Anda di halaman 1dari 4

PENGERTIAN KREATIVITAS

Kreativitas adalah suatu pola tingkah laku siswa yang aktif, memiliki keingintahuan yang besar,
yang tidak bisa diam dalam suatu hal serta dorongan untuk berkembang dalam diri sendiri
maupun orang lain. Kemudian didukung dari beberapa para ahli pengertian tentang kreativitas,
Menurut Suyanto & Asep Djihad dalam Istirani dan Intan Pulungan bahwa ada beberapa makna
popular tentang istilah kreativitas : Pertama, kreativitas mengupayakan untuk membuat sesuatu
hal yang baru dan berbeda. Kedua, kreativitas dianggap sebagai sesuatu yang baru dan asli itu
merupakan hasil yang kebetulan. Ketiga, kreativitas dipahami dari sesuatu apa saja yang tercipta
sebagai yang baru dan berbeda. Keempat, kreativitas merupakan sesuatu proses yang unik.
Kelima, kreativitas membutuhkan kecerdasan yang tinggi. Keenam, kreativitas merupakan suatu
kemampuan yang dipengaruhi oleh faktor bawaan. Selanjutnya menurut Rogers dalam Utami
Munandar bahwa “kreativitas adalah kecenderungan untuk mengaktualisasi diri, mewujudkan
potensi, dorongan untuk berkembang dan menjadi matang, kecenderungan untuk
mengekspresikan dan mengaktifkan semua kemampuan organisme”. Demikian pula Clark
Moustakis dalam Utami Munandar menyatakan bahwa “kreativitas adalah pengalaman
mengekspresikan dan mengaktualisasikan identitas individu dalam bentuk terpadu dalam
hubungan dengan diri sendiri, dengan alam,dan dengan orang lain”. Menurut Sternberg dalam
Utami Munandar yaitu “kreativitas adalah titik pertemuan yang khas antara tiga atribut
psikologis: inteligensi, gaya kognitif, dan kepribadian/motivasi”. Selanjutnya Menurut Reni
Akbar dalam Latifah Husien “kreativitas adalah kemampuan seseorang melahirkan sesuatu yang
baru atau kombinasi hal yang sudah ada sehingga terkesan ada”. Dengan demikian, dari beberapa
pendapat di atas dapat disimpulkan kreativitas merupakan suatu pola periku siswa untuk
menciptakan pemikiran sehingga menghasilkan ide-ide , kegiatan yang unik dan menarik minat
banyak orang atau sebagai kemampuan untuk memberikan gagasan baru dalam upaya
pemecahan masalah.

CIRI-CIRI ORANG KREATIF


1. Energetik tapi fokus
Seorang kreatif umumnya gak malas-malasan jika sudah ketemu dengan pekerjaan yang menarik
bagi mereka. Mereka bisa berjam-jam melakukan hal yang menurut mereka menarik dan
sepanjang waktu tersebut mereka tetap fokus dan antusias.
2. Pintar tapi naif
Seseorang dengan kecerdasan tinggi belum tentu punya sifat kreatif. Namun, jika ia memiliki
sifat naif, seorang kreatif yang cerdas mampu menghasilkan sesuatu yang tak terpikirkan orang
lain sebelumnya.
3. Playful tapi disiplin Kedua sifat ini memang bertolak belakang, tapi kenyataannya orang
kreatif percaya bahwa kreativitas tinggi membutuhkan kombinasi kerja keras dan melakukan hal-
hal yang menyenangkan. Istilahnya work hard, play hard!
4. Realistis tapi imajinatif
Ternyata, orang yang imajinatif belum tentu kreatif. Mungkin mereka bisa terbenam dalam
imajinasi, tapi apa artinya jika imajinasi itu gak bisa diubah jadi kenyataan? Sifat realistis perlu
sebagai penyeimbang.
5. Paduan ekstrovert dan introvert
Loh, kok bisa? Yup, orang kreatif bisa punya sisi ekstrovert, misalnya berinteraksi dengan orang
lain untuk memunculkan inspirasi. Lalu, mereka bisa berdiam diri sebagai orang introvert, untuk
mengeksplorasi inspirasi dan mengubahnya jadi sesuatu yang kreatif.
6. Bangga tapi rendah hati
Bangga dengan pencapaian boleh-boleh saja, tapi orang kreatif gak membenamkan diri kepada
kebanggaan berlebihan. Mereka punya respect pada orang lain yang pernah berhasil di bidang
yang sama.
7. Maskulin tapi feminin
Wanita kreatif umumnya punya sifat maskulin, yaitu kecenderungan untuk lebih dominan dari
wanita lain. Sementara, pria kreatif umumnya punya sifat feminin, yaitu kurang agresif
dibanding pria lain dan cenderung lebih sensitif.
8. Konservatif tapi memberontak
Untuk memunculkan ide yang kreatif, kita harus berpikir out of the box. Namun, meski orang
kreatif bisa agak-agak rebel, ia juga mestinya bisa bersikap konservatif dengan menghargai dan
menerima masa lalu sambil mencari solusi baru.
9. Cinta hasil kerja boleh, asal tetap objektif
Dengan semangat tinggi, wajar jika orang kreatif menikmati pekerjaan mereka dan hasil yang
mereka capai. Namun, mereka juga harus bersikap objektif dengan kritis terhadap hasil kerja
mereka, untuk mencapai hasil lebih baik di masa depan.
10. Sensitif sambil berpikir positif
Daripada orang lain, seseorang dengan kreativitas tinggi cenderung sensitif dan lebih terbuka. Ini
bisa jadi masalah, sebab ide-ide baru kerap mendapat kritik dari orang lain. Meski punya sifat
sensitif, seorang kreatif harus cukup kuat menghadapi kritik, dengan selalu berpikir positif.

Pentingnya kreativitas
Pentingnya kreativitas dalam pendidikan, khususnya dalam belajar sejarah di kelas yaitu untuk
berfikir kreatif sebagai kemampuan melihat bermacam-macam kemungkinan penyelesaian
terhadap suatu materi-materi sejarah, merupakan bentuk pemikiran yang sampai saat ini masih
kurang mendapat perhatian. Pembelajaran di sekolah yang terutama dilatih adalah penerimaan
pengetahuan, ingatan, dan penalaran berpikir logis Para guru dituntut untuk menciptakan suasana
belajar yang efektif dan kondusif agar siswa terstimulus untuk bersikap ingin tahu, memunculkan
keinginan untuk bertanya, mengeluarkan pendapat, mengeluarkan ide atau gagasan-gagasannya
dalam proses belajar sehingga diharapkan mampu mencapai suatu tujuan pendidikan. Maka,
kreativitas dalam ranah pendidikan dirasa cukup perlu dan sangat penting khususnya dalam
proses belajar mengajar. Sesuai dengan tujuan pendidikan di dalam pembelajaran ialah dengan
mengoptimalkan peran guru sebagai pengajar dan siswa sebagai penerimanya. Belajar pada
hakekatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada disekitar individu. Belajar
dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat melalui
pengalaman. Belajar juga proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu. belajar merupakan
sebuah kegiatan yang melibatkan guru dan peserta didik sebagai unsur utama proses
pembelajaran.

Faktor Penghambat Kreativitas


Factor penghambat kreativitas adalah kemampuan menciptakan dan mewujudkan gagasan baru
untuk meningkatkan nilai tambah atau manfaat dari bahan-bahan yang sudah tersedia.

Kreativitas merupakan perpaduan antara kecerdikan dan ketulusan. Di satu sisi kreativitas adalah
hasil kecerdikan seseorang dalam menggunakan pikirannya, sedangkan disisi lain gagasan dari
kreativitas adalah gagasan yang tulus untuk membuat perbaikan dan terobosan untuk membuat
kemajuan dalam segala hal. Tujuan dari kreativitas adalah untuk menemukan solusi yang bisa
mempermudah dan mempercepat cara menangani suatu hal.

Setiap orang memiliki kreativitas, namun kadang orang tidak bisa mengembangkan
kreativitasnya semaksimal mungkin disebabkan karena adanya hambatan dalam pengembangan
kreativitas.
Ada beberapa faktor yang dapat menghambat pengembangan kreativitas seseorang, yaitu :

1. Faktor internal, yaitu faktor yang bersumber dari dalam diri sendiri, diantaranya :

1) Takut untuk mengambil risiko

2) Takut untuk dikritik

3) Kurangnya usaha berkreasi

4) Kekauan dalam berfikir

5) Tidak percaya diri

2. Faktor eksternal, yaitu faktor yang bersumber dari luar diri yaitu lingkungan, baik itu

lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat diantaranya :

1) Sikap orang tua yang otoriter, mereka mendorong anak dalam bidang-bidang yang tidak

diminati.

2) Cara guru mengajar yang otoriter

3) Masyarakat yang tidak mendukung seseorang untuk berkreasi


4) Tidak adanya sarana dan fasilitas yang dapat mendukung pengembangan kreativitas.

Menurut Yusuf Abu Al-Hijaj, Faktor-faktor yang menghambat kreativitas :


1. Gangguan Pikiran
Diantaranya adalah belenggu dan kurangnya kebebasan atau terbiasa dengan pola pikir yang
bersifat tipikal, lekatnya pemikiran mengenai adanya satu jawaban tepat untuk berbagai masalah.
2. Gangguan Psikologis
Diantaranya adalah rasa takut untuk tampil dengan penampilan yang kurang cerdas atau kurang
percaya diri dan patuh pada cara-cara yang sudah umum dalam memecahkan masalah, menolak
perubahan, dan lain sebagainya.
3. Gangguan lingkungan internal yang dihadapi oleh seseorang.
Hal ini meliputi gangguan dalam keluarga maupun sekolah. Ini merupakan gangguan yang
meliputi aksi kekerasan atau ejekan, pendidikan yang keras dan lain sebagainya.
4. Gangguan lingkungan eksternal
Meliputi gangguan internal kerja dan gangguan yang disebabkan oleh masyarakat, seperti
manajemen yang buruk, suasana kantor dan rutinitas.

Anda mungkin juga menyukai