DINAS KESEHATAN
UPTD UNIT PUSKESMAS SRUWENG
Alamat : Desa Karanggedang Kec. Sruweng. Kebumen. Telp(0287)551298 KODE POS
54362
E-mail :sruweng.puskesmas@yahoo.com// sruweng.puskesmas@gmail.com
Nomor : Sruweng,
Lamp : -
Perihal : Undangan Kepada Yth:
ANGGOTA ADMEN
di-
SRUWENG
Penanggungjawab ADMEN
Agus wahono
NIP.19………………….
PEMERIKSAAN RADIOGRAFI THORAX
Oleh: Mashari Ali Misri
Pemeriksaan Radiografi thorax atau sering disebut chest x-ray (CXR) bertujuan menggambarkan
secara radiografi organ pernafasan yang terdapat di dalam rongga dada. Teknik radiografi thorax terdiri
dari bermacam-macam posisi yang harus dipilih disesuaikan dengan inidikasi pemeriksaan, misalnya
bronchitis kronis, KP, fleural effusion, pneumo thorax dan lain-lain.
Untuk menentukan posisi mana yang tepat, harus menyesuaikan antara tujuan pemeriksaan dengan
kriteria foto yang dihasilkan.
Foto thorax digunakan untuk mendiagnosis banyak kondisi yang melibatkan dinding thorax, tulang
thorax dan struktur yang berada di dalam kavitas thorax termasuk paru-paru, jantung dan saluran-
saluran yang besar. Pneumonia dan gagal jantung kongestif sering terdiagnosis oleh foto thorax. CXR
sering digunakan untuk skrining penyakit paru yang terkait dengan pekerjaan di industri-industri seperti
pertambangan dimana para pekerja terpapar oleh debu.
2. Kavitas
Yaitu struktur lubang berdinding di dalam paru. Biasanya disebabkan oleh kanker, emboli paru, infeksi
Staphyllococcus. aureus, tuberculosis, Klebsiella pneumoniae, bakteri anaerob dan jamur, dan
wegener’s granulomatosis.
3. Abnormalitas pleura.
Pleural adalah cairan yang berada diantara paru dan dinding thorax. Efusi pleura dapat terjadi pada
kanker, sarcoid, connective tissue diseases dan lymphangioleiomyomatosis.
2. Film, kaset
4. Pesawat Rontgen
B. INDIKASI PEMERIKSAAN
Indikasi dilakukannya foto toraks antara lain :
2. Batuk kronis
3. Batuk berdarah
4. Trauma dada
5. Tumor
6. Nyeri dada
7. Metastase neoplasma
8. Penyakit paru akibat kerja
C. PERSIAPAN PEMERIKSAAN
1. Mengidentifikasi klinis / indikasi pemeriksaan
D. POSISI PEMERIKSAAN
1. Posisi PA (Postero Anterior)
Pada posisi ini film diletakkan di depan dada, siku ditarik kedepan supaya scapula tidak menutupi
parenkim paru.
Dilakukan pada anak-anak atau pada apsien yang tidak kooperatif. Film diletakkan dibawah punggung,
biasanya scapula menutupi parenkim paru. Jantung juga terlihat lebih besar dari posisi PA.
Posisi ini hendaknya dibuat setelah posisi PA diperiksa. Buatlah proyeksi lateral kiri kecuali semua
tanda dan gejala klinis terdapat di sebelah kanan, maka dibuat proyeksi lateral kanan,berarti sebelah
kanan terletak pada film. Foto juga dibuat dalam posisi berdiri.
Hanya dibuat bila pada foto PA menunjukkan kemungkinan adanya kelainan pada daerah apex kedua
paru. Proyeksi tambahan ini hendaknya hanya dibuat setelah foto rutin diperiksa dan bila ada kesulitan
menginterpretasikan suatu lesi di apex.
Hanya dibuat untuk kelainan-kelainan pada iga (misal pembengkakan lokal) atau bila terdapat nyeri
lokal pada dada yang tidak bisa diterangkan sebabnya, dan hanya dibuat setelah foto rutin diperiksa.
Bahkan dengan foto oblique yang bagus pun, fraktur iga bisa tidak terlihat.
7. Posisi Ekspirasi
Adalah foto toraks PA atau AP yang diambil pada waktu penderita dalam keadaan ekspirasi penuh.
Hanya dibuat bila foto rutin gagal menunjukkan adanya pneumothorax yang diduga secara klinis atau
suatu benda asing yang terinhalasi.
E. PROSEDUR PEMERIKSAAN
1. Memasang kaset dan memberikan marker
6. Melakukan eksposi
9. Tampak gambaran vaskularisasi paru10. Diafragma terlihat naik, tampak gambaran jantung