Anda di halaman 1dari 4

KAJIAN PUSTAKA

PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP PERILAKU MEROKOK REMAJA

A. Pengaruh Lingkungan
1. Definisi Pengaruh Sosial
Baron (2004) menyebutkan psikologi sosial merupakan ilmu pengetahuan yang berusaha memahami
asal usul dan sebab-sebab terjadinya perilaku dan pemikiran individual dalam konteks situasi sosial. Faktor
pembentuk perilaku & pikiran sosial yaitu faktor dalam diri mencakup faktor biologis dan kognitif, faktor
orang lain mencakup tindakan dan karakteristik orang lain, dan terakhir faktor lingkungan fisik dan budaya.
Pengaruh Sosial adalah wilayah psikologi sosial yang menyelidiki bagaimana orang dipengaruhi oleh
tekanan (baik kenyataan atau perkiraan) orang atau kelompok lain. Menurut Baron (dalam Social
psychology, 2012). Terdapat banyak saluran yang dapat dimanfaatkan bagi berlangsungnya proses
pengaruh sosial diantaranya terjadi dilingkungan keluarga, kelompok sebaya, pendidikan, pekerjaan, dan
media massa. Menurut Janes dan Olson (2000) Jeer pressure (tekanan dengan olok-olok) meningkatkan
kecenderungan untuk konform. Myers (2012) berpendapat perilaku konformitas yang dilakukan tidak
hanya dengan merubah perilaku luar saja, tapi juga merubah pola pikir hasil dari adanya informational
social influence (keinginan untuk bertindak benar). Sedangkan, perilaku konformitas yang hanya dilakukan
dengan merubah perilaku luar tanpa adanya perubahan pola pikir hasil dari normative social influence
(keinginan untuk disukai) .
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa pengaruh sosial merupakan upaya satu
orang atau lebih untuk mengubah perilaku, sikap atau perasaan dari orang lain. Pengaruh kelompok di
lingkungan dapat memberikan pengaruh pada perilaku individu agar sesuai dengan norma atau aturan yang
berlaku hal ini disebut konformitas.

B. Perilaku Merokok
1. Definisi Perilaku Merokok
Sarwono (1993), mendefinisikan perilaku sebagai sesuatu yang dilakukan oleh individu satu dengan
individu lain dan sesuatu itu bersifat nyata. Morgan (1986) menyatakan tidak seperti pikiran atau perasaan,
perilaku merupakan sesuatu yang konkrit yang dapat diobservasi, direkam maupun dipelajari. Merokok
adalah menghisap asap tembakau yang dibakar ke dalam tubuh dan menghembuskannya kembali keluar
(Armstrong, 1990). Menurut Lewin (Komasari & Helmi, 2000) perilaku merokok merupakan fungsi dari
lingkungan dan individu. Artinya, perilaku merokok selain disebabkan faktor-faktor dari dalam diri juga
disebabkan faktor lingkungan.
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa perilaku merokok adalah suatu kegiatan
atau aktivitas membakar rokok dan kemudian menghisapnya dan menghembuskannya keluar dan dapat
menimbulkan asap yang dapat terhisap oleh orang-orang disekitarnya. Perilaku merokok dipengaruhi oleh
faktor lingkungan maupun faktor individu itu sendiri.

C. Remaja
1. Definisi Remaja
Menurut Santrock (1998), remaja didefinisikan sebagai suatu periode perkembangan dari transisi
antara masa anak-anak dan dewasa, yang diikuti oleh perubahan biologis, kognitif, dan sosioemosional.
Sedangkan Monks (1999) berpendapat, remaja adalah individu yang berusia antara 12-21 tahun yang sudah
mengalami peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa, dengan pembagian 12-15 tahun adalah masa
remaja awal, 15-18 tahun adalah masa remaja penengahan, dan 18–21 tahun adalah masa remaja akhir.

DAFTAR PUSTAKA

Armstrong, M. (1990). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Gramedia.


Baron, R. A., & Branscombe, N. R. (2012). Social psychology, 13th ed. New Jersey:Pearson Education, Inc.
Baron, R., & Byrne, D. (2004). Psikologi Sosial. Jakarta: Erlangga
Janes, L.M., Olson, J.M. (2000). Jeer pressure: The behavioral effects of observing ridicule of others.
Personality and Social Psychology Bulletin. 26 (4), 474–485.
Komasari, D. & Helmi, AF. (2000). Faktor-Faktor Penyebab Perilaku Merokok Pada Remaja. Jurnal Psikologi
Universitas Gadjah Mada, 2. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Press.
Monks, FJ & Knoers, AMP, Haditono. (1999). Psikologi Perkembangan : Pengantar Dalam Berbagai
Bagiannya, (Terjemahan Siti Rahayu Haditono). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Myers, D.G. (2012). Psikologi sosial. Jilid 1. Jakarta : Salemba Humanika
Santrock, John W. (1998). Adolescence (7nd ed). Washington, DC:Mc Graw-Hill.
Sarwono, S. (1993). Teori-Teori Psikologi Sosial. Jakarta: CV. Rajawali.
Terdapat beberapa gambaran kemungkinan-kemungkinan mengenai hasil penelitian sebagai berikut:

Pengaruh Lingkungan Terhadap Perilaku Merokok Remaja, lingkungan sosial berpengaruh


terhadap sikap, kepercayaan dan perhatian individu pada perokok. Seseorang akan berperilaku merokok
dengan memperhatikan lingkungan sosialnya.

Kemungkinan pertama, orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin
melepaskan diri dari rasa sakit dan kebosanan. Satu sifat kepribadian yang bersifat pada pengguna
obat-obatan (termasuk rokok) ialah konformitas sosial. Pendapat ini didukung Atkinson (1999) yang
menyatakan bahwa orang yang memiliki skor tinggi pada berbagai tes konformitas sosial lebih menjadi
perokok dibandingkan dengan mereka yang memiliki skor yang rendah.

Kemungkinan kedua, menurut Lewin (Komasari & Helmi, 2000) perilaku merokok merupakan
fungsi dari lingkungan dan individu. Artinya, perilaku merokok selain disebabkan faktor-faktor dari dalam
diri juga disebabkan faktor lingkungan. Penelitian oleh Laventhal (dalam Smet, 1994) mengatakan bahwa
merokok tahap awal dilakukan dengan teman-teman (46%), seorang anggota keluarga bukan orang tua
(23%) dan orang tua (14%). Hal ini mendukung hasil penelitian yang mengatakan bahwa ada tiga faktor
penyebab perilaku merokok pada remaja yaitu kepuasan psikologis, sikap permisif orang tua terhadap
perilaku merokok remaja dan pengaruh teman sebaya, dan pengaruh media massa.

Kemungkinan ketiga, pengaruh lingkungan melalui media dengan melihat iklan di media massa
dan elektronik yang menampilkan gambaran bahwa perokok adalah lambang kejantanan atau glamour,
membuat remaja seringkali terpicu untuk mengikuti perilaku seperti yang ada dalam iklan tersebut.
AKTUALISASI PADA WANITA KARIR YANG MEMILIKI PERAN GANDA
DI KABUPATEN BADUNG
(Ni Komang Yuni Melyawati, 2022)

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pada bagian ini terdiri dari beberapa sub bab yang berisi dasar teori. Peneliti dapat menuliskan definisi
dan aspek-aspek dari variabel yang akan diteliti. Selain membahas definisi dan aspek, peneliti juga harus
membahas mengenai konteks yang melingkupi variabel tersebut. Konteks tersebut dapat meliputi konteks yang
melatarbelakangi dan mempengaruhi munculnya permasalahan. Konteks dapat dibahas dari berbagai sisi,
seberapa banyak sub bab yang akan dibuat tergantung kebutuhan peneliti.

Seorang peneliti ingin meneliti tentang Aktualisasi Pada Wanita Karir Yang Memiliki Peran Ganda Di
Kabupaten Badung. Membahas tentang variabel aktualisasi diri yang meliputi definisi aktualisasi diri,
aspek-aspek aktualisasi diri, faktor-faktor pendorong aktualisasi diri, dan hierarki kebutuhan manusia sebelum
sebelum mencapai aktualisasi diri. Peneliti perlu membahas tentang definisi, ciri, dan bentuk tentang wanita
karir dan peran ganda wanita karir sehingga dapat dapat membentuk satu kesatuan pemahaman tentang judul
penelitian.
Peneliti juga perlu membahas tentang dinamika aktualisasi diri wanita karir dengan peran ganda, seperti
bagaimana strategi untuk memecahkan permasalahan dari untuk setiap peran yang dimiliki, dan faktor-faktor
yang mempengaruhi wanita memilih berkarir.

Bagian tinjauan pustaka, diakhiri dengan sub bab pertanyaan penelitian.

BAB III
METODE PENELITIAN

Bagian ini memuat uraian mengenai metode dan langkah-langkah operasional penelitian. Adapun sistematika
penulisannya adalah sebagai berikut:

A. Pendekatan Penelitian
Bagian ini menjelaskan tentang pendekatan yang digunakan dalam penelitian disertai dengan alasan
tentang pemilihan pendekatan tersebut. Aktualisasi Pada Wanita Karir Yang Memiliki Peran Ganda Di
Kabupaten Badung menggunakan pendekatan fenomenologi dikarenakan adanya keterkaitan langsung dengan
lingkungan disekitar peneliti serta peneliti mampu memahami sudut pandang baru dari fenomena yang diteliti.

B. Batasan Istilah
Sub bab ini berisi definisi operasional untuk membatasi cakupan dari istilah kunci yang digunakan dalam fokus
penelitian yaitu: aktualisasi diri, wanita karir, dan peran ganda.

C. Unit Analisis Data


Di sini, peneliti perlu menjelaskan tentang partisipan penelitian, karakteristiknya, serta unit analisisnya apakah
individu atau kelompok serta data tentang sumber pendukung atau informan. Berdasarkan contoh judul skripsi
yang diteliti merupakan individu dengan karakteristik yakni wanita karir yang sudah menikah di Kabupaten
Badung sehingga memiliki peran ganda dalam berkarir sekaligus dalam mengurus rumah tangga.

D. Deskripsi Setting Penelitian


Bagian ini berisi uraian tentang kancah atau tempat penelitian. Peneliti melakukan proses wawancara pada
kediaman subjek di Kabupaten Badung. Penelitian yang dilakukan di kediaman subjek sekaligus bermaksud
untuk mengobservasi bagaimana subjek melakukan peran ganda dalam berkegiatan sehari-hari.

E. Metode Pengumpulan Data


Bagian ini peneliti menggunakan wawancara berstruktur menggunakan pedoman wawancara dengan menyusun
beberapa pertanyaan yang akan dilontarkan. Dalam membuat panduan wawancara pertanyaan disesuaikan
dengan tujuan penelitian selanjutnya melakukan professional judgment dengan mendiskusikan panduan
wawancara kepada dosen pembimbing. Output berupa guide wawancara, guide observasi dan lainnya yang
dibutuhkan (dilampirkan).
F. Keabsahan Data
Peneliti perlu menjelaskan prosedur apa yang digunakan untuk memenuhi keabsahan data penelitian yang sudah
diperoleh. Keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan menggunakan teknik triangulasi yaitu teknik
pemeriksaan keabsahan data untuk pembanding data dengan tujuan mengecek kebenaran data dengan
membandingkan data yang telah diperoleh dari sumber lainnya.

G. Analisis Data
Pada bagian analisis data, uraikan proses pelacakan dan pengaturan sistematis transkrip-transkrip wawancara,
catatan lapangan, dan bahan-bahan lain. Analisis data dalam penelitian ini adalah analisis data non-statistika
atau analisis data kualitatif yakni suatu upaya dalam mencatat secara sistematis segala informasi yang didapat
dari subjek melalui hasil wawancara yang telah dilakukan.

KESIMPULAN

Kesimpulan harus didasarkan pada uraian terhadap hasil, yang meliputi hasil pengujian dan
pembahasan. Kesimpulan dibuat secara ringkas, padat, dan jelas (maksimal 1 halaman)
Berdasarkan penelitian tentang Aktualisasi Pada Wanita Karir Yang Memiliki Peran Ganda Di
Kabupaten Badung, maka dapat diketahui proses dalam mengaktualisasikan diri pada partisipan yang
merupakan wanita karir dengan peran ganda, dimana dalam prosesnya terdapat faktor internal dan eksternal.
Faktor Internal berupa kesadaran akan kesehatan jiwa dan mental pada partisipan, keinginan untuk menjadi
lebih baik dengan belajar dan meningkatkan kemampuan, dan partisipan dapat mengetahui kekurangan serta
memperbaiki kekurangan dalam menjalankan peran ganda. Sedangkan faktor eksternal yang didapatkan dari
luar diri partisipan berupa dukungan hingga bantuan dalam tanggung jawab peran sehingga partisipan dapat
menjalankan tanggung jawab peran lainnya.
Melalui penelitian ini dapat diketahui bahwa dalam menuju tahap pemenuhan aktualisasi diri maka
individu telah terpenuhi kebutuhan dasarnya yakni; kebutuhan akan rasa aman dengan memiliki rumah pribadi
sebagai tempat tinggal, kebutuhan rasa aman dengan mentaati aturan adat setempat sehingga terbebas dari rasa
takut dan cemas pada norma yang berlaku, kebutuhan dicintai dan mencintai dengan memiliki hubungan
pernikahan sehingga partisipan tidak merasa sendirian dalam menjalani tanggung jawab dan merasa merasa
aman serta nyaman dalam keluarga yang dimiliki, dan yang terakhir pemenuhan kebutuhan untuk dihargai
dilihat dengan memiliki kompetensi, kemandirian, kepercayaan diri, kebebasan, dan mendapatkan apresiasi dari
orang lain (domestik & publik).
Partisipan dalam penelitian ini adalah wujud adalah wujud wanita karir dengan peran ganda yang telah
mencapai tahap pemenuhan aktualisasi diri.

Anda mungkin juga menyukai