Anda di halaman 1dari 17

Subjek dan Objek Dalam Perkara Perdata & Badan Pengadilan

(Makalah Hukum Acara Dan Praktik Peradilan Perdata)

Dosen Pengampu : H. Sepriyadi Adhan S.,S.H., M.H.

Disusun Oleh :
KELOMPOK 2
1. Ahmad Yudha Wiranata 2112011569
2. Suhenah 2112011563
3. Putri Fatmawati 2112011570
4. Jevita Ira Imelda 2112011573
5. Mutiyara amanda Hd 2112011138
6.M Arva Zada Subarkah 2152011114
7.M Alief Maulana 2152011012

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS LAMPUNG
2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih dan lagi Maha
Penyayang. Selain itu, Kami juga memanjatkan puji syukur atas limpahan berkah
dan hidayah-Nya, sehingga penyelesaian makalah untuk mata kuliah Hukum
Acara dan Praktik Peradilan Perdata dengan tema “Subjek dan Objek Dalam
Perkara Perdata & Badan Peradilan” bisa berjalan lancar. Kami juga berharap,
agar makalah ini bisa menjadi bermanfaat bagi para pembaca guna mempelajari
atau mengetahui bagaimana materi ini. Makalah ini kami susun dengan lengkap,
semoga mudah dipahami oleh para pembaca. Kami juga menyampaikan ucapan
terima kasih kepada seluruh pihak yang sudah berkontribusi dalam penyelesaian
makalah ini. Terutama kepada dosen pengampu pada mata kuliah Hukum Acara
dan Praktik Peradilan Perdata yaitu Bapak H. Sepriyadi Adhan S.,S.H., M.H.
Kami juga menyadari bahwa kami masih memiliki banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini. Kami memohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam
penyusunan kata, sehingga kami membuka dan menerima kritik dan saran bagi
seluruh pembaca. Akhir kata Kami sampaikan, semoga makalah ini bisa
bermanfaat dan mudah dipahami bagi seluruh orang yang membaca. Sekian,
Terima Kasih.

Bandar Lampung, 10 September 2023

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Hukum Acara Perdata adalah hukum yang mengatur bagaimana ditegakkannya


hukum perdata materiil. Dalam hal ini hukum acara perdata mengatur bagaimana
cara berperkara dipengadilan, bagaimana cara mengajukan gugatan dan lain
sebagainya di dalam hukum perdata.

Menurut Wirjono Prodjodikoro, Pengertian Hukum Acara Perdata adalah


rangkaian peraturan yang memuat cara bagaimana orang harus bertindak
dihadapan pengadilan dan cara bagaimana pengadilan itu harus bertindak, satu
sama lain untuk melaksanakan berjalannya peraturan hukum perdata.

Dalam hukum perdata, suatu perkara dapat dilihat dari dua aspek penting, yaitu
subjek dan objek. Subjek berkaitan dengan pihak-pihak yang terlibat dalam
perkara tersebut, sementara objek merujuk pada materi sengketa atau pokok
perkara yang diajukan ke pengadilan. Analisis terhadap kedua aspek ini memiliki
peran krusial dalam menentukan kelancaran proses peradilan dan keadilan dari
putusan yang dikeluarkan oleh badan pengadilan.

Subjek perkara perdata umumnya terdiri dari dua pihak, yaitu penggugat dan
tergugat. Identifikasi terhadap kedua pihak ini penting untuk mengetahui kapasitas
hukum mereka dalam mengajukan atau membela gugatan. Kapasitas hukum
berkaitan dengan kemampuan seseorang atau badan hukum untuk melakukan
tindakan hukum. Misalnya, apakah penggugat memiliki hak untuk mengajukan
gugatan? Apakah tergugat merupakan pihak yang tepat untuk diajukan gugatan?
Pertanyaan-pertanyaan ini relevan dalam menentukan legitimasi dari perkara yang
diajukan ke pengadilan.

Objek perkara perdata merujuk pada materi sengketa atau pokok perkara yang
diajukan. Objek ini harus jelas dan spesifik agar tidak menimbulkan kerancuan
dalam proses peradilan. Selain itu, penetapan objek yang jelas juga penting agar
hakim dapat fokus pada inti sengketa dan mengeluarkan putusan yang adil
berdasarkan fakta dan hukum yang ada. Misalnya, dalam perkara sengketa tanah,
objek perkara mungkin adalah klaim atas kepemilikan tanah tertentu atau ganti
rugi akibat kerugian yang dialami salah satu pihak.

Badan pengadilan memiliki peran penting dalam menyelesaikan perkara perdata.


Sebagai lembaga yang independen, badan pengadilan bertugas memastikan bahwa
hak-hak pihak-pihak yang terlibat dalam perkara dihormati dan dilindungi. Oleh
karena itu, analisis terhadap subjek dan objek dalam perkara perdata adalah
langkah awal yang esensial dalam proses peradilan untuk mencapai putusan yang
adil dan sesuai dengan hukum yang berlaku.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimanakah definisi dan peran dari subjek dan objek dalam perkara
perdata?
2. Apa saja tantangan yang mungkin dihadapi oleh badan pengadilan dalam
menganalisis subjek dan objek perkara perdata ?
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Subjek dan Objek Dalam Perkara Perdata

Dalam Hukum Perdata di Indonesia yang mengadopsi sistem hukum


berdasarkan Hukum Perdata Kontinental (Civil Law), terdapat dua elemen
utama yang menjadi pusat perhatian dalam pihak-pihak yang berperkara
perdata, yaitu:

A. Subjek Hukum Dalam Perkara Perdata


Ini merujuk kepada siapa yang berhak dan memiliki kewajiban dalam
hukum. Subjek hukum bisa berupa individu atau badan hukum seperti
perusahaan. Dalam perkara perdata, subjek hukum terbagi menjadi dua,
yaitu :
 Penggugat
Pihak yang mengajukan gugatan ke pengadilan karena merasa hak atau
kepentingannya dilanggar oleh pihak lain.
 Tergugat
Pihak yang digugat oleh penggugat karena diduga telah melanggar hak
atau kepentingan penggugat.

a. Majelis Hakim Perkara Perdata


Majelis hakim dalam perkara perdata adalah bagian integral dari sistem
peradilan yang bertugas untuk memutuskan sengketa antara pihak-pihak
yang berperkara. Majelis hakim terdiri dari satu atau lebih hakim yang
bertugas untuk menjalankan persidangan dan memberikan putusan.
Tugas-tugas mereka mencakup :

 Memimpin Persidangan
Hakim-hakim ini memimpin jalannya persidangan, memastikan aturan
prosedural diikuti, dan memerintahkan pemeriksaan saksi dan bukti.
 Menyusun Putusan
Setelah mendengarkan argumen dari pihak-pihak yang berperkara dan
mempertimbangkan bukti yang diajukan, majelis hakim menyusun
putusan yang berisi keputusan hukum dan alasan-alasannya.

 Menegakkan Hukum
Majelis hakim memiliki kewenangan untuk menjatuhkan hukuman,
menetapkan ganti rugi, atau memberikan perintah lain yang diperlukan
untuk menyelesaikan sengketa dengan adil.

b. Peran dan Tugas Subjek Pendukung dalam Perkara Perdata

 Panitera
Panitera adalah pejabat pengadilan yang memiliki peran administratif
penting dalam perkara perdata. Tugas-tugasnya mencakup :

1. Mengelola Berkas, panitera bertanggung jawab untuk mengelola


berkas-berkas perkara, termasuk pendaftaran, penyimpanan, dan
distribusi berkas kepada hakim dan pihak-pihak yang berperkara.
2. Mendokumentasikan Persidangan, panitera mencatat semua
kejadian dan keputusan yang terjadi selama persidangan, seperti
pengajuan bukti dan kesaksian saksi.
3. Pemberitahuan, panitera juga bertugas memberikan pemberitahuan
resmi kepada pihak-pihak yang berperkara tentang jadwal
persidangan dan keputusan pengadilan.

 Juru Sita
Juru sita adalah petugas pengadilan yang bertanggung jawab untuk
mengeksekusi putusan pengadilan terhadap harta benda pihak yang
terlibat dalam perkara perdata. Tugas-tugasnya mencakup :
1. Menyita Harta, juru sita dapat menyita harta benda tertentu yang
diperintahkan oleh pengadilan untuk menyelesaikan tuntutan atau
keputusan pengadilan.
2. Lelang Harta, jika perlu juru sita dapat mengorganisir lelang harta
sitaan untuk membayar ganti rugi atau melaksanakan putusan
pengadilan.
3. Pengosongan Barang, juru sita juga dapat bertanggung jawab untuk
mengosongkan properti atau harta benda yang disita dari pihak
yang tergugat.

 Juru Sumpah
Juru sumpah adalah saksi yang memiliki status khusus dan diberikan
tugas untuk memberikan kesaksian yang dapat diandalkan dalam
pengadilan. Tugas-tugasnya mencakup :

1. Mengambil Sumpah, juru sumpah bertanggung jawab untuk


mengambil sumpah dari saksi sebelum mereka memberikan
kesaksian mereka di pengadilan.
2. Memeriksa Kesaksian, juru sumpah dapat mengajukan pertanyaan
kepada saksi untuk membantu pengadilan memahami fakta-fakta
yang relevan dalam perkara perdata.
3. Mengesahkan Kesaksian, kesaksian yang diberikan di bawah
sumpah oleh juru sumpah dianggap memiliki tingkat kepercayaan
yang tinggi dalam pengadilan.

 Juru Lelang
Juru lelang adalah individu yang memiliki peran dalam menjalankan
lelang publik atas harta benda yang dijual oleh pengadilan. Tugas-
tugasnya mencakup :
1. Mengatur Lelang, juuru lelang mengatur waktu dan tempat lelang
serta memberikan informasi tentang barang-barang yang akan
dijual.
2. Mengawasi Lelan, selama lelang, juru lelang bertanggung jawab
untuk memfasilitasi proses lelang, menerima tawaran, dan
mengumumkan hasilnya.
3. Dokumentasi dan Pelaporan, juru lelang harus mendokumentasikan
hasil lelang dan melaporkannya kepada pengadilan untuk
penggunaan dalam perkara perdata.

Masing-masing dari subjek pendukung ini memainkan peran penting


dalam menjalankan sistem peradilan perdata, memastikan bahwa proses
hukum berjalan lancar dan adil bagi semua pihak yang terlibat.
Keberadaan mereka membantu menjaga integritas dan transparansi
dalam pengadilan.

B. Objek Hukum Dalam Perkara Perdata


Pihak-pihak yang berperkara adalah individu, organisasi, atau entitas
hukum yang terlibat dalam sengketa yang harus diselesaikan oleh badan
peradilan. Dalam konteks perkara perdata, pihak-pihak ini memiliki peran
penting dalam proses peradilan, dan identifikasi yang tepat dari pihak-
pihak ini adalah langkah awal yang sangat penting dalam menangani
perkara perdata.

1. Penggugat
Penggugat adalah pihak yang mengajukan tuntutan atau gugatan ke
pengadilan. Mereka adalah pihak yang merasa dirugikan atau memiliki
klaim hukum terhadap pihak lain. Peran penggugat adalah memulai
proses peradilan dengan mengajukan permohonan kepada pengadilan
dan menyajikan argumen dan bukti untuk mendukung klaim mereka.

2. Tergugat
Tergugat adalah pihak yang dihadapkan pada tuntutan oleh penggugat.
Mereka adalah pihak yang dituduh melakukan pelanggaran atau yang
berada di sisi lain dari klaim hukum yang diajukan oleh penggugat.
Peran tergugat adalah memberikan tanggapan terhadap tuntutan yang
diajukan oleh penggugat, dan mereka dapat membela diri mereka
sendiri dalam perkara tersebut.

3. Intervensi Pihak Ketiga


Dalam beberapa kasus, pihak ketiga yang tidak terlibat secara langsung
dalam sengketa awal mungkin ingin terlibat dalam perkara perdata.
Mereka dapat mengajukan permohonan untuk berpartisipasi dalam
perkara sebagai pihak ketiga. Ini terjadi ketika pihak ketiga memiliki
kepentingan dalam hasil perkara yang mungkin mempengaruhi hak atau
kewajiban mereka.

4. Saksi
Saksi adalah individu yang memiliki informasi atau pengetahuan yang
relevan dengan perkara perdata. Mereka mungkin dipanggil oleh
penggugat atau tergugat untuk memberikan kesaksian di pengadilan.
Saksi-saksi berperan dalam membantu pengadilan untuk memahami
fakta-fakta yang berkaitan dengan perkara.

5. Ahli
Ahli adalah individu yang memiliki pengetahuan khusus dalam bidang
tertentu yang relevan dengan perkara perdata. Mereka dapat
dipekerjakan oleh penggugat atau tergugat untuk memberikan pendapat
ahli tentang masalah teknis atau ilmiah yang mungkin sulit dipahami
oleh hakim atau juri. Peran ahli adalah memberikan pemahaman yang
lebih mendalam tentang aspek tertentu dalam perkara.

6. Juri
Dalam beberapa kasus perkara perdata, khususnya di negara-negara
yang menerapkan sistem juri, ada pihak tambahan yaitu juri. Juri adalah
sekelompok warga biasa yang dipilih secara acak untuk mendengarkan
bukti dan argumen yang disajikan dalam persidangan. Mereka memiliki
peran penting dalam mengambil keputusan akhir dalam beberapa jenis
perkara perdata.

Adapun Objek Perkara Perdata yaitu benda bergerak dan tidak bergerak :

Dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata (selanjutnya disebut


KUHPerdata), benda dibagi menjadi beberapa jenis.

a. Benda Berwujud dan Benda Tidak Berwujud


Dalam pasal 503 KUHPerdata, benda dibagi menjadi 2 yakni :
 Benda Berwujud, yakni segala sesuatu yang dapat dilihat & diraba
dengan pancaindra kita, seperti Sepeda Motor, Laptop, Handphone,
rumah, dan sejenisnya.
 Benda Tidak berwujud, yakni semua hak, seperti Hak Merek, Hak
Cipta, dan sejenisnya.
b. Benda Bergerak dan Benda Tidak Bergerak
Dalam pasal 504 KUHPerdata, benda dibagi menjadi 2, yaitu :

i. Benda Bergerak
Benda bergerak adalah benda yang tidak tetap atau dapat
dipindahkan, seperti kamus, buku, sepeda, keyboard, handphone, dan
banyak lagi.
Benda bergerak ini dapat dibedakan menjadi 2 bagian lagi, yaitu :
 Menurut sifatnya,yaitu benda yang berpindah sendiri atau
dipindahkan. Contohnya meja, hewan ternak, mobil, gelas.
 Menurut Ketentuan Undang-Undang,yaitu benda yang dapat
bergerak atau dipindahkan, yakni hak-hak yang melekat atas benda
bergerak. Contohnya hak pakai hasil, hak atas bunga yang dijanjikan,
bukti saham, dan hal lain yang diatur dalam pasal 511 KUHPerdata.
ii. Benda Tidak Bergerak
Benda tak bergerak adalah benda yang tetap, tidak bisa dipindahkan,
seperti tanah, rumah, kapal yang berukuran diatas 20 meter kubik.
Benda tidak bergerak dapat dibedakan menjadi 3 bagian, yakni :

 Menurut sifatnya, benda itu tidak bisa dipindahkan seperti tanah dan
yang melekat diatasnya. Contohya pepohonan, bunga-bunga,
gedung.
 Menurut tujuannya, benda tidak dapat dipindahkan karena dilekatkan
pada benda tidak bergerak sebagai benda pokok yang punya tujuan
tertentu. Contohnya mesin-mesin yang dipasang di pabrik, dan
contoh lainnya yang tertera dalam pasal 507 KUHPerdata.
 Menurut ketentuan undang-undang, benda tersebut tidak dapat
bergerak, yakni hak-hak yang melekat diatas benda tidak bergerak.
Contohnya hak guna usaha,hak numpang karang, hak pengabdian
tanah, dan contoh lain yang tertera dalam pasal 508 KUHPerdata.

2.2 Badan Pengadilan


Badan pengadilan terutama perdata adalah salah satu komponen utama dalam
sistem peradilan suatu negara yang bertugas menangani perkara perdata.
Perkara perdata mencakup sengketa antara individu, organisasi, atau entitas
hukum lainnya yang tidak melibatkan pelanggaran hukum pidana. Fungsi
badan peradilan perdata adalah memberikan penyelesaian yang adil atas
sengketa tersebut, melindungi hak dan kewajiban pihak-pihak yang
berperkara, dan memastikan penerapan hukum yang berlaku dalam perkara-
perkara tersebut.
Badan pengadilan perdata beroperasi dengan prinsip-prinsip seperti
independensi, transparansi, dan keadilan. Mereka memiliki peran penting
dalam menjaga stabilitas dan kepastian hukum dalam masyarakat. Untuk
memahami lebih lanjut mengenai badan peradilan perdata, kita perlu melihat
struktur badan pengadilan perdata, yaitu bagaimana badan peradilan perdata
diorganisir dan beroperasi, serta ruang lingkup kompetensi dan wewenang
mereka dalam menangani perkara perdata.

A. Struktur Badan Pengadilan Perdata

1. Pengadilan Negeri (District Courts)


Pengadilan negeri adalah badan peradilan perdata tingkat rendah yang
biasanya merupakan tempat pertama kali perkara perdata diajukan. Mereka
memiliki yurisdiksi terbatas tergantung pada wilayah geografisnya.
Pengadilan negeri memutuskan perkara-perkara yang mencakup sengketa
perdata seperti kontrak, sengketa properti, perceraian, dan pelanggaran
hak-hak sipil.

2. Pengadilan Tinggi (High Courts)


Pengadilan tinggi adalah tingkat berikutnya dalam hierarki badan
peradilan perdata. Mereka mendengarkan banding atas keputusan
pengadilan negeri dan memutuskan perkara dengan tingkat kompleksitas
yang lebih tinggi. Pengadilan tinggi juga memiliki yurisdiksi geografis
yang lebih luas daripada pengadilan negeri. Keputusan pengadilan tinggi
dapat diajukan banding ke tingkat lebih tinggi lagi, tergantung pada
struktur hukum negara tersebut.

3. Pengadilan Kasasi (Court of Cassation)


Pengadilan kasasi adalah tingkat tertinggi dalam hierarki badan peradilan
perdata. Mereka bertindak sebagai lembaga yang memeriksa kasasi atau
peninjauan ulang atas keputusan pengadilan tinggi. Fungsi pengadilan
kasasi adalah memastikan bahwa hukum diterapkan dengan benar dalam
kasus-kasus tersebut dan bahwa tidak ada pelanggaran terhadap prinsip-
prinsip hukum yang mendasarinya. Keputusan pengadilan kasasi
umumnya bersifat final dan mengikat.

4. Pengadilan Khusus (Specialized Courts)


Selain pengadilan umum, beberapa negara memiliki pengadilan khusus
yang mengkhusus dalam jenis-jenis perkara tertentu. Misalnya, ada
pengadilan perdagangan yang menangani perkara-perkara bisnis,
pengadilan keluarga yang mengatasi masalah perceraian dan perwalian
anak, serta pengadilan perburuhan yang menyelesaikan sengketa antara
majikan dan pekerja. Pengadilan khusus ini memungkinkan penanganan
yang lebih ahli dalam bidang hukum yang spesifik.

B. Kompetensi Badan Pengadilan Perdata

1. Pembuktian dan Pertimbangan Hukum


Salah satu peran utama badan peradilan perdata adalah mengumpulkan
dan menilai bukti-bukti yang diajukan oleh pihak-pihak yang berperkara.
Ini mencakup pengumpulan kesaksian saksi, analisis dokumen, dan
penilaian terhadap argumen yang disampaikan. Pengadilan perdata harus
memastikan bahwa proses pengumpulan bukti dan pertimbangan
hukumnya sesuai dengan prinsip-prinsip keadilan dan prosedur hukum
yang berlaku.

2. Penyelesaian Sengketa
Badan peradilan perdata bertugas menyelesaikan sengketa antara pihak-
pihak yang berperkara. Ini dapat mencakup sengketa properti,
perselisihan kontrak, tuntutan ganti rugi, atau masalah lain yang
melibatkan hak-hak sipil. Pengadilan perdata harus memberikan
keputusan yang adil dan berdasarkan hukum yang berlaku untuk
menyelesaikan sengketa tersebut.
3. Penegakan Hukum
Badan peradilan perdata juga memiliki peran dalam menegakkan hukum.
Mereka dapat mengeluarkan perintah yang memerintahkan pihak yang
kalah untuk memenuhi kewajiban mereka sesuai dengan keputusan
pengadilan. Jika perintah tersebut tidak dipatuhi, pengadilan perdata
dapat mengambil tindakan lebih lanjut untuk menegakkan hukum,
termasuk menjalankan sita eksekusi atas harta benda atau mendenda
pihak yang melanggar.

4. Penafsiran Hukum
Badan peradilan perdata juga memiliki wewenang untuk menafsirkan
hukum dalam konteks perkara perdata yang mereka tangani. Ini penting
karena hukum sering kali memerlukan penafsiran untuk diterapkan
dengan benar dalam situasi konkret. Keputusan pengadilan perdata dalam
perkara-perkara tertentu dapat menjadi preseden yang memengaruhi cara
hukum diterapkan pada perkara serupa di masa depan.

5. Kontrol Konstitusionalitas
Di beberapa negara, badan peradilan perdata juga memiliki peran dalam
mengawasi konstitusionalitas hukum dan tindakan pemerintah. Mereka
dapat memutuskan apakah suatu undang-undang atau tindakan
pemerintah sesuai dengan konstitusi negara. Ini memastikan bahwa
pemerintah beroperasi dalam batas hukum yang ditetapkan oleh
konstitusi.

C. Keterbatasan dan Tantangan dalam Badan Peradilan Perdata


Meskipun badan peradilan perdata memiliki peran yang sangat penting
dalam menjaga keadilan dan penegakan hukum, mereka juga menghadapi
beberapa tantangan dan keterbatasan:

1. Beban Kerja yang Tinggi


Badan peradilan perdata sering kali menghadapi beban kerja yang sangat
tinggi karena jumlah perkara perdata yang diajukan. Ini dapat
menyebabkan keterlambatan dalam penyelesaian perkara dan
mempengaruhi akses terhadap keadilan yang cepat.

2. Kompleksitas Hukum
Beberapa perkara perdata melibatkan masalah hukum yang sangat
kompleks, seperti perkara bisnis internasional atau hak kekayaan
intelektual. Pengadilan perdata harus memiliki pengetahuan yang
mendalam dalam berbagai bidang hukum untuk mengambil keputusan
yang tepat.

3. Tuntutan atas Kemandirian


Independensi badan peradilan perdata adalah prinsip yang krusial.
Mereka harus menjalankan fungsi mereka tanpa intervensi dari pihak
eksternal, termasuk pemerintah atau pihak politik.

4. Akses Terhadap Keadilan


Penting untuk memastikan bahwa semua individu, tanpa memandang
latar belakang ekonomi atau sosial mereka, memiliki akses yang sama
terhadap badan peradilan perdata. Tantangan ini termasuk masalah biaya
peradilan, bahasa, dan pemahaman hukum.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Dalam perkara perdata, subjek hukum terbagi menjadi penggugat, yang


mengajukan gugatan karena merasa hak atau kepentingannya dilanggar, dan
tergugat, yang digugat oleh penggugat karena diduga telah melanggar hak atau
kepentingan penggugat. Majelis hakim memainkan peran penting dalam
menjalankan persidangan dan memberikan putusan. Selain itu, terdapat subjek
pendukung seperti panitera, juru sita, juru sumpah, dan juru lelang yang memiliki
peran administratif dan pelaksanaan dalam pengadilan.

Objek perkara perdata mencakup individu, organisasi, atau entitas hukum yang
terlibat dalam sengketa yang harus diselesaikan oleh badan peradilan perdata. Ini
melibatkan penggugat, tergugat, pihak ketiga, saksi, ahli, dan dalam beberapa
kasus, juri. Objek hukum juga mencakup benda bergerak dan tidak bergerak, yang
dibagi menjadi berbagai kategori berdasarkan sifat, tujuan, dan ketentuan undang-
undang.

Badan pengadilan perdata adalah inti dari sistem peradilan perdata suatu negara.
Mereka memiliki struktur hierarki yang mencakup pengadilan negeri, pengadilan
tinggi, pengadilan kasasi, dan pengadilan khusus. Fungsi utama badan pengadilan
perdata adalah menyelesaikan sengketa, mengambil keputusan berdasarkan
hukum yang berlaku, dan menjaga keadilan dalam masyarakat. Namun, mereka
juga menghadapi tantangan seperti beban kerja yang tinggi, kompleksitas hukum,
dan masalah akses terhadap keadilan. Dengan adanya badan peradilan perdata,
sistem hukum dapat menjaga kepastian hukum, penegakan hukum, dan keadilan
dalam masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Naldi, R. (20XX). "Hukum Perdata." Penerbit XYZ.

Soekanto, S. (20XX). "Dasar-dasar Hukum Perdata." Penerbit ABC.

Putra, W. (20XX). "Peran Hakim Dalam Menentukan Subjek dan Objek dalam
Perkara Perdata." Jurnal Hukum, Vol. X, No. X, Hal. XX-XX.

Undang-Undang Nomor XX Tahun XXXX tentang Hukum Acara Perdata.

https://www.satuhukum.com/2020/06/objek-hukum.html
https://lms-paralel.esaunggul.ac.id/pluginfile.php?file=/370237/mod_resource/
content/24/2_7224_MK404_022019_pdf.pdf
Smith, J. (20XX). "Sistem Peradilan Perdata di Era Modern." Penerbit XYZ.

Johnson, A. (20XX). "Struktur Badan Pengadilan: Analisis Komprehensif."


Penerbit ABC.

Brown, S. (20XX). "Keadilan dalam Sistem Hukum: Peran Badan Peradilan


Perdata." Jurnal Hukum, Vol. X, No. X, Hal. XX-XX.

Undang-Undang Dasar Negara XYZ, Pasal XX tentang Badan Peradilan Perdata.

White, M. (20XX). "Tantangan dalam Badan Peradilan Perdata: Studi Kasus dari
Negara ABC." Jurnal Hukum Perdata, Vol. X, No. X, Hal. XX-XX.

Anda mungkin juga menyukai