Anda di halaman 1dari 18

TUGAS STATISTIKA LANJUT

UJI-t

Dosen Pengampu:

Ahmad Ridfah, S.Psi., M.Psi., Psikolog

Nur Akmal, S.Psi., M.A

Widyastuti, S.Psi., M.Psi., Psikolog

Disusun Oleh:

Kelompok 3

1. Jizaira Qaza Sanzabillah Harun Sally (220701502085)


2. Khalisah Humairah (220701502124)
3. Khalwat Mukasyafah (220701500009)

Kelas F

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2022/2023
A. Sejarah Uji-t

Sejarah dari Uji t – Test Dependent Tes t atau uji t uji statistik yang digunakan untuk menguji
kebenaran atau kesalahan hipotesis nol. Uji-t pertama kali dikembangkan oleh William Seely
Gosset pada tahun 1915. William Seely Gosset pertama kali menggunakan nama samaran
"Student" dan huruf "t" yang termasuk dalam istilah tes "t" dari huruf terakhir namanya disebut
juga student ( Ridwan 2006).

Uji-t (t-test) adalah uji statistik yang sering ditemui dalam masalah statistik praktis. Uji-t adalah
kelas statistik parametrik. Statistik uji ini digunakan dalam pengujian hipotesis. Uji-t digunakan
ketika informasi tentang varians populasi tidak diketahui. Uji-t adalah uji yang digunakan untuk
menentukan apakah ada perbedaan yang signifikan (meyakinkan) antara rata-rata dua sampel
(membandingkan dua variabel). Uji-t dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu uji-t yang digunakan
untuk menguji hipotesis 1 sampel dan uji-t yang digunakan untuk menguji hipotesis 2 sampel.
Dalam hal independensi sampel yang digunakan (khususnya uji-t 2-sampel), uji-t dibagi lagi
menjadi dua bagian, yaitu uji sampel independen dan uji t sampel berpasangan. (Ridwan 2006).

B. Konsep dasar Uji-t

Uji-t, sering disebut sebagai sampel yang bergantung pada t atau sampel berpasangan, adalah jenis
uji statistik yang membandingkan rata-rata dua pasang kelompok. Pasangan sampel dapat diartikan
sebagai sampel dari subjek yang sama tetapi dengan dua perlakuan atau pengukuran yang berbeda,
yaitu pengukuran pra perlakuan dan pengukuran pasca perlakuan (Sugiyono, 2010).

Dr. Sugiyono (2009) uji-t dependen adalah pengujian dimana tidak terdapat perbedaan yang
signifikan antara nilai variabel dari dua sampel yang berpasangan atau berkorelasi. Pasangan
sampel terlihat seperti ini:

1. Sampel diukur dua kali, misalnya sebelum iklan muncul di sampel dan setelah iklan
muncul. Kemudian ukur apakah anggota sampel membeli lebih banyak produk setelah
iklan daripada anggota sampel sebelum iklan.
2. Dua pasang sampel diukur bersama-sama. Misalnya, satu sampel diiklankan dan yang
lainnya tidak. Kemudian ukur apakah anggota sampel yang menampilkan iklan menjual
lebih banyak produk daripada anggota yang tidak melihat iklan.

C. Jenis jenis uji-t

Uji dependen, sering disebut sebagai uji-t sampel berpasangan, adalah jenis uji statistik yang
membandingkan rata-rata dua kelompok berpasangan. Sampel berpasangan dapat diartikan sebagai
satu sampel dengan subjek yang sama tetapi dengan perlakuan atau pengukuran yang berbeda,
yaitu. H. Pengukuran sebelum dan sesudah pemberian perlakuan. (Sugiyono, 2010). Uji-t dibagi
menjadi dua bagian, yaitu uji-t yang digunakan untuk pengujian hipotesis satu sampel dan
pengujian hipotesis dua sampel. Apabila uji t digabungkan dengan uji independensi sampel yang
digunakan (khususnya uji t 2 sampel), uji t dibagi lagi menjadi dua bagian, yaitu uji t sampel
independen dan uji independen/berpasangan. tes uji t sampel diuraikan sebagai berikut:
(Ridwan.2006).

1. Uji t satu sampel (one sample t-test)

Uji-t satu sampel digunakan untuk menguji rata-rata sampel tunggal terhadap nilai referensi tunggal.
Uji-t 1-sampel membutuhkan asumsi yang harus dibuat sebelum analisis dapat dimulai, yaitu bahwa
data sampel terdistribusi secara normal. Uji-t satu sampel (one-sample t-test) digunakan untuk
menguji apakah suatu nilai berbeda secara signifikan dengan rata-rata sampel atau tidak. Ada
beberapa bentuk one sample t-test (Ridwan 2013).

a. Uji pihak kanan

Dikatakan sebagai uji pihak kanan karena t- tabel dibagi dua dan diketakkan dibagian kanan kurva
hipotesis statistiknya :
Misalnya:

Ho: tingkat kualitas tingkat pelayanan karyawan bank di makassar paling tinggi 70% dari
kriteria yang diharapkan

Ha : tingkat kualitas pelayanan karyawan bank di makassar lebih 70% dari kriteria yang
diharapkan

b. Uji dari pihak kiri

Dikatakan sebagai uji pihak kiri karena tabel dibagi dua dan diketakkan dibagian kiri kurva :
hipotesis statistiknya :

Misalnya: tingkat kualitas pelayanan karyawan bank di Makassar paling sedikit 70% dari
kriteria yang diharapkan :
c. Uji dua pihak

Dikatakan sebagai uji dua pihak karena t-tabel dibagi dua dan diketakkan dibagian kiri dan kanan
kurva. Hipotesis statistiknya:

Misalnya :

Ho: tingkat kualitas pelayanan karyawan bank di Makassar mencapai 70% dari kriteria yang
diharapkan

Ha: tingkat kualitas pelayanan karyawan bank di Makassar tidak mencapai 70% dari kriteria
yang diharapkan:

Rumus statistik yang digunakan untuk uji satu sampel adalah :


t

Dengan:

t : t hitung

X : rata rata dari data

µ0: rata rata nilai yang dihopotesiskan s :

standar deviasi

n : jumlah sampel

2. Uji-t Between Two Independent Sample Means


Uji ini digunakan ketika mean atau rata-rata dari suatu sampel akan dibandingkan dengan
mean dari sampel lainnya. Misalnya perbandingan antara dua kelompok dalam penelitian
eksperimen, dimana kelompok pertama adalah kelompok yang diberi perlakuan, sedangkan
kelompok kedua adalah kelompok yang tidak dikenai perlakuan (kelompok kontrol).

3. t Test for Correlated Sample (t-paired)


Uji ini digunakan untuk menguji dua sampel yang berpasangan, apakah keduanya mempunyai rata-
rata yang secara nyata berbeda ataukah tidak. Sampel berpasangan adalah sebuah sampel dengan
subjek yang sama, namun mengalami dua perlakuan atau pengukuran yang berbeda (Santoso,
2012).

D. Contoh Penggunaan Uji-t


a. Uji t satu sampel
Studi Kasus universitas X mengadakan penelitian mengenai rata rata IQ mahasiswanya. Menurut
isu yang berkembang, IQ para mahasiswa yang menuntut ilmu di Universitas tersebut kurang dari
140. Untuk membuktikan kebenaran isu tersebut, tim riset ingin mengambil sampel secara acak
sebanyak 50 orang mahasiswa, kemudian melakukan test IQ kepada mereka. Data hasil tes IQ
mahasiswa tersebut diperoleh data sebagai berikut:

No. Nilai Ujian


1 154 18 143 35 134

2 140 19 141 36 136

3 138 20 141 37 142

4 134 21 135 38 138

5 141 22 145 39 148

6 140 23 138 40 142

7 144 24 144 41 136

8 139 25 143 42 148

9 149 26 147 43 141

10 141 27 146 44 139

11 141 28 144 45 141

12 143 29 143 46 135

13 140 30 138 47 135

14 138 31 135 48 149

15 137 32 139 49 143

16 145 33 140 50 140

17 132 34 145

Pertama, Uji normalitas data diatas. Dasar Pengambilan keputusan nya, (Ho) jika nilai sig lebih
besar dari 0,05 maka data diatas bedistribusi normal. Namun jika sig lebih kecil dari 0,05 maka
data tersebut tidak normal (H1)
Hasil analisis diperoleh:
D = 0.1, p- value = 0.2416. kesimpulannya adalah Ho diterima karna p-value lebih besar dari 0,05.
Dengan begitu uji-t dapat dilakukan untuk melakukan pengujian hipotesis bagi data IQ mahasiswa
Universitas X.
Selanjutnya, Input data diatas menggunakan software SPSS. Lalu klik Analyze 
compare MeansOne sample t test

Masukkan variabel nya, lalu tulis test value data tersebut.

Nilai output keluar

One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
nilai ujian 50 141.00 4.527 .640

N: Populasi 50
Mean: rata-rata 141.00
Std Deviation: standar deviasi 4.527
Std. Error Mean: nilai rata-rata error 0.640
One-Sample Test
Test Value = 140
95% Confidence Interval of the
Difference
t df Sig. (2-tailed) Mean Difference Lower Upper
nilai ujian 1.562 49 .125 1.000 -.29 2.29

Nilat t tabel: 1.562


Df: derajat kebebasan :49
Sig. (2-tailed): p-value : 0.125
Mean difference : perbedaan rata-rata sampel dan hipotesis
95% Confidence Interval of Difference : batas atas dan bawah untuk selang kepercayaan 95 persen
-29 dan 2.29
Berdasarkan output SPSS diatas, bahwa nilai sig nya lebih besar dari 0,05. Maka Ho diterima,
artinya bahwa isu yang berkembang selama ini yang menyatakan bahwa rata rata IQ mahasiswa
Universitas X kurang dari 140 adalah tidak benar. Justru, rata rata IQ mahasiswa Universitas X
lebih besar atau setidaknya sama dengan 140.

b. Independent sample t-test

Seorang peneliti ingin mengetahui apakah terdapat perbedaan kemampuan investigasi matematis
antara siswa yang memperoleh pembelajaran creative problem solving (CPS) dibandingkan dengan
siswa yang memperoleh pembelajaran direct instruction (DI). Ia melakukan penelitian pada dua
kelas dengan menerapkan perlakuan yang berbeda. Selanjutnya, kedua kelas tersebut diberikan tes,
sehingga diperoleh hasil sebagai berikut.

Kemampuan Investigasi Siswa dengan pembelajaran CPS

Siswa XX ∣X−X∣ ∣X−X∣2

C1 78 4,300 18,490

C2 79 5,300 28,090
Siswa XX ∣X−X∣ ∣X−X∣2

C3 86 12,300 151,290

C4 87 13,300 176,890

C5 76 2,300 5,290

C6 73 0,700 0,490

C7 75 1,300 1,690

C8 64 9,700 94,090

C9 55 18,700 349,690

C10 56 17,700 313,290

C11 69 4,700 22,090

C12 78 4,300 18,490

C13 72 1,700 2,890

C14 78 4,300 18,490

C15 71 2,700 7,290

C16 70 3,700 13,690

C17 79 5,300 28,090


Siswa XX ∣X−X∣ ∣X−X∣2

C18 78 4,300 18,490

C19 81 7,300 53,290

C20 86 12,300 151,290

C21 70 3,700 13,690

C22 66 7,700 59,290

C23 53 20,700 428,490

C24 66 7,700 59,290

C25 67 6,700 44,890

C26 86 12,300 151,290

C27 86 12,300 151,290

C28 75 1,300 1,690

C29 74 0,300 0,090

C30 77 3,300 10,890

Jumlah 2211 2394,300

Rata-rata 73,700
Siswa XX ∣X−X∣ ∣X−X∣2

Simpangan baku 9,086

Kemampuan Investigasi Siswa dengan Pembelajaran DI

Siswa XX ∣X−X∣ ∣X−X∣2

D1 81 18,704 349,829

D2 64 1,704 2,903

D3 55 7,296 53,236

D4 56 6,296 39,643

D5 66 3,704 13,717

D6 53 9,296 86,421

D7 66 3,704 13,717

D8 72 9,704 94,162

D9 71 8,704 75,754

D10 65 2,704 7,310

D11 68 5,704 32,532

D12 63 0,704 0,495


Siswa XX ∣X−X∣ ∣X−X∣2

D13 52 10,296 10,6014

D14 57 5,296 28,051

D15 54 8,296 68,829

D16 83 20,704 428,643

D17 51 11,296 127,606

D18 62 0,296 0,088

D19 61 1,296 1,680

D20 63 0,704 0,495

D21 55 7,296 53,236

D22 62 0,296 0,088

D23 58 4,296 18,458

D24 59 3,296 10,866

D25 56 6,296 39,643

D26 66 3,704 13,717

D27 63 0,704 0,495


Siswa XX ∣X−X∣ ∣X−X∣2

Jumlah 1682 1667,630

Rata-rata 62,296

Simpangan Baku 8,009

Pertama, merumuskan hipotesis

H0:μ1=μ2
H1: μ1≠μ2
Menentukan t Tabel
Missal alpha=5 karena pengujian dua sisi maka alpha= 0.025
db=n1+n2–2=30+27−2=55
ttabel=t0.025,55=2.004
Menentukan t Hitung

Kriteria pengambilan keputusan


H0 diteirma ketika t hitung < t tabel. Sebaliknya, H0 ditolak ketika t hitung lebih besar dari t tabel.
Sehingga pada kasus ini ho ditolak
∣thitung∣=5.016>2.004=ttabel
kesimpulan, Karena H0 ditolak, maka disimpulkan bahwa ada perbedaan kemampuan investigasi
matematis antara siswa yang memperoleh pembelajaran creative problem solving (CPS) dan siswa
yang memperoleh pembelajaran direct instruction (DI).

C. Paired sample t test


Peningkatan kekuatan otot kelompok perlakuan dan pelatihan angkat dumbbell.

klik Analyze  compare Meanspaired sample t test


selanjutnya, masukkan variabel dari sampel berpasangan
Setelah kita melakukan langkah di atas, akan terbuka jendela Paired Samples T Test. Masukkan
variabel dari sampel berpasangan pada kotak Paired Variable. Pada kolom Variable 1
masukkan variabel pada kondisi pertama (Contoh: Test Awal) dan Variable 2 masukkan
variable pada kondisi kedua (Contoh: Test Akhir).
Setelah itu, hasil output keluar.

Tabel Paired Samples Statistics menunjukkan nilai deskriptif masing-masing variabel pada sampel
berpasangan.

 Tes Awal mempunyai nilai rata-rata (mean) 25.47 dari 15 data. Sebaran data (Std.
Deviation) yang diperoleh adalah 2.588 dengan standar error 0.668.
 Tes Akhir mempunyai nilai rata-rata (mean) 29.87 dari 15 data. Sebaran data
(Std.Deviation) yang diperoleh 3.777 dengan standar error 0.975.

Hal ini menunjukkan tes akhir pada data lebih tinggi dari pada tes awal. Namun rentang sebaran
data tes akhir juga menjadi semakin lebar dan dengan standar error yang semakin tinggi.
Tabel Paired Samples Correlations menunjukkan nilai korelasi yang menunjukkan hubungan kedua
variabel pada sampel berpasangan. Hal ini diperoleh dari koefisien korelasi Pearson bivariat
(dengan uji signifikansi dua sisi) untuk setiap pasangan variabel yang dimasukkan.

Tabel Paired Samples Test merupakan tabel utama dari output yang menunjukkan hasil uji yang
dilakukan. Hal ini dapat diketahui dari nilai signifikansi (2-tailed) pada tabel.

Nilai signifikansi (2-tailed) dari contoh kasus ini adalah 0.001 (p < 0.05). Sehingga hasil test awal
dan test akhir mengalami perubahan yang signifikan (berarti). Berdasarkan statistika deskriptif tes
awal dan tes akhir terbukti test akhir lebih tinggi. Dapat disimpulkan pelatihan angkat dumbell
dapat meningkatkan kekuatan otot.
DAFTAR PUSTAKA
Riduwan. 2013. Belajar mudah penelitian untuk guru-karyaean dan peneliti pemula.
Bandung: Alfabeta
Ridwan.2006. statistika untuk penelitian. Bandung : Alfabeta
Ridwan.2009. pengantar statistika sosial. Bandung : Alfabeta
Sugiyono.2010. statistika untuk penelitian. Bandung : Alfabeta.
Sugiyono.2009. statistika untuk penelitian. Bandung : alfabeta
http://datariset.com/olahdata/uji_satu_sampel/
https://proofficial.id/independent-sample-t-test-dengan-perhitungan-
secara-manual-dan-spss/

Anda mungkin juga menyukai