN PESERTA DIDIK


Refleksi Guru:
Guru melakukan releksi mengenai apa yang telah berjalan dengan baik dan apa yang masih
kurang sehingga perlu ditingkatkan, dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini.
 Apakah ada sesuatu yang menarik selama pembelajaran?
 Apa saja pertanyaan yang muncul selama pembelajaran?
 Jika ada, apa yang ingin saya ubah dari cara mengajar pada kegiatan ini?
 Apa yang saya sukai dan tidak sukai dari kegiatan pembelajaran kali ini?
 Pelajaran apa yang saya dapatkan selama pembelajaran?
 Apa yang ingin saya ubah untuk meningkatkan/memperbaiki pelaksanaan dan hasil
pembelajaran?
 Dua hal yang ingin saya pelajari lebih lanjut setelah kegiatan ini?
 Dengan pengetahuan yang saya miliki sekarang, apa yang akan saya lakukan jika harus
mengajar kegiatan yang sama di kemudian hari?
 Langkah keberapakah yang paling berkesan bagi saya? Mengapa?
 Pada langkah keberapa murid paling banyak belajar?
 Pada momen apa murid menemui kesulitan saat mengerjakan tugas akhir mereka?
 Bagaimana mereka mengatasi masalah tersebut dan apa peran saya pada saat itu?
 Kapan atau pada bagian mana saya merasa kreatif ketika mengajar? Mengapa?

Refleksi Peserta Didik:


Tanggal:
Dari proses belajar hari ini, hal yang saya pahami adalah
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................

Pertanyaan pemantik dapat disesuaikan oleh guru kelas. Beberapa contoh pertanyaan yang
dapat digunakan, seperti:
1) Dari proses belajar hari ini, hal yang saya pahami adalah ...
2) Dari proses belajar hari ini, hal yang belum saya pahami adalah/saya ingin mengetahui lebih
dalam tentang ...
3) Dari proses belajar hari ini, hal yang akan saya lakukan dalam kehidupan seharihari ...

LAMPIRAN- LAMPIRAN

Lampiran 1
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)

Disiplin Kerjasama Teliti


No Nama Nilai Akhir
1 2 3 1 2 3 1 2 3
1
2
3
Indikator Aspek Penilaian Keterangan
Disiplin :
 Tertib mengikuti instruksi
 Tidak melakukan kegiatan yang tidak diminta
 Tidak membuat kondisi kelas menjadi tidak
kondusif
Kerjasama 3 = Jika tiga indikator terlihat
 Ikut berperan dalam kegiatan diskusi 2 = Jika dua indikator terlihat
 Memusatkan perhatian pada tujuan kelompok 1 = Jika satu indikator terlihat
 Memberikan pendapat dalam menyelesaikan LKPD
Teliti
 Teliti dalam hal melakukan pengamatan
 Teliti dalam hal mencatat data
 Teliti dalam hal mendeskripsikan hasil pengamatan
Nilai akhir sikap diperoleh dari jumlah skor dari ketiga aspek sikap di atas.
Nilai Akhir = Jumlah skor yang di dapat / 9 x 100 = Total Skor Akhir
Lembar Penilaian Keterampilan
Observasi Identifikasi Komunikasi
No Nama Nilai Akhir
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
2
3

Aspek 4 3 2 1
Observasi Siswa mengamati Dua dari aspek Hanya satu
Siswa tidak tepat
sesuai instruksi di pengamatan aspek yang
dalam mengamati
LKPD dipenuhi diamati
Identifikasi Hanya salah
Siswa
Dua dari aspek satu dari kriteria Siswa tidak tepat
mengidentifikasi
mengidentifikas aspek dalam proses
penuh sesuai
i dipenuhi mengidentifikas mengidentifikasi
intruksi LKPD
i
Komunikas Hanya salah Siswa
i Siswa Dua dari aspek mengkomunikasika
satu dari kriteria
mengkomunikasika n hasil pengamatan
Komunikasi aspek
n hasil pengamatan di
dipenuhi, komunikasi
di depan kelas
sementara salah yang terpenuhi, depan kelas dengan
dengan suara
sementara dua suara pelan, tidak
lantang, jelas, dan satu kriteria
kriteria tidak jelas, dan tidak
dapat dimengerti tidak dipenuhi
dipenuhi dimengerti
Teknik penilaian: 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟 = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 / 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟 x 100
LKPD
1. Buatlah 6 (enam) kelompok kemudian tulis nama dan nomor absen peserta didik di
kelompokmu
2. Dari 6 kelompok yang dibuat dibagi menjadi 2 tim observasi yaitu tim obsevasi
simbol/tanda K3 dan tim observasi Alat Pelindung Diri
3. Observasi dilakukan di bengkel mesin konvensional, yang mana setiap kelompok
minimal menemukan 2 hal yang berkaitan dengan yang akan di observasi
4. Setelah menemukan hal dalam observasi , peserta didik diberikan kertas plano
beserta spidol untuk menggambarkan simbol/tanda K3 atau Alat Pelindung diri yang
harus ada dalam bengkel tersebut. Jangan lupa di berikan keterangan dari gambar
tersebut.
5. Setelah itu tempelkanlah gambar hasil obsevasi kelompok kalian di tempat yang
sudah di sediakan , guna dilakukan kegiatan pameran.
6. Berkelilinglah ke stand kelompok lain, guna memberi tanggapan tentang gambar dari
hasil observasi kelompok lain
7. Susun laporan hasil observasi, tuliskan semua tanggapan yang diberikan oleh
kelompok lain, bisa dalam bentuk deskripsi, PPT, jangan lupa sertakan gambar karya
hasil observasi kelompokmu.
8. Presentasikan di depan kelas secara bergiliran.
9. Simpan gambar hasil observasi sebagai portofolio

Grafik TIK
Saya Tahu ... Saya Ingin Tahu … Saya Telah Ketahui ...
diisi di awal pembelajaran diisi di awal pembelajaran diisi di akhir pembelajaran

Keterangan
 Pada kolom Saya Tahu, peserta didik menuliskan apa yang dia ketahui tentang Pancasila (diisi di
awal pembelajaran).
 Pada kolom Saya Ingin Tahu, peserta didik menuliskan apa yang dia ingin tahu lebih banyak
tentang Pancasila (diisi di awal pembelajaran).
 Pada kolom Saya Telah Ketahui, peserta didik menuliskan hal baru yang mereka pelajari tentang
Pancasila (diisi di akhir pembelajaran).

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) 2


Kolom Releksi
Tanggal:
Dari proses belajar hari ini, hal yang saya pahami adalah
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................

Pertanyaan pemantik dapat disesuaikan oleh guru kelas. Beberapa contoh pertanyaan
yang dapat digunakan, seperti:
a. Dari proses belajar hari ini, hal yang saya pahami adalah ...
b. Dari proses belajar hari ini, hal yang belum saya pahami adalah/saya ingin mengetahui lebih
dalam tentang ….
c. Dari proses belajar hari ini, hal yang akan saya lakukan dalam kehidupan sehari-hari…..

Lampiran 2
BAHAN BACAAN GURU DAN PESERTA DIDIK
A. Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L)
Keselamatan kerja mempunyai fungsi mencegah kecelakaan di tempat tenaga kerja
melakukan pekerjaan. Tidak seorangpun di dunia ini yang ingin mengalami kecelakaan.
Karena itu keselamatan kerja bersifat umum dan ditujukan untuk keselamatan seluruh umat
manusia. Hal ini terbukti dengan diadakannya International Safety Conference di Roma
(1955) yang diikuti oleh 27 negara. Sedang pada tahun 1958 di Brussels, Belgia diikuti
oleh 51 negara.
Kecelakaan merupakan suatu kejadian yang tidak dapat kita duga, tidak
direncanakan dan tidak diharapkan sebelumnya atau dikatakan juga tidak ada unsur
kesengajaan terlebih dalam bentuk rencana.
Kecelakaan akibat kerja adalah kecelakaan yang berkaitan dengan pekerjaan pada
suatu tempat kerja dan ini berarti disebabkan oleh pekerjaannya atau pada saat korban
melakukan pekerjaan tersebut. Kecelakaan ini biasanya datang ketika kita tidak sedang
siap menghadapinya. Kekagetan yang ditimbulkan oleh peristiwa mendadak tersebut serta
rasa takut melihat akibat, dapat membuat orang mudah menjadi panik.
Sebagai contoh kasus kejadian pada kerja proyek, bahwa ancaman bahaya fisik
maupun psikhis terhadap pekerja tergolong besar dalam setiap proyek konstruksi. Jenis-
jenis bahaya yang dapat terjadi sangat bervariasi mulai dari kebisingan, radiasi, perubahan
temperatur secara ekstrim, getaran dan tekanan udara luar (barometric pressure).
Pekerjaan konstruksi seringkali harus berlangsung di udara terbuka dengan angin
kencang, hujan disertai petir atau berkabut di malam hari. Kemajuan mekanisasi berbacam-
macam peralatan kerja proyek ternyata juga diiringi dengan peningkatan intensitas dan
frekuensi kebisingan serta bahaya yang lebih vatal. Semua adalah situasi yang mengancam
keamanan dan kenyamanan dalam bekerja bagi pekerja konstruksi.
Selain itu terdapat peralatan kerja, baik alat kerja tangan (hand tool) atau alat-alat
berat disertai bermacam-macam bahan bangunan yang juga menjadi sumber bagi ancaman
keselamatan dan kesehatan kerja.
Itu sebabnya pekerjaan konstruksi itu tergolong berbahaya (dangerous), sulit
(difficult) dan kotor (dirty), sehingga ada yang menganggap sebagai pekerjaan yang rendah
(degrade), atau pekerja bangunan itu disebut orang pekerjaan tipe 4-D (dangerous,
difficult, dirty, degrade).
Sehubungan dengan itu terjadinya kecelakaan yang menyebabkan pekerja yang
juga pencari nafkah bagi keluarganya menderita cacat sementara atau cacat tetap sehingga
tidak mampu bekerja lagi, mengidap penyakit yang sulit disembuhkan atau bahkan
meninggal dunia, yang pada akhirnya juga mengakibatkan kerugian finansial yang tidak
sedikit.
Belum terhitung bila terjadi kerusakan pada pekerjaan yang sudah ditangani,
kerusakan peralatan dan bahan, keharusan mencari tenaga pengganti yang setaraf, serta
jam-jam kerja yag hilang sementara biaya operasi bagi Kontraktor berjalan terus, ini semua
harus dapat ditanggulangi dengan baik.
Arti dan tujuan keselamatan kerja dapat diterangkan dalam perumusan sebagai berikut :
Menjamin keadaan, keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah manusia
serta hasil karya dan budaya nya, tertuju kepada kesejahteraan masyarakat pada umumnya
dan manusia pada khususnya
Keselamatan kerja diartikan sebagai suatu upaya agar pekerja selamat ditempat
kerjanya sehingga terhindar dari kecelakaan termasuk juga untuk menyelamatkan peralatan
serta produksinya.
Syarat Keselamatan Kerja :
1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan
2. Mencegah, mengurangi, dan memadamkan kebakaran
3. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan
4. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran
5. Memberi pertolongan pada kecelakaan
6. Membeli alat-alat pelindung diri pada para pekerja.
Selalu ada resiko kegagalan (risk of failures) pada setiap proses/aktivitas pekerjaan.
Saat kecelakaan kerja (work accident) terjadi, seberapa pun kecilnya, akan mengakibatkan
efek kerugian (loss). Karena itu sedapat mungkin dan sedini mungkin, kecelakaan/potensi
kecelakaan kerja harus dicegah/dihilangkan, atau setidak-tidaknya dikurangi dampaknya.
Penanganan masalah keselamatan kerja di dalam sebuah perusahaan harus dilakukan
secara serius oleh seluruh komponen pelaku usaha, tidak bisa secara parsial dan
diperlakukan sebagai bahasan-bahasan marginal dalam perusahaan.
Adapun tujuan penanganan K3 adalah agar pekerja dapat nyaman, sehat dan
selamat selama bekerja, sebagaimana digambarkan dalam bagan berikut :

Gambar 1 Hubungan antar variabel pada sistem keselamatan kerja


Secara umum, tujuan Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3), adalah :
1. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatan dalam melakukan pekerjaan untuk
kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktivitas nasional.
2. Menjamin keselamatan dan kesehatan orang lain yang berada ditempat dan sekitar
pekerjaan itu,
3. Menjamin terpeliharanya sumber produksi dan pendayagunaannya secara aman,efisien dan
efektif,
4. Khusus dari segi kesehatan, mencegah dan membasmi penyakit akibat kerja.
Kesehatan kerja diartikan sebagai suatu upaya untuk menjaga kesehatan pekerja dan
mencegah pencemaran disekitar tempat kerjanya (masyarakat dan lingkungan).
Kesehatan Kerja dapat diartikan sebagai bagian sosialisasi dalam ilmu kesehatan
yang bertujuan agar masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan yang tinggi baik
fisik mental maupun sosial melalui usaha-usaha preventif dan kuratif terhadap penyakit-
penyakit gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor pekerjaan dan lingkungan.
Fungsi Kesehatan Kerja menurut ILO (International Labor Organization) :
1. Melindungi pekerja terhadap kesehatan yang mungkin timbul dari pekerjaan dan
lingkungan kerja.
2. Membantu pekerja menyesuaikan diri dengan pekerjaan baik fisik maupun mental serta
menyadari kewajiban terhadap pekerjaannya.
3. Memperbaiki memelihara keadaan fisik mental maupun sosial pekerja sebaik mungkin.
Tujuan Utama Kesehatan Kerja
1. Pencegahan dan pemberantasan penyakit-penyakit dan kecelakaan akibat kerja.
2. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan dan gizi tenaga kerja.
3. Perawatan dan efisiensi dan produktifitas tenaga kerja.
4. Pemberantasan kelelahan tenaga kerja dan meningkatkan kegairahan serta kenikmatan
kerja.
5. Perlindungan masyarakat luas dari bahaya-bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh produk-
produk kesehatan.
Dua hal yang sangat penting untuk mendapatkan tanggungan dan perlindungan
dalam hubungannya dengan keselamatan dan kesehatan kerja, yaitu:
Resiko keselamatan kerja: aspek-aspek dari lingkungan kerja yang dapat
menyebabkan kerusakan fisik tempat kerja , alat dan manusia yang dapat dirasakan dalam
jangka pendek.
Resiko Keseha tan kerja: aspek-aspek dari lingkungan kerja yang dapat
menyebabkan kondisi tidak sehat pada pekerja yang dapat menimbulkan kerusakan atau
kerugian baik fisik maupun psikis dalam jangka pendek dan waktu panjang.
Adanya faktor keselamatan dan kesehatan kerja, khususnya pada dunia kerja dan
dunia usaha dunia industri, pengaruhnya sangat besar, dan dapat merubah pola hidup, dan
budaya kerja yang sangat signifikan, tetapi kadarnya akan tergantung juga pada moral
komitmen dan tanggung jawab setiap personal yang ada pada komunitas tersebut.
Pengaruh K3 diantaranya adalah terhadap : motivasi, produktifitas, kenyamanan, gairah,
menekan terjadinya kecelakaan, ergonomi fisik , kesehatan fisik dan mental, memelihara
sarana/ fasilitas/peralatan, mencegah kebakaran, mempertahankan kelestarian ekosistem,
lingkungan yang sehat, dan lain-lain.
Secara umum penyebab kecelakaan di tempat kerja adalah sebagai berikut :

KELELAHAN

KECEPATAN KONDISI TEMPAT


KERJA KERJA

KECELAKAAN

KURANG
KARAKTERISTIK
MENGUASAI
PEKERJAAN
PEKERJAAN

Gambar 2 Penyebab kecelakaan di tempat kerja


B. Simbol-Simbol Keselamatan Kerja
Pemberian simbol keselamatan kerja pada dasarnya dikelompokan menjadi empat
bentuk dasar simbol yaitu simbol larangan, simbol kewajiban/persyaratan, simbol waspada,
simbol pertolongan. Seperti gambar di bawah ini :
Gambar 3 Bentuk dasar simbol keselamatan kerja
1. Simbol Tanda Wajib/Prasyarat
Simbol ini digunakan untuk memberi informasi kepada pekerja bahwa diarea kerja itu,
seorang pekerja harus wajib menggunakan atau mematuhi simbol tersebut guna prasyarat
melakukan pekerjaan di tempat itu. Contoh aplikasi simbol tanda wajib :

Gambar 4 Simbol Tanda Wajib/ Prasyarat


a. Kenakan/gunakan sarung tangan
Kenakan sarung tangan agar tangan terlindung dari zat kimia berbahaya, atau berdampak
pada kulit manusia.digunakan pada praktik las.

Gambar 5 Simbol Kenakan sarung tangan

b. Gunakan Safety Shoe


Kenakan Safety Shoe agar kaki terlindung dari material yang jatuh seketika dan berdampak
pada kulit manusia. Wajib digunakan pada setiap praktik di bengkel

Gambar 6 Simbol Kenakan Safety Shoe


c. Gunakan Helmet
Helmet atau helm harus digunakan pada saat dibengkel guna melindungi kepala dari
keterjatuhan benda yang tidak disegaja.
Gambar 7 Simbol Kenakan Helmet
d. Gunakan kaca mata
Kacamata harus dikenakan pada saat membubut,mengefraish dan pekerjaan lain yang
memerlukan perlindungan mata.

Gambar 8 simbol gunakan Kacamata


e. Kenakan/gunakan penutup telinga
Penutup telinga harus dikenakan pada saat mengerjakan sesuatu yang berdampak pada
suara bising, seperti menggerinda, menempa, dan sejenisnya.

Gambar 9 simbol gunakan penutup telinga

f. Gunakan Masker
Masker harus dikenakan pada saat mengerjakan sesuatu yang berdampak pada debu hasil
pengerjaan yang bisa masuk kedalam tubuh, seperti menggerinda, mengasah pahat, dan
sejenisnya

Gambar 10 Simbol Gunakan penutup mulut


g. Gunakan Wearpack atau baju kerja
Kenakan Wearpack agar tubuh terlindung dari bahan kimia, dan bahaya-bahaya lain pada
setiap kecelakaan kerja. Wajib digunakan pada semua kegiatan praktek
Gambar 11 simbol gunakan wearpack
2. Simbol tanda larangan
Simbol ini digunakan untuk memberi informasi kepada pekerja bahwa diarea kerja itu,
seorang pekerja dilarang untuk melakukan kegiatan sesuai dengan simbol yang terdapat
pada tempat tersebut. Contoh aplikasi simbol tanda larangan :

Gambar 12 Simbol Tanda Larangan

3. Simbol Tanda Waspada


Simbol ini digunakan untuk memberi informasi kepada pekerja bahwa diarea kerja itu,
seorang pekerja harus waspada pada lingkungan kerjanya. Dikarenakan lingkungan kerja
tersebut banyak bahan yang bisa menimbulkan bahaya atau kecelakaan kerja. Contoh
aplikasi simbol tanda waspada :
Gambar 13 Simbol Tanda Waspada
4. Simbol Tanda Pertolongan
Simbol ini digunakan untuk memberi informasi kepada pekerja tentang arah atau tuntunan
ke tempat yang lebih aman. Contoh aplikasi simbol tanda waspada :

Gambar 14 Simbol Tanda Pertolongan


C. Alat Pelindung Diri
Alat Pelindung Diri merupakan suatu alat yang wajib digunakan seorang pekerja
yang akan melakukan praktik di bengkel guna melindungi diri dari kecelakaan kerja.
Secara teknis bagian tubuh manusia yang harus dilindungi sewaktu bekerja adalah : kepala
dan wajah, mata, telinga, tangan, badan dan kaki
Untuk itu penggunaan alat perlindungan diri pekerja sangat penting, umumnya berupa :
1. Pelindung kepala dan wajah (Head & Face protection)
Pelindung kepala selalu gunakan Helm Pengaman, untuk menghindari risiko kejatuhan
benda-benda tajam dan berbahaya. Peralatan atau bahan kecil tetapi berat bila jatuh dari
ketinggian dan menimpa kepala Kecelakaan yang menimpa kepala sering terjadi sewaktu
bergerak dan berdiri dalam posisi berdiri atau ketika naik ketempat yang lebih tinggi.
Terutama bila ditempat yang lebih tinggi pekerjaan sedang berlangsung. Aturan yang lebih
keras pada daerah seperti ini harus diberlakukan tanpa kecuali terhadap siapapun yang
memasuki area tersebut.
Jenis Helm yang digunakan juga harus standar. Ada standar nasional dan ada juga
standar internasional. Juga cara pemakaiannya harus betul, tali pengikat ke dagu harus
terpasang sebagaimana mestinya sehingga tidak mudah terlepas
Contoh : Helmet, Topeng Las
Gambar 15 Helm/ helmet Gambar 16 Topeng las
2. Pelindung mata (Eyes protection)
Mata dapat luka karena radiasi atau debu yang berterbangan. Kecalakaan yang mengenai
mata seringkali terjadi dalam:
a. Memecah batu, pemotongan, pelapisan atau pemasangan batu, pembetonan dan memasang
bata dengan tangan atau alat kerja tangan menggunakan tenaga listrik
b. Pengupasan dan pelapisan cat atau permukaan berkarat.
c. Penutupan atau penyumbatan baut.
d. Menggerinda dengan tenaga listrik.
e. Pengelasan dan pemotongan logam.
Contoh : Kacamata

Gambar 17 Kacamata dan kacamata Las

3. Pelindung telinga (Hearing protection)


Contoh : Ear Plug

Gambar 18 Ear Plug


4. Pelindung alat pernafasan (Respiratory protection)
Dalam pekerjaan di proyek terdapat pekerjaan yang berhubungan dengan bahaya debu,
minyak atau gas yang berasal dari :
a.Peralatan pemecah dan batu.
b. Kecipratan pasir.
c.Bangunan terbuka yang mengandung debu asbes.
d. Pekerjaan las, memotong bahan yang dibungkus atau dilapisi zinkum, nikel atau
cadmium.
e.Cat semprot.
f. Semburan mendadak.
Contoh : Masker, respirator

Gambar 19 Respirator dan Masker


5. Pelindung tangan (Hand protection)
Banyak luka kecelakaan terjadi di tangan dan pergelangan dibanding bagian tubuh lainnya.
Kecelakaan ditangan seperti bengkak, terkelupas, terpotong, memar atau terbakar bisa
berakibat vatal dan tidak dapat lagi bekerja. Diperlukan pedoman penguasaan peralatan
teknis dan pelindung tangan yang cocok seperti sarung tangan
Pekerjaan-pekerjaan yang memerlukan pelidung tangan misalnya adalah :
a. Pekerjaan yang berhubungan dengan permukaan yang kasar, tajam atau permukaan
menonjol.
b. Pekerjaan yang berhubungan dengan benda panas, karatan atau zat- zat seperti aspal dan
resin beracun.
c. Pekerjaan yang berhubugan dengan listrik dan cuaca.
Contoh : Sarung tangan

Gambar 20 Sarung Tangan


6. Pelindung kaki (Foot protection)
Banyak kecelakaan kerja terjadi karena tertusuk paku yang tidak dibengkokkan,
terpasang vertical di papan sebagai bahan bangunan yang berserakan ditempat kerja. Ada
beberapa jenis sepatu kerja untuk dipakai pelindung kaki agar aman dari kejatuhan benda :
a.Sepatu bot yang dipakai di tanah basah atau memasuki air.
b. Sepatu untuk memanjat.
c.Sepatu untuk pekerjaan berat.
d. Sepatu korosi, untuk bekerja menggunakan bahan kimia dan bahan sejenis.
Contoh : Sepatu Safety, Sepatu boot

Gambar 21 Sepatu Safety


7. Pelindung Badan (Body Protection)
Contoh : Wearpack, Apron (Baju las)

Gambar Wearpack dan Apron (Baju las)


Lampiran 3
GLOSARIUM
 ILO: Internasional Labor Organization
 K3: Upaya untuk menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan aman
 Kecelakaan Kerja: kejadian terpisah selama bekerja yang menyebabkan cedera fisika tau
mental

Lampiran 4
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Utama
 Suprapto. 2016. Pengetahuan Dasar K3. Bandung : Pusat pendidikan dan pelatihan sumber daya
air dan konstruksi
 https://katigaku.top/2020/05/25/contoh-rambu-k3/

Subang, Juli 2023


Mengetahui, Guru Mata Pelajaran
Kepala Sekolah,

DEDEN SURYANTO, M.Pd. FAJAR DWI RAMADHANI, S.Pd.


NIP. 19740315 199903 1 006 NIP. 19960203 202221 1 006

Anda mungkin juga menyukai