1 Maret 2022 71
ABSTRAK
Udang vaname (Litopenaeus vannamei) memiliki keunggulan tahan terhadap penyakit dan
produktivitasnya tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis secara deskriptif
karakteristik kualitas air dan performa pertumbuhan pada budidaya udang vaname secara intensif padat
tebar tinggi. Metode penelitian meliputi persiapan tambak, penebaran, transfer udang, menejemen pakan,
sampling pertumbuhan, manajemen kualitas air dan penyakit, panen dan pasca panen. Penelitian
dilakukan di CV. Dewi Windu selama 105 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa udang vaname yang
dibudidayakan secara intensif memiliki karakteristik kualitas air pH pada kisaran 7-8,3, salinitas 24-37
ppt, suhu 28-32 oC, DO 3-6,2 mg/L, alkalinitas 80-140 mg/L, phosphat 0,6-5 mg/L, nitrit 0-4 mg/L,
amoniak 0-0,12 mg/L, dan aminium 0-0,5 mg/L. Performa pertumbuhan yang dihasilkan yakni average
body weight (ABW) pada DOC 105 adalah 21,98 gram/ekor, average daily growth (ADG) antara 0,14-
0,35 gram dan kelangsungan hidup 88,41%. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah bahwa
karakteristik kualitas air pada pembesaran udang vaname secara intensif selama satu siklus budidaya
menunjukan karakter pola osilasi yang fluktuatif dinamis dari parameter pH, salinitas, suhu, oksigen
terlarut, alkalinitas, phosphat, nitrit, amonia, dan amonium. Sedangkan performa pertumbuhan
menunjukan hasil yang baik untuk sistem budidaya intensif.
Kata kunci: kualitas air, pertumbuhan, sistem intesif, udang vaname.
ABSTRACT
Vannamei shrimp (Litopenaeus vannamei) has the advantage of being resistant to disease and high
productivity. The purpose of this study was to analyze descriptively the characteristics of water quality
and growth performance in intensive vaname shrimp culture with high stocking density. Research
methods include pond preparation, stocking, shrimp transfer, feed management, growth sampling, water
quality and disease management, harvest and post-harvest. The research was conducted at CV. Dewi
Windu for 105 days. The results showed that the intensively cultured vaname shrimp had water quality
characteristics, pH in the range of 7-8.3, salinity 24-37 ppt, temperature 28-32 oC, DO 3-6.2 mg/L,
alkalinity 80-140 mg/L, phosphate 0.6-5 mg/L, nitrite 0-4 mg/L, ammonia 0-0.12 mg/L, and amines 0-0.5
mg/L. The resulting growth performance, namely the average body weight (ABW) at DOC 105 was 21.98
grams/head, average daily growth (ADG) was between 0.14-0.35 grams and survival was 88.41%. The
conclusion from the results of this study was that the water quality characteristics of intensively reared
vaname shrimp during one culture cycle showed a dynamically fluctuating oscillation pattern character
from the parameters of pH, salinity, temperature, dissolved oxygen, alkalinity, phosphate, nitrite,
ammonia, and ammonium. While the growth performance shows good results for intensive cultivation
systems.
71
72 PENA Akuatika Volume 21 No.1 Maret 2022
72
PENA Akuatika Volume 21 No.1 Maret 2022 73
73
74 PENA Akuatika Volume 21 No.1 Maret 2022
feeding rate yang dikontrol dengan anco meliputi Average Body Weight
untuk mencegah over feeding. Sampling (ABW) yang merupakan berat rata-rata
udang dilakukan secara setiap 7 hari per individu udang (gram), Average
mulai dari umur 30 hari setelah Daily Growth (ADG) yang merupakan
air, pergantian air dan sterilisasi air, persentase jumlah udang yang hidup
dilakukan setelah pemeliharaan 120 hari karakteristik kualitas air dan parameter
pertumbuhan budidaya udang vaname.
Parameter Pengamatan
Data yang peroleh pada penelitian Kualitas Air
ini meliputi karakteristik kualitas air dan Hasil pengamatan kualitas air
laju performa pertumbuhan. Adapun berupa parameter salinitas, suhu, DO,
parameter kedua data tersebut meliputi pH, alkalinitas, nitrit, amonia dan
adalah sebagai berikut: amonium yang dapat dilihat pada grafik
1. Karakteristik kualitas air dikur data penelitian. Kemudian data tampilan
meliputi suhu, DO, pH, salinitas, grafik dianalisa secara deskriptif untuk
alkalinitas, nitrit, amoniak dan menjelaskan kondisi perairan pada
ammonium. ekosistem tambak.
74
PENA Akuatika Volume 21 No.1 Maret 2022
40
35
30
Salinitas (ppt)
25
20 6:00
15 16:00
10
5
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Waktu (Minggu ke-)
Gambar 1. Hasil pengamatan salinitas setiap minggu selama pemeliharaan udang vaname
75
PENA Akuatika Volume 21 No.1 Maret 2022
berbagai reaksi kimia lainnya dalam air. udang berkisar antara 280C – 300C.
Hasil pengukuran suhu air tambak Fluktuasi suhu harian selama penelitian
pada pagi hari yaitu pukul 06.00 selama berlangsung adalah antara 1–20C.
16:00 antara 30 – 320C. berbeda dengan (2011), bahwa fluktuasi harian air yang
pendapat Viroonkul et al. (2009) yang baik untuk budidaya udang adalah harus
33
32
31
Suhu (0C)
30
29
28 6:00
27 16:00
26
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Waktu (Minggu ke-)
Gambar 2. Hasil pengamatan suhu setiap minggu selama pemeliharaan udang vaname
76
PENA Akuatika Volume 21 No.1 Maret 2022
8.5
7.5
(pH)
7
6:00
6.5 16:00
6
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Waktu (Minggu ke-)
Kosentrasi oksigen terlarut selama naik turun sampai minggu ke-9 karena
periode budidaya digambarkan berjalan biomassa dalam tambak terus meningkat
secara dinamis (Gambar 4.). Oksigen dan juga pemberian pakan bertambah
terlarut berfluktuasi dari minggu pertama seiring dengan kenaikan biomassa.
budidaya damapai minggu ke-15 masa Konsentrasi DO pada minggu ke-10
budidaya udang berlangsung. Dinamika cenderung meningkat karena telah
konsentrasi oksigen terlarut di tambak dilakukan panen parsial pada umur
udang disebabkan oleh banyak faktor tersebut sehingga beban pemakaian DO
yang mempengaruhi (Ariadi et al., oleh udang vaname menurun. Hal ini
2021). Pengelolaan konsentrasi oksigen menyebabkan konsentrasi DO cenderung
yang baik merupakan hal yang mengalami peningkatan. Kelarutan
penting dilakukan untuk menunjang oksigen di perairan tambak akan
keberhasilan budidaya udang. Menurut meningkat seiring dengan menurunnya
Makmur et al., (2018), mengatakan beban daya dukung lingkungan (Wafi et
kandungan oksigenterlarut (DO) al., 2021).
dalam air merupakan faktor kritis bagi Alkalinitas berfungsi sebagai
kesehatan udang pada kegiatan penyangga atau buffer pH alami dalam
pembesaran udang vaname. tambak. Alkalinitas dikatakan sebagai
penyangga (buffer) karena dapat
Berdasarkan hasil pengukuran yang
mempertahankan nilai pH walaupun
dilakukan didapatkan hasil pengukuran
kadar DO pada pemeliharaan cenderung
77
PENA Akuatika Volume 21 No.1 Maret 2022
terdapat guncangan pH air baik itu yang tambak menjadi tidak stabil. Berbeda
berasal dari air baru, air hujan, dan dengan pendapat Arsad et al., (2017),
aplikasi bahan-bahan lain. Menurut mengatakan bahwa kisaran alkalinitas
Supono, (2017) alkalinitas dibutuhkan optimum yaitu 90-150 ppm. Alkalinitas
oleh bakteri nitrifikasi maupun berperan sebagai kapasitas penyangga
fitoplankton untuk pertumbuhannya. (buffer capacity) terhadap perubahan pH
Dari hasil pengukuran alkalinitas yang perairan. Pengapuran adalah proses
diperoleh berkisar 80-140 ppm (Gambar penting, hal ini berhubungan dengan
5.). Menurut Pribadi et al. (2003) total alkalinitas dan kenaikan pH.
mengatakan kadar alkalinitas yang Peningkatan kadar kapur dapat
rendah (<100 ppm) akan menyebabkan meningkatkan ketersediaan karbon untuk
fluktuasi pH dalam tambak besar atau proses fotosintesis serta juga untuk
dengan kata lain akan menyebabkan pH meningkatkan total alkalinitas air.
7
Dissolved Oxygen (mg/L)
6
5
4
3
6:00
2 16:00
1
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Waktu (Minggu ke-)
Gambar 4. Hasil pengamatan oksigen terlarut selama pemeliharaan udang vaname
160
140
Alkalinitas (mg/L)
120
100
80
60 ppm
40
20
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Waktu (Minggu ke-)
78
PENA Akuatika Volume 21 No.1 Maret 2022
Parameter kimia air berupa kadar mg/L (Gambar 6.), berbeda dengan yang
fosfat diukur selama budidaya tambak dikatakan Fahrisal, (2014), yang
untuk mengetahui tingkat cemaran pakan menyebutkan bahwa kadar phosphat
terhadap air tambak. Sumber utama sesuai untuk kegiata budidaya perikanan
fosfat berasal dari pakan buatan (pelet). yaitu 0,1-0,25 mg/L. Kenaikan kadar
Fosfat merupakan senyawa terlarut phosphat diduga dikarenakan
didalam air yang memiliki fungsi penambahan pakan yang diberikan
terhadap biota air misalnya pembentukan bertambah seiring dengan lama masa
protein dan proses fotosintesis. Dari pemeliharaan dan minimnya proses
hasil pengukuran kadar phosphat yang pergantian air selama pemeliharaan.
dilakukan berada pada kisaran 0,6-5
.
6
5
Phosphat (mg/L)
4
3
PO4
2
1
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Waktu (Minggu ke-)
Gambar 6. Hasil pengamatan phosphat setiap minggu selama pemeliharaan udang vaname
79
PENA Akuatika Volume 21 No.1 Maret 2022
4.5
4
3.5
Nitrit (mg/L)
3
2.5
2 NO2
1.5
1
0.5
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Waktu (Minggu ke-)
Gambar 7. Hasil pengamatan nitrit setiap minggu selama pemeliharaan udang vaname
0.14
0.12
Amonia (mg/L)
0.1
0.08
0.06
0.04 NH3
0.02
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Waktu (Minggu ke-)
Gambar 7. Hasil pengamatan amoniak setiap minggu selama pemeliharaan udang
80
PENA Akuatika Volume 21 No.1 Maret 2022
bersifat racun karena kadar NH3 sangat kisaran 0-1,04 mg/L. Kadar amonium
tergantung pada pH dan suhu saat yang cenderung naik pada minggu 5 dan
2.5
Amonium (mg/L)
2
1.5
1
0.5 NH4
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Waktu (Minggu ke-)
81
PENA Akuatika Volume 21 No.1 Maret 2022
log pertumbuhan udang per periode 0,14 gram dan ADG tertinggi diperoleh
waktu berbeda-beda sesuai dengan pada antara DOC 93 ke DOC 100. Pada
kondisi tubuh, input pakan, dan faktor DOC 105 saat pemanenan diperoleh size
lingkungan yang mempengaruhi (Edhy 45 ekor udang dalam 1 Kg.
et al., 2010). Parameter ADG Kelangsungan hidup atau survival rate
dipengaruhi oleh pertambahan bobot (SR) yang diperoleh pada akhir
udang awal dan akhir pengamatan. ADG penelitian adalah 88,41%.
terendah diperoleh antara DOC 30 ke
37 yakni
82
PENA Akuatika Volume 21 No.1 Maret 2022
84
PENA Akuatika Volume 21 No.1 Maret 2022
85