Anda di halaman 1dari 16

EFEKTIVITAS METODE TABARAK DALAM MENINGKATKAN MEMORI

MENGHAFAL AL-QUR’AN PADA ANAK DI TPQ RUMAH TAHFIDZ AL-AMAL


DESA SIMPANG ASAM KEC. BANJIT KAB. WAY KANAN

Ayu Nahdlatul Ngadhimah1 , Diah Ayu Wulandari2 , Meipasari Nur Khotifah3 , Selia Adestri4
, Yuli Anita Sari5

Mahasiswa KKN UIN Raden Intan Lampung

Email : meipasari07@gmail.com

Abstrak

Artikel ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas metode tabarak dalam meningkatkan memori
menghafal al-qur’an pada anak di TPQ rumah tahfidz Al-Amal desa simpang asam Kec. Banjit
Kab. Way Kanan. Subjek artikel ini adalah 30 anak di TPQ di rumah tahfidz Al-Amal Desa
Simpang Asam Kec. Banjit Kab. Way Kanan. Dari hasil observasi di TPQ Al-Amal menyatakan
bahwa realitas penggunaan metode Tabarak di TPQ Rumah Tahfidz Al Amal untuk anak-anak
sudah berhasil diterapkan. Implikasi dari penelitian ini adalah penerapan metode Tabarak yang
dilakukan oleh mahasiswa KKN UIN Raden Intan Lampung Kelompok 37 terhadap Rumah
Tahfidz TPQ Al-Amal.

Kata Kunci: Efektivitas, Metode Tabarak, Anak

Abstrak

This article aims to determine the effectiveness of the tabarak method in improving memory
for memorizing the Koran in children at the TPQ Al-Amal tahfidz house, Simpang Asam
village, Kec. Banjit Kab. Right Way. The subject of this article is 30 children in TPQ at
the Al-Amal tahfidz house, Simpang Asam Village, Kec. Banjit Kab. Right Way. From the
results of observations at TPQ Al-Amal, it is stated that the reality of using the Tabarak
method at TPQ Rumah Tahfidz Al Amal for children has been successfully implemented.
The implication of this research is the application of the Tabarak method carried out by
KKN UIN Raden Intan Lampung Group 37 students towards the Tahfidz TPQ Al-Amal
House.

Keywords: Effectiveness, Tabarak Method, Children


PENDAHULUAN

Metode Tabarak merupakan program belajar intensif tahfidz Al-Qur’an anak dan balita di
Indonesia. Program tahfidz balita tersebut menggunakan metode Tabarak yang dikembangkan
oleh Syaikh Dr. Kameel el-Laboody dari Mesir yang telah mengantarkan ketiga anak beliau
(Tabarak, Yazid dan Zeenah) menjadi penghafal Al-Qur’an (390 Juz) dalam usia 4,5 tahun.
Metode ini diakui diseluruh dunia sangat mensupport fitrah anak dan balita yang sedang tumbuh
optimal kecerdasannya (golden age moments). Beberapa fakta yang menunjukkan metode ini
diakui diseluruh dunia yaitu perlombaan musabaqah yang diikuti oleh Tabarak yang Yazid, baik
tingkat lokal, nasional maupun internasional yaitu: (1) Musabaqah al-Khurufi (Tahun 2010) di
Kairo, Mesir; (2) Musabaqah Jam’iyyah Ibtisamah al-Khairiyah di Tanta, (3) Musabaqah al-
Ittihad al-Iqlimy li al-Jam’iyyat wa al-Mu’assasat tingkat provinsi tahun 2020. Tabarak dan Yazid
pun pernah dinobatkan sebagai Hafidz Al-Qur’an termuda di dunia oleh General Authority for
Teaching the Qoran (al-Hai’ah al-amah lita’limil Quran) yang berkedudukan di Arab Saudi.1

Terkait dengan hal ini, penggunaan metode sangatlah memegang peran penting dalam
keberhasilan anak untuk menghafal Al-Qur’an. Beberapa TPQ yang ada di desa simpang asam
ternyata belum menerapkan metode ini untuk menghapal. Hal tersebut yang melatarbelakangi
penulis untuk mengangkat judul ini yaitu “ Efektivitas Metode Tabarak Dalam Meningkatkan
Memori Menghafal Al-Qur’an Pada Anak Di TPQ Rumah Tahfidz Al-Amal Desa Simpang Asam
Kec. Banjit Kab. Way Kanan. Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah pada
pengabdian ini adalah apakah penerapan metode tabarak efektif untuk meningkatkan memori
menghafal Al-Qur’an pada anak di TPQ Rumah Tahfidz Al-amal. Terkait dengan rumusan
masalah tersebut, maka tujuan pengabdian ini ialah untuk menerapkan metode tabarok sebagai
cara yang efektif untuk menghafal Al-Qur’an.

TEORI YANG DIGUNAKAN

Efektivitas

Efektivitas berasal dari kata dasar efektif. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata
efektif mempunyai arti efek, pengaruh, akibat atau dapat membawa. Jadi, efektivitas adalah
keaktifan, daya guru, adanya kesesuaian dalam suatu kegiatan orang yang melaksanakan tugas
dengan sasaran yang dituju.2 Semakin banyak rencana yang dapat dicapai, semakin efektif pula

1
Fathin Masyhud dan Ida Husnur Rahmawati, Rahasia Sukses 3 Hafizh Qur’an Cilik
Mengguncang Dunia (Jakarta: Zikrul Hakim, 2017), 105.
2
Supriyono, Sistem Pengendalian Manajemen (Semarang: Universitas Diponegoro, 2000),
29.
kegiatan tersebut, sehingga kata efektivitas dapat juga diartikan sebagai tingkat keberhasilan yang
dapat dicapai dari suatu cara atau usaha tertentu sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.
Efektivitas merupakan hubungan antara keluaran suatu pusat tanggung jawab dengan sasaran
yang musti dicapai, semakin besar kontribusi daripada keluaran yang dihasilkan terhadap nilai
pencapaian sasaran tersebut, maka dapat dikatakan efektif pula unit tersebut”.

Efektifitas dapat dijadikan tolak ukur keberhasilan dan dapat meunjukkan sebesar besar
tingkat keberhasilan yang telah dicapai dengan terget yang telah ditentukan. Dalam penelitian ini
metode Tabarak dikatakan efektif bilamana dalam satu bulan anak dapat meningkatkan memori
hafalan Al-Qur’an dengan menghafal satu surah panjang dari juz 30/29/28 dan seterusnya atau
dua sampai tiga surat pendek dari juz ‘amma. Jadi dalam seminggu anak dapat menghafal
seperampat sampai satu surat.3

Metode

Menurut Lubis (2019) Metode Tabarak yakni menghafal dengan cara mendengarkan audio
dalam beberapa kali pengulangan dan diikuti hingga anak mampu menghafal meskipun belum
mengenal huruf hijaiyyah dan ditemukan beberapa fakta menarik. Metode Tabarak dilakukan
dengan mentalqinkan (guru membacakan hafalan kepada anak dan anak menirukannya) bacaan
yang dihafalkan oleh anak kemudian anak menirukan bacaan tersebut. Metode Tabarak adalah
metode yang bertujuan memanfaatkan dan memberdayakan kemampuan anak secara optimal
untuk menghafal Al-Qur’an secara sempurna disertai tajwidnya. Metode ini dilakukan dengan
memformulasikan metode menghafal yang umum dipakai yakni metode talqin, tasmi’, dan
muraja’ah.4

Metode Tabarak ini mendominasi semua metode menghafal al-Qur’an karena metode
Tabarak cara mengajarannya dan cara belajarnya itu dilakukan dengan santai tanpa adanya suatu
paksaan serta dalam proses pembelajarannya audiovisual yaitu anak diputarkan murottal syekh-
syekh terkenal menggunakan alat pendukung yaitu speaker dan TV dalam ruangan yang
menggunakan AC, sehingga anak dapat berkonsentrasi dalam menghafal. Setelah itu, anak
diminta untuk istirahat sambil muraja’ah hafalan kemarin sambil asisten gurunya menyediakan
makanan Tabarak yakni kurma dan susu yang diberikan pada anak dengan cara antri. Setelah itu,
anak kemudian diputarkan kembali surah yang tadi sampai anak mengingatnya. Sehingga, dari

3
Asnawi, Efektivitas Penyelenggaraan Publik Pada Samsat Corner Wilayah Malang Kota
(Malang: FISIP, UMM, 2013), 6.
4
Lubis, “Metode Menghafal Al-Qur’an pada Anak Usia Dini di Tahfidz Center Darul
Hufadz Kota Padang. 2019”. Journal on Early Childhood. Vol 2 (2): 8
berbagai metode menghafal al-Qur’an yang dikembangkan oleh sekolah-sekolah tahfidz untuk
memudahkan seseorang menghafal al-Qur’an diantaranya adalah metode Tabarak.5

Setiap level rata-rata di butuhkan waktu 4 bulan untuk menyelesaikanya, sehingga kalau
ingin mengkhatamkan Al-Qur’an membutuhkan waktu 2,5 tahun jika anak memilih program
intensif ditambah program penguatan hafalan berupa muroja’ah dari awal jika sudah mencapai
10 juz.6 Kemudian penulis mendapatkan beberapa hal istimewa dalam kegiatan menghafal Al-
Qur’an di Rumah Tahfidz Al Amal di antaranya adalah:

1. Doa di Awal dan Akhir Pembelajaran


Sebelum memulai materi, sang guru memandu mereka membaca al-Fatihah
kemudian sebelum ditutup mereka berdoa bersama-sama agar diberi kemudahan dalam
menghafal Al-Qur’an dan mampu memahaminya. Doa-doa yang dibaca itu pun bersumber
dari doa-doa yang ma’atsur. Sebelum mengakhiri pelajaran tersebut, anak-anak berdoa
bersama dengan dipandu oleh sang guru.
2. Kurrasah al-Mutaba’ah (Buku Penghubung)
Buku ini adalah catatan harian anak mulai dari level 1-7. Sebelum memulai
pelajaran anak-anak yang belajar di markaz ini menyerahkan kurassah mutaba’ah kepada
muyassirat yang ada. Fungsi kurrasah mutaba’ah ini sangatlah penting karena dalam
kurrasah tersebut sang guru akan menulis ayat dan surat yang telah dipelajari di markaz ini
kemudian dalam kurrasah tersebut juga dijadikan sebagai media untuk menuliskan apa yang
telah dicapai anak pada hari itu. Kurrasah ini akan dibawa pulang oleh si anak sehingga
orang tua bisa melihat dan mengetahui apa yang telah dicapai oleh anak pada hari itu dan
hasil dari setoran mereka dari surat tersebut. Melalui kurrasah ini jejak rekam prestasi anak
akan bisa diikuti terus oleh pihak guru dan orang tua selama satu semester sehingga wali
murid bisa memperbaiki serta menambah pada hal-hal yang kurang dikuasai oleh anak-
anak.
3. Thabur (Budaya Antre)
Ketika proses menghafal berlangsung setelah satu atau dua jam, maka sang
muyassirat akan membagikan jatah harian berupa satu kotak susu murni dan satu kurma.
Cara mendapatkannya sangat unik, yaitu dengan cara antre. Mereka berbaris secara rapi di
bagian depan muyassirat membagikan kepada anak yang di depan lalu dia meneruskan ke

5
Aziz, Pengaruh Menghafal al-Qur’an Terhadap Pembentukan Karakter Peserta Didik di
Roudhotul Atfal (RA) Jamiatul Qurra Cimahi, Jurnal Ilmiah Tumbuh Kembang Anak Usia Dini,
Vol. 2 No. 1, 2017, 15.
6
Nazali Shaleh Ahmad, Pendidikan dan Masyarakat dalam Nurmadiah, “Strategi
Pembelajaran Anak Usia Dini”, Al-Afkar,Vol. III, No. 1, (April 2015), 8.
barisan belakangnya sampai yang terakhir. Barisan terakhirlah yang mendapatkan bagian
susu dan kurma yang pertama. Setelah semua medapatkan jatahnya, maka tidak lupa sang
muyassirat akan mengambil satu perlak atau plastik yang digelar sebagai meja makan
mereka. Anak-anak menggelar di atas lantai lalu mereka duduk melingkar serta menikmati
makanan dan minuman jatah masingmasing yang telah dibagikan, sambil terus
diperdengarkan bacaan murattal para Syaikh ternama lewat CD yang diputar di markaz
tersebut.
4. Riyadhah Badaniyah (Olahraga)
Dalam pepatah Arab disebutkan, “Al-aqlus salim fi jismis salim (akal yang sehat
terletak pada badan yang sehat). Berangkat dari pepetah ini, dalam proses pembelajaran di
markaz Tabarak, dalam kegiatan belajar mengajarnya, guru juga tidak lupa untuk mengajak
anak didik melakukan olahraga ringan sebagai sarana untuk menyehatkan badan anak-anak
dan juga menghilangkan rasa ngantuk, bosan, karena duduk terlalu lama. Anak-anak diminta
untuk berdiri melingkar, atau berbaris dengan dipandu oleh satu guru. Mereka mengikuti
instruksi dari sang guru dengan menggerakkan tangan atau kaki sesuai dengan gaya senam
ringan bagi anak. Tujuannya agar 14 mereka istirahat sambil refreshing sebelumnya
menghafal ayat selanjutnya. Uniknya mereka melakukan olahraga itu sambil tetap
diperdengarkan ayat-ayat Al-Qur’an, sehingga dalam berbagai aktivitas mereka tetap tidak
lepas dari Al-Qur’an. Anak-anak sangat antusias mengikuti kegiatan ini sehingga mereka
dapat mengikuti hafalan batu dengan semangat.
5. Ats-Tsawab wal’Iqab (Reward & Punishment)
Metode pemberian penghargaan bagi anak yang mampu dan beradab serta
memberi hukuman bagi anak yang tidak mampu atau yang nakal ini juga diterapkan di
markaz ini. Cara inilah yang dapat memberikan motivasi bagi anak agar meningkatkan
kualitas hafalan mereka. Penghargaan yang diberikan itu pun sangat beragam. Terkadang
jika ada anak yang bagus bacaannya, maka sang guru memandu teman teman lainnya untuk
memberikan tepuk tangan untuknya. Kadang cukup dengan pujian verbal. Misalnya ahsanta
(Anda bagus), gada’ (bagus dalam bahasa ammiyah Mesir), dan sebagainya. Adapun jika
anak yang nakal atau melanggar aturan dalam markaz, maka guru akan memberikan
hukuman yang edukatif, contohnya disuruh membaca sambil berdiri, disuruh berdiri di depan
pintu, dan diimbau untuk tidak mengulanginya lagi.
6. Al-Ikhtibar (Ujian)
Sebelum anak itu masuk ke level tertentu, dia harus diuji terlebih dahulu dalam
proses muqabalah (interview) dengan orang tuanya. Ujian di markaz Tabarak diadakan
sebanyak dua kali dalam satu level, pertama ketika pertengahan dan kedua di akhir
pembelajaran.
7. Rihlah (Tour)
Setiap satu level pembelajaran di markaz Tabarak ini diadakan tour/rihlah ke
beberapa tempat wisata, baik itu berada di dalam kota atau di luar kota. Tour ini juga
melibatkan semua santri, diikuti oleh wali murid mereka.7
Memori
a. Pengertian Memori
Memori merupakan perwujudan belajar, sebab merupakan unsur pokok dalam berpikir
asosiatif. Jadi, anak yang telah mengalami proses belajar akan ditandai dengan bertambahnya
simpanan materi (pengetahuan dan pengertian) dalam memori, serta meningkatnya
kemampuan menghubungkan materi tersebut dengan situasi atau stimulus yang sedang ia
hadapi.8
b. Pengaruh Memori dengan Menghafal Al-Quran
Menghafal adalah suatu aktifitas menanamkan materi di dalam ingatan, sehingga
nantinya dapat diproduksi (diingat) kembali secara harfiah, sesuai dengan materi yang asli.
Menghafal merupakan proses mental untuk mencamkan dan menyimpan kesan-kesan yang
nantinya suatu waktu bila diperlukan dapat diingat kembali ke alam sadar. Menghafalkan Al-
Qur’an merupakan salah satu bentuk interaksi umat Islam. Dengan Al-Qur’an yang telah
berlangsung secara turun-menurun sejak Al-Qur’an pertama kali turun kepada Nabi
Muhammad SAW hingga sekarang dan masa yang akan datang. Allah SWT telah
memudahkan Al-Qur’an untuk dihafalkan, baik oleh umat Islam yang berasal dari Arab
maupun selain Arab yang tidak mengerti arti kata-kata dalam Al-Qur’an yang menggunakan
bahasa Arab.9
Sebagian besar penghafal Al-Qur'an sekarang berasal dari anak-anak. Pencapaian luar
biasa ini tidak terjadi tanpa orang tua yang mempersiapkan anak-anak mereka untuk menjadi
penghafal Al-Qur'an sejak usia dini melalui berbagai tindakan yang tepat dan didukung oleh
sumber daya yang tersedia untuk mencapai tujuan tersebut. Karena orang tua adalah guru
pertama dan penggerak masa depan anak-anak mereka. Metode pencetakan Al-Qur'an untuk
anak-anak bergantung pada beberapa faktor, dan metode adalah salah satunya.

7
Fathin Masyhud dan Ida Husnur, Rahasia Sukses 3 Hafidz Qur’an Cilik Mengguncang
Dunia (Jakarta: Zikrul Hakim, 2017), 110-118
8
Tohirin, Psikologi Pendidikan Agama Islam (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006),
97.
9
Ibid
Tidak mudah menghafal Al-Qur'an, terutama bagi mereka yang tidak memahami ilmu
nya. Sangat penting bagi anak-anak. yang sebenarnya masih dalam tahap perkembangan
sensorimotorik. Pada tahap ini, anak-anak mengatur pengalaman inderawi mereka (melihat,
mendengar, dan menyentuh) dan gerakan motorik mereka (menyentuh). Jadi, satu-satunya
stimulus yang dapat mereka respon dari lingkungan mereka adalah stimulus inderawi.
Anugerah pendengaran, penglihatan, dan hati nurani adalah yang pertama diberikan kepada
manusia oleh Allah SWT.

Keberhasilan dalam mencetak para panghafal Al-Qur’an dari anak-anak usia dini juga
tidak akan terlepas dari beberapa faktor yang salah satunya adalah metode. Adapun metode
menghafal Al-Qur’an tentu akan terus meningkat dan berkembang dengan adanya
perkembangan pengetahuan dari berbagai bidang, baik dalam ilmu pendidikan, psikiologi,
masyarakat, dan teknologi. Sehingga muncul juga berbagai macam metode baru yang telah
efektif dan efesien untuk digunakan dalam menghafal Al-Qur’an.10

Menghafal Al-Qur’an

Menghafal berasal dari kata hafidza, yahfidzu, hifdzan yang berarti memelihara,
menjaga, menghafalkan. Menghafal berasal dari akar kata “hafal” yang artinya telah masuk
dalam ingatan atau dapat mengucapkan sesuatu di luar kepala tanpa melihat buku atau catatan
lain. Jadi menghafal adalah berusaha meresapkan ke dalam pikiran agar selalu ingat tanpa
melihat buku ataupun catatan.11

Di antara beberapa hal yang harus terpenuhi sebelum seseorang memasuki periode
menghafal Al-Qur’an, yaitu:

a. Niat yang Ikhlas


Niat yang ikhlas yaitu hanya mencari ridha Allah, bukan untuk kepentingan
duniawi.12 Setiap amalan yang dilakukan oleh seorang muslim harus dibarengi dengan niat
yang benar, supaya setiap amalan membuahkan hasilnya. Sebagaimana firman Allah SWT
dalam Q.S.Az-Zumar/39:11.

َ‫صا لَّهُ الدِين‬ ٰ ‫قُل ا ِِني ا ُ ِمرتُ اَن اَعبُ َد‬


ً ‫ّللاَ ُمخ ِل‬

10
Tohirin, Psikologi Pendidikan Agama Islam (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006),
97.
11
Tim Penyusun Kamus, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa (Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama, 2008), 473.
12
Ahsin Sakho Muhammad, Menghafalkan Al-Qur’an (Jakarta: Qaf, 2017), 34.
Terjemahnya: Katakanlah: "Sesungguhnya aku diperintahkan supaya menyembah
Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama.13

Dalam Tafsir al-Miṣbāh karya M. Quraisy Syihāb dijelaskan “Sesungguhnya aku


diperintahkan supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam
segala sesutu tanpa syirik dan pamrih. Bahkan, bukan atas harapan memperoleh surga atau
menghindar dari neraka, tetapi semata-mata karena cinta kepada-Nya dan syukur atas
nikmat-Nya.

b. Memiliki keteguhan dan kesabaran


Untuk dapat melestarikan hafalan perlu adanya keteguhan dan kesabaran. Karena
kunci utama keberhasilan menghafal Al-Qur’an adalah ketekunan menghafal dan
mengulang-ulang ayat-ayat yang sudah dihafalnya. Ini adalah sesuatu yang diharapkan
dalam hafalan, dengannya cita-cita akan tercapai. Sebagaimana firman Allah SWT dalam
Q.S.Al-Baqarah/2:153.

َّ ‫صلَوةِ ۚ ِإ َّن ٱ َّّللَ َم َع ٱل‬


َ‫ص ِب ِرين‬ َّ ‫َيأَيُّ َها ٱلَّذِينَ َءا َمنُوا ٱستَ ِعينُوا ِبٱل‬
َّ ‫صب ِر َوٱل‬

Terjemahnya: Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai
penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. Setelah Allah Swt.
menerangkan perintah untuk bersyukur kepadaNya, maka melalui ayat ini Dia menjelaskan
perihal sabar dan hikmah yang terkandung di dalam masalah menjadikan sabar dan salat
sebagai penolong serta pembimbing. Karena sesungguhnya seorang hamba itu adakalanya
berada dalam kenikmatan, lalu ia mensyukurinya; atau berada dalam cobaan, lalu ia bersabar
menanggungnya.14

c. Harus menempuh cara yang tepat (layak) dan terprogram


Dalam menghafalkan Al-Qur’an Artinya, seorang muslim tidak boleh terlalu
berlebih-lebihan (ingin terlalu cepat hafal) hingga melebihi kemampuannya, karena dengan
itu ia selanjutnya akan merasa lemah dan tidak mampu menuntaskan hafalannya.
d. Menghafal dengan hukum-hukum bacaannya
Karena, sebagaimana diketahui bahwa siapa saja yang menghafalkan Al-Qur’an
tanpa mengindahkan hukum-hukum bacaannya, kemudian hafalan yang salah tersebut
melekat dalam ingatannya, maka ia akan mengalami kesulitan dalam dua hal; mengulangi
hafalan dengan hukum bacaan yang benar dan menguatkannya kembali dalam ingatan.

13
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang: CV. Asy-syifa’ Semarang), 367.
14
ibid
e. Mushaf
Mushaf yang digunakan hendaknya satu macam saja, tidak diganti ganti. Utamanya
adalah mushaf “ayat pojok” yaitu setiap akhir halaman adalah akhir ayat.
f. Istiqamah
Yang dimaksud dengan istiqamah yaitu konsisten, baik istiqamah secara lisan, hati
dan istiqamah secara keseluruhan (anggota badan/perbuatan)38 yakni tetap menjaga
keajekan dalam proses menghafal Al-Qur’an. Di antara perkara wajib yang harus
diperhatikan ketika menghafal Al-Qur’an atau setelah menghafalnya adalah keistiqamahan
dan kesinambungan, supaya buah yang telah dicapai dengan kesungguhannya tidak hilang
begitu saja.
g. Menjauhkan diri dari maksiat dan sifat-sifat tercela
Orang yang hendak menghafalkan Al-Qur’an haruslah melihat kepada dirinya
sendiri terlebih dahulu, membersihkan dirinya dan menyucikannya dari segala kotoran sifat
tercela.15
Di antara sifat-sifat tercela tersebut antara lain: khianat, bakhil, pemarah,
membicarakan aib orang lain, dan sebagainya. Dalam kitab Ta’lim Muta’alim oleh Syeikh
al-Alamah Az-Zarnuji dikatakan “yang menjadi sebab-sebab hafal antara lain ialah
bersungguh sungguh, keajakan/kontinuitas, sedikit makan, memperbanyak sholat,
memperbanyak sholat malam dan memperbanyak membaca Al-Qur’an. Adapun yang
menyebabkan menjadi pelupa antara lain: perbuatan maksiat, banyaknya dosa, bersedih
karena urusanurusan keduniaan, banyaknya kesibukan (yang kurang berguna), dan banyak
hubungan yang tidak mendukung”.16

TPQ Rumah Tahfidz Al Amal

TPQ Rumah Tahfidz Al Amal merupakan lembaga menghafal Al-Qur’an untuk anak usia
dini samapai menengah pertama. TPQ ini menerapkan metode Tabarak ketika mengajarkan
anak-anak dalam menghapal Al-quran. Adapun salah satu strategi metode tersebut adalah dengan
menggunakan media pembelajaran yang dalam hal ini menjadikan kami sebagai penulis tertarik
untuk lebih lanjut dalam mengetahui serta memahami tentang efektivitas metode Tabarak
dalam meningkatkan memori menghafal Qur’an pada anak di lembaga tersebut.

15
Syaikh Duraid Ibrahim Al-Mosuli, Hafal Al-Qur’an Semudah Hafal Al-Fatihah (Solo:
Aqwam, 2019), 49.
16
Usman Al-khaibawi, Durrotun Nasihin Mutiara Muballigh (Semarang: al-Munawar, t.t.),
47.
METODOLOGI PENGABDIAN

Penulis melaksanakan pengabdian ini dengan cara melakukan riset observasi kualitatif
lapangan dengan berlandaskan secara teknis mengamati setiap implikasi. Dengan itu justifikasi yang
koheren memberikan hafalan kepada anak-anak TPA Al amal agar mereka mudah menghafal
Alquran. Setelah itu penulis mengajarkan kepada anak-anak TPA al-amal menggunakan metode
tabarok. Metode tabarok adalah metode menghafal Quran khusus untuk usia balita atau bagi anak-
anak yang belum bisa menghafal alquran dengan cara membaca. Bacaan alquran dalam metode
tabarok hanya diperdengarkan saja, sembari mulai diperkenalkan pula pada huruf dan harakat
Alquran.

Dalam metode tabarok, proses hafalan Al-quran dimulai dari juz 30, karena surat-suratnya
pendek dan mudah di ingat untuk usia anak-anak. Anak-anak TPA Al-amal berjumlah 30 orang dan
dalam kegiatan menghafal menggunakan metode tabarak ini dibantu oleh 14 mahasiswa KKN UIN
Raden intan Lampung. Anak-anak TPA Al amal dibiasakan untuk menghafal surat di juz 30 seperti
surat berikut ini:

1. An-Naba (Berita Besar) surat ke-78 terdiri dari 40 ayat.

2. An-Naazi'aat (Malaikat-malaikat yang Mencabut) surat ke-79 terdiri dari 46 ayat.

3. Abasa (Ia Bermuka Masam) surat ke-80 terdiri dari 40 ayat.

4. At-Takwiir (Menggulung) surat ke-81 terdiri dari 29 ayat.

5. Al-Infithaar (Terbelah) surat ke-82 terdiri dari 19 ayat.

6. Al-Muthaffifiin (Orang-orang yang Curang) surat ke-83 terdiri dari 46 ayat.

7. Al-Insyiqaaq (Terbelah) surat ke-84 terdiri dari 25 ayat.

8. Al-Buruuj (Gugusan Bintang) surat ke-85 terdiri dari 22 ayat.

9. Ath-Thaariq (yang Datang di Malam Hari) surat ke-86 terdiri dari 17 ayat.

10. Al-A'laa (yang Paling Tinggi) surat ke-87 terdiri dari 19 ayat.

11. Al-Ghaasyiyah (Hari Pembalasan) surat ke-88 terdiri dari 26 ayat.

12. Al-Fajr (Fajar) surat ke-89 terdiri dari 30 ayat.

13. Al-Balad (Negeri) surat ke-90 terdiri dari 20 ayat.


14. Asy-Syams (Matahari) surat ke-91 terdiri dari 15 ayat.

15. Al-Lail (Malam) surat ke-92 terdiri dari 21 ayat.

16. Adh-Dhuhaa (Waktu Dhuha) surat ke-93 terdiri dari 11 ayat.

17. Al-Insyirah (Melapangkan) surat ke-94 terdiri dari 8 ayat.

18. At-Tin (Buah Tin) surat ke-95 terdiri dari 8 ayat.

19. Al-Alaq (Segumpal Darah) surat ke-96 terdiri dari 19 ayat.

20. Al-Qadr (Kemuliaan) surat ke-97 terdiri dari 5 ayat.

21. Al-Bayyinah (Bukit) surat ke-98 terdiri dari 8 ayat.

22. Al-Zalzalah (Kegoncangan) surat ke-99 terdiri dari 8 ayat.

23. Al-Aadiyaat (Kuda yang Berlari Kendang) surat ke-100 terdiri dari 11 ayat. 24. Al-Qaari’ah (Hari
Kiamat) surat ke-101 terdiri dari 11 ayat.

25. At-Takaatsur (Bermegah-megahan) surat ke-102 terdiri dari 8 ayat.

26. Al-Ashr (Demi Masa) surat ke-103 terdiri dari 3 ayat.

27. Al-Humazah (Pengumpat) surat ke-104 terdiri dari 9 ayat.

28. Al-Fiil (Gajah) surat ke-105 terdiri dari 5 ayat.

29. Quraisy (Suku Quraisy) surat ke-106 terdiri dari 4 ayat.

30. Al-Maa'uun (Barang-barang yang Berguna) surat ke-107 terdiri dari 7 ayat.

31. Al-Kautsar (Nikmat yang Banyak) surat ke-108 terdiri dari 3 ayat.

32. Al-Kaafiruun (Orang-Orang Kafir) surat ke-109 terdiri dari 6 ayat.

33. An-Nashr (Pertolongan) surat ke-110 terdiri dari 3 ayat.

34. Al-Lahab (Gejolak Api) surat ke-111 terdiri dari 5 ayat.

35. Al-Ikhlash (Memurnikan Keesaan Allah) surat ke-112 terdiri dari 4 ayat.

36. Al-Falaq (Waktu Subuh) surat ke-113 terdiri dari 5 ayat.

37. An-Naas (Manusia) surat ke-114 terdiri dari 6 ayat.


KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan beberapa hasil
temuan sebagai berikut:

Proses pelaksanaan menghafal Al-Quran dengan metode Tabarak di Rumah Tahfidz Al-
Amal yaitu: (a) Pembelajaran dilakukan pada hari senin hingga kamis (b) Kegiatan dimulai
dengan membaca surat yang ada di juz 30 doa pembuka disambung doa dimudahkan lisan untuk
menghafal Al-Qur’an; (c) Di akhir kegiatan pembelajaran, anak-anak akan mendapatkan ujian
utuk menentukan terlebih dahulu sebelum memasuki hafalan baru; (d) Setiap anak menyelesaikan
1 surah maka guru wajib mengevaluasi dengan menggunakan Al-Qur’an dengan standar
kelulusan 60 %. Dalam evaluasi per surah apabila surah yang di setor dikatagorikan surah pendek
misal yang terdapat di juz 30 maka sekali setor bisa disetorkan 1-3 surah.

Metode Tabarak merupakan metode yang baik dan efektif bagi anak-anak di Rumah
Tahfidz Al-Amal. 3. Kurikulum metode Tabarak yang diterapkan di Rumah Tahfidz Al-Amal
meliputi program yang terdiri dari 3 level dari 7 level Tabarak yang ada dan pembelajaran
ditambah 3 semester tastbit (murajaah). Adapun perincian jumlah surat dalam Al-Qur’an yang
dihafal mulai dari level 1 sampai level 3 yaitu: (a) Level 1, jumlah surat yang dihafal sebanyak
37 surat; (2) Level 2, jumlah surat yang dihafal sebanyak 11 surat, (3) Level 3, jumlah surat yang
dihafal sebanyak 2 surat.

SARAN

Berdasarkan atas uraian tersebut maka untuk kemajuan dan perkembangan TPQ Rumah
Tahfidz Al-Amal penulis memiliki beberapa saran yang diajukan sebagai rekomendasi yaitu
anak-anak TPQ Rumah Tahfidz Al-Amal perlu mempelajari berbagai macam metode menghafal
al-quran lainnya, agar mereka memiliki wawasan yang luas mengenai metode menghafal al-quran
yang mudah dan cepat. Metode tabarok sudah efektif untuk digunakan sebagai metode menghafal
Al-quran maka motode-metode menghapal Al-qur’an yang lainnya pun perlu untuk di coba untuk
kemajuan menghafal anak-anak di TPQ Rumah Tahfidz Al-Amal.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Nazali Shaleh, Pendidikan dan Masyarakat dalam Nurmadiah, “Strategi


Pembelajaran Anak Usia Dini”, Al-Afkar,Vol. III, No. 1, 2015.

Al-khaibawi, Usman, Durrotun Nasihin Mutiara Muballigh, Semarang: al-Munawar, t.t.

Al-Mosuli, Syaikh Duraid Ibrahim, Hafal Al-Qur’an Semudah Hafal Al-Fatihah, Solo:
Aqwam, 2019.

Asnawi, Efektivitas Penyelenggaraan Publik Pada Samsat Corner Wilayah Malang Kota
Malang: FISIP, UMM, 2013.

Aziz, “Pengaruh Menghafal al-Qur’an Terhadap Pembentukan Karakter Peserta Didik di


Roudhotul Atfal (RA) Jamiatul Qurra Cimahi”, Jurnal Ilmiah Tumbuh Kembang
Anak Usia Dini, Vol. 2 No. 1, 2017.

Fathin Masyhud dan Ida Husnur Rahmawati, Rahasia Sukses 3 Hafizh Qur’an Cilik
Mengguncang Dunia, Jakarta: Zikrul Hakim, 2017.

Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Semarang: CV. Asy-syifa’ Semarang

Lubis, “Metode Menghafal Al-Qur’an pada Anak Usia Dini di Tahfidz Center Darul
Hufadz Kota Padang”. Journal on Early Childhood. Vol. 2 No. 2, 2019.

Sakho Muhammad, Ahsin, Menghafalkan Al-Qur’an, Jakarta: Qaf, 2017.

Supriyono, Sistem Pengendalian Manajemen, Semarang: Universitas Diponegoro, 2000.

Tohirin, Psikologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006.

Tim Penyusun Kamus, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama, 2008.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai