Anda di halaman 1dari 15

PENA Akuatika Volume 21 No.

1 Maret 2022 71

KARAKTERISTIK KUALITAS AIR DAN


PERFORMA PERTUMBUHAN BUDIDAYA UDANG VANAME
(Litopenaeus vannamei) POLA INTENSIF
Yunarty, Ardana Kurniaji*, Budiyati, Diana Putri Renitasari, M. Resa
1
Program Studi Teknik Budidaya Perikanan, Politeknik Kelautan dan
Perikanan Bone, Bone, Indonesia
*Corresponding author: ardana.kji@gmail.com

Received: February 21, 2022 / Accepted: March 25, 2022

ABSTRAK
Udang vaname (Litopenaeus vannamei) memiliki keunggulan tahan terhadap penyakit dan
produktivitasnya tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis secara deskriptif
karakteristik kualitas air dan performa pertumbuhan pada budidaya udang vaname secara intensif padat
tebar tinggi. Metode penelitian meliputi persiapan tambak, penebaran, transfer udang, menejemen pakan,
sampling pertumbuhan, manajemen kualitas air dan penyakit, panen dan pasca panen. Penelitian
dilakukan di CV. Dewi Windu selama 105 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa udang vaname yang
dibudidayakan secara intensif memiliki karakteristik kualitas air pH pada kisaran 7-8,3, salinitas 24-37
ppt, suhu 28-32 oC, DO 3-6,2 mg/L, alkalinitas 80-140 mg/L, phosphat 0,6-5 mg/L, nitrit 0-4 mg/L,
amoniak 0-0,12 mg/L, dan aminium 0-0,5 mg/L. Performa pertumbuhan yang dihasilkan yakni average
body weight (ABW) pada DOC 105 adalah 21,98 gram/ekor, average daily growth (ADG) antara 0,14-
0,35 gram dan kelangsungan hidup 88,41%. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah bahwa
karakteristik kualitas air pada pembesaran udang vaname secara intensif selama satu siklus budidaya
menunjukan karakter pola osilasi yang fluktuatif dinamis dari parameter pH, salinitas, suhu, oksigen
terlarut, alkalinitas, phosphat, nitrit, amonia, dan amonium. Sedangkan performa pertumbuhan
menunjukan hasil yang baik untuk sistem budidaya intensif.
Kata kunci: kualitas air, pertumbuhan, sistem intesif, udang vaname.

ABSTRACT
Vannamei shrimp (Litopenaeus vannamei) has the advantage of being resistant to disease and high
productivity. The purpose of this study was to analyze descriptively the characteristics of water quality
and growth performance in intensive vaname shrimp culture with high stocking density. Research
methods include pond preparation, stocking, shrimp transfer, feed management, growth sampling, water
quality and disease management, harvest and post-harvest. The research was conducted at CV. Dewi
Windu for 105 days. The results showed that the intensively cultured vaname shrimp had water quality
characteristics, pH in the range of 7-8.3, salinity 24-37 ppt, temperature 28-32 oC, DO 3-6.2 mg/L,
alkalinity 80-140 mg/L, phosphate 0.6-5 mg/L, nitrite 0-4 mg/L, ammonia 0-0.12 mg/L, and amines 0-0.5
mg/L. The resulting growth performance, namely the average body weight (ABW) at DOC 105 was 21.98
grams/head, average daily growth (ADG) was between 0.14-0.35 grams and survival was 88.41%. The
conclusion from the results of this study was that the water quality characteristics of intensively reared
vaname shrimp during one culture cycle showed a dynamically fluctuating oscillation pattern character
from the parameters of pH, salinity, temperature, dissolved oxygen, alkalinity, phosphate, nitrite,
ammonia, and ammonium. While the growth performance shows good results for intensive cultivation
systems.

Keywords: water quality, growth, intensive system, vannamei shrimp

71
72 PENA Akuatika Volume 21 No.1 Maret 2022

PENDAHULUAN lapisan permukaan air. Maka dari itu


Udang vaname merupakan salah udang vaname memungkinkan untuk
satu jenis udang yang banyak dipelihara di tambak dengan kondisi
dibudidayakan sekarang sekarang ini, padat tebar tinggi karena mampu
disebabkan udang vaname memiliki memanfaatkan ruang secara lebih efisien
prospek dan profit yang sangat (Amri dan Kanna, 2008). Salah satu
menjanjikan (Babu et al., 2014). Pada sistem yang digunakan oleh
tahun 2016 kontribusi nilai ekspor udang pembudidaya udang vaname saat ini
váname beku (white shrimp) terhadap adalah sistem intensif. Menurut Nugroho
total nilai ekspor perikanan mencapai et al., (2016), sistem Intensif merupakan
lebih 27%. Berdasarkan uraian tersebut sistem teknologi budidaya udang dengan
udang váname memiliki peranan yang tingkat penebaran benih lebih tinggi dari
besar terhadap kinerja ekonomi pada tingkat semi intensif, serta
Indonesia (Wafi et al., 2020; Ariadi et memanfaatkan pakan alami, pakan
al., 2021). Akan tetapi, sampai saat ini tambahan, dan input produksi lainnya.
nilai ekspor udang vaname di Indonesia
Salah satu variabel penting dalam
masih lebih rendah dibandingkan dengan
budidaya udang pola intensif adalah
negara- negara produsen udang dunia
faktor kualitas air. Kualitas air dalam
lainnya, seperti India, Vietnam, Ekuador,
kegiatan budidaya udang bersifat dinamis
China, dan Thailand. Hal ini disebabkan
dan berfluktuasi sepanjang waktu (Ariadi,
karena adanya kendala kendala seperti
2020). Parameter kualitas air yang baik
rendahnya pemanfaatan teknologi,
akan membuat situs ekologi budidaya
pembangunan infrastruktur yang belum
berjalan stabil serta begitu juga sebaliknya
merata, dan rendahnya pemanfaatan
(Wafi et al., 2021). Sehingga keberaadaan
serta kemasan produk Indonesia yang
kualitas air budidaya yang stabil dan
tidak memenuhi standar (Saputri, 2017).
sesuai nilai ambang batas baku mutu air
Keunggulan udang vaname untuk kegiatan budidaya udang adalah
terletak pada ketahanannya terhadap poin krusial yang harus diperhatikan oleh
penyakit dan tingkat produktivitasnya petambak udang (Ariadi, 2019).
yang tinggi (Ariadi et al., 2021). Selain
Penelitian ini bertujuan untuk
itu, udang ini juga mampu
menganalisis karakteristik kualitas air
memanfaatkan seluruh kolom air dari
dasar tambak hingga ke

72
PENA Akuatika Volume 21 No.1 Maret 2022 73

dan performa pertumbuhan budidaya selama 5 hari. Selanjutnya dilakukan


udang vaname berupa tingkat pengapuran menggunakan kapur dolomit
kelangsungan hidup dan pertumbuhan (CaCO3) 500 Kg (dosis 107 gram/m2).
pada pembesaran udang vaname secara Pemasangan kincir disesuaikan dengan
intensif. posisi dan arah kincir yang mengarahkan
kotoran pada central drain (Putra dan
MATERI DAN METODE
PENELITIAN Manan, 2014). Air berasal dari laut yang
dipompa menggunakan pompa
Penelitian ini dilaksanakan pada
berkapasitas 20 HP yang disalurkan ke
bulan April-Juni 2020 atau selama 105
pipa berukuran 8 inch menggunakan
hari di CV. Dewi Windu Kec.
saringan kotoran. Air dimasukan ke bak
Mallusetasi, Kabupaten Barru, Sulawesi
filter untuk mengurangi bahan organik.
Selatan. Sarana dan prasarana yang
Sterilisasi air menggunakan kolam beton
digunakan berupa tambak, kolam
dan diberikan larutan H2O2 dengan dosis
transfer, blower, alat ukur kualitas air,
10 ppm. Pemberian probiotik B. subtilis
timbangan digital dan jala.
dan L. ulgaricus dosis 10 ppm selama 1
Tambak yang digunakan terbuat minggu (Amri dan Kanna, 2008).
dari beton dan dasar tambak dari tanah
Proses Produksi
yang dilengkapi saluran pembuangan
Proses produksi dimulai dari
dibagian tengah lapis pasir dan
penebaran benur udang vaname yang
dilengkapi sistem aerasi. Kolam transfer
diperoleh dari BPBL Bali dengan ukuran
terbuat dari beton dilapisi terpal politilen
PL-9 serta benur sudah SPF (spesific
berdiameter 14 m dan dilengkapi aerasi.
pathogen free) (Untara et al., 2018).
Alat kualitas air berupa pH meter, DO
Penebaran dilakukan pada pagi hari
meter, refraktometer, dan tes kit.
untuk menghindari stress benur (Amri
Timbangan digital kapasitas 2 Kg dan
dan Kanna, 2008; Arsad et al., 2017).
jala digunakanuntuk sampling.
Kemudian, dilakukan pendederan
Tahapan Kegiatan terlebih dahulu. Transfer udang vaname
Persiapan Wadah bertujuan untuk mengurangi kepadatan
Tahapan kegiatan meliputi persiapan pada kolam pemeliharaan.
wadah berupa pengeringan dan Metode pemberian pakan
pembersihan wadah. Air dibuang melalui dilakukan dengan blind feeding selama
central drain dan dilakukan pengeringan 30 hari.

73
74 PENA Akuatika Volume 21 No.1 Maret 2022

Selanjutnya pakan diberikan berdasarkan 2. Performa pertumbuhan yang diukur

feeding rate yang dikontrol dengan anco meliputi Average Body Weight

untuk mencegah over feeding. Sampling (ABW) yang merupakan berat rata-rata

udang dilakukan secara setiap 7 hari per individu udang (gram), Average

mulai dari umur 30 hari setelah Daily Growth (ADG) yang merupakan

penebaran (Hakim et al., 2018). Selama pertambahan bobot pada rentang

pemeliharaan dilakukan manajemen waktu tertentu (gram), dan tingkat

kualitas air berupa pengukuran kualitas Kelangsungan Hidup (%) yakni

air, pergantian air dan sterilisasi air, persentase jumlah udang yang hidup

pemberian kapur dan pemberian pada akhir pemeliharaan dibanding

probiotik. Pergantian air dilakukan setiap jumlah penebaran.

hari 20-30% selama 2-3 jam melalui Analisis Data


outlet. Pengapuran dilakukan seminggu Data yang diperoleh dianalisis
sekali dosis 5 ppm menggunakan kapur secara deskriptif berdasarkan parameter
dolomit (CaCO3) dan MgCO3). Probiotik pertumbuhan dan kualitas air. Kemudian
diberikan secara langsung pada media dibandingkan dengan literatur untuk
budidaya dosis 5 ppm hasil fermentasi mendukung hasil penelitian.
campuran antara B. subtilis, molase, susu
skim, aquazm, air tawar. Probiotik HASIL DAN PEMBAHASAN

diaplikasikan setiap minggu. Panen Hasil dan pembahasan meliputi

dilakukan setelah pemeliharaan 120 hari karakteristik kualitas air dan parameter
pertumbuhan budidaya udang vaname.
Parameter Pengamatan
Data yang peroleh pada penelitian Kualitas Air
ini meliputi karakteristik kualitas air dan Hasil pengamatan kualitas air
laju performa pertumbuhan. Adapun berupa parameter salinitas, suhu, DO,
parameter kedua data tersebut meliputi pH, alkalinitas, nitrit, amonia dan
adalah sebagai berikut: amonium yang dapat dilihat pada grafik
1. Karakteristik kualitas air dikur data penelitian. Kemudian data tampilan
meliputi suhu, DO, pH, salinitas, grafik dianalisa secara deskriptif untuk
alkalinitas, nitrit, amoniak dan menjelaskan kondisi perairan pada
ammonium. ekosistem tambak.

74
PENA Akuatika Volume 21 No.1 Maret 2022

40
35
30
Salinitas (ppt)

25
20 6:00
15 16:00
10
5
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Waktu (Minggu ke-)

Gambar 1. Hasil pengamatan salinitas setiap minggu selama pemeliharaan udang vaname

Pada Gambar 1. Dideskripsikan diperkuat oleh pendapat Briggs, (2006)


nlai fluktuasi dinamis dari parameter ,yaitu udang vaname merupakan spesies
salinitas air. Salinitas sendiri yang toleran terhadap salinitas dan dapat
didefinisikan sebagai konsentrasi total hidup pada rentang salinitas 0,5 – 45 ppt.
ion-ion terlarut dalam air, dinyatakan Dengan demikian, salinitas tidak
dalam satuan ppt (part per thousand) menjadi masalah selama budidaya
atau permil (Edhy et al., 2010). Hasil berlangsung. Kenaikan kadar salinitas
pengukuran salinitas pada pukul 6:00 dapat mempengaruhi tingkat laju
didapatkan berkisar antara 25-35 ppt, pertumbuhan dan proses osmoregulasi
sedangkan hasil pengukuran pada pukul tubuh udang vaname sehingga keadaan
16:00 berkisar 24-37 ppt. Nilai salinitas tersebut akan mempengaruhi kondisi
yang fluktuatif dikarenakan adanya homeostatis tubuh udang vaname
proses evaporasi pada siang hari (Ariadi, (Arsad et al., 2017; Ariadi et al., 2021).
2019). Salinitas air tambak ini sudah Data fluktuasi suhu air selama
sesuai dengan kebutuhan udang untuk masa penelitian dapat dilihat pada
tumbuh dan berkembang. Pernyataan Gambar 2. Menurut Putra dan Manan
tersebut diperoleh berdasarkan hasil (2014), yang mengatakan suhu air sangat
wawancara yang disampaikan oleh berpengaruh langsung terhadap
teknisi bahwa laju pertumbuhan udang kehidupan udang melalui laju
siklus ini lebih cepat dibandingkan metabolisme udang vaname
dengan siklus sebelumnya dengan (mempengaruhi metabolisme makan
salinitas rata-rata 38 ppt. Selain itu juga udang) dan juga berpengaruh terhadap
pernyataan tersebut daya larut gas-gas termasuk O2 serta

75
PENA Akuatika Volume 21 No.1 Maret 2022

berbagai reaksi kimia lainnya dalam air. udang berkisar antara 280C – 300C.

Hasil pengukuran suhu air tambak Fluktuasi suhu harian selama penelitian

pada pagi hari yaitu pukul 06.00 selama berlangsung adalah antara 1–20C.

pemeliharaan berlangsung berkisar Fluktuasi harian air ini masih sesuai

antara 28–300C, sedangkan pada pukul dengan pendapat Mangampa et al.

16:00 antara 30 – 320C. berbeda dengan (2011), bahwa fluktuasi harian air yang

pendapat Viroonkul et al. (2009) yang baik untuk budidaya udang adalah harus

mengatakan suhu optimal bagi budi daya dibawah 30C.

33
32
31
Suhu (0C)

30
29
28 6:00
27 16:00
26
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Waktu (Minggu ke-)
Gambar 2. Hasil pengamatan suhu setiap minggu selama pemeliharaan udang vaname

Selama masa penelitian, nilai dilakukan, didapatkan hasil pengukuran


fluktuasi pH dapat dilihat pada Gambar pH pada pukul 6:00 berkisar 7-8,3 dan
3. Nilai fluktuasi pH air pada tambak pada pukul 16:00 berkisar 7,1-8,2.
pembesaran udang vaname cenderung Sesuai dengan pendapat Makmur et
aman yaitu berkisar antara 0,5. Fluktuasi al., (2018), yang menyatakan bahwa
pH harian yang tinggi dapat kisaran pH air yang cocok untuk budidaya
menyebabkan terganggunya kehidupan udang vaname secara intensif 7,4-8,9
udang sehingga udang mudah dengan nilai kisaran optimum 8,0. Edhy et
mengalami stress. Keadaan stres yang al., (2010), mengatakan bahwa nilai pH
berkelanjutan dapat mengakibatkan diatas 8,5 harus dilakukan pergantian air.
serangan sekunder berupa penyakit baik Naik turunnya nilai pH di ekosistem
yang disebabkan oleh bakteri patogen tambak dikarenakan adanya perlakuan-
maupun oleh virus yang ada di perlakuan teknis pada setiap tambak yang
ekosistem tambak (Ariadi, 2019). berbeda-beda pada masing-masing hari
Berdasarkan hasil pengukuran yang (Wafi et al., 2021).

76
PENA Akuatika Volume 21 No.1 Maret 2022

8.5

7.5
(pH)

7
6:00
6.5 16:00

6
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Waktu (Minggu ke-)

Gambar 3. Hasil pengamatan pH setiap minggu selama pemeliharaan udang vaname

Kosentrasi oksigen terlarut selama naik turun sampai minggu ke-9 karena
periode budidaya digambarkan berjalan biomassa dalam tambak terus meningkat
secara dinamis (Gambar 4.). Oksigen dan juga pemberian pakan bertambah
terlarut berfluktuasi dari minggu pertama seiring dengan kenaikan biomassa.
budidaya damapai minggu ke-15 masa Konsentrasi DO pada minggu ke-10
budidaya udang berlangsung. Dinamika cenderung meningkat karena telah
konsentrasi oksigen terlarut di tambak dilakukan panen parsial pada umur
udang disebabkan oleh banyak faktor tersebut sehingga beban pemakaian DO
yang mempengaruhi (Ariadi et al., oleh udang vaname menurun. Hal ini
2021). Pengelolaan konsentrasi oksigen menyebabkan konsentrasi DO cenderung
yang baik merupakan hal yang mengalami peningkatan. Kelarutan
penting dilakukan untuk menunjang oksigen di perairan tambak akan
keberhasilan budidaya udang. Menurut meningkat seiring dengan menurunnya
Makmur et al., (2018), mengatakan beban daya dukung lingkungan (Wafi et
kandungan oksigenterlarut (DO) al., 2021).
dalam air merupakan faktor kritis bagi Alkalinitas berfungsi sebagai
kesehatan udang pada kegiatan penyangga atau buffer pH alami dalam
pembesaran udang vaname. tambak. Alkalinitas dikatakan sebagai
penyangga (buffer) karena dapat
Berdasarkan hasil pengukuran yang
mempertahankan nilai pH walaupun
dilakukan didapatkan hasil pengukuran
kadar DO pada pemeliharaan cenderung

77
PENA Akuatika Volume 21 No.1 Maret 2022

terdapat guncangan pH air baik itu yang tambak menjadi tidak stabil. Berbeda
berasal dari air baru, air hujan, dan dengan pendapat Arsad et al., (2017),
aplikasi bahan-bahan lain. Menurut mengatakan bahwa kisaran alkalinitas
Supono, (2017) alkalinitas dibutuhkan optimum yaitu 90-150 ppm. Alkalinitas
oleh bakteri nitrifikasi maupun berperan sebagai kapasitas penyangga
fitoplankton untuk pertumbuhannya. (buffer capacity) terhadap perubahan pH
Dari hasil pengukuran alkalinitas yang perairan. Pengapuran adalah proses
diperoleh berkisar 80-140 ppm (Gambar penting, hal ini berhubungan dengan
5.). Menurut Pribadi et al. (2003) total alkalinitas dan kenaikan pH.
mengatakan kadar alkalinitas yang Peningkatan kadar kapur dapat
rendah (<100 ppm) akan menyebabkan meningkatkan ketersediaan karbon untuk
fluktuasi pH dalam tambak besar atau proses fotosintesis serta juga untuk
dengan kata lain akan menyebabkan pH meningkatkan total alkalinitas air.

7
Dissolved Oxygen (mg/L)

6
5
4
3
6:00
2 16:00
1
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Waktu (Minggu ke-)
Gambar 4. Hasil pengamatan oksigen terlarut selama pemeliharaan udang vaname

160
140
Alkalinitas (mg/L)

120
100
80
60 ppm
40
20
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Waktu (Minggu ke-)

Gambar 5. Hasil pengamatan oksigen terlarut selama pemeliharaan udang vaname

78
PENA Akuatika Volume 21 No.1 Maret 2022

Parameter kimia air berupa kadar mg/L (Gambar 6.), berbeda dengan yang
fosfat diukur selama budidaya tambak dikatakan Fahrisal, (2014), yang
untuk mengetahui tingkat cemaran pakan menyebutkan bahwa kadar phosphat
terhadap air tambak. Sumber utama sesuai untuk kegiata budidaya perikanan
fosfat berasal dari pakan buatan (pelet). yaitu 0,1-0,25 mg/L. Kenaikan kadar
Fosfat merupakan senyawa terlarut phosphat diduga dikarenakan
didalam air yang memiliki fungsi penambahan pakan yang diberikan
terhadap biota air misalnya pembentukan bertambah seiring dengan lama masa
protein dan proses fotosintesis. Dari pemeliharaan dan minimnya proses
hasil pengukuran kadar phosphat yang pergantian air selama pemeliharaan.
dilakukan berada pada kisaran 0,6-5
.

6
5
Phosphat (mg/L)

4
3
PO4
2
1
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Waktu (Minggu ke-)
Gambar 6. Hasil pengamatan phosphat setiap minggu selama pemeliharaan udang vaname

Nitrit merupakan salah satu secara otomatis akan mengurangi kadar


senyawa nitrogen yang berasal dari nitrit. Berdasarkan hasil pengukuran
pakan dan dapat beracun bagi udang. kadar Nitrit (NO2) yang dilakukan
Pengamatan nitrit perlu dilakukan untuk berada pada kisaran 0-4 mg/L (Gambar
menentukan tindakan yang harus 7.), menurut Lazur, (2007), kadar nitrit
dilakukan untuk menurunkan kadar nitrit dibawah 4,5 mg/L masih berada dibawa
dalam air. Nitrit merupakan suatu produk batas maksimal. Kenaikan kadar nitrit
antara yang dihasilkan dari proses (NO2) disebabkan oleh keadaan
oksidasi NH3 menjadi nitrat sehingga ekosistem kolam yang sudah mulai tidak
dengan mengurangi beban limbah stabil.
tambak jadi

79
PENA Akuatika Volume 21 No.1 Maret 2022

4.5
4
3.5
Nitrit (mg/L)

3
2.5
2 NO2
1.5
1
0.5
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Waktu (Minggu ke-)

Gambar 7. Hasil pengamatan nitrit setiap minggu selama pemeliharaan udang vaname

Pengamatan amonia dilakukan merupakan bahan awal dari terbentuknya


karena bersifat racun bagi udang. Amonia amonia. Berdasarkan pengukuran
dapat mengiritasi insang udang sehingga amonia yang dilakukan berada pada
menyebabkan udang sulit untuk kisaran 0-0,12 mg/L (Gambar 7.).
menyerap oksigen. Kadar amonia ini Kadar amonia menunjukkan
ditentukan oleh suhu dan temperatur. masih dalam keadaan stabil, dimana
Semakin tinggi suhu dan temperatur, kadar amonia bagi biota akuatik berada
maka amoniak akan semakin tinggi. pada rentang 0,5-2,0 mg/L (Howerton,
Kadar amonia cenderung naik seiring 2001). Kenaikan kadar amonia pengaruh
dengan bertambahnya usia budidaya. Hal olehpenambahan pakan ke dalam tambak
ini disebabkan karena terakumulasinya yang terus meningkat dan tidak disertai
bahan organik dalam tambak yang dengan proses pergantian air.

0.14
0.12
Amonia (mg/L)

0.1
0.08
0.06
0.04 NH3
0.02
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Waktu (Minggu ke-)
Gambar 7. Hasil pengamatan amoniak setiap minggu selama pemeliharaan udang

80
PENA Akuatika Volume 21 No.1 Maret 2022

Hasil analisa amonium selama pengukuran amonium yang dilakukan


masa budidaya dapat dilihat pada berada pada kisaran 0-2 mg/L. berbeda
Gambar 8. Amonium (NH4) merupakan yang dikatakan oleh Pirzan dan Masak
bentuk terionisasi dari total amoniak (2008) yang mengatakan bahwa
yang tidak bersifat racun. Amonium kandungan amonium (NH4) yang dapat
diamati untuk mengetahui kadar ditoleransi oleh organisme budidaya
amoniak (NH3) dalam tambak yang termasuk juga fitoplankton berada pada

bersifat racun karena kadar NH3 sangat kisaran 0-1,04 mg/L. Kadar amonium

tergantung pada pH dan suhu saat yang cenderung naik pada minggu 5 dan

pengukuran. Pernyataan tersebut 7, hal ini diduga disebabkan oleh input


unsur nitrogen yang terus meningkat
didukung oleh pendapat Lazur (2007)
selama proses pemeliharaan berlangsung
bahwa konsentrasi NH4 dan NH3
dan minimnya dilakukan pergantian air.
tergantung pada pH dan suhu. Semakin
tinggi suhu dan pH, konsentrasi NH3
akan semakin tinggi. Berdasarkan

2.5
Amonium (mg/L)

2
1.5
1
0.5 NH4

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Waktu (Minggu ke-)

Gambar 8. Hasil pengamatan amonium setiap minggu selama pemeliharaan udang

Hasil pengukuran performa hari. Dewi (2019) melaporkan bahwa


pertumbuhan budidaya udang selama udang vaname yang dipeliharan secara
periode penelitian dapat dilihat pada intensif memperoleh ABW 25 gram/ekor
Tabel 1. Hasil sampling yang dilakukan dan ADG 0,35 gram/hari. Data tersebut
pada DOC 16 didapatkan berat rata-rata menunjukkan adanya peningkatan ABW
(ABW) yaitu 1,22 gram/ekor dan pada dari DOC 16 hingga DOC 105. Data
sampling terakhir pada DOC 105 ADG yang diperoleh menunjukkan
didapatkan ABW yaitu 21,98 gram/ekor adanya perbedaan pada tiap DOC.
dengan lama pemeliharaan selama 105 Kondisi tersebut disebabkan karena laju

81
PENA Akuatika Volume 21 No.1 Maret 2022

log pertumbuhan udang per periode 0,14 gram dan ADG tertinggi diperoleh
waktu berbeda-beda sesuai dengan pada antara DOC 93 ke DOC 100. Pada
kondisi tubuh, input pakan, dan faktor DOC 105 saat pemanenan diperoleh size
lingkungan yang mempengaruhi (Edhy 45 ekor udang dalam 1 Kg.
et al., 2010). Parameter ADG Kelangsungan hidup atau survival rate
dipengaruhi oleh pertambahan bobot (SR) yang diperoleh pada akhir
udang awal dan akhir pengamatan. ADG penelitian adalah 88,41%.
terendah diperoleh antara DOC 30 ke
37 yakni

Tabel 1. Hasil pengukuran performa pertumbuhan budidaya udang vaname


Berat Jumlah ABW ADG Size
DOC Udang (gram) Udang (gram/ (gram/ (ekor/Kg)
(ekor) ekor) hari)
16 109 88 1.22 819
23 526 227 2.31 0.16 432
30 1.334 391 3.41 0.16 293
37 1,356 308 4.40 0.14 227
44 1.678 270 6.21 0.26 161
51 1.773 234 7.57 0.19 132
58 2.213 233 9.49 0.28 105
65 2.434 217 11.21 0.25 89
72 2.736 218 12.21 0.14 81
79 3.218 227 14.17 0.28 70
86 3.158 204 15.48 0.19 64
93 2.567 143 17.95 0.35 55
100 2.329 114 20.42 0.35 48
105 2.352 107 21.98 0.31 45

Secara keseluruhan parameter laju pertumbuhan biologis udnag selama


kualitas air pada kegiatan budidaya udang masa budidaya berlangsung. Artinya,
di tempat penelitian ini masih sangat antara kualitas air dan performasi udang
bagus dan layak untuk siklus operasional terdapat hubungan yang erat dan saling
budidaya udang intensif. Parameter mempengaruhi. Pada budidaya udang
kualitas air yang baik maka akan pola intensif, metode budidaya yang
mendukung tingkat produktifitas udang tepat untuk menghasilkan performansi
yang semakin meningkat pula (Dewi, kinerja budidaya yang baik sangat
2019). Dari hasil penelitian ini juga didukung oleh kondisi ekosistem
digambarkan adanya keterkaitan antara perairan budidaya yang sesuai dan stabil
dinamika kualitas air di tambak dengan (Arifin et al., 2007).

82
PENA Akuatika Volume 21 No.1 Maret 2022

Ariadi, H., Wafi, A., Madusari, B.D.


KESIMPULAN 2021. Dinamika Oksigen Terlarut
(Studi Kasus Pada
Karakteristik kualitas air pada Budidaya Udang). Penerbit
pembesaran udang vaname secara ADAB. Jakarta. Ariadi, H.,
Wafi, A., Musa, M.,
intensif selama satu siklus budidaya Supriatna. 2021.
menunjukan karakter pola osilasi yang Keterkaitan Hubungan Parameter
Kualitas Air Pada Budidaya
fluktuatif dinamis dari parameter pH, Intensif Udang Putih (Litopenaeus
salinitas, suhu, oksigen terlarut, vannamei). Samakia: Jurnal Ilmu
Perikanan 12(1), 18-28.
alkalinitas, phosphat, nitrit, amonia, dan
Ariadi, H., Wafi, A., Supriatna., Musa,
amonium. Sedangkan laju performa
M. 2021. Tingkat Difusi Oksigen
pertumbuhan menunjukan hasil yang Selama Periode Blind Feeding
Budidaya Intensif Udang Vaname
baik untuk sistem budidaya intensif.
(Litopenaeus vannamei). Rekayasa
14(2), 152-158.
UCAPAN TERIMA KASIH
Arifin, Z., Andrat, K., dan Subiyanto.
Terima kasih kepada Politeknik 2007. Teknik produksi udang
vaname (Litopenaeus vannamei)
Kelautan dan Perikanan Bone dan CV.
secara sederhana. Departemen
Dewi Windu yang telah menfasilitasi Kelautan dan Perikanan. Balai
Besar Pengembangan Budidaya
pengambilan data penelitian. Serta
Air Payau Jepara. Jepara.
semua pihak yang membantu
Arsad, S., Afandy, A., Purwadhi, A.P.,
penyusunan artikel ilmiah ini. Maya, B., Saputra, D.K.,
Buwono, N.R. 2017. Studi
DAFTAR PUSTAKA kegiatan budidaya pembesaran
udang vaname (Litopenaeus
Amri, K. dan Kanna, I. 2008. Budidaya vannamei) dengan penerapan
Udang Vaname Secara Intensif, sistem pemeliharaan berbeda.
Semi Intensif, dan Tradisional. Jurnal Ilmiah Perikanan dan
Gramedia Pustaka Utama. Kelautan 9(1), 1-14.
Jakarta.
Babu, D., Ravuru, J.N. Mude. 2014.
Ariadi, H. 2019. Konsep Pengelolaan effect of density on growth and
Budidaya Udang Vannamei production of litopenaeus
(Litopenaeus vannamei) Pola vannamei of brackish water
Intensif Berdasarkan Tingkat culture system in summer season
Konsumsi Oksigen Terlarut. with artificial diet in prakasam
Fakultas Perikanan dan Ilmu district, india. American
Kelautan Universitas Brawijaya. International Journal of Research
Malang. in Formal, Applied, & Natural
Sciences 5(1), 10-13.
Ariadi, H. 2020. Oksigen Terlarut dan
Siklus Ilmiah Pada Tambak
Intensif. Guepedia. Bogor.
83
PENA Akuatika Volume 21 No.1 Maret 2022

Briggs, M. 2006. Cultured Aquatic Nugroho, R. L., Sukardi, Triyatmo, B.


Species Information 2016. Penerapan cara budidaya
Programme. FAO Fisheries and ikan yang baik pada pembesaran
AquacultureDepartment. Roma. udang vaname (Litopenaeus
vannamei) di pesisir Daerah
Dewi, Y.M. 2019. Performansi kinerja Istimewa Yogyakarta. Jurnal
budidaya udang vaname Perikanan 18(2), 47-53.
(penaeus vannamei) di PT.
Buana Bersama Jayaindo Pirzan, A.M., dan Masak, P.R.P. 2008.
Kabupaten Pandeglang, Banten. hubungan keragaman
Buletin JSJ 1(2), 63-69. fitoplankton dengan kualitas air di
Pulau Bauluang, Kabupaten
Edhy, W.A., Azhary, K., Pribadi, J., Takalar, Sulawesi Selatan.
Chaerudin, M. 2010. Budidaya Biodiversitas 9, 217-221.
udang putih (Litopenaeus
vannamei. Boone, 1931). CV. Pribadi, Januar, Kurniawan dan
Mulia Indah. Jakarta. Mawardi, M Ilyas. 2003.
Standard operasional dan
Hakim, L., Supono, Yudha, T., Adipura, prosedur (SOP) udang putih
Waluyo, S. 2018. Performa (Litopenaeus vannamei). PT.
budidaya udang vaname Central Pertiwi Bahari. Bandar
(Litopenaeus vannamei) semi Lampung.
intensif di desa purworejo
kecamatan pasir sakti kabupaten Putra, F.R., Manan, A. 2014. Monitoring
lampung timur. Rekayasa dan kualitas air pada tambak
Teknologi Budidaya Perairan 6 pembesaran udang vaname
(2), 691-698. (Litopenaeus vannamei) di
Situbondo, Jawa Timur. Jurnal
Lazur, A. 2007. Growout Pond and Ilmiah Perikanan dan Kelautan 6
Water Quality Management. (2), 137-141.
College Park, University of
Maryland. USA. Saputri, K. 2017. Peluang dan Kendala
Ekspor Udang Indonesia Ke
Makmur, Suwoyo, H.S., Fahrur, M., Pasar Jepang. Journal Ilmu
Syah, R. 2018. Pengaruh jumlah Hubungan Internasional 5(4), 1-
titik aerasi pada budidaya udang 13.
vaname, Litopenaeus vannamei.
Jurnal Ilmu dan Teknologi Supono, 2017. Teknologi Produksi
Kelautan 10(3), 727-738. Udang. Cetakan Pribadi. Bandar
Lampung.
Mangampa, M, Burhanuddin, Suwoyo,
H.S., Hendrajat, E.A., Tahe, S. Untara, L.M., Agus, M., Pranggono, H.
2014. Budidaya udang vaname 2018. Kajian tehnik budidaya
(Litopenaeus vannamei) pola udang vanamei (Litopenaeus
ekstensif plus melalui aplikasi vannamei) pada tambak busmetik
probiotik dan pergiliran pakan. SUPM Negeri Tegal dengan
Balai Penelitian dan tambak Tuvami 16 Universitas
Pengembangan Budidaya Air Pekalongan. Pena Akuatika
Payau Maros. Maros. 17(1), 76-88.

84
PENA Akuatika Volume 21 No.1 Maret 2022

Viroonkul, P., Unprasert, N.,


Silapanapaporn, O., Laoprasert,
S., Pansawat, N.,
Chintanachaiwat, S.,
Nissapawanich, B., Nitipon, M.,
Bunluedet, D., Pratuangtham,
S., Harnkraiwilai, S., Larpphon,
M. 2009. Good Aquaculture
Practices for Marine Shrimp
Farm. Bangkok: National
Bureau of Agricultural
Commodity and Food Standards.
Bangkok.Wafi, A., Ariadi, H.,
Fadjar, M., Mahmudi, M.,
Supriatna. 2020. Model Simulasi
Panen Parsial Pada Pengelolaan
Budidaya Intensif Udang
Vannamei (Litopenaeus
vannamei). Samakia: Jurnal Ilmu
Perikanan 11(2), 118-126.

Wafi, A., Ariadi, H., Muqsith, A.,


Mahmudi, M, Fadjar, M. 2021.
Oxygen Consumption of
Litopenaeus vannamei in
Intensive Ponds Based on the
Dynamic Modeling System.
Journal of Aquaculture and Fish
Health 10(1), 17-24.

Wafi, A., Ariadi, H., Muqsith, A.,


Madusari, B.D. 2021. Business
Feasibility of Intensive Vaname
Shrimp (Litopenaeus vannamei)
with Non-Partial System.
ECSOFiM (Economic and
Social of Fisheries and Marine
Journal) 8(2), 253-267.

85

Anda mungkin juga menyukai