E-mail: nuramaliah@unsulbar.ac.id
Abstrak — Stunting merupakan permasalahan tumbuh kembang anak yang disebabkan tidak terpenuhinya gizi seimbang
pada anak tersebut. Salah satu provinsi dengan angka prevalensi stunting yang tinggi adalah Provinsi Sulawesi Barat
(urutan kedua tertinggi di Indonesia). Olehnya berbagai pihak berupaya untuk turut menangani permasalahan ini, salah
satunya adalah Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kabupaten Mamuju, sekaligus
menjadi mitra dalam pengabdian ini. Salah satu hal yang menjadi penyebab tingginya kasus stunting di Kabupaten
Mamuju yakni kurangnya pengetahuan mengenai pola asuh positif dalam keluarga. Hal ini berkaitan erat dengan pola
makan yang kurang tepat sehingga kebutuhan gizi bagi ibu hamil, bayi, dan balita tidak terpenuhi dengan baik. Tim
pengabdian bersama mitra mencoba memberikan solusi melalui program kemitraan stimulus masyarakat (PKMS) ini yakni
dengan memberikan program edukasi dengan berupaya menekan kejadian stunting melalui penguatan pola asuh positif
dalam keluarga. Khalayak sasaran terdiri atas ibu baru menikah, ibu hamil, ibu yang memiliki bayi dan balita, kader BKB
dan ibu PKK Kab Mamuju. Tahapan kegiatan antara lain: koordinasi dengan mitra, persiapan, pelaksanaan edukasi,
monitoring dan evaluasi, serta pelaporan akhir. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa pemahaman peserta mengenai upaya
penanganan kejadian stunting melalui pola asuh positif dalam keluarga dan perbaikan pola makan meningkat setelah
mendapatkan materi penyuluhan, selain itu peserta merasa puas dan mendapatkan kebermanfaatan secara langsung dari
kegiatan yang telah dilaksanakan.
Abstract — Stunting is a growth and development problem of child that caused by not fulfilling balanced of nutrition. One
of the provinces with a high stunting prevalence rate is West Sulawesi Province (second highest in Indonesia). Therefore,
various parties are trying to help deal with this problem, one of which is Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan
Keluarga (TP-PKK) of Mamuju Regency, as well as being a partner in this service. One of the reasons for the high number
of stunting cases in Mamuju Regency is the lack of knowledge about positive parenting in the family. This is closely related
to inappropriate eating patterns so that the nutritional needs of pregnant women, babies, and toddlers are not properly met.
The community service team with partners tries to provide a solution through this community stimulus partnership program
(PKMS), namely by providing an educational program by trying to reduce the incidence of stunting through strengthening
positive parenting in the family. The target audience consists of newly married mothers, pregnant women, mothers with
babies and toddlers, BKB cadres and team of PKK in Mamuju Regency. The stages of activities include: coordination with
partners, preparation, implementation of education, monitoring and evaluation, and final reporting. The results of the
activity showed that participants' understanding of efforts to deal with stunting incidents through positive parenting in the
family and improving eating patterns increased after receiving counseling materials, besides those participants felt satisfied
and got direct benefits from the activities that had been implemented.
membutuhkan gizi berimbang untuk menunjang penanganan masalah stunting, melalui berbagai
pertumbuhan dan perkembangannya [3]. Salah satu kegiatan yang dilakukan oleh empat kelompok
kabupaten di provinsi Sulawesi Barat yang gencar kerja yang ada. Namun dalam upaya tersebut, TP-
melakukan upaya penanganan kasus stunting adalah PKK Kabupaten Mamuju mengalami beberapa
Kabupaten Mamuju. kendala, utamanya dalam hal pemberian edukasi
Kabupaten Mamuju merupakan ibu kota provinsi bagi masyarakat. Pemberian edukasi memerlukan
Sulawesi Barat dan merupakan wajah dari provinsi keterlibatan tenaga ahli agar informasi yang
tersebut. Oleh karena itu, penekanan angka kasus disampaikan kepada masyarakat relevan dengan
stunting perlu menjadi fokus dan prioritas Kabupaten masalah yang dihadapi serta dapat memberikan
Mamuju agar menjadi contoh bagi kabupaten lain. solusi atas permasalahan tersebut.
Salah satu organisasi kemasyarakatan mitra pemerintah Saat ini, prioritas TP-PKK Kabupaten
yang fokus bergerak dalam upaya penekanan kasus Mamuju untuk menekan kasus stunting di
stunting adalah Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kabupaten Mamuju yakni pola asuh keluarga yang
Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kabupaten Mamuju di dalamnya juga terkait dengan pola konsumsi ibu
yang merupakan mitra pada pengabdian ini. hamil, bayi, dan balita, serta kesehatan reproduksi.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari mitra, Hal ini merupakan faktor utama yang
tingginya kasus stunting di Kabupaten Mamuju menyebabkan kasus stunting di Kabupaten
disamping oleh faktor penyebab lainnya, sebagian besar Mamuju, disebabkan kurangnya pengetahuan
disebabkan oleh pola asuh yang buruk dan implikasinya masyarakat mengenai pentingnya pola asuh positif
dalam pola konsumsi (pemberian asupan makanan) untuk mendukung tumbuh kembang anak.
yang kurang tepat dan pengetahuan tentang menjaga Begitupun dengan implikasinya yaitu pola
kesehatan alat reproduksi yang nampaknya masih pengasuhan dalam keluarga terhadap asupan
rendah sehingga diperlukan edukasi yang relevan. konsumsi bagi ibu hamil, bayi, serta balita yang
Pola asuh merupakan faktor penting yang juga menentukan kecukupan gizi bagi anak
menyebabkan permasalahan gizi di berbagai belahan utamanya pada masa golden age. Di samping itu,
dunia. Pola asuh meliputi kemampuan keluarga untuk sikap dan perilaku menjaga kesehatan reproduksi
menyediakan waktu, perhatian, dan dukungan, dalam juga penting.
memenuhi kebutuhan fisik, mental, dan sosial dari anak
yang sedang tumbuh [4]. Kasus balita stunting lebih 3. SOLUSI DAN LUARAN
banyak ditemukan pada keluarga dengan pola asuh Kejadian stunting dengan prevalensi sebesar
anak yang buruk (34.7%) dibandingkan dengan 33,8% merupakan prioritas masalah yang
keluarga dengan pola asuh yang baik (15.3%). ditemukan di Sulawesi Barat. Berdasarkan prioritas
Ditambahkan lagi bahwa kasus stunting lebih banyak masalah yang ada selanjutnya dibuat sebuah
ditemukan pada ibu yang memberikan makanan program intervensi dalam bentuk kegiatan
pendamping air susu ibu (MPASI) yang monoton/ tidak pengabdian kepada masyarakat stimulus (PKMS)
variatif (37.3%) dibandingkan ibu yang memberikan oleh dosen Universitas Sulawesi Barat bermitra
MPASI yang variatif (12.7%) [5]. dengan TP-PKK Kabupaten Mamuju. Program
Kasus kejadian stunting telah banyak menyita tersebut terdiri atas tiga kegiatan prioritas yang
perhatian berbagai kalangan, diantaranya yaitu kegiatan disusun untuk mengatasi akar penyebab
pengabdian yang telah dilakukan di Desa Sukorejo permasalahan stunting di Kabupaten Mamuju yang
tentang peningkatan partisipasi masyarakat melalui merupakan lokus dalam kegiatan PKMS ini.
sosialisasi dan edukasi stunting. Kegiatan edukasi Adapun kegiatan yang akan dilaksanakan yakni: 1)
merupakan salah satu upaya preventif untuk menekan Pengenalan stunting; (2) Edukasi terkait pola asuh
peningkatan kejadian stunting [6]. Sama halnya dengan positif dalam keluarga, dan (3) Edukasi terkait
pengabdian lain yang dilakukan di Desa Argodadi perbaikan pola makan sebagai upaya dini
Bantul bahwa edukasi dan pendampingan keluarga pencegahan stunting.
dapat mengoptimalkan pola asuh anak melalui paket Si- Alternatif solusi yang ditawarkan tersebut
Gans (Stimulasi, Imunisasi, Gizi dan Pencegahan diharapkan dapat menambah pengetahuan dari
Infeksi) [7]. Kegiatan pengabdian lainnya dilakukan peserta untuk mempersiapkan keluarga bahkan
oleh dosen Universitas Riau di Kelurahan Bagan Kota orang di sekitarnya untuk bersama-sama mencegah
Dumai berupa pemberdayaan masyarakat melalui kejadian stunting pada balita. Stunting tidak dapat
penyuluhan pencegahan stunting [8]. disembuhkan atau sangat sulit mengatasinya jika
sudah terlanjur terjadi. Oleh karena itu, yang dapat
2. PERMASALAHAN MITRA dilakukan adalah pencegahan agar tidak terjadi.
Tim Penggerak Pemberdayaan dan
Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kabupaten Mamuju
merupakan salah unsur masyarakat, organisasi
kemasyarakatan yang ikut ambil bagian dalam
5. HASIL KEGIATAN Gambar 2. Pemaparan materi pola asuh positif dalam keluarga
Kegiatan penyuluhan diselenggarakan pada hari
Sabtu, 12 November 2022 di Gedung BKKBN Provinsi Pemateri ketiga (Gambar 3) mengkaji lebih
Sulawesi Barat dan dihadiri oleh 50 peserta. dalam terkait pencegahan stunting melalui
Pembukaan kegiatan ini dihadiri oleh anggota PKK, perbaikan pola makan dan gizi seimbang. Selain
kader BKB, kader posyandu, dan peserta kegiatan yang itu, penjelasan terkait pola konsumsi pangan
dibuka secara langsung oleh ibu Ketua PKK Kabupaten masyarakat Indonesia, konsep malnutrisi,
Mamuju. Pemateri pertama (Gambar 1) terkait makanan beragam, bergizi, seimbang dan aman
pengenalan stunting membahas tentang pengertian (B2S2), langkah-langkah pencegahan stunting,
stunting, perkembangan otak balita stunting, prevalensi intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif
stunting di Sulawesi Barat, dan upaya pencegahan dipaparkan di sesi ini. Hal yang penting
stunting. diperhatikan dalam upaya pencegahan stunting
melalui program “ISI PIRINGKU” adalah dengan
melihat jumlah dan kualitas gizi serta keberagaman
jenis makanan [10].
Keberadaan tim pokja 1 PKK Kabupaten
Mamuju sebagai mitra sangat membantu
penyelengaraan kegiatan penyuluhan. Ketua PKK
Kabupaten Mamuju sangat mengapresiasi kegiatan
penyuluhan yang dilaksanakan oleh tim PKMS dan
berharap lebih banyak lagi kalangan yang peduli
akan kejadian stunting. Mereka menyambut
kemitraan PKMS dengan antusias, dan berharap ke
depan ada kegiatan-kegiatan lain semacam ini yang
akan dikerjasamakan lagi.
Gambar 1. Pengenalan Stunting
6. KESIMPULAN
Kesimpulan dari kegiatan PKMS ini
yakni pemahaman peserta mengenai upaya
penanganan kejadian stunting melalui pola asuh
positif dalam keluarga dan perbaikan pola makan
meningkat setelah mendapatkan materi
penyuluhan, selain itu peserta merasa puas dan
Gambar 4. Peserta penyuluhan mendapatkan kebermanfaatan secara langsung
dari kegiatan yang telah dilaksanakan.
Kebijakan Pembangunan Kesehatan: Jakarta [7] Naja, F.N., Ramadhani, N.F., & Askaffi,
Pusat T.M. 2022. Penanggulangan Stunting melalui
[3] Indrastuti, Sari, AP., Nuraliah. 2020. Karakteristik Peningkatan Partisipasi Masyarakat dengan
Keluarga Dan Pola Konsumsi Pangan Balita Di Sosialisasi dan Edukasi Stunting di Desa
Wilayah Locus Stunting Kecamatan Balanipa Sukorejo. Dharma: Jurnal Pengabdian
Kabupaten Polewali Mandar. Journal of Borneo Masyarakat, Vol 2 (2): 16-26.
Holistic Health, Vol 3(2): 151-158. [8] Kusumaningrum, I.A.A., Anggraeni, D.R.,
[4] Bella, FD., Fajar, NA., & Misnaniarti. 2020. Tunisa, F., Sugianto, F., Maisura, S.N.,
Hubungan antara Pola Asuh Keluarga dengan Ramadhana, D.T., Suryani, L., Nurtiana,
Kejadian Balita Stunting pada Keluarga Miskin di N.O., Situngkir, T.Y. 2022. Pemberdayaan
Palembang. Jurnal Epidemiologi Kesehatan Masyarakat melalui Penyukuhan Pencegahan
Komunitas, Vol 5 (1): 15-22. Stunting di Kelurahan Bagan Besar Kota
[5] Nurdin, SSI., Katili DNO., & Ahmad ZF. 2019. Dumai. Jurnal Pengabdian Mandiri, Vol 1 (9):
Faktor Ibu, Pola Asuh Anak, dan MPASI terhadap 1719-1724.
Kejadian Stunting di Kabupaten Gorontalo. Jurnal [9] Kuswanti, I., Azzahra, S.K. 2022. Hubungan
Riset Kebidanan Indonesia, Vol 3 (2): 74-81. Pengetahuan Ibu tentang Pemenuhan Gizi
[6] Yugistyowati, A., Wahyuningsih, & Darsih. 2021. Seimbang dengan Perilaku Pencegahan
Pemberdayaan Keluarga dengan Anak Stunting Stunting pada Balita. Jurnal Kebidanan
melalui Paket Si-Gans (Stimulasi, Imunisasi, Gizi Indonesia, Vol 13 (1): 15-22.
dan Pencegahan Infeksi) di Desa Argodadi, [10] Moksin, M.V., Muslim, R., Ishak, S.N. 2022.
Sedayu, Bantul. Jurpikat: Jurnal Pengabdian Pencegahan Stunting di Wilayah Ternate
Kepada Masyarakat, Vol 2 (1): 13-21 melalui Perubahan Perilaku Wanita Hamil.
Jurnal Serambi Sehat, Vol 15 (1): 27-35.