Anda di halaman 1dari 4

Jamaah sholat Jumat ra

Apabila kita berbicara mengenai keimanan, maka berhubungan juga dengan sebuah
keyakinan, karena bentuk dari keimanan yaitu dengan yakin dan percaya kepada semua
ketetapan Allah ta’ala.

Lalu salah satu cara agar keyakinan kita bisa benar2 terwujud, yaitu dengan cara selalu
berkhusnudzon atau berprasangka baik kepada allah taa’la.

Karena Bagaimana mungkin di dalam hati kita bisa berkumpul sebuah keyakinan, akan tetapi
kita selalu berprasangka buruk kpda allah.

Husnuzan dalam ketaatan kepada Allah Ta’ala harus menjadi hal utama yang tertanam pada
perasaan dan pikiran manusia.

husnuzan sendiri bisa diartikan sebagai sikap serta cara pandang yang menyebabkan
seseorang melihat sesuatu secara positif dan dibekali dengan hati yang bersih, serta tindakan
yang lurus.

Lalu Ada sebuah hadist,

َ – ِ‫ َأ َّن َرس ُْو َل هللا‬: – ُ‫ض َي هللاُ َع ْنه‬


، – ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬ ِ ‫َو َع ْن َأبِي هُ َر ْي َرةَ – َر‬
‫ فَِإ ْن َذ َك َرنِي‬، ‫ َوَأنَا َم َعهُ ِإ َذا َذ َك َرنِي‬، ‫ظنِّ َع ْب ِدي بِي‬
َ ‫ َأنَا ِع ْن َد‬: ‫ (( يَقُ ْو ُل هللاُ تَ َعالَى‬: ‫قَا َل‬
ٌ َ‫ َوِإ ْن َذ َكرنِي فِي َمٍأَل َذ َكرْ تُهُ فِي َمٍأل َخي ٍْر ِم ْنهُ ْم )) ُمتَّف‬، ‫ َذ َكرْ تُهُ فِي نَ ْف ِسي‬، ‫فِي نَ ْف ِس ِه‬
‫ق‬
‫َعلَ ْي ِه‬
Dari Abu Hurairah RA, dia berkata,”Rasulullah bersabda,’ Sesungguhnya Allah berkata: "Aku sesuai
prasangka hambaku pada-Ku dan Aku bersamanya apabila ia memohon kepada-Ku" (HR Muslim)

Dalam hadits ini tersirat sebuah ajakan dari Rasulullah SAW agar kita berusaha selalu dekat
dengan Allah SWT, berbaik sangka (husnudzan) dan tidak berburuk sangka (su'udzhan)
kepada-Nya. Karena prasangka Allah SWT akan sesuai dengan prasangka hamba-Nya. Bila
seorang hamba berprasangka bahwa Allah itu jauh, maka Allah pun akan "menjauh",
sebaliknya bila ia berprasangka bahwa Allah itu dekat, maka Allah pun akan "mendekat".

Lewat hadits ini Rasulullah SAW pun mengajarkan umatnya untuk selalu berpikir positif
dalam segala hal. Karena semua kejadian, apa pun itu, berada sepenuhnya dalam genggaman
Allah SWT dan terjadi karena seizin-Nya. Dengan berpikir positif juga, kita akan mampu
menyikapi setiap kejadian dengan cara terbaik.

Selain itu, kita pun akan mampu menghadapi hidup dengan optimis. Karena Hakikatnya
Allah tidak pernah membuat jarak dengan manusia. Manusia sendiri lah yang membuat jarak
dengan Allah. Demikian pula, Allah tidak pernah menghambat manusia untuk sukses, tapi
manusia sendiri lah yang menghalangi dirinya untuk sukses. Kunci dari semua itu adalah
pikirannya. Karena Manusia adalah bentukan pikirannya.

Sebuah penelitian yang dilakukan Harvard University membuktikan bahwa kesuksesan


seseorang 85 persen ditentukan sikap, dan 15 persen sisanya ditentukan keterampilan dan
intelektualitas. Sikap itu sendiri dibentuk oleh pikiran. Dengan kata lain, 85 persen
kesuksesan dan kegagalan ditentukan oleh kualitas pikiran. Dalam konteks bahasan ini,
kesuksesan untuk dekat dengan Allah sangat dipengaruhi sejauh mana kita berpikir positif
tentang Allah SWT.

Begitu juga dengan menghafal quran, kita harus husnudzon kepada Allah taala bahwa kita
pasti bisa menghafal al quran secara sempurna 30 Juz,

Karena bagaimana allah yakin kepada diri kita untuk bisa menghafal al quran 30 Juz, apabila
diri kita sendiri tidak yakin bahwa kita bisa menghafal al quran 30 Juz, kita tidak
berhusnudzon kepada diri kita dan kepada Allah taala.

Akan tetapi saya juga banyak menemukan orang yg menghafal al quran tidak yakin kepada
dirinya, dia ragu kepada dirinya sendiri, apakah dirinya bisa menghafal 30 Juz al quran,

Apakah bisa menghfal alquran 30 juz yg bgtu banyak dan tebal?

Banyak dari mereka yg mengeluh seperti ketika menghafal ayat2 tertentu, ayat ini mah
pendek2 jadi susah dihafal, atau sebaliknya ayatnya terlalu panjang jadi susah dihafal, juz ini
mah sulit dihafal, surat ini mah susah dihafal, Mereka sudah berfikir al quran itu sulit utk
dihafal maka kenyataannya yg terjadi dia jadi sulit menghafalnya karena mindset dari awal
sudah salah dia sudah mengatakannya sulit utk dihafal.

Seolah-olah yg disalahkan juga malah al qurannya, padahal yg harusnya disalahkan itu diri
kita sendiri, kita harus instrospeksi diri mengapa bisa seperti itu, bukan malah menyalahkan
al qurannya, bisa jadi niat kita salah, usaha kita belum maksimal, kita maasih sering
melakukan dosa dan maksiat, jadi sebenarnya memang diri kita yg belum pantas.

Kita perbaiki terlebih dahulu mindset kita, kita harus menanamkan di pikiran kita bahwa al-
quran itu mudah, ayat2 nya mudah, semuanya mudah, tidak ada yg sulit sedikitpun, saya pasti
bisa menghafal al-quran 30 juz.
Sehingga kita yakin, bahwa al quran mudah utk dihafalkan, semua ayat2nya, semua
surat2nya mudah utk dihafalkan, maka kita pun akan mudah dalam menghafal al quran,
isyaallah.

Maka dari itu sebuah keyakinan dan husnudzon itu sangat penting di dalam kehidupan kita

Kita harus Percaya dan yakin sepenuhnya kepada Allah.

Keyakinan ini harus 100 persen, tidak boleh ragu sedikitpun. Jika sudah yakin, maka harus
ada bukti menyerahkan diri kita dalam semua hal tanpa ada kecuali.

Contohnya Saat keluar dari gedung-gedung perkantoran atau hotel yang punya pintu
otomatis, kita yakin bahwa pintu otomatis akan terbuka saat kita akan keluar sehingga kita
yakin tidak akan terjebak di dalam gedung/hotel. Untuk masalah pintu buatan manusia saja
kita bisa yakin, maka seharusnya kita lebih yakin kepada Allah pencipta manusia.
Lalu sudahkah kita yakin dengan firman Allah, "fainna ma'aal 'usri yusro. Inna ma'al 'usri
yusro"? Diulang dua kali, bahwa bersama kesulitan ada kemudahan. Bahkan ada ahli tafsir
menyatakan satu kesulitan, akan ada dua kemudahan. Namun, mengapa kita sering tidak
yakin bahwa selalu ada jalan keluar otomatis dari Allah atas setiap masalah kita?
Begitu juga dengan firman Allah taala di surat Al-Qomar : Walaqod yassarnal quran

‫َولَقَ ْد يَسَّرْ نَا ْالقُرْ ٰا َن لِل ِّذ ْك ِر فَهَلْ ِم ْن ُّم َّد ِك ٍر‬
Tafsir dari ayat tersebut di dalam kitab Tafsir Al-Muyassar yaitu :

Sungguh Kami telah memudahkan lafazh al-Quran untuk dibaca dan dihafal, serta
memudahkan makna-maknanya untuk dipahami dan direnungkan bagi siapa yang ingin
memahami dan mengambil pelajaran. Adakah orang yang mengambil pelajaran?
Allah menyebutkannya ayat tersebut di dalam surat al qomar hingga 4 kali atau 4 ayat,
Namun mengapa kita masih tidak yakin kepada janji Allah di ayat ini? Padahal justru apabila
kita benar2 yakin dan percaya terhadap ayat tersebut, maka allah akan mudahkan kita dalam
menghafalkan al quran,
Begitupun sebaliknya apabila kita tidak percaya dan tidak yakin atau ragu terhadap ayat tsb,
maka kita juga akan sulit dalam menghafalkan alquran.
Maka dari itu Apa pun yang ditetapkan Allah Ta’ala kepada manusia pasti merupakan yang
terbaik untuk dijalaninya. Pasti ada hikmah besar di balik semua yang Allah Ta’ala tetapkan
untuk manusia. Meskipun keterbatasan pikiran dan perasaan manusia belum bisa melihatnya
Akan tetapi Dasar manusia sukanya mengeluh. Diberi sakit, mengeluh, kehilangan uang
mengeluh, sulit menghafal mengeluh, diberi kesusahan sedikit saja mengeluh, seolah lupa
bahwa Allah Maha Mengetahui, Maha Adil, Maha Bijaksana, Maha Penyayang, dsb

Hati kebanyakan manusia belum bisa merasakan kebenaran ketetapan Allah Ta’ala, dan
menurut pendapat pikiran manusia terkadang melihat ada hal lain yang lebih baik.
Padahal tidak mungkin apapun yang ditetapkan Allah tidak ada gunanya. Kalaulah dibukakan
sedikit saja pintu hikmah, kita akan melihat setiap peristiwa yang terjadi pada kita, adalah
baik bagi kita.
Contohnya Seorang santri yg sulit dalam menghafalkan alquran, perlu berbaik sangka dan
bersyukur pada Allah, karena bisa jadi, dengan sulitya menghafal itu, dia jadi bisa berlama-
lama dengan alquran. Dia juga bisa mendapatkan banyak pahala. Bisa jadi juga ketika dia
diberi mudah dan cepat dalam menghafalkan al quran, dia malah bermalas-malasan, dan
dapat membuatnya menjadi riya dan ujub. Jadi mari belajar bahwa setiap peristiwa pasti ada
hikmahnya. Setiap masalah pasti ada solusinya.
Mari kita belajar dari kisah Nabi Musa. Saat ditantang oleh sekumpulan ahli sihir pilihan
Firaun, Nabi Musa tidak punya strategi apapun untuk menghadapi mereka. Nabi Musa hanya
yakin bahwa Allah akan menolongnya. Ketika ditanya oleh para ahli sihir, siapa yg beraksi
duluan, Nabi Musa mempersilakan ahli sihir beraksi duluan. Ahli sihir membuat ular dari
sihirnya. Setelah ahli sihir beraksi, Nabi Musa masih belum tahu cara menghadapi ahli sihir
tersebut. Barulah turun perintah Allah agar Nabi Musa melemparkan tongkatnya yang
kemudian berubah menjadi ular besar yang memakan ular-ular dari ahli sihir sehingga para
ahli sihir menyerah dan beriman kepada Tuhannya Nabi Musa.
Sebentar lagi kita juga akan merayakan hari raya idul adha, dimana kita sering mendengar
kisah nabi ibrahim yg diperintah oleh allah untuk menyembelih anaknya sendiri yaitu nabi
ismail, dngan keyakinan luar biasa dan husnudzon kpda allah,bahwa apa yg diperintahkan
oleh allah pasti ada maknanya, pasti ada hkmahnya
Pada kisah lain, ketika Nabi Musa dan rombongannya dikejar oleh Firaun dan tentaranya
sehingga terjebak di pinggir lautan, secara akal manusia, Nabi Musa dan rombongannya akan
tertangkap Firaun. Rombongan Nabi Musa sudah ketakutan akan terbunuh oleh Firaun dan
tentaranya. Namun, lagi-lagi Nabi Musa yakin Allah akan menolongnya. Barulah turun
perintah untuk memukulkan tongkat Nabi Musa sehingga lautan berubah menjadi daratan,
dan selamatlah Nabi Musa dan rombongan.
Jangan salah tangkap, bukan tongkat Nabi Musa yang ajaib. Itu hanya tongkat biasa, namun
karena Allah yang menurunkan perintah, maka apapun bisa terjadi. Kalau Allah mau, selalu
saja ada jalan atas setiap masalah. Kun fayakun. Pertanyaannya, sudahkah kita mendekat
pada Allah? Sudah yakin pada Allah?
Kita juga pernah mendengar kisah Ali bin Abi Thalib yang karena begitu yakin dengan salah
satu kandungan ayat Alquran. beliau menginfakkan sebagian hartanya untuk pengemis.
Tetapi apa yang terjadi kemudian? Ali mendapat ganti sepuluh kali lipat dari yang
diinfakkan. Tidak masuk akal memang, tetapi inilah fakta. Sebenarnya, para sahabat
mengungguli kita bukan karena banyaknva shalat yang mereka dirikan. Mereka mengungguli
kita dengan keyakinan mereka yang begitu dahsyat. Keyakinan akan kuasa Allah. Keyakinan
akan janji-janji Allah dalam kitab suci-Nya. Serta keyakinan atas apa yang disampaikan
Allah dan Rasul-Nya.

Maka dari itu kita sebagai muslim yang baik, Kita harus selalu yakin dan berhusnudzon kpda
allah taala.

Anda mungkin juga menyukai