3.1 Kesimpulan....................................................................................................................... 8
1
1.3. Manfaat dan Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah terdapat manfaat dan tujuan yaitu
1. Untuk mengetahui biografi dan sejarah tokoh Jacques Derrida
2. Untuk mengetahui pemikiran yang dirumuskan oleh tokoh Jacques Derrida
pada zaman kontemporer
2
BAB II
PEMBAHASAN
Setelah Perang Dunia II, Derrida mulai mempelajari filsafat. Pada tahun 1949,
beliau pindah ke Paris dan mempersiapkan diri mengikuti ujian filsafat untuk masuk
ke sekolah bergengsi École Normale Supérieure. Derrida gagal di ujian pertamanya
ini, tapi dia kemudian lulus setelah mencoba untuk kedua kalinya pada tahun 1952.
Pada tahun 1957-1959, beliau kembali ke Aljazair untuk memenuhi kewajiban militer
dan kemudian mengajar bahasa Prancis dan Inggris untuk para anak tentara. 2 Tahun
kemudian Derrida kembali ke Prancis. Setelah mendapatkan gelar sarjana beliau resmi
mengajar di Hussel Archive, lalu pada tahun 1960 beliau mengajar filsafat di
Universitas Sorbonne. Tahun 1964-1965 Derrida kembali mengajar di Ecole Normal
Superiuere. Awal Derrida mulai dibahas di publik yaitu melalui dua artikel yang
membahas buku tentang sejarah dan bentuk penulisan dalam jurnal Critique.
3
Tahun 1960 di mana pada tahun ini banyak pemikir besar dari Prancis
bermunculan salah satunya adalah terbitnya salah satu karya monumental Foucault
yang berjudul Folie et déraison (Madness and Civilization). Di awal tahun 60an,
Derrida menerbitkan sebuah esai berdasarkan sebuah karya Levinas yang berjudul
Violence and Metaphysics. Di tahun 1967, Derrida kembali menerbitkan tiga buah
buku hasil karyanya sekaligus yakni Writing and Difference, Speech and Phenomena,
dan Of Grammatology. Setelahnya, banyak sekali karya-karya menganggumkan yang
diterbitkan oleh Derrida. Dalam menulis, Derrida sangat dipengaruhi oleh filsuf
Edmund Husserl dan ahli bahasa Ferdinand de Saussure. Buku pertama Derrida yang
berjudul The Origin of Geometry adalah terjemahan karya Husserl. Sedangkan dalam
bukunya yang berjudul Of Grammatology, Derrida menyampaikan pandangannya
terhadap pemikiran Saussure mengenai definisi bahasa.
Lalu menjadi seorang filsuf Perancis yang dianggap sebagai pengusung tema
dekonstruksi di dalam filsafat postmodern zaman kontemporer. Selama berada di École
Normale, Derrida mempelajari Hegel bersama seorang filsuf bernama Jean Hyppolite.
Pada tahun 1980 Derrida memperoleh gelar doktor dengan disertasi yang berjudul
“The Time of a Thesis : Puctuations”. Pada tahun 1986 beliau resmi diangkat sebagai
guru besar humaniora di Universitas California. Sampai sekarang universitas ini
menjadi salah satu perguruan tinggi yang memiliki koleksi tulisan Derrida paling
lengkap. Derrida juga memiliki beberapa penghargaan yaitu:
Selain penghargaan yang diperoleh terdapat beberapa karya penting yang dirintis oleh
Jacques Derrida yaitu :
4
• Marges de la philosophie (1972)
• Glas (1974)
• Éperons: les styles de Nietzsche (1978)
• De l'esprit: Heidegger et la question (1987)
• Spectres de Marx (1993)
• Force de loi (1994)
• Voyous (2003)
Di tahun 2003, Derrida didiagnosis menderita kanker pankreas yang kemudian
menghilangkan kemampuan berbicara dan bergeraknya. Derrida kemudian meninggal
dunia di sebuah rumah sakit di Paris pada tanggal 8 Oktober 2004.
Menurut Derrida dekonstruksi bukan suatu analisis, bukan kritik, bukan suatu
metode, bukan aksi maupun operasi. Jadi singkatnya dekonstruksi bukan merupakan
5
suatu alat penyelesaian dari “suatu subjek individual atau kolektif yang berinisiatif dan
menerapkannya pada suatu objek, teks, atau tema tertentu”. Dapat disimpulkan bahwa
dekonstruksi adalah suatu peristiwa yang tidak menunggu pertimbangan, kesadaran,
dari suatu subjek, atau bahkan modernitas. Kata dekostruksi diadaptasi oleh Derrida
dari kata destruksi yang ada dalam pemikiran Heidegger. Terdapat tiga poin penting
dalam dekonstruksi Derrida, yaitu:
Selain itu, terdapat Derrida meringkas 3 kalimat yang merupakan prinsip dari
dekonstruksi yaitu, sans savoir, sans voir, dan sans avoir yang artinya (tidak
mengetahui, tidak melihat, dan tidak memiliki). Sans savoir menggambarkan bahwa
sebuah tekst tidak selalu dapat ditangkap oleh penafsir secara totalitasnya. Sans
savoir menandakan sebuah batas yang tidak mungkin lagi dilalui oleh pengetahuan.
Sans voir, mengisyaratkan sebuah keterbatasan indera dan penglihatan kita akan
kebenaran. Sans avoir kebenaran tidak lagi berada di pangkuan penafsir, melainkan
bergerak menyebar ke penafsir lain yang berbeda. Derrida mengakui bahwa
dekonstruksi akan tampak mencemaskan bagi sang pemburu makna (Al-Fayyadl,
2005).
6
oposisi terhadap apa yang melebihinya: Oleh karena itu, dalam contoh yang
diberikan, dia mengidentifikasi apa yang dia sebut proto-tulisan, yang bukan ucapan
atau tulisan dalam pengertian konvensional, tetapi apa yang merupakan kondisi
semua bentuk bahasa. Dekonstruksi tidak terletak pada bacaan baru saja, tetapi dalam
penjajarannya dengan bacaan-bacaan sebelumnya, yang dengan demikian tidak
digantikan sebanyak yang dipahami sebagai milik sejarah teks.
BAB III
PENUTUP
7
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian materi dari makalah ini dapat disimpulkan bahwa :
1. Jacques Derrida lahir di El Biar, Aljazair pada tanggal 15 Juli 1930. Ia dilahirkan dengan
nama Jackie Elie Derrida. Pada tahun 1949, beliau pindah ke Paris dan mempersiapkan
diri mengikuti ujian filsafat untuk masuk ke sekolah bergengsi École Normale
Supérieure. Tahun 1957-1959, beliau kembali ke Aljazair untuk memenuhi kewajiban
militer dan kemudian mengajar bahasa Prancis dan Inggris untuk para anak tentara. Di
tahun 1967, Derrida kembali menerbitkan tiga buah buku hasil karyanya sekaligus
yakni Writing and Difference, Speech and Phenomena, dan Of Grammatology.
Setelahnya, banyak sekali karya-karya menganggumkan yang diterbitkan oleh Derrida.
Dalam menulis, Derrida sangat dipengaruhi oleh filsuf Edmund Husserl dan ahli bahasa
Ferdinand de Saussure. Derrida juga memiliki beberapa penghargaan mendapat gelar
doktor kehormatan dari 6 kampus ternama dan beberapa karya penting yang dirintis
dari tahun (1967-2003).
2. Dekonstruksi yang dipopulerkan Derrida menjadi suatu metode sekaligus teori kritis.
Menurut Derrida dekonstruksi bukan suatu analisis, bukan kritik, bukan suatu metode,
bukan aksi. Jadi singkatnya dekonstruksi bukan merupakan suatu alat penyelesaian dari
“suatu subjek individual dan menerapkannya pada suatu objek, teks, atau tema tertentu”
dekonstruksi menjadi upaya untuk memahami teks, baik teks literatur ataupun realitas
itu sendiri, lalu mengubahnya untuk memperoleh makna yang baru. Walaupun
dekonstruksi yang dipopulerkan Derrida sangat membawa dampak yang luar biasa bagi
ilmu-ilmu sosial secara umum, namun teori ini juga mempunyai kelemahan. Kebebasan
yang dimiliki setiap orang untuk menafsir makna sehingga makna selalu tertunda
dengan kata lain tidak ada makna dan tidak ada kepastian. Makna atau kebenaran atau
apapun istilahnya selalu tertunda bahkan relatif. Selain itu, sulit menemukan ketenagan,
keteguhan dan kenyamanan merupakan kelemahan dari dekonstruksi karena segala
sesuatu terus dilakukan dekonstruksi tanpa henti. Terdapat 3 kalimat yang merupakan
prinsip dari dekonstruksi yaitu, sans savoir, sans voir, dan sans avoir.
8
DAFTAR PUSTAKA
Lubis , Akhyar Yusuf. 2014. Filsafat Ilmu Klasik Hingga Kontemporer. Jakarta : PT . RAJA
GRAFINDO PERSADA.
Siregar, Mangihut. 2019. "Kritik Terhadap Teori Dekonstruksi Derrida." Journal of Urban
Sociology 67.