Anda di halaman 1dari 30

Yeny Kopong, SE., M.Acc.

, Ak, CA
Penggabungan usaha (business combinations): penyatuan entitas-
entitas bisnis yang sebelumnya terpisah. Meskipun tujuan utama
penggabungan usaha adalah untuk meningkatkan profitabilitas, namun
banyak perusahaan dapat menjadi lebih efisien dengan
menginterigasikan operasi secara horizontal atau vertikal atau dengan
mendiversifikasikan risiko usaha melalui usaha konglomerasi.

Integrasi horizontal (horizontal integration): penggabungan


perusahaan-perusahaan dalam lini usaha atau pasar yang sama.
contoh: Chevron dan texaco, Exxon dan mobil.

Integrasi vertikal (vertical integration): penggabunggan perusahaan


dengan operasi pada tahap produksi atau distribusi atau keduanya
yang berbeda, tetapi berurutan.
Contoh: Juni 2004, Briggs & Stratton Corporation mengumumkan
kesepakatan untuk mengakuisisi Simplicity Manufacturing, Inc senilai
$227,5 jt. Briggs & Stratton adalah produsen mesin kecil bertenaga gas
terbesar di dunia, sedangkan simplicity adalah perusahaan yang
mendesain, membuat dan memasarkan peralatan komersial premium
dan perawatan rumput taman konsumen.
Konglomerasi (conglomeration): penggabungan
perusahaan-perusahaan dengan fungsi produk atau jasa,
atau keduanya, yang tidak saling berhubungan dan
beragam. Suatu perusahaan mungkin mendiverfikasi untuk
mengurangi risiko yang berkaitan dengan lini bisnis
tertentu, seperti yang mungkin terjadi pada akuisisi
perusahaan utilitas atas perusahaan manufaktur.

Beberapa perusahaan utilitas bergabung dengan


perusahaan telekomunikasi setelah Telecomunications Act
thn 1996 mengizinkan perusahaan utilitas memasuki bisnis
telepon.

Sebagai contoh, pada bulan November 1997, Texas utilities


company mengakuisisi lufkin-Conroe Communications
Company, sebuah perusahaan telepon lokal, untuk
mendiversifikasi ke bisnis telekomunikasi.
Alasan-alasan Penggabungan Usaha:
 Keunggulan Biaya: lebih mudah bagi perusahaan untuk
memperoleh fasilitas yang dibutuhkan melalui
penggabungan dibandingkan melalui pengembangan.
Hal ini berlaku terutama pada periode inflasi.
 Risiko yang Lebih Rendah: membeli lini produk dan
pasar yang telah ada biasanya kurang berisiko
ketimbang mengembangkan produk dan pasar baru.
Risiko akan rendah apabila tujuannya adalah
diversifikasi.
 Memperkecil Keterlambatan Operasi: fasilitas-fasilitas
pabrik yang diperoleh melalui penggabungan usaha
dapat diharapkan segera beroperasi dan memenuhi
peraturan yang berhubungan dengan lingkungan dan
peraturan pemerintah lainnya.
 Menghindari pengambilalihan: Banyak perusahaan
bergabung untuk menghindari pengambilalihan di
antara perusahaan itu. Perusahaan yang lebih kecil
cenderung lebih rentan untuk diambil alih.
 Akuisisi Aktiva Tak Berwujud: penggabungan usaha
melibatkan penggabungan sumber daya tidak berwujud
maupun berwujud. Jadi, akuisisi atas hak paten, hak
penambangan mineral, riset database pelanggan, atau
keahlian manajemen mungkin menjadi faktor utama
yang memotivasi suatu penggabungan usaha.
 Alasan-alasan lain: selain untuk perluasan, perusahaan
dapat memilih penggabungan usaha untuk memperoleh
keuntungan pajak atas pendapatan pribadi dan
keuntungan pajak real estate serta untuk alasan-alasan
pribadi.
Perluasan Usaha dapat dilakukan dengan cara :
1. Internal Business Expansion. Ekspansi ini dilakukan di
dalam perusahaan itu sendiri dengan menggunakan modal
yang berasal dari pendapatan perusahaan yang berupa
Retained Earning. Misalnya pendirian pabrik baru, verifikasi
produk dll.
2. External Business Expansion
a. Penggabungan Usaha
1. Merger
2. Consolidation
b. Membeli saham perusahaan lain dalam jumlah yang
besar, maka timbul Induk perusahaan dan anak
perusahaan, maka perlu dibuat Laporan Keuangan
Konsolidasi.
BENTUK HUKUM PENGGABUNGAN USAHA

Akuisisi: penggabungan usaha yang meliputi semua bentuk


penggabungan entitas bisnis yang sebelumnya terpisah
dan penggabungan usaha ketika suatu perusahaan
memperoleh pengendalian operasi atas fasilitas produksi
entitas lain dengan memiliki mayoritas saham berhak suara
yang beredar. Perusahaan yang diakuisisi tidak perlu
dibubarkan tetapi perusahaan tersebut tidak memiliki
eksistensi lain.

Merger dan konsilidasi sinonim dari akuisisi, akan tetapi


legalitas dan akuntansinya berbeda. Merger memerlukan
pembubaran semua entitas yang terlibat kecuali satu
entitas. Sementara konsilidasi memerlukan pembubaran
semua entitas bisnis yang terlibat dan membentuk
perusahaan baru.
Merger terjadi ketika sebuah perusahaan baru dibentuk
untuk mengambil alih semua operasi dari entitas bisnis
lainnya dan entitas itu yang dibubarkan.

Misalnya: Perusahaan A membeli aktiva perusahaan B


langsung dari perusahaan B secara tunai, dengan aktiva
lainnya atau dengan sekuritas perusahaan A.
Penggabungan usaha ini disebut akuisisi, bukan merger
kecuali perusahaan B dibubarkan.

Akuisisi ini memungkinkan perusahaan A mengendalikan


operasi atas aktiva-aktiva perusahaan B.

Akuisisi ini tidak akan memberikan perusahaan A


kepemilikan hukum atas aktiva-aktiva kecuali perusahaan
A memperoleh semua saham perusahaan B dan memilih
untuk membubarkan perusahaan B disebut merger.
Konsilidasi terjadi ketika sebuah perusahaan baru dibentuk untuk
mengambil alih aktiva dan operasi dari dua atau lebih entitas bisnis
yang terpisah, dan entitas yang sebelumnya terpisah tersebut
dibubarkan.

Misalnya: Perusahaan D, perusahaan yang baru dibentuk, dapat


memperoleh aktiva bersih perusahaan E dan F dengan mengeluarkan
saham secara langsung kepada perusahaan E dan F.

Pada kasus ini, perusahaan E dan F dapat terus mempertahankan


saham perusahaan D untuk memberikan manfaat kepada para
pemegang sahamnya (akuisisi),
atau perusahaan E dan F dapat mendistribusikan saham perusahaan
D kepada para pemegang saham dan perusahaan E dan F dibubarkan
(konsilidasi).

Pada kedua kasus tersebut, perusahaan D memperoleh kepemilikan


atas aktiva-aktiva perusahaan E dan F
KONSEP AKUNTANSI UNTUK PENGGABUNGAN USAHA

Konsep akuntansi untuk penggabungan usaha biasanya terdapat dalam


Accounting Principle Board (APB) opinion no.16 tentang "penggabungan
usaha" yang berlaku efektif sejak 1 November 1970 , menurut APB:
Penggabungan usaha terjadi apabila suatu perusahaan digabungkan
dengan satu atau lebih perusahaan lain dalam suatu entitas akuntansi.
Entitas tunggal tersebut tetap melanjutkan aktivitas perusahaan yang
sebelumnya terpisah secara independen,

Pada bulan Juni 2001, Financial Accouting Standards Board (FASB)


menegaskan kembali dengan mengeluarkan FASB no.141. Definisi yang
diberikan FASB agak berbeda dari yang diberikan oleh APB dalam opinion
no.16
Untuk tujuan penerapan statement ini, penggabungan usaha terjadi
apabila satu entitas memperoleh aktiva bersih yang membentuk suatu
bisnis atau mengakuisisi kepemilikan akuitas dari satu atau lebih entitas
lain dan memperoleh kendali atas entitas tersebut.
Pengendalian suatu entitas bisni yang terbentuk dalam
penggabungan usaha dimana:
 Satu atau lebih perusahaan yang menjadi anak
perusahaan
 Satu perusahaan menstransfer aktiva bersihnya ke
perusahaan lain, atau
 Setiap perusahaan mentransfer aktiva bersihnya ke
perusahaan baru yang dibentuk.

Suatu perusahaan menjadi perusahaan anak ketika


perusahaan lain memperoleh mayoritas (lebih dari 50 %)
saham berhak suara yang beredar. Perusahaan-
perusahaan yang digabung tetap memiliki identitas hukum
yang terpisah dan catatan akuntansi yang terpisah
meskipun telah menjadi satu entitas untuk tujuan pelaporan
utamanya.
LATAR BELAKANG AKUNTANSI UNTUK PENGGABUNGAN USAHA

Secara historis, kebanyakan kontroversi tentang akuntansi unyuk


penggabungan usaha berkisar pada Metode penyatuan kepemilikan
(pooling of interest method), yang diterima secara umu pada tahun
1950 ketika committee on Accounting Procedure menerbitkan
Accounting Research Bulettin (ARB) no. 40. Meskipun terdapat
kesulitan konseptual pada metode penyatuan ini, masalah mendasar
yang muncul pada ARB no.40 adalah diperkenalkannya metode
alternatif untuk penggabungan usaha (penyatuan vs pembelian).

Sampai tahun 2007, persyaratan akuntansi untuk penggabungan


usahan telah ada dalam AOB opinion no.16 yang mengakui baik
metode akuntansi penyatuan kepemilikan maupun pembelian untuk
penggabungan usaha.

Metode penyatuan kepemilikan menciptakan masalah-masalah karena


menggunakan buku historis untuk mencatat penggabungan, bukan
mengakui nilai wajar aktiva bersih pada tanggal transaksi. Prinsip-
prinsip akuntansi yang diterima umum (GAAP) umumnya
mensyaratkan pencatatan akuisisi aktiva pada nilai wajarnya.
Lebih lanjut, FASB statement no.141 mengeliminasi
metode akuntansi penyatuan kepemilikan untuk semua
transaksi yang dimulai setelah tanggal 30 Juni 2001.
Penggabungan yang dimulai setelah tanggal tersebut
harus menggunakan metode pembelian.

Penghapusan metode penyatuan kepemilikan oleh FASB


membuat GAAP AS lebih konsisten dengan standar
akuntansi Internasional.

International Accounting Standards Board (IASB)


mengeluarkan International Financial Reporting Standard 3
(IFRS 3) "Business combination" pada tanggal 31 Maret
2004, yang mengharuskan penggabungan usaha
diperhitungkan dengan menggunakan metode pembelian.
IFRS 3 secara khusus melarang metode penyatuan
kepemilikan.
AKUNTANSI UNTUK PENGGABUNGAN USAHA MENURUT
METODE PEMBELIAN

Semua penggabungan usaha yang dimulai setelah 30 Juni 2001 harus


diperhitungkan sebagai pembelian menurut FASB statement no. 141

Metode Pembelian mencatat penggabungan usaha dengan


menggunakan prinsip biaya historis. Dengan kata lain, mengukur biaya
untuk entitas pembeli ketika mengakuisisi perusahaan lain dalam
penggabungan usaha dengan metode pembelian dengan jumlah kas
yang dikeluarkan atau dengan nilai wajar aktiva lain yang
didistribusikan atau sekuritas yang diterbitkan.

Bila penggabungan dua perusahaan atau lebih menyangkut perubahan


hak milik, artinya Net Asset dari perusahaan yang satu dijual kepada
perusahaan yang lain. Biaya perolehan dari perusahaan yang membeli
diukur dengan jumlah kas yang dikeluarkan termasuk biaya langsung
penggabungan.
Sebagai contoh, anggaplah bahwa Poppy
Corporation menerbitkan 100.000 lembar saham
biasa dengan nilai nominal $10 untuk memperoleh
bahwa aktiva bersih Sunny Corporation dalam
suatu penggabungan usaha dengan metode
pembelian pada tanggal 1 Juli 2006. harga pasar
saham biasa Poppy pada tanggal tersebut adalah
$16 per saham. Biaya langsung tambahan untuk
penggabungan usaha itu terdiri dari honor SEC
(Bapepam) sebesar $5.000. honor akuntan
sehubungan dengan laporan pendaftaran di SEC
sebesar $10.000. biaya percetakan dan penerbitan
sertifikat saham biasa $25.000, dan honor pendiri
serta konsultan sebesar $80.000.
Poppy mencatat penerbitan 100.000 lembar saham
dalam pembukuannya sebagai berikut (dalam
ribuan)
Investasi dalam Sunny (+A) 1.600
Saham biasa, nominal 10(+SE) 1.000
Tambahan modal disetor (+SE) 600
Untuk mencatat penerbitan 100.000 lembar saham
biasa
(nilai nominal $10) dengan harga pasar $16 per
saham dalam suatu penggabungan usaha menurut
metode pembelian dengan Sunny
Poppy mencatat biaya langsung tambahan untuk penggabungan
usaha sebagai berikut:
Investasi dalam Sunny (+A) 80
Tambahan modal disetor (-SE) 40
Kas (atau aktiva bersih lain) (-A) 120
Untuk mencatat tambahan biaya langsung dalam
penggabungan usaha Sunny, honor pendiri dan konsultan
sebesar $80.000 dan pendaftaran serta penerbitan sekuritas
ekuitas sebesar $40.000
Kami memperlakukan biaya pendaftaran dan penerbitan sebesar
$40.000 sebagai pengurangan nilai wajar saham diterbitkan dan
membebankan biaya-biaya tersebut ke modal disetor tambahan.
Biaya-biaya langsung lainnya dari penggabungan usaha
($80.000) ditambahkan ke biaya perolehan Sunny Corporation.
Total biaya bagi Poppy untuk mengakuisisi Sunny adalah
$1.680.000, di mana jumlah ini dimasukan ke akun Investasi
dalam Sunny.
Alokasi biaya dalam penggabungan
usaha dengan metode pembelian
Langkah pertama dalam mengalokasikan biaya
dari perusahaan yang diakuisisi adalah
nenentukan nilai wajar semua aktiva berwujud
dan tidak berwujud yang dapat diidentifikasi
yang diperoleh/ dan kewajiban yang
ditanggungFASB Statemen No.141, paragraf
37 memberikan pedoman dalam
membebankanjumlah kekkategori khusus
aktiva yang diterima dan kewajiban yang
ditanggung dalam pembelian, sebagai berikut:’
 Sekuritas yang dapat diperjualbelikan (marketable securities) –
Nilai wajar
 Persediaan barang jadi dan barang dagang-realisasi bersih
dikurangi laba yang wajar
 Persediaan barang dalam proses-nilai realisasi bersih dikurangi
laba yang wajar.
 Bahan baku-nilai penggantian saat itu (current replacement cost)
 Piutang-nali sekarang yang ditentukan denga suku bunga berjalan
, dikurangi penyisihan piutang tak tertagih.
 Pabrik dan peralatan (Plan and equipment)-nilai pengganti saat itu
untuk kapasitas yang sama jika aktiva akan digunakan, dan nilai
realisasi bersih jika aktiva akan dijual
 Aktiva lainnya termasuk tanah, sumber daya alam, dan
sekuritasyang itdak dapat diperjualbelikan-nilai taksiran.
 Aktiva tidak berwujud dapat diidentifikasi-niali wajar yang
diestimasi
 Kewajiban-nilai sekarang yang ditentukan pada suku bunga
berjalan yang sesuai
Ilustrasi Penggabungan dengan
Metode Pembelian
Pitt Corporation memperoleh aktiva bersih Seed
Company melalui penggabungan dengan
metode pembelian yang dilaksanakan pada
tanggal 27 Desember 2006. aktiva dan
kewajiban Seed pada tanggal tersebut, pada
nilai buku dan nilai wajarnya adalah sebagai
berikut (dalam ribuan)
Nilai buku Nilai wajar
Ativa $50
Kas &50 &50
Piutang bersih 150 140
Persediaan 200 250
Tanah 50 100
Bangunan-bersih 300 500
Peralatan bersSIH 250 350
PATEN - 50
Total Aktiva $1.000 $1.440

Kewajiban
Utang usaha $60 $60
Wesel bayar 150 135
Kewajiban lain 40 45
Total kewajiban $250 $240
Ativa bersih $750 $1. 200
Kasus 1: Goodwill
Pitt corporation membayar $400.000 tunai dan menerbitkan 50.000 lembar saham
biasa dengan nilai nominal $$10 per saham dan nilai pasar $20 per saham untuk
memperoleh aktiva bersih Seed Copanny. Ayat jurnal untuk mencatat
penggabungan usaha pada pembukuan Pitt Corporation per 27 Desember 2006
adalah:
Investasi dalam seed company (+A) 1400
Kas (-A) 400
Saham biasa, nominal $10 (+SE) 500
Tambahan modal disetor (+SE) 500
Untuk mencatat penerbitan 50.000 lembar
saham biasa nominal $10 ditambah kas
$400.000 dalam penggabungan usaha menurut
metode pembelian dengan seed company

Kas (+A) 50
Piutang bersih (+A) 140
Persediaan (A+) 250
Tanah (A+) 100
Bangunan (A+) 500
Peralatan (A+) 350
Paten (A+) 50
Goodwill (+A) 200
Utang usaha (+L) 60
Wesel bayar (+L) 135
Kewajiban lain (+L) 45
Investasi dalam Seed Company (-A) 1.400
Untuk membebankan biaya Seed
Companny ke aktiva yang dapat
diidentifikasi yang diperoleh dan kewajiban
yang ditanggung atas dasar nilai wajarnya
dan ke goodwill.

Jumlah yang dibebankan ke aktiva dan kewajiban yang


didasarkan pada nilai wajar, kecuali goodwill. Goodwill
ditentukan dengan mengurangkan nilai wajar aktiva bersih
yang dpat diidentifikasi yang diperoleh sebesar $1.200.000
dari harga beli Aktiva bersih Seed sebesar $1.400.000
Kasus 2. Nilai Wajar melebihi biaya investasi (goodwill negatif)
Pitt Corporation menerbitkan 40.000 lembar saham biasa dengan nilai
nominal $10, nilai pasar $20 per saham, dan juga memberikan wesel
bayar berjangkan 5 tahun, bungan 10% senilai $200.000 untuk aktiva
bersih seed company. Pembukuan pitt mencatat penggabungan usaha
pit dan seed sebagai pembelian pada taanggal 27 Desember 2006
dengan ayat jurnal berikut:

Investasi dalam seed company (+A) 1.000


Saham biasa, nominal $10 (+SE) $400
Tambahan modal disetor (+SE) 400
Wesel bayar 10%, 5 tahun (+L) 200
Untuk mencatat penerbitan 40.000 lembar
saham biasa nominal $10, ditambah wesel
10% sebesar $200.000 dalam
penggabungan usaha menurut metode
pembelian dengan seed company
Kas (+A) 50
Piutang bersih (+A) 140
Persediaan (+A) 250
Tanah (+A) 80
Bangunan (+A) 400
Peralatan (+A) 280
Paten (+A) 40
Utang usaha (+L) 60
Wesel bayar (+L) 135
Kewajiban lain(+L) 45
Investasi pada seed company (-A) 1.000
Untuk membebankan biaya seed company ke
aktiva yang dapat diidentifikasi yang
diperoleh dan kewajiba yang ditanggung
berdasarkan nilai wajarnya dikurangi bagian
yang dipoporsional dari kelebihan nilai wajar
atas biaya investasi.
Jumlah yang dibebankan ke setiap akun dan
kewajiban individubelial pada ayat jurnal diatas
sesuai dengan FASB Statement No.141 untuk
penggabungan usaha. Karena nilai wajar
sebesar $1.200.000 dari aktiva bersih yang
dapat diidentifikasi yang diperoleh melebihi
harga beli $1.000.000 sebesar $200.000, jumlah
yang dapat dibebankan ke aktiva tidak
lancardikurangkan sebesar 20% (kelebihan
sebesar $200.000 dibagi nilai wajar aktiva tidak
lancarn ($1.000.000)
Pengurangan pada aktiva tidak lancar adalah
dalam ribuan)
Kurang 20%
Jumlah yang
pengurangan
dapat
Nilai wajar Aktiva atas kelebihan
dibebankan ke
nilai wajar
aktiva
terhadap biaya
Tanah $ 100 $ 20 $ 80
Bangunan 500 100 400
Peralatan 350 70 280
Paten 50 10 40
TOTAL $1.000 $200 $800
Alternatif lain. Pengurangan kelebihan nilai wajar terhadap biaya untuk lain-lain
aktiva tidak lancar juga dapat dihitung sebagai berikut;

Tanah $100/$1.000 x $200 = $ 20


Bangunan $ 500/$1.000 x$200 = 100
Peralatan $350/$1.000 x $200 = 70
Paten $50/$1.000 x $200 = 10
$200

Dalamn beberapa contoh, kelebihan nilai wajar terhadap biaya mungkin


sedemikian besar sehingga saldo yamg tersisa setelah aktiva dikurangi menjadi
nol. Sisa kelebihan pada kasus ini harus dilaporkan sebagai keuntungan luar
biasa.
Akuntansi untuk Goodwill dan aktiva tidak
berwujud lainnya yang saat ini

Menurut FASB Statemen No.141 dan No.142, perusahaan


mencatat goodwill tetapi tidak mengamortisasinya, FASB
mengharuskan perusahaan senilai Goodwill secara
periodik untuk penurunan nilainya.

FASB No.12 tidak secara retroaktif mengubah perlakuan


atas goodwill tetapi perusahaan akan menghentika
amortisasi goodwill yang sebelumnya dicatat. Dengan kata
lain, amortisasi labih lanjut tidak diperbolehkan tetapi
perusahaan tidak boleh mecatat goodwill untuk membalik
dampak beban amortisasi periode sebelumnya.
Perusahaan harus menetapkan penurunan nilai goodwill
setidaknya sekali setahun, FASB Statement No.142 (paragraf 28)
mengharuskan penetapan penurunan nilai yang lebih sering jika
setiap peristiwa berikut terjadi:
a. Perubahan signifikan yang tidak diinginkan dalam faktor
hukum atau iklim usaha
b. Tindakan atau penilain yang tidak diinginkan oleh regulator
c. Persaingan yang tidak diantisipasi
d. Kehilangan karyawan kunci
e. Ekspetasi yang mungkin terjadi bahwa unit pelaporan atau
bagian unit pelaporan yang signifikan akan dijual atau dilepas
f. Pengujian untuk pemulihan kelompok aktiva yang signifikan
menurut statement 121 dalam unit pelaporan
g. Pengakuan kerugian penurunan nilai goodwill dalam pelaporan
keuangan perusahaan yang merupakan komponen unit
pelaporan.

Anda mungkin juga menyukai