Anda di halaman 1dari 14

Maslahah Mursalah

dan Sadzudz dzari’ah


Daftar isi

1. Maslahah Mursalah

A. Pengertian Maslahah Mursalah


B. Ulama yang menerima dan
menolak sebagai sumber hukum
C. Syarat-syarat maslahah mursalah

2. Sadzudz dzari’ah

A. Pengertian Sadzudz Dzari’ah


B. Pengelompokan sadzudz dzari’ah
Maslahah Mursalah
A. Pengertian Maslahah Mursalah
Masalahah mursalah menurut bahasa mempunyai arti maslahah
dapat berarti kebaikan, kebermanfaatan , kepantasan, kelayakan,
keselarasan, kepatutan.
Sementara kata mursalah merupakan isim maf’ul dari kata arsala
yang artinya terlepas atau bebas.
Dengan demikian, kedua kata tersebut disatukan yang mempunyai
arti terlepas atau terbebas dari keterangan yang menunjukkan boleh
atau tidak bolehnya dilakukan.
Menurut Abd Wahab Khalaf secara istilah maslahah mursalah adalah
maslahah yang tidak ada dalil syara’ datang untuk mengajuinya dan
menolaknya.
B. Ulama yang menerima dan
menolak sebagai sumber hukum

1 2 3
Jumhur ulama Imam Malik Apabila maslahah
menolak membolehkan mursalah itu sesuai
maslahah berpegang pada dengan dalil kulli atau dalil
mursalah maslahah juz’i dari syara’, maka
sebagai sumber mursalah boleh berpegang
hukum kepadanya.
C. Syarat-syarat maslahah
mursalah

3) Hukum yang
1) Maslahah itu harus 2) Maslahah itu
ditetapkan berdasarkan
jelas dan pasti, bukan bersifat umum,
maslahah ini tidak
hanya berdasarkan bukan untuk
bertentangan dengan
anggapan atau kepentingan
hukum atau prinsip yang
perkiraan. pribadi.
telah ditetapkan dengan
nash atau ijma’.
Sadzudz dzari’ah
A. Pengertian Sadzudz Dzari’ah
Sadzudz dzari’ah terdiri dari dua suku kata sadz dan dzari’ah,
sadz menurut bahasa mempunyai arti menutup dan dzari’ah
artinya jalan, maka sadzudz dzari’ah mempunyai arti menutup
jalan menuju ma’siat. Adapun secara istilah sadzudz dzari’ah
adalah menutup jalan atau mencegah hal hal yang bisa
membawa atau menimbulkan terjadinya kerusakan. Dengan
kata lain segala sesuatu baik yang berbentuk fasilitas, sarana
keadaan dan prilaku yang mungkin membawa kepada
kemudharatan hendaklah diubah atau dilarang.
B. Pengelompokan sadzudz dzari’ah
a) Dzari’ah yang
memang pada
dasarnya membawa
kepada kerusakan.
Dzari’ah dapat
1) Dengan memandang
dikelompokka kepada akibat
n dengan (dampak) yang
melihat ditimbulkan, Ibnu b) Dzari’ah yang
kepada Qayyim membagi ditentukan untuk
beberapa dzari’ah menjadi empat, sesuatu yang mubah,
segi: yaitu: namun ditujukan untuk
perbuatan buruk yang
merusak
B. Pengelompokan sadzudz dzari’ah
c) Dzari’ah yang
semula ditentukan
mubah, tidak
ditujukan untuk
Dzari’ah dapat 1) Dengan memandang kerusakan
dikelompokka kepada akibat
n dengan (dampak) yang
melihat ditimbulkan, Ibnu d) Dzari’ah yang
kepada Qayyim membagi semula ditentukan
beberapa dzari’ah menjadi empat, untuk mubah, namun
segi: yaitu: terkadang
membawa kepada
kerusakan,
B. Pengelompokan sadzudz dzari’ah

a) Dzari’ah yang
Dzari’ah dapat 2) Dari segi tingkat membawa kepada
dikelompokka kerusakan yang kerusakan secara pasti
n dengan ditimbulkan, Abu
melihat Ishak al-Syatibi
kepada membagi dzari’ah b) Dzari’ah yang
beberapa kepada empat jenis, membawa kepada
segi: yaitu: kerusakan
menurut biasanya
B. Pengelompokan sadzudz dzari’ah

c) Dzari’ah yang
2) Dari segi tingkat membawa kepada
Dzari’ah dapat
perbuatan terlarang
dikelompokka kerusakan yang
menurut kebanyakan
n dengan ditimbulkan, Abu
melihat Ishak al-Syatibi
kepada membagi dzari’ah d) Dzari’ah yang jarang
beberapa kepada empat jenis, sekali membawa
segi: yaitu: kerusakan atau
perbuatan terlarang
B. Pengelompokan sadzudz dzari’ah

a) Menurut
Imam Malik,
sadzudz dzari’ah
Dzari’ah dapat
dapat menjadi
dikelompokka
sumber hukum
n dengan 3) Ulama yang
melihat menerima dan
kepada menolak sadzudz b) Menurut Imam Abu
beberapa dzari’ah sebagai Hanifah dan Imam Syafi’i,
segi: sumber hukum. sadzudz dzari’ah tidak
dapat dijadikan sumber
hukum.
Anggota Kelompok
Lailatul
Hadina

Naafilul
Rizki

Salsabila
Chaitra
Lenggogeni
Thank You

Anda mungkin juga menyukai