3511 Pedoman Gizi
3511 Pedoman Gizi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan dan gizi merupakan faktor penting karena secara langsung
berpengaruh terhadap kualitas SDM suatu negara.Untuk itulah diperlukan usaha
perbaikan gizi yang bertujuan untuk meningkatkan status gizi masyarakat melalui
upaya perbaikan gizi, baik dalam keluarga mapun pelayanan gizi pada individu
yang karena suatu hal harus tinggal di suatu institusi kesehatan, diantaranya rumah
sakit (Direktorat Gizi Masyarakat 2003).
Pelayanan Gizi di Rawat Inap adalah pelayanan yang diberikan dan
disesuaikan dengan keadaan pasien berdasarkan keadaan klinis, status gizi dan
status metabolisme tubuh. Keadaan gizi pasien sangat berpengaruh pada proses
penyembuhan penyakit, sebaliknya proses perjalanan penyakit dapat berpengaruh
terhadap keadaan gizi pasien. Sering terjadi kondisi pasien yang semakin buruk
karena tidak tercukupinya kebutuhan zat gizi untuk perbaikan organ tubuh. Fungsi
organ yang terganggu akan lebih memburuk dengan adanya penyakit dan
kekurangan gizi.
Berbagai kemajuan dalam ilmu kedokteran dan ilmu gizi klinis telah mendorong
perkembangan penyelenggaraan makanan di rumah sakit.Dewasa ini, sesuai
dengan fungsinya, pelayanan makanan bagi orang sakit mempunyai kedudukan
yang sama pentingnya dalam pelayanan perawatan dan pengobatan dalam upaya
penyembuhan penyakit.(Sjahmien Moehyi, 1992) .
Oleh karena itu, karena pelayanan gizi di Puskesmas Kalasan yang merupakan
puskesmas dengan rawat inap yang melayani pasien yang dirawat inapkan maka
diperlukan sebuah pedoman agar pelayanan gizi yang bermutu dapat tercapai. Hal
tersebut sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan,
dimana telah berkembang terapi gizi medis di rumah sakit.
B. Tujuan
Tujuan Pedoman Pelayanan Gizi Rawat Inap ini adalah untuk menjadi acuan
bagi petugas gizi yang dilaksanakan di Puskesmas Srandakan, sehingga pada
akhirnya menghasilkan pelayanan gizi yang bermutu dan terukur.
C. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pelayanan di instalasi gizi meliputi sistem penyelenggaraan
makanan di Rawat Inap Puskesmas Srandakan.
D. BATASAN OPERASIONAL
Pelayanan Gizi Rawat Inap merupakan wadah yang menggelola pelayanan gizi
secara efektif, efisien dengan kualitas yang optimal meliputi penyediaan,
pengelolaan, terapi gizi dan konsultasi gizi serta pengendalian sarana dan tenaga
dalam peningkatan kualitas pelayanan.
E. LANDASAN HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 36 Tentang Kesehatan
2. Undang-undang Nomor 44 Tahun 2010 Tentang Rumah Sakit
3. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1996 Tentang Pangan
4. Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 715 Tahun 2003
Tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi Jasa Boga.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 Tentang Keamanan, Mutu, dan
Gizi
6. Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomer
374/MENKES/SK/III/2007 Tentang Standar Profesi Gizi
7. Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomer
1691/MENKES/PER/VIII/2011 Tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
BAB II
PELAYANAN GIZI RAWAT INAP
Pelayanan Gizi rawat inap merupakan pelayanan gizi yang dimulai dari proses
pengkajian gizi, diagnosa gizi, intervensi gizi meliputi perencanaan, penyediaan
makanan, penyuluhan/ edukasi dan konseling gizi serta monitoring dan evaluasi gizi.
A. Pengkajian Gizi
Tujuan: Mengidentifikasi masalah gizi dan faktor penyebab melalui pengumpulan,
verifikasi dan interpretasi data secara sistematis. Data pengkajian gizi meliputi:
1. Data antropometri:
Pengukuran antropometri di Puskesmas Kalasan meliputi, Tinggi Badan
(TB)/Panjang Badan (PB), Berat Badan (BB), Lingkar Lengan Atas (LILA). Cara
pengukuran antropometri
a. Ukur BB pasien dengan posisi tegak tanpa alas kaki
b. Ukur TB pasien dengan posisi berdiri tegak lurus tanpa alas kaki
c. Ukur panjang badan pada balita 0-2th dengan menggunakan alat ukur
panjang badan dengan cara telentang. Jika diukur dengan cara berdiri harus
dikurangi 0,7 cm.
d. Ukur LILA dengan mengukur lingkar lengan atas tangan kiri tentukan bagian
tengah lengan dan diukur lingkar lengan atasnya.
2. Data Pemeriksaan Klinik
Pemeriksaan klinis menyesuaikan data yang ada di status pasien seperti Tensi,
Suhu ada tidaknya muntah atau keluhan subyektif pasien.
3. Data Riwayat Gizi
a. Pengkajian Gizi secara Kualitatif dilakukan untuk memperoleh gambaran
kebiasaan pola makan sehari, pantangan dan alergi pasien
b. Pengkajian Gizi secara Kuantitatif dilakukan untuk mendapatkan Gambaran
asupan gizi sehari dengan cara recall 24 Jam yang dapat diukur dengan
menggunakan food model.
4. Data Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Data Hasil Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk mengetahui adanya
kelainan biokimia darah terkait gizi dalam rangka mendukung diagnosa penyakit
pasien. Hasil pemeriksaan laboratorium ini dilakukan juga untuk menentukan
intervensi gizi dan memonitor/mengevaluasi terapi gizi.
C. Edukasi Gizi
Edukasi gizi bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan
terkait perbaikan gizi dan kesehatan.
D. Konseling Gizi
Konseling yang diberikan sesuai kondisi pasien/klien meliputi konseling gizi
terkait penyakit, konseling ASI, Konseling Pemberian Makan Bayi dan Anak,
Konseling aktifitas fisik, dan konseling adalah untuk mengubah perilaku dengan
cara meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mengenai masalah gizi yang
dihadapi.
BAB III
PENYELENGGARAAN MAKANAN
e. Standar makanan
1) Standar Diet Biasa
Tabel 3. Standar Diet Biasa
WAKTU BUBUR NASI (BBN) NASI TIM NASI BIASA
PAGI BBN 250 g Nasi Tim 250 g Nasi 200 g
(06:30) Lauk Hewani 50 g Lauk Hewani 50 g Lauk Hewani 50 g
Lauk Nabati 25 g Lauk Nabati 25 g Lauk Nabati 25 g
Sayur 100 g Sayur 100 g Sayur 100 g
Buah 100 g Buah 100 g Buah 100 g
Sari Kacang Ijo 200 cc Sari Kacang Ijo 200 cc Sari Kacang Ijo 200 cc
SIANG BBN 250 g Nasi Tim 250 g Nasi 200 g
(11:30) Lauk Hewani 50 g Lauk Hewani 50 g Lauk Hewani 50 g
Lauk Nabati 25 g Lauk Nabati 25 g Lauk Nabati 25 g
Sayur 100 g Sayur 100 g Sayur 100 g
Buah 100 g Buah 100 g Buah 100 g
Sari Kacang Ijo 200 cc Sari Kacang Ijo 200 cc Sari Kacang Ijo 200 cc
SORE BBN 250 g Nasi Tim 250 g Nasi 200 g
(16:30) Lauk Hewani 50 g Lauk Hewani 50 g Lauk Hewani 50 g
Lauk Nabati 25 g Lauk Nabati 25 g Lauk Nabati 25 g
Sayur 100 g Sayur 100 g Sayur 100 g
Buah 100 g Buah 100 g Buah 100 g
Sari Kacang Ijo 200 cc Sari Kacang Ijo 200 cc Sari Kacang Ijo 200 cc
KANDUNGAN GIZI
Energi 1536,7 kkal Energi 1781,4 kkal Energi 2228,8 kkal
Protein 78,3 g Protein 83 g Protein 90,5 g
Lemak 52,3 g Lemak 54,7 g Lemak 60,3 g
Karbohidrat 193,5 g Karbohidrat 243,6 g Karbohidrat 332,6 g
2) Standar Diet DM
Tabel 4. Standar Diet DM
WAKTU DM 1500 DM 1700 DM 1900
PAGI Nasi 100 g Nasi 100 g Nasi 150 g
(06:30) Lauk Hewani 50 g Lauk Hewani 50 g Lauk Hewani 50 g
Lauk Nabati - Lauk Nabati 25 g Lauk Nabat 25 g
Sayur 150 g Sayur 150 g Sayur 150 g
Buah 100 g Buah 100 g Buah 100 g
Sari Kacang Ijo Tawar Sari Kacang Ijo Tawar Sari Kacang Ijo Tawar
200 cc 200 cc 200 cc
SIANG Nasi 100 g Nasi 100 g Nasi 150 g
(11:30) Lauk Hewani 50 g Lauk Hewani 50 g Lauk Hewani 50 g
Lauk Nabati - Lauk Nabati 25 g Lauk Nabati 25 g
Sayur 150 g Sayur 150 g Sayur 150 g
Buah 100 g Buah 100 g Buah 100 g
Sari Kacang Ijo Tawar Sari Kacang Ijo Tawar Sari Kacang Ijo Tawar
200 cc 200 cc 200 cc
Nasi Nasi Nasi
SORE
100 g 100 g 150 g
(16:30) Lauk Hewani 50 g Lauk Hewani 50 g Lauk Hewani 50 g
Lauk Nabati - Lauk Nabati 25 g Lauk Nabati 25 g
Sayur 150 g Sayur 150 g Sayur 150 g
Buah 100 g Buah 100 g Buah 100 g
Sari Kacang Ijo Tawar Sari Kacang Ijo Tawar Sari Kacang Ijo Tawar
200 cc 200 cc 200 cc
KANDUNGAN GIZI
Energi 1509,9 kkal Energi 1696,4 kkal Energi 1932,6 kkal
Protein 63,8 g Protein 71,6 g Protein 76 g
Lemak 52 g Lemak 55,4 g Lemak 55,3 g
Karbohidrat 196,7 g Karbohidrat 231,3 g Karbohidrat 286,5 g
Mengetahui Xyz,
Kepala Puskesmas Pelaksana