Isi Makalah Sistem Kontrol Elektronik Injector
Isi Makalah Sistem Kontrol Elektronik Injector
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan teknologi sekarang ini
sangat pesat. Diantara bidang-bidang teknologi, bidang teknologi otomotif
mengalami perkembangan yang sangat luar biasa. Perkembangan teknologi
yang terjadi bermaksud untuk meningkatkan efisiensi mesin sehingga tenaga
yang dihasilkan dapat optimal dengan penggunaan bahan bakar se-efisien
mungkin.
1
Oleh karena itu diperlukannya sebuah konponen yang sangat penting
dalam pengontrolan tersebut. Pengontrolan ini menggunakan konsep waktu
pembukaan dengan prinsip aliran listrik pada elektromagnet yang terdapat
apda injektor.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atat dapat disimpulkan rumusan masalah
antara lain:
1. Apa yang dimaksud dengan injektor dalam sistem Electronic Fuel
Injection ?
2. Bagaimana jens-jenis injektor dalam sistem Electronic Fuel Injection ?
3. Bagaimana pengontrolan injektor dalam Electronic Fuel Injection ?
C. Tujuan
Berdasarkan rmusan masalah, dapat dirumuskan tujuan penulisan yaitu :
1. Mengetahui pengertian Injektor dalam sistem Electronic Fuel Injection.
2. Mengetahui jenis-jenis injektor dalam sistem Electronic Fuel Injection.
3. Mengetahui pengontrolan Injektor dalam sistem Electronic Fuel
Injection.
D. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
a. Meningkatkan kemampuan pemahaman komponen sistem kontrol
elektronik.
b. Melatih ketrampilan pemehaman berbagai macam refrensi dalam
pembuatan makalah.
c. Melatih pembuatan makalah yang baik dan benar.
2. Bagi Pembaca
a. Membantu memahami detail mengenai injektor.
b. Meningkatkan kemampuan kognitif mengenai sistem kontrol
elektronik.
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
EFI dipakai oleh merk Toyota, sedangkan merk lain mempunyai nama
yang berbeda, yakni ; PGMFI/ Honda (Programed Fuel Injection), EPI/
Suzuki (Electronic Petrol Injection), EGI/ Mazda (Electronic Gasoline
Injection), Jetronik (Bosch), Multec/ General Motor (Multi Technology) dan
lain-lain akan tetapi prinsip dari semua sistem tersebut adalah sama.
Sistem yang digunakan pada electronic fuel injection terbagi atas sensor-
sensor dan actuator. Sensor-sensor merupakan informan atau pemberi
informasi tentang kondisi-kondisi yang berkaitan dengan penentuan jumlah
bahan bakar yang harus diinjeksikan. Pemberian informasi dapat berupa
sinyal analog ataupun digital. Sensor-sensor yang mengirim informasi dalam
bentuk analog seperti misalnya TPS (Throttle Position Sensor dan mass air
flow). Sedangkan actuator merupakan bagian/komponen yang akan
diperintah oleh ECU dan perintah dapat berupa analog ataupun digital.
Pemberian perintah berupa analog diberikan pada pompa bensin elektrik dan
lampu engine control. Sedangkan pemberian perintah berupa sinyal digital
3
diberikan pada injektor, koil pengapian, katup pernapasan tangki, pengatur
idle, pemanas sensor lamda dan steeker diagnosa.
B. Injektor
Injektor bahan bakar adalah sebuah peralatan elektro-mechanical yang
mengukur, mengatur dan secara langsung menyemprotkan bahan bakar ke
dalam intake manifold menurut sinyal yang dikirimkan oleh ECU.
Berdasarkan jumlah udara yang masuk dan putaran mesin, ECM menghitung
dasar waktu injeksi bahan bakar, dan menghitung secara tepat lamanya waktu
injeksi bahan bakar berdasarkan temperatur pendingin mesin, sinyal umpan
balik dari oksogen sensor selama close-loop-kontrol, kondisi laju kendaraan
termasuk akselerasi dan deselerasi, serta status pengisian baterai, dengan
tujuan mengontrol injektor melalui sinyal pulsa yang konstan, dan tekanan
injeksi dikontrol agar tetap konstan. Kemudian jumlah bahan bakar yang
dinjeksikan akan ditentukan berdasarkan lamanya waktu penginjeksian bahan
bakar melalui kerja solenoid yang menahan needle valve agar terbuka,
menggunakan Pulse Width Modulation (PWM) yang dikirim dari ECM.
Semakin lama waktu injeksi bahan bakar (pulse width semakin lama) maka
bahan bakar yang disemprotkan oleh injektor juga akan semakin banyak.
4
Gambar 2. Injektor
BAB III
METODE PENULISAN
A. Pendekatan Penulisan
Pendekatan yang digunakan dalam penulisan ini adalah deskriptif
kualitatif berdasarkan kajian kepustakaan. Pemilihan pendekatan ini
diharapkan dapat memberikan gambaran secara cermat mengenai keadaan
atau gejala tertentu pada objek kajian. Dalam hal ini penulis berusaha
membuat gambaran mengenai konsep pengembangan media pembelajaran.
B. Output Penulisan
Adapun sasaran dalam penulisan karya tulis ini adalah: Tersusunya
konsep pengertian, jenis, fungsi dan pengontrolan Injektor pada sistem EFI.
5
Penyusunan makalah ini telah melalui tahapan-tahapan atau langkah-
langkah yang sistematis sehingga diperoleh hasil kajian yang lengkap dan
terstruktur. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam penulisan karya
tulis ini adalah sebagai berikut:
1. Menemukan dan merumuskan masalah.
2. Mencari dan menyeleksi sumber-sumber data kepustakaan yang relevan.
3. Menganalisis data-data untuk menjawab permasalahan.
4. Merumuskan alternatif pemecahan masalah.
5. Menarik simpulan dan merekomendasikan saran.
Adapun skema penulisan karya tulis ilmiah ini dapat ditunjukkan sebagai
berikut:
6
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengertian Injektor
7
Gambar 3. Penampang Injektor
B. Jenis Injektor
Terdapat beberapa macam tipe injektor yang paling banyak digunakan, yaitu :
8
Katup injeksi tersembunyi dari ujung injektor (tidak menonjol) dan bahan
bakar dikirim melalui holes drilled pada ujung injektor. Injektor jenis ini
menawarkan atomisasi bahan bakar yang baik dan juga dapat
meminimalisir permasalahan penumpukan bahan bakar (deposit)
dibandingkan dengan Pintle Type.
9
d. Tidak bocor
e. Noise rendah
f. Tahan lama
Pengaturan waktu injeksi pada injektor dilakukan dengan jalan
memberikan massa pada masing-masing injektor. Disediakan terminal
massa yang diatur pada ECU (#10 dan #20). Arus dari sumber mengalir
langsung dari switch pengapian atau dari relay utama EFI. Ketika sirkuit
driver ECU bekerja, arus yang mengalir ke massa melalui kumparan
solenoid injektor. Medan magnet yang dihasilkan mengakibatkan injektor
untuk membuka melawan tegangan pegas. Ketika sirkuit driver ECU
dimatikan, pegas menyebabkan katup injektor tertutup kembali.
10
b. Two groups of two injektors each (untuk 4 silinder)
c. Three groups of two injektors each (mesin 6 silinder)
d. Independent (sequential)
11
Gambar 7. Pola Injeksi Bahan Bakar dan Timing Injeksi.
2. Karakteristik Pengabutan
Karakteristik semprotannya dapat dianalisa berdasarkan bentuk
semprotannya, pola semprotan, dan karakteristik penyebarannya. Berikut
penjelasan lebih lanjut.
a. Pencil Beam
Pencil Beam adalah bentuk pola bahan bakar yang diinjeksikan
oleh injektor dengan tipe satu lubang. Umumnya bentuk pola
semprotan ini penggunaannya terbatas dengan tujuan khusus.
b. Conical Spray (Injektor tipe pintle)
12
Ujung katup jarum dibuat membentuk kerucut dengan tingkat
presisi yang tinggi dipasang pada fuel outlet, dapat memenuhi
kebutuhan sudut pengabutan yang berbeda-beda sesuai kebutuhan
mesin. Sebagai catatan bentuk kerucut pada ujung outlet dapat
memberikan suplai bahan bakar dengan baik.
c. Conical Spray (empat lubang injektor)
Empat lubang injektor mempunyai keunggulan ketepatan dan
sudut pengabutan dibandingkan dengan injektor tipe pintle. Masing-
masing pengabutan tipis akan dibentuk oleh ke empat lubang yang
dipasang pada orifice plate dengan sudut tertentu menghadap arah
sumbu injektor. Masing-masing akan membentuk kabut dengan
sudut tertenntu dan memberikan efek pengabutan bahan bakar yang
lebih baik, digunakan secara bersama-sama dengan protective sleeve
(klep pelindung).
d. Two-Spray Injektor
Mesin yang mempunyai dua inlet per cylinder, menggunakan
injektor ini. Garis tengah pengabutan mengarah ke intake valves.
Kemudian injektor menghasilkan dua pengabutan terpisah dengan
sudut pengabutan yang berbeda.
e. Multi-Hole Injector
Lubang-lubang pada orifice plate dapat menghasilkan efek
pengabutan yang lebih baik, dan sudut yang berbeda-beda pada
lubangnya bisa mencegah pengabutan partikel dari confinement
(kurungan) yang kemungkinan timbul oleh penurunan momentum
pengebutan bahan bakar.
13
resistance coil tahanannya adalah sekitar. 0.6 ~ 3 Ω, dan menggunakan
external resistance secara bersama-sama. Penggunaannya ditujukan
untuk meningkatkan respon dan ketahanan injektors, dicapai melalui
mengurangan jumlah waktu kumparan solenoids.
Melalui penurunan kumparan yang ada pada solenoid coils, maka
arus akan naik sehingga kerja injektors menjadi lebih baik. Namun
begitu, arus yang berlebihan bisa mengalir melalui solenoids sehingga
bisa merusak coil atau mengurangi ketahanannya. Karena itulah dipasang
external resistance secara bersamaan untuk menghidari kerusakan
tersebut. High resistance injektors mempunyai tahanan sekitar 12 ~ 17 Ω
untuk menambah tahanan solenoid coil agar arus yang lewat bisa
dibatasi. Tipe penggerak tegangan ini mempunyai konfigurasi yang
sederhana, namun mempunyai daya hambat yang tinggi, sehingga arus
pada injektor bisa diturunkan untuk gaya hisap injektor, sehingga batasan
kedinamisannya relatif sedikit. Gambar berikut adalah contoh konfigurasi
sirkuit voltage drive type injektor.
14
Peak and hold injcktors mempunyai sirkuit peak and hold (ambil
dan tahan) oleh ECM, dan ketika sinyal injeksi dalam keadaan ON, maka
arus yang dihantarkan ke injektor akan barubah. Pada saat stadium
inisilisasi injektor bekerja, maka arus akan mengalir untuk menaikkan
gaya megnetik dan menurunkan inertia pada solenoid agar proses
inisialisai bisa dilakukan, dan menggunakan arus rendah setelah needle
valve terbuka. Tipe Peak and hold ini mempunyai konfigursi sirkuit yang
rumit, namun daya hantar sirkuitnya rendah agar karanteristik ke
dinamisan injektor-nya lebih unggul. Sebagai tambahan Soho circuit
pada injektor drive circuit dapat melindungai power transistor dari gaya
balik electromotive yang dihasilkan dari solenoid coil pada saat sinyal
injeksi mati (OFF), dan menghilangkan arc (loncatan api) untuk
mengurangi waktu penutupan katup injektor.
15
Gambar diatas adalah contoh pengukuran injeksi bahan bakar
menggunalan grafik untuk tipe injeksi penggerak tegangan rendah. Pada
gambar terlihat sinyal tegangan baterai ketika ECM transistor dalam
keadaan OFF, namun bentuk gelombang yang terlihat pada gambar
tersebut akan berbeda apabila transistor dalam keadaan ON karena
pengaruh tahanan external. Ketika transistor dihidupkan ‘ON’, maka
tegangan injektor akan turun jika injektor dipengaruhi hanya oleh
tahanan. Namun demikian gaya balik elekromagnet dari injektor koil bisa
membuat tegangan turun sepanjang kurva B. Sebagai tambahan ketika
transistor dipindahkan ke status ‘OFF ‘ injektor akan kembali ke
tegangan baterai dan voltage dimatikan. Kemudian arus tersebut di coil
akan terputus, akibatnya tegangan sementara akan naik diatas tegangan
battery dan kembali stabil. Naiknya bagian titik A adalah merupakan
perubahan tegangan yang disebabkan oleh berubahnya pergerakan
plunger, melalui magnetic field yang dibangkitkan oleh solenoid coil.
Artinya, plunger bersinggungan pada stopper atau dihentikan. Jika tidak
ada kenaikan, berarti plunger tersebut tidak bergerak atau macet diposisi
terbuka atau tertutup.
16
drive type injektor (-). Pada gambar 8, titik A merupakan suplai tegangan
ke injektor. Titik B merupakan injektor drive transistor ECM yang
dihidupkan ‘ON’, kemudian injektor plunger akan ditarik ke stopper
sehingga proses injeksi akan dimulai. Titik C adalah periode waktu
injeksi bahan bakar dari injektor. Titik D adalah arus dari injektor yang
secara tiba-tiba diinterupsi sehingga terjadi gaya balik electromotive.
Titik E adalah injektor drive transistor ECM dimatikan ‘OFF ‘ sehingga
injeksi bahan bakar dihentikan.
17
mengalir untuk mejalankan injektor dengan karakteristik lebih baik, dan
setelah terbuka arus akan dibatasi ke level minimal untuk menjaga status
‘open/buka’ . Titik E adalah pembesaran gaya balik electromotive yang
dihasilkan pada solenoid coil ketika arus injektor secara tiba-tiba
diinterupsi. Titik F adalah bersar tegangan kembali seperti semula.
Salah satu injektor yang dipakai pada tipe ini adalah sistem injeksi
bahan bakar TBI (Throttle Body Injection). Pada gambar 14, Titik A
adalah suplai tegangan yang berikan ke injektor, Titik B adalah injektor
drive transistor ECM yang dihidupkan ‘ON’ sehingga proses injeksi
bahan bakar dimulai. Titik C adalah tegangan tinggi yang mengalir pada
saat awal injektor membuka, kemudian arus akan turun kemudian
injector solenoid coil menghasilkan gaya balik electromotive. Titik D
artinya adalah setelah katup injektor terbuka, maka arus yang mengalir
adalah minimum dengan tujuan menjaga status bukaan. Titik E adalah
periode waktu injeksi. Titik F adalah injektor drive transistor ECM
dimatikan kemudian injeksi bahan bakar akan berhenti, dan tegangan
kembali ke supply voltage.
18
5. Analisa grafik injeksi bahan bakar
19
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulam
Berdasarkan Makalah di atas, dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu :
1. Injektor bahan bakar adalah sebuah peralatan elektro-mechanical yang
mengukur, mengatur dan secara langsung menyemprotkan bahan bakar
ke dalam intake manifold menurut sinyal yang dikirimkan oleh ECU.
Hampir semua mesin Toyota yang digunakan pada mobil, menempatkan
injektor pada masing-masing silinder dan mengabutkan bahan bakar pada
intake manifold sebelum katup masuk.
2. Jenis-jenis Injektor secara umum terbagi menjadi 2 yaitu pintle type dan
hole type. Pada hole type, dibedakan menjadi beberapa macam yaitu
pencil beam, conical (4H). 2 stream dan multi hole
3. Pengontrolan Injektor dalam sistem Electronic Fuel Injection dibagi
menjadi Pola injeksi bahan bakar :
a. Bersamaan/Serentak
b. Two groups of two injektors each (untuk 4 silinder)
c. Three groups of two injektors each (mesin 6 silinder)
d. Independent (sequential)
Untuk gelombang output injektor PWM (Pulse Width Modulated) dapat
diketahui dengan menggunakan scanner.
B. Saran
1. Pengembangan makalah mengenai sistem kontrol elektronik perlu
ditingkatkan untuk dapat menghasilkan suatu karya yang lebih baik.
2. Perlu adanya optimalisasi media pembelajaran sistem kontrol elektronik
yang lebih interaktif untuk lebih memaksimalkan hasil belajar.
20
DAFTAR PUSTAKA
21