Anda di halaman 1dari 3

SOP PEMERIKSAAN FOTO THORAX

TUBERCULOSIS
No.Dokumen : No. Revisi : Halaman :
0 1/1
Ditetapkan,
Direktur RSGM IIK Bhakti Wiyata

RSGM IIK
Tanggal Terbit
BHAKTI WIYATA

STANDART PROSEDUR drg. Sahat Manampin Siahaan, MMRS


OPERASIONAL (SPO) NIK. 2011.0414
Adalah suatu proyeksi radiografi dari thorax untuk mendiagnosis kondisi-
PENGERTIAN
kondisi yang mempengaruhi thorax, isi dan struktur-struktur di dekatnya.
1. Untuk melihat abnormalitas congenital (jantung, vaskuler)
2. Untuk melihat adanya trauma (pneumothorax, haemothorax)
TUJUAN 3. Untuk melihat adanya infeksi (umumnya tuberculosis/tb)
4. Untuk memeriksa keadaan jantung
5. Untuk memeriksa keadaan paru-paru
1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
KEBIJAKAN 2. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 364/Menkes/ SK/V/2009 tentang
penanggulangan Tuberkulosis
PROSEDUR Gambaran yang paling umum adalah posteroanterior (PA), anteroposterior
(AP) dan lateral.
1. Posteroanterior (PA)
Pada PA, sumber X-ray diposisikan sehingga X-ray masuk melalui posterior
(back) dari thorax dan keluar dari anterior (front) dimana X-ray tersebut
terdeteksi. Untuk mendapatkan gambaran ini, individu berdiri menghadap
permukaan datar yang merupakan detektor X-ray. Sumber radiasi diposisikan
di belakang pasien pada jarak yang standard, dan pancaran X-ray
ditransmisikan ke pasien.
2. Anteroposterior (AP)
Pada AP posisi sumber X-ray dan detector berkebalikan dengan PA. AP chest
X-ray lebih sulit diinterpretasi dibandingkan dengan PA dan oleh karena itu
digunakan pada situasi dimana sulit untuk pasien mendapatkan normal chest
x-ray seperti pada pasien yang tidak bisa bangun dari tempat tidur. Pada
situasi seperti ini, mobile X-ray digunakan untuk mendapatkan CXR berbaring
(“supine film”). Sebagai hasilnya kebanyakan supine film adalah juga AP.
3. Lateral
Gambaran lateral didapatkan dengan cara yang sama dengan PA namun pada
lateral pasien berdiri dengan kedua lengan naik dan sisi kiri dari thorax ditekan
ke permukaan datar (flat).
Abnormalitas atau kelainan gambaran yang biasa terlihat dari CXR adalah :
1. Nodule (daerah buram yang khas pada paru)
Biasanya disebabkan oleh neoplasma benign/malignan, granuloma
(tuberculosis), infeksi (pneumoniae), vascular infarct, varix, wegener’s
granulomatosis, rheumatoid arthritis.  Kecepatan pertumbuhan, kalsifikasi,
bentuk dan tempat nodul bisa membantu dalam diagnosis. Nodul juga dapat
multiple.
2. Kavitas
Yaitu struktur lubang berdinding di dalam paru. Biasanya disebabkan oleh
kanker, emboli paru, infeksi Staphyllococcus. aureus, tuberculosis, Klebsiella
pneumoniae, bakteri anaerob dan jamur, dan wegener’s granulomatosis.
3. Abnormalitas pleura.
Pleural adalah cairan yang berada diantara paru dan dinding thorax. Efusi
pleura dapat terjadi pada kanker, sarcoid, connective tissue diseases dan
lymphangioleiomyomatosis.
Walaupun CXR ini merupakan metode yang murah dan relatif aman namun 
ada beberapa kondisi thorax yang serius yang mungkin memberikan hasil CXR
normal misalnya pada pasien infark miokard akut yang dapat memberikan
gambaran CXR yang normal.

1. Poli Rawat Jalan


UNIT TERKAIT 2. Unit Gawat Darurat
3. Unit Radiologi
4. Tim TB- DOTS

Diperiksa Oleh Disetujui oleh


Nama drg M. Khafid drg Nur Pradana Apreliantino
Jabatan Kepala Unit Rawat Jalan Kepala Bidang Pelayanan Medis
Tanda Tangan

Anda mungkin juga menyukai