Anda di halaman 1dari 50

MODUL UNIT KOMPETENSI

MENGIDENTIFIKASI DAN MENGGUNAKAN KOMPONEN DASAR ELEKTRIK


DAN ELEKTRONIKA

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah


Literasi ICT Dan Madia Pembelajaran

Disusun oleh :

Hadfina Azra Syahidah 2203732

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMASI INDUSTRI DAN ROBOTIKA


FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2023
KOMPETENSI KUNCI
Kode Unit : IJE.PM01.008.01

Judul Unit : Mengidentifikasi Dan Menggunakan Komponen Dasar Elektrik Dan


Elektronika

Deskripsi Unit :
Unit ini mencakup uraian tentang pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang diperlukan
untuk menggunakan komponen komponen dasar elektrik dan elektronika.

Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja

1. Mengidentifikasi dan 1.1 Resistor dengan beragam nilai berdasarkan kode


warna atau kode lain serta kegunaan masing
menggunakan komponen
masing komponen diidentifikasi
elektrik dan elektronika 1.2 Jenis-jenis kapasitor, fungsi, nilai kapasitansi dan
muatan muatan dan diidentifikasi.
1.3 Jenis-jenis induktor, macam-macam bahan inti,
ukuran diameter kumparan dan kawatnya
diidentifikasi
1.4 Jenis-jenis transformator yang umum
diidentifikasi dan disebutkan kegunaannya
masingmasing. Metode step up/down dan
perlunya laminasi dijelaskan.
1.5 Jenis-jenis transistor berdasarkan jenis dan
kegunaannya, seperti unijunction, FET, dan
MOSFET, diidentifikasi.
1.6 Semi konduktor , thyristor, gun-diode, darlington,
dan transistor unijunction dan yang lain
diidentifikasi
1.7 Berbagai piranti optik yang umum misalnya
LED, simbol-simbol dari photo-resistor, photo-
diode, photo-transistor diidentifikasi dan
digambarkan
1.8 Komponen-komponen elektrik dan elektronik yang
telah diidentifikasi sesuai dengan kegunaan dan
kebutuhan dipilih dan digunakan dengan baik dan
benar.
2. Memasang komponen 2.1 Teori dasar tentang struktur atom,
elektronika komponenkomponen dari atom, dan muatannya,
serta pentingnya atom bagi teknologi elektronika
diterapkan.
2.2 Kegunaan magnetisme dalam teknologi listrik dan
elektronika diterapkan
2.3 Metode-metode dasar kelistrikan dan elektronika
untuk menggerakkan motor diterapkan
2.4 Bahan-bahan dan komponen-komponen elektrik dan
elektronika digunakan dengan tepat dan benar
2.5 Induktansi yang berhubungan dengan magnetisme
digambarkan, demikian pula konstruksi kumparan
dan inti kumparan
2.6 Perbandingan antara reaktansi dan resistansi dalam
hubungannya dengan arus/ tegangan digambarkan
2.7 Perbandingan antara impedansi dengan reaktansi dan
resistansi, digambarkan
2.8 Rumus-rumus hukum Ohm digunakan untuk
perhitungan arus, tegangan, resistansi dan daya
2.9 Perhitungan konsumsi daya dan persyaratannya
digunakan

3. Menggunakan 3.1 Prinsip-prinsip dasar rangkaian DC dan AC


rangkaian elektronika digunakan
dasar 3.2 Rangkaian R, L, C seri dalam rangkaian
elektronika digunakan
3.3 Beragam rangkaian filter digambarkan dan
digunakan.

4. Menggunakan 4.1 Beberapa piranti display yang umum diidentifikasi dan


elektronika optik digunakan
4.2 Fungsi LED dan remote-control diidentifikasi
4.3 Keterkaitan antara sinyal radio RF dan sinyal optic
dalam aplikasinya diidentifikasi
4.4 Komponen-komponen elektronika optic dipergunakan
sesuai dengan fungsi dan kebutuhan.
BATASAN VARIABEL

1. Konteks Variabel
Unit kompetensi ini memberikan dasar untuk pelaksanaan tugas memeriksa, menera dan

memperbaiki produk elektronik seperti radio, tape, recorder , amplifier, VCD, DVD, televisi,
monitor komputer, mesin pengkondisi udara/AC, lemari pendingin , mesin cuci, pompa air dan

kipas angin atau kombinasi dari perangkat tersebut.


2. Peralatan dan bahan yang harus tersedia
2.1 Vakum solder/Penyedot
2.2 beng rata dan kembang
2.3 Kunci pas
2.4 Tang potong/tang kupas
2.5 Pisau
2.6 Test jig
2.7 Komponen Elektrik dan Elektronik
2.8 Gambar gambar teknik
2.9 Peralatan uji dan ukur
2.10 Jenis sekring, berbagai jenis kabel, klem kabel , sepatu kabel
2.11 Konektor
2.12 Lampu tes
2.13 Sikat pembersih
2.14 Manifold

3 Tugas yang harus dilakukan untuk mencapai kompetensi


3.1 Menerapkan teori dasar elektrik dan elektronika
3.2 Mengidentifikasi dan menggunakan komponen elektrik dan elektronika
3.3 Menggunakan matematika dasar dan rumus
3.4 Menggunakan rangkaian elektronika dasar
3.5 Menggunakan elektronika optic
1. Mengidentifikasi dan menggunakan komponen elektrik dan elektronika
1.1. Resistor dengan beragam nilai berdasarkan kode warna atau kode lain serta
kegunaan masing masing komponen diidentifikasi
Resistor atau hambatan adalah salah satu komponen elektronika yang memiliki
nilai hambatan tertentu, dimana hambatan ini akan menghambat arus listrik yang
mengalir melaluinya. Sebuah resistor biasanya terbuat dari bahan campuran Carbon.
Namun tidak sedikit juga resistor yang terbuat dari kawat nikrom, sebuah kawat yang
memiliki resistansi yang cukup tinggi dan tahan pada arus kuat. Satuan
Resistor adalah Ohm (simbol: Ω) yang merupakan satuan SI

A. Cara Membaca Kode Warna Resistor

 Gelang pertama adalah yang paling dekat dengan lead.


 Gelang emas atau perak selalu yang paling terakhir.
 Jika tidak hafal, disarankan untuk selalu melihat tabel nilai kode warna
untuk membaca nilai resistansi resistor.
 Jika kurang yakin dengan hitungan yang telah dilakukan, bisa
menggunakan Ohm Meter.
 Ohm Meter juga bisa digunakan untuk mengukur hambatan, misalnya saja
ketika tidak bisa menentukan kode warna di resistor akibat terbakar dan
semacamnya.

B. Cara Menghitung Nilai Resistor dengan Kode Warna


a) Resistor 4 Gelang
Termasuk resistor yang paling banyak ditemukan di pasaran, yang
memiliki dua gelang untuk resistensi, satu pengali dan satu toleransi.

Gambar resistor dengan 4 gelang


Untuk menghitung nilai resistansi dari resistor 4 gelang
harus berdasarkan tabel kode warna khusus berikut ini.
Gambar tabel kode warna 4 gelang
Contoh 1 :
Misalnya ada resistor 4 gelang dengan gelang pertama berwarna
coklat, gelang kedua berwarna hitam, gelang ketiga berwarna merah
dan gelang keempat berwarna emas. Lalu, berapakah nilai
resistansinya?

Jawabannya :
 Gelang pertama berwarna coklat menunjukkan angka 1.
 Gelang kedua berwarna hitam menunjukkan angka 0.
 Gelang ketiga berwarna merah menunjukkan angka 102 (nilai
pengali).
 Gelas kelima berwarna emas berarti resistor memiliki toleransi
5%.
Jadi, nilai resistansi dari resistor tersebut adalah 10 x 100 =
1000. Jadi, nilai resistansinya adalah terletak di 950 dan 1050.
b) Resistor 5 Gelang

Di resistor 5 gelang, gelang pertama menunjukkan angka penting,


gelang keempat adalah faktor pengali sedangkan gelang kelima adalah
menunjukkan toleransi.

Kode Warna Resistor 5 gelang

Gambar Resistor 5 Gelang

Dari gambar di atas, dapat diketahui bahwa warna gelang pertama


hingga terakhir secara berurutan adalah oranye, oranye, putih, hitam
dan coklat. Jika oranye 3 dan putih 9 sedangkan pengalinya 100 dan
toleransinya 1%, maka nilai resistansinya adalah 3390 Ohm, di mana
nilai resistan asli terletak di 3423,9-3356,1 Ohm.

c) Resistor 6 Gelang
Semakin banyak gelang di resistor, semakin tinggi presisinya,
begitu pula dengan resistor 6 gelang. Tambahan satu gelang di
dalamnya berfungsi untuk menentukan koefisien suhu, biasanya
berwarna coklat dengan koefisien 100 ppm/°C. Artinya, jika
perubahan suhu 10 C, maka nilai resistansinya bisa berubah 1000 ppm
= 0,1%.

Gambar tabel warna resistor 6 gelang

Gambar resistor 6 gelang

Resistor 6 gelang ini memiliki warna oranye, putih, hitam, merah,


coklat dan merah. Jadi, sesuai dengan tabel, maka oranye 3, putih 9,
hitam 0, pengali 102 dan nilai toleransi 1%. Maka nilainya adalah 39k
Ohm dengan toleransi 1% dan koefisien suhu 50 ppm/°C.

C. Macam Macam Resistor

 Resistor tetap (fixed resistor)


Gambar Simbol Resistor Tetap

Resistor jenis ini memiliki nilai resistansi yang tetap dan permanen
selama resistor tersebut dalam kondisi yang baik. Resistor tetap
memiliki ciri ciri yang tidak bisa berubah ubah jika resistor tersebut
tidak rusak. Berikut ini adalah pembahasan jenis resistor tetap secara
mendetail :

a) Resistor Kawat

Gambar Resistor Kawat

Resistor kawat merupakan resistor pertama kali dibuat. Dahulu


resistor ini digunakan dalam rangkaian yang masih menggunakan
tabung hampa sebagai transistornya. Dengan ukuran fisik yang cukup
besar dan juga bentuknya yang bervariasi pada masanya, resistor ini
juga memilki nilai hambatan yang cukup besar pula

b) Resistor Batang Karbon

Gambar Resistor Batang Karbon


Resistor jenis batang karbon terhitung jenis resistor jadul sama
seperti resistor kawat. Resistor ini tersusun dari bahan karbon
didalamnya dan terdapat kode-kode warna untuk menandai besarnya
hambatan dari resistor tersebut. Resistor yang merupakan generasi
awal ini untuk penggunaanya saat ini sudah sangat jarang. Sehingga
kurang familiar bagi para praktisi elektronika saat ini.

c) Resistor Keramik

Gambar Resistor Keramik

Sesuai dengan namanya tentu saja terbuat dari bahan keramik atau
porselen, dengan lapisan kaca dibagian terluar. Meskipun ukuranya cukup
mungil, namun resistansinya bervariasi, mulai dari kisaran puluhan ohm
hingga kilo ohm.

d) Resistor Film Karbon

Gambar Resistor Film Karbon

Resistor Film karbon merupakan sebuah perkembangan dari


resistor batang karbon. Resistor ini terbuat dari bahan karbon
didalamnya dan diluarnya dilapisi dengan bahan pelindung berupa
film. Pelindung ini berguna untuk mnecegah adanya pengaruh
eksternal terhadap karakteristik dari resistor jenis ini..

e) Resistor Film Metal

Gambar Resistor Film Metal

Penampakan bentuk fisiknya sekilas terlihat bahwa resistor jenis


film metal mirip dengan resistor jenis film karbon. Perbedaan hanya
pada warna dasar yang berbeda. Namun sebenarnya kedua jenis
resistor ini memilki karakteristik yang berbeda. Untuk resistor film
metal memiliki katelitian tertinggi dibandingkan dengan resistor tetap
jenis lain. Toleransinya hanya berkisar antara 1-5%.

 Resistor Tidak Tetap (variable resistor)

a) Potensiometer

Gambar Resistor Potensiometer Putar dan Geser

Potensiometer merupakan resistor yang dapat kita atur besar


resistansinya. Cara mengaturnya cukup dengan memutar bagian tuas
tengah potensiometer. Resistor jenis ini cukup sering digunakan dalam
rangkaianelektronika semacam fm/am tuner, rangkaian sensor cahaya, dan
lain sebagainya. Bagian dalam potensiometer terbuat dari kawat
berhambatan yang melingkar.

b) Trimpot

Gambar Resistor Trimpot

Bentuk dan cara kerja trimpot sebenarnya tidak jauh berbeda


dengan potensiometer. Namun agar kita bisa merubah nilai hambatanya
tidak cukup hanya memutar menggunakan tangan kosong ataupun
menggesernya saja. Diperlukan alat semacam obeng -/+ untuk
memutarnya sehingga nilai resistansinya berubah sesuai dengan yang kita
inginkan. Trimpot sama seperti potensiometer juga terdiri atas dua jenis,
yaitu trimpot logaritmik dan linear. Memiliki ciri khusus yang bentuk
ukurannya lebih kecil dari potensiometer.

c) LDR (Light Dependent Resistor

Gambar Resistor LDR

Seperti yang sudah disinggung diatas, LDR merupakan jenis


resistor variabel yang resistansinya dapat berubah seiring dengan
intensitas cahaya yang mengenai permukaanya. Dengan sifatnya ini, maka
wajar jika LDR biasa digunakan pada lampu-lampu yang bisa mati dan
hidup secara otomatis.

d) NTC dan PTC

Gambar Resistor NTC Dan PTC

Untuk ke dua jenis resistor ini, dapat mengatur besar resistansinya


dengan merubah temperature lingkungan sekitar. Pada resistor NTC
(negative temperature coefficient) resisntansi semakin kecil ketika suhu
lingkungan naik. Untuk PTC (positive temperature coefficient) berlaku
sebaliknya, yaitu semakin tinggi suhu lingkungan semakin besar pula nilai
resistansinya.

e) Rheostat

Gambar Rheostat

Rheostat terbuat dari uliran kawat yang rapat dan berdiameter cukup
besar, sehingga ukuranya pun besar. Rheostat paling sering digunakan
dalam laboratorium. Cara mengubah resistansinya cukup mudah, yaitu
dengan menggeser kepala bagian atas dari rheostat.

1.2. Jenis-jenis kapasitor, fungsi, nilai kapasitansi dan muatan muatan dan
diidentifikasi
Kapasitor adalah komponen elektronika yang berfungsi menyimpan muatan listrik
dalam jangka waktu tertentu. Satuan dari kapasitor adalah Farad. Kapasitor terbuat dari
material logam yang berbentuk dua buah lempengan yang disusun secara paralel dan
berdekatan satu dengan yang lain sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan dan fungsinya.

A. Prinsip kerja kapasitor

Struktur sebuah kapasitor terbuat dari 2 buah pelat metal yang dipisahkan
oleh suatu bahan dielektrik. Jika kedua ujung pelat metal diberi tegangan
listrik, maka muatan-muatan positif akan mengumpul pada salah satu kaki
(elektroda) metalnya dan pada saat yang sama muatan-muatan negatif
terkumpul pada ujung metal yang satu lagiJenis Kapasitor

a) Kapasitor nilai tetap

Kapasitor nilai tetap atau Fixed Capacitor adalah kapasitor yang


nilainya konstan atau tidak berubah-ubah. Adapun jenis kapasitor yang
termasuk dalam kapasitor nilai tetap antara lain:

 Kapasitor keramik
 Kapasitor polyester
 Kapasitor kertas
 Kapasitor mika
 Kapasitor elektrolit
 Kapasitor tantalum

b) Kapasitor Variabel

Kapasitor variabel adalah kapasitor yang nilai kapasitansinya dapat


diatur atau berubah-ubah. Jenis kapasitor yang termasuk dalam
kapasitor variabel, yakni:

B. Fungsi Kapasitor

 Menyimpan muatan elektron atau listrik (kapasitansi)


 Sebagai filter atau penyaring dalam rangkaian power supply
 Sebagai frekuensi pada rangkaian antena
 Sebagai kopling antara rangkaian yang satu dengan rangkaian lain
 Untuk menghemat daya listrik pada lampu neon
 Sebagai isolator pada rangkaian arus searah (DC)
 Sebagai konduktor pada rangkaian arus bolak-balik (AC)
 Sebagai perata tegangan DC untuk mengubah arus AC ke DC Sebagai
pembangkit gelombang AC atau osilator

C. Kapasitansi Kapasitor

Gambar Kapasitas Kapasitor

Kapasitas Kapasitor merupakan kemampuan kapasitor buat menyimpan


muatan listrik. Kapasitas suatu kapasitor, didefinisikan sebagai perbandingan
tetap antara muatan Q yang bisa disimpan dalam kapasitor dengan beda
potensial antara kedua konduktornya.

Gambar Satuan Kapasitansi Kapasitor

1.3. Jenis-jenis induktor, macam-macam bahan inti, ukuran diameter kumparan dan
kawatnya diidentifikasi

Induktor atau dikenal juga dengan Coil adalah Komponen Elektronika Pasif yang
terdiri dari susunan lilitan Kawat yang membentuk sebuah Kumparan. Pada dasarnya,
Induktor dapat menimbulkan Medan Magnet jika dialiri oleh Arus Listrik. Medan
Magnet yang ditimbulkan tersebut dapat menyimpan energi dalam waktu yang relatif
singkat. Dasar dari sebuah Induktor adalah berdasarkan Hukum Induksi Faraday.

Gambar Induktor

Simbol-simbol inductor

Nilai Induktansi sebuah Induktor (Coil) tergantung pada 4 faktor, diantaranya adalah :

 Jumlah Lilitan, semakin banyak lilitannya semakin tinggi Induktasinya


 Diameter Induktor, Semakin besar diameternya semakin tinggi pula
induktansinya
 Permeabilitas Inti, yaitu bahan Inti yang digunakan seperti Udara, Besi ataupun
Ferit.
 Ukuran Panjang Induktor, semakin pendek inductor (Koil) tersebut semakin
tinggi induktansinya.

A. Jenis-jenis Induktor (Coil)


Berdasarkan bentuk dan bahan inti-nya, Induktor dapat dibagi menjadi
beberapa jenis, diantaranya adalah :

Gambar Jenis-jenis Induktor

 Air Core Inductor – Menggunakan Udara sebagai Intinya


 Iron Core Inductor – Menggunakan bahan Besi sebagai Intinya
 Ferrite Core Inductor – Menggunakan bahan Ferit sebagai Intinya
 Torroidal Core Inductor – Menggunakan Inti yang berbentuk O Ring
(bentuk Donat)
 Laminated Core Induction – Menggunakan Inti yang terdiri dari
beberapa lapis lempengan logam yang ditempelkan secara paralel.
Masing-masing lempengan logam diberikan Isolator.
 Variable Inductor – Induktor yang nilai induktansinya dapat diatur
sesuai dengan keinginan. Inti dari Variable Inductor pada umumnya
terbuat dari bahan Ferit yang dapat diputar-putar.

B. Fungsi Induktor (Coil) dan Aplikasinya

Fungsi-fungsi Induktor atau Coil diantaranya adalah dapat menyimpan


arus listrik dalam medan magnet, menapis (Filter) Frekuensi tertentu,
menahan arus bolak-balik (AC), meneruskan arus searah (DC) dan
pembangkit getaran serta melipatgandakan tegangan.

Berdasarkan Fungsi diatas, Induktor atau Coil ini pada umumnya


diaplikasikan :

 Sebagai Filter dalam Rangkaian yang berkaitan dengan Frekuensi


 Transformator (Transformer)
 Motor Listrik
 Solenoid
 Relay
 Speaker
 Microphone

1.4. Jenis-jenis transformator yang umum diidentifikasi dan disebutkan kegunaannya


masingmasing. Metode step up/down dan perlunya laminasi dijelaskan

Transformator atau yang kita kenal dengan sebutan Trafo adalah alat listrik yang
mampu mengubah dari taraf tegangan AC ke taraf yang lain. Maksud dari pengubahan
taraf ini adalah seperti contoh ketika kita ingin menurunkan Tegangan AC dari 220VAC
ke 12 VAC atau juga ingin menaikkan Tegangan dari 110VAC ke 220 VAC

Gambar Transformator

Transformator atau Trafo ini bekerja berdasarkan prinsip Induksi Elektromagnet


dan hanya dapat bekerja pada tegangan yang berarus bolak balik (AC). Transformator
(Trafo) memegang peranan yang sangat penting dalam pendistribusian tenaga listrik.
Transformator menaikan listrik yang berasal dari pembangkit listrik PLN hingga ratusan
kilo Volt untuk di distribusikan. Jenis Transformator

a) Jenis – Jenis Transformator

a) Transformator Step Up

Trafo ini mempunyai lilitan sekunder yang banyak jika di


bandingkan dengan lilitan pada primer, trafo ini dapat menaikkan
tegangan, biasanya trafo ini dapat untuk pembangkit listrik untuk
menaikan tegangan.

b) Transformator Step Down


Trafo ini hanya mempunyai julah lilitan sekunder yang sedikit dari
jumlah lilitan primernya, dan mempunyai fungsi untuk penurun pada
tegangan,

c) Transformator AutoTransformator

Jenis trafo ini hanya memiliki satu jumlah lilitan, dalam trafo ini
sebagian lilitan primer di sebut juga sebagai lilitan sekunder. Dalam
lilitan arus sekunder selalu menghadap ke arus primer.

d) Transformator Autotransformator Variabel

Trafo jenis ini pada bagian tengahnya dapat diubah yang


memungkinkan perubahan pada bagian lilitan primer dan sekundernya.

e) Transformator Isolasi

Pada Trafo ini jumlah lilitan primer dan sekunder mempunyai


jumlah yang sama, dan mempunyai tegangan primer dan sekunder
yang sama pula,

f) Trasnformator Pulsa

Trafo ini sebenanya dirancang untuk menghasilkan gelombang


atau getaran pulsa, trafo ini biasa menggunakan bahan yang cepat naik
sehingga ketika pada titik tertentu arus primer yang di trafo ini akan
menghasilkan fluks magnet.

g) Transformator Tiga Fase

Trafo jenis biasa pada elektonika dihubungkan secara bersamaan


untuk bekerja dengan arus primer dan sekundernya, biasanya lambang
pada arus primer adalah (Y) dan arus pada sekundernya ( Δ ).

b) Bagian-bagian Transformator

a) Inti Besi.
b) Kumparan Trafo.
c) Minyak Trafo
d) Bushing
e) Tangki Konservator
Gambar Bagian Bagian Transformator

C. Kumparan Transformator

Kumparan transformator marupakan beberapa lilitan dari kawat yang


berisolasi serta mempunyai bentuk seperti kumparan. Pada kumparan sendiri
terdiri atas kumparan primer dan sekunder yang berisolasi baik dari inti besi
atau antar kumparan dengan isolasi yang padat dan mirip seperti karton.
Kumparan tersebut berfungsi sebagai alat transformasi tegangan pada arus
listrik.

D. Fungsi Transformator

Selain memiliki bentuk dan jenis yang berbeda, maka selanjutnya


transformator juga memiliki fungsi yang sama berbeda. Adapun fungsi dari
transformator terbagi menjadi beberapa jenis diantaranya adalah sebagai
berikut ini.

a) Distribusi dan Transmisi Listrik

b) Rangkaian Kontrol
c) Rangkaian Pengatur Frekuensi

E. Transformator Step-Up dan Step-Down

Transformator Step-Up memiliki fungsi untuk menaikkan tegangan pada


listrik bolak-balik / PLN.
Gambar Transformator Step-Up

Ciri-ciri transformator step up :

 Ns > Np (jumlah lilitan sekunder lebih banyak dibandingkan jumlah lilitan


primer
 Vs > Vp (tegangan sekunder lebih tinggi daripada tegangan primer)
 Is < Ip (Kuat arus listrik sekunder lebih kecil daripada kuat arus primer)

Transformator Step Down memiliki fungsi tersendiri yakni untuk


menurunkan tegangan listrik bolak-balik / PLN.

Gambar Transformator Step-Down

Ciri-ciri transformator step down :

 Ns < Np (jumlah lilitan sekunder lebih sedikit dibandingkan jumlah lilitan


primer
 Vs < Vp (tegangan sekunder lebih rendah daripada tegangan primer)
 Is > Ip (Kuat arus listrik sekunder lebih besar daripada kuat arus primer)
1.5 Jenis-jenis transistor berdasarkan jenis dan kegunaannya, seperti unijunction,
FET, dan MOSFET, diidentifikasi

Transistor merupakan sebuah alat semikonduktor yang dapat dipakai sebagai


penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung arus (switching), stabilisasi tegangan,
dan modulasi sinyal. Umumnya, transistor memiliki 3 terminal (kaki), yaitu Basis,
Emitor, dan Kolektor.

A. Jenis Transistor

a. Transistor Bipolar (BJT)

Transistor Bipolar merupakan Transistor yang memiliki struktur


dan prinsip kerja dengan memerlukan perpindahan muatan pembawanya
yaitu electron di kutup negatif untuk mengisi kekurangan electon atau
hole di kutub positif. Bipolar berasal dari kata “bi” yang artinya adalah
“dua” dan kata “polar” yang artinya adalah “kutub”. Transistor Bipolar
juga disebut dengan Transistor “BJT” yang memiliki kepanjangan
“Bipolar Junction Transistor”.

a) Transistor NPN

adalah transistor bipolar yang menggunakan arus listrik kecil dan


tegangan positif pada terminal Basis untuk mengendalikan aliran arus
dan tegangan yang lebih besar dari Kolektor ke Emitor.

b) Transistor PNP

adalah transistor bipolar yang menggunakan arus listrik kecil dan


tegangan negatif pada terminal Basis untuk mengendalikan aliran arus
dan tegangan yang lebih besar dari Emitor ke Kolektor.

b. Transistor Efek Medan (Field Effect Transistor)

Transistor Efek Medan atau Field Effect Transistor yang kemudian


disingkat menjadi FET ini merupakan jenis Transistor yang menggunakan
listrik untuk mengendalikan konduktifitasnya. Yang dimaksud dengan
Medan listrik disini adalah Tegangan listrik yang diberikan pada terminal
Gate (G) untuk mengendalikan aliran arus dan tegangan pada terminal
Drain (D) ke terminal Source (S).
a) JFET (Junction Field Effect Transistor)

JFET adalah Transistor Efek Medanyang menggunakan


persimpangan (junction) p-n bias terbalik sebagai isolator antara Gerbang
(Gate) dan Kanalnya. JFET terdiri dari dua jenis yaitu JFET Kanal P (p-
channel) dan JFET Kanal N (n-channel). JFET terdiri dari tiga kaki
terminal yang masing-masing terminal tersebut diberi nama Gate (G),
Drain (D) dan Source (S).

b) MOSFET (Metal Oxide Semiconductor Field Effect Transistor)

adalah Transistor Efek Medan yang menggunakan Isolator


(biasanya menggunakan Silicon Dioksida atau SiO2) diantara Gerbang
(Gate) dan Kanalnya. MOSFET ini juga terdiri dua jenis konfigurasi yaitu
MOSFET Depletion dan MOSFET Enhancement yang masing-masing
jenis MOSFET ini juga terbagi menjadi MOSFET Kanal-P (P-channel)
dan MOSFET Kanal-N (N-channel). MOSFET terdiri dari tiga kaki
terminal yaitu Gate (G), Drain (D) dan Source (S).

c) UJT (Uni Junction Transistor)

adalah jenis Transistor yang digolongkan sebagai Field Effect


Transistor (FET) karena pengoperasiannya juga menggunakan medan
listrik atau tegangan sebagai pengendalinya. Berbeda dengan jenis FET
lainnya, UJT mememiliki dua terminal Basis (B1 dan B2) dan 1 terminal
Emitor. UJT digunakan khusus sebagai pengendali (switch) dan tidak
dapat dipergunakan sebagai penguat seperti jenis transistor lainnya.
Gambar Transistor Efek Medan

B. Fungsi Transistor

 Sebagai saklar
 Sebagai penguat arus
 transistor penguat arus
 Sebagai penguat amplifier sinyal

1.6. Semi konduktor , thyristor, gun-diode, darlington, dan transistor unijunction


dan yang lain diidentifikasi

A. Semi konduktor

Semikonduktor adalah sebuah komponen yang memiliki


konduktivitas listrik yang terletak diantara insulator (isolator) dan
konduktor. Isolator memiliki sifat yang kurang baik dalam menghantarkan
arus listrik, sedangkan Konduktor memiliki sifat yang baik dalam
menghantarkan arus listrik. Dengan demikian, semikonduktor artinya
komponen yang berada di pertengahan atau sebagai penghantar listrik.

Gambar Semi Konduktor


B. Thyristor

Thyristor adalah komponen semikonduktor yang digunakan dalam


sirkuit daya untuk mengontrol aliran arus listrik. Thyristor juga dikenal
sebagai rectifier-controlled diode atau SCR (silicon-controlled rectifier).
Thyristor dapat digunakan dalam sirkuit AC dan DC dan memiliki
beberapa aplikasi, termasuk dalam pengaturan kecepatan motor, lampu
pijar, pengendali daya, dan dalam sirkuit penyearah.

Gambar Thyristor

C. Gun diode

Gun diode (atau sering disebut diode GUN) adalah jenis diode
mikro gelombang yang terbuat dari bahan semikonduktor seperti gallium
arsenide (GaAs) atau indium phosphide (InP).

Gambar Gun Diode

D. Darlington

Darlington transistor adalah jenis transistor bipolar yang terdiri


dari dua transistor bipolar NPN yang dihubungkan secara seri dan berbagi
satu kolom. Darlington transistor mempunyai gain arus (current gain) yang
tinggi dan tegangan jebakan (saturation voltage) yang rendah.
Gambar Darlington

E. Transistor Unijunction

Transistor unijunction (atau sering disebut transistor UJT) adalah


jenis transistor semikonduktor yang terdiri dari satu junction P-N-P.
Transistor UJT banyak digunakan dalam aplikasi osilator dan timer.

Gambar Transistor Unijunction

1.7 Berbagai piranti optik yang umum misalnya LED, simbol-simbol dari photo-
resistor, photo-diode, photo-transistor diidentifikasi dan digambarkan

A. LED (Light Emiting Dioda)

LED (Light Emiting Dioda) dikenal juga dengan Dioda cahaya,


karena perangkat elektronik ini mampu menghasilkan cahaya. LED adalah
dioda yang di dalam Junction diadop dengan Fosfor, maka bila dialiri arus
listrik akan menghasilkan cahaya. LED akan menyala jika diberi arus DC
arah forward atau arus AC yang sesuai dengan tegangan kerjanya. LED
memiliki 2 kaki anoda (+) dan katoda (-), LED memiliki tiga warna yaitu
merah, hijau dan kuning serta ada juga yang bewarna putih untuk
memancarkan tiga warna sekaligus. Dioda LED digunakan sebagai lampu
indikator dan sebagai display
Gambar LED

B. Simbol-simbol dari photo-resistor

Sensor LDR pada umumnya terbuat dari bahan-bahan yang


bersifat semikonduktor. Penggunaan bahan-bahan yang bersifat
semikonduktor inilah yang membuat sensor tersebut menjadi lebih peka
terhadap cahaya.

Simbol Sensor LDR

C. Photo-diode / Photodioda

Photodioda adalah komponen elektronik dari keluarga dioda yang


dapat digunakan untuk mendeteksi cahaya. Berbeda dengan dioda biasa,
photodioda ini dapat mengubah cahaya menjadi arus listrik. Photodioda
merupakan komponen elektronik aktif yang terbuat dari bahan
semikonduktor dan termasuk suatu jenis dioda yang resistansinya dapat
berubah-ubah jika terdapat intensitas cahaya yang jatuh mengenai dioda
tersebut. Dalam keadaan gelap (intensitas cahaya rendah) resistansi
photodioda menjadi sangat besar sehingga tidak ada arus yang mengalir,
sebaliknya semakin banyak cahaya yang jatuh (intensitas cahaya tinggi)
mengenai maka arus yang mengalir akan sangat besar.

Gambar Photodioda

D. Photo-transistor

Photo-transistor adalah sebuah jenis transistor yang dapat


merespon cahaya dan menghasilkan arus listrik sebagai keluaran. Sebuah
photo-transistor memiliki struktur yang mirip dengan transistor bipolar
pada umumnya, namun memiliki area basis yang lebih besar dan biasanya
tidak memiliki fitur penguatan aktif. Pada dasarnya, saat cahaya jatuh pada
area basis, maka akan menimbulkan pembawa muatan dalam basis dan
meningkatkan arus kolektor.

Gambar Photo-transistor

1.8 Komponen-komponen elektrik dan elektronik yang telah diidentifikasi sesuai


dengan kegunaan dan kebutuhan dipilih dan digunakan dengan baik dan benar.
Memilih dan menggunakan komponen elektrik dan elektronik dengan baik dan
benar adalah sangat penting untuk menjamin kinerja dan keamanan sistem yang
dibangun. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan dan penggunaan
komponen adalah:

1. Menentukan spesifikasi yang diperlukan

Sebelum memilih komponen, perlu diketahui spesifikasi yang


dibutuhkan untuk sistem yang akan dibangun. Spesifikasi ini mencakup
parameter seperti nilai tegangan, arus, resistansi, kapasitansi, frekuensi,
dan lain sebagainya. Dengan mengetahui spesifikasi ini, dapat dipilih
komponen yang tepat untuk memenuhi kebutuhan sistem.

2. Memilih komponen dari produsen yang terpercaya

Pilihlah komponen dari produsen yang terpercaya dan memiliki


reputasi yang baik. Komponen dari produsen yang terpercaya memiliki
kualitas yang baik dan dapat diandalkan.

3. Memperhatikan ketersediaan dan harga

Selain kualitas, perlu juga memperhatikan ketersediaan dan harga


dari komponen yang akan digunakan. Pastikan bahwa komponen yang
dipilih mudah ditemukan dan memiliki harga yang sesuai dengan
anggaran yang tersedia.

4. Memasang dan menghubungkan komponen dengan benar

Saat memasang dan menghubungkan komponen, pastikan bahwa


terhubung dengan benar dan sesuai dengan petunjuk yang diberikan oleh
produsen. Perhatikan polaritas dan arah penempatan komponen.

5. Menghindari overloading atau overheating

Penting untuk tidak mengoperasikan komponen di atas batas


spesifikasinya yang dapat menyebabkan overloading atau overheating. Hal
ini dapat mengurangi masa pakai komponen atau bahkan merusaknya.
2. Memasang komponen elektronika
2.1 Teori dasar tentang struktur atom, komponenkomponen dari atom, dan
muatannya, serta pentingnya atom bagi teknologi elektronika diterapkan

Struktur atom adalah dasar dari seluruh teknologi elektronika modern. Atom
merupakan unit dasar materi yang terdiri dari inti atom yang terdiri dari proton dan
neutron, dan elektron yang berputar mengelilingi inti. Proton memiliki muatan positif,
elektron memiliki muatan negatif, dan neutron tidak memiliki muatan.

Gambar Teori Atom

Pentingnya atom bagi teknologi elektronika terletak pada sifat elektron yang dapat
bebas bergerak pada beberapa jenis material. Ketika elektron ini bergerak di sekitar inti
atom, mereka membentuk ikatan yang memungkinkan untuk membentuk material dengan
sifat khusus.

Pada teknologi elektronika, komponen-komponen seperti transistor, dioda,


kapasitor, dan resistor dibangun dengan menggunakan sifat-sifat khusus dari atom.
Misalnya, transistor dibuat dari material semikonduktor seperti silikon atau germanium
yang telah dimurnikan untuk memiliki sifat khusus seperti daya hantar dan ketahanan
terhadap suhu tinggi. Dalam dioda, sifat khusus dari material semikonduktor
memungkinkan untuk mengalirkan arus listrik hanya dalam satu arah, dan kapasitor
memanfaatkan sifat material untuk menyimpan muatan listrik.

Dalam teknologi elektronika modern, pengembangan material dan teknik


pemrosesan semikonduktor telah memungkinkan pembuatan komponen-komponen
semikonduktor yang sangat kecil dan dapat diintegrasikan dalam jumlah besar dalam satu
chip. Kemajuan teknologi semikonduktor ini telah memberikan kontribusi besar pada
perkembangan teknologi elektronika seperti komputer, telepon seluler, perangkat audio,
dan perangkat elektronik lainnya.
Gambar Struktur Atom

2.2 Kegunaan magnetisme dalam teknologi listrik dan elektronika diterapkan


Kegunaan magnetisme dalam teknologi listrik dan elektronika diterapkan
Magnetisme memiliki peran penting dalam teknologi listrik dan elektronika. Beberapa
kegunaan magnetisme dalam teknologi listrik dan elektronika antara lain:
A. Generator listrik: Generator listrik menghasilkan listrik dengan memutar
kumparan di dalam medan magnet.

B. Motor listrik: Motor listrik mengubah energi listrik menjadi energi


mekanik. Motor listrik juga menggunakan medan magnet untuk memutar
rotor dalam stator

C. Transformer: Transformer digunakan untuk mengubah tegangan listrik


dari satu level ke level lainnya. Transformer bekerja berdasarkan hukum
Faraday dan hukum induksi elektromagnetik.

D. Hard disk drive: Hard disk drive digunakan untuk menyimpan data dalam
komputer. Hard disk drive menggunakan magnet untuk mengubah arah
magnetisasi pada bahan magnetik pada disk untuk merepresentasikan data
yang disimpan.

E. Speaker: Speaker digunakan untuk menghasilkan suara dalam perangkat


audio seperti radio, TV, dan komputer..

F. Sensor: Magnet digunakan dalam beberapa jenis sensor seperti sensor hall
dan sensor magnetik.

G. MRI: MRI (Magnetic Resonance Imaging) adalah teknologi medis yang


menggunakan medan magnet kuat dan gelombang radio untuk membuat
gambar organ dalam tubuh.
Gambar Magnetisme

2.3 Metode-metode dasar kelistrikan dan elektronika untuk menggerakkan motor


diterapkan

A. Metode penggunaan arus searah (DC) untuk menggerakkan motor DC


Metode ini melibatkan penggunaan sumber tegangan DC untuk
menggerakkan motor DC. Arus DC akan mengalir melalui kumparan medan dan
kumparan armatur motor DC, dan menghasilkan gaya elektromagnetik yang
memutar rotor motor. Kecepatan motor dapat diatur dengan mengubah tegangan
DC yang diberikan pada motor.

Gambar Metode Arus DC

B. Metode penggunaan arus bolak-balik (AC) untuk menggerakkan motor induksi


(AC)
Metode ini melibatkan penggunaan sumber tegangan AC untuk
menggerakkan motor induksi. Arus AC akan mengalir melalui gulungan stator
motor, menghasilkan medan magnetik yang berputar. Medan magnetik ini akan
memutar rotor motor induksi, yang akan menghasilkan torsi dan memutar beban
yang terhubung pada poros motor.
Gambar Metode Arus AC

C. Metode penggunaan kontrol elektronik untuk menggerakkan motor DC dan AC


Metode ini melibatkan penggunaan kontrol elektronik untuk mengubah
tegangan atau frekuensi sumber daya yang diberikan pada motor. Contoh dari
kontrol elektronik termasuk pengatur kecepatan dan pengendali putaran motor
DC atau AC.

D. Metode penggunaan motor stepper


Motor stepper digerakkan dengan memberikan serangkaian pulsa arus ke
setiap fase motor stepper. Motor stepper biasanya digunakan dalam aplikasi yang
memerlukan gerakan presisi dan kontrol posisi yang akurat, seperti pada aplikasi
CNC dan printer 3D.

2.4 Bahan-bahan dan komponen-komponen elektrik dan elektronika digunakan dengan


tepat dan benar
A. Komponen – komponen elektronika
a. Resistor : Resistor adalah komponen elektronika yang digunakan untuk
membatasi arus listrik atau mengubah nilai resistansi dalam rangkaian.
Resistor tersedia dalam berbagai nilai resistansi dan daya yang berbeda.

b. Kapasitor : Kapasitor adalah komponen elektronika yang digunakan


untuk menyimpan muatan listrik dan memperbaiki faktor daya dalam
rangkaian. Kapasitor tersedia dalam berbagai nilai kapasitansi dan
tegangan yang berbeda.

c. Dioda : Dioda adalah komponen elektronika yang digunakan untuk


mengalirkan arus listrik dalam satu arah dan memutuskan arus listrik
dalam arah sebaliknya. Dioda tersedia dalam berbagai jenis dan
karakteristik yang berbeda.
d. Transistor : Transistor adalah komponen elektronika yang digunakan
untuk mengatur arus listrik dalam rangkaian. Transistor tersedia dalam
berbagai jenis dan karakteristik yang berbeda, seperti BJT (Bipolar
Junction Transistor) dan FET (Field-Effect Transistor).

e. IC (Integrated Circuit) : IC adalah rangkaian elektronik yang terdiri dari


beberapa komponen elektronika terpadu dalam satu chip. IC tersedia
dalam berbagai jenis dan fungsi yang berbeda, seperti IC logika, IC
regulator, dan IC sensor.

f. Relay : Relay adalah komponen elektronika yang digunakan untuk


mengontrol beban listrik dalam rangkaian dengan menggunakan sinyal
listrik. Relay tersedia dalam berbagai jenis dan kapasitas yang berbeda.

g. Induktor : Induktor adalah komponen elektronika yang digunakan untuk


menyimpan energi magnetik dalam rangkaian. Induktor tersedia dalam
berbagai nilai induktansi dan arus yang berbeda.

h. Transformator : Transformator adalah komponen elektronika yang


digunakan untuk mengubah tegangan dan arus listrik dalam rangkaian.
Transformator tersedia dalam berbagai rasio tegangan dan daya yang
berbeda.

i. Sensor : Sensor adalah komponen elektronika yang digunakan untuk


mendeteksi atau mengukur sinyal fisik atau lingkungan dalam rangkaian,
seperti suhu, cahaya, tekanan, atau kelembaban. Sensor tersedia dalam
berbagai jenis dan karakteristik yang berbeda.

j. Piezo buzzer : Piezo buzzer adalah komponen elektronika yang


digunakan untuk menghasilkan suara dalam rangkaian. Piezo buzzer
menggunakan efek piezoelektrik untuk menghasilkan getaran dan suara.

Gambar komponen – komponen elektronika


B. Bahan-bahan elektrik
Bahan-bahan elektrik atau konduktor adalah bahan-bahan yang dapat
menghantarkan listrik dengan baik. Beberapa bahan elektrik yang umum
digunakan dalam aplikasi elektronik adalah:

a. Tembaga: Tembaga adalah salah satu konduktor paling umum yang


digunakan dalam aplikasi elektronik karena memiliki konduktivitas yang
sangat baik dan tahan korosi.

b. Perak: Perak adalah konduktor yang lebih baik daripada tembaga tetapi
lebih mahal dan lebih mudah teroksidasi.

c. Emas: Emas juga merupakan konduktor yang baik, tetapi harganya sangat
mahal sehingga hanya digunakan pada aplikasi khusus.

d. Aluminium: Aluminium adalah konduktor yang lebih murah daripada


tembaga tetapi memiliki konduktivitas yang lebih rendah.

e. Logam paduan: Ada beberapa paduan logam yang digunakan sebagai


konduktor, seperti logam paduan besi-nikel (disebut sebagai invar) yang
digunakan pada perangkat pengukur suhu.

f. Karbon: Karbon adalah konduktor yang digunakan pada resistor dan


baterai.

g. Silikon: Silikon adalah bahan yang digunakan pada komponen


semikonduktor seperti transistor dan dioda.

h. Plastik: Plastik digunakan sebagai isolator untuk melindungi konduktor


dari kontak langsung dengan bahan lain yang dapat mengakibatkan short-
circuit.

i. Kaca: Kaca juga digunakan sebagai isolator dalam aplikasi elektronik.


Gambar bahan – bahan elektrik

2.5 Induktansi yang berhubungan dengan magnetisme digambarkan, demikian pula


konstruksi kumparan dan inti kumparan
Induktansi adalah sifat dari sebuah kumparan yang menentukan seberapa banyak
fluks magnetik yang dihasilkan oleh arus listrik yang mengalir melaluinya. Induktansi
dapat didefinisikan sebagai rasio antara fluks magnetik total yang dihasilkan oleh
kumparan dengan arus listrik yang mengalir melaluinya.

Gambar Induktansi
Konstruksi kumparan melibatkan penggulungan kawat listrik pada sebuah inti
kumparan. Inti kumparan dapat terbuat dari berbagai bahan, seperti besi, baja, atau
keramik. Bahan ini dipilih karena sifat magnetiknya yang dapat memperkuat medan
magnet yang dihasilkan oleh kumparan.

Pada inti kumparan, medan magnet dihasilkan oleh arus listrik yang mengalir
melalui kawat yang digulung di sekitar inti. Semakin banyak kawat yang digunakan
dalam kumparan, semakin kuat pula medan magnet yang dihasilkan. Kumparan dengan
lebih banyak putaran akan memiliki induktansi yang lebih besar.

Inti kumparan dapat memiliki berbagai bentuk, seperti lingkaran, persegi panjang,
atau silinder. Pemilihan bentuk tergantung pada aplikasi kumparan tersebut. Misalnya,
untuk aplikasi dalam transformator, inti kumparan biasanya berbentuk silinder untuk
memaksimalkan efisiensi transfer energi antara dua kumparan yang berbeda. Sedangkan
untuk aplikasi dalam sensor arus, inti kumparan biasanya berbentuk lingkaran atau toroid
untuk memperkuat medan magnet yang dihasilkan oleh arus listrik yang melintasinya.

Secara keseluruhan, konstruksi kumparan dan inti kumparan sangat penting untuk
menghasilkan induktansi yang diperlukan dalam berbagai aplikasi, seperti transformator,
induktor, sensor arus, dan banyak lagi.

Gambar konstruksi kumparan dan inti kumparan

2.6 Perbandingan antara reaktansi dan resistansi dalam hubungannya dengan arus/
tegangan digambarkan

A. Reaktansi
Reaktansi adalah perlawanan komponen sirkuit/rangkaian atas perubahan
arus listrik atau tegangan listrik karena adanya kapasitansi atau induktansi. Medan
listrik yang terbentuk dalam komponen tersebut akan menghambat perubahan
potensial listrik dan medan magnetik yang terbentuk menghambat perubahan arus
listrik.
Resistansi adalah kemampuan suatu benda mencegah dan menghambat
aliran arus listrik. Komponen elektronika yang dapat menghambat besarnya arus
listrik yang mengalir dalam suatu rangkaian disebut resistor. Satuan resistansi
adalah

Resistansi dan reaktansi adalah dua konsep penting dalam teori sirkuit
listrik. Resistansi menggambarkan besarnya hambatan atau kesulitan bagi arus
listrik untuk mengalir melalui sebuah sirkuit. Sedangkan reaktansi
menggambarkan besarnya hambatan atau kesulitan bagi tegangan listrik untuk
melewati sebuah komponen sirkuit.

Resistansi diukur dalam satuan ohm (Ω) dan ditunjukkan dengan simbol R.
Reaktansi tergantung pada jenis komponen sirkuit yang digunakan dan dapat berupa
kapasitif atau induktif. Reaktansi kapasitif diukur dalam satuan farad (F) dan ditunjukkan
dengan simbol Xc, sedangkan reaktansi induktif diukur dalam satuan henry (H) dan
ditunjukkan dengan simbol Xl.

Gambar Rangkaian seri RLC


Perbedaan utama antara resistansi dan reaktansi adalah bahwa resistansi
mempengaruhi arus listrik, sedangkan reaktansi mempengaruhi tegangan listrik. Dalam
sebuah sirkuit yang hanya memiliki resistansi, arus listrik dan tegangan listrik akan selalu
berada dalam fase yang sama, sedangkan dalam sebuah sirkuit yang memiliki reaktansi,
arus listrik dan tegangan listrik akan selalu berada dalam fase yang berbeda.

Dalam hubungannya dengan arus/tegangan, resistansi dapat digambarkan sebagai


rintangan atau hambatan yang harus diatasi oleh arus listrik, sedangkan reaktansi dapat
digambarkan sebagai hambatan atau kesulitan yang harus diatasi oleh tegangan listrik.
Dalam sirkuit yang memiliki resistansi dan reaktansi, arus listrik dan tegangan listrik
akan berada dalam fase yang berbeda, dan besarnya arus dan tegangan dapat dihitung
dengan menggunakan persamaan impedansi, yang merupakan kombinasi dari resistansi
dan reaktansi.

2.7 Perbandingan antara impedansi dengan reaktansi dan resistansi, digambarkan


A. Impedansi
Impedansi (disebut juga hambatan dalam, Z) adalah nilai resistansi yang
terukur pada kutub kutub sinyal jack alat elektronik. Semakin besar
hambatan/impedansi, makin besar tegangan yang dibutuhkan. Impedansi tidak
dapat dikatan sebagai hambatan secara spontan. Karena terdapat perbedaan yang
mendasar dari keduanya. Beberapa sumber mengatakan bahwa impedansi
merupakan hasil reaksi hambatan (R, resistensi) dan kapasitas elektron (C,
capacitance) secara bersamaan.
B. Resistansi
Resistansi listrik suatu benda adalah ukuran hambatan aliran arus dalam
suatu rangkaian. Selain itu, resistansi dapat diamati baik di rangkaian DC maupun
AC. Ketika elektron bertabrakan dengan partikel ionik konduktor, konversi energi
listrik menjadi panas terjadi, akhirnya memperkenalkan elemen untuk
menghalangi aliran arus melalui konduktor, dan dengan demikian timbul
hambatan.
C. Reaktansi
a. Reaktansi Induktif
Reaktansi induktif adalah hambatan yang timbulakibat adanya
GGL induksi karena dipasangnyainduktor (L). Berbeda dengan rangkaian
AC resitif dimana arus dan tegangan se-phasa, pada rangkaian AC
induktif phasa tegangan mendahului 90° terhadap arus.
b. Reaktansi Kapasitif
Reaktansi kapasitif sebuah kondensator yang sering disebut
kapasitor ”C” dihubungkan dengan sumber tegangan arus bolak-balik
berbentuk sinus

Perbandingan antara impedansi, resistansi, dan reaktansi adalah sebagai berikut:

 Impedansi adalah besaran kompleks yang mencakup resistansi dan


reaktansi, sedangkan resistansi dan reaktansi adalah komponen dari
impedansi.
 Resistansi adalah komponen impedansi yang menyebabkan energi listrik
berubah menjadi energi termal dalam rangkaian, sedangkan reaktansi
menyebabkan perbedaan fase antara tegangan dan arus dalam rangkaian.
 Resistansi diukur dalam satuan ohm (Ω), sedangkan reaktansi diukur
dalam satuan ohm reaktif (Ω).
 Impedansi dapat digunakan untuk menghitung arus dan tegangan dalam
rangkaian AC, sedangkan resistansi digunakan untuk menghitung daya
dalam rangkaian AC, dan reaktansi digunakan untuk menghitung
kapasitansi dan induktansi dalam rangkaian AC.

2.8 Rumus-rumus hukum Ohm digunakan untuk perhitungan arus, tegangan,


resistansi dan daya

A. Rumus untuk menghitung arus listrik (I) dalam suatu sirkuit:

I = V/R

Keterangan:
I = arus listrik (ampere)
V = tegangan listrik (volt)
R = resistansi (ohm)
B. Rumus untuk menghitung tegangan listrik (V) dalam suatu sirkuit:

V=IxR

Keterangan:
I = arus listrik (ampere)
V = tegangan listrik (volt)
R = resistansi (ohm)

C. Rumus untuk menghitung resistansi (R) dalam suatu sirkuit:

R = V/I
Keterangan:
I = arus listrik (ampere)
V = tegangan listrik (volt)
R = resistansi (ohm)

D. Rumus untuk menghitung daya listrik (P) dalam suatu sirkuit:

P=VxI

Keterangan:
I = arus listrik (ampere)
V = tegangan listrik (volt)
P = daya listrik (watt)

Semua rumus di atas didasarkan pada hukum Ohm, yang menyatakan bahwa arus listrik
yang mengalir melalui suatu konduktor sebanding dengan tegangan listrik yang
diterapkan pada konduktor tersebut, dan berbanding terbalik dengan resistansinya.
Dengan menggunakan rumus-rumus di atas, kita dapat menghitung besaran-besaran
penting dalam sirkuit listrik dan memahami bagaimana mereka saling terkait.

2.9 Perhitungan konsumsi daya dan persyaratannya digunakan


Konsumsi daya dalam suatu sirkuit listrik dapat dihitung dengan menggunakan
rumus:

P=VxI
Keterangan:
P = daya listrik (watt)
V = tegangan listrik (volt)
I = arus listrik (ampere)

Untuk menghitung konsumsi daya suatu peralatan listrik, kita harus mengetahui nilai
tegangan dan arus yang mengalir pada peralatan tersebut. Biasanya, tegangan dapat
dilihat pada spesifikasi peralatan atau pada label yang menempel pada peralatan tersebut,
sedangkan arus dapat diukur dengan menggunakan alat pengukur arus seperti multimeter.

Selain itu, ada beberapa persyaratan yang perlu dipenuhi dalam menghitung konsumsi
daya, yaitu:

a. Memastikan satuan pengukuran yang digunakan sama untuk tegangan, arus, dan
daya. Misalnya, jika tegangan diukur dalam volt dan arus diukur dalam ampere,
maka hasil perhitungan daya harus dalam satuan watt.

b. Pastikan sirkuit listrik telah dikonfigurasi dengan benar dan sesuai dengan
kebutuhan peralatan. Misalnya, jika peralatan membutuhkan tegangan 220 volt,
maka sirkuit listrik harus terhubung ke sumber daya yang memiliki tegangan 220
volt.

c. Pastikan sirkuit listrik memiliki kapasitas yang cukup untuk menangani beban
daya yang diperlukan oleh peralatan. Misalnya, jika peralatan membutuhkan daya
100 watt, maka sirkuit listrik harus mampu menangani beban daya 100 watt.

d. Pastikan kabel dan konektor yang digunakan dalam sirkuit listrik cukup kuat dan
mampu menangani arus listrik yang diperlukan oleh peralatan. Jangan gunakan
kabel yang terlalu tipis atau konektor yang tidak sesuai dengan spesifikasi
peralatan.

e. Dalam menghitung konsumsi daya, perlu diperhatikan pula faktor-faktor seperti


faktor daya, harmonisa, dan efisiensi peralatan, yang dapat mempengaruhi
konsumsi daya secara keseluruhan.
3. Menggunakan rangkaian elektronika dasar

3.1 Prinsip-prinsip dasar rangkaian DC dan AC

Rangkaian listrik dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu rangkaian DC


(Direct Current) dan rangkaian AC (Alternating Current). Berikut adalah prinsip-prinsip
dasar rangkaian DC dan AC
Gambar rangkaian DC dan AC

1. Rangkaian DC (Direct Current)

Rangkaian DC adalah rangkaian listrik yang menggunakan sumber listrik


DC, yaitu sumber listrik yang menghasilkan tegangan dan arus listrik searah.
Prinsip dasar rangkaian DC adalah hukum Ohm, yang menyatakan bahwa arus
yang mengalir melalui suatu konduktor sebanding dengan tegangan yang
diterapkan pada konduktor tersebut dan berbanding terbalik dengan
resistansinya.

Prinsip dasar yang digunakan dalam rangkaian DC (arus searah), antara lain:

a. Tegangan: Tegangan DC adalah tegangan yang konstan seiring waktu


dan hanya memiliki satu arah aliran listrik. Tegangan DC diukur
dalam volt (V) dan sering digunakan sebagai sumber daya listrik untuk
peralatan elektronik.
b. Arus: Arus DC juga konstan seiring waktu dan hanya mengalir dalam
satu arah. Arus DC diukur dalam ampere (A) dan sering digunakan
untuk menggerakkan motor listrik atau lampu DC.
c. Resistansi: Resistansi adalah hambatan aliran listrik dalam rangkaian
DC dan dapat mempengaruhi kinerja peralatan. Resistansi dapat
diukur dalam ohm (Ω) dan dapat diatur dengan mengubah jenis atau
ukuran kawat listrik yang digunakan.
d. Kapasitansi: Kapasitansi adalah kemampuan suatu benda untuk
menyimpan muatan listrik. Kapasitor adalah komponen yang
digunakan dalam rangkaian DC untuk menyimpan muatan listrik dan
dapat mempengaruhi kinerja rangkaian dengan cara mengubah waktu
respons sirkuit.
e. Induktansi: Induktansi adalah kemampuan suatu benda untuk
menghasilkan medan magnet saat dialiri arus listrik. Induktor adalah
komponen yang digunakan dalam rangkaian DC untuk menghasilkan
medan magnet dan dapat mempengaruhi kinerja rangkaian dengan cara
mengubah waktu respons sirkuit.
f. Hukum Ohm: Hukum Ohm menyatakan bahwa arus yang mengalir
dalam sebuah rangkaian DC sebanding dengan tegangan yang
diterapkan pada rangkaian tersebut dan berbanding terbalik dengan
resistansi rangkaian.
g. Hukum Kirchhoff: Hukum Kirchhoff menyatakan bahwa jumlah arus
yang masuk ke sebuah simpul rangkaian sama dengan jumlah arus
yang keluar dari simpul tersebut, dan bahwa jumlah tegangan pada
sebuah loop rangkaian sama dengan jumlah tegangan yang digunakan
untuk melalui semua komponen dalam loop tersebut.

2. Rangkaian AC (Alternating Current)

Rangkaian AC adalah rangkaian listrik yang menggunakan sumber listrik


AC, yaitu sumber listrik yang menghasilkan tegangan dan arus listrik
berubah-ubah secara periodik. Prinsip dasar rangkaian AC adalah hukum
Faraday, yang menyatakan bahwa perubahan medan magnetik yang melintasi
seutas kawat dapat menghasilkan tegangan listrik.

Beberapa prinsip dasar yang digunakan dalam rangkaian AC (arus bolak-


balik), antara lain:

a. Frekuensi: Frekuensi AC adalah jumlah siklus listrik yang terjadi


dalam satu detik. Frekuensi umumnya diukur dalam hertz (Hz) dan
nilai standar untuk jaringan listrik umumnya adalah 50 Hz atau 60 Hz.
Frekuensi sangat penting dalam rangkaian AC karena dapat
mempengaruhi kinerja komponen dan peralatan.
b. Tegangan: Tegangan AC adalah tegangan yang berubah-ubah seiring
waktu, dengan nilai puncak yang berbeda-beda tergantung pada sinyal
AC. Tegangan AC diukur dalam volt (V) dan dapat berubah dalam
pola sinusoidal atau non-sinusoidal.
c. Arus: Arus AC juga berubah-ubah seiring waktu, tergantung pada
sinyal AC yang digunakan. Arus AC diukur dalam ampere (A) dan
dapat berubah dalam pola sinusoidal atau non-sinusoidal.
d. Impedansi: Impedansi adalah hambatan aliran listrik dalam rangkaian
AC dan merupakan kombinasi dari resistansi, kapasitansi, dan
induktansi. Impedansi dapat mempengaruhi kinerja peralatan dan
harus diperhitungkan saat merancang rangkaian AC.
e. Fase: Fase adalah sudut waktu antara dua sinyal AC atau antara sinyal
AC dan referensi. Fase sangat penting dalam rangkaian AC karena
dapat mempengaruhi kinerja peralatan dan menghasilkan efek seperti
pembatasan arus dan perubahan kecepatan.
f. Kapasitansi: Kapasitansi adalah kemampuan suatu benda untuk
menyimpan muatan listrik. Kapasitor adalah komponen yang
digunakan dalam rangkaian AC untuk menyimpan muatan listrik dan
dapat mempengaruhi kinerja rangkaian dengan cara mengubah
impedansi.
g. Induktansi: Induktansi adalah kemampuan suatu benda untuk
menghasilkan medan magnet saat dialiri arus listrik. Induktor adalah
komponen yang digunakan dalam rangkaian AC untuk menghasilkan
medan magnet dan dapat mempengaruhi kinerja rangkaian dengan cara
mengubah impedansi.

3.2 Rangkaian R, L, C seri dalam rangkaian elektronika digunakan

Rangkaian R, L, C seri adalah rangkaian listrik yang terdiri dari resistor


(R), induktor (L), dan kapasitor (C) yang terhubung seri atau sejajar dalam satu
sirkuit. Rangkaian ini sangat penting dalam dunia elektronika karena memiliki
aplikasi dalam berbagai peralatan listrik, seperti radio, televisi, komputer, dan
peralatan medis.

Dalam rangkaian RLC seri, ketiga komponen saling terhubung secara seri,
dengan resistor terletak di awal sirkuit, diikuti oleh induktor dan kapasitor. Aliran
listrik melalui rangkaian menyebabkan masing-masing komponen memberikan
respons yang berbeda terhadap arus listrik.

Resistor berfungsi untuk membatasi arus listrik dalam rangkaian, sehingga


tegangan yang dilewatkan oleh rangkaian dapat diatur. Induktor berfungsi untuk
menyimpan energi magnetik dalam medan magnet, sedangkan kapasitor berfungsi
untuk menyimpan energi listrik dalam medan elektrostatik.

Dalam rangkaian RLC seri, sifat-sifat listrik dari masing-masing


komponen menghasilkan respons yang berbeda terhadap sinyal listrik yang
diterapkan pada rangkaian. Misalnya, pada frekuensi rendah, induktor
memberikan impedansi yang lebih besar, sedangkan pada frekuensi tinggi,
kapasitor memberikan impedansi yang lebih besar. Resistor memberikan
impedansi yang tetap pada semua frekuensi. Rangkaian RLC seri dapat digunakan
dalam berbagai aplikasi, seperti dalam sirkuit filter, sirkuit resonansi, dan sirkuit
pemancar dan penerima. Rangkaian ini sangat penting dalam dunia elektronika
dan merupakan salah satu dari banyak rangkaian yang digunakan untuk
mengontrol aliran listrik dalam peralatan listrik.
Gambar Rangkaian RLC

3.3 Beragam rangkaian filter digambarkan dan digunakan

Filter adalah sebuah komponen elektronik yang digunakan untuk


memisahkan atau menghilangkan sinyal yang tidak diinginkan dari sinyal yang
diinginkan dalam sebuah rangkaian elektronik. Ada beberapa jenis filter yang
digunakan dalam elektronik, di antaranya adalah:

A. Filter Rendah (Low-pass Filter): Filter ini memungkinkan sinyal frekuensi


rendah melewati filter dan menghilangkan sinyal frekuensi tinggi. Filter ini
umumnya digunakan dalam aplikasi audio dan pemrosesan sinyal.

Gambar Filter Rendah (Low-pass Filter)

B. Filter Tinggi (High-pass Filter): Filter ini memungkinkan sinyal frekuensi


tinggi melewati filter dan menghilangkan sinyal frekuensi rendah. Filter ini
umumnya digunakan dalam aplikasi komunikasi radio dan pemrosesan sinyal.
Gambar Filter Tinggi (High-pass Filter)

C. Filter Band-pass (Band-pass Filter): Filter ini memungkinkan sinyal dalam


rentang frekuensi tertentu melewati filter dan menghilangkan sinyal di luar
rentang tersebut. Filter ini umumnya digunakan dalam aplikasi pemrosesan
sinyal dan komunikasi.

Gambar Filter Band-pass (Band-pass Filter)

D. Filter Band-reject (Band-stop Filter): Filter ini menghilangkan sinyal dalam


rentang frekuensi tertentu dan memungkinkan sinyal di luar rentang tersebut
melewati filter. Filter ini umumnya digunakan dalam aplikasi pemrosesan
sinyal dan komunikasi.

Gambar Filter Band-reject (Band-stop Filter

4. Menggunakan elektronika optic


4.1 Beberapa piranti display yang umum diidentifikasi dan digunakan

a. Layar LCD (Liquid Crystal Display): LCD adalah jenis layar yang
menggunakan cairan kristal untuk menampilkan gambar. LCD
digunakan dalam berbagai aplikasi, termasuk pada telepon genggam,
televisi, dan komputer.
b. Layar LED (Light Emitting Diode): Layar LED menggunakan dioda
untuk menghasilkan cahaya. Layar LED biasanya lebih terang dan
hemat energi daripada layar LCD, dan umumnya digunakan dalam
aplikasi seperti billboard, papan iklan digital, dan tampilan elektronik
besar lainnya.
c. Layar OLED (Organic Light Emitting Diode): Layar OLED
menggunakan lapisan organik untuk menghasilkan cahaya, yang
memberikan kontras yang lebih tinggi dan warna yang lebih kaya
daripada layar LCD atau LED. Layar OLED umumnya digunakan
pada ponsel pintar dan televisi.
d. Proyektor: Proyektor digunakan untuk memproyeksikan gambar besar
pada dinding atau layar. Proyektor biasanya digunakan dalam
presentasi bisnis, teater, dan kelas.
e. Layar sentuh (touchscreen): Layar sentuh memungkinkan pengguna
untuk berinteraksi dengan perangkat dengan menyentuh layar,
biasanya dengan jari atau stylus. Layar sentuh umumnya digunakan
pada ponsel pintar, tablet, dan komputer.

4.2 Fungsi LED dan remote-control diidentifikasi


a) LED (Light Emitting Diode)

Gambar LED
LED atau Light Emitting Diode adalah sebuah komponen
elektronik yang menghasilkan cahaya ketika dialiri arus listrik. LED
umumnya digunakan sebagai indikator dalam perangkat elektronik,
seperti televisi, komputer, atau perangkat elektronik lainnya.

Fungsi LED adalah sebagai berikut:


 Sebagai indikator atau petunjuk dalam peralatan dan
rangkaian elektronik
 Sebagai sensor inframerah pada remote control (TV, AC,
AV Player)
 Papan media advertising (periklanan) seperti running text,
videotron dan megatron
 Sebagai komponen utama dalam monitor komputer atau
televisi yang menggunakan teknologi LED pada layarnya
 Lampu penerangan pada kendaraan, rumah dan jalan
 Backlight LCD (TV, Display Handphone, Monitor)

b) Remote-control
Remote-control atau yang sering disebut dengan remote adalah
sebuah alat yang digunakan untuk mengontrol perangkat elektronik dari
jarak jauh.

Gambar Remote-Control

4.3 Keterkaitan antara sinyal radio RF dan sinyal optic dalam aplikasinya
diidentifikasi
Sinyal radio RF dan sinyal optic memiliki keterkaitan dalam aplikasinya
karena keduanya digunakan sebagai media transmisi data atau informasi pada
jaringan komunikasi. Namun, keduanya memiliki perbedaan dalam hal cara
dan karakteristik transmisi data. Sinyal radio RF atau radio frekuensi
menggunakan gelombang elektromagnetik dalam spektrum radio, yaitu
frekuensi antara 3 kHz hingga 300 GHz. Sinyal RF umumnya digunakan pada
jaringan telekomunikasi nirkabel, seperti telepon seluler, jaringan Wi-Fi, dan
jaringan seluler.
Sementara itu, sinyal optic atau sering disebut dengan fiber optik
menggunakan kabel serat optik sebagai media transmisi. Sinyal optic berbasis
pada prinsip optik dan menggunakan cahaya sebagai sumber transmisi data.
Sinyal optic memiliki kecepatan transmisi data yang lebih cepat dan lebih
aman dari gangguan elektromagnetik dibandingkan dengan sinyal RF.
Namun, sinyal optic tidak dapat menembus objek padat dan memerlukan
perangkat penerima yang khusus.

Dalam aplikasinya, sinyal RF dan sinyal optic dapat digunakan secara


bersamaan untuk memperluas cakupan jaringan dan meningkatkan keandalan
transmisi data. Misalnya, pada jaringan komunikasi nirkabel, sinyal RF
digunakan untuk menghubungkan perangkat pada jaringan yang luas,
sedangkan sinyal optic digunakan untuk menghubungkan antara pusat data
atau server dengan jaringan yang lebih kecil.

Gambar sinyal radio RF dan sinyal optic


4.4 Komponen-komponen elektronika optic dipergunakan sesuai dengan
fungsi dan kebutuhan

Gambar Komponen-Komponen Elektronika


Komponen-komponen elektronika optic dipergunakan sesuai dengan fungsi
dan kebutuhan dalam jaringan komunikasi atau aplikasi lain yang
memerlukan transmisi data melalui media serat optik. Beberapa komponen
elektronika optic yang umum digunakan antara lain:

a. Serat Optik.
b. Laser
c. Detektor Foto
d. Penguat Optik
e. Konektor Serat Optik
f. Splitter
g. Filter Optik

Pemilihan dan penggunaan komponen-komponen elektronika optic yang


tepat sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik jaringan komunikasi atau
aplikasi lainnya dapat meningkatkan kinerja dan keandalan jaringan serta
mempercepat transmisi data.

Anda mungkin juga menyukai